TANGGUNG JAWAB BANK TERHADAP NASABAH AKIBAT KERUGIAN YANG TIMBUL DALAM PELAPORAN DATA SISTEM INFORMASI DEBITUR KEPADA BANK INDONESIA DIKAITKAN DENGAN PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 9/14/PBI/2007.
TANGGUNG JAWAB BANK TERHADAP NASABAH AKIBAT
KERUGIAN YANG TIMBUL DALAM PELAPORAN DATA SISTEM
INFORMASI DEBITUR KEPADA BANK INDONESIA DIKAITKAN
DENGAN PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR
9/14/PBI/2007 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR
ABSTRAK
Sistem informasi debitur (SID) menjadi salah satu faktor penilaian oleh
bank atau lembaga kredit lainnya dalam menganalisa kelayakan suatu
permohonan kredit calon debitur dengan melakukan pengecekan informasi
kredit yang berhubungan dengan calon debitur. Namun, Informasi debitur
yang terdapat dalam SID seringkali terdapat perbedaan antara data pada
SID dengan keadaan debitur yang sebenarnya. Hal itu terjadi karena
adanya kesalahan dalam proses pelaporan data debitur yang dilakukan
oleh pelapor SID sehingga terdapat data debitur yang tumpang tindih dan
menimbulkan kerugian bagi debitur yang bersangkutan. Tujuan Penelitian
adalah untuk menganalisis pelaksanaan penginputan data laporan SID oleh
bank umum, dan mengetahui pertanggungjawaban yang harus dilakukan
oleh bank umum terhadap nasabah akibat kerugian yang timbul dalam
pelaporan data SID.
Metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif dan
spesifikasi penelitian bersifat deskriptif analitis dengan mengkaji bahanbahan kepustakaan yang didukung dengan penelitian lapangan. Analisis
data menggunakan metode normatif kualitatif.
Pelaksanaan pelaporan data SID harus disampaikan secara lengkap,
akurat, terkini, utuh, dan tepat waktu di setiap bulannya dengan
menerapkan prinsip kehati-hatian bank dan kecermatan dalam pelaporan
sehingga dapat memperlancar proses penyediaan dana, penerapan
manajemen risiko, dan identifikasi kualitas debitur yang pernah menerima
fasilitias kredit. Bank selaku pihak pelapor dalam SID sesuai dengan Pasal
10 PBI Nomor 9/14/PBI/2007 tentang Sistem Informasi Debitur harus
bertanggung jawab untuk memperbaiki data debitur dan menyesuaikannya
dengan keadaan debitur yang sebenarnya, bank juga dapat dimintakan
pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan Pasal 31 ayat (1) PBI
Nomor 9/14/PBI/2007 tentang Sistem Informasi Debitur yang mengatur
mengenai sanksi yang dapat diberikan kepada pelapor yang tidak
menyampaikan laporan debitur secara lengkap, akurat, terkini, utuh, dan
tepat waktu, setiap bulan untuk posisi akhir bulan. Selanjutnya Pasal 53
ayat (1) POJK Nomor 1/POJK.07/2013 juga mengatur sanksi administratif
yang dapat diberikan terhadap pelaku usaha jasa keuangan yang akibat
kesalahan dan/atau kelalaian, pengurus, pegawai pelaku usaha jasa
keuangan dan/atau pihak ketiga yang bekerja untuk kepentingan pelaku
usaha jasa keuangan mulai dari peringatan tertulis hingga pencabutan izin
kegiatan usaha.
THE RESPONSIBILITY OF A BANK TO CUSTOMER DUE TO LOSSES THAT
INCURRED IN THE REPORTING DEBTOR IMFORMATION SYSTEM DATA TO
INDONESIAN BANK REVIEWED WITH THE REGULATION OF INDONESIAN
BANK NUMBER 9/14/PBI/2007 CONCERNING THE DEBTOR INFORMATION
SYSTEM
ABSTRACT
Debtor information system (DIS) is one the rafting factor assessment by a bank
or other credit institutions in analyzing the feasibility of a loan application to a potential
debtors by checking credit information relating to prospective debtor. However,
information contain in the DIS is often different between the data on DIS with the actual
state of the debtor. It happened because of an error in the reporting debtor data
process that caused by the repporting DIS repporter so that the DIS data overlaping
and cause harm to the debtor. The purposes of the research are to analyze the
implrmrntation of the DIS input data reports by commercial bank and the responsibility
that must be done by commercial bank to the customers due to losses incurred in the
reporting DIS data.
The methodology is normative judicial approach and the research
specifications consist of a descriptive analysis through the evaluation of existing
literature that could be supported by field research. The method of data analysis used
was normative qualitative analysis.
The implementation of DIS reporting data must be reported in a complete,
accurate, current, complete, and on time every month by applying the prudential
banking principle and accuracy in reporting so the DIS reporting data can expedite the
process of provision of funds, risk management practices, and identification of quality
debtors who received facilities for credit yet. Article 10 of Indonesian Bank Regulation
No. 9/14/PBI/2007 concerning Debtor Information System said that bank as the DIS
complainant should be responsible for fixing the debtor data and adjust it to the actual
circumstances of the debtor, the bank accountable to have a responsibility accordance
withthe provisions of article 31 paragraph (1) of Indonesian Bank Regulation No.
9/14/PBI/2007 concerning Debtor Information System about the sanctions that can be
given to the complainant who did not report the debtor complete, accurate, current,
complete, and on time every month for month-end position. Futhermore, article 53
paragraph (1) POJK No. 1/POJK.07/2013 is also set to be given administrative
sanctions againts perpetrators of financial services due to errors and/or omissions,
their officer and employees of businesses financial services and/or thrid parties
working for the benefit of the financial services businesses ranging for a written
warning to revocation of business activities.
