Konsep Perencanaan dan Perancangan MUSEUM TELEKOMUNIKASI SELULER DI KOTA SURAKARTA.

(1)

Konsep Perencanaan dan Perancangan

MUSEUM TELEKOMUNIKASI

SELULER DI KOTA SURAKARTA

Tugas Akhir

Diajukan sebagai syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Universitas Sebalas Maret

Disusun Oleh: PAPIN LONGAUN ROSY

NIM: I0211044

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2016


(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, serta berkah dan kekuatan yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Rangkaian Tugas Akhir ini.

Tugas Akhir Arsitektur dengan judul Museum Telekomunikasi Seluler di Kota Surakarta ini dibuat untuk melengkapi tugas yang wajib ditempuh dalam rangka menyelesaikan pendidikan di Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada kesempatan ini pula, tak lupa penulis ingin menyampaikan ungkapan rasa syukur dan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Amin Sumadyo, S.T., M.T., selaku Kepala Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta,

2. Dr. Ir. Mohammad Muqoffa, M.T. dan Ir. Samsudi, M.T., selaku dosen pembimbing, yang telah membimbing, mendukung, dan menjadi motivasi Penulis dari awal hingga terselesaikannya Tugas Akhir Arsitektur ini,

3. Ir. MDE. Purnomo, M.T. dan Ir. Mohammad Asrori, M.T., selaku dosen penguji, 4. Fauzan Ali Ikhsan, S.T., M.T., selaku dosen Pembimbing Akademik,

5. Kedua Orang Tua dan keluarga besar yang selalu mendukung baik melalui dukungan moril dan doa,

6. Rekan-rekan seperjuangan studio 141,

7. Dan juga pihak yang terlibat secara langsung terkait dengan substansi Tugas Akhir penulis yang tidak dapat penulis sampaikan satu persatu.

Karena keterbatasan waktu, laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna. Semoga Konsep Perencanaan dan Perancangan Tugas Akhir ini menjadi batu loncatan bagi penulis untuk bisa lebih baik pada tahap selanjutnya di masa yang akan datang, serta dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Waalaikumsalam Wr. Wb.

Surakarta, Maret 2016


(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Gambar ... vii

Daftar Tabel ... xii

BAB I. PENDAHULUAN ... I-1

A. Judul ... I-1

B. Esensi Judul ... I-1

1. Museum ... I-1

2. Telekomunikasi Seluler ... I-2

C. Latar Belakang ... I-2

1. Teknologi Telekomunikasi Seluler ... I-2

2. Telekomunikasi Seluler di Indonesia ... 1-3

3. Sejarah Telekomunikasi Seluler Sebagai Pengingat ... I-4

4. Museum Sebagai Wadah Informasi Untuk Masyarakat ... I-5

5. Perangkat Telekomunikasi Seluler ... I-7

6. Tinjauan Kota Surakarta ... I-8

7. Museum Telekomunikasi Seluler Sebagai Wadah Pelestarian dan

Pembelajaran ... I-10

D. Permasalahan ... I-12

E. Persoalan ... I-13

F. Tujuan ... I-13

G. Sasaran ... I-13

H. Lingkup Dan Batasan Pembahasan ... I-14

1. Lingkup Pembahasan ... I-14


(4)

2. Batasan Pembahasan ... I-14

I. Sistematika Pembahasan ... I-15

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... II-1

A. Museum ... II-1

1. Pengertian Museum ... II-1

2. Penggolongan Museum ... II-1

3. Fungsi Museum ... II-2

4. Kegiatan Museum ... II-3

5. Program Permuseuman di Indonesia ... II-6

6. Pokok-Pokok Penyelenggaraan Museum ... II-6

7. Struktur Pengelolaan Museum ... II-8

8. Tata Usaha Museum ... II-10

9. Pengelolaan Koleksi Museum ... II-11

10. Perawatan Koleksi Museum ... II-14

11. Penyajian Koleksi Museum ... II-16

12. Kesimpulan ... II-19

B. Telekomunikasi Seluler ... II-19

1. Pengertian Telekomunikasi Seluler ... II-20

2. Sejarah Telekomunikasi Seluler ... II-20

3. Klasifikasi Perangkat Telekomunikasi Seluler ... II-25

4. Kesimpulan ... II-29

C. Preseden ... II-32

1. Museum Telekomunikasi TMII ... II-30

2. Museum Puspa Iptek Bandung ... II-31

3. Kesimpulan ... II-33

D. Orisinalitas Karya ... II-34


(5)

BAB III. METODE PERENCANAAN DAN METODA

PERANCANGAN ... III-1

A. Kerangka Pola Pikir ... III-1

B. Metoda Perencanaan ... III-2

1. Gagasan dan Pemahaman Awal ... III-2

2. Penelusuran dan Rumusan Masalah ... III-2

C. Metoda Perancangan ... III-2

1. Penentuan Konsep Awal Perancangan Bangunan ... III-2

2. Kajian Pustaka Sebagai Referensi Substansial ... III-3

3. Data dan Informasi ... III-4

4. Pendekatan dan Rumusan Konsep Perancangan Arsitektur ... III-4

5. Transformasi Rancang Bangun Arsitektur dan Rancangan Awal ... III-6

BAB IV. TINJAUAN KOTA SURAKARTA ... IV-1

A. Kota Surakarta ... IV-1

1. Profil Kota ... IV-1

2. Kependudukan ... IV-2

3. Iklim dan Cuaca ... IV-3

4. Kondisi Topografi ... IV-4

5. Pariwisata ... IV-5

6. Kebijakan dan Strategi Pembangunan di Bidang Pariwisata dan

Budaya ... IV-7

7. Kesimpulan ... IV-7

B. Museum Di Kota Surakarta ... IV-7

C. Telekomunikasi Seluler Di Kota Surakarta ... IV-10

1. Sejarah ... IV-11

2. Bisnis Telekomunikasi Seluler ... IV-12


(6)

3. Kolektor Perangkat Seluler di Kota Surakarta ... IV-12

4. Kesimpulan ... IV-13

BAB IV. TINJAUAN MUSEUM YANG DIRENCANAKAN ... V-1

A. Museum Telekomunikasi Seluler di Surakarta ... V-1

B. Peran Museum Telekomunikasi Seluler ... V-1

C. Lingkup Pelayanan Museum Telekomunikasi

Seluler ... V-1

D. Status Museum Telekomunikasi Seluler ... V-2

1. Kelembagaan Museum Telekomunikasi Seluler... V-2

2. Program Museum Telekomunikasi Seluler ... V-2

3. Visi dan Misi Museum Teknologi Seluler ... V-3

4. Struktur Organisasi Museum Telekomunikasi Seluler ... V-3

E. Pengguna Museum Telekomunikasi Seluler ... V-4

1. Pengelola ... V-4

2. Pengunjung ... V-4

F. Sasaran Pelayanan Museum Telekomunikasi Seluler ... V-4

1. Terhadap Teknologi Telekomunikasi Seluler ... V-4

2. Terhadap Pengunjung ... V-4

G. Kegiatan Museum Telekomunikasi Seluler ... V-4

H. Kebutuhan Ruang Museum Telekomunikasi Seluler ... V-6

I. Materi Koleksi Museum Telekomunikasi Seluler ... V-9

1. Perangkat Telekomunikasi Seluler ... V-9

2. Buku dan Dokumen Tentang Telekomunikasi Seluler... V-15

3. Alat Peraga dan Media ... V-15

J. Penyimpanan dan Pemameran Koleksi Museum Telekomunikasi Seluler .

... V-15


(7)

1. Penyimpanan Koleksi ... V-15

2. Pemameran Koleksi ... V-16

K. Lokasi Museum Telekomunikasi Seluler ... V-18

BAB VI. ANALISIS PERENCANAAN DAN ANALISIS PERANCANGAN

MUSEUM TELEKOMUNIKASI SELULER DI KOTA SURAKARTA ...

