HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN FISIK DENGAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 DENPASAR TAHUN 2014.
HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN FISIK DENGAN DISMENORE PRIMER
PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 DENPASAR TAHUN 2014
1
Dewa Agung Gina Andrini 2Dedi Silakarma 3Adiartha Griadhi
1. Prodi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar Bali
2. Bagian Rehabilitasi Medik RSUP Sanglah, Denpasar Bali
3. Bagian Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar Bali
ABSTRAK
Dismenore salah satu masalah umum yang dialami oleh sebagian besar remaja
perempuan. Salah satu faktor yang dapat mencegah timbulnya dismenore primer dengan
olahraga atau kebugaran fisik. Permasalahan dalam penelitian ini apakah ada hubungan
antara kebugaran fisik dengan dismenore primer pada remaja putri di SMA Negeri 1
Denpasar. Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan
penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik yang digunakan untuk
menentukan sampel yaitu simple random sampling. Besar sampel adalah 49 orang
remaja putri di SMA Negeri 1 Denpasar. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis
chi square test.Berdasarkan hasil penelitian, dari 15 responden yang bugar, 6 orang
(40%) diantaranya mengalami dismenore primer dan 9 orang (60%) lainnya tidak
mengalami dismenore primer. Sedangkan dari 34 responden yang tidak bugar, 30 orang
(88,2%) diantaranya mengalami dismenore primer dan 4 orang (11,8%) tidak
mengalami dismenore primer. Dari analisis data, didapatkan nilai p sebesar 0,000
sehingga p < 0,05. Berdasarkan hasil uji secara statistik maka dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara kebugaran fisik dengan dismenore primer.
Kata kunci : kebugaran fisik, dismenore primer, remaja putri
Correlations Between Physical Fitness And Primary Dysmenorrhea Among
Adolescent Girls At SMA Negeri 1 Denpasar In 2014
ABSTRACT
Dysmenorrhea is one of the common problems experienced by most of the
adolescent girls. Some factors that can prevent primary dysmenorrhea to occur is to do
sports or physical fitness. The statement problem of this research is whether there is a
correlations between physical fitness with primary dysmenorrhea among adolescent
girls in SMA Negeri 1 Denpasar. Author applied analytic study design with cross
sectional approach as the research method. Technique that was being used to determine
the sample is simple random sampling. Number of samples was 49 adolescent girls at
SMA Negeri 1 Denpasar. The data analysis technique was by chi square test. Based on
the results of the 15 respondents who were fit, there were 6 people (40%) had
experienced primary dysmenorrhea and 9 people (60%) had not experienced primary
dysmenorrhea. While of 34 respondents who were not fit, there were 30 people (88,2%)
had experienced primary dysmenorrhea and 4 (11,8%) had not experienced primary
dysmenorrhea. From data analysis by using chi square test, the value of p obtained is
0.000 (p < 0,05). Based on the statistic tests it can be concluded that there is a
significant correlation between physical fitness with primary dysmenorrhea.
Key words: physical fitness, primary dysmenorrhea, adolescent girls
dinding rahim. Sebelum menstruasi terjadi
PENDAHULUAN
Masa remaja adalah masa transisi
zat ini meningkat sehingga membuat
dari masa anak menuju masa dewasa yang
dinding rahim berkontraksi dan pembuluh
ditandai oleh adanya perubahan hormonal,
darah sekitarnya terjepit (vasokontriksi)
fisiologis, fisik, emosi dan psikis, dimana
yang
terjadi suatu periode pematangan organ
Intensitas kontraksi ini berbeda-beda tiap
reproduksi manusia dan sering disebut
individu
masa pubertas. Salah satu perubahan
menimbulkan dismenore.4
menimbulkan
dan
iskemia
bila
jaringan.
berlebihan
akan
fisiologis utama yang terjadi pada remaja
Dismenore dibedakan menjadi dua
putri adalah timbulnya menarche. Setelah
yaitu dismenore primer dan dismenore
itu banyak gadis menghadapi masalah
sekunder. Dismenore primer adalah nyeri
menstruasi tidak teratur, perdarahan yang
menstruasi tanpa disertai adanya kelainan
berlebihan dan dismenore.1
pada
organ
reproduksi.
Biasanya,
Menstruasi atau haid adalah proses
dismenore primer timbul pada masa
pelepasan endometrium pada saat ovum
remaja, yaitu 2-3 tahun setelah menstruasi
tidak dibuahi yang terjadi secara periodik
pertama
dan siklik. Panjang siklus menstruasi atau
dismenore sekunder adalah dismenore
haid terjadi secara periodik setiap 28 hari,
yang biasanya timbul pada usia 20 tahun
yang merupakan jarak antara tanggal
dan disebabkan karena adanya kelainan
mulainya haid yang lalu dengan tanggal
pada organ reproduksi.3
mulainya haid berikutnya.2
Pada saat
kalinya.
