ISLAMISASI DI RIAU (Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar) Ellya Roza dan Yasnel Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau Abstract - ISLAMISASI DI RIAU (Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berke

ISLAMISASI DI RIAU (Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk

dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)

Ellya Roza dan Yasnel Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau

Abstract

This paper is about a historical research aimed to understand the islamization process in Kuntu, Kampar Regency, Riau Province. Historicaly, an Islmaic preacher from middle east named Syekh Burhanudin was a missionary that introduced Islamic teaching in Kuntu. This teaching did not only played a big role in the life of p eople in Kuntu but it also influenced others region in Riau Province in every walks of life. The wide spread of Islamic teaching boiled down to the humble personality of Syekh Burhanudin on promoting Islamic values as what others Islam missionaries did acr oss Indonesia. At the end, Islamic values play an important role on cultre and character of people in Kuntu and Indonesia.

Keywords: Islam, budaya, IIslamisasi

Pendahulaun

dengan proses iIslamisasi Indonesia Menggali masa lampau di

melalui para pedagang asing yang sebuah daerah berarti daerah tersebut

melewati Selat Melaka. Artinya, apakah dapat dikatakan

konsep iIslamisasi di Indonesia a sama mengungkapkan

telah berhasil

dengan konsep IIslamisasi di Riau. daerahnya.

kembali

sejarah

Sampai setakat ini memang belum penghargaan kepada peristiwa masa lalu

Dengan

demikian

ditemui konsep tersebut karena belum menjadi nyata sehingga karakter bangsa

dilakukan penelitian ke arah itu.Pada hal menjadi lebih terarah.Sebagaimana yang

kemungkinan IIslamisasi di Riau dapat dikatakan oleh Heri Gunawan bahwa

terjadi dari berbagai arah apakah melalui karakter diyakini sebagai aspek penting

jalur utara, melalui jalur timur yakni dalam peningkatan sumber

daerah pesisir yang terletak di sebelah manusia karena turut menentukan

daya

timur pulau Sumatera atau melalui jalur kemajuan suatu bangsa (Gunawan, 2012,

barat yakni dari Sumatera Barat.

h. 28). Misalnya mengenai IIslamisasi di Berdasarkan kenyataan di atas, Indonesia telah menghasilkan berbagai

penelitian yang dilakukan ini berkaitan teori yang lengkap dengan bukti

dengan prosesi IIslamisasi di Riau peninggalannya. Apakah teori tersebut

daerah khususnya di Kuntu Kabupaten dapat diimplementasikan kepada proses

Kampar karena Riau sebagai daerah IIslamisasi di daerah Riau. Hal inilah

Melayu dimana Melayu identik dengan yang harus dianalisis dengan seksama

Islam, tentunya statemen tersebut juga sehingga Riau sebagai daerah yang

memiliki latarbelakang keberadaan terletak di posisi strategis yakni di Selat

Islam di Riau sehingga penduduk Riau Melaka secara otomatis akan terimbas

sebagian besar adalah Melayu.Di Kuntu

Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,

Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015

yang menjadi lokasi penelitian, masih Riau terutama yang masuk dan ditemui makam seorang penyebar Islam

Kuntu Kampar yang berasal dari Timur Tengah yang

berkembang

di

merupakan penelitian sejarah masa lalu bernama Syekh Burhanuddin. Dalam

masyarakat Riau yang berimplikasi pada sejarah Islam dikenal dua nama Syeikh

IIslamisasi di Nusantara maka untuk Burhanuddin yakni satunya menjadi

mendapatkan hasil penelitian yang penyebar Islam di Ulakan Pariaman

maksimal melibatkan berbagai aspek Sumatera barat dan satunya lagi menjadi

ilmu, dengan penyebar Islam di Kuntu Kampar Riau.

pendekatan

mengintegrasikan berbagai bidang ilmu Kedua nama penyebar Islam tersebut

untuk merekonstruksi peristiwa sejarah sebenarnya memiliki perbedaan akan

di Riau. Dengan demikian, tentunya tetapi sebagian masyarakat mengatakan

penelitian ini sangat berguna bagi sama. Oleh karena itu sangat perlu

pengembangan ilmu pengetahuan di kiranya dilakukan penelitian agar

masa sekarang sesuai dengan Visi UIN didapat penjelasan yang sebenarnya

yakni mewujudkan mengenai tokoh penyebar Islam di

Suska

Riau

Negeri sebagai daerah Riau.

