PERKEMBANGAN SISTEM LELANG DI INDONESIA Adwin Tista Abstrak - PERKEMBANGAN SISTEM LELANG DI INDONESIA
PERKEMBANGAN SISTEM LELANG DI INDONESIA Adwin Tista Abstrak
Tujuan lelang adalah untuk menjual barang secepat mungkin tanpa memperhatikan barang yang dijual. penjual pada dasarnya memerlukan jasa promosi, menawarkan, dan mengirimkan barang, namun hal ini tidak dapat dilakukan oleh Kantor Lelang Negara karena adanya keterbatasan-keterbatasan tertentu. Berdirinya Balai Lelang adalah untuk memenuhi berbagai unsur lelang yang tidak dapat dilakukan oleh Kantor Lelang Negara. Balai Lelang membuka jasa pra-lelang dan pasca-lelang yang meliputi pengiriman barang serta pendanaan. Lelang wajib didahului dengan pengumuman lelang yang dilakukan oleh penjual, bukan oleh Kantor Lelang. Apabila tidak dilakukan pengumuman lelang, maka lelang yang sudah dilaksanakan akan cacat hukum dan rawan gugatan, dan apabila benar tidak dilakukan pengumuman, maka besar kemungkinan lelang akan dibatalkan.
Kata Kunci : Lelang, Sistem Lelang.
PENDAHULUAN
masyarakat untuk dapat membeli barang terkait, Karena itu maka mereka yang
Menurut sejarahnya bahwa lelang berani menawar dengan harga tertinggi adalah suatu cara menjual barang yang
akan menjadi pemenang lelang. 1 sudah dikenal sejak sebelum masehi. Hal
itu dikenal pertama kali di negeri Yunani Di Indonesia, sejarah kelembagaan maupun di kekaisaran Romawi yang
lelang sudah cukup lama dikenal yaitu dipergunakan untuk menjual barang-
adanya peraturan lelang (Vendu Reglement barang hasil jarahan perang dari negara-
Staatsblad tahun 1908 nomor 189) yang negara yang ditaklukkan. Lelang juga
sampai saat ini masih berlaku meskipun untuk menjual barang-barang, karya seni,
merupakan bentukkan pemerintah Hindia budak berlian, ternak, dan sebagainya.
Belanda. Peraturan dimaksud tepatnya Munculnya cara menjual seperti itu bisa
mulai diundangkan pada tanggal 1 April ditebak karena perlunya suatu cara untuk
1908. Untuk mengakomodir kebutuhan menyiasati watak manusia yang seringkali
masyarakat atau perkembangan ekonomi cenderung serakah, mau ingin menang
dan perkembangan hukum, Pemerintah sendiri. Melalui kompetisi dalam menawar
harus berupaya melakukan terobosan atau barang yang dilelang maka lelang secara
deregulasi dalam bidang lelang. Deregulasi adil, secara terbuka menyediakan sarana
lain adalah yang tidak memihak dan memberi
dimaksud,
antara
dimungkinkannya balai lelang swasta yang kesempatan yang sama kepada seluruh
1 Ibid 1 Ibid
memasukkan harga dalam sampul diperkenalkannya Pejabat Lelang Kelas II; 2 tertutup.
serta terbukanya kesempatan bagi para
lelang sebagaimana kreditur untuk melakukan lelang langsung dimaksud dalam Pasal 1 Sub 17 Undang- (direct auction) tanpa harus melibatkan Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Pengadilan Negeri. Deregulasi di atas Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa memberikan ruang yang semakin terbuka dijelaskan bahwa lelang adalah penjualan dan opsi yang semakin beragam bagi barang di muka umum dengan cara masyarakat. Untuk itulah balai lelang penawaran harga secara lisan dan atau swasta hadir ditengah masyarakat, tertulis melalui usaha pengumpulan khususnya bagi kalangan usaha yang peminat atau calon pembeli. Menurut banyak memanfaatkan jasanya menjadi Christopher L.Allen, Auctioneer dari mitra dalam melakukan lelang sukarela,
Definisi
Australia mendefinisikan lelang sebagai : 3 oleh sebab itulah maka perlu adanya
undang-undang khusus yang mengatur “The sale by auctions involves an invitation to the public for the purchase of
berkaitan dengan lelang di Indonesia. real or personal property offered for sale
by making successive increasing offers
PEMBAHASAN
until, subject to the sellers reserve price the property is knocked down to the
1. Pengertian
highest bidder .”
Menurut Mr. M.T. G. Maulenberg, Kata lelang diambil dari kata
seorang ahli lelang negeri Belanda dari adalah Auctio, yang artinya peningkatan
Marketing and secara bertahap. Berbeda dengan jual-beli,
Departement
of
Agricultural Market Research, University lelang merupakan penjualan umum atau
of Wageningen menggaris bawahi hal ini penjualan barang-barang yang dilakukan
dengan mengemukakan bahwa : ”Auction kepada umum dengan harga penawaran
is an intermediary between buyers and yang meningkat atau menurun atau dengan
sellers. The main objective is price pemasukkan harga dalam sampul tertutup, discovery.” 4 , kemudian Polderman juga
atau kepada orang-orang yang diundang menjelaskan, Penjualan Umum adalah alat
atau sebelumnya diberitahu mengenai pelelangan atau penjualan itu, atau
2 Terjemahan Pasal 1 Vendu Reglement
diijinkan untuk ikut serta dan diberi Staatsblad tahun 1908 nomor 189
3 Lembar catatan perkuliahan Peraturan
kesempatan untuk menawar harga, Lelang, Surabaya, Maret 201.
4 Ibid 4 Ibid
antara 2 (dua) titik, yakni : untuk si penjual dengan cara menghimpun
5 1. Saat dimana seseorang hendak peminat dengan syarat :
menjual sesuatu/lebih yaitu pada
1. Penjualan
saat dinyatakan/ternyata di muka mungkin
harus
selengkap
2. Ada kehendak untuk mengikat diri
umum, dan
selesai pada saat mengadakan/melakukan perjanjian
3. Pihak lainnya (pembeli) yang akan
2. Lelang
terjadi/tercapai persepakatan, yakni tidak dapat ditunjuk sebelumnya.
pada saat diberhentikan atau pada Sedangkan
menurut
Roell,
saat diluluskan/terjual. penjualan umum adalah suatu rangkaian
kejadian yang terjadi antara saat mana Adapun pengertian lelang yang seorang hendak menjual satu atau lebih
dipakai saat ini di Indonesia menurut suatu barang, baik secara pribadi maupun
peneliti adalah cara penjualan barang di dengan perantaraan kuasanya, memberi
muka umum yang dilaksanakan oleh atau kesempatan kepada orang-orang yang
sistem lelang dihadapan pejabat lelang hadir melakukan penawaran untuk
pembentukan harga membeli barang-barang yang ditawarkan
dengan
cara
kompetitif melalui penawaran harga secara sampai kepada saat dimana kesempatan
terbuka/lisan atau tertutup/tertulis yang lenyap. 6 didahului dengan pengumuman lelang.
