Keywords — Trunked Radio, Migration Readiness, Digital

Awangga Febian Surya Admaja

Puslitbang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Jl. Medan Merdeka Barat No.9 Jakarta 10110 awan002@kominfo.go.id

Naskah diterima: 6 Mei 2013; Direvisi: 28 Mei 2013; Disetujui: 5 Juni 2013

Abstract —Radio Trunked System is a repeater-based on radio for one or more towers with more than one frequency which

I. P ENDAHULUAN

semi-private users can have their own channel for group talks.

Sistem Radio Trunking atau Radio Trunking secara umum

In Indonesia, the allocation of frequency bands in analog

merupakan sistem radio yang berbasis repeater untuk satu

trunked radio is planned to be used for digital trunked radio, where the application of the new trunked radio system must use

atau lebih menara dengan menggunkanan lebih dari satu

digital technology and existing analog trunking system will be

frekuensi dimana pengguna secara semi-privat dapat memiliki

required to change to a digital trunking technology. This study

kanal tersendiri untuk melakukan pembicaraan secara grup.

aim to see how prepared the providers of trunked radio in

Secara teknis, Radio Trunking menggunakan beberapa kanal

Indonesia for digital migrating. This study is using qualitative

frekuensi, dimana pengguna yang melakukan pembicaraan

method with in-depth interview supported by quantitative

menggunakan kanal kosong dari alokasi kanal yang ada.

method to generate the index value of trunked radio provider

Mekanisme penggunaan kanal ini diatur oleh server pusat

readiness. The result of this study show the index value of all the

yang disebut dengan Control Channel.

trunked radio provider that become the samples of this study with migration planning sceme accordance with the value of the

Keuntungan dan sistem ini adalah penggunaan frekuensi

bersama yang sedang siaga dan digunakan secara bergantian,

readiness index.

— sehingga mengefektifkan penggunaan frekuensi yang ada. Trunked Radio, Migration Readiness, Digital

Keywords

Perbedaan Radio Trunking dengan Komunikasi Radio lainnya Sytem seperti Sistem Seluler yaitu pengguna dapat melakukan grup

Abstrak — Sistem Radio Trunking merupakan sistem radio yang

percakapan tersendiri serta dapat melakuan perkapan secara

berbasis repeater untuk satu atau lebih menara dengan

broadast (one-to-many) (Megha Hanchate, 2012). Hal ini

menggunakan lebih dari satu frekuensi, dimana pengguna

membuat Radio Trunking cocok digunakan oleh suatu

secara semi-privat dapat memiliki kanal tersendiri untuk

organisasi yang membutuhkan komunikasi 2 arah untuk

melakukan pembicaraan secara grup. Di Indonesia, alokasi pada

komunikasi seperti perusahaan yang bergerak dalam bidang

pita frekuensi radio trunking analog direncanakan akan

pertambangan, transportasi (Duncan S. Sharp, 2004), jasa

digunakan untuk trunking digital, dimana aplikasi sistem radio

pengamanan, kargo, hotel, pengelola gedung, perkebunan,

trunking yang baru harus menggunakan teknologi trunking

perbankan, maupun pemerintahan dan sektor publik seperti

digital dan sistem analog yang ada disyaratkan untuk beralih ke teknologi digital. Studi ini bertujuan untuk melihat seberapa

kepolisian dan pemadam kebakaran.

besar kesiapan dari penyelenggara radio trunking di Indonesia

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Departemen

dalam melakukan migrasi radio trunking digital. Studi ini

Komunikasi dan Informatika terkait dengan studi evaluasi dan

menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara

kebijakan penyelenggaraan teresterial trunked radio access di

mendalam dan didukung dengan data kuantitatif untuk

Indonesia pada tahun 2007, disimpulkan bahwa pengguna dari

menunjukkan nilai indeks kesiapan dari penyelenggara radio

radio trunking saat ini masih terbatas pada sektor perbankan,

trunking. Studi ini menghasilkan nilai indeks kesiapan dari

sektor jasa sekuritas, sektor minyak dan gas, dan belum ada

sampel penyelenggara radio

pelanggan perorangan. Semua penyelenggara tersebut

perencanaan migrasi sesuai dengan nilai indeks kesiapan.

menggunakan teknologi analog dalam penggunaan radio

Kata kunci — Radio Trunking, Kesiapan Migrasi, Sistem trunking. (Departemen Komunikasi dan Informatika, 2007)

Digital

Buletin Pos dan Telekomunikasi, Vol.11 No.2 Juni 2013 : 159-172

Di Indonesia terdapat beberapa perusahaan yang bergerak Radio trunking digital lebih efisien daripada radio di bidang Penyelenggaraan Radio Trunking di Indonesia

trunking analog. Hal ini dikarenakan penggunaan metode antara lain PT. Jatimas Fajar Satryo (Jatimas), PT. Maesa

modulasi yang berbeda.

Nusatama (Maesa), PT. Mobilkom Telekomindo (Mobilindo) dan PT. Jastrindo Dinamika (Nexcom), PT. Nawakara 2. Tingkat kejernihan suara yang lebih baik pada sinyal rendah di ujung coverage area.

Bangun Nusantara (Nawakara), PT. Daksina Arga Perkasa (Daksina), PT. ALSSA Corporindo (ALSSA), PT. Sigma

Secara umum, radio trunking digital menghasilkan kualitas audio yang lebih baik dari radio trunking analog. Kualitas

Cipta Utama (Sigma), PT. Nexcom, dll. Beberapa perusahaan penyelenggara radio trunking tersebut merupakan perusahaan

audio radio trunking analog menurun seiring melemahnya sinyal yang diterima sedangkan pada radio trunking digital,

baru yang belum atau masih sedikit pelanggan (subscriber) dimana operator radio trunking tersebut sampai dengan saat

audio diterjemahkan medi kode binary sehingga sinyal akan di decode sebagai 0, 1 atau gagal. Hal ini berarti

ini masih menggunakan teknologi trunking analog, sedangkan sesuai dengan yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal

bahwa sinyal diterima oleh perangkat radio digital di decode sama seperti sinyal yang ditransmisikan. Radio

Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Ditjen SDPPI) disebutkan bahwa alokasi pada pita-pita frekuensi

trunking digital memberikan kualitas yang lebih baik dalam menghadapi noise dan inteferensi daripada radio

disistem komunikasi trunking analog direncanakan akan digunakan untuk sistem komunikasi trunking digital, dimana

trunking analog, melalui proses Forward Error Correction (FEC) yang terdapat dalam standar radio. Dimana hasilnya,

aplikasi sistem radio trunking yang baru harus menggunakan teknologi trunking digital dan sistem trunking analog yang

pengguna radio trunking digital akan mendapatkan kualitas suara yang bagus di tepi atau batas coverage area.