Univesitas Islam

teknologi dan seni secara integral di Di samping persoalan di atas, ada

kawasan Asia Tenggara. Selain itu juga persoalan lainnya seperti adanya

juga untuk kenyataan masih sulitnya mendapatkan

penelitian

ini

mengimplementasikan misi UIN Suska buku-buku mengenai sejarah dan

dalam melaksanakan penelitian dan kebudayaan Islam Riau karena belum

pengkajian untuk mengembangkan ilmu adanya perhatian dari berbagai pihak ke

pengetahuan, teknologi dan seni dengan arah itu. Selain itu, menggali sejarah dan

paradigma Islam. budaya memerlukan dana yang tidak

menggunakan

Selanjutnya, sebagai institusi pendidikan sedikit karena daerah Riau masih belum

yang mengintegrasikan Islam dan ilmu, lancar dari aspek transportasi sehingga

ini merupakan lokasi sukar ditempuh dengan kendaraan

maka

penelitian

implementasi dari karakteristik UIN umum. Kondisi yang demikian itulah

Suska Riau guna mengembangkan Studi yang menjadi penyebab kurangnya

Regional Islam Asia Tenggara dan minat untuk meneliti hal-hal yang

Tamaddun Melayu sebagai pusat berkaitan dengan peninggalan sejarah

keunggulan (center of excellence). pada hal tugas tersebut menjadi

Dengan demikian penelitian ini sangat tanggungjawab

berguna bagi dosen yang membidangi membidangi sejarah untuk mengkaji dan

ilmuwan

yang

sejarah dan kebudayaan Islam karena menelitinya.Oleh karena itu hasil

dapat menerapkandan mengembangkan penelitian mengenai Sejarah Islam di

ilmu dibidangnya. Yang terpenting dari Riau memiliki kontribusi yang positif

semua itu adalah hasil penelitian ini terhadap

tentuinya dapat menjadi referensi mahasiswa,

pemerintah,

ilmuwan,

masyarakat umumnya dan mahasiswa sebagainya.

khususnya sebagai bahan tambahan ilmu Mengingat penelitian mengenai

pengetahuan mengenai IIslamisasi di masuk dan berkembangnya Islam di

Riau yang sampai saat ini belum ditemui

Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU: (Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)

adanya bahkan hasil penelitian ini dapat Provinsi Riau itu sendiri. Sungai besar pula menjadi bahan dan sumber

tersebut adalah (1) Sungai Siak penelitian bagi ilmuwan di bidang

sepanjang 300 km dengan kedalaman 8- lainnya.Dan yang tidak kalah pentingnya

12 m,(2) Sungai Rokan sepanjang 400 adalah UIN Suska Riau sebagai mitra

km dengan kedalaman 6-8 m.(3) Sungai pemerintah dibidang pendidikan jika

Kampar sepanjang 400 km dengan melakukan penelitian ini berarti telah

kedalaman 6 m, dan (4) Sungai Indragiri mendukung visi Riau 2020 yang

sepanjang 500 km dengan kedalaman 6- menjadikan

perekonomian dan kebudayaan Melayu Keempat sungai tersebut membelah di Asia Tenggara. Artinya telah

dari pegunungan daratan tinggi Bukit terlaksana sebuah program tentang

Barisan dan bermuara di Selat Melaka aspek penggalian dan pelestarian sejarah

dan Laut Cina Selatan. Keadaan dan dan budaya lokal.

kondisi pasang airnya dipengaruhi oleh pasang surut laut. Dikarenakan provinsi

Pembahasan

Riau terletak di daratan rendah dan

Letak Geografis Riau

memiliki sungai-sungai besar dan dalam, Riau adalah salah satu provinsi yang

maka transportasi yang mendominasi ada di Indonesia yang terdiri dari daerah

masyarakat adalah transportasi air daratan dan daerah perairan dengan luas

dengan menggunakan kapal. Di lebih kurang 8.915. 015,09 km (Badan

samping itu, bumi Riau terkenal dengan Pusat Statistik Provinsi Riau, 2012).