Lelang dilaksanakan pada waktu menurut Polderman diatas, terdapat
dan tempat tertentu, dan harus didahului perbedaan dengan pengertian menurut
dengan pengumuman lelang, serta harus Vendu Reglement Staatsblad tahun 1908
dihadiri oleh Peserta Lelang, Pemohon nomor 189, yaitu lelang terjadi pada saat
Lelang, Pemandu Lelang dan Pejabat tertentu yaitu saat dimana dicapai kata
Lelang. Lelang di Indonesia harus sepakat/persetujuan
dilakukan dihadapan Pejabat Lelang dari Kemudian perbedaan Vendu Reglement
tentang
harga.
Kantor Lelang Negara kecuali ditentukan Staatsblad tahun 1908 Nomor 189 dengan
lain dengan peraturan pemerintah. Dengan pengertian lelang menurut Roell adalah
demikian atas pengertian lelang diatas, maka terdapat unsur-unsur yang melekat pada pengertian lelang, yaitu :
5 Ibid 6 Ibid
1. Penjualan
Wujud dari asas transparansi pengadaan barang dan/atau jasa
barang
(tender
adalah Pengumuman, Lelang harus tidak termasuk dalam pengertian
ini) diumumkan kepada publik agar tidak
melanggar asas transparansi, dan agar dengan cara mengumumkannya
melalui media massa barang yang dilelang dapat cepat terjual.
Jika transparansi tidak dilakukan, lelang sebelumnya.
4. Penawar dengan harga tertinggi dapat digugat dan dapat dibatalkan karena akan ditunjuk sebagai pembeli.
5. Dilakukan dengan cara penawaran yang khusus
cacat hukum. Akses terhadap informasi,
Peserta lelang dapat meminta penjelasan
6. Dilakukan pada suatu saat dan dari Pejabat Lelang dan/atau pemilik tempat tertentu.
barang atau pemohon lelang mengenai
2. Asas Lelang
antara lain harga, barang, dan waktu Setelah mengetahui definisi lelang,
pelelangan. Dalam hal ini penjelasan tidak maka lebih jauh kedalam kita juga harus
mutlak, tergantung barang, jika barang mengetahui tentang prinsip atau asas-asas
yang akan dilelang tidak termasuk barang yang berkaitan dengan lelang yang berlaku
mahal, maka penjelasan dari Pejabat di Indonesia yaitu pertama, Asas
Lelang tidak akan diperlukan oleh peserta transparansi
lelang. Keterbukaan informasi dari Pejabat merupakan asas yang paling penting yang
Lelang, berkaitan dengan objek yang akan membangun peraturan lelang, artinya tidak
dilelang. Dalam arti, Pejabat Lelang ada yang disembunyikan, masyarakat
bersedia menjawab segala sesuatu diperlakukan sama untuk ikut bersaing
pertanyaan yang diberikan peserta lelang membeli barang. Tujuan dari asas
mengenai barang yang akan dilelang. transparansi itu sendiri adalah agar asas
2.2. Asas Kepastian (certainty)
yang lain terutama asas kompetisi dapat berjalan, yaitu agar terjadi kompetisi yang
Lelang dilakukan oleh pejabat fair. Dengan adanya kompetisi, diharapkan
umum (pemerintah) yang menjual untuk harga barang menjadi lebih bagus. Selain
dan atas nama negara. Oleh karena itu itu juga bertujuan untuk pertanggung
harus ada kepastian untuk melindungi jawaban lelang, karena adanya kontrol dari
rakyat. Asas kepastian mencakup : masyarakat (built in control) sehingga jika
a. Kepastian berkaitan dengan apakah ada
lelang jadi terlaksana atau tidak, mengajukan protes.
b. Berkaitan
dengan
tempat
asli dokumen kepemilikan kepada Pejabat Lelang;
pelaksanaan lelang, dan
g. Penjual tidak hadir pada saat
c. Berkaitan dengan uang jaminan pelaksanaan lelang, kecuali lelang yang dilakukan melalui internet;
yang sudah dibayarkan calon
Lelang yang pembeli apabila lelang tidak jadi
h. Pengumuman
dilaksanakan
Penjual tidak dilaksanakan sesuai peraturan
atau dibatalkan pelaksanaannya. perundang-undangan;
memaksa (force Lelang yang akan dilaksanakan hanya
i. Keadaan
majeur )/kahar;
dapat dibatalkan dengan permintaan j. Nilai Limit yang dicantumkan
dalam Pengumuman Lelang tidak penjual atau penetapan provisional atau
sesuai dengan surat penetapan putusan dari lembaga peradilan umum. 7 Nilai Limit yang dibuat oleh
Penjual/Pemilik Barang; Pembatalan lelang sebelum pelaksanaan
k. Penjual tidak menguasai secara lelang diluar ketentuan sebagaimana
fisik barang bergerak yang dilelang.
dimaksud dalam Pasal 24 dilakukan oleh
Pejabat Lelang dalam hal: 8
2.3. Asas Kompetisi (competition)
a. SKT (Surat Keterangan Tanah) Pembentukan harga dalam lelang untuk pelaksanaan lelang tanah
atau tanah dan bangunan belum dilakukan dengan cara berkompetisi. ada;
b. Barang yang akan dilelang dalam status sita pidana, khusus Lelang
Berkompetisi artinya bersaing dalam
melakukan penawaran harga sehingga Eksekusi;
c. Terdapat gugatan atas rencana pelaksanaan Lelang Eksekusi
dapat menentukan harga yang terbaik. Para
peserta lelang baik perorangan ataupun berdasarkan Pasal 6 UUHT dari
badan hukum bersaing untuk memperoleh pihak lain selain debitor/suami atau
istri debitor/tereksekusi; barang yang dilelang dengan harga yang
d. Barang yang akan dilelang dalam setinggi tingginya. Asas ini diterapkan dan status
sita
jaminan/sita
eksekusi/sita
akan memberikan pengaruh sangat optimal Lelang Noneksekusi;
pidana,
khusus
e. Tidak memenuhi legalitas formal subjek dan objek lelang karena
setelah asas transparansi dan asas
kepastian sudah berjalan dengan baik, dan terdapat perbedaan data pada
pemimpin lelang juga menguasai ilmu dokumen persyaratan lelang;
f. Penjual
barang sehingga dapat memandu jalannya memperlihatkan atau menyerahkan
tidak
dapat
penawaran secara dinamis.
7 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
2.4. Asas Efisiensi (efficiency)
93/PMK.06/2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang,,Pasal 24.
