PENGGUNAAN PERMAINAN EGRANG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI PAUD HARAPAN BUNDA :Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B PAUD Harapan Bunda Tahun Pelajaran 2013/2014:.

(1)

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B PAUD Harapan Bunda Tahun Pelajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh :

HERI SUTANTO NIM. 1009371

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK


(2)

NIM. 1009371

PENGGUNAAN PERMAINAN EGRANG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MOTORIK KASAR ANAK DI PAUD HARAPAN BUNDA ( Penelitian Tindakan Kelas di PAUD HARAPAN BUNDA Tahun Ajaran

2013/2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Rudiyanto, S.Pd, M.Si NIP:197406171999031003

Pembimbing II,

Dr. Mubiar Agustin, M.Pd NIP:197708282003121002

Mengetahui

Ketua Program Studi PGPAUD


(3)

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGGUNAAN PERMAINAN EGRANG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MOTORIK KASAR” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan pada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Yang membuat pernyataan,

Ttd

HERI SUTANTO


(4)

PENGGUNAAN PERMAINAN EGRANG

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI PAUD HARAPAN BUNDA

ABSTRAK

Permasalahan yang di angkat dalam permasalahan ini adalah penggunaan permainan egrang untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak di PAUD Harapan Bunda kurang berkembang. Dalam proses pembelajaran anak kurang termotivasi dan banyak anak yang tidak memperhatikan karena bermain sendiri. Hal ini di sebabkan oleh faktor proses pembelajaran yang tidak relevan dan menarik bagi anak, karena guru belum menggunakan metode pembelajaran dan media yang cocok, dalam pelaksanaannya cenderung secara klasikal juga masih berpusat pada guru, tanpa melibatkan anak secara aktif dan tanpa memperhatikan kemampuan dasar siswa yang dimilikinya baik dari segi pengetahuan, sikap dan keterampilannya. Akibatnya anak kurang aktif dan hasilnyapun kurang memuaskan

Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak. Media yang diterapkan dalam pembelajaran ini adalah media gambar. Penelitian ini merupakan relevansi dari peneliti sebelumnya, dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak dengan permainan egrang. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan permainan egrang kemampuan motorik kasar anak mengalami peningkatan baik proses pembelajaran maupun perolehan hasil belajar.

Sebagai implementasinya, dilakukan penelitian tindakan kelas pada proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam 2 siklus dengan menggunakan permainan egrang. Teknik pengumpulan data penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pedoman observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan, lembar observasi, lembar evaluasi, dan kamera. Data yang diperoleh dianalisis dan direfleksi dengan menggunakan metode deskripsi kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa yang dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa yang sebagian besar anak mencapai nilai BSB.


(5)

USE OF GAMES STILTS

SKILLS MOTORIK ROUGH TO INCREASE CHILD ECD HOPE IN MOTHER

ABSTRACT

The problems in the lift in this problem is the use of stilts games to improve children's gross motor skills in early childhood Harapan Bunda less developed . In the learning process less motivated children and many children do not pay attention because the play itself . This is caused by factors that are not relevant to the learning process and appeal to children , because teachers have not been using learning methods and media are matched , the implementation tends to be classical is still centered on the teacher , without actively involving children , and without regard to the basic skills of students both in terms of its knowledge , attitudes and skills . As a result, children are less active and the results are less satisfactory

This study was conducted to improve students' creativity in improving gross motor skills in children . Media were applied in this study is the media image . This study is the relevance of previous research , in improving gross motor skills in children with games stilts . After implementing learning to use stilts games gross motor skills a child has increased both the learning process and the acquisition of learning outcomes .

For its implementation , conducted action research in the learning process carried out in two cycles using stilts game . Research data collection techniques implemented using observation , interview, field notes , observation sheets , evaluation sheets , and camera . Data were analyzed and reflected by a qualitative description of the method . The results of this study showed an increase in student learning activities that can be seen from the increase in student learning outcomes that most children achieve the BSB .