ada akan disyaratkan untuk berubah ke teknologi trunking digital pada waktu yang akan ditentukan oleh Direktorat

Selebihnya dari batas ini, suara akan hilang saat sinyal melemah sampai dengan batas tolerasi tertentu hal ini

Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Ditjen SDPPI).

dikarenakan FEC tidak dapat beroperasi. Oleh karena arah teknologi radio trunking di Indonesia

Dalam skema modulasi analog tradisional, frekuensi, menuju teknologi radio trunking digital maka perusahaan amplitudo atau fase dari sinyal radio terus bervariasi. Namun penyelengara radio trunking di Indonesia harus melakukan dalam skema modulasi digital, hanya frekuensi tertentu, perencanaan untuk persiapan migrasi ke sistem radio trunking

amplitudo dan / atau fase yang didefinisikan. Frekuensi ini digital. Sehingga penelitian ini mengkaji :

disebut Symbols, dan setiap simbol menyampaikan beberapa bit data (seperti suara digital). Jika didalam modulasi tersebut

“Bagaimana perencanaan perusahaan untuk migrasi ke terdapat perubahan amplitudo, maka pemancar linier sistem radio trunking digital ”.

diperlukan; sebuah teknologi yang lebih mahal dan kurang hemat daya.

Apabila pada sistem analog memiliki tiga jenis modulasi

II. L ANDASAN T EORI DAN G AMBARAN U MUM (Amplitude Modulation, Frequency Modulation dan Phase Modulation), terdapat banyak jenis modulasi pada sistem

A. Penelitian Terdahulu digital. Antara lain : (Tait Communications, 2012)

Penelitian terdahulu yang terkait dengan teknologi radio trunking antara lain adalah “Studi Evaluasi dan Kebijakan

1. FFSK (Fast Frequency Shift Keying) menggunakan Penyelenggaraan Teresterial Trunked Radio Access di

frekuensi untuk membawa informasi: 0 dan 1 diwakili oleh Indonesia” yang dilaksanakan oleh Pusat Penelitian dan

dua frekuensi dalam rentang audio. Frekuensi audio ini Pengembangan Pos dan Telekomunikasi, Departemen

kemudian memodulasi carrier, menggunakan modulasi Komunikasi dan Informatika (Puslitbang Postel, Depkominfo)

FM, sama dengan bagaiman FM analog menggunakan pada tahun 2007. Studi tersebut bertujuan untuk menghasikan

suara. Karena modulasi tidak mengandung perubahan gambaran penyelenggaraan radio trunking di Indonesia

amplitudo, pemancar FM analog sederhana dapat sehingga dapat menjadi bahan masukan dan evaluasi untuk

digunakan. MPT 1327 menggunakan FFSK Modulation penyempurnaan kebijakan radio trunking di Indonesia.

sebagai skema modulasi digital untuk mengirim data pada Penelitian lain terkait dengan migrasi radiotrunking digital

control channel. juga dilakukan oleh Suruhanjaya Komunikasi dan Multimedia 2. C4FM (Compatible 4-Level Frequency Modulation)

Malaysia (Malaysian Communications and Multimedia memiliki 4 frekuensi(4 simbol) dimana masing-masing Commision) dengan judul “Trunked Radio – Going Digital”

frekuensi mewakili 2 bit data, contohnya : pada tahun 2009. Studi tersebut bertujuan untuk melihat T ABEL 1 . C ONTOH MODULASI C4FM urgensi migrasi radio trunking analog menuju digital, dimana

dengan adanya migrasi digital akan mendorong peningkatan bisnis radio trunking. (Malaysian Communications and Multimedia Commision, 2009)

B. Kelebihan Radio Trunking Digital Dibandingkan dengan sistem analog, radio trunking digital

memberikan :

Sumber : Tait Communications, 2012

1. Kapasitas yang lebih besar dari frekuensi yang sama.

Studi Perencanaan Migrasi Sistem Digital Oleh Penyelenggara Radio Trunking di Indonesia (Awangga Febian Surya Admaja)

C4FM tidak memiliki konten amplitudo, sehingga transmitter sistem FM analog dapat digunakan. P25 fase 1 merupakan standar terbuka digital yang menggunakan C4FM

3. 4FSK (4-Level Frequency Shift Keying) adalah jenis modulasi yang sangat mirip dengan C4FM, pada dasarnya merupakan modulasi frekuensi yang memanfaatkan empat tingkat

deviasi frekuensi,

dimana

masing-masing

menggunakan dua bit data. Perbedaan utama adalah bahwa C4FM mengacu terhadap penyimpangan frekuensi tertentu (+/- 600Hz dan +/- 1800Hz), sedangkan 4FSK dapat menggunakan penyimpangan frekuensi yang beragam. Modulasi 4FSK tidak mengandung konten amplitudo, sehingga pemancar sederhana yang mirip dengan sistem FM analog dapat digunakan. Standar yang menggunakan

modulasi 4FSK antara lain DMR Tier 2 dan 3, dPMR dan Gambar 1. FDMA (sumber : Tait Communications, 2012) NXDN.

4. QPSK (Quadrature Phase Shift Keying) adalah salah satu jenis modulasi digital yang menggunakan PM (Phase Modulation) dan merupakan turunan yang cukup populer dari PSK (Phase Shift Keying). PSK sendiri memiliki beberapa turunan antara lain BPSK (Biner Phase Shift Keying), DBPSK (Differential Biner Phase Shift Keying), QPSK (Quadrature Phase Shift Keying) atau 4-QAM (Quadrature Amplitude Modulation), DQPSK (Differential Quadrature Phase Shift Keying), 8-PSK dan 16-QAM. Tetra menggunakan π / 4 DQPSK

T ABEL 2. P ERBANDINGAN RADIO TRUNKING DENGAN KONVENSIONAL

Gambar 2. TDMA (sumber : Tait Communications, 2012)

TDMA digunakan untuk P25 berdasarkan keputusan Sumber : Tait Communications, 2012

Telecommunication Industry Association (TIA), sedangkan The European Telecommunications Standards Institute

Modulasi digital menyediakan efisiensi spektrum yang (ETSI) digunakan TDMA untuk TETRA, tetapi dengan lebih besar dari analog. FDMA (Frequency Division Multiple

memilih TDMA ketika Access) dan TDMA (Time Division Multiple Access) dapat

mendefinisikan DMR Tier 2 dan 3, dan didefinisikan standar lebih meningkatkan efisiensi spektrum sehingga lebih dari

lain - dPMR - yang menggunakan FDMA. satu 'percakapan' ditampung pada satu saluran radio, pada saat yang sama.

