Studi Analisis Ketersediaan Sumber Belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn) yang Digunakan Siswa di SMK Wikarya Karanganyar jurnal

(1)

commit to user

STUDI DISKRIPTIF KETERSEDIAAN SUMBER BELAJAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PKN) YANG DIGUNAKAN

SISWA DI SMK WIKARYA KARANGANYAR1

Oleh:

Tri Wiyanti, Muh. Hendri N, Dewi G2 ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui tujuan pembelajaran Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan serta sudah tercapai belum dengan adanya peran sumber belajar untuk siswa di SMK Wikarya karanganyar; (2) Untuk mengetahui permasalahan yang di hadapi siswa dalam mendapatkan sumber belajar; (3) Untuk mengetahui solusi atau pemecahan masalah dengan masalah kurangnya sumber belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMK Wikarya Karanganyar.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data diperoleh dari informan, tempat, peristiwa dan dokumen. Teknik sampling yang di gunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang di gunakan untuk memperoleh dan menyusun data penelitian adalah dengan wawancara, observasi serta analisis dokumen. Guna memperoleh validitas data di gunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode. Sedangkan teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif dengan tahap-tahap sebagai berikut: (1) Pengumpulan Data, (2) Reduksi Data, (3) Sajian Data, (4) Pengambilan Kesimpulan. Adapun prosedur penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Tahap Pra Penelitian, (2) Tahap Pekerjaan Lapangan, (3) Tahap Analisis Data, (4) Tahap Penyusunan Laporan Penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Pentingnya sumber belajar PKn untuk peganggan siswa guna belajar secara otodidak, di karenakan belajar tidak harus di bawah bimbingan guru seperti di sekolahan. (2) Adanya permasalahan beberapa siswa yang tidak mempunyai LKS, buku pendamping dan komputer khusus siswa brosing sebagai alternative lain dalam mencari materi PKn di luar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) membuat siswa yang tidak mempunyai LKS bertambah sulit dalam mencari sumber belajar (3) adanya permasalahan kurang memadainya sumber belajar PKn yang digunakan siswa karena masalah administrasi membuat siswa harus mencari solusi dengan jalan meminjam buku temannya, meminjam LKS kakak kelas untuk belajar, meminjam buku di perpustakaan luar sekolah serta mencari materi dengan brosing sendiri di warnet. Artikel Penelitian

2 Mahasiswa PPKn Angkatan 2012 dan Dosen Pembimbing


(2)

commit to user ABSTRACT

Tri Wiyanti. An descriptife study about availability of civic education learning

resources that students use in SMK Wikarya Karanganyar. Skripsi. The faculty of

Teacher Training and Education, Sebelas Maret University. Surakarta, July 2016. The objectives of this research : (1) To find out the learning objectives of Civics Education as well as already been reached with the role of learning resources for students in SMK Wikarya karanganyar; (2) To know the problems faced by students in obtaining learning resources; (3) To find solutions or solving problems about the lack of learning resources Pancasila and Civics Education in SMK Wikarya Karanganyar.

This study used a qualitative research approach. The form of research used a qualitative descriptive study. Data source was obtained from informants, places, events and documents. The sampling technique used was purposive sampling. The data collection techniques used to obtain and to organize the data of research were through interview, observation and document analysis. Data validation was carried out using data and methods triangulations. Technique of analyzing data used an interactive model of analysis encompassing : (1) Data Collection, (2) data reduction, (3) Data Display, (4) Conclusion Drawing. The procedure of research included : (1) Pre-research activity, (2) Field Work, (3) Data Display, (4) Collating Research Report.

The result of research are as follows : (1) The importance of learning resources Civics Education is helping the students to learn autodidact, because learning is not only under the guidance of a teacher, like in school but also everywhere. (2) The problems of some students who do not have LKS, a companion book and a computer, student can do “browsing as an alternative in the search for material Civics outside learning process (KBM) make the students who do not have LKS increasingly difficult in the search for learning resources (3) The problem of the inadequate learning resources used by students because of administrative matters make students should looking a solution by borrowing his friend's book, borrow LKS seniors to learn, borrow books at the library outside the school or they search for material by browsing” in the internet cafe.


(3)

commit to user PENDAHULUAN

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan salah satu usaha sadar dan terencana dalam membentuk sikap warga negara. Sebagaimana yang telah dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pada pasal 3 tentang fungsi pendidikan nasional yang berbunyi:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta betanggung jawab.