sumber alam yang terkandung di Keberadaannya membentang dari lereng

dalamnya. Dapat disaksikan sampai Bukit Barisan sampai dengan Selat

sekarang bahwa sebahagian besar

Melaka. Terletak antara 01 0 05 ’ 0’

buminya mengandung minyak yang

Lintang Selatan dan 02 0 25’ 0’

sangat diperlukan dalam kehidupan Lintang Utara atau antara 100 0 00’ 0’ bahkan selalu didengar sebuah ungkapan

– 105 0 05’ 0’ Bujur Timur. Di untuk Riau di atas minyak di bawah samping itu sesuai dengan Undang-

minyak.

undang no.32 tahun 2004 terdapat Letak Riau yang sangat strategis wilayah lautan sejauh 12 mil dari garis

silang sangat pantai. Adapun penduduk Provinsi Riau

menguntungkan kepada perkembangan pada tahun 2007 berjumlah 5.070.952

daerahnya sehingga Riau segera dapat jiwa (Badan Pusat Statistik Provinsi

kondisi dan Riau tahun, 2012).

mensejajarkan

perkembangan daerahnya dengan daerah Di wilayah daratan terdapat banyak

lainnya di Indonesia. Dengan kata lain sungai, di antaranya ada 4 sungai besar

Riau dapat dijangkau dari mana saja dan yang mempunyai arti penting bagi

dengan alat transportasi apa saja seperti kelancaran hubungan dengan daerah luar

darat, laut dan udara sehingga Riau Riau. Bahkan sungai-sungai tersebut

sebagai daerah transit yang amat merupakan sarana perhubungan utama

bagi kehidupan yang digunakan masyarakat antara

menguntungkan

masyarakatnya. Riau yang kaya dengan daerah-daerah yang berada dalam

alamnya dan kaya dengan buminya

Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,

Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015

tentunya akan dapat mensejahterakan bahasa Melayu zaman Riau terkenal masyarakatnya. Batas-batas Provinsi

dengan bahasa Melayu Riau. Riau bila dilihat posisinya dengan

Wijk mengatakan bahwa negara tetangga dan provinsi lainnya

bahasa Melayu dipergunakan sebagai adalah sebagai berikut (1) Sebelah utara:

bahasa perdagangan antar pulau dan Selat Melaka dan Provinsi Sumatera

akhirnya menjadi bahasa perantara Utara, (2) Sebelah selatan: Provinsi

D. Gerth Jambi dan Provinsi Sumatera Bara, (3)

antar kepulauan Nusantara (

Van Wijk, 1985, h.7). Bahasa Melayu Sebelah timur: Provinsi Kepulauan Riau

adalah bahasa yang mula-mula dan Selat Melaka, (4) Sebelah barat:

digunakan di suatu daerah di Sumatra Provinsi Sumatera Barat dan Sumatera

bagian timur yang kemudian disebar Utara.

luaskan oleh para imigran ke daerah sekitarnya seperti jazirah Malaka, daerah Riau, Kepulauan Lingga, dan selanjutnya ke daerah pantai pulau- pulau lainnya. Bahasa ini sudah dipakai pada zaman

Kerajaan Sriwijaya sebagai bahasa resmi, tidak terbatas dalam bidang administrasi tetapi juga sebagai bahasa pengantar

dalam kegiatan keagamaan dan Wilayah Propinsi Riau 1 filsafat. Menurut

Gambar 1 :

Hussein,Bahasa Melayu pada masa kejayaan Kerajaan Bahasa

Melayu di Malaka, Pasai dan Aceh, umumnya

pengantar

pada

digunakan untuk menyusun dan Melayu. Bahasa Melayu

menggunakan

bahasa

menggubah karya sastra. Karya sastra mempunyai sejarah yang cukup

Riau

yang dihasilkan di istana umumnya panjang karena pada dasarnya bahasa

berupa sastra tulis dan yang tergolong Indonesia

berasal dari bahasa sastra rakyat berupa sastra lisan. Melayu. Pada zaman Sriwijaya,

(Ikram, 1976, h. 23). Menurut Teeuw bahasa Melayu sudah menjadi bahasa

oleh Harimukti internasional di kepulauan Nusantara,

yang

dikutip

Bahasa Melayu atau sekurang-kurangnya sebagai

pemakaian

sebenarnya lebih luas lagi yaitu bahasa perdagangan di Nusantara.

