Pengembangan Metode Refluks untuk Ekstraksi Andrografolid dari Herba Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees).

(1)

VOLUME IV, NOMOR 2, DESEMBER 2015

JURNAL FARMASI UDAYANA

VOLUME IV

NOMOR 2

HALAMAN 1 - 100

EDISI DESEMBER 2015

PENERBIT JURUSAN FARMASI FMIPA UNIVERSITAS UDAYANA

BUKIT JIMBARAN - BALI


(2)

INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015 i

JURNAL FARMASI UDAYANA

INFORMASI BAGI PENULIS

DAFTAR ISI

Deskripsi

Pembaca

Editor

Petunjuk Penulisan

DESKRIPSI

Jurnal Farmasi Udayana merupakan jurnal elektronik yang dikelola oleh jurusan

Farmasi FMIPA Udayana. Jurnal ini yang merupakan media publikasi penelitian

dan

review article

pada semua aspek ilmu farmasi yang bersifat inovatif , kreatif,

original dan didasarkan pada

scientific

. Artikel yang dimuat dalam jurnal ini

meliputi penemuan obat, sistem penghantaran obat serta pengembangan obat.

Jurnal ini memuat bidang khusus di farmasi seperti kimia medisinal, farmakologi,

farmakokinetika, farmakodinamika, analisis farmasi, sistem penghantaran obat,

teknologi farmasi, bioteknolofi farmasi, obat herbal dan komponen aktif tanaman

serta evaluasi klinik obat.

PEMBACA

Ilmuwan di bidang kimia medisinal, farmasetika dan biofarmasetika,

farmakologi, kimia analisis, farmakologi klinik, mikrobiologi, bioteknologi, kimia

dan statistika

EDITOR

Penanggung jawab

: Drs. Ida Bagus Made Suaskara, M.Si

Pengarah

: Drs. I Made Satriya Wibawa, M.Si

Anak Agung Bawa Putra, S.Si., M.Si

Dr.rer.nat. IMAG. Wirasauta, M.Si., Apt

Editor

:

Ketua Dewan Redaksi

: Cokorda Istri Sri Arisanti, S.Farm., M.Si., Apt

Wakil Dewan Redaksi

: Ni Kadek Warditiani, S.Farm., M.Sc., Apt

Mitra Bestari:

Ketua

: Luh Putu Febryana Larasanty, S.Farm.,M.Sc., Apt

Anggota:

a.

Ni PutuAriantari, S.Farm., M.Farm., Apt (Biologi Farmasi)

b.

I G. N. Agung Dewantara, S.Farm., M.Sc., Apt (Teknologi Farmasi)

c.

Ni Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi)

EMAIL


(3)

INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015 ii

PETUNJUK PENULISAN

PENDAHULUAN

Naskah yang diajukan ke jurnal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1)

topik artikel akan melewati proses

review

terlebih dahulu oleh editor, dan (2)

artikel belum dipublikasikan atau akan dipublikasikan seluruhnya atau sebagian di

jurnal lain atau media publikasi yang lain.

Tipe artikel

Artikel hasil penelitian

Review article

Naskah

review article

harus memuat: judul, abstrak dan kata kunci (3-6 kata),

pendahuluan, pembahasan khusus oleh penulis, kesimpulan, ucapan terima kasih,

daftar pustaka, gambar dan tabel. Tiap pokok bahasan dari pendahuluan sampai

kesimpulan harus diberi nomor. Sub pokok bahasan juga harus dinomori dengan

1.1., 1.2., 1.3., dan seterusnya. Setiap halaman harus diberi nomor dan judul harus

diberi halaman 1.

FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN

Conflict of interest

Semua penulis wajib menghindari terjadinya

Conflict of interest

yang meliputi

pembiayaan atau hubungan dengan orang lain atau badan paling lama tiga tahun

sebelum pengajuan artikel ke jurnal yang dapat mempengaruhi secara langsung

maupun tidak langsung penelitian yang bersangkutan

Contoh hal yang potensial menyebabkan

Conflict of interest

antara lain pekerja,

konsultan, kepemilikan bahan, honor, pengajuan registrasi/paten, hibah atau

sumber dana yang lain.

Verifikasi Artikel

Artikel yang diajukan ke Jurnal Farmasi Udayana belum pernah dipublikasikan

sebelumnya (kecuali dalam bentuk abstrak atau sebagai bagian dari skripsi), tidak

dalam posisi akan diterbitkan pada jurnal lain, artikel telah mendapat persetujuan

semua penulis yang tercantum di dalam artikel yang bersangkutan dan secara

eksplisit telah mendapat persetujuan dari tempat dimana penulis melakukan

penelitian dan jika diterima, artikel tidak dipublikasikan di tempat lain dalam

bentuk yang sama dalam bahasa Indonesia atau bahasa lainnya untuk menghindari

plagiarisme

Konstribusi

Semua penulis harus berpartisipasi di dalam penelitian dan atau penyipan naskah,

sehingga fungsi dari masing-masing penulis harus didefinisikan.


(4)

INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015 iii

Kepemilikan artikel

Semua penulis harus memiliki peran penting pada setiap tahap pengajuan artikel

yang meliputi: (1) konsep dan desain penelitian, pengolahan data atau

menganalisis atau menginterpretasi data, (2) memperbaiki naskah, (3) menyetujui

draf akhir yang akan dipublikasikan

Perubahan penulis

Pada jurnal ini dimungkingkan untuk menambahkan, pengurangi, mengubah

urutan penulis untuk naskah yang diterima. Hal-hal yang perlu dilakukan antara

lain: membuat permintaan untuk dapat menambahkan, mengurangi atau

mengubah urutan penulis kepada pengelola jurnal yang diajukan oleh

corresponding author

yang dicantumkan di dalam naskah yang diajukan dan

meliputi: (a) alasan mengapa nama penulis harus ditambahkan, dikurangi atau

diubah susunannya (b) konfirmasi tertulis (e-mail, fax, surat) dari semua penulis

yang menyatakan persetujuan dengan perubahan tersebut di atas

Bahasa

Penulisan menggunakan bahasa Indonesia sesuai ejaan yang disempurnakan.

PERSIAPAN

Penggunaan program miscrosoft word. File dibuat dalam format asli

menggunakan program miscrosoft word. Teks harus dibuat dalam format satu

kolom, huruf font Times new roman 11, 1 spasi, ditulis dalam kertas ukuran A4.

Struktur Artikel

Sub pokok bahasan-penomoran

Artikel dibagi menjadi pokok bahasan dengan penomoran yang jelas. Sub pokok

bahasan harus diberi nomor 1.1 (kemudian 1.1.1, 1.1.2,...), 1.2 dan seterusnya.

Abstrak tidak dimasukkan dalam sistem penomoran.

Pendahuluan

Nyatakan tujuan dan landasan penelitian, hindari tinjauan pustaka yang terperinci

atau kesimpulan dari hasil penelitian

Bahan dan metode

Ungkapkan bahan dan metode secara terperinci untuk kemungkinan keterulangan

penelitian. Metode yang umum digunakan cukup menunjukkan sumber pustaka,

hanya modifikasi yang relevan yang harus dideskripsikan

Hasil

Pengungkapan hasil harus jelas dan ringkas

Pembahasan

Bagian ini harus merupakan kajian mendalam dari hasil penelitian, jangan

mengulang pengungkapan hasil. Hindari kutipan dan pembahasan yang berlebihan

dari penelitian sebelumnya


(5)

INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015 iv

Kesimpulan

Kesimpulan utama dari penelitian sebaiknya ditampilkan dalam kalimat yang

singkat dan jelas, yang dapat menjadi bagian tersendiri di dalam pokok bahasan

kesimpulan atau menjadi bagian dari pembahasan atau hasil

Appendik

Jika apendik lebih dari satu maka harus dibuat sebagai A, B dan seterusnya.

Persamaan matematika harus diberi nomor terpisah: Pers. (A.1), Pers. (A.2) dan

seterusnya. Hal yang sama juga berlaku untuk tabel dan gambar: Tabel A.1;

Gambar. A.1

Informasi penting dalam struktur artikel

Judul

Ringkas, jelas dan informatif. Jika dimungkinkan hindari pencantuman persamaan

matematika dan singkatan

Nama penulis dan institusi

Ungkapkan institusi tempat bekerja (tempat dimana penelitian dilakukan) di

bawah nama penulis. Tunjukkan institusi penulis dengan

supercript

di belakang

nama penulis dan didepan nama institusi. Tuliskan alamat lengkap termasuk kode

pos dan nama kota, jika perlu disertakan alamat email masing-masing penulis

Alamat korespondensi

Tunjukkan dengan jelas siapa yang bertanggung jawab terhadap korespondensi

semua tahap dari pengajuan, revisi, publikasi maupun sampai pasca publikasi.

Cantumkan nomor telepon disamping alamat email, kode pos. Kontak terperinci

harus tetap diperbaharui oleh korespondensi penulis

Alamat penulis

Jika alamat penulis berbeda dibandingkan dengan tempat penelitian semula, maka

alamat terbaru atau tetap penulis sebagai catatan kaki dari nama penulis. Alamat

dimana penelitian semula dilakukan oleh penulis tetap digunakan sebagai alamat

utama. Penulisan catatan kaki untuk alamat terbaru maupun alamat tetap

menggunakan supercrip dengan penomoran Arabic

Abstrak

Dibutuhkan abstrak yang jelas, ringkas dan sesuai fakta penelitian. Abstrak harus

menunjukan tujuan penelitian secara tegas, hasil yang penting dan kesimpulan

umum. Untuk memenuhi persyaratan abstrak ini, disarankan untuk tidak

menyertakan tinjauan pustaka, tetapi jika sangat diperlukan wajib mengutip nama

penulis dan tahun. Disamping itu dihindari pencantuman singkatan yang tidak

umum tetapi jika sangat diperlukan maka harus dijelaskan pada awal abstrak itu

sendiri

Gambar

Gambar harus dibuat untuk menyimpulkan isi dari artikel secara jelas untuk dapat

menarik perhatian pembaca yang berasal dari berbagai bidang yang berhubungan


(6)

INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015 v

dengan farmasi. Gambar harus dibuat dalam bagian terpisah dari artikel. Ukuran

gambar: sediakan gambar dengan minimal setara 531x1328 pixel atau lebih, tetapi

dapat tetap terbaca pada layar 200x500 pixel (pada 91 dpi yang sama dengan 5

x13 cm). Program yang digunakan dapat berupa pdfatau MS Word

Kata kunci

Kata kunci maksimal 6 kata diletakkan langsung di bawah abstrak, hindari

penggunaan frase dan penghubung (dan, dari dan sebagainya)

Singkatan

Deskripsikan singkatan yang tidak umum sebagai catatan kaki pada halaman

pertama artikel. Singkatan yang menjadi keharusan untuk diungkapkan pada

abstrak diwajibkan didefinisikan pada bagian sebelum singkatan tersebut ditulis.

Penulisan singkatan harus konsisten pada seluruh artikel.

Ucapan terima kasih

Cantumkan ucapan terima kasih pada bagian terpisah di bagian akhir artikel

sebelum daftar pustaka, hindari penyertaan ucapan terima kasih pada judul,

sebagai catatan kaki judul atau bagian artikel lainnya. Buatlah rincian orang yang

berkontribusi di dalam penelitian (penerjemah, pengetik atau pembaca dan lain

sebagainya)

Unit

Gunakan satuan internasional (SI). Jika satuan diungkapkan dalam unit yang

berbeda, sebaikknya diungkapkan kesetaraan dengan SI

Tabel

Penomoran tabel diurut berdasarkan urutan munculnya di dalam artikel. Tabel

dibuat dengan tiga garis horisontal, hindari penggunaan garis vertikal dan data

yang diungkapkan di dalam tabel tidak diungkapkan berulang pada bagian lain

dari artikel

Daftar pustaka

Pastikan daftar pustaka tercantum di dalam artikel. Hasil yang belum

dipublikasikan dan

personal communication

tidak direkomendasikan dimasukkan

di dalam daftar pustaka. Pustaka yang ditandai dengan

In Press

menunjukan

bahwa artikel tersebut telah disetujui untuk dipublikasikan dan dapat digunakan

sebagai sumber pustaka. Penulisan pustaka mengikuti aturan penulisan pustakan

jurnal ini.

Aturan penulisan pustaka

Daftar pustaka harus diurut berdasarkan alfabetis dan kronologi. Jika terdapat

lebih dari satu sumber yang berasal dari penulis yang sama pada tahun yang sama,

maka harus ditambahkan a, b, c dan seterusnya di belakang tahun terbit.

Penulisan buku

Penulis, A.A., Penulis, B.B., & Penulis, C.C. (tahun terbit).

judul buku

: sub judul.


(7)

INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015 vi

Contoh:

Buku dengan satu penulis

Nama penulis (tanpa singkatan). (tahun terbit). judul buku. Tempat terbit: penerbit

Reynords Hadi. (2000). Black pioners. Ringwood,Vic: Penguin

Buku dengan banyak penulis

Dua-enam penulis

Dua penulis: kedua penulis. (tahun terbit). judul buku. Tempat terbit: penerbit

Gilbert, R., & Gilbert, P. (1998). Maculinity goes to school. St. Leonards, N.S.W.:

Allen & Unwin

Lebih dari 6 penulis

Setelah nama dan singkatan nama penulis ke-enam gunakan dkk

Buku yang memiliki editor

Broinowski, A. (Ed.) (1990). ASEAN into 1990s. London: Macmillan

Nugent, S.L., Shore, C. (Eds.). (1997). Anthropologyband cultural study. London:

Pluto Press

Buku yang memiliki penulis dan editor

Valery, P. (1957). Oeuvres (J. Hytier, Ed). Paris: Gallimard

Bab yang terdapat di dalam buku

Penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul bab:sub judul. editor.

judul buku

. (hal. x-y). tempat terbit: penerbit

Artikel jurnal

Penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul artikel.

singkatan jurnal

,

volume (issue), halaman

Skipsi/Tesis/Disertasi

Nama penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit).

judul

. skrispi/tesis/disertasi.

Universitas, kota

Sumber penulisan singkatan jurnal

Index Medicus journal abbreviations: http//www.nlm.nih.gov/tsd/serials/lji.html

List of titlle word abbreviations: http//www.issn.org/2-22661-LTWA-online.php

CAS (Chemical Abstract Service): http//www.cas.org/sent.html

Submission checklist

Daftar isian di bawah ini dapat digunakan untuk memudahkan pemeriksaan akhir

sebelum artikel dikaji oleh editor.

Satu orang penulis ditunjuk sebagai

corresponding author

:

alamat email

kode pos

nomor telepon atau fax

Semua file yang dibutuhkan telah diupload

Kata kunci


(8)

INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015 vii

Tabel (termasuk judul, deskrispi, catatan kaki)

Hal selanjutnya yang harus diperhatikan

Gunakan penomoran baris (tiap 5 baris) untuk memudahkan pengkajian

naskah

Naskah telah dicek tata bahasa dan pengucapannya

Pustaka telah ditulis sesuao format di dalam jurnal ini

Semua pustaka yang ditulis di dalam daftar pustaka disinggung di dalam

teks

Izin telah didapat dari untuk materi yang memiliki hak cipta yang berasal

dari sumber lain (termasuk web)

SETELAH ARTIKEL DITERIMA

Perbaikan

Naskah yang telah dikoreksi akan dikirimkan kembali dalam bentuk pdf kepada

corresponding author

(melalui alamat email) sehingga penulis dapat mengunduh

untuk keperluan pribadi. Gunakan perbaikan ini untuk mengecek urutan

penulisan, mengedit, menyempurnakan dan memperbaiki tulisan, tabel dan

gambar. Pengiriman naskah yang telah diperbaiki menyertakan koreksi pertama

dari editor ini. Perubahan signifikan dari artikel yang disetujui untuk

dipublikasikan dalam jurnal ini harus mendapat persetujuan dari penerbit. Kami

akan berusaha untuk mempublikasikan artikel anda akurat dan cepat sehingga

diharapkan kami menerima hasil koreksi anda paling lambat 5 hari kerja. Sangat

penting koreksi artikel dilakukan dalam satu kali komunikasi sehingga cermati

hal-hal yang harus dikoreksi sebelum dikirimkan kembali ke editor jurnal.

Naskah yang dipublikasikan

Artikel akan diberikan kepada

corresponding author

dalam bentuk pdf melalui

email. Penulis akan menerima artikel sesuai format yang terbit di dalam jurnal dan

disertai dengan cover jurnal.


(9)

INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015 viii

DAFTAR ISI

Hal

Halaman Judul ………... Informasi Bagi Penulis di Jurnal Farmasi Udayana ... Petunjuk Penulisan ... Daftar Isi ………...

i ii viii 1 Uji Aktivitas Adaptogenik Ekstrak Etanol Kulit Batang Bidara (Ziziphus mauritiana

Auct. non Lamk.) dengan Metode Swimming Endurance Test pada Mencit Galur Balb/C ……… 1 2 Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kedondong Hutan Terhadap Volume Organ

Hati Mencit Betina ... 8 3 Pengaruh Kombinasi Asam Oleat dan Minyak Atsiri Daun Cengkeh (Syzygium

aromaticum L.) Sebagai Permeation Enhancer Terhadap Karakter Fisik dan Pelepasan Ketoprofen dari Matriks Patch Transdermal ………. 11 4 Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 80% Daun Spondias pinnata Terhadap Volume

Organ Ginjal Mencit Betina ………... 17 5 Validasi Metode Analisis Penetapan Kadar α-mangostin pada Gel Ekstrak Kulit

Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan KLT-Spektrofotodensitometri ……. 20 6 Uji Eritema dan Edema Secara In Vivo pada Natrium Lauril Sulfat 10% ……… 25 7 Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Refluks terhadap Rendemen

Andrografolid dari Herba Sambiloto ………. 29 8 Efek Pemberian Ekstrak Etanol Daun Spondias pinnata Terhadap Berat Organ Ginjal

Mencit Betina ………. 33 9 Optimasi Formula Matriks Patch Ketoprofen Transdermal Menggunakan Kombinasi

Asam Oleat dan Minyak Atsiri Bunga Cempaka Putih (Michelia alba) sebagai Permeation Enhancer ………. 37 10 Pemisahan Fraksi Terpenoid dari Ekstrak Etanol 90% Daun Katuk (Sauropus

androgynous (L.) Merr) Menggunakan Kromatografi Kolom ………... 45 11 Uji Sifat Fisik Cold Cream Kombinasi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia

mangostana L.), Daun Binahong (Anredera cordifolia), dan Herba Pegagan (Centella asiatica) sebagai Antiluka Bakar ………... 48 12 Pemberian Ekstrak Etanol Spondias pinnata Terhadap Volume Organ Hati Mencit

Jantan ... 53 13 Uji Aktivitas Adaptogenik Ekstrak Etanol Daun Bidara (Ziziphus mauritiana Auct.

non Lamk.) dengan Metode Swimming Endurance Test pada Mencit Galur Balb/C … 56 14 Pengaruh Penggunaan Propilenglikol dan Mentol Terhadap Matrik Patch

Transdermal Ekstrak Air Herba Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f) Nees. 60 15 Pengaruh Pemberian Fraksi Terpenoid Daun Katuk (Sauropus Androgynus (L.)

Merr) Terhadap Profil Lipid Tikus Putih (Rattus Novergicus, L.) Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Pakan Kaya Lemak ... 66 16 Rendemen VCO (Virgin Coconut Oil) yang Diperoleh dengan Penambahan

Enzim Papain dan Bromealin ……… 72 17 Stabilitas Formalin Terhadap Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan ………... 76 18 Pengembangan Metode Refluks untuk Ekstraksi Andrografolid dari Herba Sambiloto

(Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) ………... 82 19 Uji Sitotoksisitas Ekstrak Etanol Limbah Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus

polyrhizus) pada Sel Kanker Payudara Secara In Vitro dan In Silico ………... 91 20 Pemberian Ekstrak Etanol Spondias pinnata Terhadap Volume Organ Ginjal Mencit


(10)

Pengembangan Metode Refluks untuk Ekstraksi Andrografolid dari Herba Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) (Laksmiani, N. P. L., Susanti, N.M.P., Widjaja, I. N. K.., Rismayanti, A. A. M. I., Wirasuta IM.A.G.) 

PENGEMBANGAN METODE REFLUKS

UNTUK EKSTRAKSI ANDROGRAFOLID DARI HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees)

Laksmiani, N. P. L.1, Susanti, N.M.P.1, Widjaja, I. N. K..1, Rismayanti, A. A. M. I.1 Wirasuta IM.A.G. 1

1

Jurusan Farmasi – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam – Universitas Udayana Korespondensi: Ni Putu Linda Laksmiani

Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Jalan Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 80364 Telp/Fax: 0361-703837

Email: lindalaksmiani@gmail.com

ABSTRAK

Refluks merupakan metode ekstraksi dengan bantuan pemanasan. Faktor yang mempengaruhi proses ekstraksi diantaranya jumlah pelarut dan waktu ekstraksi. Penelitian ini bertujuan mengetahui jumlah pelarut dan waktu ekstraksi andrografolid yang optimum menggunakan metode refluks.

Optimasi jumlah pelarut dalam ekstraksi andrografolid menggunakan metode refluks dengan perbandingan jumlah pelarut etanol 96% sebanyak 1:2, 1:3, 1:4, 1:5 dan 1:6. Optimasi waktu ekstraksi dengan variasi waktu 3, 6, 9 dan 12 jam. Penentuan jumlah pelarut dan waktu ekstraksi optimum dilakukan dengan perhitungan kadar andrografolid menggunakan metode KLT-spektrofotodensitometri yang tervalidasi. Fase diam plat silika gel 60 GF254 dielusi dengan campuran pelarut kloroform dan

metanol (9:1) v/v kemudian dipindai menggunakan TLC Scanner 3 (CAMAG).

Seluruh parameter telah memenuhi persyaratan validasi yaitu rata-rata perolehan kembali 85,68% (80-110%); rentang linieritas dengan r = 0,9938 (r > 0,95); nilai LOD 133,273 ng/µL; nilai LOQ 444,122 ng/µL; presisi <2%; spesifisitas dengan kemurnian puncak >0,99 dan nilai Rs >1,5. Jumlah pelarut optimum yaitu pada perbandingan 1:3 dan waktu ekstraksi optimum yaitu 6 jam.

Kata kunci: refluks, andrografolid, jumlah pelarut, waktu ekstraksi, KLT- Spektrofotodensitometri

1. PENDAHULUAN

Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) merupakan salah satu tanaman yang saat ini penggunaannya sedang berkembang dalam pengobatan tradisional.

Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees

mengandung diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid, neoandrografolid, 14-deoksiandrografolid, deoksi-11-oksoandrografolid (Chao, 2010; Niranjan, 2010; Sudarsono, 2006). Andrografolid merupakan komponen mayor dari

Andrographis paniculata yang telah dilaporkan

memiliki beragam efek farmakologi (Chao, 2010). Andrografolid dapat diambil atau dipisahkan dari tanamannya melalui proses yang disebut dengan ekstraksi (Depkes, 1986; Pratiwi, 2010). Refluks merupakan metode ekstraksi dengan bantuan pemanasan dan mampu mengekstraksi andrografolid yang merupakan senyawa tahan panas (Pratiwi,

2010; Mohan, 2013). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses ekstraksi diantaranya jumlah pelarut dan waktu ekstraksi. Jumlah pelarut menjadi faktor kritis dalam ekstraksi karena pada prinsipnya volume pelarut harus mencukupi untuk melarutkan senyawa yang akan diekstraksi. Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan metode refluks dengan variasi jumlah pelarut dan waktu pemanasan untuk ekstraksi andrografolid dari herba sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) sehingga diperoleh kadar andrografolid yang optimal dengan jumlah pelarut dan waktu yang lebih efisien.

82


(11)

Pengembangan Metode Refluks untuk Ekstraksi Andrografolid dari Herba Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) (Laksmiani, N. P. L., Susanti, N.M.P., Widjaja, I. N. K.., Rismayanti, A. A. M. I., Wirasuta IM.A.G.) 

2. BAHAN DAN METODE

2.1 Bahan

Sampel tanaman yang digunakan adalah serbuk kering herba sambiloto (Andrographis

paniculata (Burm.f.) Nees) yang diperoleh dari

Kulonprogo, Yogyakarta. Bahan kimia dan pelarut yang digunakan pada penelitian ini yaitu etanol 96% (Brataco), metanol p.a. (Merck) dan kloroform p.a. (Merck) sebagai fase gerak, standar andrografolid dengan kemurnian 98% (Sigma-Aldrich) serta fase diam yang digunakan adalah plat KLT silika gel 60 F254 (Merck-Germany).

2.2 Prosedur Penelitian

2.2.1 Determinasi tanaman sambiloto

Determinasi tanaman dilakukan dengan cara membandingkan sampel sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) yang akan digunakan dengan data pustaka acuan. Determinasi tanaman dilakukan di UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bali–LIPI.

2.2.2 Penetapan kadar air serbuk sambiloto

Lebih kurang 1 gram herba sambiloto ditimbang menggunakan botol timbang yang telah diketahui beratnya. Serbuk yang telah ditimbang kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105°C selama 30 menit. Kemudian dinginkan dalam desikator dan ditimbang. Selanjutnya dilakukan pemanasan kembali dalam oven selama 30 menit, dinginkan dalam desikator dan ditimbang kembali. Dilakukan pekerjaan yang sama sampai berat konstan yaitu perbedaan antara dua penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 0,25% (DepKes RI, 1986).

2.2.3 Ekstraksi andrografolid dengan metode maserasi

Ekstraksi andrografolid dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Sebanyak 1 kg serbuk sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) dimaserasi dengan 5 L etanol 96% selama 2 hari. Kemudian disaring dan ampasnya diremaserasi sebanyak dua kali dengan 2,5 L etanol 96% masing-masing selama 1 hari. Maserat dijadikan satu kemudian diuapkan dengan vacum rotary evaporator pada suhu 60˚C hingga diperoleh ekstrak kental.

2.2.4 Pemilihan jumlah pelarut dalam ekstraksi andrografolid dengan metode refluks Ekstraksi andrografolid dilakukan dengan metode refluks menggunakan pelarut etanol 96%. Dilakukan ekstraksi menggunakan perbandingan serbuk herba sambiloto dengan jumlah pelarut sebanyak 1:2, 1:3, 1:4, 1:5 dan 1:6 pada suhu 70˚C selama 3 jam. Hasil ekstraksi disaring dengan kertas saring kemudian ditera dengan etanol 96% hingga diperoleh volume sesuai dengan masing-masing jumlah pelarut. Diambil sebanyak 5 mL dan disimpan dalam vial untuk dianalisis.

2.2.5 Pemilihan waktu ekstraksi andrografolid dengan metode refluks

Ekstraksi andrografolid dilakukan dengan metode refluks menggunakan pelarut etanol 96%. Dilakukan ekstraksi dengan variasi waktu selama 3, 6, 9 dan 12 jam pada suhu 70˚C. Hasil ekstraksi disaring dengan kertas saring kemudian ditera dengan etanol 96% hingga diperoleh volume sesuai dengan jumlah pelarut yang digunakan. Diambil sebanyak 5 mL dan disimpan dalam vial untuk dianalisis.

2.2.6 Validasi metode penetapan kadar andrografolid dengan KLT-Spektrofotodensitometri

a. Rentang dan Linieritas Dibuat rentang

larutan konsentrasi 50 ng, 100 ng, 200 ng, 400 ng, 800 ng dan 1000 ng. Ditotolkan pada plat KLT silika gel 60 F254. Dielusi dengan fase

gerak kloroform:metanol (9:1). Di scan pada panjang gelombang maksimum andrografolid pada 230 nm. Dibuat kurva kalibrasi hubungan antara AUC dengan Rf. Dibuat persamaan regresi linier dari larutan seri konsentrasi andrografolid y = bx + a.

b. Akurasi Dibuat larutan sampel yang

ditambahkan dengan standar andrografolid dengan konsentrasi 500 ng kemudian ditotolkan diatas plat KLT silika gel 60 F254 dengan

volume 10 µL. Dielusi dengan fase gerak kloroform:metanol (9:1). Di scan pada panjang gelombang maksimum andrografolid pada 230 nm. Dilakukan penetapan kadar andrografolid. Persen perolehan kembali ditentukan dengan menentukan berapa persen analit yang ditambahkan dapat ditemukan.

83


(12)

Pengembangan Metode Refluks untuk Ekstraksi Andrografolid dari Herba Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) (Laksmiani, N. P. L., Susanti, N.M.P., Widjaja, I. N. K.., Rismayanti, A. A. M. I., Wirasuta IM.A.G.) 

84

 

c. LOD dan LOQ Dimasukkan nilai AUC ke

dalam persamaan regresi linier, y=bx+a. Ditentukan nilai LOD dan LOQ.

d. Presisi Dilakukan uji presisi dengan

membuat larutan dengan konsentrasi 100 ng, 400 ng dan 800 ng. Ditotolkan pada plat KLT silika gel 60 F254. Setelah dielusi dengan fase

gerak kloroform:metanol (9:1), discan pada panjang gelombang maksimum andrografolid pada 230 nm. Dilakukan pengulangan penotolan pada masing-masing konsentrasi sebanyak 3 kali pada plat KLT silika gel 60 F254. Dilakukan perhitungan standar deviasi

(SD) dan koefisien variasi (KV) berdasarkan perolehan nilai AUC pada masing-masing konsentrasi.

e. Selektivitas/Spesifisitas Selektivitas dapat

dilakukan dengan menganalisis standar andrografolid dan sampel hasil ekstraksi menggunakan parameter resolusi (Rs). Spot andrografolid pada sampel dikonfirmasi dengan membandingkan nilai Rf pada spot dan standar. Kemurnian puncak andrografolid diuji dengan membandingkan spektrum pada tingkat yang berbeda yaitu posisi peak start (S), peak apex (M) dan peak end (E).

2.2.7 Penetapan kadar andrografolid dengan metode KLT-Spektrofotodensitometri Identifikasi andrografolid dilakukan dengan menggunakan KLT Spektrofotodensitometri. Digunakan plat KLT silika gel 60 F254,

kemudian plat dicuci dengan metanol dan diaktivasi pada suhu 110oC selama 30 menit. Sampel dan standar andrografolid ditotolkan

pada masing-masing plat dengan volume penotolan sebanyak 10 µL menggunakan penotol automatic TLC sampler 4. Plat dielusi pada chamber yang telah jenuh dengan fase gerak campuran kloroform:metanol (9:1). Plat yang telah dielusi kemudian dimasukkan ke dalam oven pada suhu 60oC selama 5 menit untuk menghilangkan pelarut pada plat. Diamati pemisahan tiap bercak pada plat secara visual, di bawah sinar UV 254 nm dan UV 366 nm. Plat discan dengan menggunakan densitometer CAMAG TLC Scanner 4 pada panjang gelombang maksimum andrografolid dan rentang panjang gelombang 200-400 nm. Dilakukan penetapan kadar dengan membuat kurva kalibrasi dari larutan seri konsentrasi andrografolid dan persamaan regresi linier y = bx + a, dan ditentukan nilai r, dimana y adalah nilai AUC dan x adalah kadar.

3. HASIL

3.1 Determinasi Tanaman

Tanaman herba sambiloto dan serbuk kering herba sambiloto yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Kulonprogo, Yogyakarta. Sampel yang telah terkumpul dideterminasi di UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bali–LIPI untuk mengetahui kebenaran spesies tanaman yang diteliti. Hasil determinasi menyatakan bahwa sampel yang digunakan benar spesies

Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees.

Tabel 1. Penetapan kadar air serbuk simplisia herba sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees) Persentase Kadar Air

Percobaan

Rata-Rata Standar Deviasi (SD) 1 2 3


(13)

Pengembangan Metode Refluks untuk Ekstraksi Andrografolid dari Herba Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) (Laksmiani, N. P. L., Susanti, N.M.P., Widjaja, I. N. K.., Rismayanti, A. A. M. I., Wirasuta IM.A.G.)  Tabel 2. Data %recovery dengan metode standar adisi menggunakan larutan standar andrografolid

Kadar sampel

(ng)

Kadar analit yang ditambahkan

(ng)

Replikasi

Kadar terukur

(ng)

%recovery Rata-rata %recovery 382,531 500

1 779,800 79,45% 85,68% 2 789,772 81,44% 3 863,296 96,15% Tabel 3. Data %KV pada standar andrografolid

Konsentrasi analit (ng)

AUC

SD KV Replikasi

1

Replikasi 2

Replikasi 3

100 1184,9 1193,3 1170,7 11,423 0,965% 400 3412,1 3447,5 3455,9 23,245 0,676% 800 5971,3 5974 5974,7 1,795 0,03% Keterangan: AUC = luas area puncak; SD = standar deviasi; KV = koefisien variasi

Tabel 4. Data nilai resolusi standar andrografolid

Replikasi X Y Z Rs1 Rs2

1 0 0,41 0,85 13,6 5,1 2 0 0,39 0,85 15,6 5,7 3 0,04 0,37 0,8 6,6 9,5 Tabel 5. Data nilai resolusi sampel

Replikasi X Y Z Rs1 Rs2

1 0,01 0,4 0,6 8,6 3,6 2 0,07 0,41 0,61 6,1 2,6 3 0,01 0,41 0,52 11,4 2 Keterangan: x: Rf puncak sebelum puncak andrografolid; y: Rf andrografolid; z: Rf puncak setelah puncak andrografolid; Rs1: Resolusi andrografolid dengan puncak sebelumnya; Rs2: Resolusi

andrografolid dengan puncak setelahnya

85


(14)

Pengembangan Metode Refluks untuk Ekstraksi Andrografolid dari Herba Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) (Laksmiani, N. P. L., Susanti, N.M.P., Widjaja, I. N. K.., Rismayanti, A. A. M. I., Wirasuta IM.A.G.) 

Gambar 1. Kurva kalibrasi andrografolid dalam penentuan linearitas UV 254 nm UV 366 nm

 

T1 T2 T3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S3 S3 S3 S3 S3 S3 T1 T4 T5 T1 T2 T3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S3 S3 S3 S3 S3 S3T1T4 T5

Gambar 2. Hasil pemisahan standar andrografolid dan sampel pada UV 254 dan 366 nm. T1= sampel

ekstraksi dengan maserasi; T2, T3, T4, T5 = sampel ekstraksi dengan refluks selama 3, 6, 9 dan 12 jam; S1

= standar andrografolid 100 ng; S2 = standar andrografolid 400 ng; S3 = standar andrografolid 800 ng

86


(15)

Pengembangan Metode Refluks untuk Ekstraksi Andrografolid dari Herba Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) (Laksmiani, N. P. L., Susanti, N.M.P., Widjaja, I. N. K.., Rismayanti, A. A. M. I., Wirasuta IM.A.G.) 

A B

Gambar 3. Perbandingan spektrum standar andrografolid dan spektrum sampel pada panjang gelombang 230 nm. Keterangan: A = spektrum standar andrografolid; B = spektrum sampel hasil ekstraksi dengan maserasi dan refluks pada variasi jumlah pelarut dan waktu ekstraksi

Gambar 5. Grafik hubungan antara perbandingan jumlah pelarut dan kadar andrografolid

Gambar 6. Grafik hubungan antara waktu ekstraksi dan kadar andrografolid

87


(16)

Pengembangan Metode Refluks untuk Ekstraksi Andrografolid dari Herba Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) (Laksmiani, N. P. L., Susanti, N.M.P., Widjaja, I. N. K.., Rismayanti, A. A. M. I., Wirasuta IM.A.G.) 

88

 

Gambar 7. Kromatogram ekstrak etanol herba sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees pada variasi jumlah pelarut

Gambar 8. Kromatogram ekstrak etanol herba sambiloto (Andrograhis paniculata (Burm. f.) Nees pada variasi waktu ekstraksi


(17)

Pengembangan Metode Refluks untuk Ekstraksi Andrografolid dari Herba Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) (Laksmiani, N. P. L., Susanti, N.M.P., Widjaja, I. N. K.., Rismayanti, A. A. M. I., Wirasuta IM.A.G.) 

4. PEMBAHASAN

Penetapan Kadar Hasil yang

leh

OD & LOQ Hasil perhitungan

pada

yang

Penetapan Kadar Andrografolid dengan

andrografolid ditandai dengan warna spot

d dengan metode refluks

kadar

lam berbagai waktu ek

4.1 Validasi Metode

Andrografolid dengan KLT-Spektrofotodensitometri

a. Rentang dan linearitas

diperoleh menyatakan bahwa konsentrasi andrografolid tersebut memenuhi parameter akurasi, presisi, dan linearitas, sehingga diperoleh rentang pada konsentrasi 50-1000 ng. Dari kurva kalibrasi seri larutan standar pembanding andrografolid diperoleh persamaan regresi linearnya yaitu y = 7,5513x + 572,79 dengan nilai koefisien regresi linear (r) = 0,9938 seperti yang terlihat pada gambar 1.

b. Akurasi Pada penelitian ini dipero

%recovery pada konsentrasi 500 ng dari adisi larutan standar andrografolid yang dilakukan sebanyak 3 kali replikasi dengan rata-rata perolehan kembali sebesar 85,68%, nilai tersebut menunjukkan %recovery telah memenuhi kriteria yang dipersyaratkan (tabel 2).

c. L

menunjukkan bahwa nilai LOD adalah 133,273 ng/µL dan LOQ adalah 444,122 ng/µL.

d. Presisi Dalam penelitian ini %KV

konsentrasi standar andrografolid yang ditentukan pada 3 replikasi menunjukkan bahwa seluruh konsentrasi memenuhi kriteria penerimaan seperti terlihat pada tabel 3.

e. Spesifisitas/Selektivitas Hasil

diperoleh menunjukkan bahwa nilai resolusi yang diperoleh >1,5 (tabel 4 dan 5). Hal ini menunjukkan bahwa metode dapat memisahkan senyawa dengan matriks lainnya dalam suatu larutan sehingga memenuhi parameter selektivitas. Spesifisitas dilakukan dengan membandingkan spektra pada posisi awal (s), tengah (m) dan akhir puncak (e) menunjukkan korelasi > 0,99, hal ini dapat dikatakan bahwa noda/puncak kromatogram murni dan memenuhi parameter spesifisitas.

4.2

Metode KLT-Spektrofotodensitometri Gambar 2 menunjukkan hasil pemisahan andrografolid pada plat KLT yang diamati pada UV 254 dan 366 nm dengan nilai Rf sampel 0,37-0,39 dan Rf pada standar 0,38-0,41. Nilai Rf sampel dan Rf pada standar

keabu-abuan seperti yang terlihat pada UV 366 nm. Kromatogram yang diperoleh kemudian dilakukan scan pada panjang gelombang 230 nm untuk dapat mengetahui kemiripan spektrum antara senyawa standar dan sampel ekstrak seperti pada gambar 3. Gambar 3 menunjukkan nilai korelasi spektrum sampel dengan standar andrografolid sebesar 0,991.

a. Jumlah pelarut optimum dalam ekstraksi andrografoli

Hasil menunjukkan bahwa semakin besar perbandingan jumlah pelarut maka andrografolid yang terdapat pada bahan akan semakin meningkat, akan tetapi setelah mencapai jumlah pelarut yang optimum komponen yang terambil dari bahan mengalami penurunan (Gambar 4). Gambar 6 menunjukkan pada kromatogram adanya penambahan satu puncak mulai dari jumlah pelarut dengan perbandingan 1:4 hingga 1:6 disertai dengan nilai AUC pada puncak andrografolid yang semakin berkurang dan mengakibatkan penurunan kadar andrografolid. Hal ini dapat disebabkan oleh komponen-komponen yang terdapat dalam bahan jumlahnya terbatas dan pelarut yang digunakan memiliki batas kemampuan untuk melarutkan bahan yang ada meskipun dilakukan penambahan jumlah pelarut.

b. Waktu ekstraksi andrografolid optimum dengan metode refluks

Hasil menunjukkan kadar andrografolid yang dihasilkan berbeda da

straksi. Kelarutan komponen dalam sampel secara perlahan sebanding dengan peningkatan waktu ekstraksi, akan tetapi setelah mencapai waktu optimum jumlah komponen yang terambil dari bahan akan mengalami penurunan (Gambar 5). Gambar 7 menunjukkan bahwa adanya penambahan puncak senyawa yang terbentuk ketika dilakukan peningkatan waktu ekstraksi. Pada kajian ini, diduga senyawa andrografolid mempunyai kelarutan yang lebih besar jika dibandingkan dengan kelarutan senyawa lainnya, namun dengan bertambahnya waktu, jumlah senyawa lain yang terlarut semakin

89


(18)

Pengembangan Metode Refluks untuk Ekstraksi Andrografolid dari Herba Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) (Laksmiani, N. P. L., Susanti, N.M.P., Widjaja, I. N. K.., Rismayanti, A. A. M. I., Wirasuta IM.A.G.)  bertambah sehingga dapat memperkecil

jumlah senyawa andrografolid yang mampu terekstraksi.

ESIMPULA

K N

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan andrografolid yang mampu tere

UCAP N TERIMAKASIH

Kepada DIKTI atas bantuan dana pada uh dosen pengajar, sert

hao, W., dan B. Fong Lin.2010. Review and Identification of Bioactive Dep

artemen Kesehatan Republik Dep

akarta: Departemen Kesehatan Mo

Microwave Assisted

Nira

egh (A. Nu

traksi Andrografolida dari Sambiloto Prati

i, Remaserasi, Perkolasi dan

Suda

I.A. Drajad, M.

 

jumlah optimum

kstraksi adalah pada perbandingan serbuk herba sambiloto dan jumlah pelarut 1:3 dengan waktu ektraksi selama 6 jam.

A

hibah bersaing serta selur

a staf pegawai di Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Udayana atas dukungan yang telah diberikan.

PUSTAKA

C

Isolation

Compounds in Andrographis paniculata (Chuanxinlian). Chinese Medicine. Vol. 5:

17.

Kes RI. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta: Dep

Indonesia.

kes RI. 2010. Farmakope Herbal

Indonesia. J

Republik Indonesia.

han, M., S. Khanam, B.G. Shivananda. 2013. Optimization of

Extraction of Andrographolide from

Andrographis paniculata and its

Comparison with Refluxation Extraction Method. Journal of Pharmacognosy and

Phytochemistry Vol. 2. 342-348.

njan, A., Tewari, S.K., Lehry, A. 2010. Biological Activities of Kalm

Paniculata Ness) and Its Active Principles. Indian J. of Nat. Prod. And Res. 1(2): 125- 135.

rasiah, E. S. 2010. “Pengoptimuman Eks

dengan Rancangan Fraksional Faktorial” (Skripsi). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

wi, E. 2010. “Perbandingan Metode Maseras

Reperkolasi dalam Ekstraksi Senyawa Aktif Andrographolide dari Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata

(Burm.F.) Nees)” (Skripsi). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

rsono, Puidjoarinto, A. Gunawan, D. Wahyuono, S. Donatus,

Wibowo, S. Ngatidjan. 2006. Tumbuhan

Obat 1. Pusat Penelitian Obat

Tradisional, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Hal 25-28.

90


(1)

Kadar sampel

(ng)

Kadar analit yang ditambahkan

(ng)

Replikasi

Kadar terukur

(ng)

%recovery Rata-rata %recovery

382,531 500

1 779,800 79,45%

85,68%

2 789,772 81,44%

3 863,296 96,15%

Tabel 3. Data %KV pada standar andrografolid

Konsentrasi analit (ng)

AUC

SD KV Replikasi

1

Replikasi 2

Replikasi 3

100 1184,9 1193,3 1170,7 11,423 0,965%

400 3412,1 3447,5 3455,9 23,245 0,676%

800 5971,3 5974 5974,7 1,795 0,03%

Keterangan: AUC = luas area puncak; SD = standar deviasi; KV = koefisien variasi

Tabel 4. Data nilai resolusi standar andrografolid

Replikasi X Y Z Rs1 Rs2

1 0 0,41 0,85 13,6 5,1

2 0 0,39 0,85 15,6 5,7

3 0,04 0,37 0,8 6,6 9,5

Tabel 5. Data nilai resolusi sampel

Replikasi X Y Z Rs1 Rs2

1 0,01 0,4 0,6 8,6 3,6 2 0,07 0,41 0,61 6,1 2,6 3 0,01 0,41 0,52 11,4 2 Keterangan: x: Rf puncak sebelum puncak andrografolid; y: Rf andrografolid; z: Rf puncak setelah puncak andrografolid; Rs1: Resolusi andrografolid dengan puncak sebelumnya; Rs2: Resolusi


(2)

Gambar 1. Kurva kalibrasi andrografolid dalam penentuan linearitas

UV 254 nm UV 366 nm

 

T1 T2 T3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S3 S3 S3 S3 S3 S3 T1 T4 T5 T1 T2 T3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S3 S3 S3 S3 S3 S3T1T4 T5

Gambar 2. Hasil pemisahan standar andrografolid dan sampel pada UV 254 dan 366 nm. T1= sampel

ekstraksi dengan maserasi; T2, T3, T4, T5 = sampel ekstraksi dengan refluks selama 3, 6, 9 dan 12 jam; S1


(3)

Gambar 3. Perbandingan spektrum standar andrografolid dan spektrum sampel pada panjang gelombang 230 nm. Keterangan: A = spektrum standar andrografolid; B = spektrum sampel hasil ekstraksi dengan maserasi dan refluks pada variasi jumlah pelarut dan waktu ekstraksi

Gambar 5. Grafik hubungan antara perbandingan jumlah pelarut dan kadar andrografolid


(4)

Gambar 7. Kromatogram ekstrak etanol herba sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees pada variasi jumlah pelarut

Gambar 8. Kromatogram ekstrak etanol herba sambiloto (Andrograhis paniculata (Burm. f.) Nees pada variasi waktu ekstraksi


(5)

Hasil yang

leh

OD & LOQ Hasil perhitungan

pada

yang

Penetapan Kadar Andrografolid dengan

d dengan metode refluks

kadar

lam berbagai waktu ek

a. Rentang dan linearitas

diperoleh menyatakan bahwa konsentrasi andrografolid tersebut memenuhi parameter akurasi, presisi, dan linearitas, sehingga diperoleh rentang pada konsentrasi 50-1000 ng. Dari kurva kalibrasi seri larutan standar pembanding andrografolid diperoleh persamaan regresi linearnya yaitu y = 7,5513x + 572,79 dengan nilai koefisien regresi linear (r) = 0,9938 seperti yang terlihat pada gambar 1.

b. Akurasi Pada penelitian ini dipero

%recovery pada konsentrasi 500 ng dari adisi larutan standar andrografolid yang dilakukan sebanyak 3 kali replikasi dengan rata-rata perolehan kembali sebesar 85,68%, nilai tersebut menunjukkan %recovery telah memenuhi kriteria yang dipersyaratkan (tabel 2).

c. L

menunjukkan bahwa nilai LOD adalah 133,273 ng/µL dan LOQ adalah 444,122 ng/µL.

d. Presisi Dalam penelitian ini %KV

konsentrasi standar andrografolid yang ditentukan pada 3 replikasi menunjukkan bahwa seluruh konsentrasi memenuhi kriteria penerimaan seperti terlihat pada tabel 3.

e. Spesifisitas/Selektivitas Hasil

diperoleh menunjukkan bahwa nilai resolusi yang diperoleh >1,5 (tabel 4 dan 5). Hal ini menunjukkan bahwa metode dapat memisahkan senyawa dengan matriks lainnya dalam suatu larutan sehingga memenuhi parameter selektivitas. Spesifisitas dilakukan dengan membandingkan spektra pada posisi awal (s), tengah (m) dan akhir puncak (e) menunjukkan korelasi > 0,99, hal ini dapat dikatakan bahwa noda/puncak kromatogram murni dan memenuhi parameter spesifisitas.

4.2

Metode KLT-Spektrofotodensitometri Gambar 2 menunjukkan hasil pemisahan andrografolid pada plat KLT yang diamati pada UV 254 dan 366 nm dengan nilai Rf sampel 0,37-0,39 dan Rf pada standar 0,38-0,41. Nilai Rf sampel dan Rf pada standar

kemudian dilakukan scan pada panjang gelombang 230 nm untuk dapat mengetahui kemiripan spektrum antara senyawa standar dan sampel ekstrak seperti pada gambar 3. Gambar 3 menunjukkan nilai korelasi spektrum sampel dengan standar andrografolid sebesar 0,991.

a. Jumlah pelarut optimum dalam ekstraksi andrografoli

Hasil menunjukkan bahwa semakin besar perbandingan jumlah pelarut maka andrografolid yang terdapat pada bahan akan semakin meningkat, akan tetapi setelah mencapai jumlah pelarut yang optimum komponen yang terambil dari bahan mengalami penurunan (Gambar 4). Gambar 6 menunjukkan pada kromatogram adanya penambahan satu puncak mulai dari jumlah pelarut dengan perbandingan 1:4 hingga 1:6 disertai dengan nilai AUC pada puncak andrografolid yang semakin berkurang dan mengakibatkan penurunan kadar andrografolid. Hal ini dapat disebabkan oleh komponen-komponen yang terdapat dalam bahan jumlahnya terbatas dan pelarut yang digunakan memiliki batas kemampuan untuk melarutkan bahan yang ada meskipun dilakukan penambahan jumlah pelarut.

b. Waktu ekstraksi andrografolid optimum dengan metode refluks

Hasil menunjukkan kadar andrografolid yang dihasilkan berbeda da

straksi. Kelarutan komponen dalam sampel secara perlahan sebanding dengan peningkatan waktu ekstraksi, akan tetapi setelah mencapai waktu optimum jumlah komponen yang terambil dari bahan akan mengalami penurunan (Gambar 5). Gambar 7 menunjukkan bahwa adanya penambahan puncak senyawa yang terbentuk ketika dilakukan peningkatan waktu ekstraksi. Pada kajian ini, diduga senyawa andrografolid mempunyai kelarutan yang lebih besar jika dibandingkan dengan kelarutan senyawa lainnya, namun dengan bertambahnya waktu, jumlah senyawa lain yang terlarut semakin


(6)

jumlah senyawa andrografolid yang mampu terekstraksi.

ESIMPULA

K N

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan andrografolid yang mampu tere

UCAP N TERIMAKASIH

Kepada DIKTI atas bantuan dana pada uh dosen pengajar, sert

hao, W., dan B. Fong Lin.2010. Review and Identification of Bioactive

Dep

artemen Kesehatan Republik Dep

akarta: Departemen Kesehatan Mo

Microwave Assisted

Nira

egh (A.

Nu

traksi Andrografolida dari Sambiloto

Prati

i, Remaserasi, Perkolasi dan

Suda

I.A. Drajad, M.

  jumlah optimum

kstraksi adalah pada perbandingan serbuk herba sambiloto dan jumlah pelarut 1:3 dengan waktu ektraksi selama 6 jam.

A

hibah bersaing serta selur

a staf pegawai di Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Udayana atas dukungan yang telah diberikan.

PUSTAKA C

Isolation

Compounds in Andrographis paniculata (Chuanxinlian). Chinese Medicine. Vol. 5: 17.

Kes RI. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta: Dep

Indonesia.

kes RI. 2010. Farmakope Herbal Indonesia. J

Republik Indonesia.

han, M., S. Khanam, B.G. Shivananda. 2013. Optimization of

Extraction of Andrographolide from Andrographis paniculata and its Comparison with Refluxation Extraction Method. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry Vol. 2. 342-348.

njan, A., Tewari, S.K., Lehry, A. 2010. Biological Activities of Kalm

Paniculata Ness) and Its Active Principles. Indian J. of Nat. Prod. And Res. 1(2): 125- 135.

rasiah, E. S. 2010. “Pengoptimuman Eks

dengan Rancangan Fraksional Faktorial” (Skripsi). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

wi, E. 2010. “Perbandingan Metode Maseras

Aktif Andrographolide dari Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.F.) Nees)” (Skripsi). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

rsono, Puidjoarinto, A. Gunawan, D. Wahyuono, S. Donatus,

Wibowo, S. Ngatidjan. 2006. Tumbuhan Obat 1. Pusat Penelitian Obat Tradisional, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Hal 25-28.


Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) Terhadap Kualitas Sperma Pada Tikus Jantan Galur Sprague- Dawley Secara In Vivo dan Aktivitas Spermisidal Secara In Vitro

0 15 104

ISOLASI ANDROGRAFOLIDA DARI DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) DAN PENETAPAN KADARNYA DENGAN HPLC.

5 35 13

UJI EFEK TONIKUM INFUSA HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees (Burm.f)) TERHADAP MENCIT Uji Efek Tonik Infusa Herba Sambiloto ( Andrographis paniculata Nees (Burm.f)) Terhadap Mencit Putih Jantan Galur Swiss Webster.

0 0 14

ANALISIS ANDROGRAFOLID DARI INFUSA DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) PADA HATI KELINCI SEHAT.

0 0 2

PERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI MASERASI DAN REFLUKS TERHADAP RENDEMEN ANDROGRAFOLID DARI HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees).

2 29 13

PERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI MASERASI DAN REFLUKS TERHADAP RENDEMEN ANDROGRAFOLID DARI HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees).

3 16 20

PENGEMBANGAN METODE REFLUKS UNTUK EKSTRAKSI ANDROGRAFOLID DARI HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees).

1 11 31

PERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI MASERASI DAN REFLUKS TERHADAP RENDEMEN ANDROGRAFOLID DARI HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees).

0 1 20

Validasi Penetapan Kadar Isolat Andrografolid dari Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) Menggunakan HPLC

0 0 7

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI FLAVONOID BEBAS ANDROGRAFOLID DARI HERBA SAMBILOTO(Andrographis paniculata)

0 0 8