C. Perencanaan Migrasi Radio Trunking Digital frekuensi RF yang terpisah, seperti yang ditunjukkan di

FDMA membagi bandwidth yang tersedia ke kanal

Langkah perencanaan migrasi radio trunking di Indonesia bawah pada Gambar 1.

dapat dilalui dari beberapa langkah atau tahapan yang pada Sebagai perbandingan, TDMA membagi kanal frekuensi

dasarnya dilakukan sesuai tingkat kesiapan dan kemudahan RF menjadi beberapa

dalam pelaksanaan langkah tersebut. variabel yang digunakan sebenarnya menggunakan FDMA untuk menyediakan satu set

timeslots. Sedangkan TDMA

dalam menentukan langkah migrasi radio trunking digital awal kanal frekuensi RF, tetapi kemudian lebih lanjut

adalah.

membagi mereka menjadi beberapa timeslots, sebagai ditunjukkan pada Gambar 2.

Buletin Pos dan Telekomunikasi, Vol.11 No.2 Juni 2013 : 159-172

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian untuk survey sebanyak 4 lokasi wilayah yaitu: Jakarta, Bandung, Balikpapan dan Denpasar. Lokasi dipilih purposive yang merepresentasikan kota-kota besar dengan asumsi terdapat terdapat operator radio trunking serta memiliki banyak pengguna.

Lokasi penelitian untuk data dukung kualitatif dipilih purposive menyesuaikan lokasi penelitian survey ke operator radio trunking . Adapun jangka waktu penelitian selama enam

bulan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan wawancara mendalam (in-depth interview). Proses pengumpulan data akan dilakukan dalam 2 tahap

1. Pengumpulan data tahap I Dalam pengumpulan data tahap I akan dilakukan koordinasi dan uji coba kuesioner kepada operator radio trunking.

2. Pengumpulan data tahap II Dalam pengumpulan data tahap II akan dilakukan penyebaran kuesioner kepada operator radio trunking dan dan pengguna dari radio trunking.

F. Index Kesiapan Migrasi

Gambar 3. Skema perencanaan migrasi Kajian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif

(Sumber : Tait Communications ©White Paper) deskritif. Selain itu data kuantitatif dianalisis dengan

menggunakan Readiness Index dari sistem perencanaan yang dia dopsi dari “Tait Communications © White Paper:

III. M ETODE P ENELITIAN Upgrading To Trunked DMR ”

Dalam menentukan Readiness Index, diberikan kuesioner operasional variabel, sampel dan data, tempat dan waktu, kepada operator radio trunking yang menjadi sampel teknik pengumpulan data, dan teknik/metode analisis data.

Berisi rancangan/model,

penelitian dengan jawaban berupa nilai likert dari 0 sampai 2. Contoh:

1. Audit; sebelum merencanakan pola migrasi perlu adanya

A. Pendekatan Penelitian audit yang akan memperlihatkan layanan yang dapat diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan. Selain itu

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan juga dapat memperlihatkan seberapa baik fungsi dan kualitatif yang didukung dengan sumber data kuantitatif.

kinerja dari jaringan yang dimiliki.

Pendekatan kualitatif pada penelitian bertujuan untuk menghasilkan gambaran menyeluruh bagaimana kondisi 2. Measure; mengetahui penggunan data dari jaringan operator radio trunking dalam menyusun perencanaan migrasi

untuk memperhitungkan radio trunking digital. Sementara, data kuantitatif diperlukan

bagaimana bentuk investasi pada saat setelah migrasi radio untuk menentukan tingkat kesiapan operator radio trunking

trunking digital

dalam melakukan migrasi.

3. Define; apabila jaringan eksisting telah terpetakan maka

B. Teknik Penelitian penentuan kebutuhan terhadap teknologi baru akan lebih Penelitian dilaksanakan dengan melakukan wawancara

mudah unrtuk dilakukan. mendalam, sementara dukungan data kuantittif didapatkan 4. Scope; akan memperlihatkan pandangan perusahaan

dari survei memlalui penyebaran kuesioner. terhadap kondisi persiapan migrasi radio trunking. Hal yang tidak lepas dari kondisi ini adalah saat yang tepat

C. Informan dalam penerapan radio trunking digital.

Populasi untuk penelitian terdiri dari operator radio trunking serta regulator. Sampel untuk penelitian adalah 5. Re-use; tingkat invetasi yang dibutuhkan dalam migrasi operator radio trunking di Indonesia baik yang masih aktif

radio trunking digital akan sangat besar, kondisi ini akan maupun yang sedang non aktif, selain itu diambil juga sampel

menawarkan solusi terhadap penggunaan ulang perangkat dari pengguna layanan radio trunking. Sedangkan data

eksisting yang masih dapat digunakan dan kompatibel kualitatif didapatkan dari regulator selaku pengawas operator

terhadap sistem yang baru.

radio trunking di Indonesia.

Studi Perencanaan Migrasi Sistem Digital Oleh Penyelenggara Radio Trunking di Indonesia (Awangga Febian Surya Admaja)

6. Approach; variabel approach akan memperlihatkan perkembangan teknologi atau penggunaan fitur komunikasi bagaimana pendekatan migrasi yang paling sesuai dengan

data yang ditawarkan oleh teknologi digital trunking. kebutuhan perusahaan.

Teknologi PTT yang terdapat dalam seluler merupakan teknologi yang sifatnya menyerupai radio trunking dan dapat

7. Design; kondisi jaringan eksisting akan mengalami menggantikan radio trunking, tetapi dalam perkembangannya perubahan pada saat migrasi radio trunking digital, teknologi ini kurang mampu bersaing dengan radio trunking sehingga desain jaringan yang baru menentukan efektifitas eksisting dan kurang digemari oleh pasar. teknologi digital tersebut. Permasalahan dalam perkembangan bisnis radio trunking

8. Train; SDM merupakan faktor penting dalam perusahaan menurut PT. Jatimas Fajar Satryo adalah masalah perijinan saat melakukan langkah migrasi, pemilihan sifat investasi

Telsus yang terus diterbitkan. Dimana terdapat ijin Telsus SDM yang tepat akan memberikan penghematan cost yang

untuk organisasi atau perusahaan tertentu di suatu daerah akan dikeluarkan.

meskipun daerah tersebut telah memiliki jaringan radio trunking.

9. Test; pengujian jaringan dan perangkat digital yang baru. PT. Jatimas Fajar Satryo sampai saat ini telah melakukan

10. Execute; penyelenggaraan radio trunking digital secara berbagai persiapan terhadap rencana cut-off radio trunking keseluruhan

analog dan digantikan dengan sistem radio trunking digital, dan migrasi sistem tersebut dilakukan secara bertahap dan diharapkan akan selesai pada pertengahan tahun 2018. Tahapan yang dilaksanakan antara lain adalahmencari pabrikan radio trunking digital yang strategis, frequency planning, budgeting dan sosialisasi ke pelanggan.

