KeyWords : Academic Supervision, Organizational Culture, Teacher Performance,
PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK DAN BUDAYA ORGANISASI
TERHADAP KINERJA GURU di KKG SD WILAYAH I KECAMATAN
PASAMAN DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
ARTIKEL
SRI UTAMI
NPM.1110018212057
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2015
THE EFFECT OF ACADEMIC SUPERVISION AND ORGANIZATIONAL CULTURE ON
TEACHER PERFORMANCE IN KKG ELEMENTARY SCHOOL REGION I SUB-
DISTRICT PASAMAN WITH MOTIVATION AS INTERVENING VARIABLE
Sri Utami¹, Dwi Fitri Puspa¹, Ice Kamela¹
¹Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta
email: [email protected]
ABSTRACT
This Research is intended to look at how Academic Supervision and Organizational Culture affects of Teacher Performance and also to see wheter Work Motivation have a role as Intervening Variabel. The data analysis using SPSS program version 16. There was effect the positive and significant of Academic Supervision (X
1 ) and Organizational
Culture (X ) variable on Teacher Performance in KKG Elementary School Region I Sub-
2
district Pasaman with regression coefficient 1.258 for Academic Supervision 0.475 significant 0.000 and Organizational Culture 0.223 significant 0.000. There was effect the positive and significant Work Motivation varibale mediates correlation Academic Supervison and Organizational Culture on Teacher Performance in KKG Elementary School Region I Sub-district Pasaman that is to say effect of Academic Supervision and Organizational Culture on Teacher Performance in KKG Elementary School Region I Sub- district Pasaman with Work Motivation are bigger than direct effect to Academic Supervision and Organizational Culture on Teacher Performance as 3.5% or from 38.7% become 44.2%. It can be interpreted that Work Motivation variable partially mediates the correlation beetween the dependent variable to the independent variable.
KeyWords : Academic Supervision, Organizational Culture, Teacher Performance,
Work Motivation
PENDAHULUAN sekolah-sekolah baik negeri maupun
Pendidikan merupakan wadah swasta. Semua itu dipersiapkan dalam yang penting dalam kehidupan manusia, rangka menghadapi tantangan era karena itu pemerintah membangun globalisasi di masa yang akan datang. lembaga-lembaga pendidikan baik formal
Guru sebagai tenaga pendidik merupakan maupun non formal seperti Pusat sumber daya manusia yang profesional
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan mencapai tujuan pendidikan, hal ini disebabkan guru yang langsung bersinggungan dengan peserta didik, untuk memberikan bimbingan, pendidikan, pengajaran dan pengalaman yang akan menghasilkan tamatan yang diharapkan.
Seorang guru harus memiliki kompetensi, terutama kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan guru, maka pemerintah telah melakukan suatu gagasan yang dikenal dengan Uji Kompetensi Guru (UKG).
Sedangkan untuk mengetahui sejauhmana kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian dilakukan melalui PKG(Penilaian Kinerja Guru secara online oleh pengawas sekolah. Penilaian guru yang dilakukan oleh pengawas sekolah melalui supervisi akademik diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru. Berkenaan dengan standar kinerja guru Sahertian sebagaimana dikutip Kusmianto (1997:49) dalam buku panduan penilaian kinerja guru oleh pengawas menjelaskan bahwa: “Standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti: (1) bekerja dengan siswa secara individual, (2) persiapan dan perencanaan pembelajaran,(3) pendayagunaan media pembelajaran, (4) melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, dan (5) kepemimpinan yang aktif dari guru”.
Tugas pokok guru tersebut yang diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar merupakan bentuk kinerja guru . Kinerja guru pada dasarnya merupakan kinerja atau unjuk kerja yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kinerja guru bila mengacu pada pengertian Mangkunegara (2010) bahwa tugas yang dihadapi oleh seorang guru meliputi : membuat program pengajaran, memilih metode dan media yang sesuai untuk penyampaian, melakukan evaluasi, dan melakukan tindak lanjut dengan pengayaan dan remedial.
