PENGARUH SARANA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH SARANA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

Wina Dwi Puspitasari winadwi49@ymail.com

ABSTRAK

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai salah satu program pendidikan di lingkungan sekolah dihadapkan kepada tantangan untuk mempersiapkan manusia Indonesia seutuhnya yang mampu berkiprah dalam kehidupan masyarakat modern. Tujuan umum pendidikan IPS di sekolah adalah tercapainya prestasi belajar peserta didik, yang dalam hal ini adalah menciptakan warga negara yang mampu mengerti masyarakatnya dan mampu berpartisipasi aktif di dalam proses perubahan dan pengembangan masyarakat. Dalam rangka mencapai hal tersebut, salah satunya harus didukung dengan sarana belajar serta lingkungan belajar yang memadai. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sarana belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas V SDN Tarikolot II Kabupaten Majalengka.

Penelitian ini menggunakan explanatory survey method, yaitu suatu metode penelitian yang dimaksudkan untuk menemukan dan mengembangkan teori, sehingga hasil atau produk penelitiannya dapat menjelaskan kenapa atau mengapa terjadinya sesuatu gejala atau kenyataan sosial tertentu. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Tarikolot II Kabupaten Majalengka yang berjumlah 17 orang siswa. Sedangkan teknik analisis data penelitian yang digunakan adalah teknik korelasi product moment dan teknik pengujian hipotesis yang digunakan melalui uji t.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh sarana belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas V SDN Tarikolot II. Adapuan besarnya korelasi yang dihasilkan sebesar 0,51. Nilai tersebut terletak antara 0,40 - 0,599 atau berkategori sedang. Sedangkan, berdasarkan pengujian hipotesis, didapat nilai t hitung pada taraf nyata 0,05 berada di luar batas interval t tabel (t hitung > t tabel = 2,82 > 1,74 atau –t hitung < -t tabel = -2,82 < -1,74). Dengan demikian, hipotesis yang dikemukakan di awal yaitu ada pengaruh sarana belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas

V SDN Tarikolot I Kabupaten Majalengka dapat diterima dan telah terbukti kebenarannya.

Mengacu pada hasil penelitian, penulis mengajukan beberapa saran; 1) bagi sekolah, sarana belajar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam proses pembelajaran, maka pihak sekolah harus menyediakan sarana dan prasaran belajar yang memadai yang disesuaikan dengan kemampuan yang ada, 2) bagi guru, para guru senantiasa lebih memaksimalkan penggunaan media maupun alat-alat pembelajaran, 3) bagi siswa, diharapkan mempunyai motivasi yang tinggi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu, agar senantiasa menjaga dan jangan merusak semua sarana dan prasaran pembelajaran yang ada di sekolah.

Kata Kunci : Sarana Belajar, Prestasi Belajar Siswa

1 Penulis adalah dosen tetap Prodi PGSD Fakultas Pendidikan Dasar dan Menengah Universitas Majalengka

Pendahuluan

dengan masalah materil berupa kertas, pensil, Pendidikan

peranan buku catatan, meja dan kursi belajar. sangat penting dalam menciptakan siswa

memegang

Sarana belajar yang dimaksud juga yang berprestasi dan memiliki kualitas merupakan alat-alat yang dipergunakan siswa Sumber daya manusia (SDM) yang dalam membantu proses belajarnya seperti berkualitas dan berdaya guna bagi ruangan

alat-alat pelajaran, masyarakat banyak nantinya. Peningkatan penerangan dan suasana tempat belajar. sumber daya manusia merupakan langkah Fasilitas belajar mempunyai pengaruh terpenting yang harus di tempuh dalam dunia terhadap prestasi belajar siswa, semakin pendidikan. Sumber daya manusia yang lengkap fasilitas belajar yang dimiliki maka berkualitas dan berpotensi dalam arti yang siswa

belajar,

belajar lebih baik, luas yang diciptakan oleh dunia pendidikan mempermudah,

dapat

mempercepat dan akan membentuk sumber daya manusia memperdalam proses belajar mandiri siswa. tersebut dalam rangka menyikapi perubahan Dengan proses belajar mandiri yang efektif global yang akan mempengaruhi tata maka prestasi belajar akan diperoleh dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan maksimal. Untuk itu, fasilitas belajar sangat bernegara.

diperlukan untuk mencapai prestasi belajar Berhasil atau

dunia siswa. dan sebaliknya jika fasilitas belajar pendidikan menciptakan sumber daya tidak lengkap dapat mengganggu proses manusia yang berkualitas dan berpotensi belajar, sehingga berdampak pada prestasi salah satunya dipengaruhi oleh mutu belajar yang diperoleh siswa (Djamarah dan pendidikan

dan Zain, 2009: 209).

pengarahan anak didik menjadi manusia yang Selain faktor fasilitas belajar yang berakhlak mulia dan mampu berkembang memadai, prestasi belajar siswa juga dengan baik sesuai dengan kemampuannya dipengaruhi oleh faktor yang bersumber dari serta bakat yang ada pada diri anak tersebut. lingkungan belajar yang efektif, yaitu Dalam mewujudkan tingkat pendidikan yang lingkungan belajar yang produktif, dimana berkualitas, program belajar sangatlah sebuah lingkungan belajar yang dirancang berpengaruh terhadap prestasi belajar atau dibangun untuk membantu siswa seseorang. Pendidikan yang berkualitas akan meningkatkan produktifitas belajar mereka, mampu menghasilkan siswa yang berprestasi sehingga proses belajar mengajar tercapai tinggi dan sebagai sumber daya manusia sesuai dengan yang diharapkan. Di dalam yang berkualitas tinggi pula. Untuk mencapai sebuah lingkungan belajar yang efektif, siswa peningkatan mutu pendidikan tersebut salah akan bisa menjadi lebih produktif, hal ini di satunya harus didukung dengan fasilitas gambarkan dengan kemudahan para siswa belajar yang memadai dan lingkungan belajar dalam berpikir, berkreasi juga mampu belajar yang efektif.

