Analisis Faktor-faktor Yang Berperan Pada Komplikasi Obstetri Ibu Dan Bayi Di Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat.

1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KOMPLIKASI OBSTETRI IBU DAN BAYI DI KECAMATAN
PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT
ANALYSIS THE FACTORS THAT CORELATION WITH MATERNAL AND
INFANT OBSTETRIC COMPLICATIONS IN THE PARONGPONG
WEST BANDUNG DISTRICT
Diana*, Hadyana Sukandar**, Budi Handono***
Universitas Padjadjaran
Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia memperlihatkan peningkatan
Angka Kematian Ibu (2007 – 2012) dari 228 menjadi 359/100000 kelahiran hidup
dan penurunan Angka Kematian Bayi dari 34 menjadi 32/1000 kelahiran hidup.
Kematian ibu dan bayi dipengaruhi oleh komplikasi obstetri, yaitu pada tahun
2012 di Kecamatan Parongpong mencapai 36,7% dari seluruh persalinan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
komplikasi obstetri ibu dan bayi.
Penelitian ini menggunakan rancangan Cross Sectional dengan pemilihan
sampel secara Stratified Random Sampling sejumlah 266 ibu yang melahirkan
pada tahun 2013 di Kecamatan Parongpong. Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara langsung menggunakan kuesioner. Analisis bivariabel menggunakan

uji Chi Square dan analisis multivariabel menggunakan Regresi Logistik Ganda.
Hasil analisis bivariabel menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan
dengan komplikasi obstetri ibu adalah jarak kehamilan, penyakit ibu, riwayat
komplikasi obstetri sebelumnya, penolong persalinan dan tempat persalinan,
sedangkan faktor yang berhubungan dengan komplikasi bayi adalah penyakit ibu
dan tempat persalinan. Hasil analisis multivariabel menunjukkan riwayat
komplikasi obstetri sebelumnya dengan nilai POR = 5,41 (IK 95% 1,01 – 29,1)
dan penyakit ibu dengan nilai POR = 2,42 (IK 95% 1,10 – 5,34) merupakan faktor
yang paling berhubungan dengan komplikasi obstetri ibu dan bayi. Ada hubungan
antara riwayat komplikasi obstetri sebelumnya dan penyakit ibu dengan
komplikasi obstetri ibu dan bayi.
Kata kunci : faktor-faktor yang berhubungan, komplikasi obstetri ibu dan bayi.

* Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
** Departemen Epidemiologi dan Biostatistik FK Unpad
*** Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unpad

2

PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Salah satu cara untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang tinggi adalah dengan meningkatkan derajat kesehatan wanita. Derajat
kesehatan wanita di Indonesia sendiri masih dianggap rendah karena Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih cukup
tinggi.1 AKI di Indonesia menurut SDKI tahun 2012 jumlahnya meningkat
kembali menjadi 359 per 100.000 KH dari sebelumnya tahun 2007 yang hanya
228 per 100.000 KH dan AKB hanya mengalami penurunan sedikit menjadi 32 per
1.000 KH dari sebelumnya tahun 2007 yaitu 34 per 1.000 KH.2
James McCarthy dan Maine mengemukakan adanya 3 faktor yang
berpengaruh terhadap kematian maternal (determinan dekat) yaitu komplikasi
dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas (komplikasi obstetri). Determinan
dekat secara langsung dipengaruhi oleh determinan antara yaitu status
kesehatan ibu, status reproduksi, akses ke pelayanan kesehatan, perilaku
perawatan kesehatan/penggunaan pelayanan kesehatan dan faktor-faktor lain
yang tidak diketahui atau tidak terduga. Determinan jauh yang akan
memengaruhi kejadian kematian maternal melalui pengaruhnya terhadap
determinan antara, yang meliputi faktor sosio-kultural dan faktor ekonomi, seperti
status wanita dalam keluarga dan masyarakat, status keluarga dalam masyarakat dan
status masyarakat.3

Penyebab terbanyak AKI dan AKB di Indonesia adalah komplikasi
obstetri yaitu sebesar 46,8%.4 Komplikasi obstetri sendiri salah satunya
* Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
** Departemen Epidemiologi dan Biostatistik FK Unpad
*** Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unpad

