Studi deskriptif kecemasan siswa kelas 6 sekolah dasar dalam menghadapi Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Studi Deskriptif Kecemasan Siswa Kelas 6 Sekolah Dasar
Dalam Menghadapi Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN)
Rani Ayuningtyas
019114080
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kecemasan siswa kelas 6
SD dalam menghadapi Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN).
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan siswa yang mengalami
kecemasan dalam menghadapi ujian atau tes. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas 6 SD di SD Pangudi Luhur, Yogyakarta, berjumlah 70 orang. Alat ukur
dalam penelitian ini adalah skala kecemasan terhadap Ujian Akhir Sekolah
Berstandar Nasional (UASBN). Korelasi item total bergerak antara 0,311 s/d
0,729. Estimasi reliabilitas dengan teknik Cronbach Alpha menghasilkan
koefisien reliabilitas sebesar 0,949. Berdasarkan analisis data, diperoleh mean
empirik < mean teoritik yaitu 113,4857 < 135. Hal ini menunjukkan kecemasan
siswa rendah. Berdasarkan norma kategorisasi yang ada; 51,43% subjek dalam
penelitian ini berada pada kategori kecemasan terhadap UASBN sedang dan
42,86% subjek berada pada kategori kecemasan rendah.
Kata kunci: kecemasan, siswa kelas 6 SD, UASBN
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Descriptive Study of Sixth Grade of Elementary School Anxiety
Toward Ujian Akhir Sekolah Berstandar National (UASBN)
Rani Ayuningtyas
019114080
Faculty of Psychology
Sanata Dharma University
Yogyakarta
Current study was aimed to describe the sixth grade of elementary school
anxiety toward the Ujian Akhir Sekolah Berstandar National (UASBN). The
background of this research based on the problems of students which have
experience anxiety in the facing exam or test. The subjects of current research
were students of sixth grade elementary school in Pangudi Luhur Elementary
School, Yogyakarta, that consist of 70 persons. The measurement tool was
Anxiety Scale Toward Ujian Akhir Sekolah Berstandar National (UASBN). Item
total correlation moving between 0.311 s/d 0.729. Reliabilities was estimated
using Cronbach Alpha producing reliability coefficient of 0.949. Based on the
data analysis, shown result of empiric mean < theoretic mean, that is 113,4857 <
135. That is shows subject anxiety is low. Based on the norm, shows that the
subject of this research had UASBN anxiety 51,43% in moderate chategory and
42,86% in low chategory.
Keyword: anxiety, sixth grade of elementary school, UASBN
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STUDI DESKRIPTIF KECEMASAN SISWA
KELAS 6 SEKOLAH DASAR DALAM MENGHADAPI
UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (UASBN)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Rani Ayuningtyas
NIM : 019114080
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STUDI DESKRIPTIF KECEMASAN SISWA
KELAS 6 SEKOLAH DASAR DALAM MENGHADAPI
UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (UASBN)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Rani Ayuningtyas
NIM : 019114080
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan
percayalah kepadaNya, dan Ia akan bertindak
(Mazmur 37 : 5)
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
AKU BISA
Dipopulerkan oleh: AFI Junior
Kadang ku takut dan gugup
Dan kumerasa oh...oh...tak sanggup
Melihat tantangan di sekitarku
Aku merasa tak mampu
Namun ku tak mau menyerah
Aku tak ingin berputus asa
Dengan gagah brani
Aku melangkah...
Dan berkata.. “AKU BISA”
Reff:
Aku bisa, aku pasti bisa, ku harus terus berusaha
Bila ku gagal itu tak mengapa setidaknya ku tlah mencoba
Aku bisa, aku pasti bisa, ku tak mau berputus asa
Coba terus coba, sampai kubisa
Aku pasti bisa
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Yesus Kristus, Tuhanku dan Maria, Bundaku
Kedua orang tuaku tercinta
Adik-adikku tersayang
Sr. Lidwina, RGS
Almamaterku Fakultas Psikologi, USD
Teman-teman Angkatan 2001
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Studi Deskriptif Kecemasan Siswa Kelas 6 Sekolah Dasar
Dalam Menghadapi Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN)
Rani Ayuningtyas
019114080
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kecemasan siswa kelas 6
SD dalam menghadapi Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN).
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan siswa yang mengalami
kecemasan dalam menghadapi ujian atau tes. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas 6 SD di SD Pangudi Luhur, Yogyakarta, berjumlah 70 orang. Alat ukur
dalam penelitian ini adalah skala kecemasan terhadap Ujian Akhir Sekolah
Berstandar Nasional (UASBN). Korelasi item total bergerak antara 0,311 s/d
0,729. Estimasi reliabilitas dengan teknik Cronbach Alpha menghasilkan
koefisien reliabilitas sebesar 0,949. Berdasarkan analisis data, diperoleh mean
empirik < mean teoritik yaitu 113,4857 < 135. Hal ini menunjukkan kecemasan
siswa rendah. Berdasarkan norma kategorisasi yang ada; 51,43% subjek dalam
penelitian ini berada pada kategori kecemasan terhadap UASBN sedang dan
42,86% subjek berada pada kategori kecemasan rendah.
Kata kunci: kecemasan, siswa kelas 6 SD, UASBN
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Descriptive Study of Sixth Grade of Elementary School Anxiety
Toward Ujian Akhir Sekolah Berstandar National (UASBN)
Rani Ayuningtyas
019114080
Faculty of Psychology
Sanata Dharma University
Yogyakarta
Current study was aimed to describe the sixth grade of elementary school
anxiety toward the Ujian Akhir Sekolah Berstandar National (UASBN). The
background of this research based on the problems of students which have
experience anxiety in the facing exam or test. The subjects of current research
were students of sixth grade elementary school in Pangudi Luhur Elementary
School, Yogyakarta, that consist of 70 persons. The measurement tool was
Anxiety Scale Toward Ujian Akhir Sekolah Berstandar National (UASBN). Item
total correlation moving between 0.311 s/d 0.729. Reliabilities was estimated
using Cronbach Alpha producing reliability coefficient of 0.949. Based on the
data analysis, shown result of empiric mean < theoretic mean, that is 113,4857 <
135. That is shows subject anxiety is low. Based on the norm, shows that the
subject of this research had UASBN anxiety 51,43% in moderate chategory and
42,86% in low chategory.
Keyword: anxiety, sixth grade of elementary school, UASBN
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala limpahan
berkatNya sehingga pada akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan,
sungguh sangat melegakan. Hal ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan
berbagai pihak. Semua bantuan yang telah diberikan sungguh berarti bagi penulis.
Dengan demikian, kiranya hanya kata terima kasih yang mampu peneliti ucapkan
dari lubuk hati yang paling dalam kepada:
1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah berkenan memberikan
izin dan dukungan untuk melakukan penelitian ini.
2. Ibu M.L. Anantasari, S.Psi., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan masukan, bimbingan, dukungan, dan kesabaran selama
penulis menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Agung Santoso, M.A. dan Ibu M.M. Nimas Eki S., S.Psi., Psi.,
M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan, koreksi,
dan kritikan bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi.
4. Ibu Sylvia Carolina M.Y.M., S.Psi., M.Si., selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing dan mendukung penulis selama
menempuh studi di Fakultas Psikologi, USD.
5. Para Dosen di Fakultas Psikologi, USD yang telah memberikan dorongan,
pengetahuan, dan bimbingan selama penulis menempuh studi di Fakultas
Psikologi ini.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Para karyawan di Fakultas Psikologi, USD, yaitu Mbak Nanik, Mas
Gandung, Pak Gik (Sekretariat), Mas Muji (Laboratorium), dan Mas Doni
(Ruang Baca) atas segala bantuan dan kesabaran dalam membantu
kelancaran penulis selama proses administrasi, kuliah, dan skripsi.
7. Bruder Bonifasius Kasmo, S.Pd, FIC, selaku Koordinator SD Pangudi
Luhur Yogyakarta, yang telah menerima penulis dengan tangan terbuka
dan memberikan izin untuk mengadakan penelitian.
8. Adik-adik siswa kelas 6 SD Pangudi Luhur Yogyakarta, yang telah
membantu penulis memperoleh data uji coba penelitian dan data
penelitian.
9. Orang tuaku; papa, mama, terima kasih yaatas semua dukungan, cinta,
kasih sayang, doa, dan kepercayaan penuh yang diberikan pada anakmu
ini.
10. Adikku, Gita, makasih atas semangat, bantuan dan dukungan yang selalu
diberikan, meski terkadang harus lewat kata-kata yang tajam, dan tidak
pernah berhenti mengingatkan agar penulis segera menyelesaikan studi.
11. Adikku, Mahesa, makasih udah mau menginstalkan kembali SPSS di
tengah malam saat entah kenapa tiba-tiba komputer tidak mau
bekerjasama alias nge-hank dan instalan SPSS jadi “not ready”.
12. Suster Lidwina, RGS, atas bantuan baik materiil maupun moril yang sudah
diberikan kepada penulis.
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13. Sahabatku Ni Luh Putu Kemala Dewi, thanx Mbah, meskipun udah di
India tapi masih tetap mengingatkan sobatmu ini untuk tetap melanjutkan
menyelesaikan skripsi lewat email-emailmu.
14. Novita Herewilla Sudariyah Kalpiko dan Robeth, makasih udah mau
belajar bersama SPSS dan Statistik, hingga akhirnya kita teringat akan
ungkapan “nunak-nunuk” karena belajar dalam waktu singkat untuk
berusaha memahaminya.
15. Feni-yatun, sobatku di Jakarta, atas segala bantuan dan dukungannya.
16. Teman-teman Pendampingan Iman Anak Paroki Kumetiran dan Sekolah
Minggu Wilayah II (Ngampilan I, Ngampilan II, Ngadiwinatan), makasih
udah selalu bertanya “kapan selesai dipingitnya?” sehingga penulis
teringat untuk segera menyelesaikan studi sehingga punya waktu lebih
banyak lagi di PIA.
17. Teman-teman Karang Taruna Kampung Ngadiwinatan, yang selalu bilang
dan sms “kapan skripsinya selesai, biar bisa rapat lagi nie”, itu jadi
semangat untukku.
18. Pak Ig, Kepala Sekolah SD Kanisius Notoyudan, dan Guru-Guru Kelas
serta Guru-Guru Ekstrakurikuler SD Kanisius Notoyudan, makasih atas
dukungan dan bantuan doanya, masih teringat akan kata-kata “berkarya
untuk tugas mulia, tapi tetap ingat apa yang seharusnya sudah menjadi
tugas kita”.
19. Untuk teman-teman satu angkatan (2001), yang sama-sama masih
berjuang di titik terakhir masa studi kita, “semangat terus yak!”
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun
pembaca.
Yogyakarta, 26 September 2009
Penulis
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iii
HALAMAN MOTTO .....................................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .........................................................
vii
ABSTRAK ......................................................................................................
vii
ABSTRACT ....................................................................................................
viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ...................................
x
KATA PENGANTAR ....................................................................................
xi
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xv
DAFTRA TABEL ........................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................
1
B. Rumusan Masalah .........................................................................
6
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................
6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................
6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................
8
A. Kecemasan ....................................................................................
8
1. Pengertian Kecemasan ............................................................
8
2. Reaksi atau Aspek Kecemasan ...............................................
10
3. Macam-macam kecemasan .....................................................
14
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan ......................
16
B. Siswa Kelas 6 SD Sebagai Individu Dalam
Usia Akhir Masa Kanak-Kanak ....................................................
21
C. UASBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional) ...................
24
D. Kecemasan Siswa Kelas 6 SD Terhadap UASBN .......................
26
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................
28
A. Jenis Penelitian ..............................................................................
28
B. Variabel Penelitian ........................................................................
29
C. Definisi Operasional .....................................................................
29
D. Subjek Penelitian ..........................................................................
29
E. Metode Pengumpulan Data ...........................................................
30
F. Pertanggungjawaban Mutu Alat Ukur ..........................................
33
1. Validitas ..................................................................................
33
2. Seleksi Item .............................................................................
33
3. Reliabilitas ..............................................................................
35
G. Analisis Data .................................................................................
36
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................
38
A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian ..................................