... VI-1

A. Analisis Perencanaan ... VI-1

B. Analisis Perancangan ... VI-2

1. Analisis Peruangan dan Kegiatan ... VI-2

2. Analisis Penyimpanan dan Penyajian Materi Koleksi Museum ... VI-23

3. Analisis Tata Massa Bangunan ... VI-32

4. Analisis Tampilan Bangunan ... VI-39

5. Analisis Tapak ... VI-42

6. Analisis Sistim Bangunan ... VI-66

C. Kesimpulan ... VI-91

BAB VII. KONSEP PERENCANAAN DAN KONSEP PERANCANGAN

MUSEUM TELEKOMUNIKASI SELULER DI KOTA SURAKARTA .. ... VII-1

A. Konsep Perencanaan (Building Performance Concept) ... VII-1

B. Konsep Perancangan(Building Performance Criteria) ... VII-2

1. Konsep Peruangan dan Kegiatan ... VII-2

2. Konsep Penyimpanan dan Penyajian Materi Koleksi Museum ... VII-8

3. Konsep Tata Massa dan Tampilan Bangunan ... VII-11

4. Konsep Tapak ... VII-13

5. Konsep Sistim Bangunan ... VII-20


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1, Ilustrasi Cara Kerja Teknologi Seluler ... I-3

Gambar 1.2, Perbandingan Beberapa Perangkat Seluler ... I-7

Gambar 1.3, Contoh Penyajian Perangkat Seluler ... I-8

Gambar 1.4, Peta Persebaran Pusat Perangkat Seluler ... I-10

Gambar 2.1, Skema Struktur Organisasi Museum ... II-8

Gambar 2.2, Skema Alur Penanganan Materi Koleksi ... II-13

Gambar 2.3, Handie-Talkie SCR536 ... II-20

Gambar 2.4, Prototipe Telepon Portabel ... II-21

Gambar 2.5, Perangkat Portabel Berbasis Radio ... II-21

Gambar 2.6, Telepon Seluler Portabel Pertama di Dunia ... II-22

Gambar 2.7, Smartphone Dekade 2000 ... II-23

Gambar 2.8, Perangkat Android dan iOS... II-24

Gambar 2.9, Telepon Radio Awal... II-25

Gambar 2.10, Perangkat Seluler Tipikal Masa 1G ... II-26

Gambar 2.11, Perangkat Seluler 2G ... II-26

Gambar 2.12, Perangkat Seluler 3G ... II-27

Gambar 2.13, Smartphone modern 4G ... II-27

Gambar 2.14, PDA Awal ... II-28

Gambar 2.15, Sekumpulan Radio Panggil ... II-28

Gambar 2.16, Terminal Nirkabel ... II-29

Gambar 2.17, Modem Nirkabel Modern ... II-29

Gambar 2.18, Koleksi Museum Telekomunikasi TMII ... II-31

Gambar 2.19, Penataan Massa Bangunan Museum Puspa Iptek ... II-32

Gambar 2.20, Alat Peraga di Museum Puspa Iptek ... II-33

Gambar 3.1, Kerangka Pola Pikir Perancangan Museum Telekomunikasi Seluler

Di Kota Surakarta ... III-1


(9)

Gambar 4.1, Peta Pembagian Administratif Kota Surakarta dan

Batas-Batasnya ... IV-1

Gambar 4.2, Grafik Tahunan Suhu Rata-Rata Kota Surakarta Tahun 2013 .... IV-3

Gambar 4.3, Peta Penggunaan Lahan di Kota Surakarta ... IV-4

Gambar 4.4, Peta Persebaran Tujuan Wisata di Kota Surakarta ... IV-5

Gambar 4.5, Letak Berbagai Museum di Kota Surakarta ... IV-8

Gambar 4.6, Grafik Tahunan Kunjungan Museum di Kota Surakarta ... IV-9

Gambar 5.1, Struktur Organisasi Museum Telekomunikasi Seluler yang

Direncanakan ... V-4

Gambar 6.1, Skema Pola Kegiatan Pengunjung Museum ... VI-3

Gambar 6.2, Skema Pola Kegiatan Kepala Museum ... VI-3

Gambar 6.3, Skema Pola Kegiatan Pengelola Administrasi Museum ... VI-4

Gambar 6.4, Skema Pola Kegiatan Pengelola Teknis Museum ... VI-4

Gambar 6.5, Skema Pola Kegiatan Pegawai Keamanan Museum ... VI-4

Gambar 6.6, Skema Pola Kegiatan Pegawai Maintenance Museum ... VI-5

Gambar 6.7, Skema Pola Kegiatan Pegawai Keperpustakaan Museum ... VI-5

Gambar 6.8, Skema Pola Kegiatan Pegawai Penyedia Informasi Museum ... VI-5

Gambar 6.9, Skema Pola Kegiatan Lembaga dan Sponsor Museum ... VI-6

Gambar 6.10, Skema Pola Kegiatan Pegawai Kafetaria Museum ... VI-6

Gambar 6.11, Matriks Hubungan Ruang Makro ... VI-16

Gambar 6.12, Skema Hubungan Ruang Makro ... VI-17

Gambar 6.13, Matriks Hubungan Ruang Luar ... VI-17

Gambar 6.14, Skema Hubungan Ruang Luar ... VI-18

Gambar 6.15, Matriks Hubungan Ruang Pelayanan Publik ... VI-18

Gambar 6.16, Skema Hubungan Ruang Pelayanan Publik ... VI-19

Gambar 6.17, Matriks Hubungan Ruang Administratif ... VI-19

Gambar 6.18, Skema Hubungan Ruang Administratif ... VI-20


(10)

Gambar 6.19, Matriks Hubungan Ruang Teknis ... VI-20

Gambar 6.20, Skema Hubungan Ruang Teknis ... VI-21

Gambar 6.21, Matriks Hubungan Ruang Perpustakaan dan Arsip ... VI-21

Gambar 6.22, Skema Hubungan Ruang Perpustakaan dan Arsip ... VI-21

Gambar 6.23, Matriks Hubungan Ruang Servis ... VI-21

Gambar 6.24, Skema Hubungan Ruang Servis ... VI-22

Gambar 6.25, Hubungan Kelompok Ruang Museum Per Lantai ... VI-22

Gambar 6.26, Lemari Penyimpanan Materi Koleksi Museum ... VI-25

Gambar 6.27, Contoh Penyajian Koleksi Secara Horizontal ... VI-27

Gambar 6.28, Contoh Penyajian Koleksi Interaktif ... VI-28

Gambar 6.29, Contoh Penyajian Koleksi Secara Vertikal ... VI-28

Gambar 6.30, Contoh Penyajian Koleksi Bertingkat ... VI-29

Gambar 6.31, Sudut Pandang Vertikal Nyaman Normal Manusia ... VI-30

Gambar 6.32, Sudut Pandang Vertikal Nyaman Maksimum Manusia ... VI-30

Gambar 6.33, Sudut Pandang Horizontal Manusia ... VI-31

Gambar 6.34, Penyimpanan Materi Koleksi Museum ... VI-31

Gambar 6.35, Penyajian Materi Koleksi Museum ... VI-32

Gambar 6.36, Transformasi Massa Dasar Bangunan ... VI-33

Gambar 6.37, Perbandingan Pengaturan Internal dan Sirkulasi Massa ... VI-34

Gambar 6.38, Ilustrasi Tata Massa Banyak ... VI-35

Gambar 6.39, Konfigurasi Massa Lantai 1 Bangunan Utama ... VI-36

Gambar 6.40, Konfigurasi Massa Lantai 2 Bangunan Utama ... VI-36

Gambar 6.41, Konfigurasi Massa Lantai 3 Bangunan Utama ... VI-36

Gambar 6.42, Konfigurasi Massa Gabungan Bangunan Utama ... VI-37

Gambar 6.43, Konfigurasi Massa Bangunan Pendukung ... VI-37

Gambar 6.44, Penataan Massa Bangunan ... VI-39

Gambar 6.45, Secondary Skin Pada Bangunan Utama ... VI-40


(11)

