TINJAUAN OBYEK STUDI RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KOTA YOGYAKARTA.
TINJ
II.1. Pengertian Rumah SusuMenurut Undang bangunan gedung berti dalam bagian-bagian y maupun vertikal dan mer digunakan secara terpis bagian-bersama,
benda-Rumah susun adal dimiliki secara terpisah. penghuni rumah susun m benda yang terdapat dal bersama, benda bersam bersama dari rumah sus satu kesatuan fungsional
Sumber: http
Masing-masing m dan fungsinya harus dini
BAB II
INJAUAN OBYEK STUDI
usunndang – Undang nomer 16 tahun 1985, rumah bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, an yang distrukturkan secara fungsional dalam
erupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat pisah, terutama untuk tempat hunian, yang dileng
-bersama dan tanah-bersama.
adalah bangunan bertingkat untuk hunian yang s ah. Sebagai bangunan hunian yang dapat dimiliki
un mempunyai batasan-batasan dalam memanfaa dalam rumah susun. Dalam rumah susun dikenal ama, dan tanah bersama. Ketiga hal tersebut usun yang tidak dapat dimiliki secara individu, kar nal dari bangunan rumah susun yang tidak dapat
Gambar II.1. Rumah Susun
ttp://hukumproperti.com/, diakses tanggal 28 Maret 20
ng memiliki batas-batas, ukuran dan luas yang jel dinikmati bersama dan tidak dapat dimiliki secara per
ah susun adalah ungan, yang terbagi arah horizontal ng dapat dimiliki dan dilengkapi dengan
ang satuannya dapat ki secara terpisah, faatkan ruang dan enal adanya bagian t merupakan hak karena merupakan apat dipisahkan.
2010
jelas, karena sifat a perseorangan.
(2)
Pembangunan r tingkat keperluan dan k rendah. “Masyarakat ber pendapatan di atas Rp rusun hanya dapat diba atas tanah negara ata undangan yang berlaku.
Pembangunan ru dan pemerataan, serta tujuan memenuhi kebutuhan masyarakat yang berpengha pemanfaatannya.
Kepemilikan satuan yang memenuhi syarat bagian-bersama, benda satu-kesatuan yang tidak
Kepemilikan satuan dan angsuran (kredit pe rusun yang ditempati su yang telah disepakati oleh perbankan), maka penghuni Susun (PPRS) dan diber dalam Pasal 19 ayat 1 Rumah Susun yang ketent 1988.
Di Barat, seperti tetapi di Belanda biasa sama, baik untuk ruma menengah, maupun baw susun digunakan oleh perlengkapan rumah yan ¹ http://pip2bdiy.org/document tanggal 31 Agustus 2010.
unan rumah susun (rusun) seharusnya dibangun dan kemampuan masyarakat terutama bagi yang
berpenghasilan rendah adalah masyarakat yan Rp.1.000.000,00 sampai dengan Rp.2.500.000, bangun di atas tanah hak milik, hak guna bangunan, atau hak pengelolaan sesuai dengan peratur
u.
usun berlandaskan pada azas kesejahteraan u ta keserasian dan keseimbangan dalam perikeh ebutuhan perumahan yang layak bagi rakyat, teruta berpenghasilan rendah, yang menjamin kepastian
atuan rusun dapat dimiliki oleh perseorangan atau at sebagai pemegang hak atas tanah yang mel enda-bersama, dan tanah-bersama, yang semuany
dak terpisahkan dengan satuan yang bersangkutan atuan rusun dapat dimiliki dengan cara membay t pemilikan rumah atau KPR). Dalam pengelolaa
sudah melunasi angsuran sesuai dengan perjanj oleh kedua belah pihak (penghuni dan pengemba enghuni rusun wajib membentuk Persatuan Pe
erikan kedudukan sebagai badan hukum, sebagai at 1 dan ayat 2 Undang – Undang No. 16 Tahun etentuannya diatur dalam Peraturan Pemerintah
eperti Amerika Serikat rumah susun ini biasa disebut asa di sebut flat. Mereka umumnya menggunak
mah susun yang dihuni oleh lapisan masyara bawah. Akan tetapi, ada kecenderungan di indones
eh penghuni lapisan masyarakat bawah dengan ang sederhana.
ent/Permen%20PU%2005-2007_RUSUN.pdf, data
ngun sesuai dengan ang berpenghasilan yang mempunyai 500.000,00 per bulan.”¹ bangunan, hak pakai turan
perundang-n umum, keadilaperundang-n ehidupan, dengan erutama golongan tian hukum dalam
atau badan hukum meliputi, hak atas uanya merupakan
tan.
bayar tunai (cash) pengelolaannya, setelah janjian akad kredit mbang atau pihak Penghuni Rumah ebagaimana tertuang ahun 1985 Tentang ah RI No. 4 Tahun
sebut apartement, enggunakan istilah yang arakat kelas atas, ndonesia istilah rumah dengan sarana dan
(3)
Sedangkan rumah lantai) yang digunakan u perlengkapan rumah cu Bangsa Belanda ketika perumahan yang dibangun akhir-akhir ini istilah Sedangkan rumah sus masyarakat atas, dengan s
Di Indonesia tam untuk masyarakat kela kesenjangan gaya hidu pemerintah memperken golongan masyarakat (perumahan umum nasi diperkenalkan dengan is II.2. Jenis Rumah Susun
Jenis rumah susun antar 1. Berdasarkan ketinggi
a. Low Rise Flat
Ketinggian bangunan s b. Medium Rise Flat
Ketinggian bangunan en c. High Rise Flat
Ketinggian bangunan s 2. Berdasarkan pencapai
a. Elevated Flat
Pencapaian melal b. Walk-up Flat
Pencapaian melal 3. Berdasarkan sistem pen
a. Simplex
- Satu unit huni dari beberapa
ah susun yang biasanya tidak berlantai banyak an untuk penghuni lapisan masyarakat menengah cukup sering disebut flat, barangkali istilah ini ter ka menjajah Indonesia. Seperti di daerah Sek bangun pada awal kemerdekaan RI ini disebut fl flat jarang digunakan lagi melainkan disebu usun berlantai banyak diperuntukkan bagi peng gan sarana yang mewah dan modern sering disebu
mpaknya tempat tinggal bersusun memiliki istilah as atas, menengah, dan bawah. Gejala ini idup antara lapisan masyarakat cukup tinggi. enalkan dengan istilah yang berbeda-beda. Per at yang menengah diperkenalkan dengan ist nasional) atau perumahan, sedangkan untuk mas dengan istilah rumah susun.
tara lain:
nggian bangunan
angunan sampai dengan enam lantai.
lat
angunan enam sampai dengan sembilan lantai.
angunan sampai dengan 40 lantai. apaian vertikal
elalui elevator atau lift dengan ketinggian lebih dar
elalui tangga dengan ketinggian tidak lebih dari em m penyusunan lantai
hunian dilayani oleh satu lantai, dalam satu lantai apa unit hunian
ak (sering kali dua enengah kualitas sarana ni terpengaruh oleh ekip, Yogyakarta,
flat. Akan tetapi, ebut perumahan. penghuni lapisan ebut apartement.
tilah yang berbeda ini terjadi karena nggi. Sebab kedua, Perumahan untuk istilah Perumnas asyarakat bawah
h dari empat lantai.
empat lantai.