Pendidikan terdapat adanya kegiatan pembelajaran yang menimbulkan komunikasi antara guru dengan siswa secara tatap muka atau dengan menggunakan suatu sumber belajar yang bertujuan dalam rangka memberikan bantuan terhadap perkembangan siswa supaya dapat meningkatkan potensinya semaksimal mungkin. Sujana dan Rivai (1989: 77) dalam bukunya Teknologi Pengajaran menuliskan bahwa:

Pengertian sumber belajar bisa diartikan secara sempit dan secara luas. Pengertian secara sempit dimaksudkan misalnya buku-buku atau bahan-bahan tercetak lainnya, sedang secara luas itu tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, sebagian, atau keseluruhan.

Masalah sumber belajar memang masih belum banyak menarik perhatian, sehingga sebagian besar dalam proses pembelajaran bagi peserta didik, guru masih merupakan sumber belajar yang paling utama dan dilain pihak peserta didik masih enggan memanfaatkan sumber belajar yang ada disekitarnya untuk disajikan dalam proses pembelajaran. Terkait hal tersebut peneliti melakukan sebuah analisis penggunaan sumber belajar yang digunakan siswa di SMK Wikarya Karanganyar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014: 58), Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb); penjabaran sesudah dikaji


(4)

commit to user

sebaik-baiknya, pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya.

Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan sangat membutuhkan suatu sumber belajar siswa seperti buku yang dijadikan peganggan oleh siswa Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis sewaktu pra-observasi di SMK Wikarya Karanganyar, peneliti menyimpulkan beberapa penyebab tidak memadainya sumber belajar:

1. Adanya permasalahan ketidak mampuan siswa membayar tunggakan LKS

semester terdahulu, yang berdampak siswa menjadi tidak mempunyai LKS PKn sebagai sumber belajar;

2. Jumlah buku yang tersedia di perpustakaan sedikit.

3. Tidak tersedianya sarana komputer khusus siswa untuk brosing mencari materi lewat internet diluar jam sekolah atau saat istirahat, walaupun fasilitas wifi. Hal tersebut menjadikan wifi tidak dapat digunakan semaksimal mungkin bagi siswa dalam mencari materi PKn bagi siswa yang tidak mempunyai LKS.

Mencermati uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang sumber belajar yang digunakan siswa di SMK Wikarya yang kurang memadai. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian skripsi

yang berjudul “Studi analisis ketersediaan sumber belajar Pendidikan Pancasila

dan Kewarganegaraan yang digunakan siswa di SMK Wikarya Karanganyar”

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif, hal ini dikarenakan hasil penelitian ini akan memaparkan obyek yang diteliti yang meliputi orang, lembaga atau peristiwa yang berdasarkan fakta. Satori dan Komariah (2011: 28) menjelaskan bahwa:

Penelitian deskriptif berusaha untuk mendeskripsikan suatu objek, fenomena, atau setting sosial terjewantah dalam suatu tulisan yang bersifat naratif. Artinya, data, fakta yang dihimpun berbentuk kata atau gambar dari pada angka-angka. Mendeskripsikan sesuatu berarti menggambarkan apa, mengapa dan bagaimana suatu kejadian terjadi.


(5)

commit to user

Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SMK Wikarya Karanganyar yang berada di Kabupaten Karanganyar, Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 6 bulan (Januari 2016 sampai Juni 2016) yang dimulai dari tahap pengajuan judul, penyusunan proposal, ijin penelitian, pengumpulan data, analisa data sampai pada penyusunan laporan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut Lexy J. Moleong (2007: 6) adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif kualitatif, hal ini dikarenakan hasil penelitian ini memaparkan obyek yang diteliti (orang, lembaga atau yang lainnya) yang berdasarkan fakta. H. B Sutopo (2002: 51)

menyatakan bahwa “Dari pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa

mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan

sendiri secara langsung”. Peristiwa dalam penelitian ini adalah kurang memadainya

sumber belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaan yang digunakan siswa dan penelitian ini dilaksanakan di SMK Wikarya Karanganyar pada saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. terkait penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara dan dokumen.

Iqbal Hasan (2002: 16) menyatakan “Data adalah bentuk jamak dari datum. Data

merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau yang dianggap

Terkait dalam mengkaji dokumen, peneliti tidak hanya mencatat apa yang tertulis, tetapi juga memahami, menggali, dan menganalisis serta menangkap makna yang tersirat dari dokumen tersebut. Berdasarkan uraian di atas, peneliti dalam penelitian ini menggunakan sampling purposive, yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Jadi dalam penentuan sampel merupakan keputusan subjektif peneliti sendiri berdasarkan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. “Purposive sampling merupakan sampling yang dilaksanakan pada cara ini berdasarkan