Gambar 6.46, Secondary Skin Pada Bangunan Serbaguna ... VI-40

Gambar 6.47, Penggunaan Overhang Pada Museum ... VI-41

Gambar 6.48, Penataan Massa Bangunan ... VI-41

Gambar 6.49, Tampak Massa Bangunan ... VI-41

Gambar 6.50, Lokasi Alternatif Tapak Museum Telekomunikasi Seluler .... VI-44

Gambar 6.51, Ukuran dan Lokasi Tapak Terpilih ... VI-47

Gambar 6.52, Eksisting dan Batas Tapak Terpilih ... VI-48

Gambar 6.53, Pencapaian ke Tapak ... VI-49

Gambar 6.54, Analisis ME & SE Tapak ... VI-51

Gambar 6.55, Hasil Analisis ME & SE Tapak ... VI-51

Gambar 6.56, Analisis Sirkulasi di Dalam Tapak ... VI-53

Gambar 6.57, Hasil Analisis Sirkulasi di Dalam Tapak ... VI-54

Gambar 6.58, Skema Sirkulasi Memusat ... VI-55

Gambar 6.59, Skema Sirkulasi Jalur Tunggal ... VI-55

Gambar 6.60, Skema Sirkulasi Gabungan Yang Digunakan ... VI-57

Gambar 6.61, Skema Sirkulasi Ruang Pamer ... VI-57

Gambar 6.62, Skema Sirkulasi Bangunan Utama Lantai 1 ... VI-59

Gambar 6.63, Skema Sirkulasi Bangunan Utama Lantai 2 ... VI-59

Gambar 6.64, Skema Sirkulasi Bangunan Utama Lantai 3 ... VI-59

Gambar 6.65, Skema Sirkulasi Bangunan Serbaguna ... VI-60

Gambar 6.66, Skema Sirkulasi Bangunan Servis 1... VI-60

Gambar 6.67, Skema Sirkulasi Bangunan Servis 2... VI-60

Gambar 6.68, Diagram Perlintasan Matahari di Atas Tapak ... VI-61

Gambar 6.69, Analisis Sinar Matahari Pada Tapak ... VI-62

Gambar 6.70, Hasil Analisis, Respon Bukaan Bangunan ... VI-62

Gambar 6.71, Hasil Analisis, Respon Penghalang Sinar Matahari ... VI-63

Gambar 6.72, Analisis Pergerakan Angin Melalui Tapak ... VI-64


(12)

Gambar 6.73, Hasil Analisis, Respon Bangunan Terhadap Angin ... VI-65

Gambar 6.74, Peletakan Zoning Tapak Secara Horizontal dan Vertikal ... VI-60

Gambar 6.75, Peletakan Bangunan Pada Tapak ... VI-66

Gambar 6.76, Struktur Bangunan yang Direncanakan... VI-70

Gambar 6.77, Pencahayaan Langsung pada Ruang ... VI-72

Gambar 6.78, Pencahayaan Tidak Langsung pada Ruang ... VI-72

Gambar 6.79, Pencahayaan dari satu sumber... VI-72

Gambar 6.80, Pencahayaan dari dua sumber ... VI-73

Gambar 6.81, Skema Sistem Distribusi Listrik yang Direncanakan ... VI-73

Gambar 6.82, Skema Sistem Distribusi Air yang Direncanakan ... VI-75

Gambar 6.83, Skema Sistem Sanitasi yang Direncanakan ... VI-76

Gambar 6.84, Skema Sistem Drainase yang Direncanakan ... VI-77

Gambar 6.85, Skema Sistem Komunikasi yang Direncanakan... VI-78

Gambar 6.86, Skema Penghawaan Buatan yang Direncanakan ... VI-80

Gambar 6.87, Ilustrasi Sistem Sprinkler Air ... VI-81

Gambar 6.88, Ilustrasi Sistem Penanganan Api Dengan Sprinkler Gas ... VI-82

Gambar 6.89, Skema Sistem Penangkal Petir yang Direncanakan ... VI-85

Gambar 6.90, Bahan Penutup Lantai Indoor dan Outdoor ... VI-89

Gambar 6.91, Sistem Bangunan Museum Telekomunikasi Seluler ... VI-90

Gambar 6.92, Kesimpulan Analisis Museum Telekomunikasi Seluler ... VI-91

Gambar 7.1, Hubungan Kelompok Ruang Museum Per Lantai ... VII-6

Gambar 7.2, Matriks Hubungan Ruang Makro ... VII-6

Gambar 7.3, Skema Hubungan Ruang Makro ... VII-7

Gambar 7.4, Penyimpanan Materi Koleksi Museum ... VII-9

Gambar 7.5, Penyajian Materi Koleksi ... VII-10

Gambar 7.6, Penyajian Materi Koleksi ... VII-11

Gambar 7.7, Konsep Tata Massa ... VII-11


(13)

Gambar 7.8, Konfigurasi Massa Bangunan Bangunan Utama ... VII-12

Gambar 7.9, Konfigurasi Massa Gabungan Pendukung ... VII-1

Gambar 7.10, Konsep Gubahan Massa ... VII-13

Gambar 7.11, Konsep tampak Massa ... VII-13

Gambar 7.12, Konsep tampilan Massa ... VII-13

Gambar 7.13, Ukuran dan Batas Tapak ... VII-14

Gambar 7.14, Konsep Pencapaian Tapak ... VII-15

Gambar 7.15, Konsep Sirkulasi Pada Tapak ... VII-16

Gambar 7.16, Konsep Sirkulasi Dalam Bangunan... VII-17

Gambar 7.17,Konsep Klimatologis Terhadap Matahari ... VII-18

Gambar 7.18, Konsep klimatologis terhadap angin ... VII-19

Gambar 7.19, Konsep Zoning Horizontal Pada Bangunan ... VII-19

Gambar 7.20, Konsep Struktur Bangunan ... VII-20

Gambar 7.21,Konsep Pencahayaan Ruang Pamer ... VII-21

Gambar 7.22, Skema Konsep Sistem Distribusi Listrik ... VII-22

Gambar 7.23, Skema Konsep Sistem Distribusi Air bersih ... VII-23

Gambar 7.24, Skema Konsep Sistem Sanitasi ... VII-24

Gambar 7.25, Skema Konsep Konsep Sistem Drainase ... VII-24

Gambar 7.26, Skema Konsep Sistem Komunikasi ... VII-25

Gambar 7.27, Skema Konsep Sistem Penghawaan ... VII-26

Gambar 7.28, Skema Konsep Sistem Penangkal Petir ... VII-27

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1, Orisinalitas Karya ... II-34

Tabel 4.1, Kependudukan Kota Surakarta ... IV-2

Tabel 4.2, Curah Hujan Kota Surakarta Perbulan ... IV-3

Tabel 4.3, Jumlah Pengunjung Objek Wisata Utama di Kota Surakarta


(14)