3

dipengaruhi oleh status reproduksi ibu atau biasa dikenal dengan istilah 4 T
(terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, terlalu sering).3 Wanita yang hamil dan
melahirkan di bawah usia 20 tahun lebih berisiko terjadi abortus, anemia,
malnutrisi, hipertensi, prematur, preeklampsia, eklampsia, perdarahan, partus
macet, partus lama, partus dengan tindakan seperti ekstraksi vakum, ekstraksi
forseps dan operasi sesar serta kematian maternal.5,6 Risiko komplikasi yang
dapat terjadi pada bayi yang dilahirkan yaitu BBLR, prematur, asfiksia
neonatorum dan kematian perinatal.7,8,9
Hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan ibu dengan paritas
≥ 4 berisiko mengalami komplikasi obstetri 1,86 kali lebih besar daripada ibu dengan
paritas ≤ 3,4 sedangkan ibu yang mempunyai jarak kehamilan < 6 bulan mempunyai
risiko persalinan prematur 30 – 90% dibandingkan dengan ibu yang mempunyai

jarak kehamilan > 12 bulan.10 Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa ibu yang
memiliki jarak kelahiran kurang dari 2 tahun mempunyai peluang melahirkan BBLR
5,11 kali dibandingkan ibu yang memiliki jarak kelahiran lebih dari 2 tahun.11
Banyak faktor lain yang menyebabkan komplikasi obstetri yaitu status gizi
ibu, yaitu ibu yang KEK mempunyai risiko 7,9 kali melahirkan BBLR,12 kemudian
ibu yang mempunyai penyakit kronis berhubungan secara bermakna dengan
kejadian komplikasi kehamilan dan persalinan.13 Ibu dengan riwayat komplikasi
kehamilan sebelumnya juga akan berisiko mengalami komplikasi obstetri 1,79 kali
lebih besar daripada ibu yang tanpa riwayat komplikasi. Tenaga kesehatan juga
berperan penting, karena ibu yang persalinannya tidak ditolong oleh tenaga
kesehatan berisiko 4,32 kali lebih besar untuk mengalami komplikasi obstetri.14
* Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
** Departemen Epidemiologi dan Biostatistik FK Unpad
*** Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unpad

4

Studi pendahuluan yang dilakukan di Kecamatan Parongpong, ditemukan
peningkatan AKI pada tahun 2013 dari 1 orang menjadi 2 orang dan AKB dari 4
orang menjadi 9 orang. AKI di Kecamatan Parongpong juga menempati rangking ke

– 13 tertinggi dan AKB rangking ke – 7 dibandingkan 15 Kecamatan lain yang ada
di Kabupaten Bandung Barat.15 PWSKIA tahun 2012 menunjukkan dari 10 program
KIA di Kecamatan Parongpong, hanya 7 program yang mendekati target.16,17
Program yang pencapainya belum memuaskan diantaranya penanganan
komplikasi obstetri pada ibu hamil tercapai 64,4% dari target 80,0%. Penanganan
komplikasi pada ibu bersalin tercapai 55,7% dari target 80,0%. Penanganan
komplikasi pada neonatus tercapai 21,1% dari target 75,0%. Cakupan Pasangan Usia
Subur (PUS) berisiko 4 T yang harus menggunakan KB tercapai 11,5% dari target
74%, selain itu, masih terdeteksi ibu hamil yang berisiko tinggi 4 T sebanyak 38,9%,
ibu hamil anemia 22,8% dan ibu hamil KEK 17,1%.16,17
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan komplikasi obstetri ibu dan bayi yaitu usia saat hamil, paritas,
jarak kehamilan, status gizi, penyakit ibu, riwayat komplikasi obstetri
sebelumnya, penggunaan KB, tempat dan penolong persalinan.

METODE
Subjek dalam penelitian ini adalah wanita di Kecamatan Parongpong yang
melahirkan pada tahun 2013 yaitu 266 orang. Sampel dalam penelitian ini di
ambil dengan teknik Stratified Random Sampling yaitu mengambil sampel dari
perwakilan masing-masing desa di Kecamatan Parongpong yang terdiri dari 7

* Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
** Departemen Epidemiologi dan Biostatistik FK Unpad
*** Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unpad

5

(tujuh) desa, yaitu Cihanjuang, Cihanjuang Rahayu, Karyawangi, Cihideung,
Ciwaruga, Cigugur Girang dan Sariwangi. Penelitian ini menggunakan Studi
Analitik Korelatif dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross
Sectional.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner
setelah responden mengisi lembar Informed Consent. Petugas yang mengambil
data adalah peneliti sendiri dibantu oleh kader setempat yang mengetahui lokasi
dan rumah responden. Analisis univariabel dilakukan untuk mengetahui distribusi
frekuensi (frekuensi setiap variabel diubah dalam satuan persen (%)) subjek.
Analisis bivariabel dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat menggunakan uji Chi Square dan analisis multivariabel
menggunakan analisis Regresi Logistik Ganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia responden saat hamil paling
muda 15 tahun dan paling tua 43 tahun. Paritas responden paling sedikit 1 anak
dan paling banyak 6 anak, sedangkan arak kehamilan responden paling lama 16
tahun. Responden paling banyak mengalami komplikasi obstetri ibu ketuban
pecah dini dan pada bayi mengalami asfiksia. Responden paling banyak
mempunyai penyakit darah tinggi, riwayat komplikasi obstetri sebelumnya
persalinan dengan seksio sesarea karena panggul sempit, paling banyak
menggunakan kontrasepsi pil dan paling banyak persalinan ditolong oleh bidan di
BPS.
* Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
** Departemen Epidemiologi dan Biostatistik FK Unpad
*** Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unpad

6

1) Hasil
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Komplikasi
Obstetri Ibu dan Bayi
No
1.