semua bahasa yang dahulu atau kini Bahasa Melayu, semenjak pusat

dipakai di berbagai bagian Malaya, kerajaan berada di Melaka kemudian

Sumatera, Kalimantan, Jakarta, dan pindah ke Johor dan akhirnya pindah

Irian Jaya, namun Bahasa Melayu ke Riau mendapat prediket pula

yang lebih dikenal biasanya disebut sesuai dengan nama pusat kerajaan

Bahasa Melayu Riau atau Bahasa Melayu karena itu, bahasa Melayu

Melayu Johor karena tempat tersebut zaman Melaka terkenal dengan

merupakan bekas kerajaan yaitu Melayu Melaka, bahasa Melayu Johor

Kerajaan Riau Lingga dan Kesultanan terkenal dengan Melayu Johor dan

Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU: (Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)

Johor (Kridalaksana, 1991, h. 11). dulunya terdiri dari 16 kabupaten/kota Hal senada juga dikatakan oleh

11 Barried bahwa pada waktu itu Bahasa

kabupaten/kota.

Melayu istanalah yang dianggap bahasa tinggi yaitu dialek Riau. Itu

IIslamisasi di Riau

pula yang menjadi standar bahasa Masyarakat Melayu di masa yang dianggap baik (Siti Barorah

lampau bahkan sampai saat ini adalah Baried, 1985,h.84)

masyarakat yang bersifat akomodatif, Pada zaman

bersahabat, wellcome terhadap kaum beberapa alasan yang menyebabkan

dahulu

ada

perantau yang datang membawa budaya bahasa Melayu menjadi bahasa resmi

dan agama baru, baik dari dalam digunakan, yaitu: (1) Bahasa Melayu

maupun luar negeri. Misalnya pendatang Riau secara historis berasal dari

dari India dengan membawa agama perkembangan

Hindu, dari Cina dengan agama Budha semenjak berabad-abad yang lalu.

bahasa

Melayu

dan Konghuchu, dari Eropa dengan Bahasa Melayu sudah tersebar ke

agama Kristen dan Katolik, maupun seluruh Nusantara sehingga sudah

pendatang lainnya dari beragam etnis di dipahami oleh masyarakat Bahasa ini

wilayah Nusantara.Meskipun demikian, sudah lama menjadi bahasa antar

hingga kini semua suku yang datang, suku di Nusantara; (2) Bahasa

kuat memegang tradisi yang berlaku di Melayu Riau sudah dibina sedemikian

masyarakat dan dapat menerima budaya rupa oleh Raja Ali Hají dan kawan-

Melayu sebagai payung bersama. kawannya sehingga bahasa ini sudah

Pepatah Melayu, "di mana bumi dipijak menjadi stándar : dan (3) Bahasa

di situ langit dijunjung" tampaknya Melayu

dapat diterima dan diikuti oleh para dipublikasikan berupa buku-buku

sastra, buku-buku sejarah dan buku-

catatan sejarah, buku agama.

Sepanjang

hampir tidak pernah dijumpai konflik di Seiring dengan reformasi telah

dalam masyarakat, baik yang bernuansa memberikan perubahan yang drastis

etnis maupun agama.Ini pula agaknya terhadap negeri ini, tidak terkecuali di

kenapa budaya rukun dalam masyarakat Provinsi Riau sendiri. Salah satu

Melayu tersebut mampu terpelihara perwujudannya

dengan baik selama berabad-abad, diberlakukannya pelaksanaan otonomi

adalah

dengan

karena dikaitkan dengan wujudnya nilai- daerah yang mulai dilaksanakan pada

nilai kerukunan yang terdapat di antara tanggal 1 Januari 2004. Hal ini

pasal-pasal dalam Gurindam 12 karya berimplikasi terhadap timbulnya daerah-

Raja Ali Haji.Oleh sebab itu, hingga daerah baru di Indonesia, dari 27

kini Gurindam 12 sebagai salah satu provinsi pada awalnya sekarang sudah

produk seni budaya menjadi masterpiece menjadi 32 provinsi. Terhitung mulai

yang senantiasa tanggal 1 Juli 2004 Kepulauan Riau

Budaya Melayu

dikenang orang.Karya monumental salah resmi menjadi Provinsi ke-32 di

seorang Raja Melayu yang sarat dengan Indonesia, itu berarti Provinsi Riau yang

pesan-pesan agama dan kemanusiaan ini

Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,

Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015

memberikan pengaruh besar dalam Jum`at seluruh karyawan instansi membentuk perilaku masyarakat Melayu