2010-2012 ... IV-6

Tabel 5.1, Tabel Materi Koleksi yang Direncanakan ... V-11

Tabel 6.1, Kebutuhan Ruang Museum ... VI-7

Tabel 6.2, Besaran Kelompok Ruang Luar ... VI-10

Tabel 6.3, Besaran Kelompok Ruang Pameran ... VI-11

Tabel 6.4, Besaran Kelompok Ruang Pelayanan Publik... VI-12

Tabel 6.5, Besaran Kelompok Ruang Administrasi ... VI-13

Tabel 6.6, Besaran Kelompok Ruang Teknis... VI-13

Tabel 6.7, Besaran Kelompok Ruang Perpustakaan dan Arsip ... VI-14

Tabel 6.8, Besaran Kelompok Ruang Servis ... VI-14

Tabel 6.9, Analisis Besaran Ruang Total ... VI-15

Tabel 6.10, Perbandingan Bentuk Dasar Massa ... VI-32

Tabel 6.11, Organisasi Ruang ... VI-38

Tabel 6.12, Penilaian Alternatif Tapak ... VI-45

Tabel 6.13, Tipe Sirkulasi Horizontal ... VI-56

Tabel 6.14, Penilaian Jenis Pondasi (Sub Structure)... VI-67

Tabel 6.15, Penilaian Jenis Super Structure ... VI-68

Tabel 6.16, Penilaian Jenis Struktur Atap ... VI-69

Tabel 7.1, Besaran Kelompok Ruang Luar ... VII-3

Tabel 7.2, Besaran Kelompok Ruang Pameran ... VII-3

Tabel 7.3, Besaran Kelompok Ruang Pelayanan Publik... VII-4

Tabel 7.4, Besaran Kelompok Ruang Administrasi ... VII-4

Tabel 7.5, Besaran Kelompok Ruang Teknis... VII-4

Tabel 7.6, Besaran Kelompok Ruang Perpustakaan dan Arsip ... VII-5

Tabel 7.7, Besaran Kelompok Ruang Servis ... VII-5

Tabel 7.8, Besaran Ruang Total ... VII-7

Tabel 7.9, Teknis Penyajian Materi Koleksi ... VII-10


(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Judul

“Museum Telekomunikasi Seluler di Kota Surakarta”

B. Esensi Judul 1. Museum

a. Museum ialah sebuah gedung yang di dalamnya dipamerkan benda-benda yang menggambarkan tentang seni, sejarah, ilmu pengetahuan, dan sebagainya (Oxford Advanced Learner's Dictionary, 2010).

b. Museum dalam bentuk yang paling sederhana adalah sebuah bangunan yang menyimpan koleksi benda-benda untuk diinspeksi, dipelajari dan untuk kesenangan (Organization of Museums: Practical Advice, 1960). c. Museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan,

pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa (Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995).

d. Museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia dan lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi (Internasional Council of Museum [ICOM] dalam Pedoman Museum Indonesia, 2008).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa museum adalah sebuah wadah yang tidak mencari keuntungan yang bertugas untuk menyimpan, merawat, mengumpulkan, dan menyajikan benda-benda


(16)

tentang hasil dari peradaban manusia dan lingkungannya untuk tujuan pendidikan, rekreasi.

2. Telekomunikasi Seluler a. Telekomunikasi

Menurut Undang-undang RI No.36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi, Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman, dan atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio atau sistem elektromagnetik lainnya.

b. Seluler

Menurut Marshall Brain dalam artikelnya How Cell Phone Work, Seluler terbentuk dari kata “cell” yang berarti beberapa wilayah kecil yang digunakan untuk membagi suatu wilayah yang lebih besar, dalam konteks telekomunikasi, seluler adalah wilayah dalam cakupan kecil yang digunakan untuk membagi hubungan telekomunikasi tanpa kabel itu sendiri tanpa takut akan terputusnya saluran jika terjadi gangguan.

Berdasarkan beberapa ulasan di atas, dapat ditarik satu kesimpulan bahwa museum telekomunikasi seluler yang dimaksud adalah sebuah wadah yang berfungsi untuk melestarikan, menyajikan dan merawat barang-barang telekomunikasi seluler yang bertempat di Kota Surakarta.

C. Latar Belakang

1. Teknologi Telekomunikasi Seluler

Dewasa ini kita tidaklah lagi asing dengan adanya teknologi telekomunikasi seluler yang telah menjadi keseharian kita, teknologi telekomunikasi seluler merupakan basis kemajuan teknologi manusia selama beberapa dekade terahir ini, berawal dari teknologi radio, telekomunikasi seluler sudah berkembang setidaknya sejak dekade 1980-an


(17)

dan setidaknya sekarang menyentuh 6 miliar pengguna di seluruh dunia1 dan lebih dari 300 juta di Indonesia2.

Teknologi Seluler bekerja dengan cara memancarkan sinyal elektromagnetik untuk berkomunikasi dengan perangkat satu dengan lainnya dengan bantuan menara-menara seluler yang memiliki jangkauan tertentu, jangkauan dari menara seluler ini jika divisualisasikan akan tampak seperti sel-sel makhluk hidup dan maka darinya teknologi ini dinamai.

Gambar 1.1, Ilustrasi Cara Kerja Teknologi Seluler.

Sumber: http://i1.wp.com/engineertomorrow.com/wp-content/uploads/2014/01/Cell-Phones.jpg

1. Telekomunikasi Seluler di Indonesia

Sejak pertama kalinya masuk di Indonesia, perangkat seluler telah memberikan banyak perubahan dari yang awal mulanya merupakan barang mewah hingga menjadi alat penghubung universal, Indonesia telah mengenal telekomunikasi seluler semenjak akhir dekade 80an atau awal dekade 90an hingga sekarang, selama itu pula kita hidup bersamanya dan menganggap perangkat ini seperti alat yang wajib dibawa sehari-hari.

Selama satu dekade terahir saja jumlah perangkat seluler di Indonesia naik hingga angka yang mengejutkan dari angka 18.495.251

1 https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/xx.html

2 http://data.un.org/Data.aspx?q=telephone&d=ITU&f=ind1Code%3aI271

I-3


(18)

perangkat pada tahun 2003 ke angka 313.226.914 pada tahun 20133 padahal, pada tahun yang sama pula Indonesia memiliki jumlah penduduk yang “hanya” 250 juta penduduk, dalam setahun saja, (2012-2013) setidaknya terdapat 31.263.249 perangkat baru beredar di indonesia, hal ini menunjukkan antusiasme masyarakat Indonesia yang sangat besar dalam penggunaan perangkat seluler.

Pemakaian yang sangat besar ini tentu memberikan imbas pula pada “setelah pemakaiannya” yaitu pembuangannya, menurut statistik, setiap orang mengganti telepon selulernya setiap 18 bulan padahal, rata-rata masa hidup sebuah telepon seluler berkisar hingga 7 tahun, sekitar 70 persen dari peralatan bekas tersebut dibuang atau didiamkan, 20 persennya dijual kembali, dan hanya 10 persen yang didaur ulang4, hal ini berarti lebih dari 27 juta perangkat seluler di seluruh indonesia akan menjadi barang yang tidak berguna dan bahkan dibuang selama 2014-2015, sebuah angka yang sangat besar yang dapat berimbas pada lingkungan.

Angka yang besar ini tentulah akan bertambah besar tiap tahunnya kecuali jika masyarakat dapat digugah untuk lebih menghargai atau setidaknya peduli terhadap pemakaian perangkat seluler.

2. Sejarah Telekomunikasi Seluler Sebagai Pengingat

Tentunya menggugah dan menyadarkan masyarakat terhadap berharganya teknologi seluler ini bukanlah hal yang mudah, masyarakat luas yang dari berbagai latar harus di gerakkan dengan satu hal yang mereka punya satu sama lain, yaitu sejarah.

Peralatan seluler memiliki sejarah yang hampir empat dekade di Indonesia memiliki banyak cerita dari kenangan pemakainya pada masa lampau, rasa nostalgis pastilah ada ketika kita melihat kembali barang yang pernah kita miliki. Hal inilah yang dapat digunakan untuk menggerakkan hati masyarakat untuk lebih menghargai perangkat selulernya sekarang,

3

http://data.un.org/Data.aspx?q=telephone&d=ITU&f=ind1Code%3aI271

4 http://www.e-cycle.com/tag/mobile-phone-recycling-statistics/

I-4


(19)

selain itu dengan mengangkat sejarah peralatan seluler ini, masyarakat juga mendapat pelajaran yang berharga tentang kemajuan IPTEK manusia, tentang bagaimana perangkat seluler merevolusi dunia.