38
1. Orientasi Kancah .....................................................................
38
2. Persiapan Penelitian ................................................................
38
3. Uji Coba Penelitian .................................................................
39
B. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................
39
C. Hasil Penelitian .............................................................................
40
1. Deskripsi Rata-rata Kecemasan Siswa Kelas 6 SD
Terhadap Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional ..............
40
2. Kategorisasi tingkat Kecemasan Siswa Kelas 6 SD
Terhadap Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional ..............
41
D. Pembahasan ...................................................................................
42
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................
47
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
49
LAMPIRAN ....................................................................................................
52
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel-tabel
Tabel 1.
Halaman
Blue Print Skala Kecemasan Siswa Kelas 6
SD
Terhadap
Ujian
Akhir
Sekolah
Berstandar Nasional ......................................................................
Tabel 2.
32
Sebaran Item Skala Kecemasan Siswa Kelas
6 SD Terhadap Ujian Akhir Sekolah
Berstandar Nasional ......................................................................
Tabel 3.
34
Sebaran Item Skala Kecemasan Siswa Kelas
6 SD Terhadap Ujian Akhir Sekolah
Berstandar Nasional yang Sudah Diacak ......................................
35
Tabel 4.
Data Stastistik Deskiptif ...............................................................
40
Tabel 5.
Norma Kategorisasi ......................................................................
41
Tabel 6.
Norma
Kategorisasi
Kecemasan
Siswa
Kelas 6 SD Terhadap Ujian Akhir Sekolah
Berstandar Nasional ......................................................................
Tabel 7.
41
Kategori Kecemasan Siswa Kelas 6 SD
Terhadap Ujian Akhir Sekolah Berstandar
Nasional ........................................................................................
xvii
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran-lampiran
Halaman
A. Tabulasi Data Item
1. Uji Coba Penelitian .............................................................................
52
2. Penelitian .............................................................................................
70
B. Uji Reliabilitas
1. Data Uji Coba .....................................................................................
85
2. Data Penelitian ....................................................................................
87
C. Skala Kecemasan ......................................................................................
89
D. Surat Keterangan Penelitian ......................................................................
99
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia di dalam kehidupannya mengalami proses belajar, salah
satunya melalui pendidikan. Sekolah merupakan salah satu insititusi
pendidikan di mana manusia atau pendidik memiliki usaha untuk
membimbing anak-anak didik dengan penuh tanggung jawab ke arah
kedewasaan, dan hal tersebut tidak terlepas dari masalah penilaian. Penilaian
terjadi karena orang butuh mengetahui sampai sejauh manakah tujuan atau
cita-cita yang ingin dicapai itu sudah terwujud atau terlaksana dalam usahausaha yang telah dijalankan. Cara yang paling umum ialah dengan jalan
menguji anak didik. Berdasarkan hasil-hasil ujian yang diberikan kepada anak
didik, penilai berusaha menentukan sampai sejauh mana anak didik itu maju
ke arah tujuan yang harus dicapainya. Penilaian tersebut dilakukan untuk
menentukan apakah anak didik tersebut cukup memenuhi syarat-syarat
tertentu untuk dimasukkan ke dalam kategori tertentu (Suryabrata, 1984).
Bila penilaian tersebut dikaitkan dengan kondisi belajar di sekolah,
kegelisahan mudah dirasakan oleh siswa, karena mereka mengetahui bahwa
prestasinya dievaluasi. Hal itu terjadi terutama pada siswa yang cenderung
memandang prestasi belajarnya sebagai sasaran prestise, yaitu siswa yang
ingin menghindari suatu kegagalan (Winkel, 1996). Selanjutnya dikatakan
bahwa timbulnya kecemasan yang paling besar di sekolah pada semua tingkat
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
adalah pada waktu siswa menghadapi tes atau ujian. Siswa tahu bahwa hasil
tes akan mempengaruhi keputusan pendidikan yang akan datang dan
pekerjaan, sehingga tes cenderung menimbulkan kecemasan pada setiap siswa
(Djiwandono, 2006). Hansen mengatakan bahwa siswa yang khawatir bahwa
mereka tidak mampu menyelesaikan tugas dengan memuaskan seringkali
berakhir dengan perasaan gelisah, atau pengalaman gelisah, perasaan
khawatir, perasaan tegang , dalam situasi di mana sebab perasaan ini tidak
tampak (dalam Woolfolk & Nicolich, 2004). Berkaitan dengan hal tersebut,
Hasan (dalam http://dianalasril.multiply.com, 2007) juga mengatakan bahwa
seorang yang sedang menghadapi tes akan mengalami kecemasan. Tingkat
kecemasan itu sendiri berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang sangat tinggi,
sedang, atau rendah.
Salah satu bentuk tes atau ujian yang menjadi stimulus terjadinya
kecemasan pada siswa adalah Ujian Nasional. Ujian Nasional sering
menimbulkan kontroversi pada banyak kalangan. Pada awalnya Ujian
Nasional diberlakukan bagi siswa tingkat SMP dan SMA. Pada saat siswa
sekolah menengah dan sekolah pertama menghadapi Ujian Nasional, banyak
siswa merasa cemas sehingga jatuh sakit, stress bahkan tidak mengikuti ujian
(Rachmat, dalam Kedaulatan Rakyat, 2008).
Pada periode tahun 1980-2000, ujian akhir masih dikenal dengan
sebutan Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS). Dalam
EBTANAS, kelulusan siswa ditentukan oleh kombinasi nilai semester I, nilai
semester II, dan Nilai Ebtanas Murni (NEM). Pada tahun 2002 muncul ujian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
akhir dengan nama Ujian Akhir Nasional dimana kelulusan siswa ditentukan
oleh nilai mata pelajaran secara individual (www.diknas.go.id). Pada tanggal
16 November 2007 muncul Ujian Nasional untuk SD dengan nama UASBN
(Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional) di bawah payung hukum Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2007, tentang Ujian Akhir
Sekolah
Dasar/Madrasah
Ibtidayah/Sekolah
Dasar
Luar
Biasa
(www.unimolly.multiply.com, 2008).
UASBN dimulai pada tahun 2008. Kebijakan ini membuat resah
siswa dan orang tua, dimana pada awalnya keresahan dirasakan pada siswa
sekolah menengan pertama dan sekolah menengah atas. Hal itu dikarenakan
dalam kerangka kebijakannya, UASBN dimaksudkan sebagai pemetaan atas
kualitas pendidikan SD/MI, tetapi dalam prakteknya hal tersebut merupakan
penentuan lulus dan tidaknya seorang siswa dari tingkat SD/MI. Penentuan
standar kelulusan tersebut berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan rapat dewan pendidikan. Istilah lulus dan tidak lulus pada
prakteknya cenderung bersifat labelling terhadap siswa. Bagi siswa yang tidak
lulus kemudian mendapat stigma bodoh, sedangkan yang lulus sekurangkurangnya dikategorikan sebagai siswa cerdas, padahal mata pelajaran yang
diujikan dalam UASBN hanya Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA
(www.unimolly.multiply.com, 2008).
Berkaitan dengan UASBN, beberapa fakta menunjukkan adanya
masalah kecemasan. Salah satu fakta tersebut terjadi di Surabaya, khususnya
di SDN Tenggilis Mejoyo I. Beberapa siswa merasakan kecemasan karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
bila mendapat nilai jelek dalam UASBN, maka akan tertutup harapan siswa
SD untuk bisa melanjutkan atau diterima di SMP Negeri favorit
(www.surya.co.id, 2007).
Hal itu juga diungkapkan oleh Aryati (dalam
www.sijorimandiri.net, 2009), bahwa munculnya cemas, panik, dan stress
terhadap UASBN adalah karena adanya perasaan takut tidak lulus, ketakutan
yang berkaitan dengan tingkat kesulitan soal, ketakutan terhadap hasil ujian,
tekanan yang berlebihan, serta perasaan adanya kemungkinan bahwa bila ujian
belum tentu bisa masuk ke sekolah (SMP) favorit. Hal ini terjadi karena hasil
UASBN digunakan sebagai salah satu pertimbangan sebagai dasar seleksi
untuk masuk ke jenjang pendidikan berikutnya (www.diknas.go.id).
Sari (dalam www.padangekspres.co.id, 2008), sebagai Ketua
Komisi
Perlindungan
Anak
Indonesia
(KPAI),
mengatakan
bahwa
pelaksanaan Ujian Nasional SD di sejumlah daerah memunculkan dampak
paling parah bagi siswa SD daripada siswa SMP maupun SMA. Dari hasil
survei KPAI lewat hotline yang dibuka, UNAS mengakibatkan banyak murid
kelas 6 tidak bisa konsentrasi belajar. Anak SD sangat terpengaruh secara
psikis jika dinyatakan tidak lulus.
Hasil survey Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di
provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Maluku dan
Sumatera Barat menyatakan 98% siswa merasa takut dengan UASBN, mereka
tidak mau mengulang jika tidak lulus. Sementara itu, 96% orang tua siswa
kurang setuju dengan UASBN karena untuk menghadapi UASBN tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
mereka perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk les anak-anak mereka
(www.unimolly.multiply.com, 2008).
Tobias (dalam Djiwandono, 2006) menjelaskan bagaimana
kecemasan mempengaruhi siswa yang sedang belajar dan mempengaruhi
siswa yang sedang mengerjakan tes untuk mencapai prestasi. Siswa yang
mempunyai kecemasan tinggi secara jelas membagi perhatian mereka pada
materi baru dan pada perasaan nervous mereka. Sejak siswa mulai merasa
cemas, dia mungkin telah kehilangan banyak informasi yang disampaikan
guru atau buku yang sedang dibaca. Siswa yang mempunyai kecemasan tinggi
jika menaruh perhatian terhadap pelajaran yang sulit yang menggantungkan
pada ingatan jangka pendek, tidak dapat mengorganisasi pelajaran dengan
baik. Jadi, kecemasan mempengaruhi siswa ketika mereka mengerjakan tes
dan ketika mereka belajar. Peneliti lain menemukan sejumlah hubungan antara
kecemasan dan prestasi akademik. Siswa yang mempunyai kecemasan tinggi
cenderung mendapat skor akademik yang lebih rendah daripada skor siswa
yang kurang cemas (Sarason, Lightall, Waite & Ruebush dalam Djiwandono,
2006).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melihat
apakah siswa kelas 6 SD mengalami masalah kecemasan dalam menghadapi
UASBN dan bagaimana gambaran tingkat kecemasan yang dialami mereka?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana gambaran tingkat kecemasan siswa kelas 6 SD dalam
menghadapi UASBN?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat kecemasan
siswa kelas 6 SD dalam menghadapi UASBN.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Praktis:
a. Penelitian ini dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi
lembaga pendidikan khususnya Sekolah Dasar mengenai gambaran
kecemasan siswa kelas 6 SD dalam menghadapi UASBN, sehingga
dapat mencari solusi bagi siswanya untuk menghadapi hal itu.
b. Memberi pemahaman pada orang tua tentang kecemasan yang dialami
anak sehingga dapat disikapi dengan lebih bijaksana.
c. Memberi informasi pada siswa tentang tingkat kecemasan yang
dialami sehingga dapat mencari solusi yang tepat untuk mengatasi
kecemasan tersebut.
2. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
bagi Psikologi Pendidikan dan Psikologi Perkembangan mengenai tingkat
kecemasan siswa SD terhadap UASBN, sehingga hasil penelitian ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
digunakan sebagai bahan literatur untuk penelitian yang relevan di masa
yang akan datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecemasan
1. Pengertian Kecemasan
Kecemasan berasal dari bahasa Latin “anxius” dan dari bahasa
Jerman “anst”, kata tersebut dapat digunakan untuk menggambarkan efek
negatif dari rangsangan fisiologis. Kecemasan pada umumnya adalah
suatu perasaan yang tidak menyenangkan dan timbul karena adanya rasa
tidak aman pada diri individu yaitu kesukaran-kesukaran, kekhawatiran,
pertentangan batin, ketidakpuasan dan ancaman-ancaman lain yang
dianggap membahayakan dirinya yang bersumber dari dalam dirinya
ataupun dari hasil hubungan interpersonal. Perasaan ini sifatnya subjektif
dan biasanya disertai dengan adanya perubahan fisiologis atau badaniah
pada individu yang bersangkutan (Nietzel dalam Bellack & Hersen, 1988).