(6)

Heri Sutanto, 2014

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Perumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Kajian Tentang Motorik Kasar ... 7

2. Hakekat Media ... 12

3. Hakekat Anak Usia 5-6 Tahun ... 12

BAB III METODE PENELITIAN a. Lokasi dan Subjek ... 16

b. Desain penelitian ... 16

c. Definisi Operasional ... 24

d. Instrumen ... 25

e. Teknik Pengumpulan Data ... 26

f. Analisis Data ... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi umum Lokasi dan Subjek penelitian ... 28

1. Gambaran Umum PAUD Harapan Bunda ... 28

2. Kurikulum di PAUD Harapan Bunda ... 29

3. Keadaan Guru Dan Siswa Di PAUD Harapan Bunda ... 30

4. Sarana dan prasarana PAUD Harapan Bunda ... 31


(7)

Heri Sutanto, 2014

B. Pembahasan Hasil Penelitian dan Perbaikan Pembelajaran ... 41 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan ... 46 B. Saran Tindak Lanjut ... 47 DAFTAR PUSTAKA ... 48 LAMPIRAN - LAMPIRAN


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dunia pendidikan sekarang ini secara nyata telah berkembang pesat, hal ini terlihat jelas dengan adanya usaha meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, melalui proses belajar mengajar dengan paradigma baru yaitu bahwa pengetahuan tidak begitu saja bisa ditransfer oleh guru ke pikiran siswa, tetapi pengetahuan tersebut dikonstruksi di dalam pikiran siswa itu sendiri. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa (teacher centered), tetapi yang lebih diharapkan adalah bahwa pembelajaran berpusat pada siswa (student

centered). Dalam kondisi seperti ini, guru atau pengajar lebih banyak berfungsi

sebagai fasilitator pembelajaran. Jadi, siswa atau pebelajar sebaiknya secara aktif berinteraksi dengan sumber belajar, berupa lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah guru itu sendiri, siswa lain, kepala sekolah, petugas perpustakaan, bahan atau materi ajar (berupa buku, modul, selebaran, majalah, rekaman video, atau audio, dan yang sejenis).

Berkembangnya paradigma diatas dibarengi juga dengan perkembangan teknologi media pendidikan. Dunia pendidikan diharapkan mampu mempersiapkan sumber daya manusia yang dapat bersaing di era globalisasi melalui pengajaran yang berbasis student-centered dan juga penggunaan teknologi media pembelajaran yang sesuai dengan zaman. Media pembelajaran merupakan


(9)

wahana dan penyampaian informasi atau pesan pembelajaran pada siswa. Dengan adanya media dalam proses belajar mengajar, diharapkan dapat membantu guru dalam meningkatkan prestasi belajar pada siswa. Oleh karena itu, guru di harapkan dapat menghadirkan media yang sesuai bagi kurikulum dan tentunya menarik, demi tercapainya tujuan pembelajaran. Media pembelajaran setiap tahun selalu mengalami perkembangan, karena masing-masing media memiliki kekurangan berdasarkan penggunaannya. Peserta didik juga cepat dapat merasakan kebosanan dan kejenuhan apabila media yang digunakan itu-itu juga, tidak menarik dimana media yang kurang menarik akan bersifat verbalistik, seperti media yang berupa teks book panjang yang membosankan. Oleh karena itu perlu sekali diadakannya perbaikan media guna menunjang proses belajar mengajar. Harus diakui, bahwa keberhasilan dalam proses pembelajaran tidak lepas dari media dan bahan ajar yang baik yaitu yang dapat menarik minat siswa, sesuai dengan bidang studi dan tidak melenceng dari kurikulum.

Mutu pendidikan Taman Kanak – kanak dapat meningkat sekarang ini dan tentunya akan meningkat terus di masa mendatang dengan keberadaan awal yang telah mengenal dan memberikan pembelajaran dengan teknologi media pembelajaran yang menarik minat siswa, membangkitkan kembali minat siswa untuk mempelajari kembali materi yang disajikan dan memungkinkan siswa untuk berinteraksi langsung dengan media ajar tersebut. Salah satu penunjang kecerdasan anak adalah kemampuan motorik kasar anak yang baik.