Maka dari itu diperlukanlah satu akses yang dapat menyentuh perangkat-perangkat seluler yang sudah tidak lagi dipakai sekarang, peralatan ini dapat dikumpulkan dan kemudian dirawat dan disimpan untuk kemudian dipamerkan agar dapat dilihat oleh masyarakat luas dengan tujuan di atas.

Saat ini di Indonesia terdapat komunitas-komunitas kecil yang bergerak dalam pelestarian perangkat seluler yang sudah tidak dipakai lagi oleh khalayak orang banyak, komunitas ini mencoba untuk menyadarkan masyarakat terhadap berharganya peralatan-peralatan seluler yang sudah usang, dan ketinggalan jaman dengan cara menghidupkan kembali perangkat-perangkat yang sudah rusak atau tidak layak pakai dan merestorasinya hingga ke taraf yang layak pakai, sehingga selain mengurangi sampah elektronik, juga diharapkan menggugah masyarakat untuk lebih menghargai peralatan seluler yang telah ada, komunitas ini berkisar dari kolektor-kolektor peralatan seluler hingga penjual yang aktif memperdagangkan peralatan seluler.

Tetapi komunitas-komunitas yang kecil ini memiliki dampak yang kecil karena keterbatasan individual dan kurangnya tenaga dalam pelestariannya, maka dari itu diperlukanlah suatu wadah yang dapat menggandeng komunitas-komunitas tersebut dan memamerkan fokus mereka sehingga dapat menjadi perhatian masyarakat luas.

3. Museum Sebagai Wadah Informasi Untuk Masyarakat

Museum merupakan pilihan yang tepat dalam rangka memperkenalkan masyarakat terhadap sejarah dan pentingnya teknologi telekomunikasi seluler, karena menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995, Museum memiliki dua fungsi utama yaitu: sebagai tempat pelestarian dan sumber informasi, yang di dalamnya terdapat berbagai


(20)

kegiatan seperti penyimpanan, pengamanan, penelitian, dan penyajian, di mana kegiatan yang menjadi fokus utama di dalam sebuah museum antara lain: pameran, pendidikan, konservasi, pengelolaan koleksi, dan kegiatan pendukung operasional dan administrasi.

Kemudian dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, di mana disebutkan tentang dasar-dasar hukum tentang permuseuman, dapat disimpulkan satu rumusan yang dapat menjadi dasar dari perencanaan museum ini yaitu bahwa wadah ini direncanakan dalam rangka mewujudkan Museum Telekomunikasi Seluler di Kota Surakarta sebagai wadah untuk melestarikan dan pusat informasi yang perlu dikembangkan, dan dipelihara keberadaannya, yang juga memiliki fungsi antara lain: 1. Mendorong masyarakat Indonesia untuk peduli terhadap keberadaan Museum Telekomunikasi Seluler di Kota Surakarta. 2. Mendorong minat masyarakat untuk menghargai dan melestarikan peralatan seluler dan teknologinya 3. Melakukan kegiatan dokumentasi, penelitian dan penyajian informasi serta mengkomunikasikannya kepada masyarakat agar dapat dimanfaatkan sepenuhnya bagi kepentingan masyarakat yang lebih luas.

Lebih lanjut, museum adalah ruang dokumentasi serta pelestarian warisan literatif masa lampau. Museum menjadi sarana untuk memproyeksikan peradaban. lembaran institusional negara telah mengesahkan museum sebagai sarana edukatif, kultural, dan rekreatif5, di

mana museum tersebut harus meningkatkan perannya sebagai sumber pembelajaran yang dapat digunakan oleh seluruh komponen masyarakat atau kelompok-kelompok khusus yang harus dilayaninya6.

Dari beberapa ulasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa museum adalah wadah yang tepat karena museum menunjang kegiatan konservasi yang berupa penyimpanan, perawatan dan pelestarian, kegiatan

5 Susetyo, 1990 dari

http://nasional.kompas.com/read/2010/03/13/14141925/museum.dan.ironi.transformasi.peradaban

6 Edson&Dean 1996:192

I-6


(21)

pendidikan dan kegiatan hiburan yang dapat diakses oleh semua golongan dan dapat diterima oleh masyarakat.

4. Perangkat Telekomunikasi seluler

Bentuk yang paling umum dari telekomunikasi seluler adalah telepon genggam, selain itu juga terdapat beberapa alat lainnya yang memakai teknologi seluler sehingga dapat disebut perangkat telekomunikasi seluler seperti modem nirkabel bergerak, pager atau radio panggil, dan telepon rumah nirkabel, kesemua alat ini memiliki bentuk dan dimensi yang beragam, mulai dari sekecil kotak korek api pada alat pager, hingga sebesar koper pada model telepon seluler awal.

Gambar 1.2, Perbandingan Beberapa Perangkat Seluler.

Contoh beberapa perangkat seluler sebagai pembanding satu sama lainnya, di mana setiap model perangkat memiliki cirikhas dan dimensi yang berbeda sesuai dengan teknologi dari jaman

pembuatannya.

Banyaknya merk dan model yang beredar dipasaran menjadikan satu pertimbangan untuk membatasi koleksi pada peralatan seluler yang pernah ada atau pernah dipasarkan di Indonesia, dengan merk dan model yang juga pernah dipasarkan, dengan model yang dipilih diantaranya model yang keluar dari masa pertama adanya peralatan seluler di indonesia pada tahun 1985 hingga sekarang, dan peralatan seluler yang bersifat pionir, dalam arti merupakan yang pertama dari jenisnya walaupun tidak dipasarkan di Indonesia, jenis koleksi yang asing di Indonesia menjadi objek tambahan. Selain materi koleksi, terdapat pula objek-objek pendukung


(22)

materi koleksi seperti alat peraga, dokumentasi yang berupa media fisik maupun elektronik, dan juga model-model yang berhubungan dengan teknologi maupun perangkat telekomunikasi seluler itu sendiri.

Dari semua jenis peralatan seluler terdapat satu kesamaan bahwa perangkat-perangkat ini merupakan barang elektronik yang cenderung rapuh karena sirkuit elektroniknya dapat terkorosi terutama pada perangkat tua dan di iklim tropis sehingga menimbulkan berbagai masalah mulai dari tidak berfungsinya tombol karena debu, hingga rusaknya layar karena lembab, sehingga diperlukan suatu penanganan tersendiri untuk menyimpan dan merawatnya, terlebih jika kita hendak memamerkan perangkat tersebut ke masyarakat umum di mana diperlukan pengkondisian yang tepat sehingga perangkat tersebut dapat awet dan layak untuk dipamerkan untuk jangka waktu yang lama.

Gambar 1.3, Contoh Penyajian Perangkat Seluler.

Pameran perangkat seluler menjadi penting karena dibutuhkan pengkondisian khusus agar perangkat tetap awet, sebagai contoh pada gambar ini perangkat dipamerkan dalam display kaca kedap udara yang dijaga tetap kering, dari sinar matahari langsung dan dari perubahan suhu secara

mendadak. 5. Tinjauan Kota Surakarta

Kota Surakarta merupakan satu kota di Jawa Tengah dengan jumlah penduduk sebanyak 507.825 Jiwa7 ini dipilih sebagai lokasi pendirian museum telekomunikasi seluler didasarkan bahwa Kota Surakarta sudah mengenal teknologi seluler semenjak awal tahun 90an, sehingga sedikit banyak masyarakat Kota Surakarta yang mengenal keberadaan perangkat seluler ini bahkan semenjak awal diperkenalkannya, selain itu,

7

Statistik Kota Surakarta 2013

I-8


(23)

antusiasme masyarakat terhadap perangkat seluler ini terlihat dari beberapa hal diantaranya.