Anxietas atau kecemasan (anxiety) adalah suatu keadaan khawatir
pada seseorang yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera
terjadi (Nevid, Rathus & Greene, 2005). Banyak hal yang harus
dicemaskan, misalnya: kesehatan, relasi sosial, ujian, dan kondisi
lingkungan. Hal-hal tersebut merupakan beberapa hal yang dapat menjadi
sumber kecemasan. Sedikit cemas mengenai aspek-aspek hidup tersebut
merupakan hal yang normal, bahkan adaptif. Kecemasan merupakan
respon yang tepat terhadap ancaman, tetapi kecemasan bisa menjadi
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
abnormal bila tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman, atau
bila sepertinya datang tanpa ada penyebabnya, yaitu: bila bukan
merupakan respon terhadap perubahan lingkungan. Dalam bentuk yang
ekstrim, kecemasan dapat mengganggu fungsi sehari-hari.
Menurut Kagan dan Havemann (1995), kecemasan merupakan
sesuatu yang tidak jelas, adanya perasaan gelisah yang disebabkan
ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas dan tak terduga akan terjadi.
Kecemasan bisa memunculkan rasa takut tetapi kecemasan tidak sama
dengan ketakutan. Ketakutan berhubungan dengan objek yang spesifik dan
terjadi saat itu juga misal saja takut pada binatang tertentu dan rasa takut
terhadap ketinggian sedangkan kecemasan tidak selalu demikian.
Kecemasan juga didefinisikan oleh Kaschau (1995) sebagai
ketakutan akan sesuatu yang akan terjadi disertai perasaan yang tidak jelas
akan adanya suatu bahaya. Pendapat lain dikemukakan oleh Priest (1991),
yaitu bahwa kecemasan merupakan perasaan yang dialami ketika
seseorang berpikir tentang sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi
dan timbul karena berbagai alasan serta situasi.
Dari beberapa pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
kecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan, tidak jelas,
keadaan khawatir, gelisah, karena adanya rasa tidak aman dan pikiran
tentang sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi, sifatnya subjektif,
dan biasanya disertai dengan adanya perubahan fisiologis atau badaniah
pada individu yang bersangkutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. Reaksi atau Aspek Kecemasan
Supratiknya
(1995),
mengungkapkan
beberapa
hal
yang
merupakan simptom-simptom (gejala-gejala) kecemasan. Simptomsimptom tersebut terdiri atas:
a. Senantiasa diliputi ketegangan, rasa was-was dan keresahan yang
bersifat tak menentu (diffuse uineasiness).
b. Terlalu peka (mudah tersinggung) dalam pergaulan, dan sering merasa
tidak mampu, minder, depresi serba sedih.
c. Sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan, serba takut salah.
d. Rasa tegang menjadikan yang bersangkutan selalu bersikap teganglamban, bereaksi secara berlebihan terhadap rangsangan yang datang
secara tiba-tiba atau yang tidak diharapkan, dan selalu melakukan
gerakan-gerakan neurotik tertentu, seperti mematah-matahkan buku
jari, mendeham, dan sebagainya.
e. Sering mengeluh bahwa ototnya tegang, khususnya pada leher dan
sekitar bagian atas bahu, mengalami diare ringan yang kronik, sering
buang air kecil, dan menderita gangguan tidur berupa insomnia dan
mimpi buruk.
f. Mengeluarkan banyak keringat dan telapak tangannya sering basah.
g. Sering berdebar-debar dan tekanan darahnya tinggi.
h. Sering mengalami gangguan pernafasan dan berdebar-debar tanpa
sebab yang jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
i. Sering mengalami anxiety attacks atau tiba-tiba cemas tanpa ada sebab
pemicunya yang jelas. Gejala-gejalanya dapat berupa berdebar-debar,
sulit bernafas, berkeringat, pingsan, badan terasa dingin, terkencingkencing, atau sakit perut.
Mahler (dalam Calhoun & Acocella, 1990) menyebutkan ada tiga
aspek reaksi kecemasan yaitu:
a. Aspek emosional atau afeksi
Aspek emosional berkaitan dengan perasaan individu terhadap suatu
hal yang dialami secara sadar dan mempunyai ketakutan yang
mendalam. Misalnya cenderung terus menerus merasa khawatir akan
sesuatu yang menimpanya, mudah tersinggung, tidak sabar dan sering
mengeluh.
b. Aspek kognitif
Aspek kognitif berkaitan dengan kekhawatiran individu terhadap
konsekuensi-konsekuensi yang mungkin akan dialami dan bila
kekhawatiran meningkat maka akan mengganggu kemampuan kognitif
individu misalnya sulit berkonsentrasi, pelupa, pikiran kacau dan
mudah panik.
c. Aspek fisik
Aspek fisik berkaitan dengan reaksi tubuh secara fisik seperti
berkeringat meskipun udara tidak panas, jantung berdebar terlalu
kencang, tangan atau kaki terasa dingin, gangguan pencernaan, mulut
dan tenggorokan terasa kering, muka tampak pucat, sering buang air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
kecil, otot dan persendian terasa kaku, susah tidur, mudah terkejut dan
terkadang menggerak-gerakkan wajah atau anggota tubuh dalam
frekuensi yang berlebihan. Perlu diingat bahwa setiap individu yang
cemas mengalami gejala fisik yang berbeda-beda.
Kecemasan terdiri dari begitu banyak ciri fisik, kognisi, dan
perilaku (Nevid, Rathus & Greene, 2005). Ciri-ciri tersebut terdiri atas:
a. Fisik, meliputi: kegelisahan, kegugupan; tangan atau tubuh yang
bergetar atau gemetar; sensasi dari pita ketat yang mengikat di sekitar
dahi; kekencangan pada pori-pori kulit perut atau dada; banyak
berkeringat; telapak tangan yang berkeringat; pening atau pingsan;
mulut atau kerongkongan terasa kering; sulit berbicara; sulit bernafas;
bernafas pendek; jantung yang berdebar keras atau berdetak kencang;
suara yang bergetar; jari-jari atau anggota tubuh yang menjadi dingin;
pusing; merasa lemas atau mati rasa; sulit menelan; kerongkongan
terasa tersekat; leher atau punggung terasa kaku; sensasi seperti
tercekik atau tertahan; tangan yang dingin dan lembab; terdapat
gangguan sakit perut atau mual; panas dingin; sering buang air kecil;
wajah terasa memerah; diare; dan merasa sensitif atau mudah marah.
b. Behavioral (perilaku), meliputi: perilaku menghindar, perilaku melekat
dan dependen; dan perilaku terguncang.
c. Kognitif, meliputi: khawatir tentang sesuatu; perasaan terganggu atau
ketakutan atau aprehensi terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan;
keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi, tanpa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
ada penjelasan yang jelas; terpaku pada sensasi ketubuhan; sangat
waspada terhadap sensasi ketubuhan; merasa terancam oleh orang atau
peristiwa yang normalnya hanya sedikit atau tidak mendapat perhatian;
ketakutan akan ketidakmampuan untuk megatasi masalah; berpikir
bahwa dunia mengalami keruntuhan; berpikir bahwa semuanya tidak
lagi bisa dikendalikan; berpikir bahwa semuanya terasa sangat
membingungkan tanpa bisa diatasi; khawatir terhadap hal-hal yang
sepele; berpikir tentang hal mengganggu yang sama secara berulangulang; berpikir bahwa harus bisa kabur dari keramaian, kalau tidak
pasti akan pingsan; pikiran terasa tercampur aduk atau kebingungan;
tidak mampu meghilangkan pikiran-pikiran terganggu; berpikir akan
segera mati, meskipun dokter tidak menemukan sesuatu yang salah
secara medis; khawatir akan ditinggal sendirian; sulit berkonsentrasi
atau memfokuskan pikiran.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan
adanya beberapa aspek kecemasan, antara lain: fisik, afeksi, kognitif, dan
perilaku.
a. Fisik. Indikator aspek fisik, antara lain:
Sering berdebar-debar, tekanan darah tinggi, mengeluarkan banyak
keringat, tangan atau kaki terasa dingin, gangguan pencernaan (perut
terasa mual, malas makan), menderita gangguan tidur berupa tidak
dapat tidur dengan nyenyak dan mimpi buruk, pusing, wajah terasa
pucat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
b. Afeksi. Indikator aspek afeksi, antara lain:
Rasa was-was, keresahan yang tidak menentu, khawatir akan sesuatu
yang menimpa, mudah tersinggung, tidak sabar, sering mengeluh,
sering merasa tidak mampu, minder, sedih.
c. Kognitif. Indikator aspek kognitif, antara lain:
Sulit berkonsentrasi, sulit mengambil keputusan, serba takut salah,
pelupa, mudah panik, perasaan terganggu atau ketakutan terhadap
sesuatu yang terjadi di masa depan, ketakutan akan ketidakmampuan
untuk megatasi masalah, berpikir tentang hal mengganggu yang sama
secara berulang-ulang, tidak mampu meghilangkan pikiran-pikiran
terganggu atau buruk.
d. Perilaku. Indikator aspek perilaku, antara lain:
Melakukan gerakan neurotik seperti menggerak-gerakkan bagian tubuh
(kaki, tangan,dll), memain-mainkan pena; menghindar, melekat atau
dependen, terguncang.
3. Macam-macam Kecemasan.
Menurut Daradjat (1996), ada bermacam-macam kecemasan,
antara lain:
a. Kecemasan yang timbul akibat melihat dan mengetahui ada bahaya
yang mengancam dirinya. Cemas tersebut lebih dekat dengan rasa
takut, karena sumbernya jelas terlihat dalam pikiran. Contoh: saat akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
menyeberang jalan, terlihat mobil berlari kencang seakan-akan hendak
menabraknya.
b. Kecemasan berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk, antara
lain:
1) Kecemasan yang umum. Pada kecemasan ini, orang merasa cemas
yang kurang jelas, tidak tentu, dan tidak ada hubungannya dengan
apa-apa serta mempengaruhi keseluruhan diri pribadi.
2) Kecemasan dalam bentuk takut akan benda-benda atau hal-hal
tertentu, contoh: takut melihat darah, serangga, binatang-binatang
kecil, tempat yang tinggi, dan orang ramai.
3) Kecemasan dalam bentuk ancaman, yaitu: kecemasan yang
menyertai gejala-gejala gangguan dan peyakit jiwa. Orang merasa
cemas karena menyangka akan terjadi sesuatu yang tidak
menyenangkan, sehingga ia merasa terancam oleh sesuatu itu.
Kecemasan dalam menghadapi Ujian Akhir Sekolah Berstandar
Nasional bisa digolongkan dalam kecemasan ini, karena Ujian
Akhir Sekolah Berstandar Nasional dianggap sebagai ancaman.
c. Kecemasan karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan
hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani.
Kecemasan ini sering pula menyertai gejala-gejala gangguan jiwa,
yang kadang-kadang terlihat dalam bentuk yang umum.
Berdasarkan kondisi kecemasan, Spielberg (dalam Rice, 1991),
membagi kondisi kecemasan yang dialami individu menjadi dua, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
a. Trait anxiety adalah kecemasan pada individu yang menetap yang
merupakan disposisi kepribadian individu tersebut.
b. State anxiety merupakan kecemasan yang dialami individu bila
dihadapkan pada situasi tertentu yang sifatnya mengancam. Jadi
kecemasan ini bersifat situasional, misal suatu saat individu bisa
merasa cemas tetapi belum tentu demikian pada saat yang lain
meskipun stimulus yang dihadapinya sama.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa macam-macam
bentuk kecemasan terdiri dari kecemasan yang timbul akibat mengetahui
ada bahaya yang mengancam, kecemasan berupa penyakit, serta
kecemasan karena merasa berdosa atau bersalah. Berdasarkan kondisinya,
kecemasan yang dialami individu bisa bersifat menetap dan ada
kecemasan yang bersifat situasional.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan
Greist,
mengemukakan
Martens
beberapa
dan
Shakey
faktor
yang
(dalam
Gunarsa,
mempengaruhi
1996)
timbulnya
kecemasan antara lain:
a. Tuntutan sosial yang berlebihan, yang belum atau tidak dapat dipenuhi
oleh seseorang, dan tuntutan ini dapat merupakan perasaan subyektif
dari individu yang mungkin tidak dirasakan orang lain.
b. Adanya standar keberhasilan yang terlalu tinggi bagi kemampuan yang
dimiliki individu sehingga menimbulkan rasa rendah diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
c. Individu kurang siap dalam menghadapi suatu situasi atau keadaan
yang tidak diharapkan atau diperkirakan olehnya.
d. Adanya pola berpikir dan persepsi negatif terhadap situasi atau diri
sendiri.
