Studi deskriptif kecemasan siswa kelas 6 sekolah dasar dalam menghadapi Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) - USD Repository

  

STUDI DESKRIPTIF KECEMASAN SISWA

KELAS 6 SEKOLAH DASAR DALAM MENGHADAPI

UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (UASBN)

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

  

Oleh:

Rani Ayuningtyas

NIM : 019114080

  

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

STUDI DESKRIPTIF KECEMASAN SISWA

KELAS 6 SEKOLAH DASAR DALAM MENGHADAPI

UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (UASBN)

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

  

Oleh:

Rani Ayuningtyas

NIM : 019114080

  

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

HALAMAN MOTTO

  Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepadaNya, dan Ia akan bertindak (Mazmur 37 : 5)

AKU BISA

  Dipopulerkan oleh: AFI Junior

Kadang ku takut dan gugup

Dan kumerasa oh...oh...tak sanggup

Melihat tantangan di sekitarku

  

Aku merasa tak mampu

Namun ku tak mau menyerah

Aku tak ingin berputus asa

Dengan gagah brani

  

Aku melangkah...

  

Dan berkata.. “AKU BISA”

Reff:

Aku bisa, aku pasti bisa, ku harus terus berusaha

  

Bila ku gagal itu tak mengapa setidaknya ku tlah mencoba

Aku bisa, aku pasti bisa, ku tak mau berputus asa

Coba terus coba, sampai kubisa

Aku pasti bisa

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan untuk: Yesus Kristus, Tuhanku dan Maria, Bundaku Kedua orang tuaku tercinta Adik-adikku tersayang

  Sr. Lidwina, RGS Almamaterku Fakultas Psikologi, USD Teman-teman Angkatan 2001

  

ABSTRAK

Studi Deskriptif Kecemasan Siswa Kelas 6 Sekolah Dasar

Dalam Menghadapi Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN)

Rani Ayuningtyas

  

019114080

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

  Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kecemasan siswa kelas 6

SD dalam menghadapi Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN).

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan siswa yang mengalami

kecemasan dalam menghadapi ujian atau tes. Subjek penelitian ini adalah siswa

kelas 6 SD di SD Pangudi Luhur, Yogyakarta, berjumlah 70 orang. Alat ukur

dalam penelitian ini adalah skala kecemasan terhadap Ujian Akhir Sekolah

Berstandar Nasional (UASBN). Korelasi item total bergerak antara 0,311 s/d

0,729. Estimasi reliabilitas dengan teknik Cronbach Alpha menghasilkan

koefisien reliabilitas sebesar 0,949. Berdasarkan analisis data, diperoleh mean

empirik < mean teoritik yaitu 113,4857 < 135. Hal ini menunjukkan kecemasan

siswa rendah. Berdasarkan norma kategorisasi yang ada; 51,43% subjek dalam

penelitian ini berada pada kategori kecemasan terhadap UASBN sedang dan

42,86% subjek berada pada kategori kecemasan rendah.

  

Kata kunci: kecemasan, siswa kelas 6 SD, UASBN

  ABSTRACT

Descriptive Study of Sixth Grade of Elementary School Anxiety

Toward Ujian Akhir Sekolah Berstandar National (UASBN)

  

Rani Ayuningtyas

019114080

Faculty of Psychology

Sanata Dharma University

  

Yogyakarta

Current study was aimed to describe the sixth grade of elementary school

anxiety toward the Ujian Akhir Sekolah Berstandar National (UASBN). The

background of this research based on the problems of students which have

experience anxiety in the facing exam or test. The subjects of current research

were students of sixth grade elementary school in Pangudi Luhur Elementary

School, Yogyakarta, that consist of 70 persons. The measurement tool was

Anxiety Scale Toward Ujian Akhir Sekolah Berstandar National (UASBN). Item

total correlation moving between 0.311 s/d 0.729. Reliabilities was estimated

using Cronbach Alpha producing reliability coefficient of 0.949. Based on the

data analysis, shown result of empiric mean < theoretic mean, that is 113,4857 <

135. That is shows subject anxiety is low. Based on the norm, shows that the

subject of this research had UASBN anxiety 51,43% in moderate chategory and

42,86% in low chategory.

  

Keyword: anxiety, sixth grade of elementary school, UASBN

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala limpahan

berkatNya sehingga pada akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan,

sungguh sangat melegakan. Hal ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan

berbagai pihak. Semua bantuan yang telah diberikan sungguh berarti bagi penulis.

  

Dengan demikian, kiranya hanya kata terima kasih yang mampu peneliti ucapkan

dari lubuk hati yang paling dalam kepada:

  1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah berkenan memberikan izin dan dukungan untuk melakukan penelitian ini.

