KEBAHAGIAAN DAN KETIDAKBAHAGIAAN PADA WANITA Kebahagiaan Dan Ketidakbahagiaan Pada Wanita Menikah Muda.
KEBAHAGIAAN DAN KETIDAKBAHAGIAAN PADA WANITA
MENIKAH MUDA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk
Memenuhi Sebagaian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Disusun oleh :
RAHAYU FITRI PUJIWATI
F.100090073
Kepada
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
KEBAHAGIAAN DAN KETIDAKBAHAGIAAN PADA WANITA
MENIKAH MUDA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk
Memenuhi Sebagaian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Disusun oleh :
RAHAYU FITRI PUJIWATI
F.100090073
Kepada
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
iii
iv
ABSTRAKSI
KEBAHAGIAAN DAN KETIDAKBAHAGIAAN PADA WANITA MENIKAH
MUDA
Rahayu Fitri Pujiwati1
Zahrotul Uyun2
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
rahayu.f3.p@gmail.com
Kebahagiaan adalah perasaan positif hasil dari proses menjalani kehidupan yang
menimbulkan perasaan emosional yang ditandai dengan rasa senang dan puas
menjalani kehidupan dan jauh dari emosi negatif. Sedangkan ketidakbahagiaan
adalah perasaan negatif yang menghalangi munculnya perasaan senang.
Ketidakbahagiaan sering ditandai dengan munculnya berbagai emosi negatif seperti
marah, benci dan dendam. Kebahagiaan dan ketidakbahagiaan wanita menikah muda
dapat dilihat dari perasaan yang mereka alami selama menjalani pernikahan.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami kebahagiaan dan ketidakbahagiaan
pada wanita menikah muda. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu
dengan melakukan wawancara dan observasi kepada subjek untuk mendapatkan data
yang lebih mendalam. Subjek penelitian ini adalah 5 orang wanita yang menikah
pada usia 18-20 tahun. 3 orang wanita yang menikah karena pilihannya sendiri dan 2
orang wanita yang menikah dengan latar belakang hamil terlebih dahulu. Telah
menikah maksimal 5 tahun.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa wanita menikah muda memiliki
persepsi kebahagiaan yang berbeda-beda. Bagi wanita yang menikah dengan
pasangan pilihan sendiri kebahagiaan adalah kesenangan hidup bersama dengan
orang yang dicintai. Adapula yang menganggap kebahagiaan adalah perasaan senang
dan nyaman bersama dengan keluarga. Bagi wanita menikah karena latar belakang
hamill duluan kebahagiaan adalah rasa puas saat tercapainya tujuan membahagiakan
orang tua. Selain itu ketidakbahagiaan menurut wanita yang menikah dengan
pasangan pilihan sendiri adalah perasaan sedih dan kekhawatiran yang dirasakan
selama menjalani pernikahan. Sedangkan bagi wanita menikah karena hamil terlebih
dahulu, ketidakbahagiaan adalah kesedihan karena kegagalan mencapai tujuan.
Kata kunci : kebahagiaan, ketidakbahagiaan, wanita muda
1
dari
PENDAHULUAN
Pernikahan merupakan salah satu
mereka
sedang
semangatnya
beraktifitas
sosial
tahapan dalam kehidupan manusia.
lingkungannya.
Hal
Hal ini sering terjadi di belahan bumi
dengan keadaan pola pikir sekarang.
manapun
kapanpun.
Dengan perkembangan jaman dan
Pernikahan itu sendiri merupakan
teknologi semakin maju. Pola pikir
proses bersatunya dua orang insan
masyarakatpun
manusia yang saling berkomitmen dan
Masyarakat
mengikat.
kepentingan
dan
terjadi
Menurut Undang-Undang No. 1
terbukanya
dengan
ini
berbeda
ikut
mulai
berubah.
berfikir
masa
pikiran
untuk
depan
untuk
dan
meraih
tahun 1974 adalah ikatan lahir batin
tujuan mereka. Pola pikir semacam ini
antara seorang pria dan seorang wanita
juga
sebagai suami istri dengan tujuan
seseorang
membentuk keluarga (rumah tangga)
Sebagian pada dari masyarakat kita
yang bahagia dan kekal berdasarkan
mulai
Ketuhanan Yang Maha Esa.
pernikahan karena keinginan mengejar
Salah
satu
dari
fenomena
merambat
pada
terhadap
berfikir
untuk
pandangan
pernikahan.
menunda
pendidikan dan karier. Seperti laporan
pernikahan adalah menikah muda.
Papalia(2009),
Menikah muda yang pelakunya adalah
beberapa negara-negara tertentu tren
remaja yang masih berusia muda.
penundaan pernikahan mulai terlihat.
Sedangkan usia muda adalah masa di
Pada masa dewasa muda mereka
mana seseorang untuk berpetualang
gunakan untuk mengejar pendidikan
dan mengejar cita-citanya. Sebagian
dan karier atau hanya menjelajahi
2
sekarang
ini
di
hubungan. Bagi perempuan cenderung
nikah atau yang sering disebut dengan
akan menikah pada usia
MBA (married by accident).
25 tahun.
Dan pada laki-laki dari usia 27 tahun.
