SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH CABANG BLIMBING DAERAH SUKOHARJO Sejarah Dan Perkembangan Muhammadiyah Cabang Blimbing Daerah Sukoharjo.
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH CABANG
BLIMBING DAERAH SUKOHARJO
SKRIPSI
Diajukan kepada Program Studi Ushuluddin Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud)
Oleh:
NININ KARLINA
H000 070 0011
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
i
bagian ini mempelopori urusan gotong
royong.
Bagian
Pendidikan
(sekolahan), pengajian anak-anak dan
remaja pada malam sabtu, kemudian
dirubah masuk pagi. pelajarannya
disamping pelajaran agama juga
diberikan pelajaran umum setingkat
Sekolah Desa lama belajar tiga tahun.
Bagian Aisyiyah, ibu-ibu mengadakan
pengajian-pengajian khusus ibu-ibu
dan
remaja
putri,
serta
menyelenggarakan
pendidikan
madrasah pada sore hari. juga
menyelenggarakan beberapa Bustanul
Athfal Aisyiyah. Bagian Hizbul
Wathan, bagian pendidikan kepanduan,
Kepanduan merupakan pendidikan
diluar sekolah dan diluar keluarga.
Muhammadiyah
Cabang
Blimbing merupakan Cabang terbesar
di Kabupaten Sukoharjo dengan
berbagai kegiatan dakwah dan Amal
Usahanya. Muhammadiyah Cabang
Blimbing merupakan fenomena ormas
yang mampu membangun basis dari
tingkat bawah sampai tingkat elit
Pimpinan Cabang.
ABSTRAK
Blimbing merupakan nama
sebuah kampung di desa Wonorejo
tetapi
dijadikan
nama
Cabang
Muhammadiyah di lingkup Kecamatan
Polokarto. Berdasarkan fakta di atas
ditegaskan bahwa permasalahan yang
akan diteliti adalah tentang sejarah dan
perkembangan
Muhammadiyah
Cabang Blimbing Daerah Sukoharjo.
Tujuan penelitian ini yaitu
untuk mengetahui sejarah dan peranan
Muhammadiyah Cabang Blimbing
terhadap Masyarakat islam. Penelitian
ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca yaitu dapat memperluas
khazanah ilmu dalam karya ilmiah
terutama dalam bentuk sejarah.
Sedangkan metode dalam penelitian ini
menggunakan metode wawancara dan
metode dokumentasi.
Penelitian ini
menemukan
beberapa pengetahuan sejarah yang
sangat berguna bagi generasi islam,
yang,
Muhammadiyah
Cabang
Blimbing mempunyai beberapa Bidang
Dakwah antara lain: bagian Tabligh,
pada mulanya selain menggerakkan
pengajian-pengajian.. Bagian PKU,
Kata
Kunci:
Sejarah,
Muhammadiyah, Blimbing
iii
1
perkembangan
SEJARAH DAN
PERKEMBANGAN
Muhammadiyah
di
Cabang Blimbing Daerah Sukoharjo.
MUHAMMADIYAH CABANG
Dari
BLIMBING DAERAH
yang
dikemukakan di atas maka kita dapat
SUKOHARJO
membuat perumusan masalah dalam
A. Pendahuluan
Di dalam struktur organisasi
Pimpinan
masalah
Daerah
Muhammadiyah
penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana
Sejarah
berdirinya
Muhammadiyah
Sukoharjo terdapat dua belas Pimpinan
Cabang Blimbing? 2. Bagaimana peran
Cabang Muhammadiyah, salah satunya
Muhammadiyah
adalah
terhadap dakwah Islam.
Pimpinan
Cabang
Cabang
Blimbing
Muhammadiyah Blimbing Kecamatan
Adapun tujuan penelitian yang
Polokarto. Dalam penelitian ini penulis
diharapkan dari penelitian ini adalah: a.
akan
Mengetahui
membahas
tentang
sejarah
sejarah
berdirinya
Blimbing,
Muhammadiyah Cabang Blimbing, b.
Dilihat dari nama cabangnya juga
Mengetahui gerakan Muhammadiyah
menarik,
Cabang Blimbing terhadap dakwah
Muhammadiyah
Cabang
mengapa?
Blimbing
merupakan nama sebuah kampung di
Islam,
c.
Mengetahui
desa Wonorejo tetapi dijadikan nama
Muhammadiyah
Cabang Muhammadiyah di lingkup
terhadap perkembangan Islam.
Cabang
peranan
Blimbing
Berdasarkan
Dari hasil dari penelitian ini
latar belakang diatas, maka penulis
dapat menghasilkan manfaat antara lain
tertarik
sebagai berikut: Manfaat teoritis. a.
Kecamatan
Polokarto.
untuk
meneliti
sejarah
Sebagai
masukan
dan
informasi,
2
sehingga dapat bermanfaat dikalangan
blimbing sejauh pengamatan penulis
akademisi, b. Hasil penelitian ini
menemukan beberapa literatur tentang
diharapkan dapat memberi informasi
perbandingan Muhammadiyah dengan
tambahan
organisasi
atau
pembanding
bagi
penelitian lain dengan masalah sejenis
Manfaat
praktis,
a.
Hasil
lain tetapi tulisan tentang
sejarah
dan
Muhammadiyah
perkembangan
Cabang
Blimbing
penelitian ini dapat digunakan sebagai
belum ada yang meneliti, Berikut
informasi bagi pihak-pihak tertentu
adalah daftar penelitian yang sudah
seperti pemerintahan sebagai bahan
pernah ada:
pembuat
kebijakan
menciptakan
dalam
kerukunan
rangka
Pertama,
Penelitian
tentang
umat
Muhammadiyah di tengah masyarakat
beragama, b. Hasil penelitian ini dapat
Nahdatul Ulama di kecamatan Kalibaru
digunakan sebagai informasi bagi umat
kabupaten Banyuwangi Jawa Timur
islam
memahami
ditulis
oleh
gerakan
Sunan
Kalijaga,
untuk
lebih
keanekaragaman
pola
Mukhlas Hanif (UIN
2002).
Studi
ini
organisasi keagamaan diindonesia pada
mengkaji tentang Muhammadiyah di
umumnya
tengah masyarakat Nahadtul Ulama di
Kajian pustaka adalah kajian
kecamatan
Kalibaru
kabupaten
hasil penelitian yang relevan dengan
Banyuwangi Jawa Timur pada tahun
permasalahan yang diteliti. Penelitian
1962 sesuai dengan Muhammadiyah
sebelumnya
masuk ke kecamatan itu, dalam tulisan
permasalahan
yang
relevan
sejarah
dengan
dan
perkembangan muhammadiyah cabang
itu diketahui bahwa
kearah
positif
interaksi sosial
antara
warga
3
Muhammadiyah dan NU di kecamatan
ini mengkaji tentang kegiatan dakwah
Kalibaru akan semakin terbuka dan
yang dilakukan oleh perkumpulan para
luas jika warga Muhammadiyah mau
wanita-wanita Nahdatul Ulama, dalam
toleran terhadap tradisi-tradisi yang
hal ini adalah Muslimat NU. Berangkat
ada.
dari
Akan
tetapi,
berbagai
kegiatan
yang
hubungan
dilaksanakan oleh organisasi ini sering
harmonis
tersebut
akan
berubah
kali muncul berbagai pengaruh atau
menjadi
konflik
jika
warga
dampak sebagai suatu akibat dari
Muhammadiyah dan warga NU sama-
sebuah kegiatan salah satunya adalah
sama berpegang teguh pada visi dan
pengaruh atau dampak dari segi positif,
misi dari masing-masing organisasi
begitu
tersebut. Di sinilah langkah awal dari
program Muslimat NU pasti akan
sebuah
menimbulkan
dakwah,
kebersamaan
yaitu
adanya
tidak
juga
dengan
pelaksanaan
pengaruh
ataupun
hanya
dampak positif, baik bagi pengurus
kepentingan
Muslimat NU sendiri maupun warga
kelompoknya atau individunya tetapi
masyarakat di wilayah desa jeruk
kebersamaan untuk semua golongan.