Menurut Kresch dan Qrutch (dalam Hartanti & Dwijayanti, 1997),
timbulnya kecemasan disebabkan karena kurangnya pengalaman dalam
menghadapi berbagai kemungkinan yang membuat individu kurang siap
menghadapi situasi baru. Sumber-sumber kecemasan terdiri dari dua
faktor, yaitu:
a. Faktor internal
Kecemasan berasal dari dalam individu, misalnya: perasaan
tidak mampu, tidak percaya diri, perasaan bersalah, dan rendah diri.
Faktor internal pada umumnya sangat dipengaruhi oleh pikiran-pikiran
negatif dan tidak rasional.
b. Faktor eksternal
Kecemasan berasal dari luar individu, dapat berupa
penolakan sosial, kritikan dari orang lain, beban tugas atau kerja yang
berlebihan, maupun hal-hal lain yang dianggap mengancam.
Sarason (dalam Winarsunu, dimuat di http://psikologi.umm.ac.id)
membuat kesimpulan mengenai ciri-ciri utama ujian atau tes bisa
menimbulkan kecemasan, yaitu:
a. Tes dipersepsikan sebagai sesuatu yang sulit, menantang, dan
mengancam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
b. Siswa memandang dirinya sebagai seorang yang tidak sanggup atau
mampu mengerjakan tes
c. Siswa hanya terfokus pada bayangan-bayangan konsekuensi buruk
yang tidak diinginkannya
d. Siswa belum dapat mengantisipasi bahwa ia akan gagal dan kehilangan
penghargaan dari orang lain.
Hembree (dalam Winarsunu, dimuat di http://psikologi.umm.ac.id),
dalam penelitian meta-analitik mengenai kecemasan terhadap ujian
menemukan bahwa:
a. Siswa-siswa wanita mengalami kecemasan lebih tinggi daripada siswa
laki-laki
b. Kecemasan terhadap ujian secara langsung berhubungan dengan
perasaan tidak suka terhadap tes, ketrampilan belajar yang tidak
efektif, dan ketakutan dalam mengikuti tes.
Elliot (dalam Winarsunu, dimuat di http://psikologi.umm.ac.id)
mengungkapkan bahwa salah satu faktor penyebab siswa memiliki taraf
kecemasan yang tinggi terhadap suatu tes adalah tekanan dan harapan
orang tua yang tidak realistik terhadap hasil ujian anak-anaknya.
Kecemasan siswa bisa meningkat karena mereka harus memperoleh nilai
yang tinggi, dibanding-bandingkan secara sosial, dan oleh karena
pengalaman-pengalaman kegagalan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Winarsunu (dalam http://psikologi.umm.ac.id) menuliskan ada
beberapa pendekatan umum untuk mengurangi kecemasan siswa dalam
menghadapi ujian:
a. Sekolah
1) Perekayasaan iklim sekolah yang memungkinkan siswa memiliki
motivasi berprestasi yang tinggi
2) Perlu adanya komitmen yang kuat untuk menggunakan energi
secara bersama-sama ke arah optimalisasi perkembangan siswa
diantara kepala sekolah, guru bidang studi dan bimbingan
konseling.
b. Orang Tua
1) Perhatian orang tua terhadap pendidikan anaknya semestinya tidak
hanya sebatas pada penyediaan dana dan alat-alat sekolah saja,
tetapi hendaknya orang tua juga memperhatikan aspek mental
anaknya dengan jalan tidak menuntut lebih banyak dan apa yang
ada pada anaknya. Harapan-harapan tentang anakya harusnya
realistik sesuai dengan potensi anaknya.
2) Pentingnya keterlibatan orang tua dengan sekolah melalui berbagai
forum yang dimaksudkan untuk saling memberi masukan untuk
peningkatan pendidikan anaknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
c. Siswa
1) Belajar materi yang akan diujikan, mengenali baik-baik model
soal-soal, aturan-aturan dalam ujian, ketersediaan waktu yang
dibuat.
2) Mengembangkan cara hidup sehat dengan prioritas tercapainya
kondisi baik fisik maupun mental yang siap menghadapi ujian
3) Memiliki managemen waktu yang efektif
4) Berpikir positif tentang ujian yang akan dihadapi
5) Berbagi dengan orang lain (terutama teman-teman) jika mengalami
hambatan, berkonsultasi pada guru, meminta dukungan pada
orang-orang terdekat, memohon doa restu orang tua, dan berdoa
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab
kecemasan terkait dengan ujian, atau dalam hal ini UASBN terdiri dari faktor
internal dan eksternal. Faktor internal meliputi persepsi siswa yang
memandang tes sebagai sesuatu yang sulit, siswa memandang dirinya sebagai
orang yang tidak mampu mengerjakan tes, dan siswa hanya terfokus pada
konsekuensi buruk dari tes. Faktor eksternal meliputi tekanan dan harapan
orang tua agar siswa memperoleh nilai tinggi, dibanding-bandingkan secara
sosial, dan karena pengalaman-pengalaman kegagalan sebelumnya. Untuk
mengurangi kecemasan terhadap ujian bisa dilakukan dengan keterlibatan
sekolah dalam perekayasaan iklim pendidikan, keterlibatan orang tua, serta
kesiapan siswa itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
B. Siswa Kelas 6 SD Sebagai Individu Dalam Usia Akhir Masa KanakKanak
Akhir masa kanak-kanak (late childhood) berlangsung dari usia
enam tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara secara
seksual. Tibanya akhir masa kanak-kanak dapat secara tepat diketahui, tetapi
orang tidak dapat mengetahui secara tepat kapan periode ini berakhir karena
kematangan seksual, yaitu kriteria yang digunakan untuk memisahkan masa
kanak-kanak dan remaja, timbulnya tidak selalu pada usia yang sama. Ini
disebabkan perbedaan dalam kematangan seksual anak laki-laki dan anak
perempuan. Dengan demikian, ada anak yang mengalami masa kanak-kanak
yang lebih lama dan ada pula yang lebih singkat (Hurlock, 1990). Masa
kanak-kanak akhir berjalan dari umur 6 atau 7 tahun sampai dengan kurang
lebih 12 atau 13 tahun (Rochmah, 2005).
Santrock (1995), mengemukakan bahwa masa pertengahan dan
akhir anak-anak (middle and late childhood) ialah periode perkembangan
yang merentang dari usia kira-kira 6 hingga 11 tahun, yang kira-kira setara
dengan tahun-tahun sekolah dasar; periode ini kadang-kadang disebut tahuntahun
sekolah
dasar.
Keterampilan-keterampilan
fundamental
seperti
membaca, menulis, dan berhitung telah dikuasai. Anak secara formal
berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan kebudayaannya. Prestasi
menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan pengendalian diri mulai
meningkat. Para pendidik memandang periode ini sebagai periode krisis dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dorongan berprestasi, suatu masa di mana anak membentuk kebiasaan untuk
mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses (Hurlock, 1990).
Santrock (1995) mengemukakan bahwa individu yang berada pada
usia akhir anak-anak memiliki karakteristik dalam perkembangan kognitif.
Salah satu dimensi penting dalam perkembangan kognitif adalah prestasi
anak-anak. Manusia hidup di dalam suatu dunia yang berorientasi prestasi
dengan standard-standard yang mengajarkan kepada anak-anak bahwa sukses
adalah penting. Beberapa hal yang terkait dengan prestasi adalah:
1. Kebutuhan akan prestasi
Menurut Atkinson dan Raynor (dalam Santrock, 1995), orangorang yang berorientasi prestasi memiliki harapan yang lebih kuat untuk
berhasil daripada orang-orang yang takut gagal, lebih moderat daripada
para pengambil resiko tinggi atau rendah, dan tabah dalam waktu yang
lama dalam mengatasi masalah-masalah yang sulit.
2. Orientasi Kemampuan Versus Orientasi Tidak Berdaya (Mastery
Orientation Versus Helpless Orientation)
The
cenderung
helpless
orientation
terjebak
oleh
menggambarkan
pengalaman
yang
anak-anak
sulit.
yang
Anak-anak
menghubungkan kesulitan dengan kurangnya kemampuan. Apabila
mereka memandang perilaku mereka sebagai kegagalan, mereka akan
sering merasa cemas dengan situasi tersebut dan performa mereka
selanjutnya akan semakin jelek. The mastery orientation menggambarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
anak-anak yang berorientasi tugas. Sebagai ganti berfokus pada
kemampuan, mereka lebih peduli akan strategi belajar mereka.
Pemahaman terhadap tugas-tugas perkembangan anak usia SD
dapat membantu pendidik memberikan pembinaan yang berhasil guna. Pada
masa anak sekolah ini, anak-anak membandingkan dirinya dengan temantemannya di mana ia mudah sekali dihinggapi ketakutan akan kegagalan dan
ejekan teman. Bila pada masa ini ia sering gagal dan merasa cemas, akan
tumbuh rasa rendah diri, sebaliknya bila ia tahu tentang bagaimana dan apa
yang perlu dikerjakan dalam menghadapi tuntutan masyarakatnya dan ia
berhasil mengatasi masalah dalam hubungan teman dan prestasi sekolahnya,
akan timbul motivasi yang tinggi terhadap karya dengan kata lain terpupuklah
industri (Rochmah, 2005). Banyak ahli menganggap masa ini sebagai masa
tenang atau masa latent, di mana apa yang telah terjadi dipupuk pada masamasa sebelumnya akan berlangsung terus untuk masa-masa selanjutnya
(Singgih & Singgih dalam Rochmach, 2005).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas 6
SD tergolong dalam usia akhir masa kanak-kanak atau usia sekolah dasar, di
mana usianya berkisar antara 12 sampai13 tahun (Singgih & Singgih dalam
Rochmah, 2005). Masa ini merupakan periode krisis dalam dorongan
berprestasi. Dalam prestasi anak mengembangkan orientasi tidak berdaya,
dimana bila mereka memandang perilakunya sebagai kegagalan, mereka akan
sering merasa cemas, hal itu akan menimbulkan rasa rendah diri. Sebaliknya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
bila anak memiliki orientasi kemampuan, maka anak lebih peduli pada strategi
belajar mereka (Santrock, 1995).
C. UASBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional)
UASBN muncul dengan payung hukum Peraturan menteri
Pendidikan Nasional (Permendiknas) 39/2007, tanggal 16 November 2007
tentang Ujian Nasional. Menurut pasal 1 (1) pada Permendiknas tersebut
dijelaskan, UASBN adalah ujian nasional yang dilaksanakan secara
terintegrasi dengan pelaksanaan ujian sekolah/madrasah untuk sekolah
dasar/madrasah
ibtidaiyah/sekolah
dasar
luar
biasa
(SD/MI/SDLB).
Pelaksanaan UASBN sendiri merupakan pelaksanaan amanat PP 19/2005)
tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), yang menyebutkan bahwa UN
untuk peserta didik SD/MI/SDLB mulai dilaksanakan 3 (tiga) tahun sejak
ditetapkannya PP. Mata pelajaran UASBN yang diujikan dalam UASBN
adalah Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
(Kurniantoro dalam www.suarapembaruan.com, 2008).
Materi soal UASBN berasal dari Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) irisan kurikulum 1994, kurikulum 2004, dan standar isi. Paket soal 25%
ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan 75%
ditetapkan oleh penyelenggara UASBN tingkat provinsi. Kriteria kelulusannya
ditetapkan oleh sekolah atau madrasah yang peserta didiknya mengikuti
UASBN (Suyanto dalam http://republikaonline.com, 2008). Mudjito (dalam
www.galangpress.com, 2008) mengatakan bahwa hal itu bukan berarti sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
bisa sembarangan menentukan SKL, sebab besarnya SKL ini nantinya akan
bisa dijadika
ABSTRAK
Studi Deskriptif Kecemasan Siswa Kelas 6 Sekolah Dasar
Dalam Menghadapi Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN)
Rani Ayuningtyas
019114080
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kecemasan siswa kelas 6
SD dalam menghadapi Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN).