Hadinoto (2010) Sebuah survei
Akan tetapi bagi remaja yang
yang dilakukan oleh BKKN pada
telah mengenal cinta, pergaulan bebas
tahun 2010, perempuan muda di
dan ekonomi, menikah muda adalah
Indonesia dengan usia 10-14 tahun
sebuah hal yang bisa mereka lakukan
telah menikah sebanyak lebih dari
di masa-masa aktif tersebut. Mereka
22.000. Jumlah dari perempuan muda
lebih memilih menikah muda dengan
berusia 15-19 yang menikah lebih
berbagai alasan. Fenomena ini sering
besar jika dibandingkan dengan laki-
terjadi
laki
pada
berkembang.
negara-negara
Termasuk
Indonesia
muda
berusia
15-19
tahun.
survei
yang
(http://bkkbn.go.id)
penduduknya
Lebih
melakukan nikah muda. Seringkali
dilakukan
alasan menikah muda yang sering
menghasilkan beberapa daerah yang
ditemui
faktor
memiliki
banyak
kebudayaan, akibat pergaulan bebas,
menikah
muda.
dan ekonomi. Jika pada masyarakat
tersebut seperti; Kalimantan Selatan,
pedesaan, menikah muda merupakan
Jawa Barat, Bangka Belitung, dan
sebuah
Sulawesi
Tengah.
masyarakat kota menikah muda dilatar
provinsi
tersebut,
belakangi oleh faktor hamil di luar
penduduk yang menikah muda berasal
yang
sebagian
adalah
tradisi.
karena
Sedangkan
pada
lanjut,
oleh
BKKBN
tersebut
penduduk
yang
Daerah-daerah
Dari
provinsi-
sebagian
besar
dari pedesaan. Faktor-faktor penyebab
3
nikah
muda
dari
daerah-daerah
masih
labil,
sehingga
ini
tersebut antara lain, faktor pendidikan
mempengaruhi kehidupan pernikahan.
rendah, kebutuhan ekonomi, kultur
Akan sering terjadinya konflik dalam
budaya, dan pernikahan yang diatur.
rumah tangga karena kurang dapat
Kebahagiaan merupakan suatu hal
mengendalikan diri dan pemikiran
yang cukup penting dalam menjalin
dewasa. Perasaan ketidakbahagiaan
hubungan. Kebahagiaan sebagai tolak
yang dirasakan
ukur
seseorang
dalam
sebuah
Maraknya
fenomena
menikah
hubungan apakah merasa aman dan
muda dan perceraian dengan berbagai
nyaman
alasannya
pada
hubungan
tersebut.
ini
muncul
pertanyaan
Orang yang telah menikah cenderung
penelitian tentang dinamika psikologis
akan lebih bahagia daripada orang
kebahagiaan
yang tidak menikah (Myers, dalam
yang dirasakan pada wanita yang
Papalia, 2009).
menikah
Salah
satu
akibat
pernikahan
dan
muda.
ketidakbahagiaan
Melihat
dalam
berbagai hal wanita yang sering
muda ini kini marak terjadi perceraian
merasakan
pada
dilatar
menikah muda. Kondisi psikologis
pelakunya
wanita lebih sering dan mudah terlihat.
sendiri. Pada usia yang masih muda
Keberhasilan pernikahan yang ditandai
mereka sudah melakukan pernikahan,
dengan kebahagiaan itu sendiri. Begitu
padahal usia mereka belum melewati
pula dengan banyaknya pernikahan
usia kedewasaan. Usia yang belum
muda yang berakhir dengan perceraian
matang membuat psikologis mereka
yang
pelakunya.
belakangi
oleh
Hal
pribadi
ini
4
akibat
atau
menunjukkan
dampak
kondisi
ketidakbahagiaan
saat
orang lain, 2) Keterlibatan penuh, 3)
menjalani
Penemuan makna dalam keseharian, 4)
pernikahan.
Optimisme yang realistis, 5) Resiliensi
Berdasarkan uraian di atas maka
penulis
dapat
Dan
merumuskan
penyebab
permasalahan penelitian ini sebagai
ketidakbahagiaan
berikut: “Bagaimanakah kebahagiaan
(2007), antara lain : 1) Sikap curiga, 2)
dan ketidakbahagiaan yang dirasakan
Hidup
oleh
keluhan.
para
wanita
yang
menikah
Hidup
penuh
adalah 5 orang wanita yang menikah
METODE PENELITIAN
penelitian
3)
Rusydi
Adapun informan penelitian ini
muda?”
Tipe
pesimis,
menurut
penelitian
ini
deskrtiptif
adalah
pada usia 17-20 tahun. 3 orang wanita
dengan
yang
menikah
karena
pilihannya
pendekatan kualitatif yang dilakukan
sendiri dan 2 orang wanita yang
dengan tujuan menggambarkan atau
menikah dengan latar belakang hamil
mendeskripsikan obyek dan fenomena
terlebih dahulu.
yang berkaitan dengan kebahagiaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan ketidakbahagiaan yang dirasakan
Wanita
wanita menikah muda.
menikah
muda
memiliki persepsi kebahagiaan yang
Sedangkan
pertanyaan
berbeda-beda. Bagi wanita menikah
berdasarkan
muda dengan pasangan pilihannya
wawancara
disusun
aspek-aspek
kebahagiaan
menurut
sendiri, kebahagiaan utama adalah
Seligman (2005) sebagai berikut : 1)
merasa tenang dan nyaman dalam
Terjalinnya hubungan positif dengan
keluarga. Perasaan yang timbul karena
5
kebersamaan
dengan
orang-orang
bersama dengan orang yang dicintai
yang disayangi. Dan keadaan keluarga
dan
yang baik-baik saja, sehat dan tidak
kebahagiaan yang luar biasa. Terlebih
terjadi
hanya
selama menjalaninya tidak memiliki
memiliki keluarga kecil dan finansial
hambatan seperti perselisihan dengan
yang cukup. Kebahagiaan tidak dapat
suami dan perselingkuhan. Hal ini
diungkapkan dengan kata-kata dan
didukung oleh pendapat Carr (dalam
datang dari diri sendiri bukan orang
Arizadkk 2011) bahwa salah satu
yang memberi. Hal ini didukung oleh
aspek
pendapat
afektif yang mewakili pengalaman
masalah.