Agung khususnya dan desa-desa sekitar
mementingkan
Kedua,
Penelitian
tentang
pada umumnya.
pelaksanaan dakwah oleh Muslimat
NU
ranting
kecamatan
desa
Jeruk
Srumbung
Agung
kabupaten
Dengan
demikian
menurut
penulis, skripsi yang berjudul sejarah
dan
perkembangan
Muhammadiyah
Magelang ditulis oleh Sri Nurhayati
Cabang Blimbing sangat menarik untuk
(UIN Sunan Kalijaga, 2002). Tulisan
diteliti,
karena
untuk
mengetahui
4
bagaimana perkembangan organisasi
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
Muhammadiyah
Blimbing
antara fenomena yang diselidiki (M.
dikenal
sebagai
Nazir, 1998: 63). Pendekatan yang
dalam
lingkup
digunakan adalah pendekatan historis
yang
selama
Cabang
Cabang
ini
terbesar
Muhammadiyah Daerah Sukoharjo.
yakni studi tentang peristiwa dimasa
B. Metode Penelitian
lampau.
Dengan
demikian
sejarah
Sebuah penelitian harus dapat
merupakan peristiwa faktual di masa
dipertanggung jawabkan kebenarannya.
lampau, bukan kisah fiktif apalagi
Dalam peneliti ini digunakan penelitian
rekayasa. Definisi menurut Baverlay
yang
Southgate
didefinisikan
menemukan,
sebagai
mengembangkan
usaha
dan
merupakan
pemahaman
paling sederhana, pengertian sejarah
menguji kebenaran suatu pengetahuan.
menurut
Usaha yang dilakukan menggunakan
pemahaman objektf terhadap fakta-
metode-metode ilmiah.
fakta historis (Baverlay, 1996)
Adapun
hal-hal
yang
perlu
Baverlay
Sedangkan
menghendaki
menurut
Nazir,
dijelaskan yang berkaitan dengan objek
pendekatan yang digunakan adalah
yang diteliti menggunakan metode
pendekatan historis komparatif yakni,
sebagai
penelitian yang membandingkan faktor
berikut:
Penelitian
ini
teramasuk jenis penelitian lapangan
–
(field Research) yang menggunakan
masa lampau (M.Nazir, 1988: 61)
studi
diskriptif
yaitu
membuat
faktor sejenis pada suatu periode
Pendekatan ini digunakan untuk
deskripsi, gambaran atau lukisan secara
menggambarkan
kenyataan
sistematis, faktual dan aktual mengenai
kenyataan
yang
sejarah
–
berkaitan
5
dengan
Muhammadiyah
Cabang
terpimpin,
dimana
penulis
hanya
Blimbing, sehingga dapat dipelajari
berpedoman
faktor lingkungan yang menopang dan
pertanyaan yang global saja dan secara
mempengaruhinya.
garis besarnya. Metode ini digunakan
Subjek
penelitian
yang
pada
pertanyaan-
untuk memperoleh data tentang: a.
digunakan dalam penelitian ini adalah
Sejarah berdiri dan
pengurus
Muhammadiyah
Muhammadiyah Cabang Blimbing. b.
Blimbing.
Objek
Cabang
penelitian
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
sejarah
dan
perkembangan
Muhammadiyah Cabang Blimbing
Peranan
perkembangan
Muhammadiyah
Cabang
Blimbing terhadap dakwah Islam
Dokumentasi adalah mencari
data mengenai hal-hal atau variabel
Metode pengumpulan data yang
yang berupa catatan, transkip, prasati,
digunakan dalam penelitian ini adalah
notulen rapat. Metode ini digunakan
metode wawancara (interview) dan
untuk mencari dan memperoleh data
metode
tentang monografi daerah penelitian,
adalah
dokumentasi.
data
daftar keanggotaan, dan kepemimpinan
dengan cara Tanya jawab dan bertatap
Muhammadiyah Cabang Blimbing, dan
muka langsung secara sepihak yang
data-data lain yang berkaitan dengan
dilakukan
dan
penelitian. Dokumentasi ini digunakan
berlandaskan pada tujuan penelitian
untuk melengkapi data yang telah
(Sutrisno Hadi, 1987: 193). Sedangkan
diperoleh
teknik
(Suharsimi Arikunto, 1998: 236)
gunakan
metode
Wawancara
pengumpulan
dengan
wawancara
ialah
sistematis
yang
wawancara
penulis
bebas
dari
hasil
wawancara
6
Analisis data adalah mencari
C. Hasil
Penelitian
dan menata secara sistematis catatan
Pembahasan
hasil dari dokumentasi dan wawancara
Berdirinya
untuk
dijadikan
peningkatan
tentang
sebagai
pemahaman
kasus
menyajikannya
yang
Cabang
bentuk
Muhammadiyah Blimbing tanggal 16
peneliti
november 1953 atau 9 rabi’ul awal
diteliti
sebagai
dan
dan
1373
H,
untuk
pertama
kalinya
penelitian
dipimpin oleh Bp KH. Ahmad Zaini.
kepada orang lain (Noeng Muhadjir,
Cabang Blimbing pada awal berdirinya
1998: 104)
masuk
Kemudian data-data yang telah
dikumpulkan
dalam
penelitian
ini
Surakarta,
Daerah
hal
Muhammadiyah
Muhammadiyah
ini
dikarenakan
Daerah
Sukoharjo
dianalisis dengan metode deskriptif
belum ada. Muhammadiyah Daerah
komparatif.
Sukoharjo baru lahir tahun 1972 yang
digunakan
Metode
untuk
deskriptif
menggambarkan
dipimpin
oleh
Bp
Suyadi
Muhmmadiyah Cabang Blimbing dari
Siswosudarso. Dengan diresmikannya
sejarah berdirinya sampai sekarang,
Muhammadiyah
sedangkan
menyebabkan Cabang Muhammadiyah
digunakan
metode
untuk
komparatif
membandingkan
Blimbing
Daerah
harus
Sukoharjo
masuk
Daerah
perkembangan muhammadiyah cabang
Muhammadiyah Sukoharjo, hal ini
blimbing sebelum dan sesudah berdiri
disebabkan dalam struktur organisasi
terhadap dakwah islam dilingkungan
Muhammadiyah bahwa Cabang berada
sukoharjo pada khususnya
ditingkat
kecamatan
mengikuti kabupaten.
yang
harus
7
Setelah
kegiatan
menjadi
Cabang,
Muhammadiyah
Blimbing
bagian
PKU,
(sekolahan),
bagian
Aisyiyah
Pendidikan
dan
Hizbul
semakin lebih intesif, sehingga terus
Wathan yang ada sejak muhamadiyah
lahir Ranting-Ranting baru seperti:
berdiri sampai saat ini.