  2. Ibu M.L. Anantasari, S.Psi., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan masukan, bimbingan, dukungan, dan kesabaran selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

  3. Bapak Agung Santoso, M.A. dan Ibu M.M. Nimas Eki S., S.Psi., Psi., M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan, koreksi,

dan kritikan bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi.

  4. Ibu Sylvia Carolina M.Y.M., S.Psi., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan mendukung penulis selama menempuh studi di Fakultas Psikologi, USD.

  5. Para Dosen di Fakultas Psikologi, USD yang telah memberikan dorongan, pengetahuan, dan bimbingan selama penulis menempuh studi di Fakultas Psikologi ini.

  

6. Para karyawan di Fakultas Psikologi, USD, yaitu Mbak Nanik, Mas

Gandung, Pak Gik (Sekretariat), Mas Muji (Laboratorium), dan Mas Doni (Ruang Baca) atas segala bantuan dan kesabaran dalam membantu kelancaran penulis selama proses administrasi, kuliah, dan skripsi.

  

7. Bruder Bonifasius Kasmo, S.Pd, FIC, selaku Koordinator SD Pangudi

Luhur Yogyakarta, yang telah menerima penulis dengan tangan terbuka dan memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

  

8. Adik-adik siswa kelas 6 SD Pangudi Luhur Yogyakarta, yang telah

membantu penulis memperoleh data uji coba penelitian dan data penelitian.

  

9. Orang tuaku; papa, mama, terima kasih yaatas semua dukungan, cinta,

kasih sayang, doa, dan kepercayaan penuh yang diberikan pada anakmu ini.

  

10. Adikku, Gita, makasih atas semangat, bantuan dan dukungan yang selalu

diberikan, meski terkadang harus lewat kata-kata yang tajam , dan tidak

pernah berhenti mengingatkan agar penulis segera menyelesaikan studi.

  

11. Adikku, Mahesa, makasih udah mau menginstalkan kembali SPSS di

tengah malam saat entah kenapa tiba-tiba komputer tidak mau bekerjasama alias nge-hank dan instalan SPSS jadi

  “not ready”.

  

12. Suster Lidwina, RGS, atas bantuan baik materiil maupun moril yang sudah

diberikan kepada penulis.

  

13. Sahabatku Ni Luh Putu Kemala Dewi, thanx Mbah, meskipun udah di

India tapi masih tetap mengingatkan sobatmu ini untuk tetap melanjutkan menyelesaikan skripsi lewat email-emailmu.

  

14. Novita Herewilla Sudariyah Kalpiko dan Robeth, makasih udah mau

belajar bersama SPSS dan Statistik, hingga akhirnya kita teringat akan ungkapan “nunak-nunuk” karena belajar dalam waktu singkat untuk berusaha memahaminya.

  15. Feni-yatun, sobatku di Jakarta, atas segala bantuan dan dukungannya.

  

16. Teman-teman Pendampingan Iman Anak Paroki Kumetiran dan Sekolah

Minggu Wilayah II (Ngampilan I, Ngampilan II, Ngadiwinatan), makasih udah selalu bertanya “kapan selesai dipingitnya?” sehingga penulis teringat untuk segera menyelesaikan studi sehingga punya waktu lebih banyak lagi di PIA.

  

17. Teman-teman Karang Taruna Kampung Ngadiwinatan, yang selalu bilang

dan sms “kapan skripsinya selesai, biar bisa rapat lagi nie”, itu jadi semangat untukku.

  

18. Pak Ig, Kepala Sekolah SD Kanisius Notoyudan, dan Guru-Guru Kelas

serta Guru-Guru Ekstrakurikuler SD Kanisius Notoyudan, makasih atas dukungan dan bantuan doanya , masih teringat akan kata- kata “berkarya untuk tugas mulia, tapi tetap ingat apa yang seharusnya sudah menjadi tugas kita”.

  

19. Untuk teman-teman satu angkatan (2001), yang sama-sama masih

berjuang di titik terakhir masa studi kita, “semangat terus yak!”

  Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

  Yogyakarta, 26 September 2009 Penulis

  

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

  

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

ABSTRACT .................................................................................................... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ................................... x

KATA PENGANTAR .................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xv

DAFTRA TABEL ........................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................

  1 B. Rumusan Masalah .........................................................................

  6 C. Tujuan Penelitian ..........................................................................

  6 D. Manfaat Penelitian ........................................................................

  6 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................

  8 A. Kecemasan ....................................................................................

  8 1. Pengertian Kecemasan ............................................................

  8 2. Reaksi atau Aspek Kecemasan ...............................................

