POLEMIK RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI DENPASAR, BALI.

Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

Arsitektur dan Desain Riset
Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan
Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan
Elektronik Jurnal Arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas
Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.
www.ojs.unud.ac.id

Oka Saraswati, AAA; Widya Paramadhyaksa, IN; Syamsul,
AP; Mudra, IK; Yuda Manik, IW; Swanendri, NM; Rumawan
Salain, IP; Sueca, NP; Suartika, GAM; Susanta, IN; Suryada,
IGAB; Widja, IM; Kastawan, IW; Suryada, IGAB; Karel
Muktiwibowo, A.

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA

ISSN: 9 772338 505750


-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana
e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD adalah kumpulan artikel terbitan berkala yang merupakan hasil studi
menyeluruh dan inter disiplin di bidang arsitektur, perencanaan, dan lingkungan terbangun. Tujuan JA
UNUD adalah untuk menghubungkan teori dan praktik nyata dunia kerja dalam bidang arsitektur dan
desain riset, serta perencanaan kota dan studi lingkungan binaan.
Kontributor artikel JA UNUD utamanya berasal dari para civitas akademika arsitektur, namun tetap terbuka
peluang bagi pelaku dan pemerhati bidang arsitektur, seperti: arsitek bangunan, desainer interior,
perencana kota, dan arsitek lansekap yang bekerja di institusi akademik, lembaga riset, institusi
pemerintahan, universitas, maupun praktik swasta untuk turut berkontribusi.
JA UNUD mempublikasikan studi riset, kritik dan evaluasi objek arsitektur berskala mikro maupun makro,
dll. Sub bidang yang dapat menjadi topik artikel di JA UNUD terbagi atas 3 (tiga) bagian:
1. Arsitektural dan Desain Riset:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi dan desain berkelanjutan, komputer
arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur,
pedagogi arsitektur, evaluasi pasca huni, aspek budaya dan sosial dalam desain, dll. Artikel biasanya
merupakan hasil studi/skripsi/tugas akhir mahasiswa arsitektur.
2. Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: konservasi perkotaan berkelanjutan, implikasi
faktor administratif dan politik terhadap suatu komunitas dan ruang, kota dan daerah perkotaan,
perencanaan lingkungan, kebijakan dan desain perumahan, kota baru, aplikasi GIS dalam arsitektur,

dll.
3. Kritik Perencanaan Arsitektur dan Arsitektur Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: hasil diskusi mengenai proyek arsitektur yang
sedang direncanakan, dalam tahap konstruksi, dan setelah dihuni. Artikel biasanya merupakan hasil
pengamatan terhadap studi kasus.

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
 Kampus Bukit Jimbaran-Bali, Indonesia
+62 361 703384
ejurnal_arsitekturunud@yahoo.com
@ www.ojs.unud.ac.id; www.ar.unud.ac.id

eJurnal Arsitektur Universitas Udayana Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

i

P -Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana


Penanggung Jawab
Anak Agung Ayu Oka Saraswati
Pengarah
I Nyoman Widya Paramadhyaksa
Ketua
Syamsul Alam Paturusi
Sekretaris
I Wayan Yuda Manik

Arsitektur dan Desain Riset
Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan
Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan

Bendahara ejurnal nasional arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas
Ni Made Swanendri Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.
Penyunting dan Reviewer
Putu Rumawan Salain
Ngakan Putu Sueca
Gusti Ayu Made Suartika
I Nyoman Susanta

I Gusti Agung Bagus Suryada

Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016
ISSN No. 9 772338 505750

Tim Validasi
I Ketut Mudra
I Made Widja
Syamsul Alam Paturusi
I Wayan Kastawan
I Gusti Agung Bagus Suryada

Hak Cipta  2016 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Udayana
Seluruh kontributor artikel telah mengijinkan Jurnal Arsitektur
UNUD
untuk
mereproduksi,
mendistribusikan,
dan

mempublikasikan substansi jurnal dalam format elektronik pada
website OJS Universitas Udayana www.ojs.unud.ac.id

Tim Penerbit
I Made Widja Pandangan, pendapat, dan hasil penelitian merupakan tanggung
Ngakan Putu Sueca jawab kontributor. Gambar dan diagram disediakan oleh
kontributor.
I Wayan Kastawan
I Gusti Agung Bagus Suryada
Desainer Cover
Antonius Karel Muktiwibowo

ii

eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ISSN No. 9 772338 505750

P 
 P
  P   
 -Jurnal Arsitektur (JA) UNUD

Tata tulis naskah:
1.