Meskipun
Rusydi
(2007)
bahwa
memiliki
anak
kebahagiaan
menjadikan
adalah
aspek
Kebahagiaan merupakan sebongkah
emosional
perasaan yang dapat dirasakan berupa
senang dan emosi positif yang lain.
perasaan
senang,
memiliki
tenteram,
kedamaian.
kebahagiaan
seperti
riang,
gembira,
dan
Bagi wanita menikah karena
Sedangkan
hamil terlebih dulu berpendapat bahwa
subyektif
adalah
kebahagiaan
adalah
tercapainya
kebahagiaan yang datang dari dalam
keinginan yang ingin dicapai seperti
diri
membahagiakan orang tua. Dengan
seseorang
dan
mendasari
kebahagiaan itu pada tingkat kepuasan
tercapainya
diri.
maka memunculkan rasa puas yang
Adapula
yang
berpendapat
keinginannya
tersebut
akan memberinya perasaan bahagia.
bahwa kebahagiaan adalah perasaan
Hal
senang selama menjalani pernikahan
kebahagiaan
bersama
Lucas (dalam Rusydi, 2007) dua hal
dengan
suami.
Hidup
6
ini
senada
dengan
menurut
Dinner
aspek
dan
yang
harus
mendapatkan
dipenuhi
untuk
wanita yang menikah muda tetap
kebahagiaan
adalah
merasakan kebahagiaan. Kebahagiaan
afeksi dan kepuasan hidup.
yang dirasakan terlihat dari perasaan
Adapula wanita yang menikah
wanita
menikah
muda
selama
karena hamil terlebih dahulu yang
menjalani
menganggap
Mereka menikmati setiap hal yang
kebahagiaan
perasaan senang
adalah
yang dialaminya
selama
menjalani
hari-hari
dengan
keinginannya.
kegiatannya
dikerjakannya.
sehari-hari.
Meskipun
masih
sesuai
merasakan keluhan lelah dan jenuh
Menurutnya
saat menjalankannya. Hal ini sesuai
bahagia ketika tercapainya keinginan
dengan pendapat Seligman (2005)
menjalin
bahwa salah satu aspek kebahagiaan
hubungan
lingkungannya.
baik
dengan
Lingkungan
yang
adalah
Keterlibatan
penuh
bukan
menerima dirinya dengan baik akan
hanya pada karir, tetapi juga dalam
memberinya perasaan senang, nyaman
aktivitas lain seperti hobi dan aktivitas
dan tenang. Hal ini didukung oleh
bersama keluarga. Dengan melibatkan
salah satu aspek kebahagiaan menurut
diri secara penuh, bukan hanya fisik
Seligman
hubungan
yang beraktivitas, tetapi hati dan
positif bukan sekedar memiliki teman,
pikiran juga turut serta dalam aktivitas
pasangan, ataupun anak, tetapi dengan
tersebut.
menjali
(2005)
hubungan
yaitu
positif
dengan
Selain itu hubungan baik yang
individu yang ada disekitar.
dijalani wanita menikah muda dengan
Meskipun memiliki penilaian
kebahagiaan
yang
lingkungannya
berbeda-beda,
kebahagiaan
7
menunjukkan
yang
dirasakan.
Meskipun disadari oleh mereka bahwa
perasaan
masih
dengan
pernikahan. Emosi negatif seperti
suami. Menyadari hal ini mereka
sedih dan susah yang karenakan
berusaha
munculnya masalah dengan suami.
terjadi
perselisihan
untuk
selalu
menjaga
komunikasi dan hubungan baik.
Sedangkan
sedih
selama
menjalani
Hal ini menghalangi kebahagiaan yang
ketidakbahagiaan
dirasakan. Hal ini senada dengan salah
menurut wanita yang menikah dengan
satu
pasangan pilihannya sendiri, yaitu
menurut Seligman (2005) yaitu jika
ketika tidak dapat berkumpul dengan
memiliki banyak emosi negatif, maka
orang-orang
akan memiliki sedikit emosi positif.
Perpisahan
yang
yang
disayanginya.
dialami
akan
sebab-sebab
ketidakbahagiaan
Maka akan sering munculnya perasaan
memberinya perasaan sedih dan tidak
kesedihan dan tidak bahagia.
tenang. Emosi negatif seperti sedih
Selain
itu
ketidakbahagiaan
dan susah menghalangi munculnya
menurut wanita yang menikah karena
perasaan bahagia.hal ini sesuai dengan
hamil terlebih dahulu adalah adanya
pendapat Gohm dan Clore (dalam
ketakutan
Safiria & Saputra, 2009) bahwa emosi
keinginan. Adanya perasaan takut jika
negatif seperti marah, benci, dendam
suaminya
dan kecewa maka ia akan sulit untuk
bertanggungjawab atas kehamilannya.
merasakan
Mengingat
kepuasan
hidup
dan
kebahagiaan.
Adapula
bahwa
akan
dulu
tidak
tercapainya
tidak
ketakutannya
bersedia
tersebut
membuat perasaan sedih dan susah.
yang
berpendapat
ketidakbahagiaan
Perasaan
adalah
takut
ini
mengahalangi
kebahagiaan yang dirasakan. Hal ini
8
sesuai dengan salah satu penyebab
menghadapi
ketidakbahagiaan
menurut
Zakiah
pernikahannya.
(1988)
perasaan
cemas
diperlukan
lagi
kemampuan-
menjadikan hati tidak tenang dan sulit
kemaampuan
untuk
mengerjakan
mendapatkan kebahagiaan.
tugas-tugas sebagai seorang ibu rumah
bahwa
kehidupan
Masih
banyak
Selama menjalani pernikahan,
tangga. Dan kedewasaan psikologis
wanita menikah muda tetap merasakan
untuk menghadapi masalah-masalah
keluhan-keluhan. Salah satunya lelah
yang timbul dalam pernikahan.
dan susahnya menjalani kehidupan
rumah
tangga.