  10 3. Macam-macam kecemasan .....................................................

  14 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan ......................

  16 B. Siswa Kelas 6 SD Sebagai Individu Dalam Usia Akhir Masa Kanak-Kanak ....................................................

  21 C. UASBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional) ...................

  24

  BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................

  28 A. Jenis Penelitian ..............................................................................

  28 B. Variabel Penelitian ........................................................................

  29 C. Definisi Operasional .....................................................................

  29 D. Subjek Penelitian ..........................................................................

  29 E. Metode Pengumpulan Data ...........................................................

  30 F. Pertanggungjawaban Mutu Alat Ukur ..........................................

  33 1. Validitas ..................................................................................

  33 2. Seleksi Item .............................................................................

  33 3. Reliabilitas ..............................................................................

  35 G. Analisis Data .................................................................................

  36 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................

  38 A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian ..................................

  38 1. Orientasi Kancah .....................................................................

  38 2. Persiapan Penelitian ................................................................

  38 3. Uji Coba Penelitian .................................................................

  39 B. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................

  39 C. Hasil Penelitian .............................................................................

  40

  1. Deskripsi Rata-rata Kecemasan Siswa Kelas 6 SD Terhadap Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional ..............

  40

  2. Kategorisasi tingkat Kecemasan Siswa Kelas 6 SD Terhadap Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional ..............

  41 D. Pembahasan ...................................................................................

  42 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................

  47 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

  49 LAMPIRAN ....................................................................................................

  52

  

DAFTAR TABEL

Tabel-tabel Halaman

Tabel 1. Skala Kecemasan Siswa Kelas 6

  Blue Print SD Terhadap Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional ......................................................................

  32 Tabel 2. Sebaran Item Skala Kecemasan Siswa Kelas

  6 SD Terhadap Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional ......................................................................

  34 Tabel 3. Sebaran Item Skala Kecemasan Siswa Kelas

  6 SD Terhadap Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional yang Sudah Diacak ......................................

  35 Tabel 4. Data Stastistik Deskiptif ...............................................................

  40 Tabel 5. Norma Kategorisasi ......................................................................

  41 Tabel 6. Norma Kategorisasi Kecemasan Siswa Kelas 6 SD Terhadap Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional ......................................................................

  41 Tabel 7. Kategori Kecemasan Siswa Kelas 6 SD Terhadap Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional ........................................................................................

  42

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran-lampiran Halaman

  A. Tabulasi Data Item

1. Uji Coba Penelitian .............................................................................

  52

2. Penelitian .............................................................................................

  70 B. Uji Reliabilitas

1. Data Uji Coba .....................................................................................

  85

2. Data Penelitian ....................................................................................

  87 C. Skala Kecemasan ......................................................................................

  89 D. Surat Keterangan Penelitian ......................................................................

  99

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia di dalam kehidupannya mengalami proses belajar, salah

  satunya melalui pendidikan. Sekolah merupakan salah satu insititusi pendidikan di mana manusia atau pendidik memiliki usaha untuk membimbing anak-anak didik dengan penuh tanggung jawab ke arah kedewasaan, dan hal tersebut tidak terlepas dari masalah penilaian. Penilaian terjadi karena orang butuh mengetahui sampai sejauh manakah tujuan atau cita-cita yang ingin dicapai itu sudah terwujud atau terlaksana dalam usaha- usaha yang telah dijalankan. Cara yang paling umum ialah dengan jalan menguji anak didik. Berdasarkan hasil-hasil ujian yang diberikan kepada anak didik, penilai berusaha menentukan sampai sejauh mana anak didik itu maju ke arah tujuan yang harus dicapainya. Penilaian tersebut dilakukan untuk menentukan apakah anak didik tersebut cukup memenuhi syarat-syarat

tertentu untuk dimasukkan ke dalam kategori tertentu (Suryabrata, 1984).

  Bila penilaian tersebut dikaitkan dengan kondisi belajar di sekolah, kegelisahan mudah dirasakan oleh siswa, karena mereka mengetahui bahwa prestasinya dievaluasi. Hal itu terjadi terutama pada siswa yang cenderung memandang prestasi belajarnya sebagai sasaran prestise, yaitu siswa yang ingin menghindari suatu kegagalan (Winkel, 1996). Selanjutnya dikatakan bahwa timbulnya kecemasan yang paling besar di sekolah pada semua tingkat

  2

adalah pada waktu siswa menghadapi tes atau ujian. Siswa tahu bahwa hasil

tes akan mempengaruhi keputusan pendidikan yang akan datang dan

pekerjaan, sehingga tes cenderung menimbulkan kecemasan pada setiap siswa

(Djiwandono, 2006). Hansen mengatakan bahwa siswa yang khawatir bahwa

mereka tidak mampu menyelesaikan tugas dengan memuaskan seringkali

berakhir dengan perasaan gelisah, atau pengalaman gelisah, perasaan

khawatir, perasaan tegang , dalam situasi di mana sebab perasaan ini tidak

tampak (dalam Woolfolk & Nicolich, 2004). Berkaitan dengan hal tersebut,

Hasan (dalam http://dianalasril.multiply.com, 2007) juga mengatakan bahwa

seorang yang sedang menghadapi tes akan mengalami kecemasan. Tingkat

kecemasan itu sendiri berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang sangat tinggi,

sedang, atau rendah.