(6)

commit to user

keputusan subyektif peneliti yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan

tertentu” (Sandjaja dan Heriyanto, 2011: 187). Dalam purposive sampling, selain

pengambilan sampel didasarkan dengan pertimbangan tertentu, tetapi juga didasarkan

dengan tujuan tertentu. Arikunto (2010: 183) menyatakan bahwa “Purposive

sampling atau sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu”. Ada beberapa macam teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa wawancara, observasi, dan dokumen. lalu terkait degngan wawancara, sumber data yang sangat penting adalah manusia sebagai narasumber atau informan. Untuk mendapatkan informasi dari sumber data ini, maka diperlukan teknik wawancara yang mendalam. “Teknik wawancara ini merupakan teknik yang paling banyak digunakan dalam penelitian kualitatif

Penelitian ini menggunakan teknik observasi berperan serta atau partisipasif, karena peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Basrowi dan Suwandi (2008: 93)

menyatakan bahwa “Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan

mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mangamati individu atau kelompok secara langsung. “Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada

tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak (Sugiyono, 2010: 310)”. Peneliti

dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi. Lexy J. Moleong (2000: 178)

menyatakan bahwa “Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluaan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. H. B Sutopo (2002: 78-82) menyebutkan

bahwa “Ada empat trianggulasi yaitu trianggulasi data, trianggulasi metode,

trianggulasi peneliti, dan trianggulasi teori”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode dalam melakukan penelitian. Data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Kegiatan penelitian ini direncanakan melalui beberapa tahap, yaitu: “(1) Pengumpulan data, (2) Reduksi Data, (3) Sajian data, (4) Penarikan kesimpulan.


(7)

commit to user HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Analisis sumber belajar PKn yang digunakan siswa di SMK Wikarya Karanganyar.

Analisis dalam pendidikan sangat diperlukan agar kita dapat mengetahui dengan benar apakah terdapat masalah atau tidak dalam dunia pendidikan, sehingga kita dapat mengatasi masalah tersebut dan dapat segera menanganinya. Terkait hal ini peneliti menganalisis hambatan penggunaan sumber belajar yang digunakan siswa di SMK Wikarya Karanganyar, sumber belajar adalah unsur utama dalam kegiatan belajar yang digunakan dalam setiap pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran PKn dan sumber belajar sangat penting dalam kelangsungan kegiatan belajar mengajar PKn, untuk itu perlu adanya sumber belajar yang memadai agar tidak terhambat dalam penerimaan ilmu Pendidikan Kewarganegaraan. Terkait penelitian ini, peneliti menganalisis adanya sumber belajar yang digunakan siswa di SMK Wikarya Karanganyar apakah sudah dapat dikatagorikan memadai atau belum, melalui studi analisis deskriptif, peneliti melihat secara langsung dan menemukan fakta yang ada di lingkungan SMK Wikarya Karanganyar mengenai sumber belajar apa yang digunakan dan apakah terdapat hambatan dalam hal sumber belajar yang digunakan siswa di SMK Wikarya Karaganyar,

Adanya sumber belajar membuat kita dapat memahami suatu pengetahuan lewat informasi yang siswa dapat melalui sumber belajar. Teori Belajar menurut Bruner Dalam teori belajarnya Jerome Bruner berpendapat bahwa mata pelajaran dapat diajarkan secara efektif dalam bentuk intelektual yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak, serta untuk mengembangkan program pengajaran yang lebih efektif adalah dengan mengoordinasikan model penyajian bahan dengan cara dimana anak dapat mempelajari bahan itu sesuai dengan tingkat kemajuan anak, Berhubungan dengan teori belajar menurut brunner Dalam hal ini Bruner membedakan menjadi tiga tahap. Ketiga tahap itu adalah: (1) tahap informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru, (2) tahap


(8)

commit to user

transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna dan menganalisis pengetahuan baru serta ditransformasikan dalam bentuk baru yang mungkin bermanfaat untuk hal-hal yang lain, dan (3) evaluasi, yaitu untuk mengetahui apakah hasil tranformasi pada tahap kedua tadi benar atau tidak, Bruner mempermasalahkan seberapa banyak informasi itu diperlukan agar dapat ditransformasikan.

Teori tersebut relevan dengan hasil penelitian yang ditemukan di SMK Wikarya Karanganyar bahwa adanya sumber belajar siswa akan mendorong peningkatan kemampuan siswa dalam memahami isi pembelajaran PKn. Adanya ketersediaan sumber belajar, maka para peserta didik juga seharusnya mempunyai banyak alternative dalam mencari sumber belajar yang mereka butuhkan, baik yang ada di kelas, sekolah ataupun di lingkungan mereka. Akan tetapi, jika pemenuhan kebutuhan akan sumber belajar tidak tercapai maka akan terjadi ketimpangan dan ketidak seimbangan dalam proses pembelajaran khususnya dalam memanfaatkan sumber belajar seperti apa yang diungkapkan oleh Sri Haryati selaku guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMK Wikarya Karanganyar. Hal ini menunjukkan bahwa adanya sumber belajar PKn dalam proses belajar siswa sangat penting dan siswa diharapkan mampu menggunakan sumber belajar sebaik-baiknya agar medapat ilmu yang benar-benar bermanfaat dari sumber belajar tersebut.