Miri, Tirtosari dan Train. Kemudian
Bagian Tabligh, pada mulainya
menyusul Ngrobyong dan Kaliduren.
selain menggerakkan pengajian di Desa
Setelah G 30 S/PKI lahir Ranting-
sendiri (Wonorejo), juga mengadakan
Ranting baru seperti Godog, Kemasan,
pengajian – pengajian diluar Desa
Kenokorejo,
Wonorejo,
Pandak,
Jengglong,
Desa
–
Desa
tersebut
Lemahbang, Godekan, dan sebagainya
merupakan Desa binaan, Desa binaan
sampai sekarang telah berjumlah 27
pada waktu itu antara lain: kayuapak,
Ranting dan pada hari lahir ini satu
jatisobo, Bekonang, kragilan, palur,
Ranting lagi, Ranting yang ke 28 yaitu
karangwuni, tanjung, dan mranggen.
Ranting kauman
Dengan sejumlah Desa binaan tersebut,
berada di Desa
Wonorejo, jadi Desa Wonorejo sudah
maka
mempunyai 5 Ranting yaitu Ranting
sehingga dihimpunlah para mubaligh
Wonorejo, Ranting Blimbing, Ranting
yang ada kemudian dibentuk beberapa
sayangan,
dan
kelompok. Tiap kelompok diserahi
Suara
membina satu Desa binaan. Tentang
Ranting
Ranting
bancaan
kauman.(Majalah
Kauman, 2009: 14)
perlu
pelaksanaannya
adanya
Muballigh,
diserahkan
kepada
Cabang
masing – masing kelompok. Setelah
Blimbing mempunyai beberapa bidang
berjalan dalam waktu tertentu diadakan
dakwah antara lain
pergeseran dari Desa satu dengan Desa
Muhammadiyah
bagian Tabligh,
8
yang lain, agar ada penyegaran dari
dinamakan
personil mubaligh dalam kelompok
Madrasah diniyah sebelum memiliki
tersebut. Semakin tahun Daerah binaan
gedung
Muhammadiyah
H.Ma’nan
Cabang
Blimbing
Madrasah
ditempatkan
dirumah
dan
sekaligus
dijadikan
pusat
semakin berkembang, hingga sampai
tersebut
ke
Muhammadiyah Blimbing.
Daerah
Jumantono,
Bakdalem,
Matesih, Parakan, Ngadiluwih dan
Ngrawoh.
Diniyah.
Bp
rumah
kegiatan
Pada tahun 1933 masyara yang
motori
oleh
Bp
H.Muslich,
Bp
pendidikan,
H.Mukmin, dan HM Abdullah dari
Muhammadiyah sejak awal berdirinya
Bekonang membangun sebuah gedung
sangat antusias terhadap pendidikan,
dua lokal dan satu langgar atau
maka Muhammadiyah Blimbing pun
mushola
tidak
Wonorejo bagian timur yang sekarang
Bagian
ketinggalan.
Dimulai
dari
yang
pengajian anak - anak dan remaja (
menjadi
malam sabtu ). Kemudian dirubah
Wonorejo.
masuk
pagi.
di
Desa
Muhammadiyah
pelajarannya
Bagian PKU, bagian ini tidak
disamping pelajaran agama juga diberi
ketinggalan juga untuk mempelopori
pelajaran umum setingkat sekolah Desa
urusan
gotong
royong,
lama belajar 3 tahun, setelah tamat
orang
yang
kesusahan
sekolah Desa kemudian masuk kelas
menghimpun iuran. Selain itu, juga
IV atau sekolah ongkoloro, namun
menggerakkan zakat fitrah, zakat mal,
Muhammadiyah
dan qurban pada hari raya qurban, serta
sekolahnya
Adapun
SD
berlokasi
tidak
sekolah
menamakan
Desa
tetapi
membantu
dengan
melaksanakan salat id dilapangan pada
9
hari raya, juga ikut mempelopori tugas
pada waktu itu beberapa tokoh muda
tugas
kemanusiaan.
Bekonang kadang mengikuti kegiatan
Tidak berlebihan apabila dikatakan
Muhammadiyah Blimbing di Desa
Muhammadiyah
Wonorejo.
lainnya
untuk
sebagai
penggerak
Selama
pemerintahan
jepang hingga perang kemerdekaan
utama hal tersebut diatas.
ibu
kegiatan pandu HW pasif, kemudian
mengadakan
sebagian besar dari pandu HW tersebut
pengajian pengajian khusus untuk ibu
masuk menjadi anggota PETA. Pada
ibu, dan remaja putri, serta mengurusi
waktu itu Muhammadiyah Blimbing
serta
menyelenggarakan
ikut dalam perjuangan kemerdekaan.
pendidikan madrasah pada sore hari.
Mubaligh mubaligh Muhammadiyah
Pada pengembangannya sampai saat ini
senantiasa
Aisyiyah
telah
perjuangan
mengurus
beberapa
Bagian
Aisyiyah
Aisyiyah,
aktif dalam
sekaligus
ibu
mendirikan
taman
dan
kanak
membakar
dan
semangat
menanamkan
kolonialisme.
anti
Generasi
Muhammadiyah banyak yang masuk
kanak.
Bagian
Wathan,
adalah
Pandu
suatu
Hizbul
pendidikan
kelasykaran.
ketinggalan
Aisyiyah
aktif
kepanduan yang menjadi salah satu
membantuperjuangan
bagian
Pada
Kepanduan
dari
Muhammadiyah.
merupakan
masa
juga
tidak
dalam
kemerdekaan.
kemerdekaan
pun
pendidikan
Muhammadiyah Blimbing juga ikut
diluar sekolah dan diluar keluarga. HW
mempelopori dalam mempertahankan
blimbin pada waktu itu dipimpin oleh
kemerdekaan Negara Indonesia dari
Bp Abdullah dari Bekonang. Karena
kolonialisme. Setelah keadaan Negara
10
relative aman, pada tahun 1951 pandu
Yang sampai saat ini masih setia dan
HW
daripusat
aktif menjadi anggota HW sekaligus
Ranting.
menjadi Pembina adalah Bp H Sirat
diaktifkan
sampai
kembali
ke
Ranting
Muhammadiyah Blimbing pun tidak
Mardanus.
ketinggalan
H.
mendapat tugas dari Muhammadiyah
Bunyamin, termasuk Desa Desa binaan
maupun pandu HW baik dari Cabang
yang yang sudah menjadi Ranting
Blimbing
Muhammadiyah
Muhammadiyah wilayah lain ( Majalah
digerakkan
oleh
Muhammadiyah.
Sehingga Bp H. Bunyamin mendapat
julukan pimpinan pandu HW timur
bengawan.
Setelah
Muhammadiyah
Beliau
ini
selalu
maupun
siap
Daerah
Suara Kauman, 2009: 15)
Model dakwah jamaah yang
digaung-gaungkan
oleh
Blimbing menjadi Cabang pandu HW
Muhammadiyah
nya lebih maju lagi. Pada saat itu
adalah memberikan pengetahuan dan
pimpinan
pemahaman
pandu
HW
adalah
Bp
Cabang
agama
Blimbing
Islam
yang
H.Muhtadi, dan Bp Nawawi sebagai
sebenar-benarnya
wakilnya.
ibadah, akhlak, dan muamalah, serta
Sedangkan
sekretaris
meliputi
akidah,
dipercayakan kepada Bp.H.Marbadi,
mengamalkannya
yang dibantu oleh Bp.Muh Said.
sehari-hari.