  Salah satu bentuk tes atau ujian yang menjadi stimulus terjadinya

kecemasan pada siswa adalah Ujian Nasional. Ujian Nasional sering

menimbulkan kontroversi pada banyak kalangan. Pada awalnya Ujian

Nasional diberlakukan bagi siswa tingkat SMP dan SMA. Pada saat siswa

sekolah menengah dan sekolah pertama menghadapi Ujian Nasional, banyak

siswa merasa cemas sehingga jatuh sakit, stress bahkan tidak mengikuti ujian

(Rachmat, dalam Kedaulatan Rakyat, 2008).

  Pada periode tahun 1980-2000, ujian akhir masih dikenal dengan

sebutan Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS). Dalam

EBTANAS, kelulusan siswa ditentukan oleh kombinasi nilai semester I, nilai

semester II, dan Nilai Ebtanas Murni (NEM). Pada tahun 2002 muncul ujian

  3

akhir dengan nama Ujian Akhir Nasional dimana kelulusan siswa ditentukan

oleh nilai mata pelajaran secara individual (www.diknas.go.id). Pada tanggal

  

16 November 2007 muncul Ujian Nasional untuk SD dengan nama UASBN

(Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional) di bawah payung hukum Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2007, tentang Ujian Akhir

Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidayah/Sekolah Dasar Luar Biasa

(www.unimolly.multiply.com, 2008).

  UASBN dimulai pada tahun 2008. Kebijakan ini membuat resah

siswa dan orang tua, dimana pada awalnya keresahan dirasakan pada siswa

sekolah menengan pertama dan sekolah menengah atas. Hal itu dikarenakan

dalam kerangka kebijakannya, UASBN dimaksudkan sebagai pemetaan atas

kualitas pendidikan SD/MI, tetapi dalam prakteknya hal tersebut merupakan

penentuan lulus dan tidaknya seorang siswa dari tingkat SD/MI. Penentuan

standar kelulusan tersebut berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan rapat dewan pendidikan. Istilah lulus dan tidak lulus pada

prakteknya cenderung bersifat labelling terhadap siswa. Bagi siswa yang tidak

lulus kemudian mendapat stigma bodoh, sedangkan yang lulus sekurang-

kurangnya dikategorikan sebagai siswa cerdas, padahal mata pelajaran yang

diujikan dalam UASBN hanya Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA

(www.unimolly.multiply.com, 2008).

  Berkaitan dengan UASBN, beberapa fakta menunjukkan adanya

masalah kecemasan. Salah satu fakta tersebut terjadi di Surabaya, khususnya

di SDN Tenggilis Mejoyo I. Beberapa siswa merasakan kecemasan karena

  4 bila mendapat nilai jelek dalam UASBN, maka akan tertutup harapan siswa SD untuk bisa melanjutkan atau diterima di SMP Negeri favorit (www.surya.co.id, 2007). Hal itu juga diungkapkan oleh Aryati (dalam www.sijorimandiri.net, 2009), bahwa munculnya cemas, panik, dan stress terhadap UASBN adalah karena adanya perasaan takut tidak lulus, ketakutan yang berkaitan dengan tingkat kesulitan soal, ketakutan terhadap hasil ujian, tekanan yang berlebihan, serta perasaan adanya kemungkinan bahwa bila ujian belum tentu bisa masuk ke sekolah (SMP) favorit. Hal ini terjadi karena hasil UASBN digunakan sebagai salah satu pertimbangan sebagai dasar seleksi

untuk masuk ke jenjang pendidikan berikutnya (www.diknas.go.id).

  Sari (dalam www.padangekspres.co.id, 2008), sebagai Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), mengatakan bahwa pelaksanaan Ujian Nasional SD di sejumlah daerah memunculkan dampak paling parah bagi siswa SD daripada siswa SMP maupun SMA. Dari hasil survei KPAI lewat hotline yang dibuka, UNAS mengakibatkan banyak murid kelas 6 tidak bisa konsentrasi belajar. Anak SD sangat terpengaruh secara psikis jika dinyatakan tidak lulus.