secara aktif dikarenakan lingkungan belajar Sarana belajar sangat berpengaruh yang sangat mendukung sehingga timbul terhadap perkembangan belajar anak seperti ketertarikan dan kenyamanan pada saat yang dikatakan oleh Djamarah dan Zain proses belajar mengajar berlangsung. (2008: 208) bahwa “siapapun akan Terutama orang tua yang merupakan salah sependapat bahwa sarana dan prasarana satu faktor pendidikan, lembaga pertama belajar ikut menentukan keberhasilan dalam kehidupan anak, tempat anak belajar seseorang”. Orang yang belajar tanpa dibantu dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. fasilitas tidak jarang mendapat hambatan

diketahui, bahwa dalam menyelesaikan kegiatan belajar keberhasilan pendidikan seseorang sangat karenanya, fasilitas tidak bisa diabaikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain dalam masalah belajar. Fasilitas dan perabot bakat anak, kecerdasan anak, kegiatan belajar yang dimaksud tentu saja berhubungan di

lingkungan yang lingkungan yang

masyarakat. dalam penelitian ini adalah “Seberapa besar Lingkungan memberikan pengaruh yang pengaruh sarana belajar terhadap prestasi sangat besar terhadap pembentukan berbagai belajar siswa di SDN Tarikolot II Kabupaten sifat, sikap, perasaan dan pemikiran anak, Majalengka ?”. Kemudian penelitian ini sehingga

sekolah

atau

nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat bagi lingkungan tersebut dapat menciptakan atau semua pihak yang berkaitan dengan memberikan pendidikan yang baik terhadap pendidikan, terutama bagi guru dan lembaga perkembangan anak (Djamarah dan Zain, sekolah yang merupakan garda terdepan 2008: 208).

diharapkan

pada

dalam meningkatkan kualitas belajar peserta Selain pendidikan formal yang didiknya, adapun manfaat penelitian ini dilakukan di sekolah, pendidikan juga perlu yaitu: diberikan sejak dini. Pendidikan ini

1. Bagi Guru

dilakukan dalam keluarga, karena keluarga Hasil penelitian ini diharapkan merupakan tempat belajar yang utama. sebagai nilai tambah untuk meningkatkan Pendidikan keluarga dikatakan pendidikan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan, yang utama karena di dalam keluarga anak guru harus kritis dan kreatif dalam mulai

dan memberikan masukan kepada kepala sekolah kecerdasannya.

belajar

pengetahuan

Keluarga mempunyai terkait dengan sarana belajar, guru harus tanggung jawab yang besar terhadap kreatif dan terampil dalam memberikan pendidikan anak, karena orang tua harus pengajaran dan memperjelas pesan serta membina anaknya agar dapat menjadi informasi sehingga dapat memperlancar dan manusia yang utuh.

meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi

belajar membutuhkan Kemudian guru harus dapat menggairahkan partisipasi dari berbagai pihak dan tidak motivasi belajar siswa melalui pembelajaran hanya bergantung pada guru atau siswa itu kontekstual dan melibatkan sarana belajar sendiri, akan tetapi juga dipengaruhi oleh secara optimal. sarana prasarana belajar dan faktor keluarga.

2. Bagi Sekolah

Perhatian orang tua sangat dibutuhkan oleh Hasil penelitian ini diharapkan siswa demi motivasi belajar agar dapat sebagai informasi dalam penyelenggaraan mendapatkan prestasi yang baik, begitu juga pendidikan yang lebih baik, sekolah dapat dengan keadaan rumah seperti fasilitas memfasilitasi sarana belajar secara langsung belajar, sarana dan prasarana belajar yang dalam menunjang proses belajar mengajar mendukung di rumah.

seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta Berdasarkan hasil observasi peneliti alat-alat media pengajaran. di SDN Tarikolot II Kabupaten Majalengka,

kondisi prasarana belajar siswa di sekolah 1. Sarana Belajar

masih banyak kekurangan, sehingga kurang Sarana belajar adalah peralatan mendukung untuk kegiatan proses belajar belajar yang di butuhkan dalam proses mengajar dan berdampak kepada kualitas belajar agar pencapaian tujuan belajar dapat belajar anak. Kemudian Prestasi belajar berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan siswa di SDN Tarikolot II Kabupaten efisien (Roestiyah, 2004: 166). Kemudian Majalengka pada mata pelajaran Ilmu menurut Mulyata (2002: 49) fasilitas atau Pengetahuan Sosial masih tergolong rendah sarana belajar adalah peralatan dan hal ini terbukti dari nilai prestasi siswa perlengkapan yang secara langsung di berdasarkan KKM masih belum memenuhi pergunakan dalam menunjang proses belajar standar Kriteria Ketuntasan Minimal yakni mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja,

70.00. kursi, serta alat-alat media pembelajaran. Serta yang terakhir menurut Sanjaya (2009:

55) mengungkapkan definisi dari sarana b. Alat peraga, alat peraga mempunyai arti adalah segala sesuatu yang berkaitan secara

yang luas. Alat peraga adalah semua alat langsung dengan peserta didik dan

pembantu pendidikan dan pengajaran, mendukung kelancaran serta keberhasilan

dapat berupa benda ataupun perbuatan proses belajar peserta didik yang meliputi

dari yang tingkatannya paling konkrit media pembelajaran, alat-alat pelajaran,

sampai ke yang paling abstrak yang dapat perlengkapan sekolah dan lain-lain.

mempermudah pemberian pengertian Selain pengertian sarana belajar

(penyampaian konsep) kepada siswa. seperti yang dikemukakan di atas, sarana

tolak pada belajarpun mempunyai indikator yang

Dengan

bertitik

penggunaannya, maka alat peraga dapat menurut Dimyaiti dan Mudjiono (2009: 17)

dibedakan menjadi dua, yaitu: terdiri dari:

1) Alat peraga langsung, yaitu jika guru

a. Sarana: 1) media pembelajaran, 2) alat- menerangkan dengan menunjukkan alat pelajaran meliputi: buku pelajaran,

benda sesungguhnya (benda dibawa buku bacaan, alat-alat praktikum, alat-

ke kelas, atau siswa diajak ke benda alat tulis, dan lain-lain. 3) perlengkapan

tersebut).

sekolah meliputi: ruang kelas, lapangan

2) Alat peraga tidak langsung, yaitu jika olah raga, ruang ibadah, ruang kesenian,

mengadakan penggantian peralatan olah raga, perpustakaan, serta

guru

benda sesungguhnya. laboratorium.

terhadap

Berturut-turut dari yang konkrit ke

b. Prasarana: 1) Jalan menuju sekolah. 2) yang abstrak, maka alat peraga dapat Penerangan.

berupa benda tiruan (miniatur), film, Lebih lengkapnya lagi dalam

slide, foto, gambar, sketsa atau hubungannya belajar dengan proses belajar

bagan. Disamping pembagian ini, mengajar, ada dua jenis sarana pendidikan

ada lagi alat peraga atau peragaan yaitu pertama, sarana pendidikan yang secara

yang berupa perbuatan atau kegiatan langsung digunakan dalam proses belajar

yang dilakukan oleh guru. mengajar, contohnya kapur tulis, atlas dan c. Media pengajaran, kata media berasal sarana pendidikan lainnya yang digunakan

dari bahasa latin dan merupakan bentuk guru dalam mengajar. Kedua, sarana

jamak dari kata medium yang secara pendidikan yang secara tidak langsung

harfiah berarti perantara atau pengantar. berhubungan dengan proses belajar mengajar