2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.


Variabel
Usia ibu saat hamil
< 20 atau > 35 tahun
20 – 35 tahun
Paritas
1 atau ≥ 4 anak
2 – 3 anak
Jarak kehamilan
≤ 2 tahun
> 2 tahun
Status gizi
Kurang gizi
Tidak kurang gizi
Penyakit Ibu
Ada
Tidak ada
Riwayat komplikasi obstetri sebelumnya
Ada
Tidak ada

Penggunaan KB
Tidak menggunakan
Menggunakan
Penolong persalinan
Non Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan
Tempat persalinan
Non tempat pelayanan kesehatan
Tempat pelayanan kesehatan
Komplikasi obstetri pada ibu
Ada
Tidak ada
Komplikasi obstetri pada bayi
Ada
Tidak ada

Jumlah

Persentase


68
198

25,6
74,4

133
133

50,0
50,0

15
251

5,6
94,4

5
261

1,9
98,1

30
236

11,3
88,7

21
245

7,9
92,1

83
183

31,2
68,8

21
245

7,9
92,1

48
218

18,0
82,0

186
80

69,9
30,1

66
200

24,8
75,2

Tabel 2. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Komplikasi Obstetri Ibu
No

Variabel

1.

Usia ibu saat hamil
< 20 atau > 35 tahun
20 – 35 tahun
Paritas
1 atau ≥ 4 anak
2 – 3 anak
Jarak kehamilan
≤ 2 tahun
> 2 tahun

2.

3.

Komplikasi Obstetri Ibu
Ada
Tidak Ada
n
%
n
%

Nilai p

RP
(IK 95%)

51
135

75,0
68,2

17
63

25,0
31,8

0,290

1,10 (0,93 – 1,30)

95
91

71,4
68,4

38
42

28,6
31,6

0,593

1,04 (0,89 – 1,22)

7
179

46,7
71,3

8
72

53,3
28,7

0,043

0,65 (0,38 – 1,13)

* Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
** Departemen Epidemiologi dan Biostatistik FK Unpad
*** Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unpad

7

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Status gizi
Kurang gizi
Tidak kurang gizi
Penyakit Ibu
Ada
Tidak ada
Riwayat komplikasi
obstetri sebelumnya
Ada
Tidak ada
Penggunaan KB
Tidak menggunakan
Menggunakan
Penolong persalinan
Non Tenaga
Kesehatan
Tenaga kesehatan
Tempat persalinan
Non tempat
pelayanan kesehatan
Tempat pelayanan
kesehatan

5
181

100
69,3

0
80

0
30,7

0,327

1,44 (1,33 – 1,56)

27
159

90,0
67,4

3
77

10,0
32,6

0,011

1,34 (1,15 – 1,55)

19
167

90,5
68,2

2
78

9,5
31,8

0,032

1,33 (1,13 – 1,56)

61
125

73,5
68,3

22
58

26,5
31,7

0,393

1,08 (0,91 – 1,27)

6

28,6

15

71,4

< 0,001

0,39 (0,20 – 0,77)

180

73,5

65

26,5

26

54,2

22

45,8

0,009

0,74 (0,56 – 0,97)

160

73,4

58

26,6

RP (Rasio Prevalens); IK (Interval Konfidens)

Tabel 3. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Komplikasi Obstetri Bayi
No

Variabel

1.

Usia ibu saat hamil
< 20 atau > 35 tahun
20 – 35 tahun
Paritas
1 atau ≥ 4 anak
2 – 3 anak
Jarak kehamilan
≤ 2 tahun
> 2 tahun
Status gizi
Kurang gizi
Tidak kurang gizi
Penyakit Ibu
Ada
Tidak ada
Riwayat komplikasi
obstetri sebelumnya
Ada
Tidak ada
Penggunaan KB
Tidak menggunakan
Menggunakan
Penolong persalinan
Non Tenaga
Kesehatan
Tenaga kesehatan

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Komplikasi Obstetri Bayi
Ada
Tidak Ada
n
%
n
%

Nilai p

RP
(IK 95%)

16
50

23,5
25,3

52
148

76,5
74,7

0,777

0,93 (0,57 – 1,52)

37
29

27,8
21,8

96
104

72,2
78,2

0,256

1,27 (0,84 – 1,95)

3
63

20,0
25,1

12
188

80,0
74,9

1,000

0,80 (0,28 – 2,24)

0
66

0
25,3

5
100

195
74,4

0,337

1,34 (1,25 – 1,44)

13
53

43,3
22,5

17
183

56,7
77,5

0,013

1,93 (1,20 – 3,10)

5
61

23,8
24,9

16
184

76,2
75,1

0,912

0,96 (0,43 – 2,12)

22
44

26,5
24,0

61
139

73,5
76,0

0,667

1,10 (0,71 – 1,71)

2

9,5

19

90,5

0,091

0,36 (0,10 – 1,38)

64

26,1

181

73,9

* Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
** Departemen Epidemiologi dan Biostatistik FK Unpad
*** Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unpad

8

9.