Berikut merupakan hasil survei terhadap PT. Jatimas Fajar Satryo terkait dengan kesiapan migrasi trunking digital.

T ABEL 3. PT. J ATIMAS F AJAR S ATRYO

Tahap Keterang

Variabel

Pertanyaan Tidak

proses Ya an

X Gambar 4. Skema standar perencanaan migrasi

Measure 2

Langkah skema ini merupakan langkah standar yang X terdapat dalam “Tait Communications © White Paper:

Define 1

Define 2

Upgrading To Trunked DMR ” berupa langkah yang harus

X melakkukan migrasi, dimana langkah 1 sampai dengan 8 tidak

Define

Define 3

ditempuh oleh sebuah penyelenggara radio trunking dalam

X bersifat mutlak dilakukan secara berurutan tetapi langkah

Define 4

X penyelenggara radio trunking tersebut.

Define 5

tersebut masih dapat berubah sesuai dengan kondisi dari

IV. H ASIL P ENELITIAN DAN P EMBAHASAN Scope 3

A. Pengolahan Data

Re-Use

Re-use 1

1. PT. Jatimas Fajar Satryo

Re-use 2

X sewa perangkat. PT. Jatimas Fajar Satryo menganggap

PT. Jatimas Fajar Satryo telah menjadi penyelenggara radio

Approach

Approach 1

trunking sejak tahun 2004 dengan model sewa jaringan dan

Design

Design 1

prospek bisnis radio trunking di Indonesia masih bagus

X subscriber dari radio trunking tidak terlalu besar. Secara

Train

Train 1

dengan penetrasi yang stabil meskipun pertumbuhan

Dari hasil survei tersebut didapatkan nilai kesiapan migrasi umum, untuk fitur komunikasi suara atau voice, kecepatan

trunking digital dari PT. Jatimas Fajar Satryo sebesar 38,6%. respon radio trunking masih belum dapat tergantikan dengan

seluler. Meskipun demikian perkembangan komunikasi data

pada jaringan seluler merupakan hambatan utama dalam

Buletin Pos dan Telekomunikasi, Vol.11 No.2 Juni 2013 : 159-172

2. PT. Nawakara Bangun Nusantara

Variabel

Pertanyaan Tidak

Tahap Y Keterang

PT. Nawakara Bangun

Nusantara

telah menjadi

proses

a an

X sewa jaringan dan sewa perangkat, selain itu juga

penyelenggara radio trunking sejak tahun 2004 dengan model

Approach

Approach 1

X menyediakan penjualan perangkat. PT. Nawakara Bangun

Design

Design 1

Nusantara menganggap prospek bisnis radio trunking di

X Indonesia semakin menurun, meskipun masih ada yang

Train

Train 1

menggunakan namun pasarnya sangat sedikit. Secara umum, Dari hasil survei tersebut didapatkan nilai kesiapan migrasi menurut PT. Nawakara Bangun Nusantara teknologi digital

trunking digital dari PT. Nawakara Bangun Nusantara sebesar memang memiliki kualitas yang lebih baik namun masih berat

dalam sisi bisnis mengingat harga perangkat dan investasi

menuju digital tidaklah murah. Selain itu untuk pasar yang 3. PT. Daksina Arga Perkasa

dimiliki oleh PT. Nawakara Bangun Nusantara hanya PT. Daksina Arga Perkasa telah menjadi penyelenggara membutuhkan fitur voice sehingga dengan teknologi analog

radio trunking sejak tahun 2007 dengan model sewa jaringan masih dapat memenuhi kebutuhan pasar.

dan sewa perangkat, selain itu juga menyediakan penjualan PT. Nawakara Bangun Nusantara pernah melakukan

perangkat. PT. Daksina Arga Perkasa menganggap prospek instalasi radio trunking digital sesuai dengan permintaan bisnis radio trunking di Indonesia masih cukup bagus karena pelanggan, tetapi secara perencanaan perusahaan belum

teknologi radio yang terus berkembang dan Indonesia cukup sepenuhnya menuju ke arah migrasi digital dan menunggu

baik dalam menerapkan teknologi baru khususnya dibidang kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah mengenai radio

radio komunikasi. Secara umum, PT. Daksina Arga Perkasa trunking di Indonesia. PT. Nawakara Bangun Nusantara

setuju dengan adanya migrasi penuh radio trunking analog merasa pasar radio trunking di Indonesia semakin menurun menuju sistem digital, karena secara teknologi dengan adanya dikarenakan adanya perijinan radio konvensional yang sistem trunking digital maka teknologi radio komunikasi di dianggap memiliki harga dan investasi yang lebih murah

Indonesia akan semakin maju dan dapat bersaing dengan daripada menggunakan jasa operator radio trunking. PT.

negara-negara maju lainnya, tetapi kekurangan dalam migrasi Nawakara Bangun Nusantara merasa pemerintah perlu

ini adalah segmen pasar, dimana klien dari PT. Daksina Arga membatasi keluarnya ijin radio konvensional dimana didaerah

Perkasa sebagian besar merupakan perusahaan kecil yang tersebut telah memiliki jaringan radio trunking agar operator

secara pendanaan belum mampu mengikuti harga yang akan radio trunking cukup berani melakukan investasi dengan

ditimbulkan dengan adanya migrasi radio trunking digital. membangun jaringan baru.

PT. Daksina Arga Perkasa sampai dengan saat ini telah Berikut merupakan hasil survei terhadap PT. Nawakara

melakukan langkah-langkah persiapan dalam melakukan Bangun Nusantara terkait dengan kesiapan migrasi trunking migrasi digital, dan saat ini tengah melakukan sosialisasi digital.

kepada klien bahwa full digital akan diterapkan oleh PT. T ABEL 4. PT. N AWAKARA B ANGUN N USANTARA Daksina Arga Perkasa pada beberapa kedepan saat

perencanaan migrasi telah selesai.