2. Permasalahan yang dihadapi siswa yang menyebabkan siswa tidak mempunyai sumber belajar PKn yang memadai.

Ketersediaan sumber belajar untuk siswa sangatlah penting, namun jika ketersediaan sumber belajar yang diharapkan kurang memadai maka akan terjadi masalah. Beberapa masalah yang dapat dirumuskan oleh peneliti kaitannya dengan masalah sumber belajar PKn yang digunakan siswa di SMK Wikarya Karanganyar yang dapat dikatakan sangat memadai, sebagai berikut:

a) Masalah pertama, di SMK Wikarya Karanganyar sumber belajar PKn yang dijadikan peganggan siswa hanyalah LKS dan jika terdapat siswa yang belum membayar LKS semester yang lalu, maka siswa tidak dapat mengambil LKS semester berikutnya. Jadi dikarenakan faktor administrasi siswa di SMK Wikarya Karanganyar menjadi tidak memiliki buku LKS


(9)

commit to user

sebagai sumber belajar terkait masalah tersebut, bahwasanya sumber belajar yang dimiliki siswa hanyalah LKS sebagai buku peganggan, selain LKS tidak ada lagi.

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada Sri Hartanti, selaku guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) beliau mengungkapkan semenjak, beliau melihat adaanya perbedaan pengetahuan PKn antara siswa yang satu dengan yang laiinya lewat nilai siswa ternyata dampak dari perbedaan kepemilikan sumber belajar yang siswa miliki.

b) Masalah kedua, yang berkaitan dengan kurang memadainya sumber belajar PKn yang dimiliki siswa di SMK Wikarya Karanganyar adalah buku di perpustakaan disana hanya terdapat enam buah buku PKn dengan tiga jenis buku, setiap jenis berjumlah dua biji, bagi siswa yang tidak mempunyai LKS sebenarnya bisa dengan meggunakan buku dari pinjaman Perputakaan tetapi hal tersebut menjadi tidak dapat dilakukan karena kurangnya buku PKn di pepustakaan.

masalah sumber belajar pertama, anak diharapkan memiliki sumber belajar untuk belajar mereka leawat jalur yang berbeda, seperti adanya peran perpustakaan, akan tetapi fasilitas perpustakaan yang ada di SMK Wikarya Karanganyar juga kurang menunjang.

c) Masalah ketiga yang ditemui oleh peneliti adalah kurang

dimanfaatkannya sarana internet untuk siswa, seperti adanya sarana wifi gratis yang disediakan oleh SMK Wikarya tidak dapat digunakan dengan maksimal mungkin dikarenakan sekolah tidak menyediakan komputer untuk siswa di SMK Wikarya Karanganyar brosing internet untuk mencari materi pelajaran PKn diluar jam pelajaran atau disaat jam istirahat, tetapi hambatan disini sekolah tidak menyediakan komputer khusus siswa dalam memakai komputer diluar jam pelajaran atau sewaktu isirahat dikarenakan kurangnya fasilitas yang memadai menjadi hambatan lagi untuk siswa dalam mencari sumber belajar PKn.

3. Solusi atau pemecahan masalah kurang memadainya sumber belajar PKn yang digunakan siswa di SMK Wikara Karanganyar.


(10)

commit to user

Berdasarkan analisis dokumen jika dilihat dari permasalahan kurang memadainya sumber belajar PKn siswa di SMK Wikarya Karanganyar, hal ini merupakan permasalahan yang serius dalam dunia pendidikan, karena menjadikan anak terhambat dalam menerima suatu pengetahuan PKn yang seharusnya anak wajib mempelajarinya karena PKn merupakan mata pelajaran wajib karena Pendidikan Kewarganengaraan merupakan suatu disiplin ilmu yang sangat penting bagi warga negara didalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Menghadapi suatu permasalahan pastinya ada sebuah solusi atau pemecahan masalah, dalam hal menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan sumber belajar PKn yang digunakan siswa. Terkait adanya tiga kasus, yaitu:

Dalam hasil wawancara mulai dari guru pkn, petugas perpustakan, petugas koperasi serta peserta didik, maka solusi yang didapat dari hasil wawancara, mereka hendaknya mencari sumber belajar diluar sekolahan, dikarenaskan sumber belajar yang disediakan dari pihak sekolahan tidak memadai/