Kategori naskah ilmiah merupakan hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah
populer (aplikasi, ulasan, opini), diskusi, skripsi, dan stugas akhir.
2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (abstrak) diketik pada kertas ukuran A-4,
spasi tunggal, dengan batas atas 1,55 cm; bagian dalam 2,5 cm; bagian luar 1,5 cm; dan bawah 2,45
cm. Font yang digunakan adalah Arial 11pt.
3. Batas panjang naskah/artikel adalah 4 atau 6 halaman.
4. Judul harus singkat, jelas tidak lebih dari 10 kata, cetak tebal, huruf kapital, di tengah-tengah kertas.
Untuk diskusi, judul mengacu pada naskah yang dibahas (nama penulis naskah yang dibahas ditulis
sebagai referensi).
5. Nama penulis/pembahas ditulis lengkap tanpa gelar, di bawah judul, disertai institusi asal penulis dan
alamat email di bawah institusi.
6. Harus ada kata kunci (keyword) dari naskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftar kata kunci
(keyword) diletakkan setelah abstrak
7. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 200 kata, dicetak miring, font Arial 10pt,
spasi tunggal. Judul bab ditulis di tengah-tengah ketikan, cetak tebal huruf kapital
8. Gambar, grafik, tabel dan foto harus disajikan dengan jelas.
9. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftar notasi

diletakkan sebelum daftar pustaka
10. Kepustakaan diketik 1 spasi. Jarak antar judul 2 spasi dan diurutkan menurut abjad. Penulisannya
harus jelas dan lengkap sesuai dengan: nama pengarang, tahun, judul, kota: penerbit. Judul dicetak
miring.

Keterangan umum:
1.
2.
3.

Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dan menyerahkan soft copy dalam program pengolahan
kata MS Word atau format teks/ASCII.
Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain.
Redaksi berhak menolak atau mengedit naskah yang diterima. Naskah yang tidak memenuhi kriteria
yang ditetapkan akan dikembalikan. Naskah diskusi yang ditolak akan diteruskan kepada penulis
naskah untuk ditanggapi.

eJurnal Arsitektur Universitas Udayana Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

iii


Editorial
Ketika Dirjen Diki melansir suratnya No. 152/E/T/2012 yang berisikan Wajib Publikasi Ilmiah Bagi S1/S2/S3,
ide dasarnya dasarnya adalah untuk mendongkrak jumlah karya ilmiah perguruan tinggi yang dipublikasikan
secara luas dianggap sangat rendah. Kebijakan ini langsung mengguncang jagad perguruan tinggi di
Indonesia.Media yang digunakan untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah jurnal cetak dan e-jurnal.
Sosialisasi e-jurnal di Universitas Udayana telah dilakukan, namun dalam implementasinya bukan hal yang
mudah. Untuk mewujudkannya melibatkan banyak pihak, organisasi mulai dari jurusan hingga Universitas,
menempatkan orang-orang yang berkompeten (reviewer dan validator) dan badan pelaksanaannya. Selain
itu, dukungan kebijakan, sumberdaya dan pengalokasiannya. Belum lagi mekanisme pemantauan, evaluasi,
dan pengawasan pelaksanaannya. Ditengah kompleksitas permasalahan ini, lahirlah jurnal volume 4 nomor
1 dengan segala keterbatasannya. Sisi kualitas sebagai karya ilmiah, berkejaran dengan batas waktu yang
sangat terbatas mewarnai volume keempat ini. Ini menjadi masalah tersendiri, menransformasi Tugas Akhir
arsitektur yang didominasi gambar perancangan menjadi laporan dalam format jurnal ilmiah, bukan hal
mudah. Namun ini adalah pilihan satu-satunya dalam keadaan keterbatasan waktu.
Diharapkan pada edisi mendatang, penyumbang artikel bukan hanya dari mahasiswa yang sedang tugas
akhir, tetapi seluruh mahasiswa arsitektur tanpa memandang semester. Sehingga diharapkan diperoleh
keberagaman naskah yang masuk sekaligus terdistribusinya jumlah artikel di setiap penerbitan. Dalam
kesempatan yang baik ini, dari dapur pelaksana e-jurnal Asitektur, mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu terwujudnya jurnal volume 4 nomor 1 ini.


Redaktur

iv

eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ISSN No. 9 772338 505750

ftar Isi

Halaman
eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ........................................................................................................ ii
Pengurus eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ...................................................................................... ii
Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD ......................................... iii
Editorial ............................................................................................................................................................ iii
Daftar Isi ............................................................................................................................................................ v

1.

Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah di Denpasar, Bali. Penerapan Tema
Arsitektur Kontekstual pada Tampilan Bangunan.

(I Wayan Prasumartha Suaryadhi, Ida Ayu Armeli, Anak Agung Ayu Oka Saraswati).............................................1-4

2.

Apartemen Untuk Tenaga Kerja Asing di Badung, Bali
(Irfan Jois P. Nababan, Evert Edward Moniaga, I Putu Sugiantara) ......................................................................5-10

3.

Pengembagan Goa Maria Palasari di Jembrana sebagai Tempat Ziarah dan Rumah Retret, Bali.
Suatu Studi Mengenai Pendekatan Konsep Ruang Hijau
(Denalia Chrisma, I Nyoman Surata, I Ketut Mudra) ............................................................................................11-16

4.

Gedung Penjualan Sarana Pendidikan di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Ramah Lingkungan
pada Tampilan Bangunan
(I Made Adi Astika, Gusti Ayu Made Suartika, I Wayan Wiryawan) .....................................................................17-20

5.


Gedung Pertunjukan Teater Modern di Denpasar, Bali. Suatu Pendekatan Tema Arsitektur NeoVernakular pada Konsep Tampilan Main Gate.
(Dewa Gede Surya Negara, Ciptadi Trimarianto, I Gusti Agung Bagus Suryada) ...............................................21-24

6.