(4)
- Merupakan bent
Sumber: Joseph Housin b. Duplex
- Kebutuhan sa - Dapat menge
koridor - Membutuhkan
lantai satu dan l - Dalam setiap
Sumber: Joseph Housin c. Triplex
- Kebutuhan sa - Kegiatan dal
terpisah
bentuk yang paling sederhana dan paling ekonom
Gambar II.2. Simplex
ph De Chiara, Julius Panero, Martin Zelnik. Time Save sing and Residential Development 2nd Edition, p.73. 1
n satu hunian dilayani dalam dua lantai
engeliminasi kebutuhan koridor, tidak setiap lantai
kan tangga di dalam setiap unit hunian, untuk m dan lantai dua unit hunian
p unit area privat terpisah dengan publik area
Gambar II.3. Duplex
ph De Chiara, Julius Panero, Martin Zelnik. Time Save sing and Residential Development 2nd Edition, p.73. 1
n satu unit hunian dilayani dalam tiga lantai
dalam setiap unit hunian dapat dilanjutkan dal nomis
ver Standards for . 1995.
antai membutuhkan
menghubungkan
ver Standards for . 1995.
(5)
Sumber: Joseph Housin 4. Berdasarkan bentuk
a. Bentuk Massa Sl Massa bangunan menggunakan lebi b. Bentuk Massa To
Massa bangunan perantara.
c. Bentuk Massa Va Penggabungan anta 5. Berdasarkan pola huni
a. Sistem Sewa Rumah sus sederhana sewa menengah bawah, sendiri. Pengguna
Sistem sew baik itu perkampungan berkembang di pus mengenai sewa-Tahun 1963 dan P
Pembangunan merupakan salah golongan berpenghas
Gambar II.4. Triplex
ph De Chiara, Julius Panero, Martin Zelnik. Time Save sing and Residential Development 2nd Edition, p.73. 1 k massa
Slab
bangunan memanjang dengan bentuk sirkulasi berupa k an lebih dari satu sistem sirkulasi vertikal.
Tower
ngunan memusat dengan bentuk sirkulasi beberapa
Varian
abungan antara bentuk slab dan tower. a hunian perumahan
ah susun dengan sistem sewa biasa disebut dengan a (Rusunawa), rumah susun yang disewakan bawah, yang bekerja di perkotaan, namun belum engguna menyewa dari pengelolanya.
sewa berkembang di daerah pemukiman di sek pungan maupun di daerah lainnya. Biasanya rum di pusat kota yang berdekatan dengan tempat k -menyewa rumah diatur dalam Peraturan Pe ahun 1963 dan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 1981.
bangunan rumah susun sederhana dengan sistem alah satu alternatif penyediaan perumahan bagi penghasilan rendah.
ver Standards for . 1995.
upa koridor, biasanya
apa hall atau ruang
dengan rumah susun an untuk kalangan m memiliki rumah
ekitar pusat kota, umah-rumah sewa t kerja. Peraturan Pemerintah No.17
tem sewa adalah bagi masyarakat
(6)
b. Sistem Pemilikan Rumah Rusunami. Rusuna pemerintah dalam menengah bawah. (KPA) bersubsidi
Apabila Pemilikannya dapat beli dengan mem lazimnya diterapk masyarakat golongan adalah harga tanah rumah masih ter ekonomi yang tinggi dengan harga yang mengatur kepem Susun No. 16 Tahun II.3. Fungsi dan Kegiatan dalam
Kebanyakan mas Indonesia menganggap sebagai tempat bekerja bengkel, jahit, cukur ata terbentuk dalam skala ko tetapi juga tempat berm kakek-nenek.
Ada dua hal yang menar Pertama, blok-bl lingkungan yang swa-se susun berlantai tujuh, lantai warung dan bengkel-be kantor-kantor dan prakte peramal nasib. Lantai ke termasuk bagi orang-ora an
ah susun dengan sistem pemilikan biasa di usunami merupakan istilah khusus di Indonesia, s dalam menyediakan rumah tipe hunian bertingkat untu bawah. Rusunami bisa dimiliki melalui kredit pemil
idi dari pemerintah, untuk kalangan masyarakat ter a penghuni adalah pemilik maka disebut
dapat ditempuh melalui pembelian secara tunai atau manfaatkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Siste apkan pada pengedaan rumah di daerah pinggiran k golongan ekonomi menengah maupun rendah. P
tanah di daerah pinggiran kota belum tinggi, terjangkau oleh golongan yang dituju. Untuk gol ang tinggi biasanya disediakan perumahan di daerah
ga yang terjangkau bagi golongan tersebut. Undang epemilikan rumah susun diatur dalam
Tahun 1985.
dalam Rumah Susun
asyarakat berpenghasilan rendah dan menengah enganggap rumah tidak sekadar tempat hunian semata-m rja untuk menambah penghasilan. Baik dalam atau industri rumah tangga dan kerajinan. Pola a komunitas. Jalan tidak sekedar dipakai sebagai bermain dan wahana kontak sosial, mulai dari ana
narik untuk disimak:
blok rumah susun yang baru ternyata kemudian sembada (self-contained social structure). Pada lantai dasarnya digunakan sebagai ruang kome
bengkel kecil. Lantai pertama di atasnya diman ktek profesional, resmi maupun tidak resmi seper kedua sampai ketujuh barulah tempat tinggal yang orang yang melakukan kegiatan usaha di lantai das
disebut dengan a, sebagai program
t untuk masyarakat milikan apartemen
t tertentu.