Variabel Pertanyaan Tidak

Tahap

Keterang

Berikut merupakan hasil survei terhadap PT. Daksina Arga

Perkasa terkait dengan kesiapan migrasi trunking digital. Audit 1

proses

a an

X T ABEL 5. PT. D AKSINA A RGA P ERKASA Audit 2

Audit

Variabel

Pertanyaan Tidak Tahap Y Keterang

Audit 3

X proses

a an

Audit 1

Internal Audit 4 X X

N/A Measure 1

Audit 2

X Audit

Define Define 3 N/A

Measure 2

X Define 4

Define 1

X Define 5

Define 2

X Scope 1

X Define

Define 3

X Scope

Define 4

Scope 2

X Scope 3

Define 5

X Re-use 1

Scope 1

X Re-use 2

Scope

Re-Use

Scope 2

Studi Perencanaan Migrasi Sistem Digital Oleh Penyelenggara Radio Trunking di Indonesia (Awangga Febian Surya Admaja)

Variabel Pertanyaan Tidak Tahap

Pertanyaan Tidak Tahap Keterang proses

Ya an

Scope 3

X Re-use 1

Define 4

Sedang di Re-Use

X evaluasi Re-use 2

X Define 5

X Approach Approach 1

X Scope 1

X Design

X Scope 2

Design 1

X Sesuai

jumlah Train

Dari hasil survei tersebut didapatkan nilai kesiapan migrasi an permintaa

Scope 3

trunking digital dari PT. Daksina Arga Perkasa sebesar n dari 40,35%.

klien Seperti

4. PT. ALSSA Corporindo antenna,

X cabel, trunking sejak tahun 2011 dengan model sewa jaringan dan

PT. ALSSA Corporindo telah menjadi penyelenggara radio

Re-use 1

power sewa perangkat. PT. ALSSA Corporindo menganggap

Re-Use

supply prospek bisnis radio trunking di Indonesia masih cukup bagus

X karena masih banyak potensi pelanggan dari bidang industri

Re-use 2

X yang masih memerlukan jasa telekomunikasi radio trunking.

Approach

Approach 1

Secara umum, PT. ALSSA Corporindo setuju dengan adanya Jumlah migrasi penuh radio trunking analog menuju sistem digital,

pelanggan meskipun biaya yang akan ditimbulkan dengan adanya

masih migrasi radio trunking digital akan tinggi. Baik itu harga

sedikit, pengurusa

perangkat maupun biaya investasi.

X n PT. ALSSA Corporindo merasa pengurangan subscriber

Design

Design 1

administra dikarenakan adanya kenaikan harga/ tariff yang diberikan,

si spekulasi pengurangan jumlah subscriber ini akan semakin

regulator besar dengan adanya penyesuaian “harga digitalisasi” pada

ditangani saat proses migrasi radio trunking digital telah selesai.

sendiri Berikut merupakan hasil survei terhadap PT. ALSSA

X Corporindo terkait dengan kesiapan migrasi trunking digital.

Train

Train 1

T ABEL 6. PT. ALSSA C ORPORINDO Dari hasil survei tersebut didapatkan nilai kesiapan migrasi trunking digital dari PT. ALSSA Corporindo sebesar 45,61%

Variabel Pertanyaan Tidak Tahap proses

Ya Keterang an

5. PT. Sigma Cipta Utama

Hardware

PT. Sigma Cipta Utama telah menjadi penyelenggara radio

sudah

trunking sejak tahun 2003 dengan model sewa jaringan dan

mulai di

sewa perangkat. PT. Sigma Cipta Utama menganggap

prospek bisnis radio trunking di Indonesia masih cukup baik Audit 1

inventarisi

X r software sedang

tetapi memiliki pasar yang terbatas, hal ini dikarenakan

dalam

adanya Telsus sehingga bisnis trunking sulit berkembang

seperti GSM. Secara umum, PT. Sigma Cipta Utama setuju Audit

proses

pemeriksa

dengan adanya migrasi penuh radio trunking analog menuju

an

sistem digital, tetapi hal yang perlu diperhatikan adalah dari

sisi pelanggan yang belum tentu semua menginginkan Audit 2

Layanan

X radio

trunking digital, sedangkan bila dilihat dari sisi bisnis,

operator radio trunking memerlukan biaya yang lebih tinggi Audit 3

trunking

X untuk melakukan investasi trunking digital, beban biaya inilah yang akan berimbas kepada kenaikan tariff yang dirasakan

Audit 4

X oleh pelanggan.

X Pengurangan subscriber yang terjadi PT. Sigma Cipta Measure

Measure 1

Measure 2 Utama dikarenakan adanya persaingan yang ketat antara

X penyelenggara radio trunking saat ini dan selain itu hal ini Define 1

dikarenakan tidak adanya kenaikan kebutuhan dari pengguna

Define 2

X Sedang di

baru.

Define

Berikut merupakan hasil survei terhadap PT. Sigma Cipta Define 3

kalkulasi

X Utama terkait dengan kesiapan migrasi trunking digital.

Buletin Pos dan Telekomunikasi, Vol.11 No.2 Juni 2013 : 159-172

T ABEL 7. PT. S IGMA C IPTA U TAMA konvensional maupun Telsus yang diberikan kepada instansi

Variabel Pertanyaan tidak

Dilihat dari sudut pandang pelanggan PT. Nexcom, saat ini

Software

belum memerlukan fitur lain selain voice pada radio trunking

dan

sehingga teknologi digital sebetulnya masih belum perlu

diaplikasikan radio trunking. Selain itu asumsi tingginya nilai Audit 1

Hardware

X sedang

investasi trunking digital akan berimbas kepada kenaikan

dalam

tariff yang akan dibebankan kepada pelanggan yang

proses

sebetulnya masih belum memerlukan fitur lebih yang

ditawarkan teknologi radio trunking digital. Untuk mengatasi Audit

audit Radio

Trunking

besarnya tingkat investasi dan imbas kenaikan tariff, seharusnya pihak pemerintah memberi bantuan dalam

Audit 2

dan Data

X manageme

investasi migrasi digital.

nt

Berikut merupakan hasil survei terhadap PT. Nexcom

terkait dengan kesiapan migrasi trunking digital. Audit 3

Services

X T ABEL 8. PT. N EXCOM Audit 4

Variabel

Pertanyaan tidak tahap Keterang proses

ya an

X Measure

Measure 1

Audit 1

Measure 2 X X

Audit 2

Define 1

X Audit

Audit 3

Define 2

X Audit 4

X Define

Define 3

X Measure 1 X Define 4

X Measure

X Define 5

Measure 2

X Define 1

Disesuaik

X Scope 1

an dengan

Define 2

X permintaa

X Define 5 X Scope 3

Scope 2

X Scope 1 X Re-use 1

Scope

Scope 2

Iya Kecuali

X Re-Use

X Re-Use

Radio Trunking

Approach

X Design Design 1 X

Approach 1

Approach Approach 1

Design Design 1

X Train

X Train Train 1

Train 1

X Dari hasil survei tersebut didapatkan nilai kesiapan migrasi Dari hasil survei tersebut didapatkan nilai kesiapan migrasi

trunking digital dari PT. Nexcom sebesar 45,61%. trunking digital dari PT. Sigma Cipta Utama sebesar 50,88%.