Sedangkan
untuk
Angka kejadian dismenore di dunia
menstruasi
biasanya
sangat
besar.
Rata-rata
dari
50%
mengalami nyeri perut, yang biasa disebut
perempuan di setiap negara mengalami
dengan dismenore. Dismenore salah satu
dismenore. Di Amerika angka kejadian
masalah umum yang dialami oleh sebagian
sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%.
besar remaja putri.1 Dismenore adalah
Sedangkan di Indonesia angka kejadian
nyeri menstruasi pada daerah panggul
diperkirakan
akibat peningkatan produksi prostaglandin.
produktif yang tersiksa oleh dismenore.
Kadar prostaglandin pada wanita tidaklah
Angka kejadian (prevalensi) dismenore
sama, dimana wanita yang mengalami
berkisar 45-95% dikalangan wanita usia
dismenore memiliki kadar prostaglandin 5
produktif. Dismenore pada umumnya tidak
– 13 kali lebih tinggi dibandingkan wanita
berbahaya, namun sering kali dirasa
3
mengganggu bagi wanita. Ada yang masih
Prostaglandin dibuat oleh lapisan dalam
bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan
yang
tidak
mengalami
dismenore.
55%
perempuan
usia
ada yang tidak bisa melakukan aktivitas
fisioterapi, salah satu fungsi fisioterapi
sehari-hari.4
adalah mengembangkan, memelihara dan
yang dapat
memulihkan gerak dan fungsi tubuh.8
mencegah timbulnya dismenore primer
Seorang fisioterapis juga berperan penting
adalah dengan olahraga atau kebugaran
dalam permasalahan wanita salah satunya
fisik.
suatu
dismenore primer. Health promotion dan
kemampuan untuk melakukan aktivitas
health education yang diberikan fisioterapi
sehari-hari
juga berguna untuk meningkatkan kualitas
Salah satu
tanpa
faktor
Kebugaran
fisik
yang
adalah
diberikan
menimbulkan
kepadanya
kelelahan
yang
kesehatan wanita.
5
berlebihan. Menurut American College of
Berdasarkan hal tersebut diatas,
Sport Medicine (ACSM) kebugaran fisik
peneliti
adalah kemampuan jantung, paru-paru,
penelitian
pembuluh darah dan otot untuk bekerja
kebugaran fisik dengan dismenore primer
secara optimal dan efisien.6
pada remaja putri di SMA Negeri 1
Pada seorang yang mempunyai
kebugaran
tentang
melakukan
hubungan
antara
Denpasar karena mempunyai populasi
yang ingin diteliti yaitu siswi yang terdiri
pembuluh darah yang baik maka berbagai
dari golongan remaja yang berusia 15-18
sistem dalam tubuhnya dapat bekerja
tahun.
optimal
paru-paru
mencoba
dan
secara
jantung,
akan
untuk
menghantarkan
oksigen dan nutrisi ke organ dan jaringan
7
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Ketika
BAHAN DAN METODE
Rancangan
penelitian
yang
terjadi dismenore primer, nyeri akan
digunakan pada penelitian ini adalah
berkurang karena darah dan oksigen dapat
rancangan
tersalurkan ke pembuluh darah yang
pendekatan cross sectional. Penelitian ini
mengalami vasokontriksi.
dilakukan di SMA Negeri 1 Denpasar yang
Saat
usaha
pada
dismenore
analitik
dengan
preventif
dilaksanakan pada bulan Mei 2014. Alasan
primer
pemilihan lokasi ini karena mempunyai
kurang dilaksanakan, orang-orang lebih
populasi yang ingin diteliti yaitu siswi
banyak
yang terdiri dari golongan remaja.
(pencegahan)
ini
penelitian
melakukan
tindakan
kuratif
(pengobatan). Karena itu perlu peran
fisioterapi
dalam
penelitian
ini
adalah
preventif
seluruh siswi di SMA Negeri 1 Denpasar
(pencegahan) pada dismenore primer.
yang terdiri dari golongan remaja yang
Menurut KEPMENKES 1363 tahun 2001
berusia 15-18 tahun. Dari populasi akan
tentang
diambil sampel penelitian dengan tenik
registrasi
tindakan
Populasi
dan
izin
praktik
simple random sampling yaitu pemilihan
disertai
sampel yang dilakukan secara acak dengan
sembelit, diare dan sering buang air kecil.