Tabel 1. Kinerja Guru di KKG SD Wilayah I Kecamatan Pasaman Sampel 20 Orang Guru No. Jenis Penilaian Kinerja % Yang Membuat % Yang Tidak Membuat Total
1 Guru mampu menikmati perannya sebagai pengajar yang menantang dan sukar
50% (10 Orang) 50% (10 Orang) 100%
2 Pengawas sering mengunjungi sekolah dan memberikan motivasi pada guru dalam proses belajar mengajar (PBM)
50% (10 Orang) 50% (10 Orang) 100%
3 Guru bisa menentukan metode dan strategi pembelajaran yang tepat dalam menyusun RPP
40% ( 8 Orang) 60% (12 Orang) 100% Sumber: KKG SD Wilayah Kecamatan Pasaman Berdasarkan survey awal penulis melalui wawancara lansung di KKG SD Wilayah Kecamatan Pasaman terhadap 20 orang guru yang ditemui secara acak berdasarkan tabel 1 diatas dapat disimpulkan bahwa ada kesan kinerja guru cendrung menurun, disamping beban kerja meningkat ditambah lagi pengawas sekolah masih kurang karena pengawas sekolah tidak terlalu sering datang memantau ke sekolah-sekolah atau hanya pada waktu tertentu saja dan kurang mampunya guru menjadi konselor untuk membantu mengatasi kesulitan belajar siswa, dan sebagai partisipan dalam kelompok belajar siswa serta membuat atau memperbaharui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Sehingga motivasi untuk bekerja terganggu serta budaya untuk berprestasi. Supervisi akademik yang baik adalah supervisi akademik yang mampu mencapai multi tujuan. Supervisi berfungsi sebagai penggerak perubahan, seringkali guru mengganggap tugas mengajar sebagai pekerjaan rutin, dari waktu ke waktu tidak mengalami perubahan dari segi materi maupun metoda pendekatan. Menghadapi keadaan tersebut, perlu ada inisiatif dari kepala sekolah atau supervisor untuk mengarahkan guru agar melakukan perbaikan dari segi materi maupun metode untuk kemajuan iptek dan kebutuhan lingkungan.
Jika dilihat dari fenomena yang telah dipaparkan di atas bahwa guru di KKG SD Wilayah Kecamatan Pasaman sebagian guru kurang mempunyai motivasi kerja dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian ketelitian dalam kegiatan pembelajaran untuk membelajarkan siswa terkesan diabaikan, hal ini dapat dilihat dari teknik yang di tuliskan pada kegiatan belajar mengajar, kurangnya apersepsi maupun konfirmasi yang tujuannya untuk merekam ingatan siswa kepada pembelajaran yang akan dan telah disampaikan, serta guru hanya mengejar target tercapainya silabus yang dicanangkan diawal tahun pelajaran.
Budaya organisasi yang kuat memiliki potensi meningkatkan kinerja, dan sebaliknya apabila budaya organisasi lemah mengakibatkan kinerja menurun, Stepen P. Robbins (2007). Ketika para anggota organisasi memiliki komitmen yang kuat terhadap keyakinan, harapan, nilai-nilai, norma-norma, dan kebiasan- kebiasan yang digunakannya dalam mencapai tujuan menunjukkan budaya organisasi yang kuat. Sebaliknya bila para anggota organiasi tidak memiliki komitmen yang kuat menunjukkan budaya organisasi yang lemah. Budaya sekolah untuk berprestasi sudah terganggu, hal ini dapat di lihat dari tidak adanya analisis hasil ulangan harian yang merupakan kebiasan guru untuk mengevaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan dan kurangnya inovasi atau menoton guru dalam kegiatan proses belajar mengajar.
Sejalan dengan paparan diatas, maka kinerja guru harus ditingkatkan.
Guru harus bisa mengembangkan diri melalui kegiatan-kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG), pelatihan-pelatihan, seminar-seminar dan lokakarya, agar guru dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), agar dapat bersaing di era globalisasi diharapkan guru yang profesional yang mampu berinovasi dan kreatif.
Harapan tidak selalu sesuai dengan kenyataan, terbukti dengan kesimpulan awal yang dilakukan oleh peneliti dimana permasalahan yang muncul antara lain : a. secara umum guru sulit menerima perubahan, sedangkan prinsip belajar yang harus dilaksanakan adalah Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) agar sisw termotivasi dan mau terlibat dalam proses pembelajaran, kenyataannya model pembelajaran siswa saja masih brsifat klasikal, dimana siswa masih sebatas melihat da mendengarkan bahan ajar yang disampaikan guru, b. Pengembangan dan pengorganisasian serta pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan guru sangat lemah, c. Berikutnya keterbatasan kemampuan guru dalam mengeksplorasi bahan ajar dengan menggunakan Tekhnologi Informasi Komputer (TIK), d. Minimnya pengetahuan guru dalam mengunakan metode dan media pembelajaran dalam Objek Penelitian Penelitian dilakukan di KKG SD Wilayah penyampaian bahan ajar.