Bendaharanya
H.Sirat
pengatahuan dan pemahaman tentang
Mardanus yang dibantu oleh Bp Muh.
permasalahan hidup secara benar dan
Asy’ari. untuk anggota pengurusnya
kemapuan teknis untuk mengatasinya
terdiri dari Bp Asrori, Bp.Muh.Kusen,
sendiri, atau secara bersama-sama,
Bp Mursidi, dan Bp Harun al Rosyid.
kesediaan untuk bekerja bersama dan
adalah
Bp
dalam
Serta
kehidupan
menyampaikan
11
bantu membantu dalam suatu jamaah
sebagai
untuk menyelesaikan dan mengatasi
Muhammadiyah
permasalahan hidup para anggota baik
Mulai dari pengajian rutin setiap
individu
minggu sekali yang dikoordinir oleh
maupun
meningkatkan
kolektif
kemampuan
dan
berikut:
1.
Dakwah
Cabang
Blimbing
anggota
Ranting
Muhammadiyah
dimasing-
atau warga Muhammadiyah untuk
masing
tempat
pengajian
melakukan dakwah dalam kelompok
triwulan yang dikoordinir oleh Cabang
sosialnya.
Blimbing
Kegiatan
dakwah
sampai
berjalan
dengan
begitu
Muhammadiyah mampu memberikan
menggairahkan.
pengaruh
membuat kecamatan Polokarto menjadi
positif
terhadap
Fenomena
tersebut
perkembangan keagamaan di Cabang
basis
Blimbing.
sekarang ada saingan baru yaitu MTA,
D. Kesimpulan dan Saran
tetapi dakwah Muhammadiyah tidak
Muhammadiyah
Cabang
Muhammadiyah,
walaupun
surut. Fakta ini menegaskan bahwa
Blimbing merupakan Cabang terbesar
dakwah
di
membasis di masyarakat Polokarto
Kabupaten
Sukoharjo
dengan
Muhammadiyah
sudah
berbagai kegiatan dakwah dan Amal
secara
Usahanya.
Sukoharjo pada umumnya. 2. Dengan
Muhammadiyah
Cabang
khusus
dan
masyarakat
Blimbing merupakan fenomena ormas
didukung
yang mampu membangun basis dari
Muhammadiyah
berusaha
tingkat bawah sampai tingkat elit
pelaku
kehidupan
Pimpinan Cabang. Adapun kesimpulan
keagamaan di kecamatan Polokarto.
menyeluruh
Terlebih,
dari
pembahasan
ini
amal
dalam
kebanyakan
usahanya,
menjadi
sosio-
elit
12
Muhammadiyah
dalam
berperan
langsung
yang
berupa
kegiatan
menggunakan
pendekatan
dan
perjuangan dengan politik praktis, baik
penyebaran pengaruh pada masyarakat.
membuat
Kendati demikian, para elit yang terjun
bergabung dengan partai Islam yang
langsung ke masyrakat berusaha untuk
lain. Sebab ketika berada dalam lajur
memaksimalkan
SDM
politik praktis, Muhammadiyah dan
Muhammadiyah
di
warga
kecamatan
gerakan
partai
Islam
sendiri
maupun
lainnya
lebih
Polokarto, sehingga ada upaya untuk
menghasilkan konflik daripada sebuah
memanfaatkan secara efektif warga
konsensus yang konkrit bagi umat
sekitar.
Islam. Terlebih dalam pembangunan
Dengan
pendekatan
yang
berupa sosio-keagamaan inilah telah
pengaruh
terhadap
masyarakat
lahir
terhadap
kecamatan
Polokarto
Kabupaten
Muhammadiyah. Memang ketika awal
Sukoharjo
berdirinya
mamaksimalkan
pula
simbolisasi
hanya
berkutat
dalam
cenderung
belum
pendekatan
yang
kegiatan yang telah menjadi konsensus
komprehensif, sebab sampai sekarang
umat Islam dimanapun dalam kegiatan
baru menggunakan pendekatan yang
dakwahnya, yaitu pengajian. 3. Dalam
cenderung statis yang berkutat dalam
langkah pendekatan yang dilakukan
pendekatan
Muhammadiyah ketika mengacu pada
kolektif maupun personal.
dakwah,
baik
secara
lebih
Berdasarkan tulisan tersebut di
lebih
atas, penting di sini dikemukakan
diterima masyarakat dengan berada di
beberapa saran sebagai berikut: 1.
jalur sosio religi kultural dari pada
Muhammadiyah
perjalanan
mempunyai
sejarahnya,
prospek
yang
Cabang
Blimbing
13
harus
mampu
inovasi
melakukan
dalam
strategi
inovasi-
berdakwah
sehingga relevan dengan masyarakat
dan masa kekinian. Karena kalau
dakwah Muhammadiyah monoton dan
cenderung
stagnan
maka
secara
perlahan-lahan Muhammadiyah akan
ditinggalkan
fenomena
jama’ahnya,
tersebut
dan
sudah
mulai
muncul. 2. Kaitannya dengan Amal
Usaha
Muhammadiyah
memberikan
saatnya
catatan
bahwa
Muhammadiyah
Blimbing
melakukan
oknum-oknum
pemahaman
peneliti
sudah
Cabang
pembersihan
pengelola
keagamannya.
dengan
Supaya
Amal Usaha Muhammadiyah sebagai
instrumen
dakwah
mampu
mewujudkan cita-cita Muhammadiyah,
yaitu menegakkan dan menjunjung
tinggi
agama
islam
sehingga
terwujudnya masyarakat islam yang
sebenar-benarnya.
14
DAFTAR PUSTAKA.
PP
Ali, Abdul Mukti. 1985. Interpretasi
Amalan
Muhammadiyah.
Jakarta: Harapan Melati.
Azwar,
Saifudin. 2010. Metode
Penelitian.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Madjid,
Nurcholish. 1999, Islam
Kemodernan
dan
Keindonesiaan.
Bandung:
Mizan.
Mulkhan,
Abdul
Munir.1990.
Pemikiran KH Ahmad Dahlan
dan Muhammadiyah dalam
Perspektif Perubahan Sosial.
Jakarta: Bumi Aksara.
Nasery, Akmal dan A.M Saefudin.
1994.
Pembaharuan
Pemikiran Islam Di Indonesia.
Bandung: Mizan
Nasution Harun, 1992, Pembaharuan
dalam Islam. Yogyakarta: PT
Bulan Bintang.
Nawawi, Hadari. 1991. Metodologi
Penelitian bidang Sosial.
Yogyakarta: Gajah Mada
University Press
Nazir,
Muhammad. 1985. Metode
Penelitian. Jakarta: Galia
Indonesia
Muhammadiyah,
1999,
Kemuhammadiyahan 1 untuk
SLTP
Muhammadiyah..
Yogyakarta: Pustaka Suara
Muhammadiyah.
____________,
1996,
Kemuhammadiyahan 2 untuk
SLTP
Muhammadiyah.
Yogyakarta: Pustaka Suara
Muhammadiyah.
Quthb,
Muhammad.1995, Perlukah
Menulis Ulang Sejarah Islam.
Jakarta: Gema Insani Press
Santon, Robert. 2007. Teori Robert
Santon. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press
Shobahiya, Mahasri, dkk. 2006. Studi
Kemuhammadiyahan: Kajian
Historis,
Ideologi
dan
Organisasi. Surakarta: LPID
UMS.
Sujarwanto,
dkk.
1990,
Muhammadiyah
dan
Tantangan Masa Depan.
Yogyakarta: PT Tiara Wacana
Yogya.
Tim
Pembina
Al-Islam
dan
Kemuhammadiyahan UMM.
1990.