sampai
jumlah
subyek
yang
kepala,
Kebugaran
memilih sampel yang telah memenuhi
kriteria
sakit
kemampuan
mual,
fisik
muntah,
adalah
seseorang
suatu
melakukan
diperlukan terpenuhi tanpa memperhatikan
aktivitas fisik yang diberikan kepadanya
strata. Kriteria pada penelitian ini terdiri
tanpa
dari kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
berlebihan. Untuk mengetahui kebugaran
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah
fisik sampel maka dilakukan pengukuran
a. Siswi SMA Negeri 1 Denpasar
menimbulkan
kelelahan
yang
dengan harvard step test. Pada penelitian
ini menggunakan harvard step test yang
yang berusia 15-18 tahun
b. Sedang atau sudah mengalami
telah dilakukan modifikasi yang ditujukan
untuk
menstruasi.
Kriteria eksklusi dalam penelitian
wanita.
Klasifikasi
kategori
kebugaran dibagi menjadi 4 kelompok
yaitu poor, average, good dan excellent.9
ini adalah :
a. Belum mengalami menarche
Tabel 1. Kategori Kebugaran Fisik (Sloan,
1959)
atau sedang hamil.
b. Tidak bersedia ikut serta dalam
Step Test Score
Rating
90
Excellent
penelitian.
Dismenore primer adalah nyeri
menstruasi
tanpa
kelainan
organ
Peneliti
akan
mengelompokkan
reproduksi, disebabkan karena peningkatan
menjadi dua kategori yaitu bugar (average,
kadar prostaglandin yang menyebabkan
good dan excellent) dan tidak bugar
uterus berkontraksi secara berlebihan dan
(poor).
juga mengakibatkan vasokontriksi arteriol.
instrumen sebagai berikut, bangku setinggi
Alat
18 inchi, alat pengatur irama (metronome)
ukur
yang
digunakan
menentukan dismenore
dengan
menggunakan
untuk
primer adalah
Pengukuran dilakukan dengan
dan alat penghitung waktu (stopwatch).
kuesioner
penegakan diagnosis dismenore primer
HASIL
yang mengacu pada gejala yang terjadi
Analisis univariat dilakukan untuk
yaitu nyeri di perut bagian bawah dan
melihat gambaran distribusi frekuensi
tungkai. Dismenore primer juga bisa
variabel-variabel
meliputi
karakteristik
responden, dalam penelitian ini diamati
berdasarkan
usia
responden,
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Dismenore
variabel
independen berupa gambaran kebugaran
Primer
Dismenore
Frekuensi
Persentase
(n)
(%)
fisik remaja putri di SMA Negeri 1
Denpasar dan variabel dependen berupa
Ada
36
73,5
kejadian dismenore primer pada remaja
Tidak
13
26,5
putri
Jumlah
49
100
di
SMA
Negeri
1
Denpasar.
Sedangkan analisis bivariat digunakan
Dari tabel di atas dapat dilihat
untuk analisis hubungan antara kebugaran
bahwa dari 49 responden didapatkan 36
fisik dengan dismenore primer, yang
orang
digunakan adalah analisis chi square.
primer atau nyeri pada bagian bawah
Yang menjadi responden dalam
penelitian
ini
adalah
sebanyak
49
responden. Berikut penjabaran dari hasil
(73,5%)
mengalami
dismenore
abdomen sedangkan 13 orang (26,5%)
tidak mengalami dismenore primer.
Tabel 4.Distribusi Spesifik Dismenore
penelitian.
Primer Berdasarkan Usia
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik
Dismenore Primer
Responden Berdasarkan Usia
Frekuensi
Persentase
(n)
(%)
15
8
16
Usia
Ya
Jumlah
Tidak
(n)
(%)
(n)
(%)
(n)
(%)
15
7
87,5
1
12,5
8
100
16,3
16
21
76,9
5
23,1
26
100
26
53,1
17
8
53,3
7
46,7
15
100
17
15
30,6
Jmlh
36
73,5
13
26,5
49
100
Jumlah
49
100
Usia
Tabel di atas menunjukkan bahwa
dari usia 15 tahun yang berjumlah 8 orang,
Dari tabel di atas dapat dilihat
7 orang (87,5%) diantaranya mengalami
bahwa kelompok usia yang terbanyak
dismenore primer dan 1 orang (12,5%)
adalah kelompok usia 16 tahun yang
tidak mengalami dismenore primer. Dari
berjumlah 26 orang (53,1%), sedangkan
usia 16 tahun yang berjumlah 26 orang, 21
kelompok usia yang paling sedikit adalah
orang (76,9%) diantaranya mengalami
kelompok usia 15 tahun yang berjumlah 8
dismenore primer dan 5 orang (23,1%)
orang (16,3%). Untuk kelompok usia 17
tidak mengalami dismenore primer. Dari
tahun berjumlah 15 orang (30,6%).
usia 17 tahun yang berjumlah 15 orang, 8
orang (53,3%) diantaranya mengalami
dismenore primer dan 7 orang (46,7%)
dismenore primer 10 orang (27,8%)
tidak mengalami dismenore primer.
diantaranya mengalami gangguan aktivitas
sehari-hari dan 26 orang (72,2%) tidak
27
30
mengalami gangguan aktivitas sehari-hari.