Ada beberapa solusi atau pemecahan masalah menurut peneliti, yaitu:

a) Masalah pertama, dikarenakan faktor administrasi siswa di SMK Wikarya Karanganyar menjadi tidak memiliki buku LKS sebagai sumber belajar terkait masalah tersebut, bahwasanya sumber belajar yang dimiliki siswa hanyalah LKS sebagai buku peganggan, selain LKS tidak ada lagi. Adanya LKS yang dimiliki siswa sebenarnya dapat digunakan siswa untuk belajar secara otodidak di rumah, karena belajar bukan hanya dilakukan di sekolahan tetapi di rumah dan dimana saja anak berada, ini menyebabkan terhambatnya pengetahuan PKn yang dikuasai oleh siswanya dan anak jadi hanya terpaku pada belajaran yang diberikan gurunya di sekolah tanpa dapat mengembangkan materi PKn tersebut.

b) Masalah kedua, yang berkaitan dengan kurang memadainya sumber belajar PKn yang dimiliki siswa di SMK Wikarya Karanganyar adalah buku di perpustakaan disana hanya terdapat enam buah buku PKn dengan tiga jenis buku, setiap jenis berjumlah dua biji, bagi siswa yang tidak mempunyai LKS sebenarnya bisa dengan meggunakan buku dari pinjaman Perputakaan tetapi


(11)

commit to user

hal tersebut menjadi tidak dapat dilakukan karena kurangnya buku PKn di pepustakaan.

c) Masalah ketiga yang ditemui oleh peneliti adalah tidak adanya sarana komputer untuk siswa brosing internet, padahal diketahui terdapatnya fasilitas wifi di SMK Wikarya Karanganyar, seandainya terdapat komputer maka siswa dapat menggunakan komputer sebagai alternative lain untuk mencari materi pelajaran PKn diluar jam pelajaran atau disaat jam istirahat.

Sujana dan Rivai dalam bukunya Teknologi Pengajaran (2007: 137) menuliskan bahwa: Pengertian sumber belajar bisa diartikan secara sempit dan secara luas; 1) Dalam arti sempit, sumber belajar hanya terkait dengan buku dan bahan-bahan cetak untuk memperlancar kegiatan proses belajar mengajar yang didominasi oleh pendidik 2) Dalam arti luas, sumber belajar adalah segala apa yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Jika terdapatnya masalah kurang memadainya sumber belajarPKn siswa, maka proses pembelajaran siswa akan terganggu pula.

Terkait teori yang disampaikan oleh Robert Mills Gagne, secara sederhana pengertian belajar menurut teori belajar sibernetik adalah pengolahan informasi, dalam teori ini seperti psikologi kognitif, bagi sibernetik mengkaji proses belajar penting dari hasil belajar, namun yang lebih penting dari kajian proses belajar itu sendiri adalah sistem informasi, sistem informasi inilah yang pada akhirnya akan menentukan proses belajar. Asumsi ini didasarkan pada suatu pemahaman yaitu cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Terkait penjelasan saat seorang siswa dapat memperoleh informasi dengan satu proses dan siswa yang lain juga dapat memperoleh informasi yang sama namun dengan proses belajar yang berbeda. Contoh kongkrit dalam penelitian ini, terdapat siswa yang mempunyai LKS sebagai sumber belajar PKn dan terdapat siswa yang tidak mempunyai sumber belajar LKS diharapkan mampu mempunyai pengetahuan yang sama meskipun dengan cara berbeda. Terkait hal tersebut ada tidaknya LKS untuk peganggan belajar siswa, siswa diharapkan mampu memeroleh pengetahuan yang sama sekalipun jalan memperoleh pengetahuan PKn mereka berbeda, seperti halnya yang tidak mempunyai LKS dapat meminjam teman atau


(12)

commit to user

dengan cara lain, tetapi hasil yang diharapkan akan sama, sama dalam arti memiliki pemahaman materi PKn yang telah di ajarkan.

Terkait wawancara yang didapat, guru memberikan solusi agar siswa di SMK Wikarya mencari sumber belajar lain, selain yang ada di sekolah, dikarenakan fisilitas dan sarana di sekolahan kurang medukung ketersediaan bahan ajar demi pembelajaran yang efektif hasil wawancara kepada siswa, solusi yang diberikan adalah meminjam buku temannya.

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan peneliti di lapangan dan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil analisis yang dilakukan peneliti mengenai ketersediaan sumber belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn) di SMK Wikarya Karanganyar terdapat permasalahan kurang memadainya sumber belajar PKn, seperti: (1) masalah administrasi siswa yang menyebabkan siswa tidak memiiki LKS sebagai sumber belajar peganggan siswa (2) Buku PKn yang hanya terdapat enam buku diperpustakaan, serta (3) Terdapat wifi gratis tetapi tidak adanya sarana komputer untuk brosing siswa dalam mencari materi PKn di waktu seggang. Terkait adanya permasalahan sumber belajar yang digunakan siswa tersebut, dapat menyebabkan terhambatnya proses belajar siswa.