(10)

Pesatnya perkembangan dunia pendidikan juga dapat dilihat dari berkembangnya materi pembelajaran atau kurikulum, seperti adanya kurikulum merangsang kemampuan motorik kasar anak di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini. Kempuan motorik kasar pada anak usia dini sangant penting sekali, karna kemampuan motorik kasar merupakan yang menentukan keseimbangan anak secara pisik, mulai kemampuan berjalan, loncat dan yang lainnya. Kemampuan motorik kasar akan menjadi permasalahan yang sangant berpanganruh pada anak apabila tidak dirangsang penggunaannya sejak dini. Oleh karena itu kami mencoba mengunakan permainan egrang sebagai salah satu alternative untuk merangsang perkembangan motorik kasar anak.

Selama ini proses merangsang atau meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak di PAUD Harapan Bunda salah satunya adalah dengan menggunakan teknik permainan egrang. Permainan egrang ini oleh para guru dirasakan cukup efektif, karena siswa dapat menggunakan panca indera yang dimilikinya secara cukup optimal (mendengar, melihat dan juga menjaga keseimbangan badan). Semakin banyak panca indera yang digunakan oleh siswa maka sesuatu yang dipelajari akan mudah diterima dan diingat, akhirnya media dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih baik dan menyerap pelajaran lebih cepat.

Berdasarkan uraian di atas penulis membuat penelitian yang berjudul

“Penggunaan Permainan Egrang Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak di PAUD Harapan Bunda”.


(11)

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :

1. Kemampuan motorik kasar anak di PAUD Harapan Bunda kurang maksimal.

2. Kurang efektifnya metode pembelajaran dalam merangsang motorik kasar di PAUD Harapan Bunda.

3. Apakah penggunaan permainan egrang dapat mempermudah anak dalan meningkatkan kemampuan motorik kasar?

C. Perumusan Masalah

Untuk mengarah kepada pokok permasalahan yang di teliti maka masalanya di rumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanaa kondisi objektif kemampuan motorik kasar anak di PAUD Harapan Bunda?

2. Bagaimana penerapan pengunaan permainan egrang untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak di PAUD Harapan Bunda?

3. Bagaimana peningkatan kemampuan motorik kasar anak di PAUD Harapan Bunda setelah menggunakan mengunakan permainan egrang sebagai media ajar?


(12)

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kemampuan motorik kasar anak di PAUD Harapan Bunda.

2. Untuk mengetahui penerapan penggunaan permainan egrang daam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh pelaksanaan penggunaan permainan egrang terhadap kemampuan motorik kasar anak di PAUD Harapan Bunda.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan dari tujuan penelitian yang dikemukakan diatas maka hasil penelitian diharapkan memberi manfaat secara teoritis dan manfaat praktis. Adapun maanfaat teoretis dan manfaat praktis yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoretis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan referensi dibidang pendidikan pada anak usia dini, terutama dalam hal kemampuan motorik kasar anak yang sangant ber pengaruh pada pengembangan minat belajar anak melalui media pembelajaran.


(13)

Adapun manfaat praktis yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Sebagai bahan informasi tentang pentingnya metode dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak.

b. Para guru khususnya dan para praktisi pendidikan pada umumnya sebagai referensi bahwa kemampuan motorik kasar anak, penting untuk di perhatikan secara spesifik berdasarkan kemampuan dan karakteristik anak.

c. Memberikan masukan kepada mahasiswa dan pendidik anak usia dini dalam membuka cakrawala berfikir mereka akan pentingnya media pembelajaran.

F. Struktur Organisasi Skripsi 1. BAB 1 PENDAHULUAN

a. Latar belakang penelitian b. Rumusan masalah penelitian c. Tujuan penelitian

d. Manfaat penelitian

e. Struktur organisasi skripsi 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA 3. BAB III METODE PENELITIAN

a. Lokasi dan subjek b. Desain penelitian


(14)

c. Definisi Operasional d. Instrumen

e. Teknik pengumpulan data f. Analisis data

4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

a. Lokasi dan subjek

Penelitian ini dilakukan di Pendidikan Anak Usia Dini Harapan Bunda terletak di Kecamatan Cisompet Kabupaten Garut. Waktu penelitian dilakukan selama 1 bulan dan tindakan siklus 1 dilakukan minggu pertama pada bulan September 2013.

