Evaluasi Ekonomi Relokasi dan Revitalisasi Pedagang Kaki Lima Banjarsari di Surakarta (Studi Kasus PKL di Notoharjo dan Pasar Tradisional).

(B. Ekonomi)
Evaluasi Ekonomi Relokasi dan Revitalisasi Pedagang Kaki Lima Banjarsari di Surakarta (Studi
Kasus PKL di Notoharjo dan Pasar Tradisional)
Kata kunci : Relokasi dan Revitalisasi, PKL, Kemiskinan
Pribadi, Kresno Sarosa; Prasetyani, Dwi; Mulyani, Nunung Sri
Fakultas Ekonomi UNS, Penelitian, BOPTN UNS, Hibah Fundamental, 2012
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pola relokasi dan revitalisasi pedagang kaki lima dari
Banjarsari ke Nitiharjo, dan PKL Jl. Kapten Mulyadi ke pasar tradisional.Bagaimana gap antara harapan
dan fakta di lapangan baik mengenai konsepnya, penataan, keadilan, stimulan yang dijanjikan dan janji
lainnya dari pemerintah kota. Serta Mengetahui relokasi dan revitalisasi PKL dikota Solo dapat
mengentaskan PKL dari jerat kemiskinan atau justru dengan relokasi dan revitalisasi PKL di kota Solo
membuat PKL menjadi bertambah miskin.
Lokasi penelitian ini adalah kawasan revitalisasi PKL di Kawasan Monumen ’45 Banjarsari solo yang
sekarang dipindah (direlokasi) di Pasar Notoharjo Semanggi Surakarta, PKL pasar tradisonal yang pindah
dari PKL jln. Kapten Mulyadi. Data primer yang diambil meliputi jenis usaha, besarnya modal awal, omset
penjualan dalam satu bulan, Keuntungan atau profit yang diterima dalam satu bulan, jumlah karyawan
(Tenaga Kerja), Jumlah kuantitas penjualan barang dalam satu bulan dan besarnya biaya yang harus
dibayarkan kepada pemerintah (Retribusi) dalam satu bulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pilihan tindakan Pemerintah merelokasi PKL ke lokasi dengan
prasarana / sarana yang memadai dengan tetap memperhitungkan kestrategisan lokasi, sedangkan
pilihan tindakan masyarakat PKL adalah, bersedia pindah asalkan menempati lokasi strategis / ramai

untuk memperoleh lingkungan kondusif bagi kemajuan usahanya. Harapan Pasar Notoharjo dan Pasar
tradisional sebagai kawasan dagang yang nyaman akan terwujud. Hasil analisis diantara 238 PKL dari Jl.
Kapten Mulyadi yang dipindahkan ke pasar tradisional, hanya 22 pedagang yang bersedia melanjutkan
usahanya. Diantara 22 orang tersebut hanya 5 orang yang menganggap perpindahan tersebut antara
harapan sesuai dengan kenyataan di lapangan.diantara 100 responden PKL Banjarsari, yang menjawab
puas setelah direlokasi ternyata terdapat 54 responden dimana harapan mereka terhadap kualitas kios
terpenuhi. Hasil analisis menunjukkan bahwa PKL yang direlokasi dari Banjarsari merugi untuk jangka
pendek dan baru BEP setelah pindah selama 2 tahun kecuali 4 PKL yang langsung mengalami keuntungan
setelah tahun pertama. PKL yang direlokasi dari Jl. Kapten Mulyadi dalam jangka pendek yaitu setelah
satu tahun semua mengalami kerugian, bahkan tinggal 22 PKL yang masih bertahan hingga sekarang.
Dalam jangka pendek PKL yang direlokasi megalami kerugian usaha sehingga dalam jangka pendek
semua PKL mengalami peningkatan kemiskinan. Sedangkan dalam jangka menengah diantara 82
responden hanya 10 responden yang keuntungannya lebih tinggi dibandingkan sebelum relokasi.