8 Ibid , Pasal 27.
Asas ini berkaitan dengan waktu, sendiri menunjukkan bahwa dari satu dimana lelang dilakukan pada suatu tempat
pihak perbuatan dinamakan menjual, dan waktu yang telah ditentukan, dan
sedangkan dari pihak lain dinamakan transaksi terjadi pada saat itu juga. Lelang
membeli. Istilah yang mencakup 2 (dua) merupakan penjualan tanpa perantara
perbuatan yang bertimbal balik itu adalah dalam mencari pembeli secara cepat, dan
sesuai dengan istilah Belanda “koop en barang terjual cepat. Disamping itu,
verkoop ”, yang juga mengandung pembayaran harga lelang juga harus tunai
pengertian bahwa pihak yang satu yaitu 3 (tiga) hari kerja setelah lelang
“verkoopt” (menjual) sedang yang lainnya dilakukan sehingga terdapat efisiensi
“koopt” (membeli), dalam bahasa Inggris waktu.
jual beli disebut dengan hanya “sale” saja yang berarti “penjualan”, dalam bahasa
2.5. Asas Akuntabilitas (Accountablility)
Perancis disebut hanya dengan “vente” Lelang harus dilakukan dihadapan
yang juga berarti “penjualan”, sedangkan Pejabat Lelang yang merupakan pejabat
Jerman dipakainya umum yang diangkat oleh Menteri
dalam
bahasa
yang berarti Keuangan dan hasilnya harus dituangkan 9 “pembelian”. Definisi jual-beli menurut
perkataan
“krauf”
dalam risalah lelang oleh pejabat lelang Pasal 1457 Burgerlijk Wetboek (BW) sebagai bukti pelaksanaan lelang. Artinya,
adalah suatu perjanjian dengan mana pihak pelaksanaan
dirinya untuk dipertanggungjawabkan. Dalam hal ini
menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak Pejabat Lelang harus bersifat imparsial
lain untuk membayar harga yang telah yaitu tidak boleh memihak.
dijanjikan. Definisi diatas mewakilkan dari beberapa unsur yang terkandung didalam
3. Lelang Dan Jual Beli
jual-beli, yaitu :
Berbeda dengan jual beli barang
a. Suatu perjanjian bergerak yang dapat dilakukan tanpa surat
b. Adanya penyerahan barang pembuktian, walaupun ada beberapa
c. Pihak lain membayar harga yang pelaksanaan jual beli yang juga
telah dijanjikan membutuhkan akta seperti jual beli tanah,
pesawat terbang, kapal laut dan sebagainya Esensi dari perjanjian jual-beli yang memerlukan surat-surat bukti.
adalah barang dan harga. Pasal 1320 Kitab Perkataan lelang identik dengan apa yang
dimaksudkan dengan “jual-beli”. Jual beli
9 R.Subekti, Aneka perjanjian,Cet.10, h. 2 .
Undang-undang 11 Hukum Perdata dengan suatu syarat tangguh. Hal ini menyatakan bahwa untuk sahnya suatu
terjadi karena pada dasarnya, dalam jual perjanjian diperlukan 4 (empat) syarat
beli selain kata sepakat, harus ada unsur yaitu :
saling menguntungkan, dimana si penjual mendapatkan apa yang diinginkan, dan
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
pembeli juga mendapatkan barang dengan
2. Kecakapan untuk membuat suatu kondisi yang baik sesuai harga yang telah
perikatan;
3. Suatu hal tertentu; dibayar. Seperti contohnya alat-alat
4. Suatu sebab yang halal. elektronik, meskipun harga dan barang
Sesuai dengan asas konsensualisme sudah disepakati, namun serah-terima ada yang menjiwai hukum perjanjian BW,
jika barangnya sudah dicoba dan perjanjian jual-beli itu sudah dilahirkan
memuaskan.
pada detik tercapainya kata “sepakat”
4. Dasar Hukum Jual-Beli
mengenai barang dan harga. Begitu kedua pihak sudah setuju tentang barang dan
Dasar hukum jual beli maupun harga, maka lahirlah perjanjian jual beli
perjanjian jual beli tertuang dalam Pasal yang sah. Sifat konsensual dari jual beli
1463 B W yang mengatakan bahwa “jual tersebut ditegaskan dalam Pasal 1458 yang
beli yang dilakukan dengan percobaan, berbunyi : jual-beli dianggap sudah terjadi
atau mengenai barang-barang yang antara kedua belah pihak seketika setelah
biasanya dicoba terlebih dahulu, selalu mereka mencapai sepakat tentang barang
dianggap telah dibuat dengan satu syarat dan harga, meskipun barang itu belum
tangguh”. Jual beli itu sendiri, tentang diserahkan maupun harganya belum
kewajiban-kewajiban dari pihak penjual dibayar”. 10 Barang yang dijadikan objek
maupun pihak pembeli, tentang hak perjanjian jual-beli harus tertentu, setidak-
membeli kembali, kemudian ketentuan- tidaknya dapat ditentukan wujud dan
ketentuan khusus mengenai jual beli jumlahnya pada saat barang tersebut akan
piutang dan lain-lain hak tak bertubuh. diserahkan dari penjual kepada pembeli.
menganut asas konsensualisme, merupakan suatu bentuk
Ada saatnya jual-beli untuk barang- dari perwujudan Pasal 1320 BW, yaitu barang tertentu
dilakukan
dengan
Pasal yang mengatur tentang syarat-syarat percobaan atau dicoba terlebih dahulu.
Jual beli tersebut dianggap telah dibuat
10 Ibid
11 Ibid 11 Ibid
yang telah disepakati dituntutnya suatu bentuk-cara (formalitas)
e. Dalam jual beli biasa, bebas apapun, seperti tulisan, pemberian tanda
diperjanjikan atas pembayaran atau panjer dan lain sebagainya, dapat kita
uang muka atau dikenal dengan simpulkan bahwa bilamana sudah tercapai
istilah Down Payment sepakat itu, maka sahlah sudah perjanjian
f. Tidak memerlukan adanya pejabat itu atau mengikatlah perjanjian itu atau
umum yang melaksanakan dan berlakulah ia sebagai undang-undang bagi
mencatat jalannya proses jual beli, mereka yang membuatnya. 13 kecuali tentang tanah atau benda
lain diwajibkan penjualannya Pada dasarnya, lelang merupakan dengan akta autentik, seperti Kapal suatu wujud dari peristiwa jual-beli yang Laut, Pesawat Terbang. dikemas dengan cara yang berbeda.
g. Jual beli menganut asas kebebasan Beberapa perbedaan dari lelang dan jual berkontrak dan kesepakatan beli dapat kita lihat sebagai berikut :
Jual Beli Biasa :
Lelang :
Jual beli diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
a. Wajib bersifat transparan, sesuai asas lelang yang berlaku.
a. Penjualan biasa tidak terdapat
b. Penjualan lelang dilaksanakan tenggat waktu. dengan cepat dan efisien
b. Sifatnya tidak transparan, hanya
c. Penjualan secara lelang wajib kedua
dengan adanya mengetahui, yaitu si penjual dan
d. Dalam lelang, harus dilakukan
c. Pada penjualan biasa tidak selalu dengan tunai dan dalam jangka memerlukan pengumuman terlebih waktu yang telah ditentukan. dahulu.
e. Salah satu prosedur lelang adalah
d. Penjualan
biasa,
cara
bahwa setiap peserta lelang pada pembayarannya bebas, baik tunai prinsipnya wajib menyetor uang
jaminan terlebihdahulu sebelum
Risman, Auction Reporm, Lelang Indonesia Menuju Era Baru , Makalah, April 2015,
mengikuti pelelangan Pembayaran
h.2-4 13 Ibid
dilakukan 3 (tiga) hari kerja setelah dilakukan 3 (tiga) hari kerja setelah
4. Kitab Undang-Undang Hukum dianggap wanprestasi.
Pidana
f. Pembayaran dapat dilaksanakan
5. Undang-Undang Nomor dalam lebih dari 3 (tiga) hari
tentang Panitia apabila ada persetujuan dari
49/perpu/1960
Urusan Piutang Negara. Menteri Keuangan.