Subyek dalam penelitian ini adalah anak didik kelompok Pendidikan Anak Usia Dini Harapan Bunda terletak di Kecamatan Cisompet Kabupaten Garut sejumlah 15 anak.

b. Desain penelitian

Spenelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian tindakan kelas yang akan dilakuan di Pendidikan Anak Usia Dini Harapan Bunda terletak di Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut, dengan menggunakan 2 siklus pembelajaran yang akan dilakukan dalan 4 kali pertemuan pembelajaran

Rancangan tindakan pada penelitian ini, direncanakan terdapat 2 siklus, setiap siklus dibagi menjadi 2 pertemuan setiap pertemuan terdiri 4 bagian yaitu, perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun kegiatan yang di laksanakan setiap siklus secara terperinci di uraikan sebagai berikut:


(16)

1. Siklus I Pertemuan I

Kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama pertemuan I meliputi: a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut: 1) Menyusun Rancangan Kegiatan Harian (RKH)

2) Membuat lembar observasi mengenai peningkatan kemampuan motorik kasar pada anak dengan menggunakan permainan egrang.

b. Pelaksanaan tindakan

Kegiatan Guru pada hari pertama 1) Kegiatan awal

a) Guru meminta anak berbaris memasuki ruangan kelas.

b) Guru memulai dengan salam dan meminta anak didik untuk berdoa sebelum melaksanakan kegiatan

2) Kegiatan Inti

a) Guru mengemukakan tema yang akan diajarkan.

b) Gurumenjelaskan tentang apa itu permainan egrang kepada anak. c) Guru menjelaskan teknik mengunakan permainan egrang kepada anak. d) Guru membimbing anak dalam pelaksanaan kegiatan permainan egrang

untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak. e) Guru mengamati atau mengobservasi anak


(17)

a) Guru meminta anak mencuci tangan.

b) Guru meminta anak berdo’a sebelum dan sesudah makan. c) Guru meminta anak untuk bermain

4) Kegiatan akhir

a) Guru meminta anak untuk bernyanyi.

b) Guru meminta anak berdo’a untuk pulang dan mengucapkan salam c. Pengamatan / Observasi

Pengamatan dilakukan oleh peneliti di dalam kelas, yakni pada saat penyelenggaraan proses pembelajaran oleh guru. Pengamatan dan pemantauan dilakukan secara komprehensif terhadap pelaksanaan penelitian tindakan dan perilaku-perilaku anak dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan panduan dan instrument penelitian yang telah dibuat sebelumnya, sehingga diperoleh data-data empirik tentang kemampuan motorik kasar pada anak

d. Refleksi

Refleksi dilakukan pada saat berakhirnya semua kegiatan yang dilakukan. Refleksi pada siklus pertama ini dilakukan dengan cara melakukan diskusi dengan guru lain (observer) mengenai: (1) Analisis mengenai tindakan yang baru dilakukan, (2) Mengulas dan menjelaskan intervensi, dan penyimpulan data yang diperoleh.

2. Siklus I Kegiatan II


(18)

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut : 1) Menyusun Rancangan Kegiatan Harian (RKH)

2) Membuat lembar observasi tentang peningkatan kemampuan motorik kasar melalui permainan egrang pada anak didik.

b. Pelaksanaan tindakan

Kegiatan Guru pada hari kedua 1) Kegiatan awal

a) Guru meminta anak berbaris memasuki ruangan kelas.

b) Guru memulai dengan salam dan meminta anak didik untuk berdoa melaksanakn kegiatan

2) Kegiatan Inti

a) Guru mengemukakan tema yang akan diajarkan pada hari itu.

b) Guru menjelaskan lagi tentang apa itu permainan egrang kepada anak. c) Guru menjelaskan teknik permainan egrang kepada anak.

d) Guru membimbing anak dalam pelaksanaan kegiatan permainan egrang. e) Guru mengamati atau mengobservasi anak

3) Kegiatan istirahat

a) Guru meminta anak mencuci tangan.

b) Guru meminta anak berdo’a sebelum dan sesudah makan. c) Guru meminta anak untuk bermain.


