AUDIT I LEGAL LIABILITY CONSIDERATION FO

MODUL PERKULIAHAN

AUDIT I

LEGAL LIABILITY CONSIDERATION FOR
AUDITORS

Fakultas

Program Studi

Online

Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi

4

Kode MK


Disusun Oleh
Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA

Abstract

Kompetensi

Pada pokok bahasan ini akan
dijelaskan :
Dapat memahamI tentang definisi
audit, jenis-jenis penugasan, jenis-jenis
auditor dan jasa lainnya

Mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan :
1. Definsi dari auditing dan
penjelasannya
2. Jenis-jenis audit yang dapat
diberikan
3. Jenis-jenis auditor yang ada

4. Bentuk penugasan lainnya

LINGKUNGAN HUKUM
KECENDERUNGAN LITIGASI DI AMERIKA SERIKAT

Kecenderungan penting dimulai pada tahun 1980-an, berlanjut dalam tahun 1990-an, dan
sampai pada lahirnya Private Securities Litigation Reform Act pada tahun 1995. Kegagalan
tersebut tidak mesti berasal dari kegagalan audit, tapi bisa juga karena adanya gugatan oleh
para penggugat dan para penasehat hukumnya yang mencoba memangsa para auditor
tanpa mengindahkan tingkat kesalahannya.

1. Kewajiban pada klien dimana auditor harus merahasiakan hasil pemeriksaanya pada
pihak yang tidak berkepentingan, bagaimana jika perusahaan sedang menghadapi sengketa
hukum apakah auditor bisa mengungkapnya ? jelaskan dan berikan contoh kasus
KEWAJIBAN MENURUT COMMON LAW
Common Law adalah hukum yang tidak tertulis. Hukum ini berdasarkan atas keputusan
pengadilan dan bukan atas hukum yang dibuat dan disahkan oleh pihak legislatif. Common
law berasal dari prinsip-prinsip yang berdasarkan keadilan, alas an, dan hal-hal yang masuk
akal, dan bukannya hukum hukum yang absolute, tetap, dan kaku. Prinsip-prinsip common
law ditentukan oleh kebutuhan sosial masyarakat. Menurut common law, kewajiban hukum

para CPA berkaitan luas dengan 2 pihak, yaitu para klien dan pihak ketiga.

KEWAJIBAN KEPADA KLIEN
Seorang CPA berada dalam hubungan kontraktual langsung dengan klien. Dengan
menyetujui untuk melaksanakan jasa bagi klien, CPA berperan sebagai kontraktor
independen. Seorang akuntan bertanggung jawab kepada klien sesuai dengan hukum
kontrak atau tort law (hukum yang mengatur tentang tuntutan ganti rugi).

PERBEDAAN ANTARA KESALAHAN BISNIS, KESALAHAN AUDIT
DAN RISIKO AUDIT
Hukum Kontrak (Contract Law)
Seorang auditor bertanggung jawab kepada klien atas pelanggaran kontrak, apabila ia :

• Menerbitkan laporan audit standar tanpa melakukan audit sesuai dengan GAAS.
• Tidak mengirimkan laporan audit sesuai dengan batas waktu yang telah disepakati.
• Melanggar hubungan kerahasiaan klien.
201
3

Audit I


Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Afly Yessie, SE., MSi.

http://www.mercubuana.ac.id

2

Apabila terjadi pelanggaran kontrak, biasanya penggugat akan mencari satu atau lebih jalan
keluar sebagai berikut :

• Kewajiban spesifik tergugat dalam kontrak.
• Kerugian keuangan langsung yang terjadi akibat pelanggran tersebut.
• Kerugian terkait dan kerugian sebagai konsekuensi yang merupakan akibta tidak
langsung atas pelanggran tersebut.
Hukum Kerugian (Tort Law)
Tindaka merugikan adalah tindakan salah yang merugikan milik, badan, atau reputasi
seseorang. Tindakan merugikan dapat dilakukan berdasarkan salah satu penyebab berikut
ini :


• Kelalaian yang biasa (ordinary negligence), yaitu kelalaian untuk menerapkan tingkat
kecermatan yang biasa dilakukan secara wajar oleh orang lain dalam kondisi yang
sama.
• Kelalaian kotor (gross negligence), kelalaian untuk menerapkan tingkat kecermatan yang
paling ringanpada suatu kondisi tertentu.
• Kecurangan

(fraud),

yaitu

penipuan

yang

direncanakan,

misalnya


salah

saji,

menyembunyikan, atau tidak mengungkapkan fakta yang material, sehingga dapat
merugikan pihak lain.

