PENDAHULUAN Makna Syukur Guru Tidak Tetap Pada Sekolah Dasar Muhammadiyah Di Surakarta.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu tanda bahwa terdapat peradaban serta
menjadi parameter dari sebuah masyarakat. Guru adalah salah satu komponen
pokok dalam proses pelaksanaan pendidikan, karena jika tidak ada guru maka
pendidikan tidak bisa berlangsung sesuai dengan harapan. Guru adalah profesi
yang mulia. Sebutan guru mengandung makna positif yang bermacam-macam.
Guru adalah profesi yang mengembangkan manusia menuju kemuliaan, menuju
diri terbaik, dan mengeluarkan potensinya sehingga menjadi aktual. Guru
membantu siswanya untuk berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa
menjadi bisa, dan dari tidak tahu menjadi tahu.
Peran guru tidak hanya dihadapkan pada masalah proses belajar mengajar
di sekolah serta tuntutan profesionalitas, tetapi lebih kompleks lagi, guru juga
dihadapkan pada masalah yang lebih realistis yaitu tentang pemenuhan kebutuhan
hidup sehari–hari. Guru sebagai salah satu jalur profesi untuk dapat memperoleh
pendapatan yang layak, apalagi jika seorang guru sudah menjadi Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan sudah bersertifikasi. Harapan sebagai guru yang memiliki jenjang
karir yang jelas serta jumlah pendapatan yang tetap setiap bulannya, di luar tujuan
bahwa profesi guru merupakan profesi yang mulia, adalah contoh kemapanan

hidup yang diidamkan oleh sebagian besar masyarakat.

1

2

Masalah yang akan dikaji oleh penulis adalah Guru Tidak Tetap (GTT).
Data yang penulis peroleh di lapangan, khususnya di Sekolah Dasar
Muhammadiyah Surakarta, terdapat 267 GTT yang memperoleh honorarium
mulai dari Rp. 200.000,- hingga Rp. 1.500.000 setiap bulannya, tergantung masa
kerja dan jenis Sekolah Dasarnya, otonom atau subsidi, serta beban kerja yang
diampunya. Menurut pengakuan S, salah seorang GTT di SD Muhammadiyah
Surakarta, untuk mencukupi kebutuhan hidup, selain mengajar guru-guru ini juga
memiliki usaha sampingan seperti membuka tempat les, bertani dan berusaha
wiraswasta yang lain. Honor yang diterimanya kurang mencukupi kebutuhan
hidupnya yang di atas jumlah honor yang diperoleh. Hal yang sama juga
dilakukan oleh M, untuk mencukupi kebutuhan hidup, ia berjualan kelontong di
rumah dan memberikan les privat untuk anak-anak di rumah. Honor yang
diterimanya baru diberikan 2-3 bulan sekali karena sekolahnya tidak menarik
biaya pendidikan dari siswa, tetapi mendapat subsidi dari sekolah Muhammadiyah

yang

lain

serta

sumbangan

masyarakat

yang

digalang

oleh

Ranting

Muhammadiyah setempat.
Harapan para GTT ini adalah ingin memperoleh jenjang karir sebagai

Guru Tetap Yayasan bahkan hingga PNS, agar memperoleh pendapatan yang
lebih layak harus terhambat dengan kenyataan bahwa apa yang dilakukan
sekarang sebagai batu loncatan, ternyata kurang jelas dengan batas waktu serta
jumlah pendapatan yang diperoleh.
Motivasi utama pada diri manusia bersumber dari kehendak untuk hidup.
Hasrat inilah yang memotivasi manusia untuk bekerja, berkarya dan melakukan

3

kegiatan-kegiatan penting lainnya dengan tujuan agar hidupnya menjadi berharga
dan dihayati secara bermakna. Hasrat untuk hidup ini bukan sesuatu yang artifisial
dan khayali, melainkan suatu fenomena psikis yang benar-benar nyata dirasakan
penting dalam kehidupan manusia.
Frankl dengan sengaja menyebut bahwa makna dan nilai-nilai hidup tidak
mendorong,

tapi

memenuhinya.