Media adalah alat bantu apa saja yang seperti lemari dan arsip sekolah yang

dapat dijadikan sebagai penyalur pesan merupakan sarana pendidikan secara tidak

guna mencapai tujuan pengajaran. Media langsung digunakan oleh guru dalam proses

merupakan sesuatu yang bersifat belajar mengajar.

pesan dan dapat Bila ditinjau dari fungsi dan

menyalurkan

merangsang pikiran, perasaan dan peranannya dalam proses belajar mengajar,

sehingga dapat maka sarana pendidikan dapat dibedakan

kemauan

siswa

mendorong terjadinya proses belajar pada menjadi:

siswa. Oleh karena itu, Penggunaan

a. Alat pelajaran, alat pelajaran adalah alat media secara kreatif akan memungkinkan yang digunakan secara langsung dalam

siswa untuk belajar lebih baik dan dapat proses belajar mengajar. Alat ini

meningkatkan performa mereka sesuai mungkin berwujud buku tulis, gambar-

dengan tujuan yang ingin dicapai. gambar, alat-alat tulis menulis lain seperti

Semua belajar memegang peranan kapur, penghapusan dan papan tulis yang sangat penting dalam mendukung maupun alat-alat praktek, semuanya tercapainya keberhasilan belajar dengan termasuk ke dalam lingkup alat pelajaran. adanya pemanfaatan sarana belajar yang

tepat dalam pembelajaran diharapkan mampu tepat dalam pembelajaran diharapkan mampu

kemampuan minat. sarana belajar yang tepat merupakan faktor c. Memberikan kesamaan pengalaman

yang harus diperhatikan dalam kegiatan kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa belajar, sebab aktivitas belajar akan berjalan

mereka, serta dengan baik apabila ditunjang oleh sarana

di

lingkungan

memungkinkan terjadinya interaksi belajar yang baik dan memadai, dan

langsung dengan guru, masyarakat dan sebaliknya jika tidak ada sarana dan

misal melalui prasarana yang baik menyebabkan siswa

lingkungannya,

karyawisata dan lain-lain. akan terhambat dalam belajar sehingga dapat

Pemanfaatan sarana belajar yang baik mempengaruhi prestasi belajar siswa. akan memudahkan anak dalam melakukan Menurut Slameto (1995: 28) salah satu syarat aktivitas belajar sehingga anak lebih keberhasilan belajar adalah bahwa belajar semangat dalam belajar. Sebaliknya, dengan memerlukan sarana yang cukup, sarana atau kurangnya

belajar akan fasilitas belajar yang menunjang kegiatan mengakibatkan anak kurang bersemangat dan belajar siswa.

sarana

kurang bergairah dalam belajar. Hal ini tentu Pada Pasal 42 Peraturan Pemerintah saja akan mempengaruhi prestasi belajar nomor 19 tahun 2005 tentang Standar anak. Nasional Pendidikan menyatakan bahwa (1).

Setiap satuan pendidikan wajib memiliki 2. Prestasi Belajar

sarana yang meliputi perabot, peralatan a. Prestasi Belajar

pendidikan, media pendidikan, buku dan Prestasi belajar adalah hasil yang sumber belajar yang lainnya, bahan habis dicapai oleh individu setelah mengalami pakai, serta perlengkapan lain yang suatu proses belajar dalam jangka waktu diperlukan

proses tertentu. Prestasi belajar juga diartikan pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. sebagai kemampuan maksimal yang dicapai (2). Setiap satuan pendidikan wajib memiliki seseorang dalam suatu usaha yang prasarana yang meliputi lahan ruang kelas, menghasilkan pengetahuan atau nilai-nilai ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang kecakapan (Sunartana, 2008: 17). pendidik, ruang tata

untuk

menunjang

Prestasi belajar bisa juga disebut perpustakaan, ruang laboratorium, ruang kecakapan aktual (actual ability) yang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang diperoleh seseorang setelah belajar, suatu kantin, instalasi daya dan jasa, tempat kecakapan potensial (potensial ability) yaitu berolahraga, tempat beribadah, tempat kemampuan dasar yang berupa disposisi bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat yang dimiliki oleh individu untuk mencapai lain yang diperlukan untuk menunjang proses prestasi. Kecakapan aktual dan kecakapan pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. potensial ini dapat dimasukkan kedalam

usaha, ruang

25) suatu istilah yang lebih umum yaitu pemanfaatan sarana belajar memberikan kemampuan (Yasa, 200 : 14). beberapa manfaat yaitu:

Menurut Arsyad

Kemudian menurut Sevi (2008: 28)

a. Pemanfaatan sarana belajar dapat Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai memperjelas pesan dan informasi seorang siswa dalam usaha belajarnya sehingga dapat memperlancar dan sebagaimana dicantumkan di dalam nilai meningkatkan proses dan hasil belajar.

rapornya. Melalui prestasi belajar seorang

b. Meningkatkan

menggairahkan siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan perhatian

dan

dapat yang telah dicapainya dalam belajar. menimbulkan motivasi belajar, interaksi

anak

sehingga

Pengertian di atas dapat disimpulkan yang lebih langsung antara siswa dan bahwa prestasi belajar dapat diartikan lingkungannya dan memungkinkan siswa sebagai hasil atau nilai kecakapan yang Pengertian di atas dapat disimpulkan yang lebih langsung antara siswa dan bahwa prestasi belajar dapat diartikan lingkungannya dan memungkinkan siswa sebagai hasil atau nilai kecakapan yang

meraih sukses. belajar dalam jangka waktu tertentu yang

peluangnya

untuk

Sebaliknya semakin rendah kemampuan dapat memberikan kepuasan bagi siswa.

intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.

b. Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

b) Bakat

Prestasi Belajar Bakat adalah kemampuan tertentu yang Mencapai prestasi belajar siswa

seseorang sebagai sebagaimana yang diharapkan, maka perlu

telah

dimiliki

kecakapan pembawaan. Bakat dalam hal diperhatikan

ini lebih dekat pengertiannya dengan kata mempengaruhi prestasi belajar antara lain

aptitude yang berarti kecakapan, yaitu faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor

kesanggupan-kesanggupan intern ), dan faktor yang terdiri dari luar siswa

mengenai

tertentu. Bakat adalah potensi atau (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal

kemampuan kalau diberikan kesempatan dari dalam diri anak bersifat fisiologis dan

untuk dikembangkan melalui belajar akan psikologis, sedangkan faktor yang berasal

menjadi kecakapan yang nyata. Bakat dari luar diri anak adalah faktor lingkungan,

diartikan sebagai kemampuan individu antara lain adalah keluarga dan masyarakat.