Tempat persalinan
Non tempat
pelayanan kesehatan
Tempat pelayanan
kesehatan

6

12,5

42

87,5

60

27,5

158

72,5

0,029

0,45 (0,21 – 0,99)

RP (Rasio Prevalens); IK (Interval Konfidens)

Tabel 4. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Komplikasi Obstetri Ibu Berdasarkan
Regresi Logistik Ganda
No
I.

II.

Variabel
Model Awal
Jarak kehamilan
Penyakit Ibu
Riwayat komplikasi
obstetri sebelumnya
Penolong persalinan
Tempat persalinan
Model Akhir
Jarak kehamilan
Penyakit Ibu
Riwayat komplikasi
obstetri sebelumnya
Penolong persalinan

Koefisien B

S.E (B)

Nilai p

POR (IK 95%)

- 1,028
1,259
1,710

0,626
0,644
0,858

0,101
0,051
0,046

0,36 (0,10 – 1,22)
3,52 (0,99 – 12,4)
5,53 (1,03 – 29,7)

- 1,973
0,207

0,667
0,471

0,003
0,661

0,14 (0,04 – 0,51)
1,23 (0,49 – 3,10)

- 1,027
1,244
1,689

0,626
0,643
0,857

0,101
0,053
0,049

0,36 (0,10 – 1,22)
3,47 (0,98 – 12,2)
5,41 (1,01 – 29,1)

- 1,789

0,519

0,001

0,17 (0,06 – 0,46)

Ket : Akurasi Model 72,9%; POR (Prevalence Odds Rasio); IK (Interval Konfidens)

Tabel 5. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Komplikasi Obstetri Bayi Berdasarkan
Regresi Logistik Ganda
No
I.

II.

Variabel
Model Awal
Penyakit Ibu
Penolong persalinan
Tempat persalinan
Model Akhir
Penyakit Ibu
Tempat persalinan

Koefisien B

S.E (B)

Nilai p

POR (IK 95%)

- 0,925
- 0,612
- 0,929

0,407
0,928
0,467

0,023
0,510
0,047

2,52 (1,13 – 5,60)
0,54 (0,08 – 3,34)
0,39 (0,16 – 0,99)

0,884
- 0,897

0,404
0,465

0,028
0,054

2,42 (1,10 – 5,34)
0,41 (0,16 – 1,01)

Ket : Akurasi Model 75,2%; POR (Prevalence Odds Rasio); IK (Interval Konfidens)

2) Pembahasan
(1) Usia Saat Hamil
Hasil analisis memperlihatkan komplikasi obstetri sebagian besar terjadi
pada ibu dengan usia < 20 atau > 35 tahun dan hasil analisis dengan uji Chi
Square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara usia ibu saat
* Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
** Departemen Epidemiologi dan Biostatistik FK Unpad
*** Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unpad

9

hamil dengan komplikasi obstetri ibu dan bayi. Penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya menyebutkan bahwa wanita yang hamil di bawah usia 16 tahun
mempunyai risiko kematian 2 – 4 kali lebih besar daripada wanita yang hamil di
usia 20 – 35 tahun.18,19
Wanita yang hamil di bawah usia 20 tahun lebih berisiko terjadi abortus,
anemia, malnutrisi, hipertensi, preeklampsia dan eklampsia pada kehamilan,
sedangkan komplikasi lain yang dapat terjadi pada persalinan wanita di bawah
usia 20 tahun antara lain partus prematur, preeklampsia, eklampsia, perdarahan,
partus macet, partus lama, partus dengan tindakan seperti ekstraksi vakum,
ekstraksi forsep dan operasi sesar serta kematian maternal.20 Komplikasi obstetri
yang dapat terjadi akibat usia wanita hamil di atas 35 tahun antara lain abortus,
ketidaknormalan kromosom, congenital anomaly, diabetes gestasional, plasenta
previa, abrusio plasenta, BBLR, macrosomia dan persalinan dengan SC.21
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Sistiarani dan Suparmi juga
menunjukkan tidak ada hubungan antara paritas ibu dengan kejadian komplikasi
obstetri pada bayi.11,22 Penelitian Wahyuningsih dan Ariana menunjukkan asfiksia
neonatorum dan persalinan prematur pada bayi juga terbukti tidak dipengaruhi
oleh paritas ibu.23,24