  Hasil survey Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Maluku dan Sumatera Barat menyatakan 98% siswa merasa takut dengan UASBN, mereka tidak mau mengulang jika tidak lulus. Sementara itu, 96% orang tua siswa kurang setuju dengan UASBN karena untuk menghadapi UASBN tersebut

  5

mereka perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk les anak-anak mereka

(www.unimolly.multiply.com, 2008).

  Tobias (dalam Djiwandono, 2006) menjelaskan bagaimana

kecemasan mempengaruhi siswa yang sedang belajar dan mempengaruhi

siswa yang sedang mengerjakan tes untuk mencapai prestasi. Siswa yang

mempunyai kecemasan tinggi secara jelas membagi perhatian mereka pada

materi baru dan pada perasaan nervous mereka. Sejak siswa mulai merasa

cemas, dia mungkin telah kehilangan banyak informasi yang disampaikan

guru atau buku yang sedang dibaca. Siswa yang mempunyai kecemasan tinggi

jika menaruh perhatian terhadap pelajaran yang sulit yang menggantungkan

pada ingatan jangka pendek, tidak dapat mengorganisasi pelajaran dengan

baik. Jadi, kecemasan mempengaruhi siswa ketika mereka mengerjakan tes

dan ketika mereka belajar. Peneliti lain menemukan sejumlah hubungan antara

kecemasan dan prestasi akademik. Siswa yang mempunyai kecemasan tinggi

cenderung mendapat skor akademik yang lebih rendah daripada skor siswa

yang kurang cemas (Sarason, Lightall, Waite & Ruebush dalam Djiwandono,

2006).

  Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melihat

apakah siswa kelas 6 SD mengalami masalah kecemasan dalam menghadapi

UASBN dan bagaimana gambaran tingkat kecemasan yang dialami mereka?

  B. RUMUSAN MASALAH Bagaimana gambaran tingkat kecemasan siswa kelas 6 SD dalam menghadapi UASBN?

  C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat kecemasan siswa kelas 6 SD dalam menghadapi UASBN.

  D. MANFAAT PENELITIAN

  a. Penelitian ini dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi lembaga pendidikan khususnya Sekolah Dasar mengenai gambaran kecemasan siswa kelas 6 SD dalam menghadapi UASBN, sehingga

dapat mencari solusi bagi siswanya untuk menghadapi hal itu.

  c. Memberi informasi pada siswa tentang tingkat kecemasan yang dialami sehingga dapat mencari solusi yang tepat untuk mengatasi kecemasan tersebut.

  2. Manfaat Teoritis Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi Psikologi Pendidikan dan Psikologi Perkembangan mengenai tingkat kecemasan siswa SD terhadap UASBN, sehingga hasil penelitian ini dapat

  6

1. Manfaat Praktis:

b. Memberi pemahaman pada orang tua tentang kecemasan yang dialami anak sehingga dapat disikapi dengan lebih bijaksana.

  7

digunakan sebagai bahan literatur untuk penelitian yang relevan di masa

yang akan datang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

  Kecemasan berasal dari bahasa Latin “anxius” dan dari bahasa Jerman “anst”, kata tersebut dapat digunakan untuk menggambarkan efek negatif dari rangsangan fisiologis. Kecemasan pada umumnya adalah suatu perasaan yang tidak menyenangkan dan timbul karena adanya rasa tidak aman pada diri individu yaitu kesukaran-kesukaran, kekhawatiran, pertentangan batin, ketidakpuasan dan ancaman-ancaman lain yang dianggap membahayakan dirinya yang bersumber dari dalam dirinya ataupun dari hasil hubungan interpersonal. Perasaan ini sifatnya subjektif dan biasanya disertai dengan adanya perubahan fisiologis atau badaniah pada individu yang bersangkutan (Nietzel dalam Bellack & Hersen, 1988).

  Anxietas atau kecemasan (anxiety) adalah suatu keadaan khawatir pada seseorang yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi (Nevid, Rathus & Greene, 2005). Banyak hal yang harus dicemaskan, misalnya: kesehatan, relasi sosial, ujian, dan kondisi lingkungan. Hal-hal tersebut merupakan beberapa hal yang dapat menjadi sumber kecemasan. Sedikit cemas mengenai aspek-aspek hidup tersebut merupakan hal yang normal, bahkan adaptif. Kecemasan merupakan respon yang tepat terhadap ancaman, tetapi kecemasan bisa menjadi

  9

abnormal bila tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman, atau

bila sepertinya datang tanpa ada penyebabnya, yaitu: bila bukan

merupakan respon terhadap perubahan lingkungan. Dalam bentuk yang

ekstrim, kecemasan dapat mengganggu fungsi sehari-hari.