Repotnya
Keluhan lain yang dirasakan
dalam
adalah
hal-hal
yang
terjadi
Wanita
menikah
menjalankan pekerjaan rumah dan
dilingkungannya.
ketidakmampuan
menjalankan
muda merasa lingkungannya kurang
pekerjaan rumah. Hal ini sejalan
menerima mereka. Dengan orang-
dengan pendapat Kertamuda (2009)
orang
bahwa pernikahan di usia muda yang
membicarakan kondisi mereka.
saat
disekitarnya
cenderung mudah mengalami masalah
yang
masih
KESIMPULAN
adalah pada wanita. Pada remaja putri
Maka
dapat
ditarik
sebuah
akan mengalami hambatan-hambatan
kesimpulan yaitu, wanita menikah
dalam beradaptasi dengan statusnya
muda
sebagai seorang istri atau ibu muda.
ketidakbahagiaan yang berbeda-beda.
Kemampuan-kemampuan
Bagi wanita yang menikah dengan
yang
memiliki
kebahagiaan
dan
dimiliki subyek sebelum menikah
pasangan
dirasa
kebahagiaan adalah kesenangan hidup
masih
kurang
untuk
9
pilihannya
sendiri,
bersama dengan orang yang dicintai.
dengan lingkungannya. Hal ini
Adapula
dapat
yang
menganggap
mempengaruhi
pikiran
kebahagiaan adalah perasaan senang
positif
dan nyaman bersama dengan keluarga.
pernikahan. Terlebih bagi wanita
Bagi wanita menikah karena latar
yang
belakang hamill duluan kebahagiaan
terlebih dahulu, menjaga hubungan
adalah rasa puas saat tercapainya
baik
tujuan membahagiakan orang tua.
membantu
Selain itu ketidakbahagiaan menurut
kenyamanan
wanita
pernikahan kedepannya.
yang
pasangan
menikah
pilihan
dengan
sendiri
adalah
selama
menikah
karena
dengan
2. Selain
menjalani
mertua
hamil
dapat
memberikan
selama
itu
bagi
menjalani
informan
perasaan sedih dan kekhawatiran yang
disarankan untuk selalu optimis
dirasakan
dalam
selama
menjalani
menjalani
hari-harinya.
pernikahan. Sedangkan bagi wanita
Meskipun
menikah karena hamil terlebih dahulu,
pernikahan memiliki keluhan akan
ketidakbahagiaan
tetapi
adalah
kesedihan
dirasakan
informan
menjalani
harus
tetap
semangat dan optimis memandang
karena kegagalan mencapai tujuan.
masa depan. Seperti mensyukuri
SARAN
penelitian
apa yang ada dan mengurangi
yang dilakukan, maka saran penelitian
perasaan mengeluh. Terlebih bagi
ini adalah :
wanita yang menikah karena hamil
1. Kepada informan untuk selalu
terlebih dahulu untuk tetap percaya
dapat menjaga hubungan baik
diri menjalani pernikahannya. Hal
Berdasarkan
hasil
10
bisa dilakukan dengan cara tidak
permasalahan kecil dalam rumah
menghiraukan
tangga.
suara-suara
dari
orang lain yang membicarakan
harga
dirinya,
5. Bagi
menghindari
memanfaatkan
perasaan minder dan rendah diri.
3. Dan
bagi
informan
peneliti
secara
yang
agar
data
lebih
yang
maksimal.
ada
Sehingga
diharapkan kepada peneliti lain
merasakan ketidakbahagiaan untuk
yang
segera meraih kebahagiaan yang
penelitian dengan tema yang sama,
diinginkan. Dengan cara mencari
disarankan untuk menggali lebih
solusi
dalam
yang
masalahnya
tepat
dan
untuk
menghindari
tertarik
mengadakan
tentang
penilaian,
kebahagiaan dan ketidakbahagiaan
perasaan negatif. Sebisa mungkin
yang
untuk menghindari perceraian.
Menikah Muda. Selain itu perlu
4. Bagi
informan
yang
dirasakan
oleh
Wanita
memiliki
juga dilakukan wawancara dengan
masalah dengan kemampuannya
suami. Hal ini dimaksudkan untuk
mengerjakan tugas-tugas rumah
mengetahui
supaya lebih belajar lagi. Dapat
dirasakan
belajar dari orang tua, mertua
pandangan suami.
tetangga, teman dan media lain
seperti
internet.
Hal
kebahagiaan
oleh
istri
yang
sesuai
DAFTAR PUSTAKA
ini
Greenberg, C. L & Avidgor, B. S.
(2011). What Happy Working
Mothers Know. Jakarta :
Salemba Humanika.
dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan diri seperti memasak
dan menghadapi
Hadinoto, Suyono & dkk. (2010).
Pernikahan Dini Pada Beberapa
Provinsi Di Indonesia : Dampak
permasalahan-
11
Overpopulation, Akar Masalah
da Peran Kelembagaan di
Daerah.
Diakses
dari
http://www.bkkbn.go.id/info/pro
gram/Documents/Hasil-SeminarEksekutif-Analisis-DampakKependudukan-hasilpernikahan-usia-dini-BKKBNPPT_RS-BRead-Only (diakses
pada 12 Juni 2013)
Kertamuda, Fatchiah e.. (2009).
Konseling pernikahan untuk
keluarga Indonesia. Jakarta :
Salemba Humanika
Papalia, Old, dan Feldman. (2009).
Human
development,
perkembangan manusia. edisi
10, buku 2. Jakarta : Salemba
Humanika.
Rusydi, Teuku Eddy Faisal. (2007).
Psikologi
Kebahagiaan.
Yogyakarta : Progresif Books
Seligman, Martin e. P . (2005).
Authentic
Happiness
:
Menciptakan
Kebahagiaan
dengan
Psikologi
Positif.