untuk melakukan tugas tanpa banyak Lebih jelasnya lagi dijabarkan di bawah ini

bergantung pada upaya pendidikan dan menurut Djamarah (2008: 149) yaitu:

latihan. Menurut Sunarto dan Hartono

1) Faktor Intern (dalam Djamarah, 2008: 176), bakat Faktor intern adalah faktor yang timbul dari

memungkinkan seseorang untuk mencapai dalam diri individu itu sendiri. Adapun yang

prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi dapat digolongkan ke dalam faktor intern

latihan, pengetahuan, yaitu kecerdasan atau intelegensi, bakat,

diperlukan

pengalaman, dan dorongan atau motivasi minat, motivasi, dan kemampuan kognitif.

agar bakat itu dapat terwujud. Pendapat di

a) Kecerdasan atau intelegensi atas dijelaskan bahwa tumbuhnya keahlian Kecerdasan adalah kemampuan belajar

tertentu, pada seseorang sangat ditentukan disertai kecakapan untuk menyesuaikan

oleh bakat yang dimilikinya sehubungan diri dengan keadaan yang dihadapinya.

dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi Kemampuan ini sangat ditentukan oleh

rendahnya prestasi belajar pada bidang- tinggi rendahnya intelegensi, adakalanya

bidang studi tertentu. Dalam proses belajar perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-

terutama belajar keterampilan, bakat kemajuan yang berbeda antara satu anak

memegang peranan penting dalam dengan anak yang lainnya, sehingga

mencapai suatu hasil akan prestasi yang seseorang anak pada usia tertentu sudah

baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memiliki tingkat kecerdasan yang lebih

memaksa anaknya untuk melakukan tinggi dibandingkan dengan kawan

sesuatu yang tidak sesuai dengan sebayanya. Faktor intelegensi merupakan

bakatnya, maka akan merusak keinginan suatu hal yang tidak diabaikan dalam

anak tersebut.

kegiatan belajar mengajar. Kecerdasan

c) Minat

merupakan salah satu aspek yang penting Menurut Slameto (dalam Djamarah, 2008: dan sangat menentukan berhasil tidaknya

202) minat adalah suatu rasa lebih dan studi seseorang. Kalau seorang murid

rasa keterkaitan pada suatu hal atau mempunyai tingkat kecerdasan normal

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat atau di atas normal maka secara potensi

pada dasarnya adalah penerimaan akan orang tersebut dapat mencapai prestasi

suatu hubungan antara diri sendiri dengan yang tinggi. Jadi intelegensi adalah

suatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat semakin tinggi kemampuan intelegensi

hubungan tersebut, semakin besar minat. seseorang siswa maka semakin besar

Minat adalah kecenderungan yang tetap Minat adalah kecenderungan yang tetap

yang menyebabkan siswa tersebut seseorang, diperhatikan terus yang disertai

melakukan kegiatan belajar. Seorang guru dengan rasa sayang. Minat merupakan

harus berusaha memberikan motivasi suatu kondisi yang terjadi apabila

dengan segala kemampuan yang ada untuk seseorang melihat ciri-ciri atau arti

mengarahkan perhatian siswa kepada sementara situasi yang dihubungkan

sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan dengan

ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif kebutuhan-kebutuhannya

keinginan-keinginan

atau

dengan alasan mengapa ia menekuni Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah

sendiri.

pelajaran.

bahwa minat besar pengaruhnya terhadap 2) Faktor Ekstern belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang yang menarik minat siswa lebih mudah dapat mempengaruhi prestasi belajar yang dipelajari dan disimpan karena minat sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa menambah kegiatan belajar. Minat belajar pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga yang telah dimiliki siswa merupakan salah dan lingkungan sekitarnya. Pengaruh satu faktor yang dapat mempengaruhi lingkungan ini pada umumnya bersifat positif hasil belajarnya. Apabila seseorang dan tidak memberikan paksaan kepada mempunyai minat yang tinggi terhadap individu, faktor ekstern yang dapat sesuatu hal maka akan terus berusaha mempengaruhi belajar adalah keadaan untuk melakukan sehingga apa yang keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan diinginkannya dapat tercapai sesuai masyarakat. dengan keinginannya.

a) Keadaan Keluarga

d) Motivasi Keluarga merupakan lingkungan terkecil Menurut Nasution (dalam Djamarah,

dalam masyarakat tempat seseorang 2008: 149) Motivasi adalah segala daya

dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang mendorong seseorang untuk

yang dijelaskan oleh Slameto (2003: 2) melakukan sesuatu. Motivasi merupakan

adalah lembaga pergerakan siswa untuk melakukan

bahwa

keluarga

pendidikan pertama dan utama. Adanya sesuatu atau ingin melakukan sesuatu.

rasa aman dalam keluarga sangat penting Selanjutnya motivasi dalam belajar adalah

dalam keberhasilan seseorang dalam faktor yang penting karena hal tersebut

belajar. Rasa aman itu membuat merupakan keadaan yang mendorong

seseorang akan terdorong untuk belajar, siswa untuk melakukan belajar. Persoalan

karena rasa aman merupakan salah satu mengenai motivasi dalam belajar adalah

kekuatan pendorong dari luar yang bagaimana cara mengatur agar motivasi

menambah motivasi untuk belajar. dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam

merupakan lingkungan kegiatan belajar mengajar seorang anak

Keluarga

pendidikan yang pertama, karena dalam didik akan berhasil jika mempunyai

keluarga inilah anak pertama-tama motivasi untuk belajar. Perkembangannya

mendapatkan pendidikan dan bimbingan, motivasi dapat dibedakan menjadi dua

sedangkan tugas utama dalam keluarga macam yaitu: motivasi instrinsik dan

bagi pendidikan anak ialah sebagai motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik

peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan dimaksudkan dengan motivasi yang

pandangan hidup keagamaan. Orang tua bersumber dari dalam diri seseorang yang

hendaknya menyadari bahwa pendidikan atas dasarnya kesadaran sendiri untuk

dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah melakukan sesuatu pekerjaan belajar.

pendidikan lanjutan. Sedangkan

merupakan

Peralihan pendidikan informal ke dimaksudkan dengan motivasi yang

motivasi

ekstrinsik

lembaga-lembaga formal memerlukan lembaga-lembaga formal memerlukan

anak-anak yang sebaya guru sebagai pendidik dalam usaha

Apabila

merupakan anak-anak yang rajin belajar, meningkatkan hasil belajar anak. Jalan

maka anak akan terangsang untuk kerjasama yang perlu ditingkatkan,

mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila dimana orang tua harus menaruh

anak-anak di sekitarnya merupakan perhatian yang serius tentang cara belajar

kumpulan anak-anak nakal yang anak di rumah. Perhatian orangtua dapat

berkeliaran tidak menutup kemungkinan memberikan dorongan dan motivasi

anakpun dapat terpengaruh pula. sehingga anak dapat belajar dengan

akan membentuk tekun, karena anak memerlukan waktu,

Lingkungan

anak, karena dalam tempat dan keadaan yang baik untuk

kepribadian

pergaulan sehari-hari seorang anak akan belajar.