25
17
Jumlah
20
13
15
7
10
1
5
2
0
Gambar3. Distribusi Frekuensi
Gejala Dismenore Primer
Gambar 1. Distribusi Frekuensi
Dismenore Primer Berdasarkan Gangguan
Dismenore Primer Berdasarkan Frekuensi
Kemampuan kerja
Dari gambar diatas dapat dilihat
Gejala
Dari gambar diatas dapat dilihat
bahwa dari 36 responden yang mangalami
bahwa dari 36 responden yang mangalami
dismenore primer 11 orang (30,6%)
dismenore primer, 13 orang mengalami
diantaranya
nyeri pinggang, 1 orang merasa mual, 7
kemampuan kerja dan 25 orang (69,4%)
orang mengalami sakit kepala, 27 orang
tidak mengalami gangguan kemampuan
merasa lelah, 2 orang mengalami diare dan
kerja.
mengalami
gangguan
17 orang mengalami nyeri payudara.
.
Gambar 2.Distribusi Frekuensi
Dismenore Primer Berdasarkan Gangguan
Aktivitas Sehari-hari
Dari gambar diatas dapat dilihat
bahwa dari 36 responden yang mangalami
Gambar4. Distribusi Frekuensi
Dismenore Primer Berdasarkan Frekuensi
Keperluan Obat Analgesik
Dari gambar diatas dapat dilihat
memiliki status kebugaran buruk (tidak
bahwa dari 36 responden yang mangalami
bugar). Dari usia 16 tahun yang berjumlah
dismenore primer 11
orang (30,6%)
26 orang, 7 orang (26,9%) diantaranya
diantaranya memerlukan obat analgesik
memiliki status kebugaran baik (bugar)
dan 25 orang (69,4%) tidak memerlukan
dan 19 orang (73,1%) memiliki status
obat analgesik.
kebugaran buruk (tidak bugar). Dari usia
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tingkat
Kebugaran Fisik
17 tahun yang berjumlah 15 orang, 6 orang
(40%)
diantaranya
memiliki
status
Kebugaran
Frekuensi
Persentase
kebugaran baik (bugar) dan 9 orang (60%)
Fisik
(n)
(%)
memiliki status kebugaran buruk (tidak
Bugar
15
30,6
bugar).
Tidak bugar
34
69,4
Tabel 7. Hubungan Kebugaran Fisik
Jumlah
49
100
Dengan Kejadian Dismenore primer
Dari tabel di atas didapatkan bahwa
dari 49 responden hanya 15 orang (30,6%)
dari
seluruh
responden
yang
status
Dismenore
N
Bugar
kebugarannya buruk (tidak bugar).
Tidak
Kebugaran Fisik
Bugar
P
Tidak
%
N
%
n
%
15 100
6
40
9
60
30
88,2
4
11,8 34 100
36
73,5 13 26,5 49 100
0,000
Dari tabel di atas dapat dilihat
Jumlah
bahwa dari 15 responden yang bugar, 6
Tidak
orang
Bugar
Usia
Bugar
Jmlh
Fisik Berdasarkan Usia
Ya
Fisik
orang (69,4%) responden yang status
Tabel 6. Distribusi Spesifik Kebugaran
Primer
K.
kebugarannya baik (bugar) sedangkan 34
Jmlh
(n)
(%)
(n)
(%)
(n)
(%)
15
2
25
6
75
8
100
16
7
26,9
19
73,1
26
100
17
6
40
9
60
15
100
Jmlh
15
30,6
34
69,4
49
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa
dari usia 15 tahun yang berjumlah 8 orang,
2 orang (25%) diantaranya memiliki status
kebugaran baik (bugar) dan 6 orang (75%)
(40%)
diantaranya
mengalami
dismenore primer dan 9 orang (60%)
lainnya
tidak
mengalami
dismenore
primer. Sedangkan dari 34 responden yang
tidak bugar, 30 orang (88,2%) diantaranya
mengalami dismenore primer dan 4 orang
(11,8%)
tidak
primer.