Bandung : Mizan
Zakiah,
Daradjat.
(1988).
Kebahagiaan. Jakarta : Yayasan
Pendidikan Islam Ruhama
12
MENIKAH MUDA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk
Memenuhi Sebagaian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Disusun oleh :
RAHAYU FITRI PUJIWATI
F.100090073
Kepada
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
KEBAHAGIAAN DAN KETIDAKBAHAGIAAN PADA WANITA
MENIKAH MUDA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk
Memenuhi Sebagaian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Disusun oleh :
RAHAYU FITRI PUJIWATI
F.100090073
Kepada
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
iii
iv
ABSTRAKSI
KEBAHAGIAAN DAN KETIDAKBAHAGIAAN PADA WANITA MENIKAH
MUDA
Rahayu Fitri Pujiwati1
Zahrotul Uyun2
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
rahayu.f3.p@gmail.com
Kebahagiaan adalah perasaan positif hasil dari proses menjalani kehidupan yang
menimbulkan perasaan emosional yang ditandai dengan rasa senang dan puas
menjalani kehidupan dan jauh dari emosi negatif. Sedangkan ketidakbahagiaan
adalah perasaan negatif yang menghalangi munculnya perasaan senang.
Ketidakbahagiaan sering ditandai dengan munculnya berbagai emosi negatif seperti
marah, benci dan dendam. Kebahagiaan dan ketidakbahagiaan wanita menikah muda
dapat dilihat dari perasaan yang mereka alami selama menjalani pernikahan.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami kebahagiaan dan ketidakbahagiaan
pada wanita menikah muda. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu
dengan melakukan wawancara dan observasi kepada subjek untuk mendapatkan data
yang lebih mendalam. Subjek penelitian ini adalah 5 orang wanita yang menikah
pada usia 18-20 tahun. 3 orang wanita yang menikah karena pilihannya sendiri dan 2
orang wanita yang menikah dengan latar belakang hamil terlebih dahulu. Telah
menikah maksimal 5 tahun.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa wanita menikah muda memiliki
persepsi kebahagiaan yang berbeda-beda. Bagi wanita yang menikah dengan
pasangan pilihan sendiri kebahagiaan adalah kesenangan hidup bersama dengan
orang yang dicintai. Adapula yang menganggap kebahagiaan adalah perasaan senang
dan nyaman bersama dengan keluarga. Bagi wanita menikah karena latar belakang
hamill duluan kebahagiaan adalah rasa puas saat tercapainya tujuan membahagiakan
orang tua. Selain itu ketidakbahagiaan menurut wanita yang menikah dengan
pasangan pilihan sendiri adalah perasaan sedih dan kekhawatiran yang dirasakan
selama menjalani pernikahan. Sedangkan bagi wanita menikah karena hamil terlebih
dahulu, ketidakbahagiaan adalah kesedihan karena kegagalan mencapai tujuan.
Kata kunci : kebahagiaan, ketidakbahagiaan, wanita muda
1
dari
PENDAHULUAN
Pernikahan merupakan salah satu
mereka
sedang
semangatnya
beraktifitas
sosial
tahapan dalam kehidupan manusia.
lingkungannya.
Hal
Hal ini sering terjadi di belahan bumi
dengan keadaan pola pikir sekarang.
manapun
kapanpun.
Dengan perkembangan jaman dan
Pernikahan itu sendiri merupakan
teknologi semakin maju. Pola pikir
proses bersatunya dua orang insan
masyarakatpun
manusia yang saling berkomitmen dan
Masyarakat
mengikat.
kepentingan
dan
terjadi
Menurut Undang-Undang No. 1
terbukanya
dengan
ini
berbeda
ikut
mulai
berubah.
berfikir
masa
pikiran
untuk
depan
untuk
dan
meraih
tahun 1974 adalah ikatan lahir batin
tujuan mereka. Pola pikir semacam ini
antara seorang pria dan seorang wanita
juga
sebagai suami istri dengan tujuan
seseorang
membentuk keluarga (rumah tangga)
Sebagian pada dari masyarakat kita
yang bahagia dan kekal berdasarkan
mulai
Ketuhanan Yang Maha Esa.
pernikahan karena keinginan mengejar
Salah
satu
dari
fenomena
merambat
pada
terhadap
berfikir
untuk
pandangan
pernikahan.
menunda
pendidikan dan karier. Seperti laporan
pernikahan adalah menikah muda.
Papalia(2009),
Menikah muda yang pelakunya adalah
beberapa negara-negara tertentu tren
remaja yang masih berusia muda.
penundaan pernikahan mulai terlihat.
Sedangkan usia muda adalah masa di
Pada masa dewasa muda mereka
mana seseorang untuk berpetualang
gunakan untuk mengejar pendidikan
dan mengejar cita-citanya. Sebagian
dan karier atau hanya menjelajahi
2
sekarang
ini
di
hubungan. Bagi perempuan cenderung
nikah atau yang sering disebut dengan
akan menikah pada usia
MBA (married by accident).
25 tahun.
Dan pada laki-laki dari usia 27 tahun.