  Menurut Kagan dan Havemann (1995), kecemasan merupakan

sesuatu yang tidak jelas, adanya perasaan gelisah yang disebabkan

ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas dan tak terduga akan terjadi.

Kecemasan bisa memunculkan rasa takut tetapi kecemasan tidak sama

dengan ketakutan. Ketakutan berhubungan dengan objek yang spesifik dan

terjadi saat itu juga misal saja takut pada binatang tertentu dan rasa takut

terhadap ketinggian sedangkan kecemasan tidak selalu demikian.

  Kecemasan juga didefinisikan oleh Kaschau (1995) sebagai

ketakutan akan sesuatu yang akan terjadi disertai perasaan yang tidak jelas

akan adanya suatu bahaya. Pendapat lain dikemukakan oleh Priest (1991),

yaitu bahwa kecemasan merupakan perasaan yang dialami ketika

seseorang berpikir tentang sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi

dan timbul karena berbagai alasan serta situasi.

  Dari beberapa pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

kecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan, tidak jelas,

keadaan khawatir, gelisah, karena adanya rasa tidak aman dan pikiran

tentang sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi, sifatnya subjektif,

dan biasanya disertai dengan adanya perubahan fisiologis atau badaniah

pada individu yang bersangkutan.

  Supratiknya (1995), mengungkapkan beberapa hal yang

merupakan simptom-simptom (gejala-gejala) kecemasan. Simptom-

simptom tersebut terdiri atas:

  

a. Senantiasa diliputi ketegangan, rasa was-was dan keresahan yang

bersifat tak menentu (diffuse uineasiness).

  

b. Terlalu peka (mudah tersinggung) dalam pergaulan, dan sering merasa

tidak mampu, minder, depresi serba sedih.

  c. Sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan, serba takut salah.

  

d. Rasa tegang menjadikan yang bersangkutan selalu bersikap tegang-

lamban, bereaksi secara berlebihan terhadap rangsangan yang datang secara tiba-tiba atau yang tidak diharapkan, dan selalu melakukan gerakan-gerakan neurotik tertentu, seperti mematah-matahkan buku jari, mendeham, dan sebagainya.

  

e. Sering mengeluh bahwa ototnya tegang, khususnya pada leher dan

sekitar bagian atas bahu, mengalami diare ringan yang kronik, sering buang air kecil, dan menderita gangguan tidur berupa insomnia dan mimpi buruk.

  

f. Mengeluarkan banyak keringat dan telapak tangannya sering basah.

  g. Sering berdebar-debar dan tekanan darahnya tinggi.

  

h. Sering mengalami gangguan pernafasan dan berdebar-debar tanpa

sebab yang jelas.

  10

2. Reaksi atau Aspek Kecemasan

  11

i. Sering mengalami anxiety attacks atau tiba-tiba cemas tanpa ada sebab

pemicunya yang jelas. Gejala-gejalanya dapat berupa berdebar-debar, sulit bernafas, berkeringat, pingsan, badan terasa dingin, terkencing- kencing, atau sakit perut.

  Mahler (dalam Calhoun & Acocella, 1990) menyebutkan ada tiga aspek reaksi kecemasan yaitu: a. Aspek emosional atau afeksi Aspek emosional berkaitan dengan perasaan individu terhadap suatu hal yang dialami secara sadar dan mempunyai ketakutan yang mendalam. Misalnya cenderung terus menerus merasa khawatir akan sesuatu yang menimpanya, mudah tersinggung, tidak sabar dan sering mengeluh.

  b. Aspek kognitif Aspek kognitif berkaitan dengan kekhawatiran individu terhadap konsekuensi-konsekuensi yang mungkin akan dialami dan bila kekhawatiran meningkat maka akan mengganggu kemampuan kognitif individu misalnya sulit berkonsentrasi, pelupa, pikiran kacau dan mudah panik.

  c. Aspek fisik Aspek fisik berkaitan dengan reaksi tubuh secara fisik seperti berkeringat meskipun udara tidak panas, jantung berdebar terlalu kencang, tangan atau kaki terasa dingin, gangguan pencernaan, mulut dan tenggorokan terasa kering, muka tampak pucat, sering buang air

  12 kecil, otot dan persendian terasa kaku, susah tidur, mudah terkejut dan terkadang menggerak-gerakkan wajah atau anggota tubuh dalam frekuensi yang berlebihan. Perlu diingat bahwa setiap individu yang cemas mengalami gejala fisik yang berbeda-beda.