Banyaknya titik-titik penjualan perangkat telekomunikasi seluler yang tersebar di seluruh kota.,misalnya di Pasar Klitikan Semanggi, Pasar Banjarsari, City Walk Purwosari, Pasar Singosaren, dan Solo Grand Mall8, walau tidak sepenuhnya menjual perangkat yang dapat dikatakan ketinggalan jaman, tetapi hal ini membuktikan pangsa pasar dan juga suplai yang bisa dikatakan tak terhingga berasal dari Kota Surakarta.

Selain itu setidaknya pada tahun 2013, masyarakat Kota Surakarta menghabiskan lebih dari 293 miliar rupiah untuk kebutuhan telekomunikasi, baik jasa maupun barang9 yang jika dirata-rata maka perkapita masyarakat Kota Surakarta memakai sekitar 579.000 Rupiah untuk kebutuhan telekomunikasi atau sekitar 19% dari Upah Minimum Kota pada tahun yang sama.

Kota Surakarta juga merupakan salah satu pusat pertemuan para komunitas kolektor perangkat seluler. Setidaknya terdapat lebih dari 110 orang dan hampir separuhnya saat ini aktif baik sebagai kolektor dan penjual spesalis peralatan seluler jaman dahulu maupun keduanya di Kota Surakarta sendiri, ditambah lagi sekitar 20-40 orang lagi di sekitar eks-karisidenan Surakarta10.

8 Survey pribadi, survey di daerah Kota Surakarta.

9

Statistik Kota Surakarta 2014

10 Survey pribadi dan wawancara dengan narasumber.

I-9


(24)

Gambar 1.4, Peta Persebaran Pusat Perangkat Seluler.

Peta ini menunjukkan persebaran pusat-pusat penjualan perangkat seluler (dot merah) dan pusat perkumpulan komunitas kolektor perangkat seluler di Kota Surakarta (dot biru)

Kota Surakarta merupakan kota wisata di mana tujuan wisata di Kota Surakarta berkisar dari Keraton dan Pura yang ada di Kota Surakarta, dan juga museum-museum sejarah seperti museum Radya Pustaka dan museum batik, karena banyaknya tujuan wisata budaya di Kota Surakarta ini, Kota Surakarta dijuluki kota budaya.

Keberadaan Museum Telekomunikasi Seluler di tengah Kota Surakarta sendiri dapat memberikan suatu nilai tawar yang berbeda untuk keanekaragaman objek wisata di Kota Surakarta sendiri dengan tetap mempertahankan Kota Surakarta sebagai kota wisata sendiri.

6. Museum Telekomunikasi Seluler Sebagai Wadah Pelestarian dan Pembelajaran

Secara garis besar, museum merupakan sebuah wadah pelestarian daripada perangkat telekomunikasi seluler, di mana didalamnya terdapat berbagai kegiatan seperti penyimpanan, perawatan, penyajian, pendidikan dan juga kegiatan pendukung lainnya yang berfokus pada perkembangan teknologi telekomunikasi seluler, di mana materi koleksi yang menjadi


(25)

fokus adalah perangkat-perangkat telekomunikasi seluler seperti telepon seluler, baik baru maupun lama, di mana masyarakat dapat melihat dan berinteraksi dengan baik materi maupun media seperti media elektronik dan media interaktif yang dapat memberikan penjelasan-penjelasan tentang teknologi dan juga perangkat telekomunikasi seluler.

Sehingga museum yang direncanakan harus dapat menampung materi koleksi yang diperlukan termasuk pula pernik-perniknya, kemudian menjaga dan merawatnya sesuai dengan kebutuhan perangkat. Karakteristik daripada barang-barang telekomunikasi seluler yang bermacam-macam sehingga dibutuhkan penanganan yang tepat terutama di dalam penyimpanan dan perawatannya. Kemudian selain kegiatan utama di dalam museum, museum juga direncanakan untuk menampung beberapa kegiatan penunjang keberadaan museum seperti kegiatan jual beli souvenir.

Pengelolaan museum telekomunikasi seluler yang direncanakan dikelola oleh lembaga pemerintahan yang berpengalaman. Karena sebuah museum harus memiliki kecakapan di dalam materi koleksi yang dimilikinya, dalam hal ini adalah teknologi telekomunikasi seluler, maka pengelolaan dapat pula dilaksanakan oleh lembaga yang berpengalaman dalam telekomunikasi seluler, yang jelas, peran komunitas lokal dalam hal ini juga harus diperhitungkan, karena mereka dapat membantu kelangsungan dari museum ini sendiri.

Dengan menggandeng komunitas lokal yang juga melakukan pemeliharaan perangkat seluler, diharapkan dapat membantu museum dalam pengadaan dan juga pemeliharaan materi koleksi, maka hendaknya museum yang direncanakan dapat mendukung kegiatan komunitas tersebut, dimana kegiatan komunitas tersebut dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung museum. Walaupun bukan fungsi utama museum, namun kegiatan-kegiatan tambahan juga perlu dipertimbangkan karena dapat memberikan variasi dan juga daya tarik untuk museum.

Lebih lanjut, museum telekomunikasi seluler yang direncanakan merupakan sebuah ruang publik di mana masyarakat luas dapat masuk dan


(26)

menikmati fasilitas dan juga materi koleksi di dalam museum secara leluasa, sehingga pengolahan peruangan dan juga fasilitas umum serta aksesibilitas pengguna harus diperhatikan dengan merujuk pada kebutuhan dan juga standar-standar yang ada. Selain itu, mengingat museum telekomunikasi seluler yang direncanakan dapat memiliki materi koleksi yang bertambah seiring berjalannya waktu, maka pemilihan tapak yang luas diharapkan menjadi pertimbangan utama.

Pemilihan tapak yang luas dimaksudkan untuk menampung bangunan-bangunan tambahan pada masa yang akan datang, selain itu sebagai ruang publik maka diharapkan museum ini berada pada tempat yang strategis, terletak di daerah yang mudah dicapai dan/atau berada di tempat yang sudah dikenal masyarakat luas.

Terakhir, karena Museum Telekomunikasi Seluler diharapkan dapat memberikan masyarakat suatu wadah pembelajaran. Maka hendaknya museum telekomunikasi seluler yang direncanakan dapat menarik perhatian masyarakat untuk berkunjung ke dalamnya dengan cara pemberian tampilan yang menarik dan memberikan gambaran kepada masyarakat tentang apa yang diwadahi oleh museum dengan pengolahan fasad dan juga bentuk bangunan yang direncanakan.

Sehingga, dengan adanya museum ini maka diharapkan dapat memberikan suatu wadah kegiatan penyimpanan, perawatan, penyajian dan pendidikan perkembangan teknologi telekomunikasi seluler serta kegiatan pendukung lainnya yang mampu menjaga keberlanjutan dan pentingnya teknologi telekomunikasi seluler di Kota Surakarta.

D. Permasalahan

Bagaimana merumuskan konsep perencanaan museum sebagai wadah kegiatan penyimpanan, perawatan, pameran dan pendidikan perkembangan teknologi telekomunikasi seluler yang mampu memberikan kontribusi tentang pengolahan perangkat seluler yang masih layak pakai kepada masyarakat luas


(27)

serta kegiatan penunjang yang mampu menjaga keberlanjutan dan pentingnya teknologi telekomunikasi seluler di Kota Surakarta.

E. Persoalan

1. Bagaimana rumusan konsep perancangan peruangan dari kegiatan museum yang direncanakan yang sesuai dengan kebutuhan museum dan persyaratan-persyaratan yang berlaku.

2. Bagaimana rumusan konsep perancangan penyimpanan dan penyajian materi koleksi dengan dasar persyaratan dan kebutuhan dari karakteristik perangkat telekomunikasi seluler.