selalu menyesuaikan dirinya dengan

lingkungannya, Sekolah merupakan lembaga pendidikan

b) Keadaan Sekolah

kebiasaan-kebiasaan

apabila seorang siswa bertempat tinggal formal pertama yang sangat penting

di suatu lingkungan temannya yang rajin dalam menentukan keberhasilan belajar

belajar maka kemungkinan besar hal siswa, karena itu lingkungan sekolah

tersebut akan membawa pengaruh pada yang baik dapat mendorong untuk belajar

dirinya, sehingga is akan turut belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini

sebagaimana temannya. meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat c. Pengukuran prestasi belajar atau scoring pelajaran dan kurikulum. Hubungan

Skor adalah harga kuantitatif suatu antara guru dan siswa kurang baik akan jawaban terhadap item dalam tes. Pemberian mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. skor dapat memperoleh deskripsi mengenai Guru dituntut untuk menguasai bahan performansi siswa dalam tes, dapat pelajaran yang akan diajarkan, dan melakukan analisis kuantitatif terhadap tes memiliki tingkah laku yang tepat dalam dan kaitannya dengan variabel lain, dan yang mengajar. Guru harus dituntut untuk paling penting dapat memberikan evaluasi menguasai bahan pelajaran yang terhadap performansi subjek dalam bentuk disajikan, dan memiliki metode yang nilai (Anwar, 2005: 8) tepat dalam mengajar. Guru harus

Menurut Djiwandono (2008: 57) mampu mengelola seluruh proses scoring adalah proses pengubahan jawaban kegiatan

belajar-mengajar dengan tes menjadi angka dan angka penskoran menciptakan kondisi-kondisi belajar tersebut diubah menjadi nilai, di Indonesia sedemikian rupa sehingga setiap anak nilai berbentuk angka-angka dengan melalui dapat belajar secara efektif dan efisien.

proses tertentu. Penggunaan simbol untuk

c) Lingkungan Masyarakat menyatakan nilai secara resmi antara 0-10, Lingkungan juga merupakan salah satu dan ada juga yang menggunakan 0-100, atau faktor yang tidak sedikit pengaruhnya 0-4, dan ada yang menggunakan huruf A. B, terhadap hasil belajar siswa dalam proses

C, D, E.

pelaksanaan

prestasi belajar lingkungan alam sekitar sangat besar mempunyai kriteria acuan penilaian yang pengaruhnya terhadap perkembangan pada awalnya dilakukan tes yang pada pribadi anak, sebab dalam kehidupan umumnya dapat dibeda-bedakan berdasarkan sehari-hari anak akan lebih banyak cara melakukan interprestasi terhadap hasil bergaul dengan lingkungan dimana anak pekerjaan peserta dalam penetapan nilai itu berada. Lingkungan masyarakat dapat akhir. Langkah pertama adalah melakukan menimbulkan kesukaran belajar anak, pemeriksaan yaitu memberi tanda pada terutama anak-anak yang sebayanya. jawaban yang salah untuk mengetahui jumlah

pendidikan,

karena

Pengukuran Pengukuran

Populasi penelitian ini adalah seluruh Langkah pengukuran prestasi belajar siswa kelas V SDN Tarikolot II Kabupaten di atas yang disebut dengan penskoran, dan Majalengka sebanyak 17 orang. Kemudian selanjutnya skor-skor tersebut dijadikan satu sampel dalam penelitian ini diambil seluruh dengan skor-skor lain serta telah disesuaikan siswa yang berjumlah 17 orang dengan pengaturannya dengan standar tertentu. menggunakan teknik total sampling. Contoh, pada tes dari suatu modul selalu

disertakan juga kunci dan pedoman scoring, 1. Kisi-kisi Instrumen

scoring maksimum pada setiap soal tidak Pertanyaan tentang sarana belajar sama tergantung pada jumlah soal dan bobot dituangkan ke dalam kuesioner, meliputi: soal tes tersebut.

media pembelajaran; alat-alat pelajaran Prestasi belajar siswa dapat diketahui meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat – dengan cara mengubah skor mentah menjadi alat praktikum, alat-alat tulis; perlengkapan skor berstandar 100. Guru berpedoman pada sekolah meliputi ruang kelas, lapangan olah aturan yang sudah ditetapkan sekolah untuk raga, ruang ibadah, ruang kesenian, peralatan penskoran dalam prestasi belajar sebagai olah raga, perpustakaan, laboratorium. berikut: Istimewa: 01- 100, Amat baik: 81-

Untuk perumusan alternatif jawaban,

90, Baik 70-80, Cukup: 61-70, Kurang: 51- setiap jawaban item instrumen menggunakan

60, Sangat kurang: < 50 gradasi dari sangat positif sampai sangat Penentuan nilai akhir siswa dalam rapor negatif. Jawaban yang digunakan dalam dirumuskan dengan cara:

penelitian ini adalah

SS = Sangat Setuju S

NA =

= Setuju

Keterangan : T= Nilai tugas; H= Nilai

= Ragu-ragu

ulangan harian; U= Nilai ulangan umum

TS = Tidak setuju

Contoh pengukuran prestasi belajar pada STS = Sangat tidak setuju siswa, misal: nilai tugas 60, nilai ulangan Yang terakhir adalah penetapan Skala harian 70, nilai ulangan umum 80. Jadi: NA penilaian angket yaitu dengan memberikan = 2(60) + 3(70) + 5(80) / 10 = 73, Jadi siswa nilai pembobotan untuk setiap jenis tersebut mempunyai prestasi belajar yang pertanyaan yang berskala ordinal. Skor 5-4- baik. 3-2-1 digunakan untuk pernyataan yang

bersifat mendukung dan Skor 1-2-3-4-5

Metode Penelitian

untuk pernyataan yang sifatnya tidak Metode yang akan digunakan dalam

mendukung. Seperti tabel skala Likert di penelitian ini adalah Explanatory Survey

bawah ini:

Method. Menurut Sanapiah Faisal (2007: 18)

No

Jawaban

Positif Negatif

menjelaskan penelitian eksplanasi yaitu suatu

5 1 penelitian

1 Sangat Setuju

4 2 menemukan dan mengembangkan teori,

2 Setuju

3 3 dapat menjelaskan kenapa atau mengapa

sehingga hasil atau produk penelitiannya

3 Kurang Setuju

2 4 terjadinya sesuatu gejala atau kenyataan

4 Tidak Setuju

1 5 sosial tertentu.

