Analisis Pengaruh Jumlah Nasabah Tingkat

Analisis Pengaruh Jumlah Nasabah, Tingkat Inflasi, dan Profit Pegadaian Syariah
terhadap Jumlah Pembiayaan pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Kota
Palembang

Analysis Influence The Number of Clients, Inflation Rate, And Profit Pawnshops Syariah on
The Number of Financing to PT. Pegadaian (Persero) Branch Syariah The City of Palembang

Muhammad Bahrul Ulum
bahrulu1994@gmail.com

Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya
Graduate Studies Program Sriwijaya University

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah nasabah, tingkat inflasi, dan
profit pegadaian syariah terhadap terhadap jumlah Pembiayaan pada PT. Pegadaian (Persero)
Cabang Syariah kota Palembang. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Badan Pusat
Statistik dan PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah kota Palembang tahun 2011-2014 dan
alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Dalam penelitian ini
disimpulkan bahwa profit pegadaian syariah mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap jumlah Pembiayaan pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah kota Palembang,

sedangkan jumlah nasabah dan tingkat inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah
Pembiayaan pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah kota Palembang.
Kata kunci : jumlah nasabah, tingkat inflasi, profit, dan jumlah pembiayaan

ABSTRACT
The purpose of this research is to find influence the number of clients, inflation rate, and
profit pawnshops syariah to on the number of financing to PT. Pegadaian (Persero) branch
syariah the city of Palembang. This research using secondary data from the central bureau of
statistics and PT. Pegadaian (Persero) branch syariah the city of Palembang years 2011-2014
and tools the analysis used is regression analysis multiple. In this research concluded that
profit pawnshops syariah have leverage positive and significantly to the amount of on PT.
Pegadaian (Persero) branch syariah the city of Palembang, meanwhile the number of
customers and inflation rate have no significant impact on the amount of on PT. Pegadaian
(Persero) branch syariah the city of Palembang.
Keywords : The number of clients, inflation rate, profit, and the number of financing

PENDAHULUAN
Lembaga keuangan di Indonesia terdiri dari dua yaitu, lembaga keuangan bank dan
lembaga keuangan non bank. Kedua lembaga ini selain memiliki fungsi sebagai lembaga
intermediasi juga memiliki fungsi untuk menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk

kredit. Lembaga keuangan bank maupun non bank selalu berusaha untuk memberikan
pelayanan terbaik kepada masyarakat dalam bidang kredit (Kasmir, 2003).
Salah satu lembaga keuangan yang memberikan layanan pemberian pinjaman kepada
masyarakat adalah PT. Pegadaian (Persero). PT. Pegadaian (Persero) adalah satu-satunya
badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan
lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas
dasar hukum gadai seperti yang dimaksud dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal
1150.
Bank sebagai lembaga keuangan belum dapat dijadikan alternatif pertama untuk
memenuhi kebutuhan dana. Bank ternyata belum dapat bekerja semaksimal mungkin dalam
menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat (Nuraini, 2008). Dalam
kenyataannya hanya sebagaian masyarakat saja yang dapat menikmati jasa perbankan ini.
Selain harus memiliki agunan atau barang jaminan, pemberian pinjaman di bank juga
mensyaratkan prosedur pinjaman yang relatif lama dan sulit untuk dipenuhi bagi masyarakat
yang memiliki ekonomi menengah kebawah (Wahyudi, 2008).
Keadaan tersebut menyebabkan banyak masyarakat yang membutuhkan dana cepat
mengalihkan kebutuhan dananya ke pegadaian. Di pegadaian masyarakat dapat memperoleh
dana yang dibutuhkan dengan waktu yang singkat dan biaya pemeliharaan barang juga masih
terjangkau. Baik untuk kebutuhan konsumtif maupun untuk kebutuhan produktif (Nuraini,
2008).