I Kecamatan Pasaman.
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Jenis Penelitian
Populasi dalam penelitian ini Dengan banyaknya permasalahan adalah seluruh Guru di KKG SD Wilayah yang timbul dilapangan seperti diatas,
I Kecamatan Pasaman yaitu sebanyak 147 orang. maka permasalahan yang akan dibahas
Jenis dan Sumber Data
dalam penelitian ini adalah melakukan Jenis data yang diperlukan dalam pengujian hipotesis untuk mengetahui penelitian ini digolongkan dalam dua jenis yaitu : pengaruh supervisi akademik dan budaya
1. Data primer, yaitu yang diperoleh organisasi terhadap kinerja guru dengan secara langsung seperti observasi, motivasi kerja sebagai variabel wawancara atau data yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner lansung intervening. Menuru t Sekaran (2006) kepada responden. bahwa studi yang termasuk dalam
2. Data sekunder, yaitu data yang pengujian hipotesis biasanya menjelaskan diperoleh secara tidak lansung, diperoleh dengan cara mendapatkan sifat hubungan tertentu, atau menentukan referensi melalui literature buku, perbedaan antar kelompok atau artikel ilmiah, hasil penelitian dan kebebasan (independensi) dua atau lebih sumber-sumber lainnya.
Kuesioner dan Pengumpulan Data
faktor dalam suatu situasi. Jadi penelitian Kuisioner merupakan alat ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengumpul data dengan seperangkat kontribusi supervisi akademik oleh pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Jawaban dikuantifisir pengawas sekolah dan budaya organisasi dengan skala Likert 1 s/d 5. Data yang terhadap kinerja guru dengan motivasi terkumpul selanjutnya ditabulasi dan diolah dengan menggunakan bantuan SPSS versi 16.0.
Pengujian Instrumen
Sugiyono, (2007) berpendapat agar hasil penelitian valid dan reliabel, butir-butir pertanyaan dalam kuesioner perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
Uji Asumsi Klasik
Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan analisis data dengan menggunakan uji normalitas, uji linearitas, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas.
Regresi Bertingkat ( Hierarchical Regrasi Analysis).
Analisis regresi bertingkat (Hierarchical Regrasi Analysis ) merupakan teknik statistik yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel mediasi (Motivasi Kerja) terhadap hubungan antara variabel bebas (Supervisi Akademik dan Budaya Organisasi) dan variabel terikat (Kinerja Guru). Menurut Baron Kenny (1986) terdapat 4 langkah untuk melakukan pengujian dampak variabel Intervening sebagai berikut:
1. Variabel bebas harus berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat variabel supervisi akademik dan budaya organisasi harus berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru (Y).
2. Variabel bebas harus berpengaruh signfikan terhadap variabel intervening (β2 harus signifikan). Dalam hal ini, variabel supervisi akademik dan budaya organisasi harus berpengaruh signifikan terhadap motiavasi kerja (I).
3. Variabel intervening harus berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (β3 harus signifikan). Dalam hal ini, variabel motivasi kerja (I) harus berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru (Y).
4. Intervening penuh (full intervening) terjadi apabila variabel bebas tidak lagi berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat setelah di kontrol oleh variabel intervening (β4 tidak signifikan), sedangkan intervening parsial (partial intervening) terjadi apabila variabel bebas masih berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (β4 masih signifikan) tetapi koefisien regresinya menurun atau nilainya signifikannya meningkat. Berdasarkan permasalahan di atas sebagai berikut: maka dapat disimpulkan struktur mediasi
Gambar 1
Struktur Intervening
Motivasi Kerja (I)
B
2 B
3 B
1 Supervisi Akademik (X 1 )
Kinerja Guru (Y) B
4 Budaya Organisasi (X 2 )
0,30 (Sugiyono, 2007). Item pernyataan
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Uji Validitas yang tidak valid akan dibuang atau tidak
Sebuah item pertanyaan dapat digunakan dalam suatu variabel untuk dikatakan valid bila memiliki nilai pengolahan data berikutnya
corrected item-total correlatiojn diatas .