(19)

a) Guru meminta anak untuk melafalkan doa’ doa pendek.

b) Guru meminta anak berdo’a untuk pulang dan mengucapkan salam

c. Pengamatan / Observasi

Pengamatan dilakukan oleh peneliti di dalam kelas, yakni pada saat penyelenggaraan proses kegiatan berlangsung oleh guru. Pengamatan dan pemantauan dilakukan secara komprehensif terhadap pelaksanaan penelitian tindakan dan perilaku-perilaku anak dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan panduan dan instrumen penelitian yang telah dibuat sebelumnya, sehingga diperoleh data-data empirik tentang kemampuan motorik kasar pada anak.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan pada saat berakhirnya semua kegiatan yang dilakukan. Refleksi pada siklus pertama ini dilakukan dengan cara melakukan diskusi dengan guru lain (observer) mengenai: (1) Analisis mengenai tindakan yang baru dilakukan, (2) Mengulas dan menjelaskan intervensi, dan penyimpulan data yang diperoleh.

1. Siklus II Kegiatan I

Kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua a. Perencanaan


(20)

Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus pertama maka tahap perencanaan siklus kedua ini dilakukan kegiatan sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi kembali faktor-faktor penyebab dan gejala perilaku anak yang mengindikasikan kurang meningkatnya kemampuan motorik kasar pada anak.

2) Merumuskan kembali alternatif tindakan pembelajaran dengan penggunaan tehnik permainan egrang sebagai upaya meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak.

3) Menyusun rancangan tindakan pembelajaran dengan menggunakan permainan egrang yang dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak.

b. Pelaksanaan tindakan Kegiatan Guru pada hari pertama 1. Kegiatan awal

a) Guru meminta anak berbaris memasuki ruangan kelas.

b) Guru memulai dengan salam dan meminta anak didik untuk berdoa melakukan kegiatan

Teknik pelaksanaan kegiatan

a) Guru mengecek kehadiran anak didik.

b) Guru mengemukakan tema yang akan diajarkan.

c) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan berupa kegiatan pengamatan terhadap kemampuan motorik kasar terhadap anak.


(21)

d) Guru memberikan contoh setiap kegiatan yang akan dilaksanakan. e) Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan permainan

egrang pada anak. 2. Kegiatan Inti

a) Guru memperlihatkan tema yang akan diajarkan.

b) Guru memperlihatkan pada anak cara permainan egrang pada anak. c) Guru meminta anak untuk mengikuti apa yang dilakukan guru 3. Kegiatan istirahat

a) Guru meminta anak mencuci tangan.

b) Guru meminta anak berdo’a sebelum dan sesudah makan. c) Guru meminta anak untuk bermain

4. Kegiatan akhir

a) Guru meminta anak untuk mengucapkan rukun Islam.

b) Guru meminta anak berdo’a untuk pulang dan mengucapkan salam c. Pengamatan / Observasi

Pengamatan dilakukan oleh peneliti di dalam kelas, yakni pada saat penyelenggaraan proses pembelajaran oleh guru. Pengamatan dan pemantauan dilakukan secara komprehensif terhadap pelaksanaan penelitian tindakan dan perilaku-perilaku anak dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan panduan dan instrumen penelitian yang telah dibuat sebelumnya, sehingga diperoleh data-data empirik tentang peningkatan kemampuan motorik kasar pada anak.


(22)

d. Refleksi

Refleksi dilakukan pada saat berakhirnya semua kegiatan yang dilakukan. Refleksi pada siklus pertama ini dilakukan dengan cara melakukan diskusi dengan guru lain (observer) mengenai: (1) Analisis mengenai tindakan yang baru dilakukan, (2) Mengulas dan menjelaskan intervensi, dan penyimpulan data yang diperoleh.

2. Siklus II kegiatan II

Kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus pertama maka tahap perencanaan siklus kedua ini dilakukan kegiatan sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi kembali faktor-faktor penyebab dan gejala perilaku anak yang mengindikasikan kurang meningkatnya kemampuan motorik kasar pada anak.