Dari
mengalami
analisis
data
dismenore
dengan
menggunakan metode uji chi square,
didapatkan nilai p sebesar 0,000 sehingga
p
PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 DENPASAR TAHUN 2014
1
Dewa Agung Gina Andrini 2Dedi Silakarma 3Adiartha Griadhi
1. Prodi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar Bali
2. Bagian Rehabilitasi Medik RSUP Sanglah, Denpasar Bali
3. Bagian Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar Bali
ABSTRAK
Dismenore salah satu masalah umum yang dialami oleh sebagian besar remaja
perempuan. Salah satu faktor yang dapat mencegah timbulnya dismenore primer dengan
olahraga atau kebugaran fisik. Permasalahan dalam penelitian ini apakah ada hubungan
antara kebugaran fisik dengan dismenore primer pada remaja putri di SMA Negeri 1
Denpasar. Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan
penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik yang digunakan untuk
menentukan sampel yaitu simple random sampling. Besar sampel adalah 49 orang
remaja putri di SMA Negeri 1 Denpasar. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis
chi square test.Berdasarkan hasil penelitian, dari 15 responden yang bugar, 6 orang
(40%) diantaranya mengalami dismenore primer dan 9 orang (60%) lainnya tidak
mengalami dismenore primer. Sedangkan dari 34 responden yang tidak bugar, 30 orang
(88,2%) diantaranya mengalami dismenore primer dan 4 orang (11,8%) tidak
mengalami dismenore primer. Dari analisis data, didapatkan nilai p sebesar 0,000
sehingga p < 0,05. Berdasarkan hasil uji secara statistik maka dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara kebugaran fisik dengan dismenore primer.
Kata kunci : kebugaran fisik, dismenore primer, remaja putri
Correlations Between Physical Fitness And Primary Dysmenorrhea Among
Adolescent Girls At SMA Negeri 1 Denpasar In 2014
ABSTRACT
Dysmenorrhea is one of the common problems experienced by most of the
adolescent girls. Some factors that can prevent primary dysmenorrhea to occur is to do
sports or physical fitness. The statement problem of this research is whether there is a
correlations between physical fitness with primary dysmenorrhea among adolescent
girls in SMA Negeri 1 Denpasar. Author applied analytic study design with cross
sectional approach as the research method. Technique that was being used to determine
the sample is simple random sampling. Number of samples was 49 adolescent girls at
SMA Negeri 1 Denpasar. The data analysis technique was by chi square test. Based on
the results of the 15 respondents who were fit, there were 6 people (40%) had
experienced primary dysmenorrhea and 9 people (60%) had not experienced primary
dysmenorrhea. While of 34 respondents who were not fit, there were 30 people (88,2%)
had experienced primary dysmenorrhea and 4 (11,8%) had not experienced primary
dysmenorrhea. From data analysis by using chi square test, the value of p obtained is
0.000 (p < 0,05). Based on the statistic tests it can be concluded that there is a
significant correlation between physical fitness with primary dysmenorrhea.
Key words: physical fitness, primary dysmenorrhea, adolescent girls
dinding rahim. Sebelum menstruasi terjadi
PENDAHULUAN
Masa remaja adalah masa transisi
zat ini meningkat sehingga membuat
dari masa anak menuju masa dewasa yang
dinding rahim berkontraksi dan pembuluh
ditandai oleh adanya perubahan hormonal,
darah sekitarnya terjepit (vasokontriksi)
fisiologis, fisik, emosi dan psikis, dimana
yang
terjadi suatu periode pematangan organ
Intensitas kontraksi ini berbeda-beda tiap
reproduksi manusia dan sering disebut
individu
masa pubertas. Salah satu perubahan
menimbulkan dismenore.4
menimbulkan
dan
iskemia
bila
jaringan.
berlebihan
akan
fisiologis utama yang terjadi pada remaja
Dismenore dibedakan menjadi dua
putri adalah timbulnya menarche. Setelah
yaitu dismenore primer dan dismenore
itu banyak gadis menghadapi masalah
sekunder. Dismenore primer adalah nyeri
menstruasi tidak teratur, perdarahan yang
menstruasi tanpa disertai adanya kelainan
berlebihan dan dismenore.1
pada
organ
reproduksi.
Biasanya,
Menstruasi atau haid adalah proses
dismenore primer timbul pada masa
pelepasan endometrium pada saat ovum
remaja, yaitu 2-3 tahun setelah menstruasi
tidak dibuahi yang terjadi secara periodik
pertama
dan siklik. Panjang siklus menstruasi atau
dismenore sekunder adalah dismenore
haid terjadi secara periodik setiap 28 hari,
yang biasanya timbul pada usia 20 tahun
yang merupakan jarak antara tanggal
dan disebabkan karena adanya kelainan
mulainya haid yang lalu dengan tanggal
pada organ reproduksi.3
mulainya haid berikutnya.2
Pada saat
kalinya.