5 Sangat Tidak Setuju

Sumber: Sugiyono (2009: 134) Dengan penggunaan metode survey

Untuk instrumen prestasi belajar yaitu eksplanasi

melakukan dari nilai siswa yang didapatkan dari nilai pengamatan untuk memperoleh gambaran ulangan harian, tugas dan nilai rapor. yaitu variabel variabel Sarana Belajar, dan variabel Prestasi Belajar. Objek yang diuji

ini,

peneliti

Sebelum angket digunakan untuk pemberian kode (sandi) pada variabel dan mengumpulkan data dari subjek penelitian,

data yang telah terkumpul melalui lembar maka angket harus memenuhi 2 persyaratan

instrumen.

penting yaitu valid dan reliabel.

c. Pemeriksaan Data (Sorting), data hasil

a. Uji Validitas penelitian oleh peneliti akan diperiksa Uji validitas dengan menggunakan

apakah data tersebut lengkap atau ada Rumus korelasi product moment dengan

yang tidak lengkap.

rumus :

d. Pemasukan Data (Entry), sebelum ( ) ( )

dilakukan pemasukan data, maka dibuat

templete entry data dengan menggunakan perangkat lunak MS Excel.

Keterangan :

e. Pembersihan

Data (Deaning) ,

X = Skor item pertanyaan, pembersihan data (deaning) meliputi: Y = Skor total pernyataan,

1) Kelengkapan data, XY = skor pertanyaan dikalikan dengan skor

2) Kelengkapan variabel yang diamati, total.

3) Jumlah siswa sesuai dengan daftar n = Jumlah responden

hadir,

Kriteria yang digunakan apabila rhit > rtabel,

4) Distribusi frekuensi masing-masing maka dinyatakan valid (mengukur apa yang

variabel sesuai dengan jumlah diukur).

responden.

b. Uji Reliabilitas

f. Pengeluaran Informasi, hasil pengolahan Uji reliabilitas dengan menggunakan

data dibuat dalam bentuk tabel distribusi rumus koefisien Alpha Cronbach dan

frekuensi, nilai koefisien korelasi product dinyatakan reliable bila nilai r alpha > r alpa

moment.

Cronbach Rumus Alpha Cronbach:

Teknik Analisis Data

Analisis

ini

dilakukan untuk

a = reliabilitas instrument memperoleh gambaran baik variabel bebas k = banyaknya butir pertanyaan

maupun variabel terikat, disajikan secara = jumlah varian butiran

deskriptif dalam means, median, nilai S1 = varian total

minimum dan maksimum, serta standar dengan telah dipenuhinya kedua uji deviasi. Hal ini akan dianalisis dengan

tersebut di atas (uji validitas dan uji menggunakan perhitungan uji statistik reabilitas) terhadap beberapa responden di melalui langkah-langkah sebagai berikut:

luar sampel, dan mendapatkan hasil yang a. Uji Prasyarat Analisis

1) Uji Normalitas Data, uji prasyarat maka instrumen penelitian sudah siap untuk

positif yaitu nilai r hitung lebih besar dari r tabel ,

analisis data dengan menggunakan uji diberikan pada sampel.

normalitas data yang dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data

2. Pengolahan Data sampel berasal dari populasi yang Proses pengolahan ini dilakukan

berdistribusi normal. Untuk lebih dengan tahapan sebagai berikut:

memperkuat pengujian normalitas

a. Penyuntingan (editing), setiap lembar

penguji ini dengan instrumen yang telah diisi adalah

dilakukan

one sample dokumen tentang responden. dibetulkan

menggunakan

kolmomogorov-smirnov dengan kembali dengan menghubungi responden

menggunakan SPSS versi 20. Kriteria yang bersangkutan.

normalitas

pada one sample

b. Pemberian Kode (Coding), tahap kolmomogorov-smirnov adalah jika selanjutnya setelah editing adalah

asymp sig (2 tailed ) > a (0,05) maka asymp sig (2 tailed ) > a (0,05) maka

( ) -√, ( ) - sampel berdistribusi normal.

Keterangan:

2) Uji Homogenitas, uji homogenitas

= Koefisien korelasi dimaksudkan untuk memperlihatkan

= Jumlah skor item bahwa dua atau lebih kelompok data

= Jumlah skor total (item) sampel berasal dari populasi yang

n = Jumlah responden memiliki variansi yang sama. Pada

Keberartian korelasi dimaksudkan untuk analisis regresi, persyaratan analisis

mengetahui berati atau tidaknya hubungan yang dibutuhkan adalah bahwa galat

antara variabel X dan Y, dengan regresi untuk setiap pengelompokan

menggunakan kriteria penafsiran koefisien berdasarkan

korelasi. Sedangkan arti harga r akan memiliki variansi yang sama. Uji

variabel

terikatnya

dikonsultasikan dengan tabel interpretasi homogenitas

nilai r sebagai berikut: Homogenity of Variance. Interpretasi

menggunakan

Test

Tingkat Hubungan dilakukan dengan memilih salah satu

Interval

0,800-1,000 Sangat Kuat statistik, yaitu statistik yang didasarkan

0,600-0,799 Kuat pada rata-rata (Based on Mean).

0,400-0,599 Cukup Kuat Dengan

demikian,

kehomogenan

0,200-0,399 Rendah dipenuhi jika hasil uji tidak signifikan 0,000-0,199 Sangat Rendah untuk suatu taraf signifikasi (a) tertentu Sumber : Sugiyono, 2009.

(Biasanya a = 0.05 atau 0.01). Setelah koefisien korelasi didapatkan,

Sebaliknya, jika hasil uji signifikan maka perlu untuk meyakinkan kontribusi

maka kenormalan tidak dipenuhi. dari variabel X terhadap Y dengan

b. Uji Hipotesis, yaitu uji korelasi Product

menguji hipotesisnya.

Moment. Analisis data pada penelitian ini Pengujian hipotesis bertujuan untuk dimaksudkan untuk menguji hipotesis menguji apakah hipotesis yang telah yang diajukan, apakah diterima atau dilakukan pada penelitian ini diterima atau ditolak.

Berdasarkan

pertimbangan

tidak. Uji signifikansi untuk mencari hipotesis yang diuji, tujuan penelitian,

makna hubungan variabel x terhadap y, uji jenis data dan variabel penelitian, peneliti coba signifikansi dengan rumus: melakukan pendekatan statistik untuk

mengolah data. Uji hipotesis yang √

digunakan adalah dengan Analisis korelasi

Product Moment karena skala datanya

dimana:

rasio. Analisis korelasi digunakan untuk

t hitung = nilai hitung,

mengetahui derajat hubungan antara

= koefisien korelasi variabel X dengan variabel Y. Ukuran

= jumlah responden yang dipakai untuk mengetahui derajat

interpretasi :

1) Nilai t hitung > t tabel , maka Ha diterima, digunakan koefisien korelasi. Hipotesis

hubungan terutama untuk data kuantitatif

yang berarti ada hubungan yang statistik yang akan diuji adalah terdapat

bermakna antara sarana belajar dengan kontribusi yang positif dan signifikan dari

prestasi belajar.