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan siswa yang mengalami
kecemasan dalam menghadapi ujian atau tes. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas 6 SD di SD Pangudi Luhur, Yogyakarta, berjumlah 70 orang. Alat ukur
dalam penelitian ini adalah skala kecemasan terhadap Ujian Akhir Sekolah
Berstandar Nasional (UASBN). Korelasi item total bergerak antara 0,311 s/d
0,729. Estimasi reliabilitas dengan teknik Cronbach Alpha menghasilkan
koefisien reliabilitas sebesar 0,949. Berdasarkan analisis data, diperoleh mean
empirik < mean teoritik yaitu 113,4857 < 135. Hal ini menunjukkan kecemasan
siswa rendah. Berdasarkan norma kategorisasi yang ada; 51,43% subjek dalam
penelitian ini berada pada kategori kecemasan terhadap UASBN sedang dan
42,86% subjek berada pada kategori kecemasan rendah.
Kata kunci: kecemasan, siswa kelas 6 SD, UASBN
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Descriptive Study of Sixth Grade of Elementary School Anxiety
Toward Ujian Akhir Sekolah Berstandar National (UASBN)
Rani Ayuningtyas
019114080
Faculty of Psychology
Sanata Dharma University
Yogyakarta
Current study was aimed to describe the sixth grade of elementary school
anxiety toward the Ujian Akhir Sekolah Berstandar National (UASBN). The
background of this research based on the problems of students which have
experience anxiety in the facing exam or test. The subjects of current research
were students of sixth grade elementary school in Pangudi Luhur Elementary
School, Yogyakarta, that consist of 70 persons. The measurement tool was
Anxiety Scale Toward Ujian Akhir Sekolah Berstandar National (UASBN). Item
total correlation moving between 0.311 s/d 0.729. Reliabilities was estimated
using Cronbach Alpha producing reliability coefficient of 0.949. Based on the
data analysis, shown result of empiric mean < theoretic mean, that is 113,4857 <
135. That is shows subject anxiety is low. Based on the norm, shows that the
subject of this research had UASBN anxiety 51,43% in moderate chategory and
42,86% in low chategory.
Keyword: anxiety, sixth grade of elementary school, UASBN
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STUDI DESKRIPTIF KECEMASAN SISWA
KELAS 6 SEKOLAH DASAR DALAM MENGHADAPI
UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (UASBN)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Rani Ayuningtyas
NIM : 019114080
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STUDI DESKRIPTIF KECEMASAN SISWA
KELAS 6 SEKOLAH DASAR DALAM MENGHADAPI
UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (UASBN)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Rani Ayuningtyas
NIM : 019114080
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan
percayalah kepadaNya, dan Ia akan bertindak
(Mazmur 37 : 5)
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
AKU BISA
Dipopulerkan oleh: AFI Junior
Kadang ku takut dan gugup
Dan kumerasa oh...oh...tak sanggup
Melihat tantangan di sekitarku
Aku merasa tak mampu
Namun ku tak mau menyerah
Aku tak ingin berputus asa
Dengan gagah brani
Aku melangkah...
Dan berkata.. “AKU BISA”
Reff:
Aku bisa, aku pasti bisa, ku harus terus berusaha
Bila ku gagal itu tak mengapa setidaknya ku tlah mencoba
Aku bisa, aku pasti bisa, ku tak mau berputus asa
Coba terus coba, sampai kubisa
Aku pasti bisa
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Yesus Kristus, Tuhanku dan Maria, Bundaku
Kedua orang tuaku tercinta
Adik-adikku tersayang
Sr. Lidwina, RGS
Almamaterku Fakultas Psikologi, USD
Teman-teman Angkatan 2001
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Studi Deskriptif Kecemasan Siswa Kelas 6 Sekolah Dasar
Dalam Menghadapi Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN)
Rani Ayuningtyas
019114080
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kecemasan siswa kelas 6
SD dalam menghadapi Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN).
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan siswa yang mengalami
kecemasan dalam menghadapi ujian atau tes. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas 6 SD di SD Pangudi Luhur, Yogyakarta, berjumlah 70 orang. Alat ukur
dalam penelitian ini adalah skala kecemasan terhadap Ujian Akhir Sekolah
Berstandar Nasional (UASBN). Korelasi item total bergerak antara 0,311 s/d
0,729. Estimasi reliabilitas dengan teknik Cronbach Alpha menghasilkan
koefisien reliabilitas sebesar 0,949. Berdasarkan analisis data, diperoleh mean
empirik < mean teoritik yaitu 113,4857 < 135. Hal ini menunjukkan kecemasan
siswa rendah. Berdasarkan norma kategorisasi yang ada; 51,43% subjek dalam
penelitian ini berada pada kategori kecemasan terhadap UASBN sedang dan
42,86% subjek berada pada kategori kecemasan rendah.
Kata kunci: kecemasan, siswa kelas 6 SD, UASBN
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Descriptive Study of Sixth Grade of Elementary School Anxiety
Toward Ujian Akhir Sekolah Berstandar National (UASBN)
Rani Ayuningtyas
019114080
Faculty of Psychology
Sanata Dharma University
Yogyakarta
Current study was aimed to describe the sixth grade of elementary school
anxiety toward the Ujian Akhir Sekolah Berstandar National (UASBN). The
background of this research based on the problems of students which have
experience anxiety in the facing exam or test. The subjects of current research
were students of sixth grade elementary school in Pangudi Luhur Elementary
School, Yogyakarta, that consist of 70 persons. The measurement tool was
Anxiety Scale Toward Ujian Akhir Sekolah Berstandar National (UASBN). Item
total correlation moving between 0.311 s/d 0.729. Reliabilities was estimated
using Cronbach Alpha producing reliability coefficient of 0.949. Based on the
data analysis, shown result of empiric mean < theoretic mean, that is 113,4857 <
135. That is shows subject anxiety is low. Based on the norm, shows that the
subject of this research had UASBN anxiety 51,43% in moderate chategory and
42,86% in low chategory.
Keyword: anxiety, sixth grade of elementary school, UASBN
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala limpahan
berkatNya sehingga pada akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan,
sungguh sangat melegakan. Hal ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan
berbagai pihak. Semua bantuan yang telah diberikan sungguh berarti bagi penulis.
Dengan demikian, kiranya hanya kata terima kasih yang mampu peneliti ucapkan
dari lubuk hati yang paling dalam kepada:
1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah berkenan memberikan
izin dan dukungan untuk melakukan penelitian ini.
2. Ibu M.L. Anantasari, S.Psi., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan masukan, bimbingan, dukungan, dan kesabaran selama
penulis menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Agung Santoso, M.A. dan Ibu M.M. Nimas Eki S., S.Psi., Psi.,
M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan, koreksi,
dan kritikan bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi.
4. Ibu Sylvia Carolina M.Y.M., S.Psi., M.Si., selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing dan mendukung penulis selama
menempuh studi di Fakultas Psikologi, USD.
5. Para Dosen di Fakultas Psikologi, USD yang telah memberikan dorongan,
pengetahuan, dan bimbingan selama penulis menempuh studi di Fakultas
Psikologi ini.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Para karyawan di Fakultas Psikologi, USD, yaitu Mbak Nanik, Mas
Gandung, Pak Gik (Sekretariat), Mas Muji (Laboratorium), dan Mas Doni
(Ruang Baca) atas segala bantuan dan kesabaran dalam membantu
kelancaran penulis selama proses administrasi, kuliah, dan skripsi.
7. Bruder Bonifasius Kasmo, S.Pd, FIC, selaku Koordinator SD Pangudi
Luhur Yogyakarta, yang telah menerima penulis dengan tangan terbuka
dan memberikan izin untuk mengadakan penelitian.
8. Adik-adik siswa kelas 6 SD Pangudi Luhur Yogyakarta, yang telah
membantu penulis memperoleh data uji coba penelitian dan data
penelitian.
9. Orang tuaku; papa, mama, terima kasih yaatas semua dukungan, cinta,
kasih sayang, doa, dan kepercayaan penuh yang diberikan pada anakmu
ini.
10. Adikku, Gita, makasih atas semangat, bantuan dan dukungan yang selalu
diberikan, meski terkadang harus lewat kata-kata yang tajam, dan tidak
pernah berhenti mengingatkan agar penulis segera menyelesaikan studi.
11. Adikku, Mahesa, makasih udah mau menginstalkan kembali SPSS di
tengah malam saat entah kenapa tiba-tiba komputer tidak mau
bekerjasama alias nge-hank dan instalan SPSS jadi “not ready”.
12. Suster Lidwina, RGS, atas bantuan baik materiil maupun moril yang sudah
diberikan kepada penulis.
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13. Sahabatku Ni Luh Putu Kemala Dewi, thanx Mbah, meskipun udah di
India tapi masih tetap mengingatkan sobatmu ini untuk tetap melanjutkan
menyelesaikan skripsi lewat email-emailmu.
14. Novita Herewilla Sudariyah Kalpiko dan Robeth, makasih udah mau
belajar bersama SPSS dan Statistik, hingga akhirnya kita teringat akan
ungkapan “nunak-nunuk” karena belajar dalam waktu singkat untuk
berusaha memahaminya.
15. Feni-yatun, sobatku di Jakarta, atas segala bantuan dan dukungannya.
16. Teman-teman Pendampingan Iman Anak Paroki Kumetiran dan Sekolah
Minggu Wilayah II (Ngampilan I, Ngampilan II, Ngadiwinatan), makasih
udah selalu bertanya “kapan selesai dipingitnya?” sehingga penulis
teringat untuk segera menyelesaikan studi sehingga punya waktu lebih
banyak lagi di PIA.
17. Teman-teman Karang Taruna Kampung Ngadiwinatan, yang selalu bilang
dan sms “kapan skripsinya selesai, biar bisa rapat lagi nie”, itu jadi
semangat untukku.
18. Pak Ig, Kepala Sekolah SD Kanisius Notoyudan, dan Guru-Guru Kelas
serta Guru-Guru Ekstrakurikuler SD Kanisius Notoyudan, makasih atas
dukungan dan bantuan doanya, masih teringat akan kata-kata “berkarya
untuk tugas mulia, tapi tetap ingat apa yang seharusnya sudah menjadi
tugas kita”.
19. Untuk teman-teman satu angkatan (2001), yang sama-sama masih
berjuang di titik terakhir masa studi kita, “semangat terus yak!”
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun
pembaca.
Yogyakarta, 26 September 2009
Penulis
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iii
HALAMAN MOTTO .....................................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .........................................................
vii
ABSTRAK ......................................................................................................
vii
ABSTRACT ....................................................................................................
viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ...................................
x
KATA PENGANTAR ....................................................................................
xi
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xv
DAFTRA TABEL ........................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................
1
B. Rumusan Masalah .........................................................................
6
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................
6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................
6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................
8
A. Kecemasan ....................................................................................
8
1. Pengertian Kecemasan ............................................................
8
2. Reaksi atau Aspek Kecemasan ...............................................
10
3. Macam-macam kecemasan .....................................................
14
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan ......................
16
B. Siswa Kelas 6 SD Sebagai Individu Dalam
Usia Akhir Masa Kanak-Kanak ....................................................
21
C. UASBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional) ...................
24
D. Kecemasan Siswa Kelas 6 SD Terhadap UASBN .......................
26
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................
28
A. Jenis Penelitian ..............................................................................
28
B. Variabel Penelitian ........................................................................
29
C. Definisi Operasional .....................................................................
29
D. Subjek Penelitian ..........................................................................
29
E. Metode Pengumpulan Data ...........................................................
30
F. Pertanggungjawaban Mutu Alat Ukur ..........................................
33
1. Validitas ..................................................................................
33
2. Seleksi Item .............................................................................
33
3. Reliabilitas ..............................................................................
35
G. Analisis Data .................................................................................
36
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................
38
A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian ..................................
38
1. Orientasi Kancah .....................................................................
38
2. Persiapan Penelitian ................................................................
38
3. Uji Coba Penelitian .................................................................
39
B. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................