2. Anak yang tidak mempunyai sumber belajar peganggan LKS seharusnya

mencari sumber belajar PKn di perpustakaan, akan tetap karena di perpustakaan SMK Wikarya Karanganyar hanya terdapat enam buah buku Pkn menjadikan anak sulit mendapat bahan pembelajaran, perpustakaan yang diharapkan menjadi alternative terpaksa tidak dapat menjadikan solusi bagi siswa yang tidak mempunyai LKS sebagai sumber belajar mereka dan Wifi yang disediakan oleh sekolah belum mampu memenuhi kebutuhan sumber belajar siswa, dikarenakan pemanfaatannya tidak dapat digunakan semaksimal mungkin oleh siswanya, sehingga fasilitas wifi yang tersedia seakan-akan sia-sia karena tidak dapat digunakan semaksimal mungkin untuk mencari smber PKn bagi siswanya.


(13)

commit to user

3. Solusi atau pemecahan masalah adanya ketersediaan sumber belajar, seperti halnya mencari materi PKn di warnet, meminjam buku temannya. Dikarenakan keadaan dana sekolah yang dapat dikategorikan sedikit, sekolah tidak mampu berbuat terlalu banyak, hanya terdapat bantuan, yang walaupun diberikan kepada siswa yang kurang mampu, masih belum dapat mengatasi permasalahan kurang memadainya sumber belajar membuat pengajar PKn prihatin melihat permasalahan tersebut.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, maka peneliti dapat mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Sekolah

a. Adanya dana BOS Sebelum disalurkan, seharusnya setiap sekolah perlu menyerahkan kebutuhan sarana dan prasarananya yang masih kurang dan benar-benar perlu. Hal itu dimaksudkan agar nantinya dana BOS tidak digunakan untuk kebutuhan yang sebenarnya kurang perlu.

2. Bagu Guru

a. Sebaiknya Guru membantu siswa daam menanggani kasus kurang

memadainya sumber belajar yang ada dengan jalan memberikan sumbangan buku PKn karena hanya sedikit buku PKn di perpustakaan SMK Wikarya Karanganyar.

b. Bagi Pelajar

a. Sebaiknya siswa menabung uang sedikit demi sedikit untuk meringankan

beban orang tua dalam membayar uang pembayaran buku LKS mereka, jadi mereka tidak akan kesusahan dikarenakan tidak mempunyai LKS PKn untuk penganggan belajar mereka.

b. Seharusnya siswa mencoba mencari materi PKn sendiri dengan


(14)

commit to user DAFTAR PUSTAKA

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta Departemen Pendidikan Nasional. (2014). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Satori dan Komariah. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Moleong, L. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Rosdakarya. Mulyasa. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya Sutopo, H. B. (2002). Pengantar Penelitian Kualitaitf. Surakarta: UNS Press. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional


(1)

commit to user

sebagai sumber belajar terkait masalah tersebut, bahwasanya sumber belajar yang dimiliki siswa hanyalah LKS sebagai buku peganggan, selain LKS tidak ada lagi.

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada Sri Hartanti, selaku guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) beliau mengungkapkan semenjak, beliau melihat adaanya perbedaan pengetahuan PKn antara siswa yang satu dengan yang laiinya lewat nilai siswa ternyata dampak dari perbedaan kepemilikan sumber belajar yang siswa miliki.

b) Masalah kedua, yang berkaitan dengan kurang memadainya sumber belajar PKn yang dimiliki siswa di SMK Wikarya Karanganyar adalah buku di perpustakaan disana hanya terdapat enam buah buku PKn dengan tiga jenis buku, setiap jenis berjumlah dua biji, bagi siswa yang tidak mempunyai LKS sebenarnya bisa dengan meggunakan buku dari pinjaman Perputakaan tetapi hal tersebut menjadi tidak dapat dilakukan karena kurangnya buku PKn di pepustakaan.

masalah sumber belajar pertama, anak diharapkan memiliki sumber belajar untuk belajar mereka leawat jalur yang berbeda, seperti adanya peran perpustakaan, akan tetapi fasilitas perpustakaan yang ada di SMK Wikarya Karanganyar juga kurang menunjang.

c) Masalah ketiga yang ditemui oleh peneliti adalah kurang

dimanfaatkannya sarana internet untuk siswa, seperti adanya sarana wifi gratis yang disediakan oleh SMK Wikarya tidak dapat digunakan dengan maksimal mungkin dikarenakan sekolah tidak menyediakan komputer untuk siswa di SMK Wikarya Karanganyar brosing internet untuk mencari materi pelajaran PKn diluar jam pelajaran atau disaat jam istirahat, tetapi hambatan disini sekolah tidak menyediakan komputer khusus siswa dalam memakai komputer diluar jam pelajaran atau sewaktu isirahat dikarenakan kurangnya fasilitas yang memadai menjadi hambatan lagi untuk siswa dalam mencari sumber belajar PKn.