but rumah milik. atau secara sewa istem pemilikan ini ran kota, baik bagi Pertimbangannya nggi, sehingga harga k golongan sosial daerah yang strategis ndang-undang yang -undang Rumah
engah di kota-kota di mata tetapi juga bentuk warung, ola mixed-use juga ebagai sarana sirkulasi anak-anak sampai
udian menjadi satu ada suatu rumah ersial untuk toko, manfaatkan untuk eperti dokter, salon, yang sebenarnya, ai dasar dan lantai
(7)
pertama. Sedangkan at disubsidi oleh organisasi
Kedua, ruang-ruang semacam community m
segenap kebutuhan sehar II.4. Standar Perencanaan d
“Rumah susun seba yang layak bagi ma standar perencanaan perencanaan rumah susun dapat terjang azas pemanfaatan, dengan tata bangunan Standar perencanaan ru 1. Kepadatan Bangunan
Dalam menga yang tepat meliputi l Bangunan (KDB) dan
- Koefisien Dasar
bangunan dengan
- Koefisien Lantai
bangunan dengan
- Koefisien Bagian
dengan luas bangunan 2. Lokasi
Rumah susun tata bangunan dan dengan mempertimbang 3. Tata Letak
Tata letak ru lingkungan, kawasan kemanfaatan, kesela ² Kebijakan dan Rencana Str Tahun 2007-2011.
atapnya digunakan untuk sekolah dan tempat asi sosial atau keagamaan yang mereka bentuk s ruang terbuka antarblok rumah susun dialih fung
market place, berisikan para pedagang kaki lim ehari-hari dari para penghuni rumah susun. aan dan Perancangan Rumah Susun
ebagai salah satu solusi pemenuhan kebutuhan masyarakat berpenghasilan menengah-bawah. M anaan rumah susun sebagai dasar pembangunanny ah susun ini diperlukan agar harga jual atau s angkau oleh kelompok sasaran yang dituju, tanpa m
an, keselamatan, keseimbangan, keserasian ru a bangunan dan lingkungan kota.”²
umah susun di kawasan perkotaan adalah sebagai angunan
engatur kepadatan (intensitas) bangunan diperlukan uti luas lahan peruntukan, kepadatan bangunan,
an Koefisien Lantai Bangunan (KLB).
ar Bangunan (KDB) adalah perbandingan antar bangunan dengan luas lahan atau persil, tidak melebihi dari 0,4
Lantai Bangunan (KLB) adalah perbandingan antar bangunan dengan luas tanah, tidak kurang dari 1,5
an Bersama (KB) adalah perbandingan bagian ber angunan, tidak kurang dari 0,2
un dibangun di lokasi yang sesuai rencana tata dan lingkungan, terjangkau layanan transportas bangkan keserasian dengan lingkungan sekitarny
umah susun harus mempertimbangkan keterpaduan asan dan ruang, serta dengan memperhatikan
elamatan, keseimbangan dan keserasian.
Strategis Pembangunan Rumah Susun di Kawas
pat bermain, yang sendiri.
fungsikan menjadi lima yang menjual
ebutuhan perumahan ah. Memerlukan bangunannya. Standar sewa rumah u, tanpa mengurangi umah susun
ebagai berikut:
ukan perbandingan n, Koefisien Dasar
antara luas dasar
ntara luas lantai
bersama dengan
tata ruang, rencana tasi umum, serta
rnya.
paduan bangunan, tikan faktor-faktor
(8)
4. Jarak Antar Bangunan d Jarak antar banguna terhadap bahaya keba kenyamanan, serta k 5. Jenis Fungsi Rumah Jenis fungsi dimungkinkan dalam kombinasi fungsi huni 6. Luasan Satuan Rumah
Luas satuan ruang tidur atau ruan 7. Kelengkapan Rumah
Rumah susun menunjang kesejah menjalankan kegiatan 8. Transportasi Vertikal
- Rusun bertingk
menggunakan tang
- Rusun bertingkat
lift sebagai transpo Agar dapat menu rumah susun juga me memenuhi standar pela dan kenyamanan, yang ber potensi sumber daya da sosial yang terjadi pad operasi dan pemeliharaa
Menurut Peraturan Pedoman Teknis Pemba kriteria perencanaan pem berikut:
1. Rusuna bertingkat ti setempat pada wujud
nan dan Ketinggian
r bangunan dan ketinggian ditentukan berdasark kebakaran, pencahayaan dan pertukaran udara ta kepadatan bangunan sesuai tata ruang kota.
ah Susun
ungsi peruntukkan rumah susun adalah untu m satu rumah susun atau kawasan rumah susun unian dan fungsi usaha.
mah Susun
tuan rumah susun minimum 21 m2, dengan fungsi uang serbaguna dan dilengkapi dengan kamar mandi
ah Susun
sun harus dilengkapi prasarana, sarana dan ejahteraan, kelancaran dan kemudahan penghu
atan sehari-hari. al
ngkat rendah dengan jumlah lantai maksim an tangga sebagai transportasi vertikal.
kat tinggi dengan jumlah lantai lebih dari 6 lantai ansportasi vertikal.
enurunkan harga sewa dan jual rumah susun, enerapkan teknologi bahan bangunan dan k pelayanan minimal dari aspek keamanan konstru ang berbasis potensi sumber daya dan kearifan lokal
dan kearifan lokal ini diharapkan dapat mengurang pada saat persiapan, pelaksanaan pembangunan
aan rumah susun.
uran Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M bangunan Rumah Susun Sederhana Bertingkat T pembangunan rumah susun sederhana (Rusuna)
at tinggi yang direncanakan harus mempertimbang ujud arsitektur bangunan tersebut.
arkan persyaratan udara secara alami,
untuk hunian dan un memiliki jenis
si utama sebagai andi dan dapur.
dan utilitas yang penghuni dalam
simum 6 lantai,
antai, menggunakan
un, pembangunan dan konstruksi yang truksi, kesehatan, okal. Pemanfaatan rangi beban biaya bangunan, serta biaya
T/M/2007 Tentang t Tinggi, beberapa una) adalah sebagai
(9)
2. Massa bangunan sebai bentuk denah yang m 3. Jika terpaksa denah bila dianggap perlu. 4. Lantai dasar dipergun
Usaha, Ruang Pengel Mekanikal-Elektrikal, penampungan sampah 5. Lantai satu dan lantai
Huniannya terdiri atas (satu) KM/WC, dan maksimum 36 m². 6. Luas sirkulasi, utilitas
lantai bangunan. 7. Denah unit rusuna
mungkin tidak menggun dan pencahayaan. 8. Struktur utama bangu
rangka perimetral) har 9. Setiap 3 (tiga) lantai
bersama yang dapat 10. Sistem konstruksi rus
kecepatan dan ekono sistem konvensional. 11. Dinding luar rusuna
dinding pembatas ant struktur dapat lebih ri 12. Lebar dan tinggi anak
dan kenyamanan, denga 13. Railling/pegangan ra
privasi dan kesela menimbulkan kesan 14. Penutup lantai tangga
lantai unit hunian mengg
sebaiknya simetri ganda, rasio panjang lebar (L/B ng mengakibatkan puntiran pada bangunan.