39
C. Hasil Penelitian .............................................................................
40
1. Deskripsi Rata-rata Kecemasan Siswa Kelas 6 SD
Terhadap Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional ..............
40
2. Kategorisasi tingkat Kecemasan Siswa Kelas 6 SD
Terhadap Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional ..............
41
D. Pembahasan ...................................................................................
42
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................
47
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
49
LAMPIRAN ....................................................................................................
52
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel-tabel
Tabel 1.
Halaman
Blue Print Skala Kecemasan Siswa Kelas 6
SD
Terhadap
Ujian
Akhir
Sekolah
Berstandar Nasional ......................................................................
Tabel 2.
32
Sebaran Item Skala Kecemasan Siswa Kelas
6 SD Terhadap Ujian Akhir Sekolah
Berstandar Nasional ......................................................................
Tabel 3.
34
Sebaran Item Skala Kecemasan Siswa Kelas
6 SD Terhadap Ujian Akhir Sekolah
Berstandar Nasional yang Sudah Diacak ......................................
35
Tabel 4.
Data Stastistik Deskiptif ...............................................................
40
Tabel 5.
Norma Kategorisasi ......................................................................
41
Tabel 6.
Norma
Kategorisasi
Kecemasan
Siswa
Kelas 6 SD Terhadap Ujian Akhir Sekolah
Berstandar Nasional ......................................................................
Tabel 7.
41
Kategori Kecemasan Siswa Kelas 6 SD
Terhadap Ujian Akhir Sekolah Berstandar
Nasional ........................................................................................
xvii
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran-lampiran
Halaman
A. Tabulasi Data Item
1. Uji Coba Penelitian .............................................................................
52
2. Penelitian .............................................................................................
70
B. Uji Reliabilitas
1. Data Uji Coba .....................................................................................
85
2. Data Penelitian ....................................................................................
87
C. Skala Kecemasan ......................................................................................
89
D. Surat Keterangan Penelitian ......................................................................
99
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia di dalam kehidupannya mengalami proses belajar, salah
satunya melalui pendidikan. Sekolah merupakan salah satu insititusi
pendidikan di mana manusia atau pendidik memiliki usaha untuk
membimbing anak-anak didik dengan penuh tanggung jawab ke arah
kedewasaan, dan hal tersebut tidak terlepas dari masalah penilaian. Penilaian
terjadi karena orang butuh mengetahui sampai sejauh manakah tujuan atau
cita-cita yang ingin dicapai itu sudah terwujud atau terlaksana dalam usahausaha yang telah dijalankan. Cara yang paling umum ialah dengan jalan
menguji anak didik. Berdasarkan hasil-hasil ujian yang diberikan kepada anak
didik, penilai berusaha menentukan sampai sejauh mana anak didik itu maju
ke arah tujuan yang harus dicapainya. Penilaian tersebut dilakukan untuk
menentukan apakah anak didik tersebut cukup memenuhi syarat-syarat
tertentu untuk dimasukkan ke dalam kategori tertentu (Suryabrata, 1984).
Bila penilaian tersebut dikaitkan dengan kondisi belajar di sekolah,
kegelisahan mudah dirasakan oleh siswa, karena mereka mengetahui bahwa
prestasinya dievaluasi. Hal itu terjadi terutama pada siswa yang cenderung
memandang prestasi belajarnya sebagai sasaran prestise, yaitu siswa yang
ingin menghindari suatu kegagalan (Winkel, 1996). Selanjutnya dikatakan
bahwa timbulnya kecemasan yang paling besar di sekolah pada semua tingkat
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
adalah pada waktu siswa menghadapi tes atau ujian. Siswa tahu bahwa hasil
tes akan mempengaruhi keputusan pendidikan yang akan datang dan
pekerjaan, sehingga tes cenderung menimbulkan kecemasan pada setiap siswa
(Djiwandono, 2006). Hansen mengatakan bahwa siswa yang khawatir bahwa
mereka tidak mampu menyelesaikan tugas dengan memuaskan seringkali
berakhir dengan perasaan gelisah, atau pengalaman gelisah, perasaan
khawatir, perasaan tegang , dalam situasi di mana sebab perasaan ini tidak
tampak (dalam Woolfolk & Nicolich, 2004). Berkaitan dengan hal tersebut,
Hasan (dalam http://dianalasril.multiply.com, 2007) juga mengatakan bahwa
seorang yang sedang menghadapi tes akan mengalami kecemasan. Tingkat
kecemasan itu sendiri berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang sangat tinggi,
sedang, atau rendah.
Salah satu bentuk tes atau ujian yang menjadi stimulus terjadinya
kecemasan pada siswa adalah Ujian Nasional. Ujian Nasional sering
menimbulkan kontroversi pada banyak kalangan. Pada awalnya Ujian
Nasional diberlakukan bagi siswa tingkat SMP dan SMA. Pada saat siswa
sekolah menengah dan sekolah pertama menghadapi Ujian Nasional, banyak
siswa merasa cemas sehingga jatuh sakit, stress bahkan tidak mengikuti ujian
(Rachmat, dalam Kedaulatan Rakyat, 2008).
Pada periode tahun 1980-2000, ujian akhir masih dikenal dengan
sebutan Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS). Dalam
EBTANAS, kelulusan siswa ditentukan oleh kombinasi nilai semester I, nilai
semester II, dan Nilai Ebtanas Murni (NEM). Pada tahun 2002 muncul ujian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
akhir dengan nama Ujian Akhir Nasional dimana kelulusan siswa ditentukan
oleh nilai mata pelajaran secara individual (www.diknas.go.id). Pada tanggal
16 November 2007 muncul Ujian Nasional untuk SD dengan nama UASBN
(Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional) di bawah payung hukum Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2007, tentang Ujian Akhir
Sekolah
Dasar/Madrasah
Ibtidayah/Sekolah
Dasar
Luar
Biasa
(www.unimolly.multiply.com, 2008).
UASBN dimulai pada tahun 2008. Kebijakan ini membuat resah
siswa dan orang tua, dimana pada awalnya keresahan dirasakan pada siswa
sekolah menengan pertama dan sekolah menengah atas. Hal itu dikarenakan
dalam kerangka kebijakannya, UASBN dimaksudkan sebagai pemetaan atas
kualitas pendidikan SD/MI, tetapi dalam prakteknya hal tersebut merupakan
penentuan lulus dan tidaknya seorang siswa dari tingkat SD/MI. Penentuan
standar kelulusan tersebut berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan rapat dewan pendidikan. Istilah lulus dan tidak lulus pada
prakteknya cenderung bersifat labelling terhadap siswa. Bagi siswa yang tidak
lulus kemudian mendapat stigma bodoh, sedangkan yang lulus sekurangkurangnya dikategorikan sebagai siswa cerdas, padahal mata pelajaran yang
diujikan dalam UASBN hanya Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA
(www.unimolly.multiply.com, 2008).
Berkaitan dengan UASBN, beberapa fakta menunjukkan adanya
masalah kecemasan. Salah satu fakta tersebut terjadi di Surabaya, khususnya
di SDN Tenggilis Mejoyo I. Beberapa siswa merasakan kecemasan karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
bila mendapat nilai jelek dalam UASBN, maka akan tertutup harapan siswa
SD untuk bisa melanjutkan atau diterima di SMP Negeri favorit
(www.surya.co.id, 2007).
Hal itu juga diungkapkan oleh Aryati (dalam
www.sijorimandiri.net, 2009), bahwa munculnya cemas, panik, dan stress
terhadap UASBN adalah karena adanya perasaan takut tidak lulus, ketakutan
yang berkaitan dengan tingkat kesulitan soal, ketakutan terhadap hasil ujian,
tekanan yang berlebihan, serta perasaan adanya kemungkinan bahwa bila ujian
belum tentu bisa masuk ke sekolah (SMP) favorit. Hal ini terjadi karena hasil
UASBN digunakan sebagai salah satu pertimbangan sebagai dasar seleksi
untuk masuk ke jenjang pendidikan berikutnya (www.diknas.go.id).
Sari (dalam www.padangekspres.co.id, 2008), sebagai Ketua
Komisi
Perlindungan
Anak
Indonesia
(KPAI),
mengatakan
bahwa
pelaksanaan Ujian Nasional SD di sejumlah daerah memunculkan dampak
paling parah bagi siswa SD daripada siswa SMP maupun SMA. Dari hasil
survei KPAI lewat hotline yang dibuka, UNAS mengakibatkan banyak murid
kelas 6 tidak bisa konsentrasi belajar. Anak SD sangat terpengaruh secara
psikis jika dinyatakan tidak lulus.
Hasil survey Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di
provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Maluku dan
Sumatera Barat menyatakan 98% siswa merasa takut dengan UASBN, mereka
tidak mau mengulang jika tidak lulus. Sementara itu, 96% orang tua siswa
kurang setuju dengan UASBN karena untuk menghadapi UASBN tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
mereka perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk les anak-anak mereka
(www.unimolly.multiply.com, 2008).
Tobias (dalam Djiwandono, 2006) menjelaskan bagaimana
kecemasan mempengaruhi siswa yang sedang belajar dan mempengaruhi
siswa yang sedang mengerjakan tes untuk mencapai prestasi. Siswa yang
mempunyai kecemasan tinggi secara jelas membagi perhatian mereka pada
materi baru dan pada perasaan nervous mereka. Sejak siswa mulai merasa
cemas, dia mungkin telah kehilangan banyak informasi yang disampaikan
guru atau buku yang sedang dibaca. Siswa yang mempunyai kecemasan tinggi
jika menaruh perhatian terhadap pelajaran yang sulit yang menggantungkan
pada ingatan jangka pendek, tidak dapat mengorganisasi pelajaran dengan
baik. Jadi, kecemasan mempengaruhi siswa ketika mereka mengerjakan tes
dan ketika mereka belajar. Peneliti lain menemukan sejumlah hubungan antara
kecemasan dan prestasi akademik. Siswa yang mempunyai kecemasan tinggi
cenderung mendapat skor akademik yang lebih rendah daripada skor siswa
yang kurang cemas (Sarason, Lightall, Waite & Ruebush dalam Djiwandono,
2006).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melihat
apakah siswa kelas 6 SD mengalami masalah kecemasan dalam menghadapi
UASBN dan bagaimana gambaran tingkat kecemasan yang dialami mereka?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana gambaran tingkat kecemasan siswa kelas 6 SD dalam
menghadapi UASBN?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat kecemasan
siswa kelas 6 SD dalam menghadapi UASBN.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Praktis:
a. Penelitian ini dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi
lembaga pendidikan khususnya Sekolah Dasar mengenai gambaran
kecemasan siswa kelas 6 SD dalam menghadapi UASBN, sehingga
dapat mencari solusi bagi siswanya untuk menghadapi hal itu.
b. Memberi pemahaman pada orang tua tentang kecemasan yang dialami
anak sehingga dapat disikapi dengan lebih bijaksana.
c. Memberi informasi pada siswa tentang tingkat kecemasan yang
dialami sehingga dapat mencari solusi yang tepat untuk mengatasi
kecemasan tersebut.
2. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
bagi Psikologi Pendidikan dan Psikologi Perkembangan mengenai tingkat
kecemasan siswa SD terhadap UASBN, sehingga hasil penelitian ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
digunakan sebagai bahan literatur untuk penelitian yang relevan di masa
yang akan datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecemasan
1. Pengertian Kecemasan
Kecemasan berasal dari bahasa Latin “anxius” dan dari bahasa
Jerman “anst”, kata tersebut dapat digunakan untuk menggambarkan efek
negatif dari rangsangan fisiologis. Kecemasan pada umumnya adalah
suatu perasaan yang tidak menyenangkan dan timbul karena adanya rasa
tidak aman pada diri individu yaitu kesukaran-kesukaran, kekhawatiran,
pertentangan batin, ketidakpuasan dan ancaman-ancaman lain yang
dianggap membahayakan dirinya yang bersumber dari dalam dirinya
ataupun dari hasil hubungan interpersonal. Perasaan ini sifatnya subjektif
dan biasanya disertai dengan adanya perubahan fisiologis atau badaniah
pada individu yang bersangkutan (Nietzel dalam Bellack & Hersen, 1988).