  Kecemasan terdiri dari begitu banyak ciri fisik, kognisi, dan perilaku (Nevid, Rathus & Greene, 2005). Ciri-ciri tersebut terdiri atas:

a. Fisik, meliputi: kegelisahan, kegugupan; tangan atau tubuh yang

bergetar atau gemetar; sensasi dari pita ketat yang mengikat di sekitar dahi; kekencangan pada pori-pori kulit perut atau dada; banyak berkeringat; telapak tangan yang berkeringat; pening atau pingsan; mulut atau kerongkongan terasa kering; sulit berbicara; sulit bernafas; bernafas pendek; jantung yang berdebar keras atau berdetak kencang; suara yang bergetar; jari-jari atau anggota tubuh yang menjadi dingin; pusing; merasa lemas atau mati rasa; sulit menelan; kerongkongan terasa tersekat; leher atau punggung terasa kaku; sensasi seperti tercekik atau tertahan; tangan yang dingin dan lembab; terdapat gangguan sakit perut atau mual; panas dingin; sering buang air kecil;

wajah terasa memerah; diare; dan merasa sensitif atau mudah marah.

b. Behavioral (perilaku), meliputi: perilaku menghindar, perilaku melekat dan dependen; dan perilaku terguncang.

  

c. Kognitif, meliputi: khawatir tentang sesuatu; perasaan terganggu atau

ketakutan atau aprehensi terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan; keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi, tanpa

  13 ada penjelasan yang jelas; terpaku pada sensasi ketubuhan; sangat waspada terhadap sensasi ketubuhan; merasa terancam oleh orang atau peristiwa yang normalnya hanya sedikit atau tidak mendapat perhatian; ketakutan akan ketidakmampuan untuk megatasi masalah; berpikir bahwa dunia mengalami keruntuhan; berpikir bahwa semuanya tidak lagi bisa dikendalikan; berpikir bahwa semuanya terasa sangat membingungkan tanpa bisa diatasi; khawatir terhadap hal-hal yang sepele; berpikir tentang hal mengganggu yang sama secara berulang- ulang; berpikir bahwa harus bisa kabur dari keramaian, kalau tidak pasti akan pingsan; pikiran terasa tercampur aduk atau kebingungan; tidak mampu meghilangkan pikiran-pikiran terganggu; berpikir akan segera mati, meskipun dokter tidak menemukan sesuatu yang salah secara medis; khawatir akan ditinggal sendirian; sulit berkonsentrasi atau memfokuskan pikiran.

  Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan

adanya beberapa aspek kecemasan, antara lain: fisik, afeksi, kognitif, dan

perilaku.

  a. Fisik. Indikator aspek fisik, antara lain: Sering berdebar-debar, tekanan darah tinggi, mengeluarkan banyak keringat, tangan atau kaki terasa dingin, gangguan pencernaan (perut terasa mual, malas makan), menderita gangguan tidur berupa tidak dapat tidur dengan nyenyak dan mimpi buruk, pusing, wajah terasa pucat.

  14

  b. Afeksi. Indikator aspek afeksi, antara lain: Rasa was-was, keresahan yang tidak menentu, khawatir akan sesuatu yang menimpa, mudah tersinggung, tidak sabar, sering mengeluh, sering merasa tidak mampu, minder, sedih.

  c. Kognitif. Indikator aspek kognitif, antara lain: Sulit berkonsentrasi, sulit mengambil keputusan, serba takut salah, pelupa, mudah panik, perasaan terganggu atau ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan, ketakutan akan ketidakmampuan untuk megatasi masalah, berpikir tentang hal mengganggu yang sama secara berulang-ulang, tidak mampu meghilangkan pikiran-pikiran terganggu atau buruk.

  d. Perilaku. Indikator aspek perilaku, antara lain: Melakukan gerakan neurotik seperti menggerak-gerakkan bagian tubuh (kaki, tangan,dll), memain-mainkan pena; menghindar, melekat atau dependen , terguncang.

3. Macam-macam Kecemasan.

  Menurut Daradjat (1996), ada bermacam-macam kecemasan, antara lain: a. Kecemasan yang timbul akibat melihat dan mengetahui ada bahaya yang mengancam dirinya. Cemas tersebut lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya jelas terlihat dalam pikiran. Contoh: saat akan menyeberang jalan, terlihat mobil berlari kencang seakan-akan hendak menabraknya.