Hadinoto (2010) Sebuah survei
Akan tetapi bagi remaja yang
yang dilakukan oleh BKKN pada
telah mengenal cinta, pergaulan bebas
tahun 2010, perempuan muda di
dan ekonomi, menikah muda adalah
Indonesia dengan usia 10-14 tahun
sebuah hal yang bisa mereka lakukan
telah menikah sebanyak lebih dari
di masa-masa aktif tersebut. Mereka
22.000. Jumlah dari perempuan muda
lebih memilih menikah muda dengan
berusia 15-19 yang menikah lebih
berbagai alasan. Fenomena ini sering
besar jika dibandingkan dengan laki-
terjadi
laki
pada
berkembang.
negara-negara
Termasuk
Indonesia
muda
berusia
15-19
tahun.
survei
yang
(http://bkkbn.go.id)
penduduknya
Lebih
melakukan nikah muda. Seringkali
dilakukan
alasan menikah muda yang sering
menghasilkan beberapa daerah yang
ditemui
faktor
memiliki
banyak
kebudayaan, akibat pergaulan bebas,
menikah
muda.
dan ekonomi. Jika pada masyarakat
tersebut seperti; Kalimantan Selatan,
pedesaan, menikah muda merupakan
Jawa Barat, Bangka Belitung, dan
sebuah
Sulawesi
Tengah.
masyarakat kota menikah muda dilatar
provinsi
tersebut,
belakangi oleh faktor hamil di luar
penduduk yang menikah muda berasal
yang
sebagian
adalah
tradisi.
karena
Sedangkan
pada
lanjut,
oleh
BKKBN
tersebut
penduduk
yang
Daerah-daerah
Dari
provinsi-
sebagian
besar
dari pedesaan. Faktor-faktor penyebab
3
nikah
muda
dari
daerah-daerah
masih
labil,
sehingga
ini
tersebut antara lain, faktor pendidikan
mempengaruhi kehidupan pernikahan.
rendah, kebutuhan ekonomi, kultur
Akan sering terjadinya konflik dalam
budaya, dan pernikahan yang diatur.
rumah tangga karena kurang dapat
Kebahagiaan merupakan suatu hal
mengendalikan diri dan pemikiran
yang cukup penting dalam menjalin
dewasa. Perasaan ketidakbahagiaan
hubungan. Kebahagiaan sebagai tolak
yang dirasakan
ukur
seseorang
dalam
sebuah
Maraknya
fenomena
menikah
hubungan apakah merasa aman dan
muda dan perceraian dengan berbagai
nyaman
alasannya
pada
hubungan
tersebut.
ini
muncul
pertanyaan
Orang yang telah menikah cenderung
penelitian tentang dinamika psikologis
akan lebih bahagia daripada orang
kebahagiaan
yang tidak menikah (Myers, dalam
yang dirasakan pada wanita yang
Papalia, 2009).
menikah
Salah
satu
akibat
pernikahan
dan
muda.
ketidakbahagiaan
Melihat
dalam
berbagai hal wanita yang sering
muda ini kini marak terjadi perceraian
merasakan
pada
dilatar
menikah muda. Kondisi psikologis
pelakunya
wanita lebih sering dan mudah terlihat.
sendiri. Pada usia yang masih muda
Keberhasilan pernikahan yang ditandai
mereka sudah melakukan pernikahan,
dengan kebahagiaan itu sendiri. Begitu
padahal usia mereka belum melewati
pula dengan banyaknya pernikahan
usia kedewasaan. Usia yang belum
muda yang berakhir dengan perceraian
matang membuat psikologis mereka
yang
pelakunya.
belakangi
oleh
Hal
pribadi
ini
4
akibat
atau
menunjukkan
dampak
kondisi
ketidakbahagiaan
saat
orang lain, 2) Keterlibatan penuh, 3)
menjalani
Penemuan makna dalam keseharian, 4)
pernikahan.
Optimisme yang realistis, 5) Resiliensi
Berdasarkan uraian di atas maka
penulis
dapat
Dan
merumuskan
penyebab
permasalahan penelitian ini sebagai
ketidakbahagiaan
berikut: “Bagaimanakah kebahagiaan
(2007), antara lain : 1) Sikap curiga, 2)
dan ketidakbahagiaan yang dirasakan
Hidup
oleh
keluhan.
para
wanita
yang
menikah
Hidup
penuh
adalah 5 orang wanita yang menikah
METODE PENELITIAN
penelitian
3)
Rusydi
Adapun informan penelitian ini
muda?”
Tipe
pesimis,
menurut
penelitian
ini
deskrtiptif
adalah
pada usia 17-20 tahun. 3 orang wanita
dengan
yang
menikah
karena
pilihannya
pendekatan kualitatif yang dilakukan
sendiri dan 2 orang wanita yang
dengan tujuan menggambarkan atau
menikah dengan latar belakang hamil
mendeskripsikan obyek dan fenomena
terlebih dahulu.
yang berkaitan dengan kebahagiaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan ketidakbahagiaan yang dirasakan
Wanita
wanita menikah muda.
menikah
muda
memiliki persepsi kebahagiaan yang
Sedangkan
pertanyaan
berbeda-beda. Bagi wanita menikah
berdasarkan
muda dengan pasangan pilihannya
wawancara
disusun
aspek-aspek
kebahagiaan
menurut
sendiri, kebahagiaan utama adalah
Seligman (2005) sebagai berikut : 1)
merasa tenang dan nyaman dalam
Terjalinnya hubungan positif dengan
keluarga. Perasaan yang timbul karena
5
kebersamaan
dengan
orang-orang
bersama dengan orang yang dicintai
yang disayangi. Dan keadaan keluarga
dan
yang baik-baik saja, sehat dan tidak
kebahagiaan yang luar biasa. Terlebih
terjadi
hanya
selama menjalaninya tidak memiliki
memiliki keluarga kecil dan finansial
hambatan seperti perselisihan dengan
yang cukup. Kebahagiaan tidak dapat
suami dan perselingkuhan. Hal ini
diungkapkan dengan kata-kata dan
didukung oleh pendapat Carr (dalam
datang dari diri sendiri bukan orang
Arizadkk 2011) bahwa salah satu
yang memberi. Hal ini didukung oleh
aspek
pendapat
afektif yang mewakili pengalaman
masalah.