Muhammadiyah:
Sejarah, Pemikiran dan Amal
Usaha. Malang: PT. Tiara
Wacana Yogya.
BLIMBING DAERAH SUKOHARJO
SKRIPSI
Diajukan kepada Program Studi Ushuluddin Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud)
Oleh:
NININ KARLINA
H000 070 0011
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
i
bagian ini mempelopori urusan gotong
royong.
Bagian
Pendidikan
(sekolahan), pengajian anak-anak dan
remaja pada malam sabtu, kemudian
dirubah masuk pagi. pelajarannya
disamping pelajaran agama juga
diberikan pelajaran umum setingkat
Sekolah Desa lama belajar tiga tahun.
Bagian Aisyiyah, ibu-ibu mengadakan
pengajian-pengajian khusus ibu-ibu
dan
remaja
putri,
serta
menyelenggarakan
pendidikan
madrasah pada sore hari. juga
menyelenggarakan beberapa Bustanul
Athfal Aisyiyah. Bagian Hizbul
Wathan, bagian pendidikan kepanduan,
Kepanduan merupakan pendidikan
diluar sekolah dan diluar keluarga.
Muhammadiyah
Cabang
Blimbing merupakan Cabang terbesar
di Kabupaten Sukoharjo dengan
berbagai kegiatan dakwah dan Amal
Usahanya. Muhammadiyah Cabang
Blimbing merupakan fenomena ormas
yang mampu membangun basis dari
tingkat bawah sampai tingkat elit
Pimpinan Cabang.
ABSTRAK
Blimbing merupakan nama
sebuah kampung di desa Wonorejo
tetapi
dijadikan
nama
Cabang
Muhammadiyah di lingkup Kecamatan
Polokarto. Berdasarkan fakta di atas
ditegaskan bahwa permasalahan yang
akan diteliti adalah tentang sejarah dan
perkembangan
Muhammadiyah
Cabang Blimbing Daerah Sukoharjo.
Tujuan penelitian ini yaitu
untuk mengetahui sejarah dan peranan
Muhammadiyah Cabang Blimbing
terhadap Masyarakat islam. Penelitian
ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca yaitu dapat memperluas
khazanah ilmu dalam karya ilmiah
terutama dalam bentuk sejarah.
Sedangkan metode dalam penelitian ini
menggunakan metode wawancara dan
metode dokumentasi.
Penelitian ini
menemukan
beberapa pengetahuan sejarah yang
sangat berguna bagi generasi islam,
yang,
Muhammadiyah
Cabang
Blimbing mempunyai beberapa Bidang
Dakwah antara lain: bagian Tabligh,
pada mulanya selain menggerakkan
pengajian-pengajian.. Bagian PKU,
Kata
Kunci:
Sejarah,
Muhammadiyah, Blimbing
iii
1
perkembangan
SEJARAH DAN
PERKEMBANGAN
Muhammadiyah
di
Cabang Blimbing Daerah Sukoharjo.
MUHAMMADIYAH CABANG
Dari
BLIMBING DAERAH
yang
dikemukakan di atas maka kita dapat
SUKOHARJO
membuat perumusan masalah dalam
A. Pendahuluan
Di dalam struktur organisasi
Pimpinan
masalah
Daerah
Muhammadiyah
penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana
Sejarah
berdirinya
Muhammadiyah
Sukoharjo terdapat dua belas Pimpinan
Cabang Blimbing? 2. Bagaimana peran
Cabang Muhammadiyah, salah satunya
Muhammadiyah
adalah
terhadap dakwah Islam.
Pimpinan
Cabang
Cabang
Blimbing
Muhammadiyah Blimbing Kecamatan
Adapun tujuan penelitian yang
Polokarto. Dalam penelitian ini penulis
diharapkan dari penelitian ini adalah: a.
akan
Mengetahui
membahas
tentang
sejarah
sejarah
berdirinya
Blimbing,
Muhammadiyah Cabang Blimbing, b.
Dilihat dari nama cabangnya juga
Mengetahui gerakan Muhammadiyah
menarik,
Cabang Blimbing terhadap dakwah
Muhammadiyah
Cabang
mengapa?
Blimbing
merupakan nama sebuah kampung di
Islam,
c.
Mengetahui
desa Wonorejo tetapi dijadikan nama
Muhammadiyah
Cabang Muhammadiyah di lingkup
terhadap perkembangan Islam.
Cabang
peranan
Blimbing
Berdasarkan
Dari hasil dari penelitian ini
latar belakang diatas, maka penulis
dapat menghasilkan manfaat antara lain
tertarik
sebagai berikut: Manfaat teoritis. a.
Kecamatan
Polokarto.
untuk
meneliti
sejarah
Sebagai
masukan
dan
informasi,
2
sehingga dapat bermanfaat dikalangan
blimbing sejauh pengamatan penulis
akademisi, b. Hasil penelitian ini
menemukan beberapa literatur tentang
diharapkan dapat memberi informasi
perbandingan Muhammadiyah dengan
tambahan
organisasi
atau
pembanding
bagi
penelitian lain dengan masalah sejenis
Manfaat
praktis,
a.
Hasil
lain tetapi tulisan tentang
sejarah
dan
Muhammadiyah
perkembangan
Cabang
Blimbing
penelitian ini dapat digunakan sebagai
belum ada yang meneliti, Berikut
informasi bagi pihak-pihak tertentu
adalah daftar penelitian yang sudah
seperti pemerintahan sebagai bahan
pernah ada:
pembuat
kebijakan
menciptakan
dalam
kerukunan
rangka
Pertama,
Penelitian
tentang
umat
Muhammadiyah di tengah masyarakat
beragama, b. Hasil penelitian ini dapat
Nahdatul Ulama di kecamatan Kalibaru
digunakan sebagai informasi bagi umat
kabupaten Banyuwangi Jawa Timur
islam
memahami
ditulis
oleh
gerakan
Sunan
Kalijaga,
untuk
lebih
keanekaragaman
pola
Mukhlas Hanif (UIN
2002).
Studi
ini
organisasi keagamaan diindonesia pada
mengkaji tentang Muhammadiyah di
umumnya
tengah masyarakat Nahadtul Ulama di
Kajian pustaka adalah kajian
kecamatan
Kalibaru
kabupaten
hasil penelitian yang relevan dengan
Banyuwangi Jawa Timur pada tahun
permasalahan yang diteliti. Penelitian
1962 sesuai dengan Muhammadiyah
sebelumnya
masuk ke kecamatan itu, dalam tulisan
permasalahan
yang
relevan
sejarah
dengan
dan
perkembangan muhammadiyah cabang
itu diketahui bahwa
kearah
positif
interaksi sosial
antara
warga
3
Muhammadiyah dan NU di kecamatan
ini mengkaji tentang kegiatan dakwah
Kalibaru akan semakin terbuka dan
yang dilakukan oleh perkumpulan para
luas jika warga Muhammadiyah mau
wanita-wanita Nahdatul Ulama, dalam
toleran terhadap tradisi-tradisi yang
hal ini adalah Muslimat NU. Berangkat
ada.
dari
Akan
tetapi,
berbagai
kegiatan
yang
hubungan
dilaksanakan oleh organisasi ini sering
harmonis
tersebut
akan
berubah
kali muncul berbagai pengaruh atau
menjadi
konflik
jika
warga
dampak sebagai suatu akibat dari
Muhammadiyah dan warga NU sama-
sebuah kegiatan salah satunya adalah
sama berpegang teguh pada visi dan
pengaruh atau dampak dari segi positif,
misi dari masing-masing organisasi
begitu
tersebut. Di sinilah langkah awal dari
program Muslimat NU pasti akan
sebuah
menimbulkan
dakwah,
kebersamaan
yaitu
adanya
tidak
juga
dengan
pelaksanaan
pengaruh
ataupun
hanya
dampak positif, baik bagi pengurus
kepentingan
Muslimat NU sendiri maupun warga
kelompoknya atau individunya tetapi
masyarakat di wilayah desa jeruk
kebersamaan untuk semua golongan.