pemerintah harus memakai pakaian dalam pergaulan mereka sehari-hari.Jadi

berupa baju "Teluk cukup beralasan

Melayu,

Belanga", dan dalam setiap pidato harmonis dan rukun yang selama ini

bahwa keadaan

selalu disertai dengan pantun. terbangun secara kondusif di Riau

Provinsi Riau terletak tepat merupakan kontribusi nyata

di tengah-tengah pulau Sumatera keberadaan Budaya Melayu secara

dari

yang berbatasan dengan beberapa umum dan Gurindam 12 secara khusus.

provinsi tetangga seperti Provinsi Tidak

Sumatera Utara, Sumatera Barat, bahwa keberadaan Kerajaaan Melayu

dapat

dipungkiri

Jambi, dan Kepulauan Riau, sehingga Riau merupakan salah satu faktor

secara umum penduduk Provinsi Riau penting dalam membina kerukunan

beserta budayanya menjadi tempat dan

berassimilasi dan termasuk

berakulturasi berbagai budaya yang beragama.Memang,

kerukunan

umat

dibawa oleh pendatang dari berbagai semenjak berdirinya kerajaan Melayu

sedari

awal

etnis baik di dalam maupun di luar di wilayah Riau (kini menjadi

pulau Sumatera. Dengan demikian, Provinsi

komposisi penduduk Provinsi Riau Kepulauan Riau), masyarakat Melayu

terdiri dari masyarakat yang sangat selalu tebuka menerima kehadiran

heterogen dengan beragam etnis, para pendatang dari pelbagai suku,

suku, status sosial, agama, budaya bangsa, dan agama. Hal ini mungkin

dan bahasa.Keadaan ini didorong pula disebabkan antara lain oleh sifat etnis

maju dan Melayu yang selalu "welcome",

oleh

semakin

berkembangnya perekonomian di terbuka terhadap siapa saja dan

Provinsi Riau sehingga menarik para memiliki rasa persaudaraan yang

pendatang barumengadu nasib di sini, tinggi.

dan tentunya bermukim di wilayah Meskipun orang Melayu

Provinsi Riau. Meskipun demikian, tidak lagi merupakan satu-satunya

Budaya Melayu sebagai budaya asli penduduk mayoritas masyarakat Riau,

penduduk Provinsi Riau masih tetap namun karena Provinsi Riau berada di

eksis dan dipertahankan, misalnya bawah naungan budaya Melayu, maka

melalui seni tari, seni suara, pantun, para

sastra, kuliner, pakaian, upacara adat, menyesuaikan diri dengan budaya

pendatang

diharapkan

perkawinan, khitanan, Melayu. Artinya Budaya Melayu

upacara

bangunan rumah adat, dan tata krama dijadikan payung dan acuan bagi

kehidupan masyarakat. Komitmen mereka

untuk tetap mempertahankan dan bertindak. Pepatah: "Dimana bumi

dalam berprilaku

dan

melestarikan budaya Melayu ini dipijak disitu langit dijunjung",

dinyatakan secara tegas dalam visi dipegang teguh oleh para pendatang.

yang berbunyi Agar masyarakat selalu menjaga

Riau

"Terwujudnya Provinsi Riau Sebagai budaya Melayu, maka setiap hari

Pusat Perekonomian Dan Kebudayaan

Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU: (Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)

Melayu Dalam

umat beragama Masyarakat Yang Agamis, Sejahtera

Lingkungan

kerukunan

diimplementasikan dengan koordinasi Lahir Dan Bathin, Di Asia Tenggara

yang sangat sistematik dengan lembaga Tahun 2020". Berdasarkan kalimat

agama, etnis dan suku dalam setiap Visi Riau 2020, subjek utama yang

persolan yang bersinggungan langsung ingin dicapai dari setiap aktivitas

dengan kasus-kasus Sara. pembangunan di Riau adalah Riau sebagai pusat perekonomian dan