6. Undang-Undang Nomor 19 Tahun
g. Dalam lelang diperlukan Pejabat 1997 tentang Penagihan Pajak Lelang untuk melaksanakan dan
dengan Surat Paksa mencatat jalannya pelelangan, dan
7. Undang-Undang Nomor 4 Tahun menuangkannya dalam Risalah
1996 tentang Hak Tanggungan Lelang yang merupakan akta
8. Undang-Undang Nomor 42 Tahun autentik
1999 tentang Jaminan Fidusia
h. Lelang
9. Undang-Undang Nomor 37 Tahun Transparansi, Asas, Efisiensi,
menganut
asas
2004 tentang Kepailitan Akuntabilitas, Kompetensi, dan
10. Undang-Undang Nomor 10 Tahun Kepastian serta Kesepakatan.
1998 tentang Perbankan
11. Peraturan Pemerintah tentang BPPN
Dasar Hukum Lelang
Dasar hukum lelang tentang kebendaan, Peraturan lelang di Indonesia masih tata cara/prosedur lelang itu sendiri diatur menggunakan peraturan lelang Belanda dengan ketentuan khusus, yaitu : yaitu Vendu Reglement Staatsblad tahun
1908 nomor 189. Dasar hukum
1. Peraturan Lelang/Vendu Reglement penggunaan atau pemanfaatan lelang di
(stb. 1908 No 189) Indonesia
2. Instruksi Lelang/Vendu Instructie ketentuan, misalnya :
(stb 1908 No 190)
3. Peraturan Pemerintah No 44 Tahun
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003, tanggal 31 Juli 2003, tentang 2004
tentang
Perbendaharaan
Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada
2. Kitab Undang-Undang Hukum Departemen Keuangan Perdata
3. Kitab Undang-Undang Hukum Dasar hukum lelang tersebut kemudian Acara Perdata
diatur lebih lanjut didalam aturan pelaksanaannya yaitu dalam :
1. Peraturan Menteri Keuangan No
kebutuhan untuk 93/PMK.06/2010 tanggal 23 April
contohnya
menjual secara khusus yang terkait 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan
dengan sengketa-sengketa atau Lelang
eksekusi, serta kebutuhan untuk
2. Peraturan Menteri Keuangan No melakukan transaksi secara cepat, 174/PMK.06/2010 tanggal 30 efisien,
transparan, dapat September 2010 tentang Pejabat
jawabkan dan Lelang Kelas I
dipertanggung
memiliki kepastian. Perekonomian
3. Peraturan Menteri Keuangan No pada umumnya membutuhkan 176/PMK.06/2010 tanggal 30 sarana penjualan secara cepat dan
September 2010 tentang Balai efisien, terutama di negara maju. Lelang
2. Fungsi publik dalam lelang adalah :
4. Peraturan Menteri Keuangan No
a. Mendukung Law Enforcement 175/PMK.06/2010 tanggal 30 (penegakan hukum) di bidang
September 2005 tentang Pejabat
Perdata, Hukum Lelang Kelas II
Hukum
Pidana, Hukum Perpajakan, dan yang lainnya, yaitu sebagai
Fungsi Lelang
dari pelaksanaan Fungsi lelang ada 2, yaitu fungsi privat
bagian
eksekusi suatu putusan dan fungsi publik.
b. Mendukung tertib administrasi dan efisiensi pengelolaan dan
1. Fungsi privat dalam lelang yaitu pengurusan aset yang dimiliki sebagai sarana transaksi jual beli atau dikuasai oleh Negara.
barang yang memperlancar arus
c. Mengumpulkan atau lalu lintas perdagangan barang,
mengamankan penerimaan karena lelang merupakan suatu
uang Negara dalam bentuk Bea instrumen
pasar
yang
Lelang, Biaya Administrasi, mengakomodir keinginan pasar
PPh Pasal 25, dan BPHTB. dalam melakukan jual beli.
hal ini lelang Perjanjian jual beli yang diatur
Dalam
pemasukkan dalam Kitab Undang-Undang
membantu
Penerimaan Negara Bukan Hukum Perdata kurang dapat
Pajak (PNBP). Setiap lelang mengakomodir kebutuhan dalam yang dilakukan harus dipungut perekonomian
seharihari,
Bea Lelang. Lelang juga Bea Lelang. Lelang juga
lelang eksekusi barang rampasan, lelang dan/atau bangunan wajib
eksekusi barang temuan, lelang eksekusi dikenakan PPh 5% dan
Fidusia, lelang eksekusi Hak Tanggungan, BPHTB (Bea Perolehan Hak
lelang eksekusi Gadai. Lelang eksekusi atas Tanah dan Bangunan) 5%.
PUPN (Panitia Urusan Piutang Negara)
d. Mendukung terwujudnya Good adalah lelang eksekusi dalam rangka Government mengingat lelang
penagihan piutang Negara yang wajib mempunyai asas-asas yaitu
dibayar kepada Negara atau badan-badan asas
yang baik secara langsung maupun tidak kepastian, asas kompetisi, asas
transparansi,
asas
oleh Negara efisiensi,
berdasarkan suatu peraturan, perjanjian, akuntabilitas. 14 atau sebab apapun.
Sistem Lelang
Lelang eksekusi Pengadilan adalah lelang untuk melaksanakan putusan
a. Sistem Lelang Eksekusi hakim/penetapan pengadilan sebagai
Sistem lelang eksekusi merupakan tindak lanjut dalam perkara perdata bagian dari fungsi publik, yaitu lelang
khususnya yang sudah berkekuatan hukum untuk melaksanakan putusan/penetapan
tetap.
pengadilan atau dokumen lain, yang sesuai Lelang eksekusi Sita Pajak adalah dengan peraturan perundang-undangan lelang yang dilakukan dalam rangka yang berlaku, yang disamakan sebagai
15 penagihan piutang pajak yang wajib putusan pengadilan. Lelang eksekusi
dibayar oleh Wajib Pajak kepada Negara, dilakukan dalam rangka membantu baik pajak pusat maupun pajak daerah. penegakkan hukum, antara lain lelang
b. Sistem Lelang Non Eksekusi pengadilan, lelang eksekusi pajak, lelang
eksekusi PUPN,
lelang
eksekusi
Lelang non eksekusi adalah lelang eksekusi harta pailit, lelang eksekusi Pasal yang dilaksanakan atas kuasa peraturan
6 UUHT, lelang eksekusi barang yang perundang-undangan atau atas free will dikuasai/tidak dikuasai Bea Cukai, Lelang (pilihan sukarela), dan dilangsungkan
tanpa sengketa (tidak ada unsur penegakan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40
tahun 2006 Pasal 1 angka 4.
hukum).