seakan-akan

Sebagai

menarik

motivasi

utama

dan

menawari

manusia,

hasrat

manusia


untuk

untuk

hidup

mendambakan seseorang menjadi pribadi yang berharga dan berarti dengan
kehidupan yang sarat dengan kegiatan – kegiatan yang bermakna pula.
Makna hidup merupakan sesuatu yang dianggap penting, benar dan
didambakan serta memberikan nilai khusus bagi seseorang. Makna hidup bila
berhasil ditemukan dan dipenuhi maka akan menyebabkan kehidupan ini
dirasakan demikian berarti dan berharga. Pada akhirnya akan menimbulkan
penghayatan bahagia sebagai akibat sampingannya. Pengertian mengenai makna
hidup menunjukkan bahwa di dalamnya terkandung juga tujuan hidup, yakni halhal yang perlu dicapai dan dipenuhi (Yalom dalam Bastaman, 1996).
Sikap syukur merupakan bagian dari cara untuk memaknai apa yang telah
dikerjakan sebagai karya nyata manusia. Sikap syukur menjadi jembatan masalah
dengan solusi bagi para GTT dalam menjalani kehidupan, dengan jalan
mensyukuri segala sesuatu yang sudah diterima baik secara materi maupun non
materi (batin), maka manusia akan menemukan makna hidup yang sesungguhnya,
yaitu sesuatu yang bisa membuat seseorang menjadi lebih berarti dan berharga


4

dalam kehidupan yang bermuara pada kebahagiaan. Allah dengan jelas
menerangkan dalam firmanNya














    

7. dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(QS.
Ibrahim (14) : 7)

Serta dalam (QS An Naml ; 40) :
    



    




   
   
    




    
   
40. berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab[1097]: "Aku akan
membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala
Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini
Termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku Apakah aku bersyukur atau
mengingkari (akan nikmat-Nya). dan Barangsiapa yang bersyukur Maka
Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan Barangsiapa
yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
[1097] Al kitab di sini Maksudnya: ialah kitab yang diturunkan sebelum Nabi
Sulaiman ialah Taurat dan Zabur.

Hasil penelitian Robert A. Emmons (University of California) dan Michael
E. McCullough (University of Miami), yang didanai oleh John Templeton
Foundation, yang bertujuan untuk menggali dan mengumpulkan data ilmiah
tentang sifat, penyebab dan konsekuensi rasa syukur terhadap kesehatan dan
kesejahteraan manusia, dituangkan dalam “Highlights of Research Project on
Gratefull dan Thankfulness: Dimensions and Perspectives of Gratitude”, (diakses


5

dari

http://www.psy.miami.edu)

rasa

syukur

adalah “faktor

yang

terlupakan” dalam riset tentang kebahagiaan. Rasa syukur merupakan bagian dari
perilaku berketuhanan, bagaimana cara seseorang mampu untuk berterima kasih
kepada Tuhannya.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diambil suatu rumusan yang
hendak menjadi dasar penelitian ini yaitu bagaimana makna syukur pada Guru
Tidak Tetap di Sekolah Dasar Muhammadiyah? Berdasarkan rumusan masalah ini

maka penulis mengadakan penelitian dengan judul ”Makna Syukur pada Guru
Tidak Tetap di Sekolah Dasar Muhammadiyah di Surakarta”.

B. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memahami
dan mendeskripsikan makna syukur pada Guru Tidak Tetap di Sekolah Dasar
Muhammadiyah di Surakarta.

C. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Manfaat secara teoritis
Penelitian ini bisa digunakan untuk pengembangan ilmu psikologi yaitu
psikologi positif.

2. Manfaat secara praktis

6

a. Bagi Guru Tidak Tetap

Hasil penelitian ini dapat menjadi sebuah bahan temuan yang berbeda
untuk dapat mensikapi situasi dan kondisi agar dapat mencapai kualitas
kehidupan yang lebih baik.
b. Bagi Pemerintah dan Yayasan Muhammadiyah
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan yang nantinya bisa
berpengaruh terhadap pelaksanaan kebijakkan yang benar adil berpihak
kepada kondisi status Guru Tidak Tetap.
c. Bagi Peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan mampu / menambah wawasan dan bahan
kajian terkait perkembangan kondisi pendidikan serta kajian psikologi
positif, yang nantinya bisa dikolaborasikan dengan banyak disiplin ilmu
yang mengkaji permasalahan pendidikan–sosial– psikologi dan Islam.