Agung khususnya dan desa-desa sekitar
mementingkan
Kedua,
Penelitian
tentang
pada umumnya.
pelaksanaan dakwah oleh Muslimat
NU
ranting
kecamatan
desa
Jeruk
Srumbung
Agung
kabupaten
Dengan
demikian
menurut
penulis, skripsi yang berjudul sejarah
dan
perkembangan
Muhammadiyah
Magelang ditulis oleh Sri Nurhayati
Cabang Blimbing sangat menarik untuk
(UIN Sunan Kalijaga, 2002). Tulisan
diteliti,
karena
untuk
mengetahui
4
bagaimana perkembangan organisasi
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
Muhammadiyah
Blimbing
antara fenomena yang diselidiki (M.
dikenal
sebagai
Nazir, 1998: 63). Pendekatan yang
dalam
lingkup
digunakan adalah pendekatan historis
yang
selama
Cabang
Cabang
ini
terbesar
Muhammadiyah Daerah Sukoharjo.
yakni studi tentang peristiwa dimasa
B. Metode Penelitian
lampau.
Dengan
demikian
sejarah
Sebuah penelitian harus dapat
merupakan peristiwa faktual di masa
dipertanggung jawabkan kebenarannya.
lampau, bukan kisah fiktif apalagi
Dalam peneliti ini digunakan penelitian
rekayasa. Definisi menurut Baverlay
yang
Southgate
didefinisikan
menemukan,
sebagai
mengembangkan
usaha
dan
merupakan
pemahaman
paling sederhana, pengertian sejarah
menguji kebenaran suatu pengetahuan.
menurut
Usaha yang dilakukan menggunakan
pemahaman objektf terhadap fakta-
metode-metode ilmiah.
fakta historis (Baverlay, 1996)
Adapun
hal-hal
yang
perlu
Baverlay
Sedangkan
menghendaki
menurut
Nazir,
dijelaskan yang berkaitan dengan objek
pendekatan yang digunakan adalah
yang diteliti menggunakan metode
pendekatan historis komparatif yakni,
sebagai
penelitian yang membandingkan faktor
berikut:
Penelitian
ini
teramasuk jenis penelitian lapangan
–
(field Research) yang menggunakan
masa lampau (M.Nazir, 1988: 61)
studi
diskriptif
yaitu
membuat
faktor sejenis pada suatu periode
Pendekatan ini digunakan untuk
deskripsi, gambaran atau lukisan secara
menggambarkan
kenyataan
sistematis, faktual dan aktual mengenai
kenyataan
yang
sejarah
–
berkaitan
5
dengan
Muhammadiyah
Cabang
terpimpin,
dimana
penulis
hanya
Blimbing, sehingga dapat dipelajari
berpedoman
faktor lingkungan yang menopang dan
pertanyaan yang global saja dan secara
mempengaruhinya.
garis besarnya. Metode ini digunakan
Subjek
penelitian
yang
pada
pertanyaan-
untuk memperoleh data tentang: a.
digunakan dalam penelitian ini adalah
Sejarah berdiri dan
pengurus
Muhammadiyah
Muhammadiyah Cabang Blimbing. b.
Blimbing.
Objek
Cabang
penelitian
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
sejarah
dan
perkembangan
Muhammadiyah Cabang Blimbing
Peranan
perkembangan
Muhammadiyah
Cabang
Blimbing terhadap dakwah Islam
Dokumentasi adalah mencari
data mengenai hal-hal atau variabel
Metode pengumpulan data yang
yang berupa catatan, transkip, prasati,
digunakan dalam penelitian ini adalah
notulen rapat. Metode ini digunakan
metode wawancara (interview) dan
untuk mencari dan memperoleh data
metode
tentang monografi daerah penelitian,
adalah
dokumentasi.
data
daftar keanggotaan, dan kepemimpinan
dengan cara Tanya jawab dan bertatap
Muhammadiyah Cabang Blimbing, dan
muka langsung secara sepihak yang
data-data lain yang berkaitan dengan
dilakukan
dan
penelitian. Dokumentasi ini digunakan
berlandaskan pada tujuan penelitian
untuk melengkapi data yang telah
(Sutrisno Hadi, 1987: 193). Sedangkan
diperoleh
teknik
(Suharsimi Arikunto, 1998: 236)
gunakan
metode
Wawancara
pengumpulan
dengan
wawancara
ialah
sistematis
yang
wawancara
penulis
bebas
dari
hasil
wawancara
6
Analisis data adalah mencari
C. Hasil
Penelitian
dan menata secara sistematis catatan
Pembahasan
hasil dari dokumentasi dan wawancara
Berdirinya
untuk
dijadikan
peningkatan
tentang
sebagai
pemahaman
kasus
menyajikannya
yang
Cabang
bentuk
Muhammadiyah Blimbing tanggal 16
peneliti
november 1953 atau 9 rabi’ul awal
diteliti
sebagai
dan
dan
1373
H,
untuk
pertama
kalinya
penelitian
dipimpin oleh Bp KH. Ahmad Zaini.
kepada orang lain (Noeng Muhadjir,
Cabang Blimbing pada awal berdirinya
1998: 104)
masuk
Kemudian data-data yang telah
dikumpulkan
dalam
penelitian
ini
Surakarta,
Daerah
hal
Muhammadiyah
Muhammadiyah
ini
dikarenakan
Daerah
Sukoharjo
dianalisis dengan metode deskriptif
belum ada. Muhammadiyah Daerah
komparatif.
Sukoharjo baru lahir tahun 1972 yang
digunakan
Metode
untuk
deskriptif
menggambarkan
dipimpin
oleh
Bp
Suyadi
Muhmmadiyah Cabang Blimbing dari
Siswosudarso. Dengan diresmikannya
sejarah berdirinya sampai sekarang,
Muhammadiyah
sedangkan
menyebabkan Cabang Muhammadiyah
digunakan
metode
untuk
komparatif
membandingkan
Blimbing
Daerah
harus
Sukoharjo
masuk
Daerah
perkembangan muhammadiyah cabang
Muhammadiyah Sukoharjo, hal ini
blimbing sebelum dan sesudah berdiri
disebabkan dalam struktur organisasi
terhadap dakwah islam dilingkungan
Muhammadiyah bahwa Cabang berada
sukoharjo pada khususnya
ditingkat
kecamatan
mengikuti kabupaten.
yang
harus
7
Setelah
kegiatan
menjadi
Cabang,
Muhammadiyah
Blimbing
bagian
PKU,
(sekolahan),
bagian
Aisyiyah
Pendidikan
dan
Hizbul
semakin lebih intesif, sehingga terus
Wathan yang ada sejak muhamadiyah
lahir Ranting-Ranting baru seperti:
berdiri sampai saat ini.