PT. Pegadaian (Persero) sebagai lembaga pembiayaan yang memiliki tujuan khusus
yaitu penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai yang ditujukan untuk mencegah
praktek ijon, pegadaian gelap, serta pinjaman tidak wajar lainnya. PT. Pegadaian (Persero)
meningkatkan peranannya dalam penyaluran pinjaman bagi masyarakat. Nasabah PT.
Pegadaian (Persero) didominasi oleh masyarakat golongan ekonomi lemah yang kurang
mendapat pelayanan dari lembaga keuangan atau perbankan sehingga masyarakat menengah
kebawah memerlukan pinjaman secara mudah dan cepat. Kemudahan dan kesederhanaan
dalam prosedur memperoleh pembiayaan merupakan modal dasar dalam mendekati pangsa
pasar pegadaian (Wahyudi, 2008).

Permintaan pembiayaan dari masyarakat merupakan indikasi adanya kebutuhan dana
bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kondisi ketidakpastian ekonomi yang
melanda Indonesia sejak beberapa tahun terakhir, inflasi yang senantiasa berfluktuasi dan lain
sebagainya, diduga turut andil dalam jumlah kredit yang diminta oleh masyarakat (Purnomo,
2009).
Profit dapat diartikan sebagai ukuran keberhasilan perusahaan yang bersangkutan,
apakah semakin maju atau berkembang, jika semakin menurun profitnya, maka cabang atau
perusahaan tersebut tidak akan mencapai sasaran atau misinya (Wahyudi, 2008). Dalam hal
ini, pegadaian berkesempatan mengambil peluang-peluang yang ada, guna meningkatkan
jumlah profit. Upaya-upaya yang dilakukan adalah menggarap potensi pangsa pasar baru dan

menaikkan standar taksiran.
Gadai syariah pada dasarnya, sebagai bagian dari sistem keuangan yang merupakan
tatanan dalam perekonomian suatu Negara yang memiliki peran, terutama dalam
menyediakan jasa-jasa dibidang keuangan. Karena gadai syariah bagian dari lembaga
keuangan non perbankan yang dalam usahanya tidak diperkenankan menghimpun dana
secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan, maka gadai syariah hanya diberikan
wewenang untuk memberikan pinjaman kepada masyarakat (Sasli, 2006).
Produk - produk berbasis syariah memiliki karakteristik seperti, tidak memungut bunga
dalam berbagai bentuk karena riba, menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai
komoditas yang diperdagangkan dan melakukan bisnis untuk memperoleh jasa dengan sistem
bagi hasil. Pegadaian syariah atau dikenal dengan istilah rahn, dalam pengoperasiannya
Mudharabah (bagi hasil). Terbitnya PP/10 tanggal 1 April 1990 dapat dikatakan menjadi awal
berdirinya Pegadaian, satu hal yang perlu dicermati bahwa PP10 menegaskan misi yang harus
diemban oleh Pegadaian untuk mencegah praktik riba, misi ini tidak berubah hingga terbitnya
PP103/2000 yang dijadikan sebagai landasan kegiatan usaha PT. Pegadaian (Persero) sampai
sekarang. Banyak pihak berpendapat bahwa operasionalisasi Pegadaian pra Fatwa MUI
tanggal 16 Desember 2003

tentang Bunga Bank, telah sesuai dengan konsep syariah


meskipun harus diakui belakangan bahwa terdapat beberapa aspek yang menepis anggapan
itu. Berkat Rahmat Allah SWT dan setelah melalui kajian panjang, akhirnya disusunlah suatu
konsep pendirian unit Layanan Gadai Syariah sebagai langkah awal pembentukan divisi
khusus yang menangani kegiatan usaha syariah. Konsep Pegadaian Syariah juga mengacu
kepada syariah Islam yang bersumber dari Al-Quran dan Hadist Nabi SAW. Adapun
landasan yang dipakai adalah Qur’an Surat Al Baqarah ayat 283 yang artinya:

Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak
memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang
(oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang
lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya dan janganlah kamu (para saksi)
menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka
sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan.