2) Nilai t hitung ≤ t tabel , maka Ha ditolak, siswa di Kelas V SD Negeri Tarikolot II

sarana belajar terhadap prestasi belajar

yang berarti tidak ada hubungan yang Kab. Majalengka. Sebagai perhitungannya

bermakna antara sarana belajar dengan digunakan sebagai berikut:

prestasi belajar.

Selanjutnya untuk menyatakan yaitu seluruh siswa kelas V SDN Tarikolot II besar kecilnya sumbangan variabel x sebanyak 17 orang. terhadap y dapat ditentukan dengan rumus

koefisien determinan yaitu KD = r 2 x100%. 2. Hasil Analisis Data Penelitian Tujuan dari pada penelitian adalah

untuk mendapatkan data berupa angka yang

Hasil dan Pembahasan

kemudian diolah menggunakan perhitungan

1. Persiapan Pengumpulan Data

dapat menghasilkan Tahap persiapan merupakan rangkaian kesimpulan berupa hasil penelitian. Hasil

statistik,

yang

kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengambilan data yang dilakukan pada pengolahan data. Dalam tahap awal ini sampel penelitian dapat terlihat dalam tabel disusun hal-hal penting yang harus segera di bawah ini: dilakukan

Data Hasil Angket Penelitian mengefektifkan waktu dan pekerjaan. Dalam

No Skor tiap Item Angket Jumlah

rangka memperoleh data pengaruh sarana 1 5 5 5 4 4 5 4 32 belajar terhadap prestasi belajar siswa

2 5 3 3 3 3 3 3 23 khususnya pada mata pelajaran IPS, peneliti

3 5 5 4 4 4 4 4 30 membuat instrumen berupa kuesioner/angket

4 5 4 4 3 4 3 4 27 yang terdiri dari 7 pertanyaan yang harus

5 4 4 5 3 4 4 4 28 diisi oleh siswa. Dalam rangka menguji

6 5 5 5 4 4 5 4 32 kebaikan alat pengumpulan data penelitian

7 4 4 4 4 4 4 4 28 tentang validitas dan reliabilitasnya, maka

8 5 4 4 4 4 5 4 30 sebelum kuesioner/angket ini disebarkan

9 3 3 3 3 4 3 4 23 kepada responden terlebih dahulu penulis

10 5 5 4 4 4 4 4 30 mengadakan uji coba terhadap siswa dari

11 5 5 4 4 4 4 4 30 kelas lain yang tidak terpilih menjadi sampel

12 5 4 4 4 4 4 4 29 sebanyak 20 orang, dengan tujuan

13 5 5 4 3 4 4 4 29 memperoleh hasil yang baik serta kualitas

14 5 5 4 4 5 5 4 32 angket yang telah dibuat. Adapun hasil

15 4 4 4 4 3 3 3 25 pengujian dapat penulis sajikan berikut ini:

1. Uji Validitas Instrumen 17 5 4 4 5 5 4 5 32 Berdasarkan hasil uji validitas, didapat

nilai validitas r hitung semuanya lebih besar

Data hasil penelitian

dari r tabel /r hitung > r tabel . Dengan α=5% dan

Nama

Hasil Penelitian

N=20 harga (r) pada table adalah 0,444.

Resp Sarana Belajar Prestasi Belajar

Angket yang disebarkan kepada siswa SDN 1 32 80 Tarikolot II dianggap telah memiliki

2 23 75 konstruksi validitas yang memadai. Dari ke 7

3 30 82 pernyataan angket tersebut setelah diuji

4 27 78 validitas, hasilnya semuanya valid.

2. Uji Reliabilitas Instrumen 6 32 85 Berdasarkan

7 28 76 reliabilitas, dengan r table = 0,444 dari 7 item

perhitungan

uji

8 30 80 pernyataan angket, semua item soal

9 23 75 dinyatakan valid dan r hitung > r tabel / r hitung 10 30 80

lebih besar dari r table = 1,16 > 0,444. 11 30 78 Setelah diuji cobakan kepada 20 orang

12 29 70 siswa, ternyata hasilnya memuaskan,

13 29 70 selanjutnya penelitian dilakukan pada sampel

Nama

Hasil Penelitian

b. Uji Normalitas

Resp Sarana Belajar Prestasi Belajar

Uji normalitas dilakukan untuk

15 25 70 mengetahui apakah penyebaran data variabel

16 35 76 yang diteliti berdistribusi normal atau tidak

17 32 85 normal, yang selanjutnya kita dapat

Jmlh 495

pengujian yang digunakan menggunakan uji statistik Data

menentukan apakah

untuk parametrik atau non-parametrik. Bila data menganalisis hasil penelitian ini adalah data berdistribusi normal maka digunakan uji yang diperoleh dari penyebaran angket dan statistik parametrik, sedangkan bila distribusi prestasi belajar siswa khususnya pada mata data tidak normal maka digunakan uji pelajaran IPS. Data selanjutnya dianalisis statistik non-parametrik. Uji normalitas melalui uji statistik untuk mengetahui dalam penelitian ini menggunakan uji pengaruh dari sarana belajar terhadap prestasi Kolmogorov-Smirnov. belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

yang

digunakan

Hasil penghitungan uji normalitas data Berikut ini akan di uraikan deskripsi data dari penelitian ini diperoleh melalui penghitungan masing-masing hasil tes:

dengan menggunakan SPSS 20 dengan alat uji Kolmogorov-Smirnov. Adapun dasar

a. Nilai rata-rata, standar deviasi, varians, pengambilan keputusan adalah jika nilai sig. nilai tertinggi, nilai terendah

atau nilai probability > 0.05 maka dikatakan distribusi data normal, dan jika nilai sig. atau

Deskripsi data hasil penyebaran angket nilai probability < 0.05 maka dikatakan dan prestasi belajar siswa pada mata distribusi data tersebut tidak normal. Berikut pelajaran IPS dari sampel penelitian dapat adalah hasil uji normalitas dari data-data dilihat pada tabel di bawah ini: penelitian yang telah diperoleh dari masing-

Tabel Nilai Rata-Rata, Standar Deviasi, masing tes. Data hasil uji normalitas tersebut Varians, Nilai Tertinggi, Nilai Terendah

dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Nilai

Nilai Rata- Standar

Variabel N

terendah tertinggi rata deviasi Hasil Uji Normalitas

varians

Hasil Uji Sarana

Variabel

df Kolmogorov Keputusan belajar

- smirnov Prestasi

1 Sarana belajar 17

0.200 Normal

0.200 Berdasarkan tabel di atas, dapat Normal diuraikan bahwa data yang dihasilkan dari

2 Prestasi belajar 17

penyebaran angket mengenai sarana belajar c. Uji Homogenitas

yang didapat dari jumlah sampel sebanyak 17 Uji Homogenitas dilakukan dengan orang adalah sebagai berikut rata-rata 29,12 maksud untuk mengetahui tingkat homogen

dengan nilai terendah 23 dan nilai tertinggi varians dari masing-masing data tes. Uji ini

syarat dalam 10,16. Sedangkan, data yang didapat dari membandingkan data. Uji ini dihitung