Anxietas atau kecemasan (anxiety) adalah suatu keadaan khawatir
pada seseorang yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera
terjadi (Nevid, Rathus & Greene, 2005). Banyak hal yang harus
dicemaskan, misalnya: kesehatan, relasi sosial, ujian, dan kondisi
lingkungan. Hal-hal tersebut merupakan beberapa hal yang dapat menjadi
sumber kecemasan. Sedikit cemas mengenai aspek-aspek hidup tersebut
merupakan hal yang normal, bahkan adaptif. Kecemasan merupakan
respon yang tepat terhadap ancaman, tetapi kecemasan bisa menjadi
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
abnormal bila tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman, atau
bila sepertinya datang tanpa ada penyebabnya, yaitu: bila bukan
merupakan respon terhadap perubahan lingkungan. Dalam bentuk yang
ekstrim, kecemasan dapat mengganggu fungsi sehari-hari.
Menurut Kagan dan Havemann (1995), kecemasan merupakan
sesuatu yang tidak jelas, adanya perasaan gelisah yang disebabkan
ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas dan tak terduga akan terjadi.
Kecemasan bisa memunculkan rasa takut tetapi kecemasan tidak sama
dengan ketakutan. Ketakutan berhubungan dengan objek yang spesifik dan
terjadi saat itu juga misal saja takut pada binatang tertentu dan rasa takut
terhadap ketinggian sedangkan kecemasan tidak selalu demikian.
Kecemasan juga didefinisikan oleh Kaschau (1995) sebagai
ketakutan akan sesuatu yang akan terjadi disertai perasaan yang tidak jelas
akan adanya suatu bahaya. Pendapat lain dikemukakan oleh Priest (1991),
yaitu bahwa kecemasan merupakan perasaan yang dialami ketika
seseorang berpikir tentang sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi
dan timbul karena berbagai alasan serta situasi.
Dari beberapa pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
kecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan, tidak jelas,
keadaan khawatir, gelisah, karena adanya rasa tidak aman dan pikiran
tentang sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi, sifatnya subjektif,
dan biasanya disertai dengan adanya perubahan fisiologis atau badaniah
pada individu yang bersangkutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. Reaksi atau Aspek Kecemasan
Supratiknya
(1995),
mengungkapkan
beberapa
hal
yang
merupakan simptom-simptom (gejala-gejala) kecemasan. Simptomsimptom tersebut terdiri atas:
a. Senantiasa diliputi ketegangan, rasa was-was dan keresahan yang
bersifat tak menentu (diffuse uineasiness).
b. Terlalu peka (mudah tersinggung) dalam pergaulan, dan sering merasa
tidak mampu, minder, depresi serba sedih.
c. Sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan, serba takut salah.
d. Rasa tegang menjadikan yang bersangkutan selalu bersikap teganglamban, bereaksi secara berlebihan terhadap rangsangan yang datang
secara tiba-tiba atau yang tidak diharapkan, dan selalu melakukan
gerakan-gerakan neurotik tertentu, seperti mematah-matahkan buku
jari, mendeham, dan sebagainya.
e. Sering mengeluh bahwa ototnya tegang, khususnya pada leher dan
sekitar bagian atas bahu, mengalami diare ringan yang kronik, sering
buang air kecil, dan menderita gangguan tidur berupa insomnia dan
mimpi buruk.
f. Mengeluarkan banyak keringat dan telapak tangannya sering basah.
g. Sering berdebar-debar dan tekanan darahnya tinggi.
h. Sering mengalami gangguan pernafasan dan berdebar-debar tanpa
sebab yang jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
i. Sering mengalami anxiety attacks atau tiba-tiba cemas tanpa ada sebab
pemicunya yang jelas. Gejala-gejalanya dapat berupa berdebar-debar,
sulit bernafas, berkeringat, pingsan, badan terasa dingin, terkencingkencing, atau sakit perut.
Mahler (dalam Calhoun & Acocella, 1990) menyebutkan ada tiga
aspek reaksi kecemasan yaitu:
a. Aspek emosional atau afeksi
Aspek emosional berkaitan dengan perasaan individu terhadap suatu
hal yang dialami secara sadar dan mempunyai ketakutan yang
mendalam. Misalnya cenderung terus menerus merasa khawatir akan
sesuatu yang menimpanya, mudah tersinggung, tidak sabar dan sering
mengeluh.
b. Aspek kognitif
Aspek kognitif berkaitan dengan kekhawatiran individu terhadap
konsekuensi-konsekuensi yang mungkin akan dialami dan bila
kekhawatiran meningkat maka akan mengganggu kemampuan kognitif
individu misalnya sulit berkonsentrasi, pelupa, pikiran kacau dan
mudah panik.
c. Aspek fisik
Aspek fisik berkaitan dengan reaksi tubuh secara fisik seperti
berkeringat meskipun udara tidak panas, jantung berdebar terlalu
kencang, tangan atau kaki terasa dingin, gangguan pencernaan, mulut
dan tenggorokan terasa kering, muka tampak pucat, sering buang air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
kecil, otot dan persendian terasa kaku, susah tidur, mudah terkejut dan
terkadang menggerak-gerakkan wajah atau anggota tubuh dalam
frekuensi yang berlebihan. Perlu diingat bahwa setiap individu yang
cemas mengalami gejala fisik yang berbeda-beda.
Kecemasan terdiri dari begitu banyak ciri fisik, kognisi, dan
perilaku (Nevid, Rathus & Greene, 2005). Ciri-ciri tersebut terdiri atas:
a. Fisik, meliputi: kegelisahan, kegugupan; tangan atau tubuh yang
bergetar atau gemetar; sensasi dari pita ketat yang mengikat di sekitar
dahi; kekencangan pada pori-pori kulit perut atau dada; banyak
berkeringat; telapak tangan yang berkeringat; pening atau pingsan;
mulut atau kerongkongan terasa kering; sulit berbicara; sulit bernafas;
bernafas pendek; jantung yang berdebar keras atau berdetak kencang;
suara yang bergetar; jari-jari atau anggota tubuh yang menjadi dingin;
pusing; merasa lemas atau mati rasa; sulit menelan; kerongkongan
terasa tersekat; leher atau punggung terasa kaku; sensasi seperti
tercekik atau tertahan; tangan yang dingin dan lembab; terdapat
gangguan sakit perut atau mual; panas dingin; sering buang air kecil;
wajah terasa memerah; diare; dan merasa sensitif atau mudah marah.
b. Behavioral (perilaku), meliputi: perilaku menghindar, perilaku melekat
dan dependen; dan perilaku terguncang.
c. Kognitif, meliputi: khawatir tentang sesuatu; perasaan terganggu atau
ketakutan atau aprehensi terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan;
keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi, tanpa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
ada penjelasan yang jelas; terpaku pada sensasi ketubuhan; sangat
waspada terhadap sensasi ketubuhan; merasa terancam oleh orang atau
peristiwa yang normalnya hanya sedikit atau tidak mendapat perhatian;
ketakutan akan ketidakmampuan untuk megatasi masalah; berpikir
bahwa dunia mengalami keruntuhan; berpikir bahwa semuanya tidak
lagi bisa dikendalikan; berpikir bahwa semuanya terasa sangat
membingungkan tanpa bisa diatasi; khawatir terhadap hal-hal yang
sepele; berpikir tentang hal mengganggu yang sama secara berulangulang; berpikir bahwa harus bisa kabur dari keramaian, kalau tidak
pasti akan pingsan; pikiran terasa tercampur aduk atau kebingungan;
tidak mampu meghilangkan pikiran-pikiran terganggu; berpikir akan
segera mati, meskipun dokter tidak menemukan sesuatu yang salah
secara medis; khawatir akan ditinggal sendirian; sulit berkonsentrasi
atau memfokuskan pikiran.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan
adanya beberapa aspek kecemasan, antara lain: fisik, afeksi, kognitif, dan
perilaku.
a. Fisik. Indikator aspek fisik, antara lain:
Sering berdebar-debar, tekanan darah tinggi, mengeluarkan banyak
keringat, tangan atau kaki terasa dingin, gangguan pencernaan (perut
terasa mual, malas makan), menderita gangguan tidur berupa tidak
dapat tidur dengan nyenyak dan mimpi buruk, pusing, wajah terasa
pucat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
b. Afeksi. Indikator aspek afeksi, antara lain:
Rasa was-was, keresahan yang tidak menentu, khawatir akan sesuatu
yang menimpa, mudah tersinggung, tidak sabar, sering mengeluh,
sering merasa tidak mampu, minder, sedih.
c. Kognitif. Indikator aspek kognitif, antara lain:
Sulit berkonsentrasi, sulit mengambil keputusan, serba takut salah,
pelupa, mudah panik, perasaan terganggu atau ketakutan terhadap
sesuatu yang terjadi di masa depan, ketakutan akan ketidakmampuan
untuk megatasi masalah, berpikir tentang hal mengganggu yang sama
secara berulang-ulang, tidak mampu meghilangkan pikiran-pikiran
terganggu atau buruk.
d. Perilaku. Indikator aspek perilaku, antara lain:
Melakukan gerakan neurotik seperti menggerak-gerakkan bagian tubuh
(kaki, tangan,dll), memain-mainkan pena; menghindar, melekat atau
dependen, terguncang.
3. Macam-macam Kecemasan.
Menurut Daradjat (1996), ada bermacam-macam kecemasan,
antara lain:
a. Kecemasan yang timbul akibat melihat dan mengetahui ada bahaya
yang mengancam dirinya. Cemas tersebut lebih dekat dengan rasa
takut, karena sumbernya jelas terlihat dalam pikiran. Contoh: saat akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
menyeberang jalan, terlihat mobil berlari kencang seakan-akan hendak
menabraknya.
b. Kecemasan berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk, antara
lain:
1) Kecemasan yang umum. Pada kecemasan ini, orang merasa cemas
yang kurang jelas, tidak tentu, dan tidak ada hubungannya dengan
apa-apa serta mempengaruhi keseluruhan diri pribadi.
2) Kecemasan dalam bentuk takut akan benda-benda atau hal-hal
tertentu, contoh: takut melihat darah, serangga, binatang-binatang
kecil, tempat yang tinggi, dan orang ramai.
3) Kecemasan dalam bentuk ancaman, yaitu: kecemasan yang
menyertai gejala-gejala gangguan dan peyakit jiwa. Orang merasa
cemas karena menyangka akan terjadi sesuatu yang tidak
menyenangkan, sehingga ia merasa terancam oleh sesuatu itu.
Kecemasan dalam menghadapi Ujian Akhir Sekolah Berstandar
Nasional bisa digolongkan dalam kecemasan ini, karena Ujian
Akhir Sekolah Berstandar Nasional dianggap sebagai ancaman.
c. Kecemasan karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan
hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani.
Kecemasan ini sering pula menyertai gejala-gejala gangguan jiwa,
yang kadang-kadang terlihat dalam bentuk yang umum.
Berdasarkan kondisi kecemasan, Spielberg (dalam Rice, 1991),
membagi kondisi kecemasan yang dialami individu menjadi dua, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
a. Trait anxiety adalah kecemasan pada individu yang menetap yang
merupakan disposisi kepribadian individu tersebut.
b. State anxiety merupakan kecemasan yang dialami individu bila
dihadapkan pada situasi tertentu yang sifatnya mengancam. Jadi
kecemasan ini bersifat situasional, misal suatu saat individu bisa
merasa cemas tetapi belum tentu demikian pada saat yang lain
meskipun stimulus yang dihadapinya sama.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa macam-macam
bentuk kecemasan terdiri dari kecemasan yang timbul akibat mengetahui
ada bahaya yang mengancam, kecemasan berupa penyakit, serta
kecemasan karena merasa berdosa atau bersalah. Berdasarkan kondisinya,
kecemasan yang dialami individu bisa bersifat menetap dan ada
kecemasan yang bersifat situasional.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan
Greist,
mengemukakan
Martens
beberapa
dan
Shakey
faktor
yang
(dalam
Gunarsa,
mempengaruhi
1996)
timbulnya
kecemasan antara lain:
a. Tuntutan sosial yang berlebihan, yang belum atau tidak dapat dipenuhi
oleh seseorang, dan tuntutan ini dapat merupakan perasaan subyektif
dari individu yang mungkin tidak dirasakan orang lain.
b. Adanya standar keberhasilan yang terlalu tinggi bagi kemampuan yang
dimiliki individu sehingga menimbulkan rasa rendah diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
c. Individu kurang siap dalam menghadapi suatu situasi atau keadaan
yang tidak diharapkan atau diperkirakan olehnya.
d. Adanya pola berpikir dan persepsi negatif terhadap situasi atau diri
sendiri.