Tabel 2. Uji Validitas
No Variabel Jumlah Item Item Yang Item Tidak Valid Valid1 Supervisi Akademik
20
17
3
2 Budaya Organisasi
7
- 7
3 Kinerja Guru
27 27 -
4 Motivasi Kerja
30 30 - Variabel yang dikatakan handal apabila memiliki Cronbach’s Alpha lebih dari 0,70 (Sekaran, 2006). Hasil analisis reliabilitas terhadap 147 orang responden tabel berikut ini:
Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
No. Item Variabel
Tabel 4. Hasil Distribusi Frekuensi
No. Variabel Item Pertanyaan Re Rata TCR Ket.Uji Asumsi Klasik
4 Motivasi Kerja (I) 1 s/d 30 4,04 80,80 Baik
3 Budaya Organisasi (X2) 1 s/d 7 4,01 80,20 Baik
2 Supervisi Akademik (X1) 1 s/d 17 4,02 80,46 Baik
81.15 Baik
4.06
1 Kinerja Guru (Y) 1 s/d 30
Tingkat Capaian Responden (TCR) untuk masing-masing variabel hasilnya dikemukakan dalam tabel berikut :
Cronbach’s Alpha Keterangan
Tingkat Capaian Responden
4 Motivasi Kerja (I) 0,931 Reliabel
2 ) 0,873 Reliabel
3 Budaya Organisasi (X
) 0,885 Reliabel
1
2 Supervisi Akademik (X
1 Kinerja Guru (Y) 0,937 Reliabel
Sebelum dilakukan uji regresi linear berganda, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik dimana uji asumsi klasik ini merupakan persyaratan yang harus terpenuhi dalam uji regresi linear berganda. Uji asumsi klasik terdiri dari: Uji Normalitas. Menurut Singgih (2000), uji normalitas berpedoman pada uji Kolmogorov yaitu :
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas
No Variabel Sig Alpha Keterangan1 Supervisi Akademik (X
Inflation Factor ). Bila angka tolerance >
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dalam model regregi dapat dilihat melalui VIF (Varians
Uji Multikolinearitas
0.05 Normal
3 Motivasi Kerja (I) 0.284
0.05 Normal
0.242
2 )
2 Budaya Organisasi (X
0.05 Normal
0.530
1 )
Tabel 6. Hasil Uji Linearitas
No. Variabel Sig Alpha Keterangan1 Kinerja Guru (Y) 0,745
Dengan uji linearitas akan diperoleh informasi apakah model empiris sebaiknya linear kuadrat atau publik, (Ghozali, 2007). Untuk menentukan apakah terjadi tidaknya hubungan yang linear antara predictor variabel dengan dependent variabel dapat dilihat dengan membandingkan nilai signifikan dari Deviation from Linearity, dengan tingkat signifikan yang digunakan dimana apabila nilai signifikan lebih besar dari tingkat signifikan maka terjadi hubungan yang linear dari variabel independent terhadap variabel dependent.
Uji Linearitas
0.05 Normal
) 0,096
2
4 Budaya Organisasi (X
0.05 Normal
1 ) 0,205
3 Supervisi Akademik (X
0.05 Normal
2 Motivasi Kerja (I) 0,112
0.05 Normal
1 atau nilai VIF > 10, maka terdapat gejala multikolinearitas.
Tabel 7. Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel bebas Tolerance
VIF Supervisi Akademik (X ) 0,503 1,988
1 Budaya Organisasi (X 2 ) 0,906 1,104
Motivasi Kerja (I) 0,541 1,849 Glejser (Ghozali, 2007). Adapun hasil uji
Uji Heteroskedastisitas
Untuk melakukan uji glejser data hasil penelitian dapat dilihat heteroskedastisitas terhadap data pada tabel berikut ini : penelitian dapat dilakukan dengan uji
Tabel 8. Hasil Uji Heteroskedastisitas No. Variabel Sig Alpha Keterangan
1 Supervisi Akademik (X ) 0.361 0,05 Tidak Hetero
1
2 Budaya Organisasi (X
2 ) 0.078 0,05 Tidak Hetero
3 Motivasi Kerja (I) 0.131 0,05 Tidak Hetero
Analisis Regresi Bertingkat Tabel 9. Hasil Analisis Regresi Linear Beganda Variabel Variabel Bebas Koefisien Sig. Terikat Regresi
Kinerja Konstanta 1.258 0,000 Guru (Y)
Supervisi Akademik (X
1 )
0.475 0,000 Budaya Organisasi (X )
2
0.223 0,000 F
45.374 0,000
2 R
0.387 Berdasarkan hasil uji regresi
a. Variabel Supervisi Akademik (X
1 )
berganda yang diringkas pada tabel di berpengaruh signifikan terhadap atas dapat diketahui bahwa pada tahap 1: kinerja guru (Y) dimana nilai koefisien regresinya adalah 0,475 dengan tingkat signifikan adalah 0.000 berarti
” Hipotesis satu (H
61.106 0,000 Motivasi Kerja (I)
2
b. Variabel budaya organisasi (X
(H 3 ) diterima”.