Pegadaian Syariah kota Palembang merupakan salah satu lembaga keuangan di kota
Palembang yang memiliki beberapa kantor cabang. Dengan selalu berinovasi menyediakan
kebutuhan akan finansial pegadaian syariah yang menyesuaikan dengan kebutuhan akan
dana, pembiayaan serta kepemilikan kendaraan dan emas batangan kepada masyarakat.

Penelitian mengenai pegadaian syariah masih sangat sedikit dilakukan. Hal ini tentunya
akan lain di masa mendatang, dimana para peneliti akan lebih tertarik untuk meneliti industri
pegadaian syariah apabila peraturan perundang-undang yang berlaku telah memungkinkan
swasta maupun badan usaha milik pemerintah lainnya masuk dalam bisnis pegadaian syariah.

Kerangka Pemikiran Teoritis dan Perumusan Hipotesis
Penelitian ini mengenai analisis pengaruh jumah nasabah, tingkat inflasi, dan profit
pegadaian syariah terhadap jumlah pembiayaan. Dimana hasil penelitian terdahulu masih
terdapat perbedaan. Adapun kerangka pemikiran teoritis penelitian ini dapat kita lihat sebagai
berikut:
Kerangka Pemikiran
Jumlah Nasabah (� )

Tingkat Inflasi (� )

Profit Pegadaian
Syariah (� )
(� )

Jumlah Pembiayaan


Hipotesis:
Jumlah nasabah, tingkat inflasi, dan profit pegadaian syariah berpengaruh signifikan terhadap
jumlah pembiayaan pada PT. Pegadaian (Persero) cabang syariah kota Palembang

METODE PENELITIAN
Penelitian ini membahas tentang pengaruh jumlah nasabah, tingkat inflasi, dan profit
pegadaian syariah terhadap jumlah pembiayaan. Objek yang diteliti adalah PT. Pegadaian
(Persero) Cabang Syariah kota Palembang. Data yang digunakan memiliki rentang waktu dari
Januari 2011 hingga Desember 2014. Dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif,
yaitu data yang berupa angka, dapat dianalisis dengan menggunakan teknik perhitungan
statistik. Data bersumber dari hasil laporan Badan Pusat Statistik kota Palembang dan PT.
Pegadaian (Persero) Cabang Syariah kota Palembang.
Setelah data diperoleh selanjutnya dilakukan analisis data dengan menggunakan
software komputer Eviews 7. Model analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier
berganda yang bertujuan untuk mengetahui koefisien determinasi, koefisien regresi, pengaruh
parsial dan pengaruh simultan variabel bebas terhadap variabel terikat melalui pengujian
hipotesis secara parsial menggunakan t test dan pengujian hipotesis secara simultan
menggunakan F test. Model persamaan linier yang menyatakan hubungan variabel bebas dan
terikat adalah sebagai berikut:

LnY = α + β1 Ln� + β2� + β3Ln� + e
Selanjutnya dilakukan uji asumsi klasik agar persamaan yang dihasilkan bersifat BLUE ( Best
Linier Unbiased Estimator ), yaitu:

1. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji dalam model regresi yang terbentuk ada
korelasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel-variabel bebas atau tidak.
2. Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
deviasi standar nilai variabel terikat pada setiap variabel bebas atau tidak.
3. Uji otokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara anggota
serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu (times-series) atau ruang (cross
section) (Suliyanto, 2011).

Jika terjadi penyimpangan terhadap asumsi klasik maka persamaan regresi linier yang
dihasilkan tidak dapat dipergunakan untuk memprediksi jumlah pembiayaan dan hasil uji t
dan uji F dinyatakan tidak valid.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Multikolonieritas

Variance Inflation Factors

Date: 02/19/16 Time: 22:42
Sample: 2011M01 2014M12
Included observations: 48

Variable

Coefficient
Variance

Uncentered
VIF

Centered
VIF

LOG(JUMLAH_NASABAH)
INFLASI
LOG(PROFIT)
C


0.054659
21.51091
0.016408
2.599117

1514.748
1.444418
5201.165
2437.462

2.374320
1.026403
2.409253
NA

Hasil uji multikolinieritas, dapat dilihat pada tabel kolom Centered VIF . Nilai VIF
untuk variabel jumlah nasabah, inflasi, dan profit masing – masing adalah 2.374320,
1.026403, dan 2.409253. Karena nilai VIF dari kedua variabel tidak ada yang lebih besar dari
10 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas pada ketiga variabel independen
tersebut.


Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic
Obs*R-squared

1.974705
4.125662

Prob. F(2,42)
Prob. Chi-Square(2)

0.1515
0.1271

Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai Obs*R-squared sebesar 4.125662 dan nilai
probabilitas Chi-Square 0.1271 yang lebih besar dari nilai α sebesar 0,05. Karena nilai
probabilitas Chi-Square > α = 5%, maka model terbebas dari masalah autokorelasi maka Ho
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak terdapat masalah autokorelasi. Dengan
lolosnya uji autokorelasi maka tidak ada hubungan antara anggota serangkaian observasi
yang diurutkan menurut ruang dan waktu.

Heterokedaktisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic
Obs*R-squared
Scaled explained SS

0.827662
7.867069
4.374262

Prob. F(9,38)
Prob. Chi-Square(9)
Prob. Chi-Square(9)

0.5950
0.5476
0.8851

Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai Obs*R-squared adalah 7.867069 dan
probabilitas dari Chi-Square sebesar 0.5476 yang lebih besar dari nilai α sebesar 0,05. Karena
nilai probabilitas Chi-square > 5% maka dalam hal ini Ho diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa data tersebut bersifat homokedastis setelah dilakukan Uji White. Dengan
lolosnya uji heteroskedastisitas maka dalam model regresi dapat dikatakan homokedastisitas
yaitu varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap.
Setelah dinyatakan bebas dari masalah normalitas, multikolinieritas, lulus uji
heterokedastisitas dan tidak ada masalah otokorelasi, maka dari hasil hasil uji t, hasil uji F,
serta uji regresi linier berganda dengan menggunakan program computer Eviews 7 diperoleh
hasil estimasi persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Dependent Variable: LOG(PEMBIAYAAN)
Method: Least Squares
Date: 01/20/16 Time: 12:12
Sample: 2011M01 2014M12
Included observations: 48
Variable
LOG(NASABAH)
INFLASI
LOG(PROFIT)
C
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

0.299519
5.745920
0.723247
7.356663

0.233793
4.637986
0.128093
1.612178

1.281133
1.238883
5.646258
4.563184

0.2069
0.2220
0.0000
0.0000

0.716756
0.697444
0.226237
2.252069
5.315385
37.11440
0.000000

Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat

22.30370
0.411303
-0.054808
0.101126
0.004120
1.435921

R2 dalam regresi sebesar 0.716756. Ini berarti variabel jumlah pembiayaan (Y) dapat
dijelaskan oleh variabel jumlah nasabah (� ), tingkat inflasi (� ), dan profit pegadaian
syariah (� ) sebesar 71,67 persen, sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

Hasil uji F dapat dilihat pada tabel di atas. Nilai prob. F (Statistic) sebesar 0,000000
lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi
yang diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh jumlah nasabah, tingkat inflasi,
dan profit pegadaian syariah terhadap jumlah pembiayaan.
Hasil uji t dapat dilihat pada tabel di atas. Apabila nilai prob. t hitung (ditunjukkan pada
Prob.) lebih kecil dari tingkat kesalahan (alpha) 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel
bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya, sedangkan apabila nilai prob. t
hitung lebih besar dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya.
Nilai prob. t hitung dari jumlah nasabah sebesar 0.2069 yang lebih besar dari 0,05
sehingga jumlah nasabah berpengaruh namun tidak signifikan terhadap jumlah pembiayaan.
Sama halnya dengan pengaruh inflasi terhadap jumlah pembiayaan, karena nilai prob. t
hitung (0.2220) yang lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa inflasi
berpengaruh namun tidak signifikan terhadap jumlah pembiayaan. Perbedaan terjadi pada
variabel profit pegadaian syariah. Nilai prob. t hitung dari variabel profit pegadaian syariah
sebesar 0,0000 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga variabel bebas profit pegadaian syariah
berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembiayaan pada alpha 5% atau dengan kata lain,
profit pegadaian syariah Jadi berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembiayaan pada taraf
keyakinan 95%.

KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis pengaruh jumah nasabah, tingkat inflasi,
dan profit pegadaian syariah terhadap jumlah pembiayaan pada PT. Pegadaian (Persero)
Cabang Syariah kota Palembang yang parameternya menggunakan metode OLS telah
mengungkapkan pengaruh dari jumah nasabah, tingkat inflasi, dan profit pegadaian syariah,
maka dibuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Jumah nasabah, tingkat inflasi, dan profit pegadaian syariah secara keseluruhan
mempengaruhi jumlah pembiayaan pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah kota
Palembang, hal ini terlihat dari pengujian serentak yang telah dilakukan.
2. Jumah nasabah, tingkat inflasi, dan profit pegadaian syariah mampu menjelaskan proporsi
pengaruh variasi total dari jumlah pembiayaan pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang
Syariah kota Palembang yang dicerminkan dalam penghitungan koefisien determinasi (R)
dalam model statistik.

3. Hasil pengujian secara individual menunjukkan bahwa variabel Jumlah nasabah
berpengaruh secara positif namun tidak signifikan terhadap jumlah pembiayaan pada PT.
Pegadaian (Persero) Cabang Syariah kota Palembang.
4. Hasil pengujian secara individual menunjukkan bahwa variabel inflasi berpengaruh secara
positif dan tidak signifikan terhadap jumlah pembiayaan pada PT. Pegadaian (Persero)
Cabang Syariah kota Palembang.
5. Hasil pengujian secara individual menunjukkan bahwa variabel profit pegadaian syariah
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap jumlah pembiayaan pada PT.
Pegadaian (Persero) Cabang Syariah kota Palembang.

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, saran berkaitan dengan hasil
penelitian adalah :
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, bahwa jumlah pembiayaan yang
disalurkan oleh PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah kota Palembang dipengaruhi oleh
indikator-indikator eksternal maupun internal seperti jumlah nasabah, tingkat inflasi dan
profit pegadaian syariah maka diperlukan langkah-langkah untuk lebih meningkatkan
perhatiannya terhadap ketiga komponen tersebut, dengan harapan semakin stabilnya kondisi
Pegadaian syariah dan meningkatkan kembali peran Pegadaian untuk mengatasi masalah
masyarakat dalam upaya menyelaraskan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di
Indonesia teruatama di kota Palembang.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur'an dan Terjemahannya, 2013, Departemen Agama RI. Jakarta: Assobar Qur’an.
Kasmir, 2003, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, 6th Ed. Jakarta: PT. Raja
GrafindoPersada.
Nuraini, Yustiana Ratna, 2008, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan
Kredit Perum Pegadaian Bogor. Skripsi pada Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas
Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (tidak dipublikasikan).
Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 10, tahun 1989 tentang Pegadaian. 1990. Jakarta.
Purnomo, Ade, 2009, Pengaruh Pendapatan Pegadaian, Jumlah Nasabah, dan Tingkat Inflasi
terhadap Penyaluran Kredit pada Perum Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika
Periode 2004 - 2008. Skripsi pada Program S-1 Ilmu Ekonomi Universitas Gunadarma
(tidak dipublikasikan).
Sasli, 2006, Pegadaian Syariah: Konsep dan Sistem Operasional, Jakarta: UI Press.
Suliyanto, 2011, Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Wahyudi, Amen, 2008, Analisis Penyaluran Kredit Perum Pegadaian Di Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Skripsi pada Universitas Islam Indonesia (tidak dipublikasikan).

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5