enah terlalu panjang (> 50 m) atau tidak simetris:
gunakan untuk fasos, fasek dan fasum, antara lai engelola, Ruang Bersama, Ruang Penitipan al, prasarana dan sarana lainnya, antara
pah/kotoran.
antai berikutnya diperuntukan sebagai hunian yang atas: 1 (satu) Ruang Duduk/Keluarga, 2 (dua) dan Ruang Service (Dapur dan Cuci) dengan tot
as, dan ruang-ruang bersama maksimum 30%
una bertingkat tinggi harus fungsional, efisien dengan enggunakan balok anak, dan memenuhi persyaratan
bangunan termasuk komponen penahan gempa (dindi harus kokoh, stabil, dan efisien terhadap beban g ntai bangunan rusuna bertingkat tinggi harus di dapat berfungsi sebagai fasilitas bersosialisasi antar rusuna bertingkat tinggi harus lebih baik, dar onomis (seperti sistem formwork dan sistem prac onal.
una bertingkat tinggi menggunakan beton prace antar-unit/sarusun menggunakan beton ringan, s h ringan dan menghemat biaya pembangunan. anak tangga harus diperhitungkan untuk memenuhi
dengan lebar tangga minimal 110 cm.
egangan rambat balkon dan selasar harus mempertim elamatan dengan memperhatikan estetika an massif atau kaku, dilengkapi dengan balustrade
angga dan selasar menggunakan keramik, seda enggunakan plester dan acian tanpa keramik ke
(L/B) < 3, hindari
is: pasang dilatasi
a lain : Ruang Unit pan Anak, Ruang antara lain tempat
yang 1 (satu) Unit dua) Ruang Tidur, 1 total luas per unit
30% dari total luas
en dengan sedapat aratan penghawaan
dinding geser atau hadap beban gempa.
disediakan ruang ar penghuni. dari segi kualitas, pracetak) dibanding
cetak sedangkan ngan, sehingga beban
enuhi keselamatan
timbangkan faktor a sehingga tidak
ade dan railing.
edangkan penutup kecuali KM/WC.
(10)
15. Penutup dinding K maksimum adalah 1. 16. Penutup meja dapur
maksimum pasangan k dapur.
17. Elevasi KM/WC dinai dengan mekanikal-el menembus pelat lant 18. Material kusen pintu
kusen harus tahan boc Pemasangan kusen terkena langsung ai
sealant.
19. Plafond memanfaatk 20. Seluruh instalasi
memperhitungkan es 21. Ruang-ruang mekani
efisien, dengan siste dibuat dengan sistem 22. Penggunaan lift dir digunakan sistem pe 23. Ukuran koridor atau berdasarkan fungsi k 24. Setiap bangunan rus
dengan rasio 1 (satu) dibangun.
25. Jarak bebas bangunan minimum 4 m pada bangunan ditambah jarak bebas terjauh 12,
Selain peraturan Teknis Pembangunan R Umum Nomor 60/PRT/1992
KM/WC menggunakan pasangan keramik 1.80 meter dari level lantai.
dapur dan dinding meja dapur menggunakan angan keramik dinding meja dapur adalah 0.60 mete
inaikkan terhadap elevasi ruang unit hunian, hal elektrikal untuk menghindari sparing air bek antai.
ntu dan jendela menggunakan bahan alumunium bocor dan diperhitungkan agar tahan terhadap en mengacu pada sisi dinding luar, khusus unt ung air hujan harus ditambahkan detail mengenai
tkan struktur pelat lantai tanpa penutup (exposed
utilitas harus melalui shaft, perencanaan estetika dan kemudahan perawatan.
anikal dan elektrikal harus dirancang secara t stem yang dibuat seefektif mungkin (misalnya: s tem positive suction untuk menjamin efektivitas sis direncanakan untuk lantai 6 keatas, bila di pemberhentian lift di lantai genap/ganjil.
au selasar sebagai akses horizontal antarruang di i koridor, fungsi ruang, dan jumlah pengguna, min
rusuna bertingkat tinggi diwajibkan menyediak atu) lot parkir kendaraan untuk setiap 5 (lima) uni
bangunan rusuna bertingkat tinggi terhadap bangunan pada lantai dasar, dan pada setiap penambahan bah 0,5 m dari jarak bebas lantai di bawahnya sa auh 12,5 m.
an di atas, terdapat pula peraturan lain mengenai nan Rumah Susun yang diatur oleh Peraturan Men
/1992 yaitu:
ik dengan tinggi
n keramik. Tinggi eter dari level meja
an, hal ini berkaitan bekas dan kotor
m ukuran 3x7 cm, adap tekanan angin. untuk kusen yang engenai penggunaan
ed).
anaan shaft harus
a terintegrasi dan : sistem plumbing sistem).
diperlukan dapat
uang dipertimbangkan inimal 1.2 m. ediakan area parkir
) unit hunian yang
bangunan gedung lainnya ahan lantai/tingkat sampai mencapai
engenai Persyaratan Menteri Pekerjaan
(11)
2) Penghawaan alami ukuran lubang angin bersangkutan. 3) Penghawaan buatan
bekerja terus-menerus yang berlaku.
2) Pencahayaan alami luasnya diperhitungk dalam sesuai dengan 3) Pencahayaan buatan
untuk bekerja, seku ruang kerja seperti jal
Komponen bahan banguna keamanan, keawetan ba b) Komponen dan bahan
sekurang-kurangnya harus mempunyai kea d) Bahan bangunan pe
mempunyai bentuk dan anak serta mempuny
2) Beban bergerak atau shaft, dan oleh tekanan sekurang-kurangnya
2) Tangga harus memenuh anak-anak, dengan u a. Lebar berguna se b. Lebar bordes sek c. Lebar injakan ana d. Railing dengan ke
Pasal 10
i harus menggunakan sistem pertukaran udara angin sekurang-kurangnya satu persen dari luas lantai
an harus menggunakan sistem pertukaran udara rus selama ruang dipergunakan dan sesuai dengan
Pasal 11
mi harus menggunakan satu atau lebih lubang tungkan terhadap komponen cahaya langit, refleksi dengan ketentuan yang berlaku.
uatan harus memenuhi persyaratan: sekurang-kur kurang-kurangnya 20 lux untuk ruang-ruang lai i jalan terusan, tangga, selasar (koridor).