(2) Paritas
Hasil analisis bivariabel memperlihatkan bahwa komplikasi obstetri
sebagian besar terjadi pada ibu dengan paritas 1 atau ≥ 4 dan hasil analisis dengan
uji Chi Square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara paritas
* Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
** Departemen Epidemiologi dan Biostatistik FK Unpad
*** Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unpad

10

dengan komplikasi obstetri ibu dan bayi. Penelitian sebelumnya yaitu Huda dan
Kamaliah menunjukkan hubungan yang bermakna antara paritas ibu dengan
kejadian komplikasi pada persalinan yaitu ibu dengan paritas ≥ 4 berisiko mengalami
komplikasi obstetri 1,86 kali lebih besar daripada ibu dengan paritas ≤ 3.4,13
Ibu hamil dengan paritas ≥ 4 berisiko 1,8 kali lebih besar untuk mengalami
perdarahan postpartum karena relaksasi abnormal dari uterus daripada wanita
dengan paritas 2 – 3.4 Hasil penelitian yang tidak berhubungan ini didukung oleh
penelitian Suparmi yang menunjukkan tidak ada hubungan antara usia ibu saat
hamil dengan kejadian komplikasi obstetri pada bayi.22

(3) Jarak Kehamilan
Hasil analisis bivariabel memperlihatkan bahwa komplikasi obstetri
sebagian besar terjadi pada ibu dengan jarak kehamilan > 2 tahun dan hasil
analisis dengan uji Chi Square menunjukkan ada hubungan antara jarak
kehamilan dengan komplikasi obstetri pada ibu, sedangkan pada komplikasi bayi
tidak ada hubungan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Sistiarani, Gitta, Sinaga dan Kamaliah yang menunjukkan ada hubungan
antara jarak kehamilan dengan kejadian abortus dan BBLR serta komplikasi
kehamilan dan persalinan.11,13,14,25
Hasil penelitian yang tidak berhubungan ini didukung oleh penelitian
Trihardiani yang menunjukkan tidak ada hubungan antara jarak kehamilan dengan
kejadian BBLR dan penelitian Pandensolang yang tidak menemukan hubungan

* Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
** Departemen Epidemiologi dan Biostatistik FK Unpad
*** Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unpad

11

yang bermakna antara jarak kehamilan dengan kejadian melahirkan melalui seksio
sesarea.11,26

(4) Status Gizi
Hasil analisis bivariabel memperlihatkan bahwa komplikasi obstetri
sebagian besar terjadi pada ibu dengan status kurang gizi, dan hasil analisis
dengan uji Chi Square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara
status gizi dengan komplikasi obstetri ibu dan bayi. Penelitian sebelumnya
menunjukkan status gizi seorang wanita memengaruhi kejadian anemia pada ibu
hamil seperti penelitian yang dilakukan oleh Utami yaitu ibu hamil yang
mempunyai IMT kurang berisiko mengalami anemia pada kehamilan lebih tinggi
0,67 kali daripada ibu hamil yang mempunyai IMT normal.27
Penelitian Sativa juga menunjukkan IMT ibu berpengaruh terhadap
komplikasi kehamilan yaitu preeklampsia.28 Trihardiani, Simbolon, Ferial, Hanifah
dan Sativa dalam penelitiannya menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara status gizi ibu dengan kejadian BBLR.12,29,30,31,29

(5) Penyakit Ibu
Hasil analisis bivariabel memperlihatkan bahwa komplikasi obstetri
sebagian besar terjadi pada ibu yang mempunyai penyakit yaitu 27 orang, dan
hasil analisis dengan uji Chi Square menunjukkan ada hubungan yang bermakna
antara penyakit ibu dengan komplikasi obstetri ibu dan bayi. Penelitian
sebelumnya oleh Kamaliah menunjukkan bahwa penyakit kronis ibu seperti
* Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
** Departemen Epidemiologi dan Biostatistik FK Unpad
*** Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unpad

12

penyakit jantung, hipertensi, epilepsi dan asma bronkhiale berhubungan secara
bermakna dengan komplikasi kehamilan dan persalinan.13,32
Pengaruh asma terhadap kehamilan adalah kehamilan usia muda,
hipoksemia ibu yang berefek pada janin, hipertensi dalam kehamilan,
preeklampsia, abrusio plasenta, korioamnionitis, BBLR, prematur, dan persalinan
seksio sesarea.33,34,35 Beberapa sumber juga mengatakan peranan TBC terhadap
kehamilan antara lain abortus, preeklampsia serta sulitnya persalinan.36
Hasil model akhir analisis multivariabel juga menunjukkan hasil yang
berhubungan antara penyakit ibu dengan komplikasi pada bayi yaitu nilai p =
0,028 (POR = 2,42; IK 95% = 1,10 – 5,34), artinya adalah ibu yang mempunyai
penyakit berisiko untuk mengalami komplikasi bayi 2,42 kali lebih besar daripada
ibu yang tidak mempunyai penyakit.