2) Merumuskan kembali alternatif tindakan pembelajaran penggunaan audiovisual upaya meningkatkann kemampuan motorik kasar pada anak. 3) Menyusun rancangan tindakan dan skenario pembelajaran melalui

permainan egrang yang dapat meningkatkann kemampuan motorik kasar pada anak.

b. Pelaksanaan Tindakan


(23)

1) Kegiatan awal

a) Guru meminta anak berbaris memasuki ruangan kelas.

b) Guru memulai dengan salam dan meminta anak didik untuk berdoa sebelum belajar

2) Kegiatan Inti

a) Guru memotivasi anak untuk tetap semangat dan aktif mengikuti kegiatan. b) Guru mengemukakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

c) Guru memberikan contoh cara permainan egrang 3) Kegiatan istirahat

a) Guru meminta anak mencuci tangan.

b) Guru meminta anak berdo’a sebelum dan sesudah makan. c) Guru meminta anak untuk bermain

4) Kegiatan akhir

a) Guru meminta anak untuk melafalkan surah-surah pendek.

b) Guru meminta anak berdo’a untuk pulang dan mengucapkan salam c. Pengamatan / Observasi

Pengamatan dilakukan oleh peneliti di dalam kelas, yakni pada saat penyelenggaraan proses pembelajaran oleh guru. Pengamatan dan pemantauan dilakukan secara komprehensif terhadap pelaksanaan tindakan dan perilaku-perilaku anak dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan panduan dan instrument penelitian yang telah dibuat sebelumnya, sehingga


(24)

dipeloleh data-data empirik tentang peningkatan kemampuan motorik kasar pada anak.

d. Refleksi

Refleksi ini akan dilasanakan di PAUD Harapan Bunda Kabupaten Garut yang merupakan salah satu PAUD yang berada dilokasi yang strategis dan padat penduduknya.

c. Definisi Operasional

Dengan menggunakan permainan egrang dalan pembelajaran diharapkan akan mampu meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak didik di PAUD Harapan Bunda terletak di Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut

d. Instrumen

Instrument penelitian yang digunakan adalah perangkat pembelajaran berupa Rencana Kegiatan Harian (RKH), lembar observasi anak didik dan aktivitas buru dalam kegiatan permainan egrang tangan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar.

Tabel 3.1

KISI-KISI INSTRUMENT PENELITIAN (Permen No. 58 Tahun 2009)

Variabel Sub Variabel Indikator Tehnik

Kemampuan motorik kasar

1. Berdiri di atas egrang

1. Mengunakan egrang 2. Melatih keseimbangan

Observasi

2. Melangkah dengan egrang

1. Melangkah dengan mengunakan egrang

2. Berdiri dengan egrang

Observasi


(25)

Pedomam Observasi Meningkatkan Kemampuan Kemampuan Menbaca Dengan Mengunakan Kartu Kata Pada Anak Usia Dini

Di PAUD Harapan Bunda

No Butir Item Nilai

BB MB BSH BSB

1 Mengunakan egrang

2 Melatih keseimbangan

3 Melangkah dengan mengunakan egrang 4 Berdiri dengan egrang

Tabel 3.3

Pedoman Observasi Kegiatan Guru Dalam Pelaksanaan Proses Pembelajaran Meningkatkan Kemampuan MeMbaca Dengan Mengunakan Kartu Kata Pada

Anak Usia Dini Di PAUD Harapan Bunda

Dimensi Kategori Kegiatan Pengamatan Komentar

Ya Tidak

Perencanaan kegiatan

1.Membuat rencana kegiatan mingguan dan rencana kegiatan harian

2. Merumuskan tujuan Pembelajaran 3.Memilih media yang sesuai dengan tema 4.Menyediakan media yang akan digunakan Seting kelas 1.Mempersiapkan media untuk kegiatan

pembelajaran 2.Penataan ruang kelas Kesiapan guru 1.Kesiapan materi

2.Guru menguasai materi

3.Guru menyiapkan bimbingan kegiatan awal Kegiatan

pembelajaran

1.Tanya jawab tentang tema

2.Melakukan kegiatan fisik kegiatan inti 3.Memberikan inFormasi mengenai kegiatan

bermain mengunakan media gambar 4.Menggerakan anak untuk mengikuti

permainan dengan egrang


(26)