Pasal 15
bangunan dalam memenuhi fungsinya harus da an bahan dan bangunan dengan persyaratan:
bahan bangunan bukan struktur harus mempuny angnya 20 tahun, serta untuk komponen dan bahan banguna
keawetan sekurang-kurangnya 50 tahun.
pembentuk pagar dan railing yang terletak pada bentuk dan kekokohan yang menjamin keamanan teruta
nyai ketinggian railing sekurang-kurangnya 120 c Pasal 16
atau beban hidup dapat terdiri beban bergerak pada ekanan air jatuh atau genangan air hujan pada angnya 200 kg/m², sesuai dengan ketentuan yang berl
Pasal 18
menuhi persyaratan keamanan baik bagi orang d , dengan ukuran sebagai berikut:
guna sekurang-kurangnya 120 cm ekurang-kurangnya 120 cm
an anak tangga sekurang-kurangnya 22,5 cm n ketinggian sekurang-kurangnya 110 cm
udara silang dengan lantai ruang yang
udara mekanis yang dengan ketentuan
ubang cahaya yang si luar dan refleksi
kurangnya 50 lux g lain yang bukan
dapat menjamin
punyai keawetan han bangunan struktur
pada lantai harus terutama bagi anak-a 120 cm.
pada struktur, pada pada atap, sebesar
erlaku.
(12)
e. Pembuatan railing
tidak boleh lebih dar 3) Tangga harus digunak
dan untuk bangunan atau eskalator.
2) Pintu dan tangga dar disediakan sekurang 4) Pintu darurat kebak
sekurang-kurangnya dilihat, dengan ukuran sekurang-kurangnya pada lantai dasar, se 6) Tangga darurat keba
kebutuhannya serta injakan anak tangga boleh berbentuk tangga 7) Tangga yang terletak
meter dari bukaan y ketentuan yang berla
10) Saluran pembuangan cukup sehingga air dilengkapi dengan luban yang lurus, lubang p setiap 50 m.
5) Saluran sampah har sekurang-kurangnya otomatis pada bagian ruang pengumpul pada
1) Satuan rumah sus dipertanggungjawabk
ailing yang berbentuk lubang memanjang jarak an ebih dari 10cm
gunakan pada bangunan rumah susun sampai dengan an rumah susun lebih dari lima lantai harus dilengk
Pasal 19
darurat kebakaran pada setiap lantai dengan jar ang-kurangnya dua buah.
ebakaran harus terbuat dari bahan yang tidak m angnya dalam waktu satu jam, diberi warna terten
uran lebar bukaan sekurang-kurangnya 100 cm angnya 210 cm, menutup sendiri secara mekanis, m
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
kebakaran diperhitungkan terhadap jumlah ta mempunyai ukuran sekurang-kurangnya lebar ngga 17,5 cm, lebar injakan sekurang-kurangnya 22 ngga puntir, sesuai dengan ketentuan yang berlak etak di luar bangunan harus berjarak sekurang-aan yang berhubungan dengan tangga kebakaran, ang berlaku.
Pasal 25
buangan air limbah mendatar harus mempunyai k air penggelontoran dapat membawa limbah pada dengan lubang pemeriksa pada tiap perubahan arah dan
g pemeriksa harus ditempatkan pada jarak seku
Pasal 26
harus mempunyai ukuran sisi atau diameter pena angnya 50 cm, yang dilengkapi lubang pemasukan dengan
bagian atas alat pembersih kotoran pada dinding bagi pada lantai dasar yang berpintu.
Pasal 35
susun harus mempunyai ukuran standar abkan sesuai dengan kebutuhan ruang dan keten
antara sisi-sisinya
dengan lima lantai engkapi dengan lift
dengan jarak 25 m harus
mudah terbakar tentu agar mudah cm, tinggi bukaan , membuka keluar
ah penghuni dan bar 110 cm, tinggi 22,5 cm dan tidak ang berlaku.
-kurangnya satu an, sesuai dengan
kemiringan yang padat dan harus dan pada saluran kurang-kurangnya
penampang terkecil an dengan penutup bagian dalam dan
tandar yang dapat ketentuan satuan
(13)
rumah susun sekuran tiga meter.
2) Koridor dapat berfungs susun, harus mempuny 3) Selasar dapat berfungs
susun, harus mempuny
1) KDB merupakan perban tanah dengan luas lah a. Untuk rumah sus
maksimum: 1.736 b. Untuk rumah sus
dan fungsi yang s 2) KLB merupakan per
susun dengan luas lahan a. Untuk rumah sus
maksimum: 1.736 b. Untuk rumah sus
dan fungsi yang s 4) Penggunaan tanah m
susun atau prasarana bersama harus mem a. Luas tanah untuk
luasnya 50%. b. Luas tanah untuk
luasnya 20%. c. Luas tanah untu
luasnya 30%.
Jalan setapak terdiri da tepi jalan dengan persya a. Badan jalan mempuny
- Ukuran lebar perk - Ukuran lebar bahu j
rang-kurangnya 18 m² dengan lebar muka seku
Pasal 44
fungsi sebagai ruang penghubung antara dua sis punyai ukuran lebar sekurang-kurangnya 180 cm fungsi sebagai ruang penghubung untuk satu sis
punyai ukuran lebar sekurang-kurangnya 150 cm Pasal 48
perbandingan antara luas lantai dasar bangunan pada lahan ditetapkannya sebagai berikut:
usun hunian dengan jumlah lantai lima dan kepada 736 orang, dengan nilai KDB sebesar 25%.
usun non hunian nilai KDB diperhitungkan terhadap ang sesuai peraturan daerah setempat.
perbandingan antara jumlah luas seluruh lantai bangun lahannya ditetapkan sebagi berikut:
usun hunian dengan jumlah lantai lima dan kepada 736 orang, dengan nilai KLB sebesar 1,25.
susun non hunian nilai KLB diperhitungkan terhadap ang sesuai peraturan daerah setempat.
anah merupakan perbandingan luas tanah untuk bangun rana lingkungan atau fasilitas lingkungan terhadap
mperhatikan ketentuan sebagai berikut:
tuk bangunan rumah susun terhadap luas tanah be
untuk prasarana lingkungan terhadap luas tanah ber
untuk fasilitas lingkungan terhadap luas tanah ber
Pasal 52
dari badan jalan (perkerasan jalan dan bahu jalan) yaratan:
punyai ukuran lebar sekurang-kurangnya dua mete perkerasan jalan sekurang-kurangnya 1,5 m. bahu jalan sekurang-kurangnya 0,25 m.
kurang-kurangnya
sisi satuan rumah m.
sisi satuan rumah m.
nan pada permukaan
epadatan penghuni
rhadap kebutuhan
antai bangunan rumah
epadatan penghuni
terhadap kebutuhan
bangunan rumah hadap luas tanah
tanah bersama
tanah bersama
ah bersama
seluas-jalan) dan saluran
(14)
b. Saluran tepi jalan har yang lebar penampangn
Jalan kendaraan terdiri pengaman trotoar dan sal a. Badan jalan mempuny
- Ukuran lebar perk - Ukuran lebar bahu j
Dirancang berdasark dari 20 km/jam. b. Ambang pengaman j
dan sesuai ketentuan c. Trotoar sekurang-kur d. Lebar trotoar dibuat s
atau perkerasan jalan. e. Saluran tepi jalan har
yang berasal dari badan kebutuhannya.