3. Bagaimana rumusan konsep perancangan tampilan, bentuk dan tata massa bangunan yang memperkuat citra telekomunikasi seluler dengan menampilkan fitur-fitur materi koleksi museum yang diwadahi oleh Museum Telekomunikasi Seluler.

4. Bagaimana rumusan konsep perancangan tapak yang dapat menunjang keberadaan museum telekomunikasi seluler di Kota Surakarta.

5. Bagaimana rumusan konsep perancangan struktur dan utilitas yang sesuai dengan kebutuhan daripada kegiatan dan juga koleksi museum.

F. Tujuan

Merumuskan konsep perencanaan museum sebagai wadah kegiatan penyimpanan, perawatan, pameran dan pendidikan perkembangan teknologi telekomunikasi seluler yang mampu memberikan kontribusi tentang pengolahan perangkat seluler yang masih layak pakai kepada masyarakat luas serta kegiatan penunjang yang mampu menjaga keberlanjutan dan pentingnya teknologi telekomunikasi seluler di Kota Surakarta.

G. Sasaran

1. Konsep peruangan

Berdasarkan kegiatan museum yang direncanakan yang sesuai dengan kebutuhan museum dan persyaratan-persyaratan yang berlaku.


(28)

2. Konsep penyimpanan dan penyajian materi koleksi

Berdasarkan persyaratan dan kebutuhan dari karakteristik perangkat telekomunikasi seluler.

3. Konsep massa dan tampilan bangunan

Pengolahan yang sesuai fungsi museum dan materi koleksi museum dengan menampilkan fitur fitur dari telekomunikasi seluler serta sesuai dengan keadaan tapak yaitu di Kota Surakarta baik fisik maupun non fisik.

4. Konsep tapak

Berdasarkan dengan kebutuhan yang dapat menunjang keberadaan museum telekomunikasi seluler di Kota Surakarta.

5. Konsep struktur dan utilitas

Sesuai dengan kebutuhan daripada kegiatan dan juga koleksi museum.

H. Lingkup Dan Batasan Pembahasan 1. Lingkup Pembahasan

Pembahasan ditekankan pada proses perencanaan dan perancangan museum telekomunikasi seluler

2. Batasan Pembahasan

• Pembahasan mengenai museum telekomunikasi seluler dibatasi pada semua hal yang berkaitan dengan museum dan telekomunikasi seluler.

• Jenis koleksi yang dibahas dibatasi pada jenis peralatan seluler yang pernah ada atau pernah dipasarkan di Indonesia, dengan merk dan model yang juga pernah dipasarkan di Indonesia, model yang dibahas merupakan model yang keluar dari masa pertama adanya peralatan seluler di indonesia pada tahun 1985 hingga sekarang dan peralatan seluler yang bersifat pionir, dalam arti merupakan yang pertama dari jenisnya walaupun tidak dipasarkan di Indonesia, jenis koleksi yang asing di Indonesia menjadi objek tambahan. Selain itu juga dibahas objek-objek pendukung materi koleksi seperti alat peraga, dokumentasi yang berupa media fisik maupun elektronik, dan juga model-model


(29)

yang berhubungan dengan teknologi maupun perangkat telekomunikasi seluler itu sendiri.

• Pembahasan lingkungan dibatasi pada tapak/lokasi, maka pembahasan dilakukan pada tapak/lokasi terpilih.

• Pembahasan pengguna dibatasi pada pegawai dan pengelola museum telekomunikasi seluler yang terdiri dari pegawai permuseuman yang dipekerjakan secara khusus untuk mengelola teknis museum dan juga anggota komunitas kolektor barang seluler sebagai tenaga ahli yang berpengalaman didalam merawat serta mengelola koleksi museum, dan pengunjung yang datang ke museum telekomunikasi seluler yaitu masyarakat umum.

I. Sistematika Pembahasan

TAHAP I : PENDAHULUAN

Menjelaskan mengenai latar belakang serta potensi pengadaan proyek, latar belakang permasalahan yang ada, rumusan permasalahan, tujuan, persoalan, sasaran, dan batasan pembahasan.

TAHAP II : TINJAUAN PUSTAKA

Kajian-kajian serta tinjauan secara umum tentang museum dan pendekatan arsitektural yang diterapkan.

TAHAP III : METODA PERENCANAAN DAN METODA

PERANCANGAN

Menjelaskan metode pembahasan dalam perencanaan dan perancangan Museum Telekomunikasi Seluler di Surakarta.

TAHAP IV : TINJAUAN KOTA SURAKARTA

Menjelaskan keadaan wilayah Kota Surakarta, tinjauan umum Kota Surakarta, dan juga tinjauan lokasi tapak perencanaan perancangan museum telekomunikasi seluler di Kota Surakarta.


(30)

TAHAP V : TINJAUAN MUSEUM YANG AKAN DIRENCANAKAN

Tinjauan detail terhadap museum yang hendak didirikan sesuai dengan objek yang diterapkan.

TAHAP VI : ANALISIS PERENCANAAN DAN ANALISIS

PERANCANGAN MUSEUM TELEKOMUNIKASI SELULER DI KOTA SURAKARTA

Menjelaskan analisis programmatik tata ruang, wujud, tapak, peletakan sarana dan prasarana, serta sistem utilitas bangunan museum telekomunikasi seluler di Kota Surakarta.

TAHAP VII : KONSEP PERENCANAAN DAN KONSEP

PERANCANGAN MUSEUM TELEKOMUNIKASI SELULER DI KOTA SURAKARTA

Menjelaskan konsep perencanaan dan konsep

perancangan dari museum telekomunikasi seluler di Kota Surakarta.


(1)

fokus adalah perangkat-perangkat telekomunikasi seluler seperti telepon seluler, baik baru maupun lama, di mana masyarakat dapat melihat dan berinteraksi dengan baik materi maupun media seperti media elektronik dan media interaktif yang dapat memberikan penjelasan-penjelasan tentang teknologi dan juga perangkat telekomunikasi seluler.

Sehingga museum yang direncanakan harus dapat menampung materi koleksi yang diperlukan termasuk pula pernik-perniknya, kemudian menjaga dan merawatnya sesuai dengan kebutuhan perangkat. Karakteristik daripada barang-barang telekomunikasi seluler yang bermacam-macam sehingga dibutuhkan penanganan yang tepat terutama di dalam penyimpanan dan perawatannya. Kemudian selain kegiatan utama di dalam museum, museum juga direncanakan untuk menampung beberapa kegiatan penunjang keberadaan museum seperti kegiatan jual beli souvenir.

Pengelolaan museum telekomunikasi seluler yang direncanakan dikelola oleh lembaga pemerintahan yang berpengalaman. Karena sebuah museum harus memiliki kecakapan di dalam materi koleksi yang dimilikinya, dalam hal ini adalah teknologi telekomunikasi seluler, maka pengelolaan dapat pula dilaksanakan oleh lembaga yang berpengalaman dalam telekomunikasi seluler, yang jelas, peran komunitas lokal dalam hal ini juga harus diperhitungkan, karena mereka dapat membantu kelangsungan dari museum ini sendiri.

Dengan menggandeng komunitas lokal yang juga melakukan pemeliharaan perangkat seluler, diharapkan dapat membantu museum dalam pengadaan dan juga pemeliharaan materi koleksi, maka hendaknya museum yang direncanakan dapat mendukung kegiatan komunitas tersebut, dimana kegiatan komunitas tersebut dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung museum. Walaupun bukan fungsi utama museum, namun kegiatan-kegiatan tambahan juga perlu dipertimbangkan karena dapat memberikan variasi dan juga daya tarik untuk museum.