Miri, Tirtosari dan Train. Kemudian
Bagian Tabligh, pada mulainya
menyusul Ngrobyong dan Kaliduren.
selain menggerakkan pengajian di Desa
Setelah G 30 S/PKI lahir Ranting-
sendiri (Wonorejo), juga mengadakan
Ranting baru seperti Godog, Kemasan,
pengajian – pengajian diluar Desa
Kenokorejo,
Wonorejo,
Pandak,
Jengglong,
Desa
–
Desa
tersebut
Lemahbang, Godekan, dan sebagainya
merupakan Desa binaan, Desa binaan
sampai sekarang telah berjumlah 27
pada waktu itu antara lain: kayuapak,
Ranting dan pada hari lahir ini satu
jatisobo, Bekonang, kragilan, palur,
Ranting lagi, Ranting yang ke 28 yaitu
karangwuni, tanjung, dan mranggen.
Ranting kauman
Dengan sejumlah Desa binaan tersebut,
berada di Desa
Wonorejo, jadi Desa Wonorejo sudah
maka
mempunyai 5 Ranting yaitu Ranting
sehingga dihimpunlah para mubaligh
Wonorejo, Ranting Blimbing, Ranting
yang ada kemudian dibentuk beberapa
sayangan,
dan
kelompok. Tiap kelompok diserahi
Suara
membina satu Desa binaan. Tentang
Ranting
Ranting
bancaan
kauman.(Majalah
Kauman, 2009: 14)
perlu
pelaksanaannya
adanya
Muballigh,
diserahkan
kepada
Cabang
masing – masing kelompok. Setelah
Blimbing mempunyai beberapa bidang
berjalan dalam waktu tertentu diadakan
dakwah antara lain
pergeseran dari Desa satu dengan Desa
Muhammadiyah
bagian Tabligh,
8
yang lain, agar ada penyegaran dari
dinamakan
personil mubaligh dalam kelompok
Madrasah diniyah sebelum memiliki
tersebut. Semakin tahun Daerah binaan
gedung
Muhammadiyah
H.Ma’nan
Cabang
Blimbing
Madrasah
ditempatkan
dirumah
dan
sekaligus
dijadikan
pusat
semakin berkembang, hingga sampai
tersebut
ke
Muhammadiyah Blimbing.
Daerah
Jumantono,
Bakdalem,
Matesih, Parakan, Ngadiluwih dan
Ngrawoh.
Diniyah.
Bp
rumah
kegiatan
Pada tahun 1933 masyara yang
motori
oleh
Bp
H.Muslich,
Bp
pendidikan,
H.Mukmin, dan HM Abdullah dari
Muhammadiyah sejak awal berdirinya
Bekonang membangun sebuah gedung
sangat antusias terhadap pendidikan,
dua lokal dan satu langgar atau
maka Muhammadiyah Blimbing pun
mushola
tidak
Wonorejo bagian timur yang sekarang
Bagian
ketinggalan.
Dimulai
dari
yang
pengajian anak - anak dan remaja (
menjadi
malam sabtu ). Kemudian dirubah
Wonorejo.
masuk
pagi.
di
Desa
Muhammadiyah
pelajarannya
Bagian PKU, bagian ini tidak
disamping pelajaran agama juga diberi
ketinggalan juga untuk mempelopori
pelajaran umum setingkat sekolah Desa
urusan
gotong
royong,
lama belajar 3 tahun, setelah tamat
orang
yang
kesusahan
sekolah Desa kemudian masuk kelas
menghimpun iuran. Selain itu, juga
IV atau sekolah ongkoloro, namun
menggerakkan zakat fitrah, zakat mal,
Muhammadiyah
dan qurban pada hari raya qurban, serta
sekolahnya
Adapun
SD
berlokasi
tidak
sekolah
menamakan
Desa
tetapi
membantu
dengan
melaksanakan salat id dilapangan pada
9
hari raya, juga ikut mempelopori tugas
pada waktu itu beberapa tokoh muda
tugas
kemanusiaan.
Bekonang kadang mengikuti kegiatan
Tidak berlebihan apabila dikatakan
Muhammadiyah Blimbing di Desa
Muhammadiyah
Wonorejo.
lainnya
untuk
sebagai
penggerak
Selama
pemerintahan
jepang hingga perang kemerdekaan
utama hal tersebut diatas.
ibu
kegiatan pandu HW pasif, kemudian
mengadakan
sebagian besar dari pandu HW tersebut
pengajian pengajian khusus untuk ibu
masuk menjadi anggota PETA. Pada
ibu, dan remaja putri, serta mengurusi
waktu itu Muhammadiyah Blimbing
serta
menyelenggarakan
ikut dalam perjuangan kemerdekaan.
pendidikan madrasah pada sore hari.
Mubaligh mubaligh Muhammadiyah
Pada pengembangannya sampai saat ini
senantiasa
Aisyiyah
telah
perjuangan
mengurus
beberapa
Bagian
Aisyiyah
Aisyiyah,
aktif dalam
sekaligus
ibu
mendirikan
taman
dan
kanak
membakar
dan
semangat
menanamkan
kolonialisme.
anti
Generasi
Muhammadiyah banyak yang masuk
kanak.
Bagian
Wathan,
adalah
Pandu
suatu
Hizbul
pendidikan
kelasykaran.
ketinggalan
Aisyiyah
aktif
kepanduan yang menjadi salah satu
membantuperjuangan
bagian
Pada
Kepanduan
dari
Muhammadiyah.
merupakan
masa
juga
tidak
dalam
kemerdekaan.
kemerdekaan
pun
pendidikan
Muhammadiyah Blimbing juga ikut
diluar sekolah dan diluar keluarga. HW
mempelopori dalam mempertahankan
blimbin pada waktu itu dipimpin oleh
kemerdekaan Negara Indonesia dari
Bp Abdullah dari Bekonang. Karena
kolonialisme. Setelah keadaan Negara
10
relative aman, pada tahun 1951 pandu
Yang sampai saat ini masih setia dan
HW
daripusat
aktif menjadi anggota HW sekaligus
Ranting.
menjadi Pembina adalah Bp H Sirat
diaktifkan
sampai
kembali
ke
Ranting
Muhammadiyah Blimbing pun tidak
Mardanus.
ketinggalan
H.
mendapat tugas dari Muhammadiyah
Bunyamin, termasuk Desa Desa binaan
maupun pandu HW baik dari Cabang
yang yang sudah menjadi Ranting
Blimbing
Muhammadiyah
Muhammadiyah wilayah lain ( Majalah
digerakkan
oleh
Muhammadiyah.
Sehingga Bp H. Bunyamin mendapat
julukan pimpinan pandu HW timur
bengawan.
Setelah
Muhammadiyah
Beliau
ini
selalu
maupun
siap
Daerah
Suara Kauman, 2009: 15)
Model dakwah jamaah yang
digaung-gaungkan
oleh
Blimbing menjadi Cabang pandu HW
Muhammadiyah
nya lebih maju lagi. Pada saat itu
adalah memberikan pengetahuan dan
pimpinan
pemahaman
pandu
HW
adalah
Bp
Cabang
agama
Blimbing
Islam
yang
H.Muhtadi, dan Bp Nawawi sebagai
sebenar-benarnya
wakilnya.
ibadah, akhlak, dan muamalah, serta
Sedangkan
sekretaris
meliputi
akidah,
dipercayakan kepada Bp.H.Marbadi,
mengamalkannya
yang dibantu oleh Bp.Muh Said.
sehari-hari.