Tempat parkir kendar persyaratan:
a. Jarak antara tempat lebih dari 300 m. b. Tempat parkir pada
diberi ruang pembatan lalu lintas kendaraan c. Luas perkerasan tem
kurangnya dengan per tempat parkir untuk berlaku.
Prinsip dasar pembangu 1. Keterpaduan
Pembangunan Rusun pelaku, dan keterpaduan
harus dibuat pada satu atau dua sisi jalan untuk pangnya sesuai dengan kebutuhan.
Pasal 53
diri dari badan jalan (perkerasan jalan dan bahu dan saluran air hujan dengan persyaratan:
punyai ukuran lebar sekurang-kurangnya 3,5 m dengan: perkerasan jalan sekurang-kurangnya 3 m.
bahu jalan sekurang-kurangnya 0,25 m.
arkan kecepatan serendah-rendahnya 10km/jam
an jalan diperhitungkan terhadap konstruksi jalan y uan yang berlaku.
kurangnya 90 cm yang dibuat pada satu atau kedua buat sekurang-kurangnya 90 cm pada satu atau kedua s
lan.
harus dibuat pada satu atau dua sisi jalan untuk badan jalan yang dimensi dan penampangnya
Pasal 54
endaraan harus dapat menampung bagi kendar
pat parkir dengan pintu bangunan rumah susun
pada pertemuan antara pejalan kaki dan jalan ke batan yang memberikan kondisi aman bagi pejalan aan
tempat parkir harus sesuai dengan kebutuhan an perbandingan setiap jumlah lima kepala kelua
uk satu mobil, yang dibangun sesuai dengan
bangunan Rumah Susun meliputi:
usun dilaksanakan prinsip keterpaduan kawasan, paduan dengan sistem perkotaan.
tuk menampung air
bahu jalan), ambang
dengan:
m dan tidak lebih
an yang diamankan
edua sisi jalan. edua sisi bau jalan
tuk menampung air ya sesuai dengan
endaraan dengan
usun terdekat tidak
an kendaraan harus alan kaki terhadap
tuhan dan sekurang-eluarga disediakan dengan ketentuan yang
(15)
2. Efisiensi dan Efektivi Memanfaatkan sumber intensitas penggunaan 3. Penegakan Hukum
Mewujudkan adanya menjunjung tinggi nilai 4. Keseimbangan dan K
Mengindahkan kesei 5. Partisipasi
Mendorong kerjasam masyarakat untuk dapa pengawasan, operas 6. Kesetaraan
Menjamin adanya kes bawah untuk dapat kesejahteraannya. 7. Transparansi dan Ak
Menciptakan keperc masyarakat melalu mempertanggung-jaw kepentingan.
II.5. Beberapa Contoh Rum Beberapa contoh rumah 1. Rumah Susun Seder
Rusunawa yang Kaliyasa dan Jalan Nusantara Cilacap.
Perancangan komunitas atau kam nelayan yang ada. K sungai, adanya kegiat sesudah melaut mer tidak bisa ditinggalkan
tivitas
mber daya yang tersedia secara optimal, melal penggunaan lahan dan sumber daya lainnya.
nya kepastian hukum dalam bermukim bagi sem nilai-nilai kearifan yang hidup ditengah masyarakat. dan Keberkelanjutan
eimbangan ekosistem dan kelestarian sumber day
asama dan kemitraan Pemerintah dengan badan dapat berpartisipasi dalam proses perencanaan,
asi dan pemeliharaan, serta pengelolaan rumah s
kesetaraan peluang bagi masyarakat berpenghas dapat menghuni rumah susun yang layak bagi
Akuntabilitas
epercayaan timbal-balik antara pemerintah, bad alui penyediaan informasi yang memadai, jawabkan kinerja pembangunan kepada selur
mah Susun
ah susun yang ada di Indonesia antara lain: ederhana Sewa untuk Nelayan di Kaliyasa Cilacap
a yang menempati lahan seluas 1,3 Ha berlokasi di n Arteri Cilacap, berseberangan dengan Pelabuhan
angan Rusunawa nelayan ini mempertimbang ampung nelayan yang telah tumbuh-kembang da. Keberadaan fasilitas bersama yang diorientasik
egiatan rutin yang dilakukan secara bersama-sam erupakan elemen-elemen pembentuk karakter nggalkan dalam perancangan.
elalui peningkatan
emua pihak, serta akat.
daya yang ada.
badan usaha dan anaan, pembangunan,
ah susun.
penghasilan menengah-bagi peningkatan
badan usaha dan adai, serta dapat eluruh pemangku
i di pinggir Sungai abuhan Perikanan
bangkan kekhasan bang di permukiman entasikan ke laut atau ama sebelum dan ter setempat yang
(16)
Gamba Sumber: In Rusunawa nel masing-masing mer kegiatan umum/kom pengelola.
Ruang untuk Gambar II.6. Sumber: In
Dalam menent dan struktur yang pencahayaan dan mempertimbangkan iklim.
Gambar II.7. D Sumber: In
bar II.5. SitePlan Rusunawa Nelayan di Kaliyasa Cilac Indonesia Architecture Magazine edisi 9 tahun 2007, nelayan ini merupakan konfigurasi dari 2 massa
erupakan bangunan 4 lantai. Lantai dasar dif omersial dan kegiatan sosial, selain itu juga
uk Tempat Usaha Ruang untuk Umum Ruang 6. Denah Lantai Dasar Rusunawa Nelayan di Kaliyasa Indonesia Architecture Magazine edisi 9 tahun 2007,
enentukan bentuk unit hunian mempertimbangkan tatanan r ang efisien, selain kenyamanan fisik bagi penghu
dan penghawaan alami). Peruangan pada an efisiensi kegiatan dan kenyamanan fisik terhadap
Ruang untuk hunian
. Denah Lantai 1, 2, 3 Rusunawa Nelayan di Kaliyasa Indonesia Architecture Magazine edisi 9 tahun 2007,
acap 7, p.76
sa bangunan yang difungsikan untuk uga untuk kegiatan
ng Pengelola sa Cilacap
7, p.77
an tatanan ruangan penghuni (melalui pada unit hunian rhadap pengaruh
sa Cilacap 7, p.77
(17)
Konsep kon mempertimbangkan kemudahan bersosial elektrikal. Hal ini di dikomposisikan dengan
Gambar Sumber: In
Bentuk masa pengaruh gempa, kenyamanan terhadap p
Gambar II. Sumber: In
Komposisi m jalan arteri, namun c sungai merupakan hi
Gambar Sumber: In
onfigurasi unit-unit hunian per-lantai diranc an terjaganya tingkat privasi penghuni masing-mas osialisasi antar penghuni, sistem struktur dan si ni didapatkan dengan penerapan pola koridor dengan void.