(2)

menikmati fasilitas dan juga materi koleksi di dalam museum secara leluasa, sehingga pengolahan peruangan dan juga fasilitas umum serta aksesibilitas pengguna harus diperhatikan dengan merujuk pada kebutuhan dan juga standar-standar yang ada. Selain itu, mengingat museum telekomunikasi seluler yang direncanakan dapat memiliki materi koleksi yang bertambah seiring berjalannya waktu, maka pemilihan tapak yang luas diharapkan menjadi pertimbangan utama.

Pemilihan tapak yang luas dimaksudkan untuk menampung bangunan-bangunan tambahan pada masa yang akan datang, selain itu sebagai ruang publik maka diharapkan museum ini berada pada tempat yang strategis, terletak di daerah yang mudah dicapai dan/atau berada di tempat yang sudah dikenal masyarakat luas.

Terakhir, karena Museum Telekomunikasi Seluler diharapkan dapat memberikan masyarakat suatu wadah pembelajaran. Maka hendaknya museum telekomunikasi seluler yang direncanakan dapat menarik perhatian masyarakat untuk berkunjung ke dalamnya dengan cara pemberian tampilan yang menarik dan memberikan gambaran kepada masyarakat tentang apa yang diwadahi oleh museum dengan pengolahan fasad dan juga bentuk bangunan yang direncanakan.

Sehingga, dengan adanya museum ini maka diharapkan dapat memberikan suatu wadah kegiatan penyimpanan, perawatan, penyajian dan pendidikan perkembangan teknologi telekomunikasi seluler serta kegiatan pendukung lainnya yang mampu menjaga keberlanjutan dan pentingnya teknologi telekomunikasi seluler di Kota Surakarta.

D. Permasalahan

Bagaimana merumuskan konsep perencanaan museum sebagai wadah kegiatan penyimpanan, perawatan, pameran dan pendidikan perkembangan teknologi telekomunikasi seluler yang mampu memberikan kontribusi tentang pengolahan perangkat seluler yang masih layak pakai kepada masyarakat luas


(3)

serta kegiatan penunjang yang mampu menjaga keberlanjutan dan pentingnya teknologi telekomunikasi seluler di Kota Surakarta.

E. Persoalan

1. Bagaimana rumusan konsep perancangan peruangan dari kegiatan museum yang direncanakan yang sesuai dengan kebutuhan museum dan persyaratan-persyaratan yang berlaku.

2. Bagaimana rumusan konsep perancangan penyimpanan dan penyajian materi koleksi dengan dasar persyaratan dan kebutuhan dari karakteristik perangkat telekomunikasi seluler.

3. Bagaimana rumusan konsep perancangan tampilan, bentuk dan tata massa bangunan yang memperkuat citra telekomunikasi seluler dengan menampilkan fitur-fitur materi koleksi museum yang diwadahi oleh Museum Telekomunikasi Seluler.

4. Bagaimana rumusan konsep perancangan tapak yang dapat menunjang keberadaan museum telekomunikasi seluler di Kota Surakarta.

5. Bagaimana rumusan konsep perancangan struktur dan utilitas yang sesuai dengan kebutuhan daripada kegiatan dan juga koleksi museum.

F. Tujuan

Merumuskan konsep perencanaan museum sebagai wadah kegiatan penyimpanan, perawatan, pameran dan pendidikan perkembangan teknologi telekomunikasi seluler yang mampu memberikan kontribusi tentang pengolahan perangkat seluler yang masih layak pakai kepada masyarakat luas serta kegiatan penunjang yang mampu menjaga keberlanjutan dan pentingnya teknologi telekomunikasi seluler di Kota Surakarta.

G. Sasaran

1. Konsep peruangan


(4)

2. Konsep penyimpanan dan penyajian materi koleksi

Berdasarkan persyaratan dan kebutuhan dari karakteristik perangkat telekomunikasi seluler.

3. Konsep massa dan tampilan bangunan

Pengolahan yang sesuai fungsi museum dan materi koleksi museum dengan menampilkan fitur fitur dari telekomunikasi seluler serta sesuai dengan keadaan tapak yaitu di Kota Surakarta baik fisik maupun non fisik.

4. Konsep tapak

Berdasarkan dengan kebutuhan yang dapat menunjang keberadaan museum telekomunikasi seluler di Kota Surakarta.

5. Konsep struktur dan utilitas

Sesuai dengan kebutuhan daripada kegiatan dan juga koleksi museum.

H. Lingkup Dan Batasan Pembahasan

1. Lingkup Pembahasan

Pembahasan ditekankan pada proses perencanaan dan perancangan museum telekomunikasi seluler

2. Batasan Pembahasan

• Pembahasan mengenai museum telekomunikasi seluler dibatasi pada semua hal yang berkaitan dengan museum dan telekomunikasi seluler. • Jenis koleksi yang dibahas dibatasi pada jenis peralatan seluler yang

pernah ada atau pernah dipasarkan di Indonesia, dengan merk dan model yang juga pernah dipasarkan di Indonesia, model yang dibahas merupakan model yang keluar dari masa pertama adanya peralatan seluler di indonesia pada tahun 1985 hingga sekarang dan peralatan seluler yang bersifat pionir, dalam arti merupakan yang pertama dari jenisnya walaupun tidak dipasarkan di Indonesia, jenis koleksi yang asing di Indonesia menjadi objek tambahan. Selain itu juga dibahas objek-objek pendukung materi koleksi seperti alat peraga, dokumentasi yang berupa media fisik maupun elektronik, dan juga model-model


(5)

yang berhubungan dengan teknologi maupun perangkat telekomunikasi seluler itu sendiri.

• Pembahasan lingkungan dibatasi pada tapak/lokasi, maka pembahasan dilakukan pada tapak/lokasi terpilih.

• Pembahasan pengguna dibatasi pada pegawai dan pengelola museum telekomunikasi seluler yang terdiri dari pegawai permuseuman yang dipekerjakan secara khusus untuk mengelola teknis museum dan juga anggota komunitas kolektor barang seluler sebagai tenaga ahli yang berpengalaman didalam merawat serta mengelola koleksi museum, dan pengunjung yang datang ke museum telekomunikasi seluler yaitu masyarakat umum.

I. Sistematika Pembahasan

TAHAP I : PENDAHULUAN

Menjelaskan mengenai latar belakang serta potensi pengadaan proyek, latar belakang permasalahan yang ada, rumusan permasalahan, tujuan, persoalan, sasaran, dan batasan pembahasan.

TAHAP II : TINJAUAN PUSTAKA

Kajian-kajian serta tinjauan secara umum tentang museum dan pendekatan arsitektural yang diterapkan.

TAHAP III : METODA PERENCANAAN DAN METODA

PERANCANGAN

Menjelaskan metode pembahasan dalam perencanaan dan perancangan Museum Telekomunikasi Seluler di Surakarta.

TAHAP IV : TINJAUAN KOTA SURAKARTA

Menjelaskan keadaan wilayah Kota Surakarta, tinjauan umum Kota Surakarta, dan juga tinjauan lokasi tapak perencanaan perancangan museum telekomunikasi seluler


(6)

TAHAP V : TINJAUAN MUSEUM YANG AKAN DIRENCANAKAN

Tinjauan detail terhadap museum yang hendak didirikan sesuai dengan objek yang diterapkan.

TAHAP VI : ANALISIS PERENCANAAN DAN ANALISIS

PERANCANGAN MUSEUM TELEKOMUNIKASI SELULER DI KOTA SURAKARTA

Menjelaskan analisis programmatik tata ruang, wujud, tapak, peletakan sarana dan prasarana, serta sistem utilitas bangunan museum telekomunikasi seluler di Kota Surakarta.

TAHAP VII : KONSEP PERENCANAAN DAN KONSEP

PERANCANGAN MUSEUM TELEKOMUNIKASI SELULER DI KOTA SURAKARTA

Menjelaskan konsep perencanaan dan konsep

perancangan dari museum telekomunikasi seluler di Kota Surakarta.