0.000 berarti ” Hipotesis tiga
berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja (I) dimana nilai koefisien regresinya adalah 0,609 dengan tingkat signifikan adalah
1 )
a. Variabel supervisi akademik (X
0,0.459 Berdasarkan hasil uji regresi berganda yang diringkas pada tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahap II :
2
R
0.328 0,000 F
1 ) diterima”.
2 )
0.609 0,000 Budaya Organisasi (X
1 )
Konstanta 1.780 0,000 Supervisi Akademik (X
Tabel 10. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel Intervening Variabel Dependent Koefisien Regresi Sig.Pengujian pengaruh mediasi pada langkah kedua adalah variabel bebas (supervisi akademik dan budaya organisasi,) harus signifikan terhadap variabel mediasi (motivasi Kerja).
pernyataan pada langkah pertama dalam pengujian pengaruh mediasi terpenuhi.
2 ) diterima”.Dengan demikian
berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru (Y) dimana nilai koefisien regresinya adalah 0,223 dengan tingkat signifikan adalah 0.000 berarti ” Hipotesis dua (H
2 )
b. Variabel budaya organisasi (X
) berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja (I) dimana nilai koefisien regresinya adalah 0,328 dengan tingkat signifikan adalah 0.000 berarti ” Hipotesis empat
(H 4 ) diterima”. Dengan demikian signifikan terhadap variabel terikat
dapat disimpulkan bahwa (kinerja guru). Berdasarkan hasil uji persyaratan langkah 2 dalam uji regresi linear sederhana tentang motivasi mediasi atau intervening telah kerja terhadap kinerja guru terpenuhi. memperlihatkan bahwa variabel motivasi Langkah ketiga pengujian mediasi kerja (I) berpengaruh signifikan terhadap adalah melakukan atas pengaruh variabel kinerja guru (Y) dapat lihat pada tabe intervening (motivasi kerja) harus dibawah ini:
Tabel 11. Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana
Variabel Terikat Intervening Konstan Koefisien Signifikansi RegresiKinerja Guru Konstanta 3.055 0,000 (Y)
Motivasi Kerja (I) 0.250 0,008
F 7.118 0,008
2 R
0,047 Berdasarkan hasil uji regresi ”Hipotesis lima (H
5 ) diterima”. Dengan
berganda yang diringkas pada tabel di demikian persyaratan ketiga dalam atas dapat diketahui bahwa pada tahap 3 pengujian pengaruh intervening (tiga). Variabel motivasi kerja (I) terpenuhi. berpengaruh signifikan terhadap kinerja Berdasarkan hasil uji pada guru (Y) dimana nilai koefisien langkah pertama, kedua, dan ketiga maka regresinya adalah 0,250 dengan tingkat hasil uji intervening atau mediasi dapat signifikan adalah 0.008 berarti disimpulkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 12. Hasil Analisa Regresi Bertingkat
Koefisien Regresi dan Signifikansi Variabel Terikat Variabel Bebas dan Intervening Tahap1 Sig. Tahap
Konstanta (a) 1,258 0,000 1,185 0,000
c. Besar pengaruh variabel supervisi (X
mengalami penurunan dari 0,475
1 ) tersebut
Namun, nilai koefisien regresi variabel supervisi akademik (X
masih berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru (Y) dimana koefisien regresinya adalah 0,475 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000.
1 )
a. Variabel supervisi akademik (X
guru (Y) setelah dimediasi atau intervensi oleh variabel motivasi kerja (I) dapat dijelaskan sebagai berikut:
2 ) terhadap kinerja
budaya organisasi (X
1 ) dan
Pada tahap kedua, pengaruh variabel supervisi akademik (X
2 = 0,387).
38.7% ( R
2 ) terhadap kinerja guru (Y) adalah
berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru (Y) dimana nilai koefisien regresinya adalah 0,223 dengan tingkat signifikan adalah 0.000.