ar II.8. Potongan Rusunawa Nelayan di Kaliyasa Cilac Indonesia Architecture Magazine edisi 9 tahun 2007, asa bangunan mempertimbangkan ketahanan bangunan
, tingkat privasi penghuni melalui pengolahan hadap pengaruh iklim melalui pengolahan bukaan-bu
.9. Tampak Depan Rusunawa Nelayan di Kaliyasa C Indonesia Architecture Magazine edisi 9 tahun 2007, masa bangunan diorientasikan ke arah Sungai n cenderung lebih diprioritaskan ke arah Sungai an hidup keseharian para nelayan dan keluarga.
ar II.10. Perspektif Rusunawa Nelayan di Kaliyasa Cila Indonesia Architecture Magazine edisi 9 tahun 2007,
dirancang dengan asing unit hunian, an sistem mekanikal dor tunggal yang
lacap 7, p.77
bangunan terhadap ahan koridor, dan
bukaan.
Cilacap 7, p.77
ungai Kaliyasa dan ungai Kaliyasa karena
ilacap 7, p.79
(18)
2. Rumah Susun Jatiraw Jatirawasari ter dan 21. Rusun yang lantai, dengan lantai tiap lantainya, sementa
Untuk efisiens Meskipun begitu kaidah pada atapnya tetap dengan pemilihan j cahaya sehingga mengu
Sumber: In
Secara kesel Pembedanya hanyal difungsikan untuk uni dan kamar mandi selasar selebar 1,6 m ujung selasar diakhir
atirawasari di Jakarta
ari terdiri dari 2 blok yang masing-masing berbeda ang berada di pusat Kota Yogyakarta ini masing-m antai dasar sebagai unit usaha. Untuk tipe 36 terbagi
entara untuk tipe 21 terbagi menjadi 12 unit tiap l ensi biaya, keseluruhan Rusun ini dirancang dengan aidah-kaidah arsitektur tropis yang mutlak membu ap tidak diabaikan. Penyesuaian dengan iklim tropi
jendela yang lebar yang juga berguna untu engurangi kesan gelap pada bangunan.
Ruang untuk Tempat Usaha Gambar II.11. SitePlan Rusun Jatirawasari Indonesia Architecture Magazine edisi 9 tahun 2007, eluruhan bentuk bangunan antara tipe 36 dengan alah pembagian unit-unit huniannya. Lantai dasar unit usaha, ruang serbaguna, kantor pengelola, andi untuk umum. Tiap-tiap deret bangunan dilengk
1,6 meter yang disambung dengan void selebar 3,3 hiri dengan tangga dan lift untuk alat transportasi
eda tipe yaitu 36 masing setinggi 6 bagi dalam 16 unit ap lantainya.
engan atap datar. butuhkan sosoran tropis dapat dilihat untuk memasukkan
7, p.29
dengan tipe 21 sama. dasar kedua blok itu ola, tempat parkir, dilengkapi dengan 3,3 meter. Disetiap tasi vertikal.
(19)
G Sumber: In
Untuk keindahan dengan tampak bangu jendela menbuat ba bangunan juga didu warna putih dan bata pu
G Sumber: In
Tampak banguna dibeberapa bagian, utama bangunan ini bukaan, bentuk kusen berwarna hitam. War
Ruang untuk Hunian
Gambar II.12. Denah Hunian Rusun Jatirawasari Indonesia Architecture Magazine edisi 9 tahun 2007, ndahan nilai arsitektural bangunan, perancang bangunan. Ada bagian-bagian yang menjorok
bangunan ini tidak hanya berbentuk kotak m dukung oleh penyelesaian dinding bangunan yan dan bata pucat.
Gambar II.13. Tampak Depan Rusun Jatirawasari Indonesia Architecture Magazine edisi 9 tahun 2007, bangunan mengandalkan permainan dinding terluar
an, sehingga mengurangi kesan kotak masif yang ini. Aksen yang disajikan oleh perancang ada usen jendela dan lubang angin yang menggunakan
arna hitam juga digunakan pada railing balkon yang ada. 7, p.29
ang bermain-main k dan permainan masif. Keindahan yang memadukan
7, p.30
uar yang menjorok ang adalah bentuk ada pada
bukaan-kan material kayu yang ada.
(20)
Ga Sumber: In
Untuk memudah tempat-tempat yang kabel-kabel listrik. K mempermudah dalam
Sumber: In
Sebagian bes ini yang mesih terlihat yang berjajar tetap tida
Gambar II.14. Tampak Samping Rusun Jatirawasari Indonesia Architecture Magazine edisi 9 tahun 2007, udahkan pemeliharaan, instalasi perpipaan sengaj ang mudah dilihat dan dijangkau. Begitu juga denga
. Konsep ini diterapkan oleh Dinas Perumahan dalam hal perbaikan jika sewaktu-waktu terjadi kerus
Gambar II.15. Potongan Rusun Jatirawasari Indonesia Architecture Magazine edisi 9 tahun 2007, besar unit telah dihuni. Kedisiplinan penghuni tam
lihat rapi meski sudah dihuni beberapa tahun. Wal tap tidak bisa dihilangkan dari pemandangan sebuah r
7, p.30
engaja diletakkan di uga dengan instalasi ahan sekaligus untuk
rusakan.
7, p.31
tampak pada rusun alaupun jemuran ah rumah susun.
(21)
Sumber: In
Gambar II.16. Perspektif Rusun Jatirawasari
(1)
Gamba Sumber: In Rusunawa nel masing-masing mer kegiatan umum/kom pengelola.
Ruang untuk Gambar II.6. Sumber: In
Dalam menent dan struktur yang pencahayaan dan mempertimbangkan iklim.