Gedung Teater Kontemporer di Badung, Bali. Penerapan Tema Future Elastic pada Tampilan
Bangunan.
(Yosep Indra Aprilianto, I Wayan Gomudha, I Nyoman Widya Paramadhyaksa).................................................25-28

7.

Klinik Bersalin di Gianyar, Bali
(Ida Ayu Dwi Sartika, Ida Bagus Gde Wirawibawa, I Ketut Mudra)......................................................................29-34

8.

Pusat Kebugaran dan Spa di Denpasar, Bali
(Ni Wayan Wiwin Darsika, I Wayan Gomudha, I Wayan Kastawan) ....................................................................35-40

9.

Galeri Batu Akik di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Neo-Vernakular dalam Perancangan Galeri
(Gede Bambang Yudha Dharmawani, Syamsul Alam Paturusi, I Nyoman Susanta)...........................................41-44

10. Suatu Studi Mengenai Konsep Struktur dan Tampilan Bangunan Bambu. Kasus Studi: Fasilitas
Wisata Agro pada Simantri Budi Luhur Kintamani, Bali.
(Andika Surya Pramana, I Nengah Lanus, Putu Gede Sukarsana) .....................................................................45-48

11. Penataan Fasilitas Wisata Pantai di Banjar Ponjok, Serangan, Bali. Suatu Studi Mengenai
Perumusan Strategi Penataan Arsitektur.
(Putu Aditya Saputra, Ida Ayu Armeli, I Nyoman Widya Paramadhyaksa)...........................................................49-54

12. Taman Baca Pelajar di Kabupaten Tabanan, Bali. Suatu Studi Mengenai Konsep Tampilan
Ruang Dalam.
(Made Ayu Intan Kripayani, Ida Bagus Gde Primayatna, Ida Bagus Ngurah Bupala)..........................................55-58

13. Gereja Katolik Fransiscus Asisi di Denpasar, Bali
(Antonio Fransiscus Jaury, Ngakan Putu Sueca, I Ketut Muliawan Salain) .........................................................59-64

14. Klinik Perawatan Anjing di Kota Denpasar, Bali. Suatu Studi Mengenai Penerapan Konsep
Arsitektur Tropis pada Klinik Perawatan Anjing di Kota Denpasar
(Putu Ayu Mirah Sanjiwani Giri, Widiastuti, I Wayan Yuda Manik).......................................................................65-70

eJurnal Arsitektur Universitas Udayana Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

v

15. Penataan Pantai Purnama Gianyar, Bali. Perpaduan yang Berkorelasi antara Sirkulasi Spiritual
dengan Sirkulasi Wisata
(Agus Warma Viegas, Widiastuti, Anak Agung Gede Dharma Yadnya)...............................................................71-74

16. Spa dan Yoga di Kabupaten Badung, Bali. Suatu Studi Mengenai Perancangan Spa dan Yoga
(Anastasia Ayu, Ida Bagus Gde Primayatna, I Ketut Mudra)................................................................................75-78

17. Re-DesignTerminal Pelabuhan Penyeberangan Padangbai, Kab. Karangasem, Bali
(Putu Hendra Semaradana, Ciptadi Trimarianto, I Putu Sugiantara)....................................................................79-84

18. Tempat Bermain Anak-anak Khusus Permainan Tradisional Bali di Denpasar
(Ni Ketut Ayu Adi Ardini, Ida Ayu Armeli, Ida Bagus Gde Wirawibawa) ...............................................................85-90

19. Sekolah Tinggi Pariwisata di Gianyar, Bali
(I Wayan Dedik Pariarta, Ciptadi Trimarianto, dan I Wayan Yuda Manik.) ...........................................................91-94

20. Penangkaran Penyu di Desa Perancak Kab. Jembrana, Bali
(Gede Karang Subadra, I Made Widja, dan Ida Bagus Gde Wirawibawa) ...........................................................95-98

21. Peternakan Burung di Badung Utara, Bali
(I Gede Suarjana, I Wayan Meganada, dan Ida Bagus Gde Primayatna) ..........................................................99-102

22. Dojo Karate Internasional di Denpasar, Bali
(Ida Bagus Oka Basudewa, Ida Ayu Armeli, dan I Gusti Agung Bagus Suryada.) ...........................................103-108

23. Wisata Taman Air di Sanur, Denpasar-Bali
(Made Ferry Irawan Saputra, Ida Bagus Gde Wirawibawa, dan I Gusti Bagus Budjana).................................109-114

24. Taman Penitipan Anak di Denpasar, Bali
(Cokorda Gede Baskara Putra, I Nengah Lanus, dan I Ketut Mudra) ..............................................................115-118

25. Pusat Pelestarian Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali di Badung, Bali
(I Putu Ekho Adi Putra, A.A. Gde Dharma Yadnya, dan Putu Gede Sukarsana) .............................................119-124

26. Sekolah Menengah Kejuruan Seni Rupa di Blahbatuh-Gianyar, Bali
(I Kadek Udiana, Putu Rumawan Salain, dan Ngakan Ketut Acwin Dwijendra) ...............................................125-130

27. Gedung Konser Musik Internasional di Badung, Bali
(I G. N. Rio Brahmantya P, Ida Bagus Ngurah Bupala, dan I Wayan Yuda Manik)..........................................131-136