Menurut Kresch dan Qrutch (dalam Hartanti & Dwijayanti, 1997),
timbulnya kecemasan disebabkan karena kurangnya pengalaman dalam
menghadapi berbagai kemungkinan yang membuat individu kurang siap
menghadapi situasi baru. Sumber-sumber kecemasan terdiri dari dua
faktor, yaitu:
a. Faktor internal
Kecemasan berasal dari dalam individu, misalnya: perasaan
tidak mampu, tidak percaya diri, perasaan bersalah, dan rendah diri.
Faktor internal pada umumnya sangat dipengaruhi oleh pikiran-pikiran
negatif dan tidak rasional.
b. Faktor eksternal
Kecemasan berasal dari luar individu, dapat berupa
penolakan sosial, kritikan dari orang lain, beban tugas atau kerja yang
berlebihan, maupun hal-hal lain yang dianggap mengancam.
Sarason (dalam Winarsunu, dimuat di http://psikologi.umm.ac.id)
membuat kesimpulan mengenai ciri-ciri utama ujian atau tes bisa
menimbulkan kecemasan, yaitu:
a. Tes dipersepsikan sebagai sesuatu yang sulit, menantang, dan
mengancam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
b. Siswa memandang dirinya sebagai seorang yang tidak sanggup atau
mampu mengerjakan tes
c. Siswa hanya terfokus pada bayangan-bayangan konsekuensi buruk
yang tidak diinginkannya
d. Siswa belum dapat mengantisipasi bahwa ia akan gagal dan kehilangan
penghargaan dari orang lain.
Hembree (dalam Winarsunu, dimuat di http://psikologi.umm.ac.id),
dalam penelitian meta-analitik mengenai kecemasan terhadap ujian
menemukan bahwa:
a. Siswa-siswa wanita mengalami kecemasan lebih tinggi daripada siswa
laki-laki
b. Kecemasan terhadap ujian secara langsung berhubungan dengan
perasaan tidak suka terhadap tes, ketrampilan belajar yang tidak
efektif, dan ketakutan dalam mengikuti tes.
Elliot (dalam Winarsunu, dimuat di http://psikologi.umm.ac.id)
mengungkapkan bahwa salah satu faktor penyebab siswa memiliki taraf
kecemasan yang tinggi terhadap suatu tes adalah tekanan dan harapan
orang tua yang tidak realistik terhadap hasil ujian anak-anaknya.
Kecemasan siswa bisa meningkat karena mereka harus memperoleh nilai
yang tinggi, dibanding-bandingkan secara sosial, dan oleh karena
pengalaman-pengalaman kegagalan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Winarsunu (dalam http://psikologi.umm.ac.id) menuliskan ada
beberapa pendekatan umum untuk mengurangi kecemasan siswa dalam
menghadapi ujian:
a. Sekolah
1) Perekayasaan iklim sekolah yang memungkinkan siswa memiliki
motivasi berprestasi yang tinggi
2) Perlu adanya komitmen yang kuat untuk menggunakan energi
secara bersama-sama ke arah optimalisasi perkembangan siswa
diantara kepala sekolah, guru bidang studi dan bimbingan
konseling.
b. Orang Tua
1) Perhatian orang tua terhadap pendidikan anaknya semestinya tidak
hanya sebatas pada penyediaan dana dan alat-alat sekolah saja,
tetapi hendaknya orang tua juga memperhatikan aspek mental
anaknya dengan jalan tidak menuntut lebih banyak dan apa yang
ada pada anaknya. Harapan-harapan tentang anakya harusnya
realistik sesuai dengan potensi anaknya.
2) Pentingnya keterlibatan orang tua dengan sekolah melalui berbagai
forum yang dimaksudkan untuk saling memberi masukan untuk
peningkatan pendidikan anaknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
c. Siswa
1) Belajar materi yang akan diujikan, mengenali baik-baik model
soal-soal, aturan-aturan dalam ujian, ketersediaan waktu yang
dibuat.
2) Mengembangkan cara hidup sehat dengan prioritas tercapainya
kondisi baik fisik maupun mental yang siap menghadapi ujian
3) Memiliki managemen waktu yang efektif
4) Berpikir positif tentang ujian yang akan dihadapi
5) Berbagi dengan orang lain (terutama teman-teman) jika mengalami
hambatan, berkonsultasi pada guru, meminta dukungan pada
orang-orang terdekat, memohon doa restu orang tua, dan berdoa
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab
kecemasan terkait dengan ujian, atau dalam hal ini UASBN terdiri dari faktor
internal dan eksternal. Faktor internal meliputi persepsi siswa yang
memandang tes sebagai sesuatu yang sulit, siswa memandang dirinya sebagai
orang yang tidak mampu mengerjakan tes, dan siswa hanya terfokus pada
konsekuensi buruk dari tes. Faktor eksternal meliputi tekanan dan harapan
orang tua agar siswa memperoleh nilai tinggi, dibanding-bandingkan secara
sosial, dan karena pengalaman-pengalaman kegagalan sebelumnya. Untuk
mengurangi kecemasan terhadap ujian bisa dilakukan dengan keterlibatan
sekolah dalam perekayasaan iklim pendidikan, keterlibatan orang tua, serta
kesiapan siswa itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
B. Siswa Kelas 6 SD Sebagai Individu Dalam Usia Akhir Masa KanakKanak
Akhir masa kanak-kanak (late childhood) berlangsung dari usia
enam tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara secara
seksual. Tibanya akhir masa kanak-kanak dapat secara tepat diketahui, tetapi
orang tidak dapat mengetahui secara tepat kapan periode ini berakhir karena
kematangan seksual, yaitu kriteria yang digunakan untuk memisahkan masa
kanak-kanak dan remaja, timbulnya tidak selalu pada usia yang sama. Ini
disebabkan perbedaan dalam kematangan seksual anak laki-laki dan anak
perempuan. Dengan demikian, ada anak yang mengalami masa kanak-kanak
yang lebih lama dan ada pula yang lebih singkat (Hurlock, 1990). Masa
kanak-kanak akhir berjalan dari umur 6 atau 7 tahun sampai dengan kurang
lebih 12 atau 13 tahun (Rochmah, 2005).
Santrock (1995), mengemukakan bahwa masa pertengahan dan
akhir anak-anak (middle and late childhood) ialah periode perkembangan
yang merentang dari usia kira-kira 6 hingga 11 tahun, yang kira-kira setara
dengan tahun-tahun sekolah dasar; periode ini kadang-kadang disebut tahuntahun
sekolah
dasar.
Keterampilan-keterampilan
fundamental
seperti
membaca, menulis, dan berhitung telah dikuasai. Anak secara formal
berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan kebudayaannya. Prestasi
menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan pengendalian diri mulai
meningkat. Para pendidik memandang periode ini sebagai periode krisis dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dorongan berprestasi, suatu masa di mana anak membentuk kebiasaan untuk
mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses (Hurlock, 1990).
Santrock (1995) mengemukakan bahwa individu yang berada pada
usia akhir anak-anak memiliki karakteristik dalam perkembangan kognitif.
Salah satu dimensi penting dalam perkembangan kognitif adalah prestasi
anak-anak. Manusia hidup di dalam suatu dunia yang berorientasi prestasi
dengan standard-standard yang mengajarkan kepada anak-anak bahwa sukses
adalah penting. Beberapa hal yang terkait dengan prestasi adalah:
1. Kebutuhan akan prestasi
Menurut Atkinson dan Raynor (dalam Santrock, 1995), orangorang yang berorientasi prestasi memiliki harapan yang lebih kuat untuk
berhasil daripada orang-orang yang takut gagal, lebih moderat daripada
para pengambil resiko tinggi atau rendah, dan tabah dalam waktu yang
lama dalam mengatasi masalah-masalah yang sulit.
2. Orientasi Kemampuan Versus Orientasi Tidak Berdaya (Mastery
Orientation Versus Helpless Orientation)
The
cenderung
helpless
orientation
terjebak
oleh
menggambarkan
pengalaman
yang
anak-anak
sulit.
yang
Anak-anak
menghubungkan kesulitan dengan kurangnya kemampuan. Apabila
mereka memandang perilaku mereka sebagai kegagalan, mereka akan
sering merasa cemas dengan situasi tersebut dan performa mereka
selanjutnya akan semakin jelek. The mastery orientation menggambarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
anak-anak yang berorientasi tugas. Sebagai ganti berfokus pada
kemampuan, mereka lebih peduli akan strategi belajar mereka.
Pemahaman terhadap tugas-tugas perkembangan anak usia SD
dapat membantu pendidik memberikan pembinaan yang berhasil guna. Pada
masa anak sekolah ini, anak-anak membandingkan dirinya dengan temantemannya di mana ia mudah sekali dihinggapi ketakutan akan kegagalan dan
ejekan teman. Bila pada masa ini ia sering gagal dan merasa cemas, akan
tumbuh rasa rendah diri, sebaliknya bila ia tahu tentang bagaimana dan apa
yang perlu dikerjakan dalam menghadapi tuntutan masyarakatnya dan ia
berhasil mengatasi masalah dalam hubungan teman dan prestasi sekolahnya,
akan timbul motivasi yang tinggi terhadap karya dengan kata lain terpupuklah
industri (Rochmah, 2005). Banyak ahli menganggap masa ini sebagai masa
tenang atau masa latent, di mana apa yang telah terjadi dipupuk pada masamasa sebelumnya akan berlangsung terus untuk masa-masa selanjutnya
(Singgih & Singgih dalam Rochmach, 2005).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas 6
SD tergolong dalam usia akhir masa kanak-kanak atau usia sekolah dasar, di
mana usianya berkisar antara 12 sampai13 tahun (Singgih & Singgih dalam
Rochmah, 2005). Masa ini merupakan periode krisis dalam dorongan
berprestasi. Dalam prestasi anak mengembangkan orientasi tidak berdaya,
dimana bila mereka memandang perilakunya sebagai kegagalan, mereka akan
sering merasa cemas, hal itu akan menimbulkan rasa rendah diri. Sebaliknya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
bila anak memiliki orientasi kemampuan, maka anak lebih peduli pada strategi
belajar mereka (Santrock, 1995).
C. UASBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional)
UASBN muncul dengan payung hukum Peraturan menteri
Pendidikan Nasional (Permendiknas) 39/2007, tanggal 16 November 2007
tentang Ujian Nasional. Menurut pasal 1 (1) pada Permendiknas tersebut
dijelaskan, UASBN adalah ujian nasional yang dilaksanakan secara
terintegrasi dengan pelaksanaan ujian sekolah/madrasah untuk sekolah
dasar/madrasah
ibtidaiyah/sekolah
dasar
luar
biasa
(SD/MI/SDLB).
Pelaksanaan UASBN sendiri merupakan pelaksanaan amanat PP 19/2005)
tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), yang menyebutkan bahwa UN
untuk peserta didik SD/MI/SDLB mulai dilaksanakan 3 (tiga) tahun sejak
ditetapkannya PP. Mata pelajaran UASBN yang diujikan dalam UASBN
adalah Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
(Kurniantoro dalam www.suarapembaruan.com, 2008).
Materi soal UASBN berasal dari Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) irisan kurikulum 1994, kurikulum 2004, dan standar isi. Paket soal 25%
ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan 75%
ditetapkan oleh penyelenggara UASBN tingkat provinsi. Kriteria kelulusannya
ditetapkan oleh sekolah atau madrasah yang peserta didiknya mengikuti
UASBN (Suyanto dalam http://republikaonline.com, 2008). Mudjito (dalam
www.galangpress.com, 2008) mengatakan bahwa hal itu bukan berarti sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
bisa sembarangan menentukan SKL, sebab besarnya SKL ini nantinya akan
bisa dijadika