35, standar deviasi 3,25 serta varians sebesar diperlukan

sebagai

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran menggunakan lavene test (α = 0,05). Dengan IPS yang didapat dari jumlah sampel ketentuan bila nilai sig . atau nilai sebanyak 17 orang adalah rata-rata 77,94 probabilitas lebih besar dari 0,05 (Sig > dengan nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 0,05 ), maka data tersebut homogen ,

85, standar deviasi 4,98 serta varians sebesar sedangkan jika nilai Sig. atau nilai Probilitas

24.80. lebih kecil dari 0,05 (Sig. < 0,05), maka data tersebut tidak homogen. Hasil penghitungan 24.80. lebih kecil dari 0,05 (Sig. < 0,05), maka data tersebut tidak homogen. Hasil penghitungan

penafsiran korelasi di atas, ternyata nilai 0,51 terletak antara 0,40 - 0,70. Dengan demikian,

Hasil Uji Homogenitas tingkat korelasi antara kedua variabel yang Data Penelitian

diteliti penulis menunjukan bahwa antara Sarana belajar terhadap

Nilai Sig Keputusan

variabel x dan variabel y terdapat korelasi prestasi belajar Sedang. Artinya hubungan variabel x Dengan melihat tabel di atas, dapat (pengaruh sarana belajar) dengan variabel y disimpulkan bahwa data-data penelitian yang (presatasi belajar siswa pada mata pelajaran diperoleh adalah Homogen. Karena data IPS di kelas V) memiliki hubungan yang penelitian diatas normal dan homogen, maka

0.137 Homogen

sedang.

uji statistik yang digunakan adalah uji Setelah mendapatkan nilai koefesien statistik parametrik dengan menggunakan uji korelasi, kemudian menentukan tingkat

korelasi Product moment. pengaruh variabel x terhadap variabel y

d. Analisis Korelasional dengan rumus:

pengaruh sarana belajar (variabel X)

= 0,51 2 x 100

terhadap prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran IPS (variabel Y), penulis

menggunakan analisis korelasi dengan Jadi variabel x (sarana belajar) menggunakan rumus korelasi product memiliki tingkat pengaruh terhadap variabel

moment yang hasilnya dapat dilihat pada y (prestasi belajar siswa pada mata pelajaran tabel berikut ini.

IPS) sebesar 26%. Atau dapat dikatakan bahwa besarnya pengaruh sarana belajar

Uji Korelasi terhadap prestasi siswa pada mata pelajaran Penelitian

dk Korelasi/R Sig. Ksmpln IPS di kelas V SDN Tarikolot II Kabupaten Sarana belajar

Majalengka mencapai 26%. Dengan

Korelasi

demikian selebihnya 74% merupakan faktor- prestasi belajar

faktor lain yang dapat mempengaruhi Berdasarkan

penghitungan peningkatan prestasi belajar siswa pada mata dengan rumus korelasi product moment, pelajaran IPS di kelas V SDN Tarikolot II, terlihat bahwa nilai korelasi yang dihasilkan baik faktor internal maupun faktor eksternal. antara variabel x yang dalam hal ini pengaruh

hasil

sarana belajar terhadap variabel y yakni 3. Uji Hipotesis

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sebagaimana yang telah dikemukakan IPS adalah sebesar 0,513. Jika dilihat dari di muka, hipotesis yang dikemukakan dalam arahnya, ternyata pengaruh antara variabel x penelitian ini adalah “Ada pengaruh sarana terhadap variabel y menunjukan pengaruh belajar terhadap prestasi belajar siswa pada yang positif. Untuk mengetahui kadar kuat mata pelajaran IPS di kelas V SDN Tarikolot

lemahnya korelasi tersebut, dapat dilihat dari II Kabupaten Majalengka”. Untuk menguji tabel korelasi berikut :

hipotesis dalam penelitian ini, penulis menggunakan rumus uji t sebagai berikut:

Kriteria Penafsiran Korelasi Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

Korelasi rendah sekali

Korelasi rendah

t=

Korelasi sedang

Korelasi tinggi

Korelasi sangat tinggi

t=

(Sugiyono, 2008: 231)

0 , 51 15 normal, dan jika nilai sig. atau nilai probablity < 0.05 maka dikatakan

0 , 49 t=

distribusi data tersebut tidak normal.

0 , 51 . 3 , 87 Berdasarkan hal tersebut maka prestasi t= 1 , 98 belajar siswa pada mata pelajaran IPS di

0 , 49 kelas V SDN Tarikolot II berdistribusi normal, artinya bahwa data hasil sampel t= 0 , 70 tersebut dapat diteliti dan refresentatif.

c.

t = 2,82

Berdasarkan uji korelasional antara Bila

Dokumen yang terkait

PENYELESAIAN SENGKETA LAGU ATAU MUSIK DI LUAR PENGADILAN

0 1 10

PENGARUH ROLE AMBIGUITY. ROLE OVERLOAD TERHADAP BURNOUT DOSEN TETAP DAN DPK DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MAJALENGKA

0 3 9

EFEKTIVITAS METODE STEINBERG DENGAN MEDIA BIG BOOK TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA NYARING

0 0 12

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIK PESERTA DIDIK (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas V SDN Paturaman Desa Sukaratu Kecamatan Wanaraja Kabupaten Garut Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 0 13

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK PESERTA DIDIK (Studi Eksperimen di Kelas V SDN Gununglipung Kota Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2015/2016)

0 0 15

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN HUKUM HAK-HAK ANAK PELAKU KEJAHATAN DALAM PROSES PENYIDIKAN PERKARA TINDAK PIDANA ANAK (STUDI DI POLRES METRO JAKARTA UTARA)

1 2 9

PENGGUNAAN DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG BENDA-BENDA YANG BERGERAK MENGGUNAKAN BATU BATERAI DI KELAS I SDN KULUR I

0 0 7

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BAGIAN-BAGIAN UTAMA TUBUH HEWAN DAN KEGUNAANNYA DI KELAS II SDN KULUR I KECAMATAN MAJALENGKA KABUPATEN MAJALENGKA

0 0 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN SELF-REGULATED LEARNING (SRL) SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)

1 1 13

ANALISA TERHADAP UPAYA HUKUM ATAS PUTUSAN PENGADILAN NIAGA YANG DIAJUKAN KEMBALI KE PENGADILAN NEGERI

0 0 9