Sedangkan
untuk
Angka kejadian dismenore di dunia
menstruasi
biasanya
sangat
besar.
Rata-rata
dari
50%
mengalami nyeri perut, yang biasa disebut
perempuan di setiap negara mengalami
dengan dismenore. Dismenore salah satu
dismenore. Di Amerika angka kejadian
masalah umum yang dialami oleh sebagian
sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%.
besar remaja putri.1 Dismenore adalah
Sedangkan di Indonesia angka kejadian
nyeri menstruasi pada daerah panggul
diperkirakan
akibat peningkatan produksi prostaglandin.
produktif yang tersiksa oleh dismenore.
Kadar prostaglandin pada wanita tidaklah
Angka kejadian (prevalensi) dismenore
sama, dimana wanita yang mengalami
berkisar 45-95% dikalangan wanita usia
dismenore memiliki kadar prostaglandin 5
produktif. Dismenore pada umumnya tidak
– 13 kali lebih tinggi dibandingkan wanita
berbahaya, namun sering kali dirasa
3
mengganggu bagi wanita. Ada yang masih
Prostaglandin dibuat oleh lapisan dalam
bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan
yang
tidak
mengalami
dismenore.
55%
perempuan
usia
ada yang tidak bisa melakukan aktivitas
fisioterapi, salah satu fungsi fisioterapi
sehari-hari.4
adalah mengembangkan, memelihara dan
yang dapat
memulihkan gerak dan fungsi tubuh.8
mencegah timbulnya dismenore primer
Seorang fisioterapis juga berperan penting
adalah dengan olahraga atau kebugaran
dalam permasalahan wanita salah satunya
fisik.
suatu
dismenore primer. Health promotion dan
kemampuan untuk melakukan aktivitas
health education yang diberikan fisioterapi
sehari-hari
juga berguna untuk meningkatkan kualitas
Salah satu
tanpa
faktor
Kebugaran
fisik
yang
adalah
diberikan
menimbulkan
kepadanya
kelelahan
yang
kesehatan wanita.
5
berlebihan. Menurut American College of
Berdasarkan hal tersebut diatas,
Sport Medicine (ACSM) kebugaran fisik
peneliti
adalah kemampuan jantung, paru-paru,
penelitian
pembuluh darah dan otot untuk bekerja
kebugaran fisik dengan dismenore primer
secara optimal dan efisien.6
pada remaja putri di SMA Negeri 1
Pada seorang yang mempunyai
kebugaran
tentang
melakukan
hubungan
antara
Denpasar karena mempunyai populasi
yang ingin diteliti yaitu siswi yang terdiri
pembuluh darah yang baik maka berbagai
dari golongan remaja yang berusia 15-18
sistem dalam tubuhnya dapat bekerja
tahun.
optimal
paru-paru
mencoba
dan
secara
jantung,
akan
untuk
menghantarkan
oksigen dan nutrisi ke organ dan jaringan
7
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Ketika
BAHAN DAN METODE
Rancangan
penelitian
yang
terjadi dismenore primer, nyeri akan
digunakan pada penelitian ini adalah
berkurang karena darah dan oksigen dapat
rancangan
tersalurkan ke pembuluh darah yang
pendekatan cross sectional. Penelitian ini
mengalami vasokontriksi.
dilakukan di SMA Negeri 1 Denpasar yang
Saat
usaha
pada
dismenore
analitik
dengan
preventif
dilaksanakan pada bulan Mei 2014. Alasan
primer
pemilihan lokasi ini karena mempunyai
kurang dilaksanakan, orang-orang lebih
populasi yang ingin diteliti yaitu siswi
banyak
yang terdiri dari golongan remaja.
(pencegahan)
ini
penelitian
melakukan
tindakan
kuratif
(pengobatan). Karena itu perlu peran
fisioterapi
dalam
penelitian
ini
adalah
preventif
seluruh siswi di SMA Negeri 1 Denpasar
(pencegahan) pada dismenore primer.
yang terdiri dari golongan remaja yang
Menurut KEPMENKES 1363 tahun 2001
berusia 15-18 tahun. Dari populasi akan
tentang
diambil sampel penelitian dengan tenik
registrasi
tindakan
Populasi
dan
izin
praktik
simple random sampling yaitu pemilihan
disertai
sampel yang dilakukan secara acak dengan
sembelit, diare dan sering buang air kecil.