Bendaharanya
H.Sirat
pengatahuan dan pemahaman tentang
Mardanus yang dibantu oleh Bp Muh.
permasalahan hidup secara benar dan
Asy’ari. untuk anggota pengurusnya
kemapuan teknis untuk mengatasinya
terdiri dari Bp Asrori, Bp.Muh.Kusen,
sendiri, atau secara bersama-sama,
Bp Mursidi, dan Bp Harun al Rosyid.
kesediaan untuk bekerja bersama dan
adalah
Bp
dalam
Serta
kehidupan
menyampaikan
11
bantu membantu dalam suatu jamaah
sebagai
untuk menyelesaikan dan mengatasi
Muhammadiyah
permasalahan hidup para anggota baik
Mulai dari pengajian rutin setiap
individu
minggu sekali yang dikoordinir oleh
maupun
meningkatkan
kolektif
kemampuan
dan
berikut:
1.
Dakwah
Cabang
Blimbing
anggota
Ranting
Muhammadiyah
dimasing-
atau warga Muhammadiyah untuk
masing
tempat
pengajian
melakukan dakwah dalam kelompok
triwulan yang dikoordinir oleh Cabang
sosialnya.
Blimbing
Kegiatan
dakwah
sampai
berjalan
dengan
begitu
Muhammadiyah mampu memberikan
menggairahkan.
pengaruh
membuat kecamatan Polokarto menjadi
positif
terhadap
Fenomena
tersebut
perkembangan keagamaan di Cabang
basis
Blimbing.
sekarang ada saingan baru yaitu MTA,
D. Kesimpulan dan Saran
tetapi dakwah Muhammadiyah tidak
Muhammadiyah
Cabang
Muhammadiyah,
walaupun
surut. Fakta ini menegaskan bahwa
Blimbing merupakan Cabang terbesar
dakwah
di
membasis di masyarakat Polokarto
Kabupaten
Sukoharjo
dengan
Muhammadiyah
sudah
berbagai kegiatan dakwah dan Amal
secara
Usahanya.
Sukoharjo pada umumnya. 2. Dengan
Muhammadiyah
Cabang
khusus
dan
masyarakat
Blimbing merupakan fenomena ormas
didukung
yang mampu membangun basis dari
Muhammadiyah
berusaha
tingkat bawah sampai tingkat elit
pelaku
kehidupan
Pimpinan Cabang. Adapun kesimpulan
keagamaan di kecamatan Polokarto.
menyeluruh
Terlebih,
dari
pembahasan
ini
amal
dalam
kebanyakan
usahanya,
menjadi
sosio-
elit
12
Muhammadiyah
dalam
berperan
langsung
yang
berupa
kegiatan
menggunakan
pendekatan
dan
perjuangan dengan politik praktis, baik
penyebaran pengaruh pada masyarakat.
membuat
Kendati demikian, para elit yang terjun
bergabung dengan partai Islam yang
langsung ke masyrakat berusaha untuk
lain. Sebab ketika berada dalam lajur
memaksimalkan
SDM
politik praktis, Muhammadiyah dan
Muhammadiyah
di
warga
kecamatan
gerakan
partai
Islam
sendiri
maupun
lainnya
lebih
Polokarto, sehingga ada upaya untuk
menghasilkan konflik daripada sebuah
memanfaatkan secara efektif warga
konsensus yang konkrit bagi umat
sekitar.
Islam. Terlebih dalam pembangunan
Dengan
pendekatan
yang
berupa sosio-keagamaan inilah telah
pengaruh
terhadap
masyarakat
lahir
terhadap
kecamatan
Polokarto
Kabupaten
Muhammadiyah. Memang ketika awal
Sukoharjo
berdirinya
mamaksimalkan
pula
simbolisasi
hanya
berkutat
dalam
cenderung
belum
pendekatan
yang
kegiatan yang telah menjadi konsensus
komprehensif, sebab sampai sekarang
umat Islam dimanapun dalam kegiatan
baru menggunakan pendekatan yang
dakwahnya, yaitu pengajian. 3. Dalam
cenderung statis yang berkutat dalam
langkah pendekatan yang dilakukan
pendekatan
Muhammadiyah ketika mengacu pada
kolektif maupun personal.
dakwah,
baik
secara
lebih
Berdasarkan tulisan tersebut di
lebih
atas, penting di sini dikemukakan
diterima masyarakat dengan berada di
beberapa saran sebagai berikut: 1.
jalur sosio religi kultural dari pada
Muhammadiyah
perjalanan
mempunyai
sejarahnya,
prospek
yang
Cabang
Blimbing
13
harus
mampu
inovasi
melakukan
dalam
strategi
inovasi-
berdakwah
sehingga relevan dengan masyarakat
dan masa kekinian. Karena kalau
dakwah Muhammadiyah monoton dan
cenderung
stagnan
maka
secara
perlahan-lahan Muhammadiyah akan
ditinggalkan
fenomena
jama’ahnya,
tersebut
dan
sudah
mulai
muncul. 2. Kaitannya dengan Amal
Usaha
Muhammadiyah
memberikan
saatnya
catatan
bahwa
Muhammadiyah
Blimbing
melakukan
oknum-oknum
pemahaman
peneliti
sudah
Cabang
pembersihan
pengelola
keagamannya.
dengan
Supaya
Amal Usaha Muhammadiyah sebagai
instrumen
dakwah
mampu
mewujudkan cita-cita Muhammadiyah,
yaitu menegakkan dan menjunjung
tinggi
agama
islam
sehingga
terwujudnya masyarakat islam yang
sebenar-benarnya.
14
DAFTAR PUSTAKA.
PP
Ali, Abdul Mukti. 1985. Interpretasi
Amalan
Muhammadiyah.
Jakarta: Harapan Melati.
Azwar,
Saifudin. 2010. Metode
Penelitian.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Madjid,
Nurcholish. 1999, Islam
Kemodernan
dan
Keindonesiaan.
Bandung:
Mizan.
Mulkhan,
Abdul
Munir.1990.
Pemikiran KH Ahmad Dahlan
dan Muhammadiyah dalam
Perspektif Perubahan Sosial.
Jakarta: Bumi Aksara.
Nasery, Akmal dan A.M Saefudin.
1994.
Pembaharuan
Pemikiran Islam Di Indonesia.
Bandung: Mizan
Nasution Harun, 1992, Pembaharuan
dalam Islam. Yogyakarta: PT
Bulan Bintang.
Nawawi, Hadari. 1991. Metodologi
Penelitian bidang Sosial.
Yogyakarta: Gajah Mada
University Press
Nazir,
Muhammad. 1985. Metode
Penelitian. Jakarta: Galia
Indonesia
Muhammadiyah,
1999,
Kemuhammadiyahan 1 untuk
SLTP
Muhammadiyah..
Yogyakarta: Pustaka Suara
Muhammadiyah.
____________,
1996,
Kemuhammadiyahan 2 untuk
SLTP
Muhammadiyah.
Yogyakarta: Pustaka Suara
Muhammadiyah.
Quthb,
Muhammad.1995, Perlukah
Menulis Ulang Sejarah Islam.
Jakarta: Gema Insani Press
Santon, Robert. 2007. Teori Robert
Santon. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press
Shobahiya, Mahasri, dkk. 2006. Studi
Kemuhammadiyahan: Kajian
Historis,
Ideologi
dan
Organisasi. Surakarta: LPID
UMS.
Sujarwanto,
dkk.
1990,
Muhammadiyah
dan
Tantangan Masa Depan.
Yogyakarta: PT Tiara Wacana
Yogya.
Tim
Pembina
Al-Islam
dan
Kemuhammadiyahan UMM.
1990.
Muhammadiyah:
Sejarah, Pemikiran dan Amal
Usaha. Malang: PT. Tiara
Wacana Yogya.