28. Rumah Sakit Jiwa Kelas B di Kabupaten Badung, Bali
(I Made Wira Setiawan, Ida Ayu Armeli, dan I Putu Sugiantara) ......................................................................137-142

29. Pusat Latihan Cabang Olah Raga Renang di Denpasar, Bali
(I Gusti Ngurah Bagus Eka Dwipayana, I Made Widja, dan I Nyoman Widya Paramadhyaksa) ......................143-148

30. City Hotel di Denpasar, Bali
(I Gst. Pt. Anom Prasetya Utama Putra, A. A. Ayu Oka Saraswati, dan I G. A. Bagus Suryada).....................149-154

31. Pusat Produksi & Distribusi Majalah Bog-Bog di Denpasar, Bali
(I Komang Yogi Purwanta, I Made Widja, dan Ni Made Swanendri) ................................................................155-160

32. Pusdiklat Tenis Lapangan Bali di Denpasar, Bali
(Anak Agung Ngurah Ryan Prasatya Putra, I Wayan Meganada, dan I Nyoman Widya Paramadhyaksa)......161-166

33. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Ternak Sapi Bali di Kabupaten Tabanan, Bali
(A.A Gede Trisna Gamana Pratama, I Made Adhika, dan I Nyoman Widya Paramadhyaksa) ........................167-170

34. Hostel di Tanah Lot Tabanan, Bali
(Made Nurjaya Permana, Ida Bagus Sarjana, I Nyoman Susanta) ..................................................................171-174

35. Galeri Kain Tenun Endek di Kota Denpasar, Bali
(Putu Gde Suwandi Putra Nugraha, Ida Bagus Ngurah Bupala, Putu Gede Sukarsana).................................175-178

36. Sentra Penjualan Kerajinan Gamelan Bali di Desa Tihingan Klungkung, Bali
(Tjokorda Gede Agung Pradnya Putra, I Gusti Bagus Budjana, I Nyoman Surata)..........................................179-184

37. Pengembangan Fasilitas “Tirta Ujung” Sebagai Sarana Rekreasi Air di Karangasem, Bali
(I Kadek Indra Purnama, I Nyoman Sudiarta, Ida Bagus Gde Primayatna)......................................................185-188

vi

eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ISSN No. 9 772338 505750

38. Fasilitas Rekreasi Taman Bunga di Kota Denpasar, Bali
(Dwi Adintya Eradiputra, Syamsul Alam Paturusi, I Wayan Kastawan)............................................................ 189-194

39. Restoran Aneka Boga Bali di Denpasar, Bali. Kasus Studi: Suatu Konsep Perancangan Restoran
Dalam Pendekatan Hospitality
(Fajar Kurnia Adi, I Made Widja, Ida Bagus Gde Wirawibawa) ........................................................................195-198

40. Taman Kota Mangupura
(George Gede Raditya, Evert Edward Moniaga, Syamsul Alam Paturusi)....................................................... 199-202

41. Pengembangan Pasar Hewan Bebandem, Karangasem-Bali
(I Putu Agus Suartana, Widiastuti, Evert Edward Moniaga) .............................................................................203-206

42. Pengembangan Kawasan Waterfront di Danau Buyan, Bali
(I Gede Made Diastawa Giri, I Wayan Gomudha, I Wayan Kastawan) ............................................................ 207-212

43. Wisata Tenun Rangrang di Nusa Penida, Bali
(I Wayan Kuatrayana, I Wayan Meganada, Evert Edward Moniaga) ............................................................... 213-216

44. Relokasi Pasar Seni Guwang di Kabupaten Gianyar, Bali
(I Wayan Gani Septiadi, Ida Ayu Armeli, I Wayan Yuda Manik).......................................................................217-220

45. Bangunan Multifungsi (Mixed-Use Building) Fasilitas Hotel dan Mall di Lovina, Buleleng, Bali
(I Gede Urip Suputra, I Wayan Gomudha, Gusti Ayu Made Suartika).............................................................. 221-226

46. Arena Kompetisi dan Pusat Pelatihan Barongsai di Denpasar, Bali. Suatu Pendekatan Konsep
Arsitektural
(Sapta Hartawan, A.A. Gde Dharma Yadnya, Ciptadi Trimariarto) ..................................................................227-230

47. Pusat Pelatihan dan Sarana Olahraga Menembak di Denpasar, Bali. Kasus Studi: Pendekatan
Konsep Arsitektur Tehadap Penyediaan Sarana Olahraga Menembak
(I Dewa Made Adiyoga Pramana Purwa, I Gusti Bagus Budjana, I Putu Sugiantara)......................................231-234

48. Toko Modern Bahan Bangunan di Kabuaten Badung
(I Nyoman Erin Diana, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, I Wayan Yuda Manik)..............................................235-240

49. Pendidikan Nonformal Bernuansa Alam untuk Pengembangan Kreatifitas Anak di Denpasar
(I Kadek Raka Winda, Ida Ayu Armeli, I Wayan Yuda Manik)..........................................................................241-246

50. Dynamic Active Space pada Perancangan Kantor Produksi Iklan di Badung, Bali
(I Nyoman Satria Trypartha, I Wayan Meganada, Ni Made Swanendri)........................................................... 247-252