Supervisi Akademik (X
2 Sig.
b. Variabel budaya organisasi (X
berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru (Y) dimana nilai koefisien regresinya adalah 0,475 dengan tingkat signifikan adalah 0.000.
1 )
a. Variabel supervisi akademik (X
0,387 0,422 Memperhatikan hasil uji regresi bertingkat yang diringkas pada tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahap 1:
2
(Y) R
Kinerja Guru
0,000 Motivasi Kerja (I) - - 0,296 0,004
) 0,223 0,000 0,209
2
) 0,475 0,000 0,355 0,000 Budaya Organisasi (X
1
2 ) b. Variabel budaya organisasi (X
2 ) masih
2 ) terhadap kinerja guru
Kesimpulan
memediasi hubungan antara budaya organisasi dengan kinerja guru di KKG SD Wilayah I Kecamatan Pasaman” dapat diterima.
hipotesis tujuh (H 7 ) “motivasi kerja
memediasi hubungan antara supervisi akademik dengan kinerja guru di KKG SD Wilayah I Kecamatan Pasaman” dan
6 ) “motivasi kerja
hipotesis enam (H
kinerja guru (Y). Dengan demikian
2 ) terhadap
dan budaya organisasi (X
1 )
Berdasarkan uraian diatas dapat diinterprestasikan bahwa variabel motivasi kerja (I) memediasi secara parsial (partial mediation) hubungan antara variabel supervisi akdemik (X
(Y) sebesar 3.5% atau dari 38.7% menjadi 44,2%.
organisasi (X
berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru (Y) dimana koefisien regresinya adalah 0,223 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000.
1 ) dan budaya
= 3.87). Dengan kata lain terjadi peningkatan pengaruh variable supervisi akademik (X
2
0,387 (R
2 ) terhadap kinerja guru (Y) adalah
(X
1 ) dan budaya organisasi
d. Besarnya pengaruh variabel supervisi akademik (X
c. Variabel motivasi kerja (I) sebagai variabel intervening berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru (Y) dengan nilai koefisien regresi adalah 0,296 dan tingkat signifikannya sebesar 0,004.
mengalami penurunan dari 0,223 (tahap I) menjadi 0,209 (tahap2).
2 ) tersebut
Namun, nilai koefisien regresi variabel budaya organisasi (X
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan variabel motivasi kerja memediasi hubungan antara supervisi akademik dan budaya organisasi terhadap Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih terutama kinerja guru di KKG SD Wilayah I kepada Ibu DR. Dwi Fitri Puspa, SE.,
Kecamatan Pasaman artinya pengaruh M.Si.Ak dan Ibu Ice Kemala, SE.,M.Si supervisi akademik dan budaya selaku pembimbing 1 dan pembimbing 2 yang telah banyak memberikan organisasi terhadap kinerja guru di KKG pengarahan untuk terwujudnya hasil
SD Wilayah I Kecamatan Pasaman penelitian ini. Selanjutnya kepada unsur melalui motivasi kerja lebih besar pimpinan dan seluruh civitas akademika
UBH yang turut membantu dalam daripada pengaruh lansungnya terhadap penulisan artikel ini. Terima kasih supervisi akademik dan budaya banyak juga disampaikan kepada Guru di organisasi terhadap kinerja guru. KKG SD Wilayah I Kecamatan Pasaman.
Daftar Pustaka Mangkunegara, Prabu. (2010).
Manajemen Sumber Daya Baron, R. M., & Kenny, D. A. (1986). Perusahaan . Bandung: PT.
The moderator-mediator variabl Remaja Rosdakarya. distinction in social psychological research: Conceptual, strategic
Robbins, Stephen P. (2007). Perilaku and statistical considerations.
Organisasi . Jakarta. Penerbit Journal of Personality and Social
Mlanan Jaya Cermelang.
Psychology, 51 , 1173-1182.
Sugiyono, (2007), Metode Penelitian Ghozali, Imam. (2007). Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program Administras i, Bandung : Alfabeta.
SPSS. Badan Penerbit
Sekaran, Uma. 2006. Research Method Universitas Diponegoro.
For Business . Salemba Empat. Jakarta.
Semarang.
Singgih. (2000). Buku Latihan SPSS Kusmianto. (1997). Paduan Penilaian
Statistik Parametik. PT. Elex Media Kinerja Guru Oleh Pengawas.
Komputindo. Jakarta. Jakarta.