15 Ibid
Sistem lelang non eksekusi ini Kantor Lelang Negara merupakan dibedakan menjadi pertama, Lelang non
suatu lembaga yang bertugas merumuskan eksekusi wajib (Compulsary Auction)
serta melaksanakan kebijakan dan yaitu lelang yang dilaksanakan untuk
standarisasi teknis di bidang kekayaan memenuhi ketentuan peraturan perundang-
Negara, piutang Negara, dan lelang sesuai undangan. Lelang ini dilakukan untuk
dengan kebijakan yang telah ditetapkan penjualan barang milik Negara/daerah
oleh Menteri Keuangan dan peraturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48
perundang-undangan yang berlaku. undangundang nomor 1 tahun 2004
Sejak lahirnya Vendu Reglement tentang Perbendaharaan Negara yang Staatsblad tahun 1908 nomor 189, unit berbunyi “penjualan barang milik
lelang berada di lingkungan Departemen Negara/daerah dilakukan dengan cara Keuangan Pemerintah Hindia Belanda lelang kecuali dalam hal- hal tertentu”,
Urusan Lelang) dengan yang mana oleh peraturan perundang- kedudukan dan tanggung jawab langsung undangan diwajibkan untuk dijual secara
(Inspeksi
di bawah Menteri Keuangan, kemudian lelang, termasuk kayu dan hasil hutan
perkembangannya setelah lainnya dari tangan pertama. Kedua, memasuki masa kemerdekaan RI, Unit Lelang non eksekusi sukarela (Voluntary Lelang Negara ada dalam pembinaan Auction ). Lelang untuk melaksanakan Direktorat Jenderal Pajak (1960) dengan penjualan barang milik perorangan, nama Kantor Lelang Negeri dan tahun kelompok masyarakat, atau badan swasta 1970 diganti namanya menjadi Kantor yang dilelang secara sukarela oleh Lelang Negara (KLN). Sejak tanggal 1 pemiliknya. Lelang ini dilakukan untuk April 1990, Unit Lelang Negara bergabung memenuhi
dibawah Badan Urusan Piutang dan masyarakat, dan dapat dimanfaatkan Lelang Negara (BUPLN) yang kemudian masyarakat untuk menjual asset miliknya. berganti nama menjadi Direktorat Jenderal Lelang sukarela cocok untuk barang yang Piutang dan Lelang Negara (DJPLN) pada standarnya tidak pasti, salah satu
tahun 2000. 16
contohnya adalah barang-barang bekas yang masih layak untuk digunakan (second
Seiring dengan perkembangan hand ).
waktu dan penyempurnaan hukum,
Kantor Lelang Negara
16 S.Mantay borbir, Kompilasi Sistem Hukum Pengurusan Piutang dan Lelang Negara ,
Penerbit Pustaka bangsa Press, Jakarta 2004, h. 35.
berdasarkan peraturan Menteri Keuangan Negara, piutang Negara, dan Nomor
Organisasi Departemen Keuangan, DJPLN
administrasi berubah menjadi Direktorat Jenderal
5. Pelaksanaan
Direktorat Jenderal. Kekayaan Negara (DJKN). Direktorat
Dalam hal operasionalnya di Jenderal Kekayaan Negara mempunyai daerah-daerah kota dan kabupaten, tugas merumuskan serta melaksanakan dibentuk Kantor Pengurusan Piutang dan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang Lelang Negara (KP2LN) yang saat ini kekayaan Negara, piutang Negara, dan turut berganti nama menjadi Kantor lelang, sesuai dengan kebijakan yang Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan (KPKNL). Tugas pokok KPKNL adalah berdasarkan
peraturan
Perundang-
17 melaksanakan pelayanan di bidang undangan yang berlaku. DJKN berada
kekayaan Negara, penilaian, piutang dibawah
Negara, dan lelang. Dalam melaksanakan bertanggung jawab langsung kepada
tugas tersebut, KPKNL menjalankan Menteri Keuangan.
fungsinya yaitu :
Fungsi dari DJKN adalah :
1. Inventarisasi, pengadministrasian,
1. Penyiapan perumusan kebijakan pendayagunaan, pengamanan Departemen Keuangan di bidang
kekayaan Negara; kekayaan Negara, piutang Negara,
2. Retribusi, verifikasi, dan analisa dan lelang.
pertimbangan
permohonan
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengalihan serta penghapusan kekayaan Negara, piutang Negara,
kekayaan Negara; dan lelang.
3. Registrasi penerimaan berkas,
penetapan, penagihan, pengelolaan pedoman, criteria, dan prosedur di
jaminan, eksekusi, bidang kekayaan Negara, piutang
barang
pemeriksaan harta kekayaan milik Negara, dan lelang
penanggung hutang/penjamin;
4. Pemberian bimbingan teknis dan
4. Penyiapan bahan pertimbangan evaluasi di bidang kekayaan
atas
permohonan keringanan jangka waktu dan/atau jumlah hutang, usul pencegahan dan
17 Ibid
penyanderaan penanggung hutang penyanderaan penanggung hutang
berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang piutang Negara;
khusus didirikan untuk melakukan
5. Pelaksanaan pelayanan penilaian; kegiatan usaha di bidang lelang setelah
6. Pelaksanaan pelayanan lelang; mendapatkan izin dari Menteri Keuangan
7. Penyajian informasi di bidang melalui Direktorat Jenderal Piutang dan kekayaan
Lelang Negara (saat ini berganti menjadi piutang Negara dan lelang;
Negara,
penilaian,
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara).
lelang beroperasi di penagihan piutang Negara serta Indonesia sejak tahun 1996 berdasarkan pemeriksaan
Balai
kemampuan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor penanggung hutang atau penjamin 47/KMK.01/1996. Pada dasarnya Balai hutang dan eksekusi barang Lelang sudah dikenal di luar negeri sejak jaminan; lama kemudian diambil inspirasi oleh
9. Pelaksanaan pemeriksaan barang Indonesia dan setelah diteliti untuk
jaminan milik penanggung hutang
diterapkan di
atau penjamin hutang serta harta kekayaan lain;
Indonesia, dalam
perkembangannya,
10. Pelaksanaan bimbingan kepada masyarakat menganggap bahwa Balai Pejabat Lelang;
Lelang sama dengan Kantor Lelang
11. Inventarisasi, pengamanan, dan Negara, padahal Balai Lelang tersebut pendayagunaan barang jaminan;
bukan Kantor Lelang Negara, adapun
tujuan pendirian Balai Lelang adalah untuk pertimbangan dan bantuan hukum
12. Pelaksanaan
pemberian
melakukan pelaksanaan lelang khusus pengurusan piutang Negara dan
lelang sukarela.