Islamisasi Melalui Jalur Barat

pusat kebudayaan Melayu dengan Masuknya Islam melalui jalur bentangan ruang Asia Tenggara.

barat diperkirakan berasal dari Sumatera Jika dilihat sejarah ke belakang,

Barat dimana Syekh Burhanuddin sesungguhnya Budaya Melayu yang

sebagai pembawa Islam ke Kuntu pada identik dengan Islam sudak sejak zaman

menyebarkan dan dahulu menyatu dalam masyarakat dan

awalnya telah

mengembangkan agama Islam di Ulakan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-

Pariaman Sumatera Barat. Artinya hari. Antara ajaran Islam itu sendiri dan

perjalanan Syekh Burhanuddin ke Kuntu cara hidup masyarakat hampir tidak bisa

tiada lain dikarenakan adanya perluasan dipisahkan satu dengan yang lain.

wilayah ataupun pengembangan agama Kehidupan umat beragama yang sangat

Islam ke berbagai daerah. Dan apabila beragam di Provinsi Riau sejak dahulu

diperhatikan letak daerah Kuntu yang sampai saat sekarang cukup aman dan

berada di pinggir anak sungai Kampar, damai serta berjalan sesuai tatanan

maka sangat jelas perjalanan pada masa sosial yang ada dalam masyarakat.

itu dilakukan melalui sungai yang Pemeluk dari berbagai agama yang ada

berfungsi sebagai sarana transportasi. di daerah ini seperti Islam, Kristen,

Hal ini dikarenakan transportasi darat Katolik, Hindu, Budha, dan Konghuchu

sangat tidak memungkinkan dilakukan relatif hidup rukun dan damai

pada masa itu kecuali melalui berdampingan mesra dalam ayoman

perbukitan Bukit Barisan yakni bukit pemerintah daerah. Meskipun terjadi

panjang dan terjal yang memisahkan konflik seperti pendirianrumah ibadah

Sumatera Barat dan Riau. yang sesuai dengan IMBnya tetapi itu

perjalanan Syekh semua tidak sampai menimbulkan

Dalam

Burhanudin dari Ulakan Pariaman ke korban jiwa dan kerugian material yang

Kuntu diperkirakan menggunakan jalur besar. Itu semua tentunya berkat usaha

Sungai Kampar karena anak cabang dan kerjasama pemerintah dan segenap

Sungai Kampar sampai ke wilayah lapisan

Sumatera Barat terutama di Kabupaten melakukan berbagai dialog kerukunan

masyarakat

senantiasa

Limapuluh Kota yakni Payakumbuh dan dalam bingkai Tri Kerukunan Umat

daerah sebelumnya adalah Pangkalan. Beragama yaitu: kerukunan antar intern

Di daerah Pangkalan ini Sungai umat bergama, kerukunan antar umat

Sibayang yakni anak Sungai Kampar beragama dan kerukuan antar umat

mencapai alirannya.Oleh karena itu beragama dengan pemerintah.Perhatian

sangat besar kemungkinan bahwa Pemerintah Provinsi Riau terhadap

IIslamisasi Riau terjadi melalui jalur

Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,

Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015

barat yakni dari Sumatera Barat.Artinya atau pelabuhan seperti Aceh dan terus IIslamisasi Riau kemungkinan juga

memasuki Selat Melaka sebelum sampai terjadi dan bermula dari Sumatera Barat

ke Cina. Atas itu semua yang diperkuat melalui Sungai Sebayang di Kuntu

dengan temuan-temuan sejarah, para ahli Kampar karena Sungai Sebayang

sejarah memperkuat pendaptnya untuk merupakan anak cabang Sungai Kampar

mengatakan bahwa pada pertengahan yang hulunya sampai ke Payakumbuh.

pada akhir abad ke-7 sudah berdiri Selain itu juga dapat dilakukan

beberapa perkampungan Muslim di perjalanan melalui darat yakni melalui

Kanfu atau Kanton. Kanton merupakan perbukitan yang tinggi yang membatasi

pelabuhan pertama yang disinggahi oleh Sumatera Barat dan Riau.Perjalanan

para pedagang ketika memasuki wilayah yang dilakukan adalah dengan berjalan

Cina.