Meskipun
Rusydi
(2007)
bahwa
memiliki
anak
kebahagiaan
menjadikan
adalah
aspek
Kebahagiaan merupakan sebongkah
emosional
perasaan yang dapat dirasakan berupa
senang dan emosi positif yang lain.
perasaan
senang,
memiliki
tenteram,
kedamaian.
kebahagiaan
seperti
riang,
gembira,
dan
Bagi wanita menikah karena
Sedangkan
hamil terlebih dulu berpendapat bahwa
subyektif
adalah
kebahagiaan
adalah
tercapainya
kebahagiaan yang datang dari dalam
keinginan yang ingin dicapai seperti
diri
membahagiakan orang tua. Dengan
seseorang
dan
mendasari
kebahagiaan itu pada tingkat kepuasan
tercapainya
diri.
maka memunculkan rasa puas yang
Adapula
yang
berpendapat
keinginannya
tersebut
akan memberinya perasaan bahagia.
bahwa kebahagiaan adalah perasaan
Hal
senang selama menjalani pernikahan
kebahagiaan
bersama
Lucas (dalam Rusydi, 2007) dua hal
dengan
suami.
Hidup
6
ini
senada
dengan
menurut
Dinner
aspek
dan
yang
harus
mendapatkan
dipenuhi
untuk
wanita yang menikah muda tetap
kebahagiaan
adalah
merasakan kebahagiaan. Kebahagiaan
afeksi dan kepuasan hidup.
yang dirasakan terlihat dari perasaan
Adapula wanita yang menikah
wanita
menikah
muda
selama
karena hamil terlebih dahulu yang
menjalani
menganggap
Mereka menikmati setiap hal yang
kebahagiaan
perasaan senang
adalah
yang dialaminya
selama
menjalani
hari-hari
dengan
keinginannya.
kegiatannya
dikerjakannya.
sehari-hari.
Meskipun
masih
sesuai
merasakan keluhan lelah dan jenuh
Menurutnya
saat menjalankannya. Hal ini sesuai
bahagia ketika tercapainya keinginan
dengan pendapat Seligman (2005)
menjalin
bahwa salah satu aspek kebahagiaan
hubungan
lingkungannya.
baik
dengan
Lingkungan
yang
adalah
Keterlibatan
penuh
bukan
menerima dirinya dengan baik akan
hanya pada karir, tetapi juga dalam
memberinya perasaan senang, nyaman
aktivitas lain seperti hobi dan aktivitas
dan tenang. Hal ini didukung oleh
bersama keluarga. Dengan melibatkan
salah satu aspek kebahagiaan menurut
diri secara penuh, bukan hanya fisik
Seligman
hubungan
yang beraktivitas, tetapi hati dan
positif bukan sekedar memiliki teman,
pikiran juga turut serta dalam aktivitas
pasangan, ataupun anak, tetapi dengan
tersebut.
menjali
(2005)
hubungan
yaitu
positif
dengan
Selain itu hubungan baik yang
individu yang ada disekitar.
dijalani wanita menikah muda dengan
Meskipun memiliki penilaian
kebahagiaan
yang
lingkungannya
berbeda-beda,
kebahagiaan
7
menunjukkan
yang
dirasakan.
Meskipun disadari oleh mereka bahwa
perasaan
masih
dengan
pernikahan. Emosi negatif seperti
suami. Menyadari hal ini mereka
sedih dan susah yang karenakan
berusaha
munculnya masalah dengan suami.
terjadi
perselisihan
untuk
selalu
menjaga
komunikasi dan hubungan baik.
Sedangkan
sedih
selama
menjalani
Hal ini menghalangi kebahagiaan yang
ketidakbahagiaan
dirasakan. Hal ini senada dengan salah
menurut wanita yang menikah dengan
satu
pasangan pilihannya sendiri, yaitu
menurut Seligman (2005) yaitu jika
ketika tidak dapat berkumpul dengan
memiliki banyak emosi negatif, maka
orang-orang
akan memiliki sedikit emosi positif.
Perpisahan
yang
yang
disayanginya.
dialami
akan
sebab-sebab
ketidakbahagiaan
Maka akan sering munculnya perasaan
memberinya perasaan sedih dan tidak
kesedihan dan tidak bahagia.
tenang. Emosi negatif seperti sedih
Selain
itu
ketidakbahagiaan
dan susah menghalangi munculnya
menurut wanita yang menikah karena
perasaan bahagia.hal ini sesuai dengan
hamil terlebih dahulu adalah adanya
pendapat Gohm dan Clore (dalam
ketakutan
Safiria & Saputra, 2009) bahwa emosi
keinginan. Adanya perasaan takut jika
negatif seperti marah, benci, dendam
suaminya
dan kecewa maka ia akan sulit untuk
bertanggungjawab atas kehamilannya.
merasakan
Mengingat
kepuasan
hidup
dan
kebahagiaan.
Adapula
bahwa
akan
dulu
tidak
tercapainya
tidak
ketakutannya
bersedia
tersebut
membuat perasaan sedih dan susah.
yang
berpendapat
ketidakbahagiaan
Perasaan
adalah
takut
ini
mengahalangi
kebahagiaan yang dirasakan. Hal ini
8
sesuai dengan salah satu penyebab
menghadapi
ketidakbahagiaan
menurut
Zakiah
pernikahannya.
(1988)
perasaan
cemas
diperlukan
lagi
kemampuan-
menjadikan hati tidak tenang dan sulit
kemaampuan
untuk
mengerjakan
mendapatkan kebahagiaan.
tugas-tugas sebagai seorang ibu rumah
bahwa
kehidupan
Masih
banyak
Selama menjalani pernikahan,
tangga. Dan kedewasaan psikologis
wanita menikah muda tetap merasakan
untuk menghadapi masalah-masalah
keluhan-keluhan. Salah satunya lelah
yang timbul dalam pernikahan.
dan susahnya menjalani kehidupan
rumah
tangga.