Lelang adalah
Mengadakan perjanjian dengan pemilik penerimaan pembayaran piutang
barang untuk melaksanakan jasa pra- Negara dan hasil lelang; lelang, mengadakan perjanjian perdata
14. Pelaksanaan administrasi Kantor dengan Pejabat Lelang kelas II untuk
Pelayanan Kekayaan Negara dan melaksanakan jasa pelaksanaan lelang,
Lelang. mengadakan perjanjian dengan pembeli
Balai Lelang
barang untuk melaksanakan jasa pasca barang untuk melaksanakan jasa pasca
Risalah Lelang dari Pejabat Lelang, pembeli dipenuhi
mengusulkan Pemandu Lelang.
9. Melaksanakan
administrasi perkantoran dan laporan
10. Mematuhi peraturan perundang- undangan di bidang lelang.
Kewajiban Balai Lelang adalah
menyerahkan bukti pembayaran uang Tujuan lelang adalah untuk
jaminan penawaran lelang oleh peserta menjual barang secepat mungkin tanpa
lelang kepada
Pejabat
Lelang,
memperhatikan barang yang dijual Untuk Mengembalikan uang jaminan penawaran
itu, penjual pada dasarnya memerlukan lelang seluruhnya tanpa potongan kepada
menawarkan, dan peserta lelang yang tidak ditunjuk sebagai
jasa
promosi,
mengirimkan barang, namun hal ini tidak pembeli :
dapat dilakukan oleh Kantor Lelang
1. Menyetorkan Bea Lelang ke Kas Negara karena adanya keterbatasan-
Negara dalam waktu 1 (satu) hari kerja setelah harga lelang dibayar
keterbatasan tertentu. Oleh karena itu, oleh pembeli
berdirinya Balai Lelang adalah untuk
penawaran lelang dari pembeli memenuhi berbagai unsur lelang yang yang wanprestasi kepada yang
tidak dapat dilakukan oleh Kantor Lelang berhak
3. Menyetorkan Perurugi kepada Negara. Contohnya adalah Balai Lelang Pejabat Lelang kelas II setelah
membuka jasa pra-lelang dan pasca-lelang dipotong PPh Pasal 21 oleh Balai
Lelang yang meliputi pengiriman barang serta
4. Menyetorkan PPh atas pengalihan
pendanaan.
hak atas tanah dan/atau bangunan yang terhutang dari pemilik barang
Lelang wajib didahului dengan dan PPh Pasal 21 (atas perurugi) ke
Kas Negara pengumuman lelang yang dilakukan oleh
5. Meminta bukti setor BPHTB dari penjual, bukan oleh Kantor Lelang. pembeli lelang
6. Menyerahkan bukti pelunasan Apabila tidak dilakukan pengumuman harga lelang berupa kuitansi, bukti
lelang, maka lelang yang sudah setor/transfer dan/atau rekening
Koran pelunasan harga lelang, dilaksanakan akan cacat hukum dan rawan bukti setor Bea Lelang dan PPh
gugatan, dan apabila benar tidak dilakukan kepada Pejabat Lelang pada saat
meminta Kutipan dan Salinan pengumuman, maka besar kemungkinan Risalah Lelang
7. Menyerahkan hasil bersih lelang kepada pemilik barang sesuai dengan perjanjian
lelang akan dibatalkan.
Dasar hukum dari pengumuman
8. Menyerahkan barang, dokumen lelang adalah Bab III bagian kesembilan
kepemilikan, kuitansi pembayaran,
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
5. Spesifikasi barang, khusus untuk 93/PMK.06/2010 tanggal 23 April 2010
barang bergerak yaitu tentang pengumuman lelang. Pada
6. Waktu dan tempat melihat barang prinsipnya pengumuman lelang melalui
yang akan dilelang surat kabar harian yang terbit ditempat
7. Uang jaminan penawaran lelang barang berada. Bila tidak ada yang terbit di
meliputi besaran, jangka waktu, tempat barang berada, melalui surat kabar
cara dan tempat penyetoran, dalam harian yang terbit di tempat terdekat atau
hal dipersyaratkan adanya Uang di ibukota provinsi yang bersangkutan.
Jaminan Penawaran Lelang Pengumuman lelang harus dihalaman
8. Nilai Limit, kecuali lelang kayu utama/reguler,
dan hasil hutan lainnya dari tangan suplemen/tambahan khusus.
dilarang
dihalaman
pertama dan Lelang Non-eksekusi Sukarela untuk barang bergerak
9. Cara penawaran lelang pengumuman lelang adalah agar diketahui
waktu kewajiban masyarakat luas (upaya pengumpulan
10. Jangka
pembayaran lelang oleh pembeli. peminat dan marketing), dan member
kesempatan verzet bantahan dari pihak Menurut Pasal 49 ayat (1) yang dirugikan. Didalam Pasal 42 ayat (1)
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93 Peraturan Menteri Keuangan no. 93/2010,
tahun 2010, Pengumuman lelang untuk pengumuman lelang sedikitnya harus
pelaksanaan Lelang Noneksekusi Wajib memuat :
dan Lelang Noneksekusi Sukarela yang Nilai Limit keseluruhannya paling banyak
1. Identitas penjual Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah)
2. Waktu lelang, termasuk hari, dalam 1 (satu) kali lelang, dapat dilakukan tanggal, dan jam pelaksanaan
1 (satu) kali melalui tempelan yang mudah lelang serta tempat diadakannya
dibaca oleh umum dan/atau melalui media lelang elektronik, paling singkat 5 (lima) hari
3. Jenis dan jumlah barang sebelum hari pelaksanaan lelang.
4. Lokasi, luas tanah, jenis hak atas tanah, dan ada/tidak adanya
Uang Jaminan
bangunan, khusus untuk barang Pasal 1 angka 25, Peraturan tidak bergerak berupa tanah Menteri Keuangan Nomor 93 tahun 2010 dan/atau bangunan mengatakan bahwa Uang Jaminan
Penawaran Lelang adalah uang yang
3. Bila pemenang lelang wanprestasi, disetor kepada Kantor Lelang/Balai Lelang
uang jaminan disetor kedalam kas atau Pejabat Lelang oleh calon Peserta
negara. Khusus lelang melalui Lelang sebelum pelaksanaan lelang
Balai Lelang, uang jaminan jadi sebagai syarat menjadi Peserta Lelang.
milik
4. Balai Lelang dan/atau pemilik Uang jaminan berfungsi sebagai
barang lelang.
uang muka dalam pelelangan, oleh karena
5. Bila pemenang lelang wanprestasi, itu setiap peserta lelang wajib menyetor lelang dilaksanakan oleh Pejabat uang jaminan, kecuali lelang kayu jati dan
6. Lelang kelas II, maka uang lelang yang diselenggarakan melalui Balai jaminan akan jadi milik Balai Lelang. Besarnya uang jaminan tidak Lelang dan/atau pemilik barang ditentukan secara pasti oleh penjual. Pada sesuai kesepakatan Balai Lelang Pasal 32 Peraturan Menteri Keuangan dengan pemilik barang. Nomor 93 tahun 2010 dijelaskan bahwa
uang jaminan ditetapkan kepada peserta Tujuan adanya uang jaminan ini lelang dengan jumlah sebesar paling
adalah untuk menjaring pembeli potensial sedikit 20% (dua puluh persen) dari
dan untuk mengurangi kemungkinan perkiraaan harga minimal barang yang
adanya wanprestasi dari peserta lelang. dilelang atau dari nilai limit dan paling
Lelang eksekusi diwajibkan adanya uang banyak sama dengan nilai limit itu sendiri.
