STUDI KASUS TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 27K/PDT.SUS/2013 MENGENAI PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN DENGAN JAMINAN FIDUSIA ANTARA NY.YUSMANIAR MELAWAN PT. ADIRA DINA.
ABSTRAK
Putusan Mahkamah Agung No. 27K/PDT.SUS/2013 yaitu mengenai
permasalahan terjadi dalam perjanjian pembiayaan konsumen dengan
jaminan fidusia karena debitur tidak melaksanakan kewajibannya yaitu
membayar angsuran kepada kreditor secara berkala karena debitor
melakukan wanprestasi tidak membayar angsuran kepada kreditor sesuai
dengan isi perjanjian sehingga dengan sertifikat fidusia kreditor melakukan
penarikan atas objek jaminan fidusia tanpa melihat klausul perjanjian yang
telah mengatur tentang penyelesaian permasalahan dilakukan dengan
musyawarah dan mufakat serta menentukan peradilan yang berwenang
untuk menyelesaikan permasalahan apabila jalan musyawarah dan mufakat
sudah di penuhi. Selain itu penulis ingin mengetahui mengenai bagaimana
penyelesaian sengketa yang sebaiknya harus dilakukan sesuai dengan
perjanjian pembiayaan konsumen dan UU No. 42 Tahun 1999 Tentang
Jaminan Fidusia.
Metode penelitian yang digunakan dalam studi kasus ini adalah
deskriptif analitis yaitu melalui metode pendekatan yuridis normatif yaitu
dengan menggunakan data berupa peraturan-peraturan tertulis atau
peraturan hukum lainnya, teori-teori yang relevan, yang dianalisa secara
yuridis kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi kepustakaan.
Hasil penelitian dari identifikasi masalah yang pertama, Ny. Yusmaniar
melakukan wanprestasi tidak membayar angsuran selama delapan bulan
yaitu angsuran ke enam belas sampai ke dua puluh tiga sehingga pihak PT.
Adira Dinamika Multi Finance, Tbk melakukan penarikan atas objek jaminan
fidusia tidak sesuai dengan isi perjanjian pembiayaan konsumen, seharusnya
penyelesaian dilakukan terlebih dahulu secara musyawarah dan mufakat
apabila penyelesaian permasalahan secara musyawarah dan mufakat sudah
dipenuhi oleh kreditor dan pihak debitor masih tetap tidak melaksanakan
kewajibannya membayar angsuran maka kreditor dapat langsung melakukan
penarikan dan pelelangan atas objek fidusia berdasarkan kekuatan sertifikat
fidusia. Kedua, Ny. Yusmaniar selaku debitor melakukan Pengaduan kepada
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen padahal BPSK tidak berwenang
untuk memeriksa menyelesaikan permasalahan tersebut karena tidak sesuai
dengan Perjanjian pembiayaan konsumen pada Pasal 3 Butir 6 dan Butir 7
yang menyatakan bahwa Pengadilan Negeri kediaman kreditor berkantor
sebagai lembaga yang berwenang untuk menyelesaikan sengketa para
pihak, seharusnya BPSK melihat isi perjanjian pembiayaan konsumen
sehingga dapat menolak penyelesaian sengketa tersebut
i
ii
iii
Putusan Mahkamah Agung No. 27K/PDT.SUS/2013 yaitu mengenai
permasalahan terjadi dalam perjanjian pembiayaan konsumen dengan
jaminan fidusia karena debitur tidak melaksanakan kewajibannya yaitu
membayar angsuran kepada kreditor secara berkala karena debitor
melakukan wanprestasi tidak membayar angsuran kepada kreditor sesuai
dengan isi perjanjian sehingga dengan sertifikat fidusia kreditor melakukan
penarikan atas objek jaminan fidusia tanpa melihat klausul perjanjian yang
telah mengatur tentang penyelesaian permasalahan dilakukan dengan
musyawarah dan mufakat serta menentukan peradilan yang berwenang
untuk menyelesaikan permasalahan apabila jalan musyawarah dan mufakat
sudah di penuhi. Selain itu penulis ingin mengetahui mengenai bagaimana
penyelesaian sengketa yang sebaiknya harus dilakukan sesuai dengan
perjanjian pembiayaan konsumen dan UU No. 42 Tahun 1999 Tentang
Jaminan Fidusia.
Metode penelitian yang digunakan dalam studi kasus ini adalah
deskriptif analitis yaitu melalui metode pendekatan yuridis normatif yaitu
dengan menggunakan data berupa peraturan-peraturan tertulis atau
peraturan hukum lainnya, teori-teori yang relevan, yang dianalisa secara
yuridis kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi kepustakaan.
Hasil penelitian dari identifikasi masalah yang pertama, Ny. Yusmaniar
melakukan wanprestasi tidak membayar angsuran selama delapan bulan
yaitu angsuran ke enam belas sampai ke dua puluh tiga sehingga pihak PT.
Adira Dinamika Multi Finance, Tbk melakukan penarikan atas objek jaminan
fidusia tidak sesuai dengan isi perjanjian pembiayaan konsumen, seharusnya
penyelesaian dilakukan terlebih dahulu secara musyawarah dan mufakat
apabila penyelesaian permasalahan secara musyawarah dan mufakat sudah
dipenuhi oleh kreditor dan pihak debitor masih tetap tidak melaksanakan
kewajibannya membayar angsuran maka kreditor dapat langsung melakukan
penarikan dan pelelangan atas objek fidusia berdasarkan kekuatan sertifikat
fidusia. Kedua, Ny. Yusmaniar selaku debitor melakukan Pengaduan kepada
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen padahal BPSK tidak berwenang
untuk memeriksa menyelesaikan permasalahan tersebut karena tidak sesuai
dengan Perjanjian pembiayaan konsumen pada Pasal 3 Butir 6 dan Butir 7
yang menyatakan bahwa Pengadilan Negeri kediaman kreditor berkantor
sebagai lembaga yang berwenang untuk menyelesaikan sengketa para
pihak, seharusnya BPSK melihat isi perjanjian pembiayaan konsumen
sehingga dapat menolak penyelesaian sengketa tersebut
i
ii
iii