kaki sambil menuruni perbukitan dan Persentuhan antara penduduk mendaki perbukitan yang berlapis-lapis

pribumi dengan pedagang muslim karena Bukit Barisan yang membentang

dari

di sepanjang pulau Sumatera pada Arab,Persia dan India memang bagian

terjadi didaerah adanya.Oleh

Sumatera bagian utara karena posisi dimungkinkan IIslamisasi Riau terjadi

strategis untuk melalui daerah tetangganya yang

letaknya yang

persinggahan para pedagang waktu terdekat yakni Sumatera Barat.

itu. Kondisi itu memperkuat indikasi Sungai Kampar pada masa lalu

diperkirakan proses merupakan sungai yang menjadi sarana

bahwa

IIslamisasi sudah berlangsung sejak transportasi para pedagang asing

persentuhan itu terjadi sehingga terutama pedagang dari Arab yang jauh

terbentuk komunitas dimana orang- sebelum Islamisai sudah melakukan

orang Arab yang bermukim di transaksi dagang ke berbagai daerah di

perkampungan itu menikah dengan Riau termasuk daerah Kuntu di

penduduk lokal sehingga membentuk sepanjang aliran Sungai Kampar.Kuntu

komunitas-komunitas Muslim. terkenal dengan ladanya yang menjadi sasaran pedagang Arab. Setiap tahun

Islamisasi di Kuntu Kampar Riau

kedatangan utusan dari Timur Tengah ke

Geografis Kuntu

wilayah Nusantara selalu bertambah. Desa Kuntu termasuk ke dalam Misalnya pada masa Dinasti Umayyah

wilayah Kecamatan Kampar Kiri telah melakukan ekspedisi ke Cina

Kabupaten Kampar Riau.Desa ini sebanyak 17 muslim. Kemudian

terletak + 85 km di sebelah selatan dilanjutkan

Pekanbaru.Desa ini juga termasuk desa Abbasiyah juga telah dikirim 18 utusan/

tertua di Propinsi Riau yang syarat delegasi muslim ke negeri Cina, yang

dengan lembaran sejarah, baik agama, tentunya tidak hanya ke negeri Cina

adat istiadat maupun peranan Desa perjalanan yang mereka lakukan,

dan sesudah diperkirakan

Kuntu

sebelum

kemerdekaan. Dan apabila diperhatikan tersebut juga singgah di beberapa negeri

rombongan

muslim

letak desa Kuntu dapat dikatakan

Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU: (Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)

sebagai sebuah wilayah yang sangat Semakin ke hilir, badan Sungai strategis karena dapat ditempuh melalui

Kampar dan volume airnya semakin dua jalur perjalanan yakni perjalanan

membesar karena ditambah dengan sungai dan perjalanan darat.

berbagai anak sungai lainnya.Sungai ini Di bagian barat daya Kuntu, di

dikenal dengan gelombang Bono-nya, seberangnya ada hutan besar yang

yaitu gelombang tinggi yang diakibatkan disebut Kebun Raja.Di dalam hutan

pertemuan air sungai dengan air laut. yang bertanah tinggi itu, selain batang

Bono biasanya terjadi pada saat pasang getah, juga ada ratusan kuburan

sehingga air yang berasal dari tua.Kondisi tersebut merupakan sebuah

sungaiakan tertekan oleh air laut. petunjuk bahwa di Kuntu pada masa lalu

Ditambah lagi dengan dangkalnya muara merupakan

mengakibatkan gelombang yang tercipta ramai.Bahkan ditemukan empat buah

semakin tinggi.Peristiwa Bono ini lokasi perkuburan yang tua sekali

menjadi ajang tontonan masyarakat sehingga hampir seluruh batu nisan pada

dunia sekarang ini sehingga banyak umumnya terbuat dari kayu sungkai

berdatangan para wisatawan dari yang sudah membatu (litifikasi). Salah

berbagai dunia untuk menyaksikan Bono satu di antara makam-makam tua itu

berbeda dengan terdapat makam Syekh Burhanuddin

tersebut.Sangat

pandangan masyarakat masa lalu dimana seorang penyiar agama Islam dan guru

peristiwa Bono dihubungkan dengan besar Tarekat Naqsabandiyah yang

kekuatan gaib. Apabila Bono datang, terdapat di Kuntu.Makam Syekh

maka akan terdengar suara gemuruh Burhanuddin itu berada dekat Batang

tersebut dianggap (Sungai) Sebayang yang merupakan

dimana

suara

masyarakat ada kekuatan gaib yang telah anak cabang dari Sungai Kampar Kiri.