KEWAJIBAN KEPADA PIHAK KETIGA
Pihak ketiga dapat didefinisikan sebagai seseorang yang tidak mengetahui tentang pihakpihak yang ada di dalam kontrak. Menurut sudut pandang hukum, terdapat 2 kelompok
pihak ketiga, yaitu :

• Pemegang hak utama
Seseorang yang namanya telah diketahui oleh seorang auditor sebelum audit dilaksanakan
sebagai penerima utama laporan auditor.

• Pemegang hak lainnya
Pihak ketiga yang namanya tidak disebutkan, seperti para kreditor, pemegang saham, dan
investor potensial. Faktor-faktor lingkungan berikut telah memberikan sumbangan yang
201
3


Audit I

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Afly Yessie, SE., MSi.

http://www.mercubuana.ac.id

3

cukup berarti atas terjadinya perubahan tersebut :

• Konsep kewajiban telah berubah secara lambat namun signifikan untuk mewajibkan
perlindungan pelanggan dari kesalahan pabrikan (kewajiban produk) dan dari
kesalahan profesional (kewajiban jasa).
• Perusahaan bisnis dan kantor-kantor akuntan telah bertumbuh dalam ukuran yang
memungkinkan mereka memikul dengan lebih baik bentuk tanggung jawab yang
baru.
• Jumlah individu dan kelompok yang mengandalkan laporan keuangan yang telah diaudit

telah bertumbuh dengan mantap.
Putusan-putusan pengadilan telah mengakui adanya 2 kategori pihak ketiga lain sebagai
pemegang hak sebagai berikut:

• Golongan yang telah diketahui sebelumnya (foreseen class)
Apabila klien menginformasikan kepada CPA bahwa laporan audit akan digunakan untuk
mendapatkan pinjaman bank, maka semua bank merupakan pihak yang telah diketahui
sebelumnya, namun para kreditor niaga dan pemegang saham potensial tidak tergolong
dalam golongan yang telah diketahui sebelumnya. Konsep golongan yang telah diketahui
sebelumnya tidak meliputi semua investor, pemegang saham, kreditor yang ada sekarang
maupun yang akan datang.

• Pihak-pihak yang dapat diketahui sebelumnya (foreseeable parties)
Perorangan atau entitas yang diketahui ataupun yang akan diketahui auditor akan
mengandalkan laporan audit dalam membuat keputusan bisnis dan investasi digolongkan
sebagai pihak-pihak yang dapat diketahui sebelumnya. Pihak yang dapat diketahui
sebelumnya meliputi para kreditor, pemegang saham, dan investor yang ada sekarang
maupun yang akan datang.

KEWAJIBAN COMMON LAW


201
3

Audit I

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Afly Yessie, SE., MSi.

http://www.mercubuana.ac.id

4

Pada umumnya auditor harus menggunakan kecermatan sebagai pembelaan dalam
gugatan pelanggaran kontrak termasuk tuntuan ganti rugi atas kelalaian. Dalam hal tuntutan
ganti rugi, pembelaan utama adalah bukti kecermatan atau kelalaian kontributif. Apabila
menggunakan pembelaan berdasarkan kecermatan, auditor harus berusaha membuktikan
bahwa audit tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan GAAS. Pada sebagian besar
negara bagian, kelalaian kontributif ini merupakan bahan pembelaan bagi auditor hanya bila

kelalaian tersebut secara langsung menyebabkan kegagalan auditor dalam melaksanakan
tugasnya

KEWAJIBAN HUKUM MENURUT HUKUM SEKURITAS FEDERAL
Undang-undang sekuritas tergolong sebagai atau hukum negara (statutory law) yang
ditetapkan oleh lembaga legislative pada tingkat negara nagian atau tingkat federal.
Sebagian besar negara bagian memiliki undang-undang pengamanan surat berharga (blue
sky laws) yang dimaksudkan untuk mengatur penerbitan dan perdagangan sekuritas dalam
suatu negara bagian. Biasanya undang-undang ini mewajibkan pengarsipan laporan
keuangan yang telah diaudit oleh suatu badan pengatur yang ditunjuk. Dua hukum federal di
A.S. yang sangat mempengaruhi auditor yang dikelola oleh Securities and Exchange
Commission (SEC) adalah :