(6) Riwayat Komplikasi Obstetri Sebelumnya
Hasil analisis bivariabel memperlihatkan bahwa komplikasi obstetri
sebagian besar terjadi pada ibu yang mempunyai riwayat komplikasi obstetri
sebelumnya, dan hasil analisis dengan uji Chi Square menunjukkan ada hubungan
yang bermakna antara riwayat komplikasi obstetri sebelumnya dengan komplikasi
obstetri ibu, sedangkan pada komplikasi bayi tidak ada hubungan.
Hasil penelitian Huda dan Ratu menunjukkan bahwa ibu yang memiliki
riwayat kehamilan dan persalinan buruk terdahulu berisiko mengalami komplikasi
obstetri saat ini.4,13,37 Hasil model akhir analisis multivariabel juga menunjukkan
hasil yang berhubungan antara riwayat komplikasi obstetri sebelumnya dengan
* Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
** Departemen Epidemiologi dan Biostatistik FK Unpad
*** Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unpad

13

komplikasi obstetri pada ibu yaitu nilai p = 0,049 (POR = 5,41; IK 95% = 1,01 –
29,06), artinya adalah ibu yang mempunyai riwayat komplikasi obstetric berisiko
untuk mengalami komplikasi obstetri ibu 5,41 kali lebih besar daripada ibu yang
tidak mempunyai riwayat komplikasi obstetri sebelumnya.

(7) Penggunaan KB
Program KB memiliki peranan yang besar dalam mencegah kematian
maternal. Kematian maternal dapat dihindari salah satunya dengan memakai KB
atau alat kontrasepsi. Ibu yang memakai alat kontrasepsi dapat merencanakan
kehamilan dan persalinan sehingga ibu dapat hamil pada usia reproduksi sehat.
Jika ibu hamil pada reproduksi sehat, maka akan mengurangi kejadian komplikasi
obstetri baik pada ibu maupun bayi.
Hasil analisis bivariabel memperlihatkan bahwa komplikasi obstetri
sebagian besar terjadi pada ibu yang tidak menggunakan KB, dan hasil analisis
dengan uji Chi Square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara
penggunaan KB dengan komplikasi obstetri ibu dan bayi. Hasil penelitian ini
tidak sesuai dengan penelitian Fibriana yang mengatakan, ibu yang tidak pernah
menggunakan KB memiliki risiko untuk mengalami kematian maternal 33,1 kali
lebih besar bila dibandingkan dengan ibu yang mengikuti program KB.3

(8) Penolong Persalinan
Hasil analisis bivariabel memperlihatkan bahwa komplikasi obstetri
sebagian besar terjadi pada ibu yang ditolong oleh tenaga kesehatan, dan hasil
* Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
** Departemen Epidemiologi dan Biostatistik FK Unpad
*** Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unpad

14

analisis dengan uji Chi Square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara
penolong persalinan dengan komplikasi obstetri ibu, sedangkan pada komplikasi
bayi tidak ada hubungan.
Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa ibu yang persalinannya ditolong
oleh dukun paraji berisiko lebih besar untuk mengalami kematian dibandingkan
dengan ibu yang melahirkan dibantu oleh tenaga kesehatan.4 Hasil penelitian
berhubungan, tetapi hasilnya berkebalikan yaitu ibu yang melahirkan di tempat
pelayanan kesehatan lebih banyak mengalami komplikasi obstetri, padahal teori
yang ada menyebutkan ibu yang melahirkan bukan di tempat pelayanan kesehatan
lebih berisiko untuk mengalami komplikasi obstetri ibu.

(9) Tempat Persalinan
Hasil analisis bivariabel memperlihatkan bahwa komplikasi obstetri
sebagian besar terjadi pada ibu yang melahirkan di tempat pelayanan kesehatan,
dan hasil analisis dengan uji Chi Square menunjukkan ada hubungan yang
bermakna antara tempat persalinan dengan komplikasi obstetri ibu dan bayi. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Fibriana dan Huda menunjukkan

ibu yang

melahirkan bukan di tempat pelayanan kesehatan berpeluang mengalami kematian
maternal sebanyak 0,7 kali.3,4
Hal tersebut di atas diduga pada ibu yang datang untuk melahirkan di
tempat pelayanan kesehatan sebagian merupakan rujukan dengan keadaan ibu dan
bayi sudah buruk, sehingga terlambat mendapat penanganan dari tenaga kesehatan
yang menyebabkan komplikasi yang lebih berat. Komplikasi yang terjadi akibat 3
* Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
** Departemen Epidemiologi dan Biostatistik FK Unpad
*** Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unpad

15

T (Terlambat), yaitu terlambat memutuskan, terlambat mencapai tempat
pelayanan kesehatan dan terlambat mendapat penanganan kegawatdaruratan.38