Gambar II.7. D Sumber: In
bar II.5. SitePlan Rusunawa Nelayan di Kaliyasa Cilac Indonesia Architecture Magazine edisi 9 tahun 2007, nelayan ini merupakan konfigurasi dari 2 massa
erupakan bangunan 4 lantai. Lantai dasar dif omersial dan kegiatan sosial, selain itu juga
uk Tempat Usaha Ruang untuk Umum Ruang 6. Denah Lantai Dasar Rusunawa Nelayan di Kaliyasa Indonesia Architecture Magazine edisi 9 tahun 2007,
enentukan bentuk unit hunian mempertimbangkan tatanan r ang efisien, selain kenyamanan fisik bagi penghu
dan penghawaan alami). Peruangan pada an efisiensi kegiatan dan kenyamanan fisik terhadap
Ruang untuk hunian
. Denah Lantai 1, 2, 3 Rusunawa Nelayan di Kaliyasa Indonesia Architecture Magazine edisi 9 tahun 2007,
acap 7, p.76
sa bangunan yang difungsikan untuk uga untuk kegiatan
ng Pengelola sa Cilacap
7, p.77
an tatanan ruangan penghuni (melalui pada unit hunian rhadap pengaruh
sa Cilacap 7, p.77
(2)
Konsep kon mempertimbangkan kemudahan bersosial elektrikal. Hal ini di dikomposisikan dengan
Gambar Sumber: In
Bentuk masa pengaruh gempa, kenyamanan terhadap p
Gambar II. Sumber: In
Komposisi m jalan arteri, namun c sungai merupakan hi
Gambar Sumber: In
onfigurasi unit-unit hunian per-lantai diranc an terjaganya tingkat privasi penghuni masing-mas osialisasi antar penghuni, sistem struktur dan si ni didapatkan dengan penerapan pola koridor dengan void.
ar II.8. Potongan Rusunawa Nelayan di Kaliyasa Cilac Indonesia Architecture Magazine edisi 9 tahun 2007, asa bangunan mempertimbangkan ketahanan bangunan
, tingkat privasi penghuni melalui pengolahan hadap pengaruh iklim melalui pengolahan bukaan-bu
.9. Tampak Depan Rusunawa Nelayan di Kaliyasa C Indonesia Architecture Magazine edisi 9 tahun 2007, masa bangunan diorientasikan ke arah Sungai n cenderung lebih diprioritaskan ke arah Sungai an hidup keseharian para nelayan dan keluarga.
ar II.10. Perspektif Rusunawa Nelayan di Kaliyasa Cila Indonesia Architecture Magazine edisi 9 tahun 2007,
dirancang dengan asing unit hunian, an sistem mekanikal dor tunggal yang
lacap 7, p.77
bangunan terhadap ahan koridor, dan
bukaan.
Cilacap 7, p.77
ungai Kaliyasa dan ungai Kaliyasa karena
ilacap 7, p.79
(3)
2. Rumah Susun Jatiraw Jatirawasari ter dan 21. Rusun yang lantai, dengan lantai tiap lantainya, sementa
Untuk efisiens Meskipun begitu kaidah pada atapnya tetap dengan pemilihan j cahaya sehingga mengu
Sumber: In
Secara kesel Pembedanya hanyal difungsikan untuk uni dan kamar mandi selasar selebar 1,6 m ujung selasar diakhir
atirawasari di Jakarta
ari terdiri dari 2 blok yang masing-masing berbeda ang berada di pusat Kota Yogyakarta ini masing-m antai dasar sebagai unit usaha. Untuk tipe 36 terbagi
entara untuk tipe 21 terbagi menjadi 12 unit tiap l ensi biaya, keseluruhan Rusun ini dirancang dengan aidah-kaidah arsitektur tropis yang mutlak membu ap tidak diabaikan. Penyesuaian dengan iklim tropi
jendela yang lebar yang juga berguna untu engurangi kesan gelap pada bangunan.
Ruang untuk Tempat Usaha Gambar II.11. SitePlan Rusun Jatirawasari Indonesia Architecture Magazine edisi 9 tahun 2007, eluruhan bentuk bangunan antara tipe 36 dengan alah pembagian unit-unit huniannya. Lantai dasar unit usaha, ruang serbaguna, kantor pengelola, andi untuk umum. Tiap-tiap deret bangunan dilengk
1,6 meter yang disambung dengan void selebar 3,3 hiri dengan tangga dan lift untuk alat transportasi
eda tipe yaitu 36 masing setinggi 6 bagi dalam 16 unit ap lantainya.
engan atap datar. butuhkan sosoran tropis dapat dilihat untuk memasukkan
7, p.29
dengan tipe 21 sama. dasar kedua blok itu ola, tempat parkir, dilengkapi dengan 3,3 meter. Disetiap tasi vertikal.
(4)
G Sumber: In
Untuk keindahan dengan tampak bangu jendela menbuat ba bangunan juga didu warna putih dan bata pu
G Sumber: In
Tampak banguna dibeberapa bagian, utama bangunan ini bukaan, bentuk kusen berwarna hitam. War
Ruang untuk Hunian
Gambar II.12. Denah Hunian Rusun Jatirawasari Indonesia Architecture Magazine edisi 9 tahun 2007, ndahan nilai arsitektural bangunan, perancang bangunan. Ada bagian-bagian yang menjorok
bangunan ini tidak hanya berbentuk kotak m dukung oleh penyelesaian dinding bangunan yan dan bata pucat.
Gambar II.13. Tampak Depan Rusun Jatirawasari Indonesia Architecture Magazine edisi 9 tahun 2007, bangunan mengandalkan permainan dinding terluar
an, sehingga mengurangi kesan kotak masif yang ini. Aksen yang disajikan oleh perancang ada usen jendela dan lubang angin yang menggunakan
arna hitam juga digunakan pada railing balkon yang ada. 7, p.29
ang bermain-main k dan permainan masif. Keindahan yang memadukan
7, p.30
uar yang menjorok ang adalah bentuk ada pada
bukaan-kan material kayu yang ada.
(5)
Ga Sumber: In
Untuk memudah tempat-tempat yang kabel-kabel listrik. K mempermudah dalam
Sumber: In
Sebagian bes ini yang mesih terlihat yang berjajar tetap tida
Gambar II.14. Tampak Samping Rusun Jatirawasari Indonesia Architecture Magazine edisi 9 tahun 2007, udahkan pemeliharaan, instalasi perpipaan sengaj ang mudah dilihat dan dijangkau. Begitu juga denga
. Konsep ini diterapkan oleh Dinas Perumahan dalam hal perbaikan jika sewaktu-waktu terjadi kerus
Gambar II.15. Potongan Rusun Jatirawasari Indonesia Architecture Magazine edisi 9 tahun 2007, besar unit telah dihuni. Kedisiplinan penghuni tam
lihat rapi meski sudah dihuni beberapa tahun. Wal tap tidak bisa dihilangkan dari pemandangan sebuah r
7, p.30
engaja diletakkan di uga dengan instalasi ahan sekaligus untuk
rusakan.
7, p.31
tampak pada rusun alaupun jemuran ah rumah susun.
(6)
Sumber: In
Gambar II.16. Perspektif Rusun Jatirawasari