1. Undang-Undang Sekuritas tahun 1993 (Securities Act)
Mewajibkan entitas melampirkan laporan keuangan yang telah diaudit dalam laporan
pendaftaran yang akan disimpan oleh SEC pada saat entitas tersebut untuk pertama kalinya
menawarkan penjualan sekuritas kepada publik. Pengaruh utama undang-undang ini atas
pihak-pihak yang terlibat dalam suatu gugatan dapat diringkas sebagai berikut :

Penggugat


• Setiap orang yang membeli atau mengakuisisi sekuritas seperti yang diuraikan dalam
laporan pendaftaran, tanpa memandang apakah ia merupakan klien auditor atau
tidak.
• Harus mendasarkan gugatannya pada dugaan pemalsuan yang material atau laporan
keuangan yang menyesatkan yang ada dalam laporan pendaftaran.
• Apabila pembelian sekuritas dilakukan sebelum penerbitan laporan laba-rugi yang meliputi
periode setidaknya 12 bulan setelah tanggal efektif laporan pendaftaran, penggugat
tidak harus membuktikan adanya ketergantungan pada keandalan laporan yang tidak
benar atau yang menyesatkan atau bahwa kerugian yang diderita diperkirakan
201
3

Audit I

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Afly Yessie, SE., MSi.

http://www.mercubuana.ac.id

5

sebagai akibat laporan keuangan tersebut.
• Tidak harus membuktikan bahwa auditor telah melakukan kelalaian atau kecurangan
dalam mengesahkan laporan keuangan terkait.
Tergugat

• Memiliki beban untuk menegakkan kebebasan dari kelalaian dengan cara membuktikan
bahwa ia telah melakukan investigasi yang memadai dan sesuai dengan itu memiliki
dasar yang memadai untuk percaya, dan memang percaya bahwa laporan keuangna
yang disahkan adalah benar pada tanggal laporan tersebut serta pada saat laporan
pendaftaran menjadi efektif, atau
• Melalui pembelaan harus menunjukkan bahwa kerugian penggugat secara keseluruhan
atau sebagian disebabkan oleh hal lain di luar laporan yang dianggap tidak benar
atau menyesatkan tersebut.
1. Undang-Undang Sekuritas tahun 1934 (Securities Exchange Act)
Mewajibkan perusahaan publik dengan nilai aktiva di atas $5 juta dan memiliki lebih dari 500
pemegang saham untuk mengarsipkan laporan tahunannya berikut laporan keuangan yang
telah diaudit pada SEC.

Terdapat kesamaan dan perbedaan dalam pengaruh dari pasal 10 dan 18 pada pihak-pihak
yang terlibat. Menurut kedua pasal tersebut, penggugat :

1. Dapat terdiri dari setiap orang yang membeli atau menjual sekuritas,
2. Harus membuktikan adanya pernyataan yang secara material tidak benar atau
menyesatkan,
3. Harus membuktikan ketergantungan untuk mengandalkan laporan terebut serta kerugian
yang timbul karena mengandalkan laporan tgersebut.
Namun tanggung jawab penggugat berbeda menurut kedua pasal tersebut dalam hal
membuktikan kecurangan auditor. Menurut pasal 18, penggugat tidak harus membuktikan
bahwa auditor telah berlaku curang, namun dalam pasal 10, Peraturan 10b-5, menyatakan
bahwa bukti tersebut diperlukan. Tergugat dalam gugatan pasal 18 harus membuktikan
bahwa ia :

1. Telah bertindak dengan jujur.
2. Tidak mengetahui tentang pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan.
Hal ini berarti bahwa dasar minimum untuk kewajiban kelalaian kotor. Sesuai dengan itu,
posisi auditor menurut pasal 18 sama seperti pada doktrin Ultramares menurut common law,
201
3

Audit I

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Afly Yessie, SE., MSi.

http://www.mercubuana.ac.id

6

dimana ia dianggap bertanggung jawab kepada pihak ketiga atas kelalaian kotor. Menurut
pasal 18, seorang tergugat yang menderita kerugian, diperkenankan untuk menerima ganti
rugi “out-of-pocket”, yang nilainya ditetapkan sebesar selisih antara harga kontrak dengan
nilai riil pada tanggal transaksi. Apabila terdapat salah saji atau pengabaian, maka pada
umumnya nilai riil pada tanggal transaksi akan digantikan dengan harga pasar.