jaminan, sedangkan lelang sukarela tidak Uang jaminan ditentukan oleh penjual
diwajibkan.
dengan memperhatikan saran dari Kantor Nilai limit adalah nilai minimal Lelang, sehingga tidak ada ketentuan pasti yang ditetapkan penjual untuk dicapai dalam menentukan besarnya uang jaminan
sebagai dasar tersebut.
dalam
pelelangan
disahkannya pemenang lelang. Nilai limit Ketentuan dari uang jaminan adalah :
diatur dalam Pasal 35 s/d 40 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/2010, dan
1. Bila peserta berhasil menjadi menurut Pasal 21 Vendu Reglement pemenang lelang, uang jaminan Staatsblad tahun 1908 nomor 189 yang diperhitungkan dalam pelunasan merupakan salah satu persyaratan penjual.
2. Bila peserta kalah, uang jaminan Pada dasarnya nilai limit tidak bersifat dikembalikan tanpa potongan
dicantumkan dalam apapun pengumuman, tetapi bisa saja apabila
rahasia
dan dan
(independent appraisal), atau dapat juga limit diumumkan dalam pengumuman,
dilihat dari Nilai Jual Objek Pajak sedangkan bila rahasia, nilai limit
(NJOP)/harga pasar dalam hal yang diberikan kepada Pejabat Lelang sebelum
dilelang adalah tanah kosong. Setelah pelaksanaan lelang. Pasal 37 ayat (2)
ditentukan nilainya kemudian diserahkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93
Lelang selambat- Tahun 2010 mengatakan bahwa, Untuk
kepada
Pejabat
lambatnya pada saat akan dimulainya lelang eksekusi, lelang noneksekusi wajib 18 pelaksanaan lelang.
dan lelang noneksekusi sukarela atas Fungsi nilai limit bagi Pejabat barang tidak bergerak nilai limit wajib Lelang adalah sebagai patokan harga bersifat terbuka, yaitu dengan diumumkan terendah pada saat pelaksanaan lelang jumlah harga limitnya, dengan tujuan ketika barang akan dilelang. Fungsi kedua untuk menghindari masalah di kemudian adalah merupakan pedoman bagi Pejabat hari. Lelang untuk menahan/melepas barang
Nilai limit pada lelang eksekusi ini yang dilelang dan menetapkan pemenang ditentukan oleh penjual, baik pemilik
lelang.
barang maupun pemohon lelang, yakni Peserta lelang berasal dari kata orang/badan/pihak-pihak/instansi
yang
attenders, bidders, the highest bidders, berwenang (Pengadilan Negeri) yang oleh buyers/purchasers yang diterjemahkan peraturan perundang-undangan dikuasakan kedalam bahasa Indonesia sebagai peserta, untuk itu. Sedangkan untuk lelang penawar, penawar tertinggi/pemenang sukarela, yang menetapkan harga limit lelang, pembeli lelang. Menurut Pasal 1 adalah pemilik barang lelang, dan bebas Nomor 21 Peraturan Menteri Keuangan dalam penentuannya.
Nomor 93 tahun 2010, pengertian dari Harga limit pada prinsipnya
peserta lelang adalah orang atau badan ditentukan berdasarkan permintaan penjual
usaha yang memenuhi syarat-syarat untuk (dalam lelang sukarela) berdasarkan hasil
mengikuti lelang yang sebelumnya sudah penilaian terhadap barang yang akan
ditentukan dalam pengumuman lelang. dilelang tersebut, tetapi untuk lelang
Perorangan atau badan usaha dapat barang dengan harga jual diatas Rp.
menjadi peserta/pembeli lelang, kecuali 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah)
penilaian atas barang yang dilelang harus
18 Ibid,
h. 40-45 h. 40-45
1. Melihat dan meminta keterangan berlaku seperti Hakim, Jaksa, Panitera,
atas dokumen-dokumen barang Pengacara, Pejabat Lelang, Juru Sita, dan
yang akan dilelang Notaris yang menangani pokok perkara
2. Melihat dan memeriksa barang yang barangnya akan dilelang.
yang dilelang
3. Meminta kembali uang jaminan Peserta lelang yang bertindak untuk bila tidak ditunjuk sebagai orang lain atau badan hukum atau badan pemenang lelang usaha harus menyampaikan surat kuasa
petikan/salinan/grosse yang bermaterai cukup kepada Pejabat Risalah Lelang dan kwitansi lelang Lelang dengan dilampiri fotokopi Kartu bila ditunjuk sebagai pembeli Tanda Penduduk (KTP)/Surat Izin
4. Meminta
lelang
Mengemudi (SIM)/paspor pemberi kuasa
barang beserta dan penerima kuasa dengan menunjukkan dokumen-dokumennya
5. Mendapatkan
apabila aslinya. ditunjuk sebagai pemenang lelang
Kewajiban-kewajiban dari para peserta
Lelang (auction) adalah penjualan lelang adalah barang yang terbuka untuk umum dengan
1. Menyetor uang jaminan kepada penawaran harga secara tertulis dan/atau Pejabat Lelang, bila disyaratkan
lisan yang semakin meningkat atau demikian
2. Peserta/kuasanya hadir dalam menurun untuk mencapai harga tertinggi pelaksanaan lelang
3. Mengisi surat penawaran dengan baik dan benar dalam hal lelang
yang didahului dengan pengumuman
lelang. Lelang menurut sejarahnya berasal tertutup/tertulis
4. Membayar pokok lelang, Bea Lelang,
dari bahasa latin yaitu auctio yang berarti
peningkatan harga secara bertahap. Para lainnya (contoh : BPHTB) bila
dan
pajak/pungutan
ahli menemukan di dalam literatur Yunani ditunjuk sebagai pemenang lelang
atau pembeli lelang bahwa lelang telah dikenal sejak 450 tahun
5. Mentaati tata tertib pelaksanaan sebelum Masehi. Di Indonesia, lelang
lelang secara resmi masuk dalam perundang-
Hak-hak dari para peserta lelang
20 undangan sejak 1908, yaitu dengan
adalah :
berlakunya Vendu Reglement (VR)
19 Ordonantie 28 Februari 1908 Staatsblad
http://www.bppk.depkeu.go.id/index.php/lelang-
1908:189 sebagaimana telah beberapa kali
teori-dan-praktek diakses pada tanggal 21 April 2015
20 Ibid 20 Ibid
KMK Nomor pemerintah Hindia Belanda dalam
557/KMK.01/1999,
KMK Nomor penjualan barang-barang milik pejabat
337/KMK.01/2000,
KMK Nomor Belanda yang pada saat itu dimutasi.