  

b. Kecemasan berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk, antara

lain: 1) Kecemasan yang umum. Pada kecemasan ini, orang merasa cemas yang kurang jelas, tidak tentu, dan tidak ada hubungannya dengan apa-apa serta mempengaruhi keseluruhan diri pribadi. 2) Kecemasan dalam bentuk takut akan benda-benda atau hal-hal tertentu, contoh: takut melihat darah, serangga, binatang-binatang kecil, tempat yang tinggi, dan orang ramai. 3) Kecemasan dalam bentuk ancaman, yaitu: kecemasan yang menyertai gejala-gejala gangguan dan peyakit jiwa. Orang merasa cemas karena menyangka akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, sehingga ia merasa terancam oleh sesuatu itu.

  Kecemasan dalam menghadapi Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional bisa digolongkan dalam kecemasan ini, karena Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional dianggap sebagai ancaman.

  Kecemasan ini sering pula menyertai gejala-gejala gangguan jiwa, yang kadang-kadang terlihat dalam bentuk yang umum.

  Berdasarkan kondisi kecemasan, Spielberg (dalam Rice, 1991), membagi kondisi kecemasan yang dialami individu menjadi dua, yaitu:

  15

c. Kecemasan karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani.

  16

a. Trait anxiety adalah kecemasan pada individu yang menetap yang merupakan disposisi kepribadian individu tersebut.

  b. State anxiety merupakan kecemasan yang dialami individu bila dihadapkan pada situasi tertentu yang sifatnya mengancam. Jadi kecemasan ini bersifat situasional, misal suatu saat individu bisa merasa cemas tetapi belum tentu demikian pada saat yang lain meskipun stimulus yang dihadapinya sama.

  Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa macam-macam bentuk kecemasan terdiri dari kecemasan yang timbul akibat mengetahui ada bahaya yang mengancam, kecemasan berupa penyakit, serta kecemasan karena merasa berdosa atau bersalah. Berdasarkan kondisinya, kecemasan yang dialami individu bisa bersifat menetap dan ada kecemasan yang bersifat situasional.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

  Greist, Martens dan Shakey (dalam Gunarsa, 1996) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya kecemasan antara lain:

  a. Tuntutan sosial yang berlebihan, yang belum atau tidak dapat dipenuhi oleh seseorang, dan tuntutan ini dapat merupakan perasaan subyektif dari individu yang mungkin tidak dirasakan orang lain.

b. Adanya standar keberhasilan yang terlalu tinggi bagi kemampuan yang dimiliki individu sehingga menimbulkan rasa rendah diri.

  17

  

c. Individu kurang siap dalam menghadapi suatu situasi atau keadaan

yang tidak diharapkan atau diperkirakan olehnya.

  

d. Adanya pola berpikir dan persepsi negatif terhadap situasi atau diri

sendiri.

  Menurut Kresch dan Qrutch (dalam Hartanti & Dwijayanti, 1997),

timbulnya kecemasan disebabkan karena kurangnya pengalaman dalam

menghadapi berbagai kemungkinan yang membuat individu kurang siap

menghadapi situasi baru. Sumber-sumber kecemasan terdiri dari dua

faktor, yaitu:

  a. Faktor internal Kecemasan berasal dari dalam individu, misalnya: perasaan tidak mampu, tidak percaya diri, perasaan bersalah, dan rendah diri. Faktor internal pada umumnya sangat dipengaruhi oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak rasional.

Dokumen yang terkait

Hubungan antara religiusitas dengan kecemasan menghadapi Ujian Nasional (UN) siswa kelas 3 SMA Pramita Tangerang

1 11 102

Studi deskriptif kecemasan siswa kelas 6 sekolah dasar dalam menghadapi Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN).

0 3 125

Studi deskriptif kecemasan mahasiswa Akademi Keperawatan [Akper] Bethesda saat pertama kali menghadapi tugas keperawatan.

0 1 119

Contoh Program Kerja Ujian Sekolah (US) SMP MTs Berstandar Nasional

1 4 14

Kecemasan menghadapi Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) ditinjau dari persepsi terhadap dukungan orangtua dan prestasi belajar mata pelajaran UASBN pada siswa SD - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 17

1.1. Latar Belakang BABI PENDAHULUAN - Kecemasan menghadapi Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) ditinjau dari persepsi terhadap dukungan orangtua dan prestasi belajar mata pelajaran UASBN pada siswa SD - Widya Mandala Catholic University Surab

0 0 13

Tingkat stres siswa SMA Kelas XII di Yogyakarta dalam menghadapi ujian nasional - USD Repository

0 1 171

Hubungan antara dukungan sosial suami terhadap tingkat kecemasan istri dalam menghadapi masa menopause - USD Repository

0 0 120

Kompetensi interpersonal siswa sekolah rumah dan siswa sekolah umum - USD Repository

0 1 150

Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi pembelajaran matematika dengan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Theresiana Weleri tahun ajaran 2008/2009 - USD Repository

0 0 230