Ginokritik Feminisme Novel-Novel Pengarang Perempuan: Teks, Pengarang, dan Pembaca.

(B. Sastra)
Ginokritik Feminisme Novel-Novel Pengarang Perempuan: Teks, Pengarang, dan Pembaca
Suyitno; Eko W., Nugraheni
Fakultas KIP UNS, Penelitian, BOPTN UNS, Hibah Bersing, 2012
Tujuan penelitian ini menghasilkan teori kritik sastra ginokritik dengan target khusus mengkaji novelnovel pengarang perempuan yang memiliki kriteria: 1) mengangkat isu feminisme yang sedang
menghangat di dalam ranah sastra Indonesia, 2) memiliki aura ginokritik yang masih langka di dalam
ranah sastra Indonesia, 3) bersifat potensial – model harmonisasi sosial acuan bahan pembelajaran
sastra berbasis masalah jender.
Permasalahan penelitian yang akan dijawab: (1) bagaimanakah pengucapan teks ideologi feminisme
novel-novel pengarang perempuan, (2) bagaimanakah keterkaitan genetik teks novel-novel pengarang
perempuan dengan teks ideologi feminismenya, (3) bagaimanakah horison penerimaan subjek pembaca
teks terhadap feminisme novel-novel pengarang perempuan. Penelitian ini juga bertujuan
mengungkapkan: (1) model pengucapan teks ideologi feminisme novel, (2) keterkaitan genetik teks dan
ideologi pengarang dengan novel, (3) horison penerimaan subjek pembaca teks novel terhadap ideology
feminisme yang dibawakannya.
Pendekatan yang dipakai di dalam penelitian ini adalah ginokritik dan sosiologi sastra dengan metode
hermeuneutika. Ginokritik membedah teks novel di dalam kerangka acuan feminisme, sosiologi sastra
memberikan kajian yang bersifat sosial, dan metode hermeneutika memberi pencarian formalisme teks
novel. Data penelitian ini bersumber dari teks, wawancara dengan pengarang, dan wawancara dengan
pembaca novel.
Analisis penelitian sastrawan menghasilkan simpulan sebagai berikut: Teks empat novel pengarang

perempuan periode 2000-an sastra Indonesia tersebut berisi pengucapan teks ideologi feminisme
karena:
a. Berisi provokasi ketimpangan hak-hak perempuan dengan laki-laki yang dievokasi oleh budaya
patriaki.
b. Mengguncang identifikasian perempuan atas sterotip buruk dan marjinalisasi posisi perempuan
di dalam dunia yang dikuasai laki-laki.
c. Mengguncang identifikasian perempuan atas sterotip sebagai lemah, penurut, penggoda,
pelengkap laki-laki, penuntut, cerewet, dan emosional yang telah berabad-abad dibangun oleh
teks-teks yang diciptakan laki-laki.
d. Mempertegas perlunya keterlibatan perempuan di dalam menuntut kesetaraan melalui budaya
tulis karena selama ini perempuan telah dibuat lebih rendah oleh teks-teks yang diciptakan oleh
para lelaki dan lalu diterimanya sebagai suatu kebenaran bahwa perempuan memang rendah
menurut kodratnya.
e. Menyadarkan manusia berkeadaban, khususnya perempuan, bahwa sampai sekarang masih
banyak perempuan yang tetap tidak menengarai bahwa posisi sebagai the second sex, the other,
subaltern atau liyan adalah cara manusia yang buruk.