B. Analisis Data

6. PT. Nexcom 1. Audit

PT. Nexcom telah menjadi penyelenggara radio trunking Audit akan memberikan detail semua aset jaringan, baik sejak tahun 1992 dengan nama PT. Jastrindo Dinamika

hardware dan software. Sepenuhnya memahami fitur penting, dengan model sewa jaringan dan sewa perangkat, selain itu

fungsionalitas dan kinerja jaringan.

juga melakukan penjualan perangkat radio trunking. PT. Skema audit adalah langkah yang menentukan posisi awal Nexcom menganggap prospek bisnis radio trunking di

dari perusahaan, dari hasil pengumpulan data ditemukan Indonesia

semakin menurun

bahwa secara keseluruhan nilai index kesiapan dari audit adalah 1,71 dengan maksud bahwa 85,42% penyelenggara

Studi Perencanaan Migrasi Sistem Digital Oleh Penyelenggara Radio Trunking di Indonesia (Awangga Febian Surya Admaja)

T ABEL 9. A UDIT

Audit Aset Perusahaan (Software

T & Hardware)

Pemetakan Faktor Unggulan

AUDI Fungsi Jaringan Eksisting

Kinerja Jaringan Eksisting

*Jtms=Jatimas; Nwkr=Nawakara; Dksn=Daksina; Als=Alssa; Sgm=Sigma; Nxcm=Nexcom. Sumber : data diolah

T ABEL 10. M EASURE

Data Pengguna eksisting

E Masalah pada jaringan

M URE terdahulu

* Jtms=Jatimas; Nwkr=Nawakara; Dksn=Daksina; Als=Alssa; Sgm=Sigma; Nxcm=Nexcom. Sumber : data diolah

radio trunking telah melakukan audit terhadap aset Indikator dari variabel measure meliputi pengukuran data perusahaan.

pengguna eksisting, pengukuran ini memperlihatkan kondisi Indikator dari variabel audit meliputi audit aset perusahaan

penggunaan dari pengguna, traffic komunikasi akan yang dapat menunjukkan nilai investasi dari perangkat yang

terpetakan dan dapat memberikan gambaran penggunakan dimiliki perusahaan penyelenggara radio trunking, selain dari jaringan oleh pelanggan. Selain itu pengukuran dilakukan perangkat juga termasuk didalamnya investasi terhadap

juga terhadap permasalahan pada jaringan terdahulu, software yang digunakan. Audit aset ini dapat digunakan

permasalahan ini harus terselesaikan pada saat proses migrasi untuk memetakkan faktor unggulan yang ditawarkan oleh

radio trunking digital telah selesai dan cut-off. perusahaan penyelenggara radio trunking tersebut, selain itu

Dari seluruh sampel perusahaan penylenggara radio hasil audit aset ini dapat memperlihat bagaimana peluang

trunking Indonesia, didapatkan bahwa tahap perencanaan efisiensi yang didapatkan terhadap variabel re-use, yaitu dalam variabel measure memiliki nilai index diatas rata-rata pemanfaatan kembali perangkat setelah migrasi radio trunking

yaitu 1,5 untuk pengukuran data pengguna dan 1,67 untuk digital.

pengukuran permasalahan jaringan terdahulu. Pada variabel Dari seluruh sampel perusahaan penylenggara radio

pengukuran ini terdapat satu penyelenggaran radio trunking trunking Indonesia, didapatkan bahwa tahap perencanaan yang belum melakukan langkah apapun. dalam variabel audit terkait dengan kondisi dari jaringan eksisting yaitu fungsi dan kinerja jaringan memiliki nilai

3. Define

index tertinggi, hal ini juga dapat menunjukkan bahwa Menentukan gambaran yang jelas tentang kebutuhan di langkah ini merupakan langkah perencanaan yang mudah masa mendatang. Apakah terdapat kebutuhan spesifik yang

untuk dilaksanaakan. Sedangkan untuk indikator pemetakan belum terpenuhi? Apakah akan menambah kapasitas dan faktor unggulan

memasukkan lebih banyak pengguna di dalam jaringan? penyelenggaran radio trunking yang belum melakukan

dari perusahaan,

hanya ada

satu

Apakah terdapat solusi digital akan membuat operasional langkah apapun.

lebih efisien? Bagaimana memastikan jaringan baru dapat Audit dapat memperlihatkan bagaimana perusahaan

memenuhi peningkatan permintaan?

penyelenggara radio trunking memahami kekuatan yang Dari hasil pengumpulan data ditemukan bahwa secara dimilikinya, dan dari hasil pengumpulan data memperlihatkan keseluruhan nilai index kesiapan dari defne adalah 1,50 yang

bahwa varibel audit memilki nilai index yang lebih dari rata- apabila di prosentasekan maka kesiapan penyelenggara radio rata.

trunking di Indonesia dilihat dari variabel define telah mencapai 75%.

2. Measure Indikator dari variabel define meliputi : Memperlihatkan penggunaan data pada jaringan yang ada,

a. Pemetakan jaringan eksisting, dengan rata-rata index 1,83 termasuk profil geografis panggilan dan karakteristik beban

yang menggambarkan bahwa langkah perencanaan puncak, dengan perhatian khusus pada kinerja.

pemetakan ini telah dilakukan oleh sebagian besar sampel Dari hasil pengumpulan data ditemukan bahwa secara

penyelenggara radio trunking. Pemetakan ini dilakukan keseluruhan nilai index kesiapan dari measure adalah 1,58

oleh penyelenggara radio trunking secara berkala dan yang apabila di prosentasekan maka kesiapan penyelenggara

diperiksa pada setiap akhir tahun berjalan. Dalam radio trunking di Indonesia dilihat dari variabel measure telah

terdapat satu perusahaan mencapai 79,17%.

pemetakan

jaringan

penyelenggara radio trunking yang sedang tahap proses pemetakan, sedangkan yang lain telah selesai memetakan

Buletin Pos dan Telekomunikasi, Vol.11 No.2 Juni 2013 : 159-172

T ABEL 11. D EFINE

Rata-rata Pemetakan jaringan eksisting

Perhitungan kebutuhan (sofware, hardware&jaringan)

E yang akan datang IN Pemenuhan kebutuhan spesifik

1 2 0 0 2 2 F 1.17 1.50 DE Perhitungan keuntungan

terhadap penambahan kapasitas

dan peningkatan kebutuhan Skema pemenuhan kebutuhan

terhadap teknologi baru

*Jtms=Jatimas; Nwkr=Nawakara; Dksn=Daksina; Als=Alssa; Sgm=Sigma; Nxcm=Nexcom. Sumber : data diolah

jaringan yang dimiliki. Jaringan eksisting yang dipetakan didapatkan dua penyelenggara radio trunking yang belum dilihat per akhir tahun 2012. Pemetakan tidak dapat

bisa memenuhi kebutuhan spesifik tertentu dari pelanggan bersifat asumsi pertumbuhan jaringan karena pertumbuhan

dan satu penyelenggara radio trunking yang masih dalam pelanggan sifatnya tidak tentu, selain itu penurunan

usaha pemenuhan kebutuhan spesifik dari pelanggan. pelanggan juga terjadi saat masa kontrak tender dengan

d. Perhitungan keuntungan terhadap penambahan kapasitas pelanggan telah selesai.