KERUGIAN YANG TIMBUL DALAM PELAPORAN DATA SISTEM
INFORMASI DEBITUR KEPADA BANK INDONESIA DIKAITKAN
DENGAN PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR
9/14/PBI/2007 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR
ABSTRAK
Sistem informasi debitur (SID) menjadi salah satu faktor penilaian oleh
bank atau lembaga kredit lainnya dalam menganalisa kelayakan suatu
permohonan kredit calon debitur dengan melakukan pengecekan informasi
kredit yang berhubungan dengan calon debitur. Namun, Informasi debitur
yang terdapat dalam SID seringkali terdapat perbedaan antara data pada
SID dengan keadaan debitur yang sebenarnya. Hal itu terjadi karena
adanya kesalahan dalam proses pelaporan data debitur yang dilakukan
oleh pelapor SID sehingga terdapat data debitur yang tumpang tindih dan
menimbulkan kerugian bagi debitur yang bersangkutan. Tujuan Penelitian
adalah untuk menganalisis pelaksanaan penginputan data laporan SID oleh
bank umum, dan mengetahui pertanggungjawaban yang harus dilakukan
oleh bank umum terhadap nasabah akibat kerugian yang timbul dalam
pelaporan data SID.
Metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif dan
spesifikasi penelitian bersifat deskriptif analitis dengan mengkaji bahanbahan kepustakaan yang didukung dengan penelitian lapangan. Analisis
data menggunakan metode normatif kualitatif.
Pelaksanaan pelaporan data SID harus disampaikan secara lengkap,
akurat, terkini, utuh, dan tepat waktu di setiap bulannya dengan
menerapkan prinsip kehati-hatian bank dan kecermatan dalam pelaporan
sehingga dapat memperlancar proses penyediaan dana, penerapan
manajemen risiko, dan identifikasi kualitas debitur yang pernah menerima
fasilitias kredit. Bank selaku pihak pelapor dalam SID sesuai dengan Pasal
10 PBI Nomor 9/14/PBI/2007 tentang Sistem Informasi Debitur harus
bertanggung jawab untuk memperbaiki data debitur dan menyesuaikannya
dengan keadaan debitur yang sebenarnya, bank juga dapat dimintakan
pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan Pasal 31 ayat (1) PBI
Nomor 9/14/PBI/2007 tentang Sistem Informasi Debitur yang mengatur
mengenai sanksi yang dapat diberikan kepada pelapor yang tidak
menyampaikan laporan debitur secara lengkap, akurat, terkini, utuh, dan
tepat waktu, setiap bulan untuk posisi akhir bulan. Selanjutnya Pasal 53
ayat (1) POJK Nomor 1/POJK.07/2013 juga mengatur sanksi administratif
yang dapat diberikan terhadap pelaku usaha jasa keuangan yang akibat
kesalahan dan/atau kelalaian, pengurus, pegawai pelaku usaha jasa
keuangan dan/atau pihak ketiga yang bekerja untuk kepentingan pelaku
usaha jasa keuangan mulai dari peringatan tertulis hingga pencabutan izin
kegiatan usaha.
THE RESPONSIBILITY OF A BANK TO CUSTOMER DUE TO LOSSES THAT
INCURRED IN THE REPORTING DEBTOR IMFORMATION SYSTEM DATA TO
INDONESIAN BANK REVIEWED WITH THE REGULATION OF INDONESIAN
BANK NUMBER 9/14/PBI/2007 CONCERNING THE DEBTOR INFORMATION
SYSTEM
ABSTRACT
Debtor information system (DIS) is one the rafting factor assessment by a bank
or other credit institutions in analyzing the feasibility of a loan application to a potential
debtors by checking credit information relating to prospective debtor. However,
information contain in the DIS is often different between the data on DIS with the actual
state of the debtor. It happened because of an error in the reporting debtor data
process that caused by the repporting DIS repporter so that the DIS data overlaping
and cause harm to the debtor. The purposes of the research are to analyze the
implrmrntation of the DIS input data reports by commercial bank and the responsibility
that must be done by commercial bank to the customers due to losses incurred in the
reporting DIS data.
The methodology is normative judicial approach and the research
specifications consist of a descriptive analysis through the evaluation of existing
literature that could be supported by field research. The method of data analysis used
was normative qualitative analysis.
The implementation of DIS reporting data must be reported in a complete,
accurate, current, complete, and on time every month by applying the prudential
banking principle and accuracy in reporting so the DIS reporting data can expedite the
process of provision of funds, risk management practices, and identification of quality
debtors who received facilities for credit yet. Article 10 of Indonesian Bank Regulation
No. 9/14/PBI/2007 concerning Debtor Information System said that bank as the DIS
complainant should be responsible for fixing the debtor data and adjust it to the actual
circumstances of the debtor, the bank accountable to have a responsibility accordance
withthe provisions of article 31 paragraph (1) of Indonesian Bank Regulation No.
9/14/PBI/2007 concerning Debtor Information System about the sanctions that can be
given to the complainant who did not report the debtor complete, accurate, current,
complete, and on time every month for month-end position. Futhermore, article 53
paragraph (1) POJK No. 1/POJK.07/2013 is also set to be given administrative
sanctions againts perpetrators of financial services due to errors and/or omissions,
their officer and employees of businesses financial services and/or thrid parties
working for the benefit of the financial services businesses ranging for a written
warning to revocation of business activities.