Perbedaan Antara Undang-Undang Tahun 1933 dan tahun 1934

Undang-undang Sekuritas dapat diterapkan pada situasi yang berbeda. Undang-undang
tahun 1933 diterapkan pada penjualan perdana sekuritas yang dapat terdiri dari modal
saham dan obligasi kepada publik oleh korporasi penerbit , dimana undang-undang tahun
1934 diterapkan pada penjualan perdana dan perdagangan sekuritas di bursa sekuritas
nasional. Perbedaan antara pasal 11 dari undang-undang tahun 1933 dengan pasal 10 dan
18 dari undang-undang tahun 1934, terletak pada :

• Penggugat
• Bukti ketergantungan untuk mengandalkan laporan keuangan yang tidak benar atau
menyesatkan.
• Kewajiban auditor atas kelalaian biasa.
PRIVATE SECURITIES LITIGATION REFORM ACT TAHUN 1995

Undang-undang Private Securities Litigation Reform yang disahkan Kongres pada tahun
1995 dimaksudka untuk mengurangi litigasi yang ceroboh bagi auditor, perusahaan yang
menjual sekuritasnya kepada publik, dan para pihak yang berafiliasi dengan penerbit
sekuritas, seperti pejabat perusahaan, direktur, serta penasehat profesional.

Kewajiban Proporsional

Reform Act ini memperkenalkan dan memulai suatu sistem kewajiban proporsional dimana
seorang tergugat yang tidak “mengetahui tindak pelanggaran” atas hukum sekuritas tetap
bertanggung jawab berdasarkan suatu persentase tanggung jawab. Hal ini dimaksudkan
untuk mengurangi tekanan paksa bagi para pihak yang tidak bersalah untuk menyelesaikan
gugatan yang tidak terlampau berat di luar pengadilan daripada memepertaruhkan risiko
bagi diri sendiri dengan kewajiban yang tidak proporsional atas kerugian dalam kasus
tersebut. Tergugat yang “mengetahui tindak pelanggran” tetap betanggung jawab secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama untuk semua kerugian yang dapat dinilai.
201
3

Audit I

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Afly Yessie, SE., MSi.

http://www.mercubuana.ac.id

7

Menutup Kerugian Aktual

Reform Act juga menutup kerugian aktual yang timbul menurut Undang-undang sekuritas
berdasarkan harga pembelian investor atas sebuah sekuritas dan harga perdagangan ratarata selama periode 90 hari setelah tanggal informasi diterbitkan yang mengoreksi adanya
salah saji dan pengabaian dalam laporan keuangan.

Tanggung Jawab untuk Melaporkan Tindakan Melanggar Hukum

Reform Act menetapkan persyaratan pelaporan baru kepada auditor yang mendeteksi atau
menyadari adanya tindakan melanggar hukum yang dilakukan oleh pihak yang menerbitka
sekuritas.

Perubahan Lain yang Diberikan oleh Reform Act

Reform Act juga memberikan kelonggaran lain bagi profesi akuntan. Undang-undang ini :

• Mewajibkan penggugat membayar imbalan dan pengeluaran yang layak bagi penasehat
hukum yang digunakan oleh tergugat yang secara langsung terkait dengan litigasi
yang diputuskan oleh pengadilan sebagai ceroboh dan tidak benar.
• Memberikan tenggang waktu untuk berusaha menyelesaikan masalah yang ada, sehingga
dapat mengurangi biaya yang seringkali mendorong pihak yang tidak bersalah untuk
mengajukan gugatan class action.
• Membatasi kerugian akibat tindakan hukum dengan cara menghapus kecurangan
sekuritas sebagai dasar mengambil tindakan menurut Racketeer Influenced and
Corrupt Organization Act, yang menjatuhkan hukuman tiga kali lipat.
• Membatasi hak pihak ketiga untuk menggugat dengan cara membatasi umlah berapa kali
seseorang dapat menjadi wakil penggugat sebnayak tidak lebih dari lima class action
selam aperiode 3 tahun dan dengan mewajibkan adanya alasan standar yang lebih
ketat yang harus dipenuhi oleh penggugat.
201
3

Audit I

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Afly Yessie, SE., MSi.

http://www.mercubuana.ac.id

8

• Perubahan tata cara bagaimana pengadilan menunjuk wakil penggugat dalam suatu class
action untuk kepentingan para investor institusional yang pada umumnya memiliki
kepetingan keuangan terbesar dalam ganti rugi tersebut serta untuk mengurangi
adanya “perlombaan menuju ruang pengadilan oleh para penggugat profesional”
yang pada umumnya hnaya memiliki kepentingan yang paling sedikit.