sampai
jumlah
subyek
yang
kepala,
Kebugaran
memilih sampel yang telah memenuhi
kriteria
sakit
kemampuan
mual,
fisik
muntah,
adalah
seseorang
suatu
melakukan
diperlukan terpenuhi tanpa memperhatikan
aktivitas fisik yang diberikan kepadanya
strata. Kriteria pada penelitian ini terdiri
tanpa
dari kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
berlebihan. Untuk mengetahui kebugaran
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah
fisik sampel maka dilakukan pengukuran
a. Siswi SMA Negeri 1 Denpasar
menimbulkan
kelelahan
yang
dengan harvard step test. Pada penelitian
ini menggunakan harvard step test yang
yang berusia 15-18 tahun
b. Sedang atau sudah mengalami
telah dilakukan modifikasi yang ditujukan
untuk
menstruasi.
Kriteria eksklusi dalam penelitian
wanita.
Klasifikasi
kategori
kebugaran dibagi menjadi 4 kelompok
yaitu poor, average, good dan excellent.9
ini adalah :
a. Belum mengalami menarche
Tabel 1. Kategori Kebugaran Fisik (Sloan,
1959)
atau sedang hamil.
b. Tidak bersedia ikut serta dalam
Step Test Score
Rating
90
Excellent
penelitian.
Dismenore primer adalah nyeri
menstruasi
tanpa
kelainan
organ
Peneliti
akan
mengelompokkan
reproduksi, disebabkan karena peningkatan
menjadi dua kategori yaitu bugar (average,
kadar prostaglandin yang menyebabkan
good dan excellent) dan tidak bugar
uterus berkontraksi secara berlebihan dan
(poor).
juga mengakibatkan vasokontriksi arteriol.
instrumen sebagai berikut, bangku setinggi
Alat
18 inchi, alat pengatur irama (metronome)
ukur
yang
digunakan
menentukan dismenore
dengan
menggunakan
untuk
primer adalah
Pengukuran dilakukan dengan
dan alat penghitung waktu (stopwatch).
kuesioner
penegakan diagnosis dismenore primer
HASIL
yang mengacu pada gejala yang terjadi
Analisis univariat dilakukan untuk
yaitu nyeri di perut bagian bawah dan
melihat gambaran distribusi frekuensi
tungkai. Dismenore primer juga bisa
variabel-variabel
meliputi
karakteristik
responden, dalam penelitian ini diamati
berdasarkan
usia
responden,
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Dismenore
variabel
independen berupa gambaran kebugaran
Primer
Dismenore
Frekuensi
Persentase
(n)
(%)
fisik remaja putri di SMA Negeri 1
Denpasar dan variabel dependen berupa
Ada
36
73,5
kejadian dismenore primer pada remaja
Tidak
13
26,5
putri
Jumlah
49
100
di
SMA
Negeri
1
Denpasar.
Sedangkan analisis bivariat digunakan
Dari tabel di atas dapat dilihat
untuk analisis hubungan antara kebugaran
bahwa dari 49 responden didapatkan 36
fisik dengan dismenore primer, yang
orang
digunakan adalah analisis chi square.
primer atau nyeri pada bagian bawah
Yang menjadi responden dalam
penelitian
ini
adalah
sebanyak
49
responden. Berikut penjabaran dari hasil
(73,5%)
mengalami
dismenore
abdomen sedangkan 13 orang (26,5%)
tidak mengalami dismenore primer.
Tabel 4.Distribusi Spesifik Dismenore
penelitian.
Primer Berdasarkan Usia
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik
Dismenore Primer
Responden Berdasarkan Usia
Frekuensi
Persentase
(n)
(%)
15
8
16
Usia
Ya
Jumlah
Tidak
(n)
(%)
(n)
(%)
(n)
(%)
15
7
87,5
1
12,5
8
100
16,3
16
21
76,9
5
23,1
26
100
26
53,1
17
8
53,3
7
46,7
15
100
17
15
30,6
Jmlh
36
73,5
13
26,5
49
100
Jumlah
49
100
Usia
Tabel di atas menunjukkan bahwa
dari usia 15 tahun yang berjumlah 8 orang,
Dari tabel di atas dapat dilihat
7 orang (87,5%) diantaranya mengalami
bahwa kelompok usia yang terbanyak
dismenore primer dan 1 orang (12,5%)
adalah kelompok usia 16 tahun yang
tidak mengalami dismenore primer. Dari
berjumlah 26 orang (53,1%), sedangkan
usia 16 tahun yang berjumlah 26 orang, 21
kelompok usia yang paling sedikit adalah
orang (76,9%) diantaranya mengalami
kelompok usia 15 tahun yang berjumlah 8
dismenore primer dan 5 orang (23,1%)
orang (16,3%). Untuk kelompok usia 17
tidak mengalami dismenore primer. Dari
tahun berjumlah 15 orang (30,6%).
usia 17 tahun yang berjumlah 15 orang, 8
orang (53,3%) diantaranya mengalami
dismenore primer dan 7 orang (46,7%)
dismenore primer 10 orang (27,8%)
tidak mengalami dismenore primer.
diantaranya mengalami gangguan aktivitas
sehari-hari dan 26 orang (72,2%) tidak
27
30
mengalami gangguan aktivitas sehari-hari.