Repotnya
Keluhan lain yang dirasakan
dalam
adalah
hal-hal
yang
terjadi
Wanita
menikah
menjalankan pekerjaan rumah dan
dilingkungannya.
ketidakmampuan
menjalankan
muda merasa lingkungannya kurang
pekerjaan rumah. Hal ini sejalan
menerima mereka. Dengan orang-
dengan pendapat Kertamuda (2009)
orang
bahwa pernikahan di usia muda yang
membicarakan kondisi mereka.
saat
disekitarnya
cenderung mudah mengalami masalah
yang
masih
KESIMPULAN
adalah pada wanita. Pada remaja putri
Maka
dapat
ditarik
sebuah
akan mengalami hambatan-hambatan
kesimpulan yaitu, wanita menikah
dalam beradaptasi dengan statusnya
muda
sebagai seorang istri atau ibu muda.
ketidakbahagiaan yang berbeda-beda.
Kemampuan-kemampuan
Bagi wanita yang menikah dengan
yang
memiliki
kebahagiaan
dan
dimiliki subyek sebelum menikah
pasangan
dirasa
kebahagiaan adalah kesenangan hidup
masih
kurang
untuk
9
pilihannya
sendiri,
bersama dengan orang yang dicintai.
dengan lingkungannya. Hal ini
Adapula
dapat
yang
menganggap
mempengaruhi
pikiran
kebahagiaan adalah perasaan senang
positif
dan nyaman bersama dengan keluarga.
pernikahan. Terlebih bagi wanita
Bagi wanita menikah karena latar
yang
belakang hamill duluan kebahagiaan
terlebih dahulu, menjaga hubungan
adalah rasa puas saat tercapainya
baik
tujuan membahagiakan orang tua.
membantu
Selain itu ketidakbahagiaan menurut
kenyamanan
wanita
pernikahan kedepannya.
yang
pasangan
menikah
pilihan
dengan
sendiri
adalah
selama
menikah
karena
dengan
2. Selain
menjalani
mertua
hamil
dapat
memberikan
selama
itu
bagi
menjalani
informan
perasaan sedih dan kekhawatiran yang
disarankan untuk selalu optimis
dirasakan
dalam
selama
menjalani
menjalani
hari-harinya.
pernikahan. Sedangkan bagi wanita
Meskipun
menikah karena hamil terlebih dahulu,
pernikahan memiliki keluhan akan
ketidakbahagiaan
tetapi
adalah
kesedihan
dirasakan
informan
menjalani
harus
tetap
semangat dan optimis memandang
karena kegagalan mencapai tujuan.
masa depan. Seperti mensyukuri
SARAN
penelitian
apa yang ada dan mengurangi
yang dilakukan, maka saran penelitian
perasaan mengeluh. Terlebih bagi
ini adalah :
wanita yang menikah karena hamil
1. Kepada informan untuk selalu
terlebih dahulu untuk tetap percaya
dapat menjaga hubungan baik
diri menjalani pernikahannya. Hal
Berdasarkan
hasil
10
bisa dilakukan dengan cara tidak
permasalahan kecil dalam rumah
menghiraukan
tangga.
suara-suara
dari
orang lain yang membicarakan
harga
dirinya,
5. Bagi
menghindari
memanfaatkan
perasaan minder dan rendah diri.
3. Dan
bagi
informan
peneliti
secara
yang
agar
data
lebih
yang
maksimal.
ada
Sehingga
diharapkan kepada peneliti lain
merasakan ketidakbahagiaan untuk
yang
segera meraih kebahagiaan yang
penelitian dengan tema yang sama,
diinginkan. Dengan cara mencari
disarankan untuk menggali lebih
solusi
dalam
yang
masalahnya
tepat
dan
untuk
menghindari
tertarik
mengadakan
tentang
penilaian,
kebahagiaan dan ketidakbahagiaan
perasaan negatif. Sebisa mungkin
yang
untuk menghindari perceraian.
Menikah Muda. Selain itu perlu
4. Bagi
informan
yang
dirasakan
oleh
Wanita
memiliki
juga dilakukan wawancara dengan
masalah dengan kemampuannya
suami. Hal ini dimaksudkan untuk
mengerjakan tugas-tugas rumah
mengetahui
supaya lebih belajar lagi. Dapat
dirasakan
belajar dari orang tua, mertua
pandangan suami.
tetangga, teman dan media lain
seperti
internet.
Hal
kebahagiaan
oleh
istri
yang
sesuai
DAFTAR PUSTAKA
ini
Greenberg, C. L & Avidgor, B. S.
(2011). What Happy Working
Mothers Know. Jakarta :
Salemba Humanika.
dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan diri seperti memasak
dan menghadapi
Hadinoto, Suyono & dkk. (2010).
Pernikahan Dini Pada Beberapa
Provinsi Di Indonesia : Dampak
permasalahan-
11
Overpopulation, Akar Masalah
da Peran Kelembagaan di
Daerah.
Diakses
dari
http://www.bkkbn.go.id/info/pro
gram/Documents/Hasil-SeminarEksekutif-Analisis-DampakKependudukan-hasilpernikahan-usia-dini-BKKBNPPT_RS-BRead-Only (diakses
pada 12 Juni 2013)
Kertamuda, Fatchiah e.. (2009).
Konseling pernikahan untuk
keluarga Indonesia. Jakarta :
Salemba Humanika
Papalia, Old, dan Feldman. (2009).
Human
development,
perkembangan manusia. edisi
10, buku 2. Jakarta : Salemba
Humanika.
Rusydi, Teuku Eddy Faisal. (2007).
Psikologi
Kebahagiaan.
Yogyakarta : Progresif Books
Seligman, Martin e. P . (2005).
Authentic
Happiness
:
Menciptakan
Kebahagiaan
dengan
Psikologi
Positif.
Bandung : Mizan
Zakiah,
Daradjat.
(1988).
Kebahagiaan. Jakarta : Yayasan
Pendidikan Islam Ruhama
12