3. Solusi atau pemecahan masalah kurang memadainya sumber belajar PKn yang digunakan siswa di SMK Wikara Karanganyar.


(2)

commit to user

Berdasarkan analisis dokumen jika dilihat dari permasalahan kurang memadainya sumber belajar PKn siswa di SMK Wikarya Karanganyar, hal ini merupakan permasalahan yang serius dalam dunia pendidikan, karena menjadikan anak terhambat dalam menerima suatu pengetahuan PKn yang seharusnya anak wajib mempelajarinya karena PKn merupakan mata pelajaran wajib karena Pendidikan Kewarganengaraan merupakan suatu disiplin ilmu yang sangat penting bagi warga negara didalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Menghadapi suatu permasalahan pastinya ada sebuah solusi atau pemecahan masalah, dalam hal menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan sumber belajar PKn yang digunakan siswa. Terkait adanya tiga kasus, yaitu:

Dalam hasil wawancara mulai dari guru pkn, petugas perpustakan, petugas koperasi serta peserta didik, maka solusi yang didapat dari hasil wawancara, mereka hendaknya mencari sumber belajar diluar sekolahan, dikarenaskan sumber belajar yang disediakan dari pihak sekolahan tidak memadai/

Ada beberapa solusi atau pemecahan masalah menurut peneliti, yaitu:

a) Masalah pertama, dikarenakan faktor administrasi siswa di SMK Wikarya Karanganyar menjadi tidak memiliki buku LKS sebagai sumber belajar terkait masalah tersebut, bahwasanya sumber belajar yang dimiliki siswa hanyalah LKS sebagai buku peganggan, selain LKS tidak ada lagi. Adanya LKS yang dimiliki siswa sebenarnya dapat digunakan siswa untuk belajar secara otodidak di rumah, karena belajar bukan hanya dilakukan di sekolahan tetapi di rumah dan dimana saja anak berada, ini menyebabkan terhambatnya pengetahuan PKn yang dikuasai oleh siswanya dan anak jadi hanya terpaku pada belajaran yang diberikan gurunya di sekolah tanpa dapat mengembangkan materi PKn tersebut.

b) Masalah kedua, yang berkaitan dengan kurang memadainya sumber belajar PKn yang dimiliki siswa di SMK Wikarya Karanganyar adalah buku di perpustakaan disana hanya terdapat enam buah buku PKn dengan tiga jenis buku, setiap jenis berjumlah dua biji, bagi siswa yang tidak mempunyai LKS sebenarnya bisa dengan meggunakan buku dari pinjaman Perputakaan tetapi


(3)

commit to user

hal tersebut menjadi tidak dapat dilakukan karena kurangnya buku PKn di pepustakaan.

c) Masalah ketiga yang ditemui oleh peneliti adalah tidak adanya sarana komputer untuk siswa brosing internet, padahal diketahui terdapatnya fasilitas wifi di SMK Wikarya Karanganyar, seandainya terdapat komputer maka siswa dapat menggunakan komputer sebagai alternative lain untuk mencari materi pelajaran PKn diluar jam pelajaran atau disaat jam istirahat.

Sujana dan Rivai dalam bukunya Teknologi Pengajaran (2007: 137) menuliskan bahwa: Pengertian sumber belajar bisa diartikan secara sempit dan secara luas; 1) Dalam arti sempit, sumber belajar hanya terkait dengan buku dan bahan-bahan cetak untuk memperlancar kegiatan proses belajar mengajar yang didominasi oleh pendidik 2) Dalam arti luas, sumber belajar adalah segala apa yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Jika terdapatnya masalah kurang memadainya sumber belajarPKn siswa, maka proses pembelajaran siswa akan terganggu pula.