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan pada penelitian ini adalah faktor-faktor yang berhubungan
dengan komplikasi obstetri ibu adalah jarak kehamilan, penyakit ibu, riwayat
komplikasi obstetri sebelumnya, penolong dan tempat persalinan, sedangkan
faktor-faktor yang berhubungan dengan komplikasi bayi adalah penyakit ibu dan
tempat persalinan. Faktor yang paling berhubungan dengan komplikasi obstetri
ibu dan bayi adalah riwayat komplikasi obstetri sebelumnya dan penyakit ibu.
Saran yang dapat diberikan untuk peneliti selanjutnya adalah meneliti
faktor-faktor lain yang berhubungan dengan komplikasi obstetri ibu dan bayi
menggunakan metode kualitatif dengan rancangan penelitian Cohort dan Case
Control. Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat diharapkan dapat
mendirikan Puskesmas PONED di Kecamatan Parongpong untuk mencegah
kematian pada ibu dan bayi yang disebabkan oleh komplikasi obstetri karena 3 T.

UCAPAN TERIMAKASIH
Peneliti mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada tim
pembimbing dan tim penguji Universitas Padjadjaran yang telah memberikan
saran dan masukan yang berguna bagi kesempurnaan penelitian ini serta kepada
orang tua, mertua, suami dan pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu, saya ucapkan terimakasih atas bantuan, doa dan dukungannya.
* Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
** Departemen Epidemiologi dan Biostatistik FK Unpad
*** Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unpad

16

DAFTAR PUSTAKA
1. Kusmiran Eny. Kesehatan reproduksi remaja dan wanita. Bandung :
STIKES Rajawali; 2010.
2. Badan Pusat Statistik. Survei demografi dan kesehatan Indonesia 2012.
[diunduh
19
Maret
2013].
Tersedia
dari
:
http://www.bkkbn.go.id/litbang/pusdu/Hasil%20Penelitian/SDKI%202012/L
aporan%20Pendahuluan%20SDKI%202012.pdf.
3. Fibriana A.I. Faktor – faktor risiko yang memengaruhi kematian
maternal (studi kasus Di Kabupaten Cilacap). Semarang : Program
Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro; 2007.
4. Huda L.N. Hubungan status reproduksi, status kesehatan, akses pelayanan
kesehatan dengan komplikasi obstetri di Banda Sakti Lhokseumawe Tahun
2005. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional Volume 1 Juni 2007; 2005.
5. Bayisenge Jeannette. Early marriage as a barrier to girl’s education : a
developmental challenge in Africa.National University of Rwanda. [diunduh
04 Maret 2013]. Tersedia dari : http://www.ifuw.org/fuwa/docs/Earlymarriage.pdf.
6. International Center for Research on Women (ICRW). New insights on
preventing child marriage : a global analysis of factors and programs.
[diunduh
04
Maret
2013].
Tersedia
dari
:
http://www.icrw.org/files/publications/New-Insights-on-Preventing-ChildMarriage.pdf
7. Hervish A & Jacobs FC. Who speaks for me ? Ending child marriage.
Population Reference Bureau. [diunduh 04 Maret 2013]. Tersedia dari :
http://www.prb.org/pdf11/ending-child-marriage.pdf.
8. World Health Organization (WHO). Preventing early pregnancy and poor
reproductive outcomes among adolescents in developing countries : what the
evidence says. [diunduh 21 Maret 2013]. Tersedia dari :
http://www.who.int/maternal-child-adolescent/en/.
9. World Health Organization (WHO). Adolescent pregnancy. [diunduh 21
Maret
2013].
Tersedia
dari
:
http://www.who.int/maternal_child_adolescent/topics/maternal/adolescent_pr
egnancy/en/.
10. Krisnadi S.R, Effendi J.S, Pribadi A. Prematuritas. Bandung : PT. Refika
Aditama; 2009.
11. Sistiarani Colti. Faktor maternal dan kualitas pelayanan antenatal yang
berisiko terhadap kejadian berat badan lahir rendah (BBLR). Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang; 2008.
12. Trihardiani Ismi. Faktor risiko kejadian berat badan lahir rendah di wilayah
kerja Puskesmas Singkawang Timur dan Utara Kota Singkawang. Program
Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang;
2011.
13. Kamaliah. Beberapa faktor yang berhubungan dengan terjadinya komplikasi
kehamilan dan persalinan di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2002 – 2003.
Kultura Volume 11 Tahun 2010; 2003.
* Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
** Departemen Epidemiologi dan Biostatistik FK Unpad
*** Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unpad