51. Sekolah Fotografi di Denpasar, Bali
(Trihono Ari Prabowo, Ngakan Putu Sueca, I Wayan Wiryawan) ....................................................................253-258

52. Villa Resort in Tulamben Karangasem, Bali
(I Gst. Ag. Ayu Wulan Suantari, Putu Rumawan Salain, Ida Bagus Gde Primayatna).....................................259-264

53. Polemik Rumah Susun Sederhana Sewa di Denpasar, Bali
(Nifka Ulrico Giovanni Zega, Ni Made Swanendri, I Made Adhika) ..................................................................265-268

eJurnal Arsitektur Universitas Udayana Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

vii

POLEMIK RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI DENPASAR, BALI

1)

2)

3)

Nifka Ulrico Giovanni Zega , Ni Made Swanendri , dan I Made Adhika
1)

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
zega.rico@gmail.com
2)
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
d_endri@yahoo.com
3)
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
adhika2002@yahoo.com

ABSTRACT
Urbanization and the need for appropriate housing for the urban poor is a reality that can not be denied in big cities such as
Denpasar City. Low-income flats is to provide a solution of urban problems in terms of housing for the people, be- cause
while the higher land prices and housing construction to the horizontal direction has been difficult to do, then the
construction of the vertical direction is an act that should be done and flats to try to answer these problems, This paper is a
study of the feasibility planning low-income flats in Denpasar City. This article is the principal instrument of explora- tion into
porposed area and study of the literature to support the quality of the arguments put forward.
Keywords: urbanization, urban poor, low-income flats

ABSTRAK
Urbanisasi dan kebutuhan rumah layak huni bagi masyarakat miskin perkotaan adalah kenyataan yang tidak
dapat dipungkiri di kota-kota besar seperti Kota Denpasar. Rumah susun adalah menyediakan suatu solusi
dari permasalahan perkotaan dalam hal perumahan bagi masyarakatnya, karena disaat harga lahan
semakin tinggi dan pembangunan perumahan ke arah horizontal sudah sulit dilakukan, maka pembangunan ke
arah vertikal merupakan tidakan yang harus dilakukan dan rumah susun mencoba menjawab masalahmasalah tersebut. Tulisan ini merupakan studi tentang kelayakan perencanaan rumah susun sederhana sewa
di Kota Denpasar. Instrumen pokok tulisan ini adalah eksplorasi ke daerah yang dijadikan tujuan dan studi
berbagai literatur guna mendukung kualitas argumen yang diajukan.
Kata Kunci: urbanisasi, masyarakat miskin, rumah susun sederhana

PENDAHULUAN
Pembangunan rumah susun adalah suatu cara yang jitu untuk memecahkan masalah kebutuhan dari
pemukiman dan perumahan pada lokasi yang padat. Mengapa demikian, karena pada kota-kota besar,
kecenderungan jumlah penduduk selalu meningkat, sedangkan tanah kosong semakin lama semakin terbatas
jumlahnya. Pembangunan rumah susun tentunya juga dapat mengakibatkan terbukanya ruang kota sehingga
menjadi lebih leluasa dan livable untuk dihuni, dan juga membantu adanya peremajaan kota, sehingga secara
perlahan, jumlah daerah kumuh semakin berkurang dan berubah menjadi daerah yang rapi, bersih, dan
teratur (Suparno.et.al, 2006:37).
Laju penduduk yang begitu tinggi di Denpasar, tidak sejalan dengan area perumahan dan permukiman. Hal itu
tercatat dari statistik bahwa Kota Denpasar memiliki 40 titik permukiman kumuh yang tersebar di empat
kecamatan : 11 titik di Denpasar Barat, 10 titik di Denpasar Selatan, 10 titik di Denpasar Utara dan 9 titik di
Denpasar Timur, luas yang bervariasi dan diperkirakan terdapat 1.600-2.000 orang tinggal di titik-titik
pemukiman kumuh tersebut dengan yang paling banyak berada di Kecamatan Denpasar Utara, Denpasar
Barat dan Denpasar Timur. Dari 40 titik permukiman kumuh di Kota Denpasar, sekitar 90%-nya disebabkan
oleh penduduk pendatang. Hal tersebut diakibatkan dari tingginya laju urbanisasi ke Kota Denpasar (Bali Post,
edisi 05 Juli 2013, rubrik Berita Kota).

1)

2)

3)

Nifka Ulrico Giovanni Zega , Ni Made Swanendri , dan I Made Adhika – Rumah Susun Sederhana Sewa di Denpasar,
Bali
265

PENGERTIAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA
Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun di suatu
lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horisontal
maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing digunakan secara terpisah, status
penguasaannya sewa serta dibangun dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) atau dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan fungsi utamanya adalah
sebagai hunian
(Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 14/PERMEN/M/2007 tentang
Pengelolaan Rusunawa).