Teknik pengumpulan data melalui lembar observasi guru tentang aktifitas mengajar daam pengunaan permainan egrang, dan lembar observasi kegiatan anak didik dalam kegiatan permainan egrang untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak.

f. Analisis data

Data-data dalam penelitian ini diperoleh melalui tiga cara, yakni: observasi partisipasif yang dilakukan oleh guru dan observasi langsung pada anak. Pengelolaan data-data dilakukan dengan: (a) pengecekan kelengkapan data, (b) pentabulasian data, dan (c) analisis data. Analisis data yang dipergunakan adalah teknik deskriptif. Sedangkan jenis penilaian atau indikator keberhasilan yang dipergunakan ada tiga macam, yaitu:

Baik (B) : Apabila anak mampu melaksanakan kegiatan permainan egrang dengan cepat dan tepat dengan bai.

Cukup (C) : Apabila anak mampu melaksanakan kegiatan permainan egrang pada anak, akan tetapi membutuhkan waktu yang sangat lama dengan hasil yang tidak maksimal.


(27)

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan dan analisis data dengan menggunakan metode demonstrasi dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Melalui penerapan media permainan egrang dalam upaya meningkatkan kemampuan motorik kasar untuk mengoptimalkan hasil pembelajaran harus disusun perencanaan pembelajaran yang matang dan dilaksanakan sesuai dengan rencana.

2. Pembelajaran dengan menggunakan permainan egrang dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan konsep dan meningkatkan keaktifan Anak didik dalam proses pembelajaran

Kemampuan Anak didik dalam upaya meningkatkan kemampuan motorik kasar yang diberikan oleh guru dapat ditingkatkan melalui : pemberian penguatan kepada Anak didik yang berhasil dan memberikan dorongan kepada Anak didik yang tidak berhasil, hal ini dilakukan memalui penerapan media gambar yang mengondisikan Anak didik untuk memahami materi yang diajarkan dengan mempraktekan sendiri materi ajar.


(29)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program perbaikan pembelajaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan Anak didik dalam upaya meningkatkan kemampuan menyimak.

B. Saran Tindak Lanjut

Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan pada kesempatan ini, adalah :

1. Dalam melaksanakan program perbaikan pembelajaran guru hendaknya memfokuskan perhatian terhadap kelemahan-kelemahan pembelajaran sebelumnya.

2. Program pembelajaran dikatakan baik, apabila dalam penyampaiannya memahami kekurangan baik yang ada pada diri Anak didik maupun yang ada pada guru. Dengan demikian program perbaikan pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik Anak didik dan terfokus pada permasalahan yang dihadapi.


(30)

(31)

Heri Sutanto, 2014

Penulis bernama Heru Sutanto, saya lahir di Garut tepatnya tanggal 16 Februari 1982. Penulis saat ini tinggal di Kp. Petir Ds. Cikondang Kec. Cisompet Kab.Garut.

Pendidikan formal dimulai di sekolah dasar selama 6 tahun di SDN Jati lulus tahun 1995, kemudian melanjutkan ke MTs Negeri Visewu Kabupaten Garut dan lulus tahun 1999, kemudian melanjutkan ke Paket C dan lulus tahun 2009.

Pada tanggal 2010 menjadi guru honorer di PAUD HArapan bunda di Kp. Cikondang, Ds. Cikondang, Kec. Cisompet Kab.Garut sampai sekarang. Pada tahun 2010 melanjutkan studi ke jenjang sarjana (S1) di UPI Bandung. Alhamdulillah pada tahun 2014 ,penulis dapat menyelesaikan studi S1. Dengan mengambil tugas akhir penyusunan skripsi dengan judul “Penggunaan Permainan Egrang Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak di PAUD Harapan Bunda Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut”.