dan peningkatan kebutuhan. Perhitungan ini terkait dengan

b. Perhitungan kebutuhan di masa yang akan datang, meliputi jumlah pelanggan eksisting dan asumsi peningkatan software apa yang akan mendukung teknologi perangkat

keuntungan dengan pertambahan pelanggan yang dapat radio trunking digital, hardware atau perangkat radio

dilayani seiring dengan penambahan kapasitas hasil dari trunking digital, sifat perangkat ini merupakan investasi

efisiensi migrasi teknologi radio trunking digital. baru yang sebagian besar atau semuanya akan diganti

e. Menentukan skema pemenuhan kebutuhan terhadap kecuali perusahaan penyelenggara radio trunking digital

teknologi baru. Sebagian besar penyelenggara radio menggunakan ulang (re-use) sebagian perangkat dari

trunking masih dalam tahap proses dalam pemenuhan teknologi analog. Selain itu adanya perlu dilakukan

kebutuhan teknologi, hal ini dikarenakan masih belum final perhitungan kebutuhan terkait dengan jaringan eksisting,

keputusan akan teknologi apa yang akan diterapkan pada pertumbuhan jaringan seiring dengan pertumbuhan

saat migrasi radio trunking digital.

pelanggan.

c. Pemenuhan kebutuhan spesifik yang terkait dengan

Scope

memperlihatkan pandangan terima, dari seluruh sampel penyelenggara radio trunking

permintaan dari pengguna terhadap layanan yang mereka

Variabel

scope akan

perusahaan terhadap kondisi persiapan migrasi radio trunking.

T ABEL 12. S COPE

Penentuan kapan dan bagaimana integrasi

P perangkat Solusi terhadap sistem

SCO pengamanan jaringan baru Penambahan komunikasi

data *Jtms=Jatimas; Nwkr=Nawakara; Dksn=Daksina; Als=Alssa; Sgm=Sigma; Nxcm=Nexcom. Sumber : data diolah

T ABEL 13. R E - USE

E Inventarisir peluang

perangkat re-use

-US

Sifat perangkat re-use

RE

(sementara/tetap) *Jtms=Jatimas; Nwkr=Nawakara; Dksn=Daksina; Als=Alssa; Sgm=Sigma; Nxcm=Nexcom. Sumber : data diolah

Studi Perencanaan Migrasi Sistem Digital Oleh Penyelenggara Radio Trunking di Indonesia (Awangga Febian Surya Admaja)

Bagaimana penerapan migrasi radio trunking digital pada Dari hasil pengumpulan data ditemukan bahwa secara perusahaan? apakah akan dilakukan secara berkala dengan keseluruhan nilai index kesiapan dari re-use adalah 1,08 yang semakin menambah layanan data? Atau langsung menuju apabila di prosentasekan maka kesiapan penyelenggara radio digital? Selain itu Bagaimana - dan kapan - akan trunking di Indonesia dari variabel re-use telah mencapai mengintegrasikan sistem baru dengan yang lama? Bagaimana

kesiapan dalam menangani persyaratan keamanan? Dari hasil pengumpulan data didapatkan bahwa hanya ada Dari hasil pengumpulan data ditemukan bahwa secara

satu penyelenggara radio trunking yang telah selesai keseluruhan nilai index kesiapan dari scope adalah 0,94 yang menginventarisir

perangkat-perangkat yang memiliki apabila di prosentasekan maka kesiapan penyelenggara radio

kemungkinan dapat digunakan kembali pada saat migrasi trunking di Indonesia dari variabel scope telah mencapai

telah selesai. Sedangkan untuk sifat perangkat re-use hanya 47,22%.

bersifat sementara karena pada sa.at sistem digital telah Variabel scope meliputi penentuan kapan dan bagaimana

dipakai sepenuhnya maka perangkat analog tersebut akan integrasi perangkat dari analog menuju digital, apabila dilihat tergantikan dengan adanya investasi baru dari nilai indeks yang didapatkan terlihat bahwa rata-rata perusahaan penyelenggara radio trunking masih dalam tahap

6. Approach

proses perencanaan model integrasi antara sistem analog Variabel approach akan memperlihatkan bagaimana dengan sistem digital. Hal ini dikarenakan perusahaan masih

pendekatan migrasi yang paling sesuai dengan kebutuhan belum menentukan teknologi digital apa yang akan digunakan perusahaan? Teknologi apa yang akan digunakan setelah sehingga proses perhitungan efisiensi pada saat integrasi

migrasi ?

perangkat dilihat dari sisi teknologi yang memiliki Dari hasil pengumpulan data ditemukan bahwa secara kemungkinan

perusahaan keseluruhan nilai index kesiapan dari approach adalah 1,33 penyelenggara radio trunking tersebut. Selain itu penggunaan yang apabila di prosentasekan maka kesiapan penyelenggara teknologi digital akan memberikan masalah baru terkait

radio trunking di Indonesia dari variabel approach telah dengan sistem keamanan jaringan, hal ini menjadi kendala

mencapai 66,67%. Dari seluruh perusahaan penyelenggara beberapa penyelenggara radio trunking. Terkait dengan

radio trunking yang menjadi sampel penelitian didapatkan teknologi digital, maka akan ada fitur pengiriman selain voice bahwa ada satu penyelenggara radio trunking yang belum

yaitu pengirimana data oleh perangkat radio trunking, tetapi memikirkan dalam penentuan teknologi digital yang akan tidak semua penylengara akan memberikan fasilitas ini

digunakan, tetapi meskipun beberapa sampel penyelenggara kepada pelanggan, karena terdapat tipe pelanggan yang hanya

radio trunking telah dari awal telah menentukan teknologi membutuhkan fasilitas voice saja, sehingga fitur ini akan digital yang akan digunakan, penyelenggara radio trunking ini menjadi opsi apabila pihak pelanggan meminta.

masih menunggu perkembangan pasar dan langkah yang diambil oleh pihak regulator dalam penetapan teknoogi radio

5. Re-use

trunking digital.

Variabel re-use akan memperlihatkan seberapa tingkat

Design

efisiensi perangkat yang dapat digunakan kembali. Apakah

terdapat perangkat yang dapat digunakan kembali (re-use) Bagaimana desain jaringan setelah migrasi ? Apakah apabila telah melakukan migrasi ? Apakah langkah re-use menggunakan konsultan dalam menyusun jaringan agar dapat dipertimbangkan

mepertimbangkan seluruh faktor resiko, peraturan dan menyebarkan biaya migrasi.

masalah keamanan di jaringan baru dan migrasi.