Terkait teori yang disampaikan oleh Robert Mills Gagne, secara sederhana pengertian belajar menurut teori belajar sibernetik adalah pengolahan informasi, dalam teori ini seperti psikologi kognitif, bagi sibernetik mengkaji proses belajar penting dari hasil belajar, namun yang lebih penting dari kajian proses belajar itu sendiri adalah sistem informasi, sistem informasi inilah yang pada akhirnya akan menentukan proses belajar. Asumsi ini didasarkan pada suatu pemahaman yaitu cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Terkait penjelasan saat seorang siswa dapat memperoleh informasi dengan satu proses dan siswa yang lain juga dapat memperoleh informasi yang sama namun dengan proses belajar yang berbeda. Contoh kongkrit dalam penelitian ini, terdapat siswa yang mempunyai LKS sebagai sumber belajar PKn dan terdapat siswa yang tidak mempunyai sumber belajar LKS diharapkan mampu mempunyai pengetahuan yang sama meskipun dengan cara berbeda. Terkait hal tersebut ada tidaknya LKS untuk peganggan belajar siswa, siswa diharapkan mampu memeroleh pengetahuan yang sama sekalipun jalan memperoleh pengetahuan PKn mereka berbeda, seperti halnya yang tidak mempunyai LKS dapat meminjam teman atau


(4)

commit to user

dengan cara lain, tetapi hasil yang diharapkan akan sama, sama dalam arti memiliki pemahaman materi PKn yang telah di ajarkan.

Terkait wawancara yang didapat, guru memberikan solusi agar siswa di SMK Wikarya mencari sumber belajar lain, selain yang ada di sekolah, dikarenakan fisilitas dan sarana di sekolahan kurang medukung ketersediaan bahan ajar demi pembelajaran yang efektif hasil wawancara kepada siswa, solusi yang diberikan adalah meminjam buku temannya.

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan peneliti di lapangan dan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil analisis yang dilakukan peneliti mengenai ketersediaan sumber belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn) di SMK Wikarya Karanganyar terdapat permasalahan kurang memadainya sumber belajar PKn, seperti: (1) masalah administrasi siswa yang menyebabkan siswa tidak memiiki LKS sebagai sumber belajar peganggan siswa (2) Buku PKn yang hanya terdapat enam buku diperpustakaan, serta (3) Terdapat wifi gratis tetapi tidak adanya sarana komputer untuk brosing siswa dalam mencari materi PKn di waktu seggang. Terkait adanya permasalahan sumber belajar yang digunakan siswa tersebut, dapat menyebabkan terhambatnya proses belajar siswa.

2. Anak yang tidak mempunyai sumber belajar peganggan LKS seharusnya

mencari sumber belajar PKn di perpustakaan, akan tetap karena di perpustakaan SMK Wikarya Karanganyar hanya terdapat enam buah buku Pkn menjadikan anak sulit mendapat bahan pembelajaran, perpustakaan yang diharapkan menjadi alternative terpaksa tidak dapat menjadikan solusi bagi siswa yang tidak mempunyai LKS sebagai sumber belajar mereka dan Wifi yang disediakan oleh sekolah belum mampu memenuhi kebutuhan sumber belajar siswa, dikarenakan pemanfaatannya tidak dapat digunakan semaksimal mungkin oleh siswanya, sehingga fasilitas wifi yang tersedia seakan-akan sia-sia karena tidak dapat digunakan semaksimal mungkin untuk mencari smber PKn bagi siswanya.


(5)

commit to user

3. Solusi atau pemecahan masalah adanya ketersediaan sumber belajar, seperti halnya mencari materi PKn di warnet, meminjam buku temannya. Dikarenakan keadaan dana sekolah yang dapat dikategorikan sedikit, sekolah tidak mampu berbuat terlalu banyak, hanya terdapat bantuan, yang walaupun diberikan kepada siswa yang kurang mampu, masih belum dapat mengatasi permasalahan kurang memadainya sumber belajar membuat pengajar PKn prihatin melihat permasalahan tersebut.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, maka peneliti dapat mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Sekolah

a. Adanya dana BOS Sebelum disalurkan, seharusnya setiap sekolah perlu menyerahkan kebutuhan sarana dan prasarananya yang masih kurang dan benar-benar perlu. Hal itu dimaksudkan agar nantinya dana BOS tidak digunakan untuk kebutuhan yang sebenarnya kurang perlu.

2. Bagu Guru

a. Sebaiknya Guru membantu siswa daam menanggani kasus kurang

memadainya sumber belajar yang ada dengan jalan memberikan sumbangan buku PKn karena hanya sedikit buku PKn di perpustakaan SMK Wikarya Karanganyar.

b. Bagi Pelajar

a. Sebaiknya siswa menabung uang sedikit demi sedikit untuk meringankan

beban orang tua dalam membayar uang pembayaran buku LKS mereka, jadi mereka tidak akan kesusahan dikarenakan tidak mempunyai LKS PKn untuk penganggan belajar mereka.

b. Seharusnya siswa mencoba mencari materi PKn sendiri dengan


(6)

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta Departemen Pendidikan Nasional. (2014). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Satori dan Komariah. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Moleong, L. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Rosdakarya. Mulyasa. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya Sutopo, H. B. (2002). Pengantar Penelitian Kualitaitf. Surakarta: UNS Press. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional