HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN FISIK DENGAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 DENPASAR TAHUN 2014.

HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN FISIK DENGAN DISMENORE PRIMER
PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 DENPASAR TAHUN 2014
1

Dewa Agung Gina Andrini 2Dedi Silakarma 3Adiartha Griadhi
1. Prodi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar Bali
2. Bagian Rehabilitasi Medik RSUP Sanglah, Denpasar Bali
3. Bagian Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar Bali
ABSTRAK
Dismenore salah satu masalah umum yang dialami oleh sebagian besar remaja
perempuan. Salah satu faktor yang dapat mencegah timbulnya dismenore primer dengan
olahraga atau kebugaran fisik. Permasalahan dalam penelitian ini apakah ada hubungan
antara kebugaran fisik dengan dismenore primer pada remaja putri di SMA Negeri 1
Denpasar. Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan
penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik yang digunakan untuk
menentukan sampel yaitu simple random sampling. Besar sampel adalah 49 orang
remaja putri di SMA Negeri 1 Denpasar. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis
chi square test.Berdasarkan hasil penelitian, dari 15 responden yang bugar, 6 orang
(40%) diantaranya mengalami dismenore primer dan 9 orang (60%) lainnya tidak
mengalami dismenore primer. Sedangkan dari 34 responden yang tidak bugar, 30 orang
(88,2%) diantaranya mengalami dismenore primer dan 4 orang (11,8%) tidak

mengalami dismenore primer. Dari analisis data, didapatkan nilai p sebesar 0,000
sehingga p < 0,05. Berdasarkan hasil uji secara statistik maka dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara kebugaran fisik dengan dismenore primer.
Kata kunci : kebugaran fisik, dismenore primer, remaja putri
Correlations Between Physical Fitness And Primary Dysmenorrhea Among
Adolescent Girls At SMA Negeri 1 Denpasar In 2014
ABSTRACT
Dysmenorrhea is one of the common problems experienced by most of the
adolescent girls. Some factors that can prevent primary dysmenorrhea to occur is to do
sports or physical fitness. The statement problem of this research is whether there is a
correlations between physical fitness with primary dysmenorrhea among adolescent
girls in SMA Negeri 1 Denpasar. Author applied analytic study design with cross
sectional approach as the research method. Technique that was being used to determine
the sample is simple random sampling. Number of samples was 49 adolescent girls at
SMA Negeri 1 Denpasar. The data analysis technique was by chi square test. Based on
the results of the 15 respondents who were fit, there were 6 people (40%) had
experienced primary dysmenorrhea and 9 people (60%) had not experienced primary
dysmenorrhea. While of 34 respondents who were not fit, there were 30 people (88,2%)
had experienced primary dysmenorrhea and 4 (11,8%) had not experienced primary
dysmenorrhea. From data analysis by using chi square test, the value of p obtained is

0.000 (p < 0,05). Based on the statistic tests it can be concluded that there is a
significant correlation between physical fitness with primary dysmenorrhea.
Key words: physical fitness, primary dysmenorrhea, adolescent girls

dinding rahim. Sebelum menstruasi terjadi

PENDAHULUAN
Masa remaja adalah masa transisi

zat ini meningkat sehingga membuat

dari masa anak menuju masa dewasa yang

dinding rahim berkontraksi dan pembuluh

ditandai oleh adanya perubahan hormonal,

darah sekitarnya terjepit (vasokontriksi)

fisiologis, fisik, emosi dan psikis, dimana


yang

terjadi suatu periode pematangan organ

Intensitas kontraksi ini berbeda-beda tiap

reproduksi manusia dan sering disebut

individu

masa pubertas. Salah satu perubahan

menimbulkan dismenore.4

menimbulkan

dan

iskemia


bila

jaringan.

berlebihan

akan

fisiologis utama yang terjadi pada remaja

Dismenore dibedakan menjadi dua

putri adalah timbulnya menarche. Setelah

yaitu dismenore primer dan dismenore

itu banyak gadis menghadapi masalah

sekunder. Dismenore primer adalah nyeri


menstruasi tidak teratur, perdarahan yang

menstruasi tanpa disertai adanya kelainan

berlebihan dan dismenore.1

pada

organ

reproduksi.

Biasanya,

Menstruasi atau haid adalah proses

dismenore primer timbul pada masa

pelepasan endometrium pada saat ovum


remaja, yaitu 2-3 tahun setelah menstruasi

tidak dibuahi yang terjadi secara periodik

pertama

dan siklik. Panjang siklus menstruasi atau

dismenore sekunder adalah dismenore

haid terjadi secara periodik setiap 28 hari,

yang biasanya timbul pada usia 20 tahun

yang merupakan jarak antara tanggal

dan disebabkan karena adanya kelainan

mulainya haid yang lalu dengan tanggal


pada organ reproduksi.3

mulainya haid berikutnya.2
Pada saat

kalinya.

Sedangkan

untuk

Angka kejadian dismenore di dunia

menstruasi

biasanya

sangat


besar.

Rata-rata

dari

50%

mengalami nyeri perut, yang biasa disebut

perempuan di setiap negara mengalami

dengan dismenore. Dismenore salah satu

dismenore. Di Amerika angka kejadian

masalah umum yang dialami oleh sebagian

sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%.


besar remaja putri.1 Dismenore adalah

Sedangkan di Indonesia angka kejadian

nyeri menstruasi pada daerah panggul

diperkirakan

akibat peningkatan produksi prostaglandin.

produktif yang tersiksa oleh dismenore.

Kadar prostaglandin pada wanita tidaklah

Angka kejadian (prevalensi) dismenore

sama, dimana wanita yang mengalami

berkisar 45-95% dikalangan wanita usia


dismenore memiliki kadar prostaglandin 5

produktif. Dismenore pada umumnya tidak

– 13 kali lebih tinggi dibandingkan wanita

berbahaya, namun sering kali dirasa

3

mengganggu bagi wanita. Ada yang masih

Prostaglandin dibuat oleh lapisan dalam

bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan

yang

tidak


mengalami

dismenore.

55%

perempuan

usia

ada yang tidak bisa melakukan aktivitas

fisioterapi, salah satu fungsi fisioterapi

sehari-hari.4

adalah mengembangkan, memelihara dan
yang dapat

memulihkan gerak dan fungsi tubuh.8

mencegah timbulnya dismenore primer

Seorang fisioterapis juga berperan penting

adalah dengan olahraga atau kebugaran

dalam permasalahan wanita salah satunya

fisik.

suatu

dismenore primer. Health promotion dan

kemampuan untuk melakukan aktivitas

health education yang diberikan fisioterapi

sehari-hari

juga berguna untuk meningkatkan kualitas

Salah satu

tanpa

faktor

Kebugaran

fisik

yang

adalah

diberikan

menimbulkan

kepadanya

kelelahan

yang

kesehatan wanita.

5

berlebihan. Menurut American College of

Berdasarkan hal tersebut diatas,

Sport Medicine (ACSM) kebugaran fisik

peneliti

adalah kemampuan jantung, paru-paru,

penelitian

pembuluh darah dan otot untuk bekerja

kebugaran fisik dengan dismenore primer

secara optimal dan efisien.6

pada remaja putri di SMA Negeri 1

Pada seorang yang mempunyai
kebugaran

tentang

melakukan

hubungan

antara

Denpasar karena mempunyai populasi
yang ingin diteliti yaitu siswi yang terdiri

pembuluh darah yang baik maka berbagai

dari golongan remaja yang berusia 15-18

sistem dalam tubuhnya dapat bekerja

tahun.

optimal

paru-paru

mencoba

dan

secara

jantung,

akan

untuk

menghantarkan

oksigen dan nutrisi ke organ dan jaringan
7

sesuai dengan kebutuhan tubuh. Ketika

BAHAN DAN METODE
Rancangan

penelitian

yang

terjadi dismenore primer, nyeri akan

digunakan pada penelitian ini adalah

berkurang karena darah dan oksigen dapat

rancangan

tersalurkan ke pembuluh darah yang

pendekatan cross sectional. Penelitian ini

mengalami vasokontriksi.

dilakukan di SMA Negeri 1 Denpasar yang

Saat

usaha

pada

dismenore

analitik

dengan

preventif

dilaksanakan pada bulan Mei 2014. Alasan

primer

pemilihan lokasi ini karena mempunyai

kurang dilaksanakan, orang-orang lebih

populasi yang ingin diteliti yaitu siswi

banyak

yang terdiri dari golongan remaja.

(pencegahan)

ini

penelitian

melakukan

tindakan

kuratif

(pengobatan). Karena itu perlu peran
fisioterapi

dalam

penelitian

ini

adalah

preventif

seluruh siswi di SMA Negeri 1 Denpasar

(pencegahan) pada dismenore primer.

yang terdiri dari golongan remaja yang

Menurut KEPMENKES 1363 tahun 2001

berusia 15-18 tahun. Dari populasi akan

tentang

diambil sampel penelitian dengan tenik

registrasi

tindakan

Populasi

dan

izin

praktik

simple random sampling yaitu pemilihan

disertai

sampel yang dilakukan secara acak dengan

sembelit, diare dan sering buang air kecil.

sampai

jumlah

subyek

yang

kepala,

Kebugaran

memilih sampel yang telah memenuhi
kriteria

sakit

kemampuan

mual,

fisik

muntah,

adalah

seseorang

suatu

melakukan

diperlukan terpenuhi tanpa memperhatikan

aktivitas fisik yang diberikan kepadanya

strata. Kriteria pada penelitian ini terdiri

tanpa

dari kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

berlebihan. Untuk mengetahui kebugaran

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah

fisik sampel maka dilakukan pengukuran

a. Siswi SMA Negeri 1 Denpasar

menimbulkan

kelelahan

yang

dengan harvard step test. Pada penelitian
ini menggunakan harvard step test yang

yang berusia 15-18 tahun
b. Sedang atau sudah mengalami

telah dilakukan modifikasi yang ditujukan
untuk

menstruasi.
Kriteria eksklusi dalam penelitian

wanita.

Klasifikasi

kategori

kebugaran dibagi menjadi 4 kelompok
yaitu poor, average, good dan excellent.9

ini adalah :
a. Belum mengalami menarche

Tabel 1. Kategori Kebugaran Fisik (Sloan,
1959)

atau sedang hamil.
b. Tidak bersedia ikut serta dalam

Step Test Score

Rating

90

Excellent

penelitian.

Dismenore primer adalah nyeri
menstruasi

tanpa

kelainan

organ

Peneliti

akan

mengelompokkan

reproduksi, disebabkan karena peningkatan

menjadi dua kategori yaitu bugar (average,

kadar prostaglandin yang menyebabkan

good dan excellent) dan tidak bugar

uterus berkontraksi secara berlebihan dan

(poor).

juga mengakibatkan vasokontriksi arteriol.

instrumen sebagai berikut, bangku setinggi

Alat

18 inchi, alat pengatur irama (metronome)

ukur

yang

digunakan

menentukan dismenore
dengan

menggunakan

untuk

primer adalah

Pengukuran dilakukan dengan

dan alat penghitung waktu (stopwatch).

kuesioner

penegakan diagnosis dismenore primer

HASIL

yang mengacu pada gejala yang terjadi

Analisis univariat dilakukan untuk

yaitu nyeri di perut bagian bawah dan

melihat gambaran distribusi frekuensi

tungkai. Dismenore primer juga bisa

variabel-variabel

meliputi

karakteristik

responden, dalam penelitian ini diamati
berdasarkan

usia

responden,

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Dismenore

variabel

independen berupa gambaran kebugaran

Primer
Dismenore

Frekuensi

Persentase

(n)

(%)

fisik remaja putri di SMA Negeri 1
Denpasar dan variabel dependen berupa

Ada

36

73,5

kejadian dismenore primer pada remaja

Tidak

13

26,5

putri

Jumlah

49

100

di

SMA

Negeri

1

Denpasar.

Sedangkan analisis bivariat digunakan

Dari tabel di atas dapat dilihat

untuk analisis hubungan antara kebugaran

bahwa dari 49 responden didapatkan 36

fisik dengan dismenore primer, yang

orang

digunakan adalah analisis chi square.

primer atau nyeri pada bagian bawah

Yang menjadi responden dalam
penelitian

ini

adalah

sebanyak

49

responden. Berikut penjabaran dari hasil

(73,5%)

mengalami

dismenore

abdomen sedangkan 13 orang (26,5%)
tidak mengalami dismenore primer.
Tabel 4.Distribusi Spesifik Dismenore

penelitian.

Primer Berdasarkan Usia

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik

Dismenore Primer

Responden Berdasarkan Usia
Frekuensi

Persentase

(n)

(%)

15

8

16

Usia

Ya

Jumlah

Tidak

(n)

(%)

(n)

(%)

(n)

(%)

15

7

87,5

1

12,5

8

100

16,3

16

21

76,9

5

23,1

26

100

26

53,1

17

8

53,3

7

46,7

15

100

17

15

30,6

Jmlh

36

73,5

13

26,5

49

100

Jumlah

49

100

Usia

Tabel di atas menunjukkan bahwa
dari usia 15 tahun yang berjumlah 8 orang,

Dari tabel di atas dapat dilihat

7 orang (87,5%) diantaranya mengalami

bahwa kelompok usia yang terbanyak

dismenore primer dan 1 orang (12,5%)

adalah kelompok usia 16 tahun yang

tidak mengalami dismenore primer. Dari

berjumlah 26 orang (53,1%), sedangkan

usia 16 tahun yang berjumlah 26 orang, 21

kelompok usia yang paling sedikit adalah

orang (76,9%) diantaranya mengalami

kelompok usia 15 tahun yang berjumlah 8

dismenore primer dan 5 orang (23,1%)

orang (16,3%). Untuk kelompok usia 17

tidak mengalami dismenore primer. Dari

tahun berjumlah 15 orang (30,6%).

usia 17 tahun yang berjumlah 15 orang, 8
orang (53,3%) diantaranya mengalami

dismenore primer dan 7 orang (46,7%)

dismenore primer 10 orang (27,8%)

tidak mengalami dismenore primer.

diantaranya mengalami gangguan aktivitas
sehari-hari dan 26 orang (72,2%) tidak

27

30

mengalami gangguan aktivitas sehari-hari.

25

17
Jumlah

20

13

15

7

10

1

5

2

0

Gambar3. Distribusi Frekuensi

Gejala Dismenore Primer

Gambar 1. Distribusi Frekuensi

Dismenore Primer Berdasarkan Gangguan

Dismenore Primer Berdasarkan Frekuensi

Kemampuan kerja
Dari gambar diatas dapat dilihat

Gejala
Dari gambar diatas dapat dilihat

bahwa dari 36 responden yang mangalami

bahwa dari 36 responden yang mangalami

dismenore primer 11 orang (30,6%)

dismenore primer, 13 orang mengalami

diantaranya

nyeri pinggang, 1 orang merasa mual, 7

kemampuan kerja dan 25 orang (69,4%)

orang mengalami sakit kepala, 27 orang

tidak mengalami gangguan kemampuan

merasa lelah, 2 orang mengalami diare dan

kerja.

mengalami

gangguan

17 orang mengalami nyeri payudara.
.

Gambar 2.Distribusi Frekuensi
Dismenore Primer Berdasarkan Gangguan
Aktivitas Sehari-hari
Dari gambar diatas dapat dilihat
bahwa dari 36 responden yang mangalami

Gambar4. Distribusi Frekuensi
Dismenore Primer Berdasarkan Frekuensi
Keperluan Obat Analgesik

Dari gambar diatas dapat dilihat

memiliki status kebugaran buruk (tidak

bahwa dari 36 responden yang mangalami

bugar). Dari usia 16 tahun yang berjumlah

dismenore primer 11

orang (30,6%)

26 orang, 7 orang (26,9%) diantaranya

diantaranya memerlukan obat analgesik

memiliki status kebugaran baik (bugar)

dan 25 orang (69,4%) tidak memerlukan

dan 19 orang (73,1%) memiliki status

obat analgesik.

kebugaran buruk (tidak bugar). Dari usia

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tingkat
Kebugaran Fisik

17 tahun yang berjumlah 15 orang, 6 orang
(40%)

diantaranya

memiliki

status

Kebugaran

Frekuensi

Persentase

kebugaran baik (bugar) dan 9 orang (60%)

Fisik

(n)

(%)

memiliki status kebugaran buruk (tidak

Bugar

15

30,6

bugar).

Tidak bugar

34

69,4

Tabel 7. Hubungan Kebugaran Fisik

Jumlah

49

100

Dengan Kejadian Dismenore primer

Dari tabel di atas didapatkan bahwa
dari 49 responden hanya 15 orang (30,6%)
dari

seluruh

responden

yang

status

Dismenore

N
Bugar

kebugarannya buruk (tidak bugar).

Tidak

Kebugaran Fisik
Bugar

P

Tidak
%

N

%

n

%

15 100

6

40

9

60

30

88,2

4

11,8 34 100

36

73,5 13 26,5 49 100

0,000

Dari tabel di atas dapat dilihat

Jumlah

bahwa dari 15 responden yang bugar, 6

Tidak

orang

Bugar

Usia

Bugar
Jmlh

Fisik Berdasarkan Usia

Ya

Fisik

orang (69,4%) responden yang status

Tabel 6. Distribusi Spesifik Kebugaran

Primer

K.

kebugarannya baik (bugar) sedangkan 34

Jmlh

(n)

(%)

(n)

(%)

(n)

(%)

15

2

25

6

75

8

100

16

7

26,9

19

73,1

26

100

17

6

40

9

60

15

100

Jmlh

15

30,6

34

69,4

49

100

Tabel di atas menunjukkan bahwa
dari usia 15 tahun yang berjumlah 8 orang,
2 orang (25%) diantaranya memiliki status
kebugaran baik (bugar) dan 6 orang (75%)

(40%)

diantaranya

mengalami

dismenore primer dan 9 orang (60%)
lainnya

tidak

mengalami

dismenore

primer. Sedangkan dari 34 responden yang
tidak bugar, 30 orang (88,2%) diantaranya
mengalami dismenore primer dan 4 orang
(11,8%)

tidak

primer.

Dari

mengalami
analisis

data

dismenore
dengan

menggunakan metode uji chi square,
didapatkan nilai p sebesar 0,000 sehingga
p

Dokumen yang terkait

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Dismenore Primer pada Remaja Putri di SMA Dharma Pancasila Medan Tahun 2014

3 76 77

Kejadian Dismenore Berdasarkan Karakteristik Orang dan Waktu serta Dampaknya pada Remaja Putri SMA dan Sederajat di Jakarta Barat Tahun 2015

0 16 141

Hubungan Status Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Dismenore Primer pada Siswi SMA Negeri 1 Pahae Julu Tahun 2015

4 28 95

HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASIDENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA.

0 3 15

HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASIDENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA.

0 2 17

PENDAHULUAN HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA.

0 3 8

DAFTAR PUSTAKA HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA.

0 1 4

Hubungan Status Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Dismenore Primer pada Siswi SMA Negeri 1 Pahae Julu Tahun 2015

0 0 2

Hubungan Massa Lemak dengan Dismenore Primer pada Remaja Putri di Stikes Ceria Buana Bukittinggi

0 0 5

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 1 SEDATI SIDOARJO SKRIPSI

0 1 16