PEMANFAATAN RUSUNAWA SEBAGAI PERUMAHAN BAGI MASYARAKAT MISKIN
Manfaat Rusunawa
Rumah susun sederhana sewa memiliki manfaat yang penting, untuk dapat dijadikan alternatuf pilihan hunian
yang layak huni dan juga terjangkau. Adapun manfaat rumah susun adalah sebagai berikut: Pertama,
memecahkan masalah kebutuhan perumahan dan permukiman pada lokasi yang padat pada dae- rah
perkotaan yang jumlah penduduknya terus meningkat. Kedua, agar terbukanya ruang kota sehingga menjadi
lebih lega dan membantu adanya peremajaan kota sehingga makin hari daerah kumuh berkurang dan
selanjutnya menjadi daerah yang rapi, bersih dan teratur. Ketiga, dalam upaya untuk memenuhi
kebutuhan perumahan bagi masyarakat miskin di perkotaan dengan mempertimbangkan keterbatasan lahan
dan harga lahan yang tinggi. Keempat, meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam usaha pemenuhan
kebutuhan pokok sehari-hari sehingga rumah susun memiliki jenis kombinasi fungsi antara hunian dan
fungsi usaha. Fungsi hunian artinya rumah susun dapat dimanfaatkan sebagai tempat tinggal, sedangkan
fungsi usaha adalah rumah susun dapat dijadikan tempat tinggal sekaligus tempat berusaha.

Rumah Susun Sebagai Program Perumahan Rakyat
Sebagai salah satu program pemerintah dalam bidang perumahan rakyat, beberapa upaya telah dilakukan
pemerintah dalam mensukseskan rumah susun kepada masyarakat, seperti : Pertama, penyuluhan
berkesinambungan kepada masyarakat : Kurangnya informasi yang sampai ke masyarakat seringkali
menjadi gagalnya rogram-program penting pemerintah, hal itu menyebabkan peran serta masyarakat terhadap
suatu program menjadi tidak maksimal. Namun, upaya penyuluhan rusun ini kepada masyarakat telah
ditingkatkan. Pemerintah merangkul seluruh media untuk juga ikut serta mensosialisasikan program ini kepada
pemerintah disamping juga menerjunkan langsung perangkat pemerintah terkait serta pemkot terkait ke lokasi
masyarakat yang dituju. Kedua, penyesuaian harga unit rumah susun dengan kondisi ekonomi masyarakat :
Harga merupakan faktor terpenting dari program rumah susun ini. Harga jual rumah susun hak milik (rusunami)
di Indonesia pada tahun 2012 berkisar antara Rp 47.000.000,00-Rp 56.000.000,00/unitnya. (Data Perancangan
Pembanguan Rumah Susun Kementerian Negara Perumahan Rakyat). Harga tersebut tergantung dari tipe
kamar, lokasi rusun dan kemampuan nilai beli masyarakat di daerah tersebut. Sedangkan untuk rusunawa,
harga sewa yang ditetapkan pemerintah berkisar antara Rp 200.000,00-Rp 800.000,00/bulan, faktor yang
mempengaruhi harga tersebut sama dengan faktor yang terjadi pada rusunami. Adapun dua standar/tipe
ukuran unit rusunawa yang disediakan pemerintah, adalah : Tipe golongan menengah: T-25 m², T-35m², T-140
m² dan tipe golongan besar: Luas >300 m²/unitnya. Ketiga, menurunkan biaya hidup di rusun : Selain fungsi
utama sebagai tempat tinggal, di rumah susun disediakan kios-kios dengan harga sewa yang lebih murah untuk
para penghuni rusun yang ingin melakukan kegiatan usaha di lingkungan rusun, hal tersebut sedikit banyak
akan memberikan penghasilan bagi para penghuni yang melakukan kegiatan usaha tersebut. Keempat,
kemudahan proses pendaftaran dan perpindahan bagi calon penghuni rusun : Cara untuk menjadi penghuni
rusunawa tidaklah sulit dan prosesnya mudah dan cepat. Berikut adalah skema alur pendaftaran hingga sah
untuk menjadi penghuni rusun.

Kelayakan Rumah Susun Sederhana Sewa di Kota Denpasar
Menurut Sueca (2009) dalam jurnal penelitiannya, Program rumah susun di Bali kurang mendapat respon
positif oleh sebagian masyarakat dari berbagai golongan, padahal kebutuhan rumah layak huni bagi
masyarakat miskin perkotaan di daerah ini adalah kenyataan yang tidak dapat dihindari. Rumah susun
merupakan satu pilihan yang mungkin dan feasible. Akan tetapi karena penolakan ini maka diperlukan suatu
penerapan kebijakan yang lebih hati-hati. Program pembangunan rumah susun di beberapa kota besar di
Indonesia diharapkan mampu menjawab tantangan kekurangan rumah di tanah air. Akan tetapi
berbagai kendala dihadapi pemerintah untuk merealisasi program ini. Satu masalah yang krusial dihadapi
adalah penolakan sebagian masyarakat terhadap program rumah susun. Hal ini terjadi paling tidak di Bali,

266

e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana–Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016–ISSN No. 9 772338 505750

dimana rumah susun mendapat respon penolakan yang cukup signifikan dari berbagai elemen masyarakat. Hal
ini tentu perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai komponen pengampu kebijakan, baik di tingkat
nasional maupun lokal.
Pencanangan program rumah susun di beberapa daerah termasuk Bali mendapat reaksi beragam. Ada
sebagian masyarakat yang mendukung serta tidak sedikit pula yang menolak dengan berbagai argumen.
Mereka yang menolak keberadaan rumah susun di Kota Denpasar beralasan bahwa rumah susun tidak
sesuai dengan budaya Bali. Disamping itu rumah susun juga dianggap kumuh dan dapat merusak citra Kota
Denpasar sebagai kota berwawasan budaya. Sebagian yang menolak juga berpendapat bahwa jika rumah
susun dibangun di Denpasar maka kota akan menjadi semakin padat, padahal mereka menganggap bahwa
lahan kosong masih banyak di kota ini yang dapat dipakai untuk membangun rumah bagi rakyat. Banyaknya
tempat suci di daerah ini juga dipakai sebagai hambatan untuk membangun rumah susun. Barangkali
dengan dibangun rumah susun, maka tempat suci ini akan tercemar.