17

14. Gitta Almira, dkk. Hubungan jarak kehamilan dengan kejadian berat badan
lahir rendah di RSP Panembahan Senopati Bantul Tahun 2007; 2007.
15. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat Tahun 2012.
16. Profil Puskesmas Parongpong Kabupaten Bandung Barat Tahun 2012.
17. Profil Puskesmas Ciwaruga Kabupaten Bandung Barat Tahun 2012.
18. Destaria Selvi. Perbandingan luaran maternal dan perinatal kehamilan
trimester ketiga antara usia muda dan usia reproduksi sehat. Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro; 2011.
19. World Health Organization (WHO). Adolescent pregnancy : a culturally
complex issue; 2012. [diunduh 19 Maret 2013]. Tersedia dari :
http://www.who.int/bulletin/volumes/87/6/09-020609/en/.
20. Omarsari S.D, Djuwita Ratna. Kehamilan pranikah remaja di Kabupaten
Sumedang. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional Volume 3 Oktober 2008; 2008.
21. Goldman Jane C, et.al. Impact of maternal age on obstetri. American College
of Obstetricians and Gynecologists Volume 105 Mei 2005; 2005.
22. Suparmi, Tejayanti T. Determinan kematian neonatal di Indonesia tahun
2010. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. Jurnal Kesehatan Reproduksi Volume 2 Desember
2011; 2010.
23. Wahyuningsih Endang, Zuhri Saifudin. Hubungan paritas dengan kejadian
asfiksia di Rumah Sakit Islam Surakarta.
24. Ariana D.N, dkk. Faktor risiko kejadian persalinan prematur (studi di bidan
praktek mandiri wilayah kerja Puskesmas Geyer dan Puskesmas Toroh tahun
2011). Jurnal Universitas Muhammadiyah Semarang, 2011.
25. Sinaga Elvipson. Hubungan karakteristik ibu hamil dengan kejadian abortus
di Puskesmas Jorlang Huluan Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten
Simalungun Tahun 2012. Jurnal Darma Agung, 2012.
26. Pandensolang Rivo S. Faktor – faktor yang berhubungan dengan persalinan
seksio sesarea pada ibu tanpa riwayat komplikasi kehamilan dan atau penyulit
persalinan di Indonesia (analisis data Riskesdas 2010). Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia, 2012.
27. Utami Eka Dewi, dkk. Hubungan status gizi dengan kejadian anemia pada
kehamilan di Poli Hamil RSD dr. Soegiri Lamongan. Jurnal Surya Volume 01
Nomer V Tahun 2010; 2010.
28. Sativa Gadis. Pengaruh indeks massa tubuh pada wanita saat persalinan
terhadap keluaran maternal dan perinatal di RSUP DR. Kariadi periode tahun
2010. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro; 2010.
29. Simbolon Demsa, Aini Nur. Kehamilan usia remaja prakondisi dampak status
gizi terhadap berat lahir bayi di Kabupaten Rejang Lebong Provinsi
Bengkulu. Prosiding Seminar Nasional Kependudukan Jember; 2013.
30. Ferial Eddyman W. Hubungan antara status gizi ibu berdasarkan ukuran
lingkar lengan atas (LILA) dengan berat badan lahir bayi di RSUD Daya
Kota Makassar. Fakultas MIPA Universitas Hassanudin. Jurnal Alam dan
Lingkungan Volume 2 Nomer 3 Tahun 2011.
* Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
** Departemen Epidemiologi dan Biostatistik FK Unpad
*** Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unpad

18

31. Hanifah Lilik. Hubungan antara status gizi ibu hamil dengan berat badan bayi
lahir (studi kasus di RB Pokasi). Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret Surakarta; 2009.
32. Sarwani Dwi SR, Nurlaela Sri. Analisis faktor risiko kematian ibu (studi
kasus di Kabupaten Banyumas). Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu
Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman.
33. Rai I.B Ngurah. Prevalensi asma eksaserbasi pada ibu hamil dan pengaruhnya
terhadap janin dan ibu di RSUP Sanglah Denpasar. Divisi Pulmonologi
Bag/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK Unud/RSUP Sanglah Denpasar. Artikel
Volume 10 Nomer 3 Tahun 2009; 2009.
34. Subijanto Achmad A. Keanekaragaman genetik HLA-DR dan variasi
kerentanan terhadap penyakit asma; tinjauan khusus pada asma dalam
kehamilan. Biodiversitas Volume 9 Nomer 3 Tahun 2008; 2008.
35. Andammori Feby, dkk. Hubungan tekanan darah ibu hamil aterm dengan
berat badan lahir di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas
Volume 2 Nomer 2 Tahun 2013; 2013.
36. Warouw N.N, Suryawan A. Manajemen TBC dalam kehamilan. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Volume 6 Nomer 2 tahun 2007; 2007.
37. Ratu Mayang N, dkk. Hubungan faktor risiko ibu bersalin dengan retensio
plasenta. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi; 2012.
38. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman penyelenggaraan
puskesmas mampu PONED; 2013.

* Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
** Departemen Epidemiologi dan Biostatistik FK Unpad
*** Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unpad