PERTIMBANGAN LAIN
RICO memuat ketentuan perdata yang memperbolehkan semua orang ynag secara pribadi
menjadi korban “pola kegiatan pemerasan” untuk menuntut rugi 3x lipat ditambah dengan
penggantian imbalan untuk kuasa hukum. Bagaimanapun juga, para auditor akan tetap
dinyatakan bersalah menurut RICO apabila pengadilan menyimpulkan bahwa hubungan
antara auditor dengan klien telah melampaui batas peran tradisional auditing.

II.

STANDAR PROFESIONAL DAN KEPUTUSAN HUKUM

AICPA telah membuat pernyataan berikut tentang pentingnya standar profesional dan
kesaksian pakar yang meyakinkan tentang standar-standar tersebut :

• Standar komunikasi yang diperlukan diukur menurut prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum (GAAP) dan GAAS yang spesifik, dan apabila tidak didapati adanya
peraturan-peraturan atau kebiasaan yang spesifik, maka akan digunakan pandangan
para pakar (CPA profesional).
• Para Juri (atau pengadilan dalam hal peradilan tanpa juri) tidak berwenang untuk
mempertanyakan kebijaksanaan standar profesional.
Sebaliknya, pendirian SEC tentang standar profesional serta kesaksian pakar dari kalangan
para auditor adalah sebagai berikut :

• Auditor memiliki kewajiban yang jauh melampaui batas GAAP dan GAAS yang spesifik
atau kebiasaan profesional untuk berkomunikasi secara efektif tentang informasi
yang material.
• Apabila GAAP dan GAAS ternyata memiliki kekurangan, maka SEC tidak ragu-ragu
meminta badan yan berwenang untuk menetapkan standar kinerja yang berarti tanpa
memperhatikan kesaksian pakar pada standar profesional.

III.
201
3

MEMINIMALKAN RISIKO LITIGASI
Audit I

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Afly Yessie, SE., MSi.

http://www.mercubuana.ac.id

9

Dari hasil analisis atas berbagai kasus pengadilan yang melibatkan apara CPA,
direomendasikan sejumlah tindak pencegahan ynag perlu diambil oleh seorang CPA untuk
meminimalkan risiko terjerat dalam litigasi :

• Menggunakan surat perikatan untuk semua jenis jasa profesional.
• Melakukan investigasi yang menyeluruh atas klien prospektif.
• Lebih menekankan mutu jasa daripada pertumbuhan.
• Mematuhi sepenuhnya ketentuan profesional.
• Mengakui keterbatasn ketentuan profesional.
• Menetapkan dan menjaga standar yang tinggi ats pengendalian mutu.
• Memperhatikan tindak pencegahan dalam perikatan tentang keterlibatan klien dalam
kesulita keuangan.
Mewaspadai risiko audit.

201
3

Audit I

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Afly Yessie, SE., MSi.

http://www.mercubuana.ac.id

10

Daftar Pustaka
1.

Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Alvin A. Arens, Amir Abadi Jusuf, Jasa Audit da
Assuranca (Pendekatan Terpadu Aplikasi Indonesia) Salemba Empat buku 2, 2011.

2.

Standar Profesional Akuntan Publik, IAPI (SPAP).
Standar Akuntansi Keuangan, Institut Akuntan Publik Indonesia (SAK).

3.

Undang-undang Akuntan Publik, 2011 (UU AP).

4.

Boynton, Modern Auditing, Second Edition, 2006 (BY).

5.

Auditing, Haryono Yusuf (HY).

6.

Audit Sampling, Pusat Penerbit Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN).

201
3

Audit I

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Afly Yessie, SE., MSi.

http://www.mercubuana.ac.id

11