Tema Perencanaan Rumah Susun Sederhana Sewa di Kota Denpasar
Agar pelaksanaan program di bidang perumahan ini berjalan dengan lancar maka perlu adanya dukungan
penuh dari seluruh pengampu kepentingan. Pencitraan negatif terhadap rumah susun di Bali perlu disikapi
secara bijaksana untuk mengurangi ekses yang tidak diinginkan agar apabila pembangunan rumah susun di sini
dapat mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan. Oleh karena itu, maka perlu adanya suatu konsep
perencanaan yang mampu menjawab pesimisme dari masyarakat yang menolak rumah susun.
Konsep perencanaan adalah suatu gagasan yang tergantung pada banyak faktor yang mempengaruhinya
dalam suatu kurun waktu tertentu, yang berupa kondisi sosial, budaya, politik dan iklim, yang terkadang
ditafsirkan sebagai kadar kreatif dalam kegiatan perancangan tetapi sesungguhnya merupakan karakter
kualitas hasil cerminan teori-teori arsitektur yang berpengaruh pada bentuk. Keberadaan konsep diharapkan
menjadi alat yang dapat memberikan pendekatan luar terhadap karakter arsitektur yang diinginkan.
(Schirmbeck, 1998:3). Pendekatan dari segi aspek budaya setempat adalah penyesuaian proyek yang
direncanakan dengan langgam arsitektur lokal yang ada di Kota Denpasar, agar nantinya proyek ini tetap
melestarikan dan mendukung nilai-nilai budaya lokal yang dimiliki oleh Kota Denpasar. Namun tentunya
langgam arsitektur yang diambil disesuaikan dengan fungsi bangunan yaitu sebagai hunian rumah susun. Dari
pendekatan tersebut, maka tema arsitektur yang dipergunakan dalam perancangan rumah susun
sederhana sewa di Kota Denpasar adalah Arsitektur Kontekstual, dimana dasar pertimbangan utama dalam
perancangan pada konsep kontekstual adalah karakter dari lingkungan sosial budaya masyarakat setempat.
Kontekstual dalam arsitektur dapat dimengerti sebagai situasi yang tidak memungkinkan sebuah obyek ada di
satu tempat tanpa memperhatikan obyek-obyek yang sudah ada di tempat itu lebih dahulu. Arsitektur
Kontekstual adalah aristektur yang memperhatikan lingkungan dalam penempatan bangunan sehingga
didapatkan komposisi yang serasi (Jencks, 1977).

Tri Hita Karana sebagai Konsep Perencanaan Rusunawa di Kota Denpasar
Tri Hita Karana sebagai falsafah masyarakat Bali dalam melestarikan keanekaragaman budaya dan
lingkungan di tengah arus modernisasi dan globalisasi. Hakikat mendasar Tri Hita Karana mengandung
pengertian tiga penyebab kesejahteraan itu bersumber pada keharmonisan hubungan antara manusia
dengan Tuhannya, manusia dengan sesamanya, dan manusia dengan alam lingkungannya. hakikat tersebut
senantiasa melekat pada masyarakat Bali, termasuk dalam hal membangun rumah atau sarana hunian.
Hubungan manusia dengan Tuhan diwujudkan dengan manusia senantiasa bersyukur dan sujud
kepadaNya, hubungan manusia dengan sesamanya diwujudkan dengan hubungan antar manusia harus diatur
dengan dasar saling asah, saling asih dan saling asuh yang artinya saling menghargai, saling mengasihi
dan saling membimbing, hubungan antar keluarga di rumah harus harmoni. Hubungan dengan masyarakat
lainnya juga harus harmoni. Hubungan baik ini akan menciptakan keamanan dan kedamaian di masyarakat,
sementara hubungan manusia dengan alam lingkungannya diwujudkan dengan lingkungan harus selalu
dijaga dan dipelihara serta tidak dirusak. Lingkungan harus selalu bersih dan rapi. Lingkungan tidak boleh
dikotori atau dirusak. karena dapat menganggu keseimbangan alam.
Penerapan konsep Tri Hita Karana dalam pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) diharapkan
mampu menjawab sikap dari kelompok masyarakat yang menolak rusunawa. Penerapan hubungan antara
manusia dengan Tuhan dalam perencanaan rusunawa dapat dilakukan dengan tidak mencemari tempat suci
dan tempat persembahyangan/peribadatan dan menghormati kearifan lokal dan budaya
setempat.
Hubungan antara manusia dengan sesame dalam perencanaan rusunawa dapaty
dilakukan dengan menciptakan hunian yang nyaman, aman, mampu meningkatkan interaksi sosial dan
layak huni. Sementara untuk hubungan antara manusia dengan alam lingkungannya dalam perencanaan
1)