507/KMK.01/2000,
KMK Nomor Peraturan-peraturan dasar lelang ini masih
304/KMK.01/2002,
PMK Nomor berlaku hingga saat ini dan menjadi dasar
450/KMK.01/2002,
PMK Nomor hukum penyelenggaraan
40/PMK.07/2006,
150/PMK.06/2007, PMK Nomor 61 Indonesia, lebih lanjut dan terus
lelang di
/PMK.06/2008, dan terakhir yang masih berkembang
berlaku saat ini adalah PMK Nomor peraturanperaturan lelang pada tingkatan
dengan
dikeluarkannya
tentang Petunjuk di bawahnya.
93/PMK.06/2010
Pelaksanaan Lelang. Selanjutnya, dengan pertimbangan untuk mewujudkan lelang
Saat ini tengah diupayakan yang lebih efisien, efektif, transparan, pembentukan undang-undang lelang yang akuntabel, adil, dan menjamin kepastian
baru sebagai bentuk upaya pemenuhan
untuk mengikuti kebutuhan akan suatu peraturan yang perkembangan kebutuhan masyarakat, relevan dengan perkembangan jaman. sementara peraturan yang sudah ada yaitu Namun sayangnya undang-undang lelang PMK Nomor 93/PMK.06/2010 tentang yang baru dimaksud sampai dengan saat Petunjuk Pelaksanaan Lelang dianggap ini belum disahkan. Sampai dengan saat tidak sesuai lagi, maka baru-baru ini ini pemerintah melalui Kementerian tepatnya tanggal 26 Juli 2013 telah Keuangan telah berupaya keras untuk ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan menyempurnakan aturan terkait lelang.
hukum,
serta
106/PMK.06/2013 tentang Hal ini dilakukan tidak lain adalah demi
Nomor
PMK Nomor mengikuti perkembangan jaman dan
Perubahan
Atas
tentang Petunjuk menjawab kebutuhan yang berkembang di Pelaksanaan Lelang, diundangkan pada masyarakat. Setidaknya hal tersebut tanggal 6 Agustus 2013, yang efektif terlihat dari catatan jumlah peraturan berlaku 2 (dua) bulan sejak tanggal terkait lelang yang telah beberapa kali diundangkan tepatnya tanggal 6 Oktober dikeluarkan oleh Menteri Keuangan yang
93/PMK.06/2010
sampai dengan saat ini jumlahnya tidak kurang
Di dalam peraturan dimaksud Keputusan/Peraturan Menteri Keuangan
dari
10 (sepuluh)
muncul hal-hal baru yang selama ini muncul hal-hal baru yang selama ini
yang dimaksud dengan lelang yang sudah ada. Hal baru yang diatur di dalam
modern, begitu
PMK Nomor 106/PMK.06/2013 sekaligus
mudah dan cepat.
menjadi icon perubahan di dalam sejarah lelang di Indonesia adalah terkait adanya
demikian sejak aturan yang memperbolehkan peserta
Dengan
PMK Nomor lelang untuk melakukan penawaran lelang
diberlakukannya
106/PMK.06/2013, penawaran lelang dengan menggunakan email dan ataupun
dapat dilakukan dengan beberapa cara menggunakan aplikasi internet. Dalam
yaitu 1) penawaran lelang secara tertulis memberikan penawaran lelang dengan
tanpa keharusan peserta lelang untuk hadir menggunakan email atau aplikasi internet
di tempat lelang, yaitu penawaran melalui maka kehadiran peserta lelang di tempat
surat elektronik (email), aplikasi internet, lelang tidak diperlukan lagi. Dengan
atau surat tromol pos; 2) penawaran lelang demikian, sejak diberlakukannya aturan
secara lisan dan/atau tertulis dimana baru tersebut maka penawaran lelang tidak
peserta lelang wajib hadir di tempat lelang lagi di batasi oleh jarak, waktu, dan tempat
untuk menyampaikan penawarannya; 3) tertentu lelang.
penawaran lelang dengan menggunakan kombinasi di antara kedua jenis penawaran
Dalam rangka
mengajukan
tersebut.
penawaran lelang, peserta lelang tidak harus beranjak meninggalkan tempatnya
Hal baru lainnya dan juga menjadi beraktivitas. Cukup sembari duduk di
masyarakat luas terkait depan layar komputer yang
perhatian
diberlakukan peraturan baru dimaksud adalah dimungkinkannya penggunaan
terhubung dengan jaringan internet, maka
sebagai jaminan peminat lelang dapat mengirimkan email
“Garansi
Bank”
penawaran lelang. Menurut penulis, penawaran lelangnya atau dengan cara mungkin hal ini merupakan jawaban atas melakukan registrasi lelang secara online tuntutan masyarakat yang menginginkan kemudian login dan memilih objek lelang agar setiap peminat lelang dapat mengikuti yang diminati untuk selanjutnya langsung pelelangan dengan cara-cara yang tidak mengajukan harga menyulitkan. Peminat lelang tidak harus
terpaku menggunakan uang tunai/cash sebagai satu-satunya jenis jaminan terpaku menggunakan uang tunai/cash sebagai satu-satunya jenis jaminan
kurang dari 70 kantor operasional yang menggunakan Garansi Bank sebagai
memiliki kemampuan dan standar jaminan penawaran lelang (untuk obyek
pelayanan lelang yang sama dan lelang dengan nilai jaminan Rp 50 miliar
ketersediaan 89 Pejabat Lelang Kelas II ke atas).
yang kesemuanya tersebar di seluruh wilayah Indonesia, sehingga kantor-kantor
Dengan
diperbolehkannya
pelayanan lelang dan Kantor Pejabat menggunakan Garansi Bank, maka Lelang Kelas II sudah dapat diakses di peminat lelang akan lebih leluasa seluruh wilayah Indonesia. Dengan melakukan transaksi lelang dibandingkan demikian, pemberian dispensasi tempat jika menggunakan uang tunai/cash pelaksanaan lelang sebagaimana yang khususnya untuk lelang dengan uang diatur di dalam peraturan sebelumnya, jaminan berjumlah sangat besar. sudah tidak dimungkinkan lagi. Sejalan
Tentang Nilai Limit, diatur hal baru dengan semangat meniadakan dispensasi bahwa besarnya Nilai Limit wajib
lelang tersebut di atas, perubahan ditetapkan dengan didasari oleh hasil
pengaturan dilakukan pula pada dispensasi penilaian dari “Penilai Independen”.
jangka waktu pembayaran harga lelang. Namun aturan ini hanya berlaku untuk
Ketentuan dispensasi waktu pembayaran jenis lelang Noneksekusi Sukarela dengan
lelang telah dihapus dalam peraturan yang objek lelangnya berupa tanah dan/atau
baru dan hal ini didukung dengan aturan bangunan, dan untuk jenis lelang eksekusi
baru pula yaitu bagi pembeli diberi berdasarkan pasal 6 Undang-Undang Hak
kesempatan untuk melunasi pembayaran Tanggungan dengan Nilai Limit paling
dengan jangka waktu yang semula 3 (tiga) sedikit Rp 300 juta dan/atau jika kreditor