(32)

Heri Sutanto, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas (2004) Kurikulum Pedoman Penyusunan SilabusJakarta : Depdiknas

Gunarti Winda,Suryani Lilis,Muis Azizah (2008) Metode PengembanganPerilaku dan

Kemampuan Dasar AUD, Jakarta

Tim PKP PG-PAUD (2009) Panduan Kemantapan Kemampuan Mengajar Profesional Jakarta Wardhani Igak, Wihardit Kuswaya, (2008) Penelitian Tindakan Kelas Jakarta

Bandung: Bahan Ajar PLPG UniversitasPendidikan Indonesia Hasan, Maimunah. 2009. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)


(1)

(2)

1

Heri Sutanto, 2014

Penggunaan Permainan Egrang Untuk Meningkatkan Motorik Kasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan dan analisis data dengan menggunakan metode demonstrasi dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Melalui penerapan media permainan egrang dalam upaya meningkatkan

kemampuan motorik kasar untuk mengoptimalkan hasil pembelajaran harus disusun perencanaan pembelajaran yang matang dan dilaksanakan sesuai dengan rencana.

2. Pembelajaran dengan menggunakan permainan egrang dapat

meningkatkan pemahaman dan penguasaan konsep dan meningkatkan keaktifan Anak didik dalam proses pembelajaran

Kemampuan Anak didik dalam upaya meningkatkan kemampuan motorik kasar yang diberikan oleh guru dapat ditingkatkan melalui : pemberian penguatan kepada Anak didik yang berhasil dan memberikan dorongan kepada Anak didik yang tidak berhasil, hal ini dilakukan memalui penerapan media gambar yang mengondisikan Anak didik untuk memahami materi yang diajarkan dengan mempraktekan sendiri materi ajar.


(3)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program perbaikan pembelajaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan Anak didik dalam upaya meningkatkan kemampuan menyimak.

B. Saran Tindak Lanjut

Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan pada kesempatan ini, adalah :

1. Dalam melaksanakan program perbaikan pembelajaran guru hendaknya

memfokuskan perhatian terhadap kelemahan-kelemahan pembelajaran sebelumnya.

2. Program pembelajaran dikatakan baik, apabila dalam penyampaiannya

memahami kekurangan baik yang ada pada diri Anak didik maupun yang ada pada guru. Dengan demikian program perbaikan pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik Anak didik dan terfokus pada permasalahan yang dihadapi.


(4)

3

Heri Sutanto, 2014

Penggunaan Permainan Egrang Untuk Meningkatkan Motorik Kasar


(5)

Penulis bernama Heru Sutanto, saya lahir di Garut tepatnya tanggal 16 Februari 1982. Penulis saat ini tinggal di Kp. Petir Ds. Cikondang Kec. Cisompet Kab.Garut.

Pendidikan formal dimulai di sekolah dasar selama 6 tahun di SDN Jati lulus tahun 1995, kemudian melanjutkan ke MTs Negeri Visewu Kabupaten Garut dan lulus tahun 1999, kemudian melanjutkan ke Paket C dan lulus tahun 2009.

Pada tanggal 2010 menjadi guru honorer di PAUD HArapan bunda di Kp. Cikondang, Ds. Cikondang, Kec. Cisompet Kab.Garut sampai sekarang. Pada tahun 2010 melanjutkan studi ke jenjang sarjana (S1) di UPI Bandung. Alhamdulillah pada tahun 2014 ,penulis dapat menyelesaikan studi S1. Dengan mengambil tugas akhir penyusunan skripsi dengan judul

“Penggunaan Permainan Egrang Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak di


(6)

Heri Sutanto, 2014

Penggunaan Permainan Egrang Untuk Meningkatkan Motorik Kasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas (2004) Kurikulum Pedoman Penyusunan SilabusJakarta : Depdiknas

Gunarti Winda,Suryani Lilis,Muis Azizah (2008) Metode PengembanganPerilaku dan Kemampuan Dasar AUD, Jakarta

Tim PKP PG-PAUD (2009) Panduan Kemantapan Kemampuan Mengajar Profesional Jakarta Wardhani Igak, Wihardit Kuswaya, (2008) Penelitian Tindakan Kelas Jakarta

Bandung: Bahan Ajar PLPG UniversitasPendidikan Indonesia Hasan, Maimunah. 2009. PAUD

(Pendidikan Anak Usia Dini)