2)

3)

Nifka Ulrico Giovanni Zega , Ni Made Swanendri , dan I Made Adhika – Rumah Susun Sederhana Sewa di Denpasar,
Bali
267

rusunawa dapat dilakukan dengan tidak mencemari lingkungan sekitar, tidak boros energi dan sumber daya
serta menjaga kelestarian rusunawa sehingga tidak terlihat kumuh, tidak terawat dan tidak sopan. Pemerintah
melalui Menteri Pekerjaan Umum, dalam usahanya mengatur dan mengawasi perencanaan dan pelaksanaan
rusunawa di daerah perkotaan telah menerbitkan Peraturan Menteri PU Nomor 05/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggi, sehingga program rusunawa ini
dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat.
Dengan menerapkan konsep Tri Hita Karana dalam perencanaan rumah susun sederhana sewa secara
mantap, kreatif dan dinamis akan terwujud pembangunan yang serasi dan harmonis dengan masyarakat
dan alam lingkungan di Kota Denpasar.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan yang didapat dalam tulisan ini adalah bahwa program rumah susun merupakan salah satu cara untuk
mengatasi masalah perkotaan dalam bidang perumahan. Rumah susun yang merupakan sarana hunian layak
dengan harga terjangkau dan terletak di area perkotaan akan mampu menampung masyarakat miskin yang
membutuhkan tempat tinggal., selain itu mampu meremajakan kota dan mengurangi kawasan kumuh di area
perkotaan. Kota besar seperti Denpasar juga memiliki masalah perkotaan dalam bidang perumahan. Sebagai
salah satu kota tujuan urbanisasi, ledakan penduduk di Kota Denpasar sangat tinggi, mengakibatkan masalah
klasik seperti kawasan kumuh, permukiman liar dan masyarakat terlantar, oleh karena itu program rumah
susun diharapkan dapat diterima dan mampu menjadi solusi untuk menjawab permasalahan-permasalahan
tersebut.
Ada beragam persepsi tentang rumah susun yang berkembang didalam masyarakat perkotaan di Bali.
Persepsi tersebut digolongkan menjadi tiga : adalah mereka yang setuju, yang menolak dan yang moderat.
Mereka yang menolak karena berbagai alasan terutama alasan budaya, latar belakang atau beberapa
alasan penolakan antara lain adalah karena dianggap rumah susun tidak cocok dengan gaya hidup, norma-norma serta sistem sosial tradisional di Bali. Dikhawatirkan bahwa rumah susun akan memberikan
dampak negatif bahkan dapat merusak karakteristik budaya, baik ide maupun budaya fisik yang telah ada.
Secara umum, faktor penolakan meliputi alasan sosial, kultural dan juga lingkungan. Namun pihak yang
setuju menganggap bahwa rumah susun dapat menjadi solusi bagi pemecahan berbagai masalah perumahan
dan masalah lain di perkotaan di daerah ini. Dampak-dampak negatif yang diduga akan muncul dapat
dicarikan pemecahan atau jalan keluar terbaik untuk semua. Sedangkan mereka yang memiliki pemikiran
moderat menganggap bahwa rumah susun perlu dikaji secara mendalam tentang aspek positif dan
negatifnya. Jika memungkinkan bahwa rumah susun dapat dibangun di Bali namun agar dampak negatifnya
dapat dieleminir sejauh mungkin.
Penerapan konsep Tri Hita Karana sebagai falsafah masyarakat Bali dalam perencanaan rumah susun
sederhana sewa diharapkan mampu menjawab pesimisme dari masyarakat Bali, terutama Kota Denpasar,
sehingga program rumah susun sederhana sewa ini dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat Kota
Denpasar. Perwujudan peraturan-peraturan perundang-undangan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah
terkait juga diharapkan mampu melebur dengan kearifan lokal dan budaya dari masyarakat setempat
rusunawa, sehingga sikap resistensi atau penolakan dari masyarakat dapat dieliminir sekecil mungkin.

REFERENSI
Budihardjo, Eko. 1998, ‘Percikan Masalah Arsitektur, Perumahan, Perkotaan’. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Catanese. John M. and Anthony La Forte. 1996, ‘Pengantar Arsitektur’. Bandung: Intermedia
Jencks, Charles. 1977. ‘The Language of Postmodern Architecture’. W isbech: Balding & Mansell Ltd
Pemerintah Republik Indonesia. 2011, ‘UU No. 20 tahun 2011, tentang Rumah Susun’. Jakarta
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 14/PERMEN/M/2007 tentang Pengelolaan Rusunawa,
Jakarta
Scheirmbeck, Egon. 1998. ‘Gagasan Bentuk dan Arsitektur’. Bandung: Intermatra
Statistik Perumahan Provinsi Bali, Dinas Perumahan dan Permukiman, 2013
Sueca, Ngakan Putu. 2009, ‘Persepsi Masyarakat tentang Rumah Susun di Bali’. Denpasar: Jurnal
Penelitian Universitas Udayana
Suparno Sastra M. dan Endi Marlina. 2006. ‘Perencanaan dan Pengembangan Perumahan’. Surabaya,

268

e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana–Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016–ISSN No. 9 772338 505750