T ABEL 14. A PPROACH

ACH Penentuan teknologi digital yang akan digunakan

RO 1,33 P AP

*Jtms=Jatimas; Nwkr=Nawakara; Dksn=Daksina; Als=Alssa; Sgm=Sigma; Nxcm=Nexcom. Sumber : data diolah

T ABEL 15. D ESIGN

IG Jasa konsultan dalam desain S jaringan dll

*Jtms=Jatimas; Nwkr=Nawakara; Dksn=Daksina; Als=Alssa; Sgm=Sigma; Nxcm=Nexcom. Sumber : data diolah

Buletin Pos dan Telekomunikasi, Vol.11 No.2 Juni 2013 : 159-172

T ABEL 16. T RAIN

1,50 RAI T

Pelatihan SDM

*Jtms=Jatimas; Nwkr=Nawakara; Dksn=Daksina; Als=Alssa; Sgm=Sigma; Nxcm=Nexcom. Sumber : data diolah

Dari hasil pengumpulan data ditemukan bahwa secara Dengan rata-rata kesiapan migrasi penyelenggara radio keseluruhan nilai index kesiapan dari design adalah 0,00 yang

trunking di Indonesia : 44,4 %.

berarti bahwa desain yang dimiliki oleh operator radio Sedangkan index penelitian terhadap variable yang trunking di Indonesia tidak direncanakan dari awal tetapi

mempengaruhi kesiapan penyelenggara radio trunking untuk mengikuti perkembangan dari proses migrasi yang dilkkan

melakukan migrasi adalah.

oleh perusahaan tersebut.

T ABEL 17. I NDEKS KESIAPAN

Dari seluruh variabel kuesioner, hanya variabel design yang memiliki nilai index 0 yang berarti seluruh perusahaan

Audit

penyelenggara radio trunking yang menjadi sampel penelitian

Measure

belum menentukan desain jaringan radio trunking digital,

Define

sebagian penyelenggara mengandalakan bentuk desain sesuai dengan teknologi yang akan digunakan sehingga pihak

Scope

penyelenggara tidak perlu mengeluarkan tambahan anggaran

Re-use

untuk uji coba desain jaringan yang belum tentu sesuai dengan skema jaringan yang telah ditetapkan oleh

Approach

penyelenggara radio trunking.

Varibel train akan memperlihatkan bagaimana persiapan * Skala 0 s/d 2 SDM yang dimiliki oleh perusahaan penyelenggara radio

Langkah termudah dalam langkah kesiapan migrasi adalah trunking dalam menghadapi migrasi radio trunking digital.

sebagian besar perusahaan Dari hasil pengumpulan data ditemukan bahwa secara

proses

define dimana

penyelenggara radio trunking telah menentukan gambaran keseluruhan nilai index kesiapan dari train adalah 1,50 yang

bagaimana kondisi perusahaan terhadap permintaan pasar dan apabila di prosentasekan maka kesiapan penyelenggara radio ekosistem bisnis trunking. trunking di Indonesia dari variabel train telah mencapai 75%.

Langkah yang belum dikerjakan adalah proses design yang Tahap perencanaan dalam variabel train berkaitan erat

berhubungan dengan desain jaringan teknologi digital. Proses dengan kualitas SDM dalam melakukan migrasi, sebagian ini belum atau tidak dilaksanakan karena bukan berarti besar perusahaan penyelenggara radio trunking digital telah

penyelenggara radio trunking tidak mau menggunakan menyiapkan SDM nya dalam menghadapi teknologi radio konsultan atau pihak ketiga dalam pengerjaan jaringan tetapi trunking digital karena beberapa penyelenggara radio trunking

karena proses design memerlukan investasi yang tinggi. telah melakukan pemasangan jaringan radio trunking digital

Sesuai dengan hasil indeks yang didapatkan dari penentuan kepada beberapa pelanggan, sedangkan penyelenggara radio

tingkat kesiapan operator radio trunking di Indonesia maka trunking lainnya untuk sementara akan mengandalakan pihak dapat ditentukan langkah-langkah perencanaan seperti ketiga dalam menangani.

diperlihatkan dalam bentuk diagram alir pada Gambar 5. Daigram alir pada Gambar 5 memperlihatkan langkah-

V. S IMPULAN DAN S ARAN langkah migrasi radio trunking digital. Prioritas langkah

A. Kesimpulan tersebut disusun berdasarkan tingkat kemudahan dalam pelaksanaan menurut penyelenggara radio trunking. Langkah

Dari studi ini didapatkan hasil prosentase kesiapan dari pertama yang sesuai dengan kondisi penyelenggara radio penyelenggara radio trunking yang bervariasi dengan rentan trunking di Indonesia adalah langkah define dengan nilai

kisaran 38,60 % sampai dengan 50,88 %. Secara berurutan indeks 1,88 yang mengartikan bahwa penyelenggara radio tingkat kesiapan dari penyelenggara radio trunking tersebut trunking menganggap langkah ini merupakan langkah adalah sebagai berikut:

1. PT. Jatimas Fajar Satryo dengan 38,6% besar dilaksanakan, sedangkan langkah terakhir sebelum

termudah atau bisa juga karena langkah ini telah sebagian

2. PT. Daksina Arga Perkasa dengan 40,35% dilakukannya test dan execute adalah langkah design dengan

3. PT. Nawakara Bangun Nusantara dengan 45,61% nilai indeks 0, nilai didapatkan karena proses design yang

4. PT. ALSSA Corporindo dengan 45,61% sebagian besar berisi tentang topologi jaringan dan segala

5. PT. Nexcom dengan 45,61% aspek terkait, selama ini tidak dirancang dengan melibatkan

6. PT. Sigma Cipta Utama dengan 50,88% konsultan professional dalam merancang jaringan dalam

sistem radio trunking. Sehingga aspek design sedikit diabaikan oleh penyelenggara radio trunking di Indonesia.

Studi Perencanaan Migrasi Sistem Digital Oleh Penyelenggara Radio Trunking di Indonesia (Awangga Febian Surya Admaja)

waktu cut-off. Dukungan ini dapat berupa pemecahan masalah terhadap sampah perangkat analog yang tidak akan digunakan lagi apabila telah migrasi digital secara menyeluruh.

Selain itu perlu adanaya dukungan terhadap pihak vendor terhadap produksi perangkat digital sehingga bisa didapatkan nilai perangkat yang semurah perangkat analog dan mudah didapatkan, sehingga nilai investasi migrasi dapat ditekan.

Perlu melihat ekosistem bisnis radio trunking lebih lanjut agar investasi terkait dengan proses migrasi tidak membengkak