25
17
Jumlah
20
13
15
7
10
1
5
2
0
Gambar3. Distribusi Frekuensi
Gejala Dismenore Primer
Gambar 1. Distribusi Frekuensi
Dismenore Primer Berdasarkan Gangguan
Dismenore Primer Berdasarkan Frekuensi
Kemampuan kerja
Dari gambar diatas dapat dilihat
Gejala
Dari gambar diatas dapat dilihat
bahwa dari 36 responden yang mangalami
bahwa dari 36 responden yang mangalami
dismenore primer 11 orang (30,6%)
dismenore primer, 13 orang mengalami
diantaranya
nyeri pinggang, 1 orang merasa mual, 7
kemampuan kerja dan 25 orang (69,4%)
orang mengalami sakit kepala, 27 orang
tidak mengalami gangguan kemampuan
merasa lelah, 2 orang mengalami diare dan
kerja.
mengalami
gangguan
17 orang mengalami nyeri payudara.
.
Gambar 2.Distribusi Frekuensi
Dismenore Primer Berdasarkan Gangguan
Aktivitas Sehari-hari
Dari gambar diatas dapat dilihat
bahwa dari 36 responden yang mangalami
Gambar4. Distribusi Frekuensi
Dismenore Primer Berdasarkan Frekuensi
Keperluan Obat Analgesik
Dari gambar diatas dapat dilihat
memiliki status kebugaran buruk (tidak
bahwa dari 36 responden yang mangalami
bugar). Dari usia 16 tahun yang berjumlah
dismenore primer 11
orang (30,6%)
26 orang, 7 orang (26,9%) diantaranya
diantaranya memerlukan obat analgesik
memiliki status kebugaran baik (bugar)
dan 25 orang (69,4%) tidak memerlukan
dan 19 orang (73,1%) memiliki status
obat analgesik.
kebugaran buruk (tidak bugar). Dari usia
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tingkat
Kebugaran Fisik
17 tahun yang berjumlah 15 orang, 6 orang
(40%)
diantaranya
memiliki
status
Kebugaran
Frekuensi
Persentase
kebugaran baik (bugar) dan 9 orang (60%)
Fisik
(n)
(%)
memiliki status kebugaran buruk (tidak
Bugar
15
30,6
bugar).
Tidak bugar
34
69,4
Tabel 7. Hubungan Kebugaran Fisik
Jumlah
49
100
Dengan Kejadian Dismenore primer
Dari tabel di atas didapatkan bahwa
dari 49 responden hanya 15 orang (30,6%)
dari
seluruh
responden
yang
status
Dismenore
N
Bugar
kebugarannya buruk (tidak bugar).
Tidak
Kebugaran Fisik
Bugar
P
Tidak
%
N
%
n
%
15 100
6
40
9
60
30
88,2
4
11,8 34 100
36
73,5 13 26,5 49 100
0,000
Dari tabel di atas dapat dilihat
Jumlah
bahwa dari 15 responden yang bugar, 6
Tidak
orang
Bugar
Usia
Bugar
Jmlh
Fisik Berdasarkan Usia
Ya
Fisik
orang (69,4%) responden yang status
Tabel 6. Distribusi Spesifik Kebugaran
Primer
K.
kebugarannya baik (bugar) sedangkan 34
Jmlh
(n)
(%)
(n)
(%)
(n)
(%)
15
2
25
6
75
8
100
16
7
26,9
19
73,1
26
100
17
6
40
9
60
15
100
Jmlh
15
30,6
34
69,4
49
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa
dari usia 15 tahun yang berjumlah 8 orang,
2 orang (25%) diantaranya memiliki status
kebugaran baik (bugar) dan 6 orang (75%)
(40%)
diantaranya
mengalami
dismenore primer dan 9 orang (60%)
lainnya
tidak
mengalami
dismenore
primer. Sedangkan dari 34 responden yang
tidak bugar, 30 orang (88,2%) diantaranya
mengalami dismenore primer dan 4 orang
(11,8%)
tidak
primer.
Dari
mengalami
analisis
data
dismenore
dengan
menggunakan metode uji chi square,
didapatkan nilai p sebesar 0,000 sehingga
p