datang ke tempat mereka sehingga Selain itu Kuntu adalah daerah

tersebut sangat yang pertama di Riau yang berhubungan

kejadian

ditakuti.Peristiwa Bono pada masa lalu dengan pedagang-pedagang asing dari

memang banyak meminta korban sebab Cina, India, dan negeri Arab serta

masyarakat yang berada di muara sungai Persiakarena daerah lembah Sungai

tidak siap menghadapi gelombang tinggi Kampar Kiri adalah daerah penghasil

yang datang dengan tiba-tibasehingga lada terpenting di seluruh dunia dalam

hanyut terbawa periode antara 500-1400 Masehi di

ada

yang

gelombang.Kejadian tersebut selalunya samping itu juga sebagai gudang

hal-hal diluar penyedia bahan baku rempah-rempah

dikaitkan

dengan

kemampuan akal manusia. Pada hal dan hasil hutan. Pelabuhan ekspornya

apabila terjadi pertemuan pasang dari adalah Samudra Pasai dengan pasar

laut dan dari sungai otomatis akan besarnya di Gujarat.Kuntu juga adalah

terjadi suara gemuruh karena saling wilayah yang strategis sebab terletak

berlawanan.

terbuka ke Selat Melaka tanpa dirintangi Sungai Kampar merupakan sungai pegunungan (Tim Penulis Sejarah Riau,

yang berhulu di Bukit Barisan sekitar 1977, h.23.

Sumatera Barat dan bermuara di pesisir timur Pulau Sumatera Riau.Sungai ini

Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,

Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015

merupakan pertemuan dua buah sungai dikenal dengan gelombang Bono-nya, yang hampir sama besar, yang disebut

yaitu gelombang tinggi yang diakibatkan dengan Sungai Kampar Kanan dan

pertemuan air sungai dengan air Sungai Kampar Kiri. Pertemuan sungai

laut.Bono biasanya terjadi pada saat ini berada pada kawasan Langgam di

pasang, sehingga air yang berasal dari Kabupaten Pelalawan.Setelah pertemuan

sungai, tertekan oleh air laut.Ditambah dua sungai tersebut sungai ini disebut

dangkalnya muara dengan Sungai Kampar sampai ke

lagi

dengan

mengakibatkan gelombang yang tercipta muaranya di Selat Malaka.

semakin tinggi.

Sungai Kampar Kiri bermata air dari Gunung Ngalautinggi, Gunung

Masuknya Islam Ke Kuntu

Solokjanjang, Gunung Paninjauan Nan Apabila diperhatikan letak desa Elok dan memiliki luas daerah

Kuntu yang sangat strategis, maka tangkapan air 7.053 km².Dua anak

sangat memungkinkan Kuntu termasuk sungai besar bernama Batang Sibayang

wilayah pertama di Riau yang dan Batang Singingi.Pada aliran sungai

dengan pedagang- Batang Sibayang inilah Kuntu berada

berhubungan

pedagang asing seperti India, Arab dan dimana sungai tersebut pada masa lalu

Persia. Selain sebagai penghasil lada memiliki kedalaman yang dapat dilayari

terpenting di dunia pada periode antara oleh

500-1400 Masehi, Kuntu juga sebagai asing.Sementara itu Batang Singingi

kapal-kapal

pedagang

gudang penyedia bahan bakurempah- melewati Kuantan Singingi, Sijunjung.

rempah dan hasil hutan dengan Sungai Kampar Kanan bermata air

pelabuhan ekspornya di Samudera Pasai. dari Gunung Gadang, memiliki luas

yangberhubungan langsung dengan daerah tangkapan air 5.231 km².Alur

Timur Tengah. Sebagaimana yang utama semula mengalir ke utara

dikatakan oleh Azyumardi Azra bahwa kemudian berbelok ke timur dan

telah terjadi hubungan perdagangan bertemu dengan anak sungai Batang

antara masyarakat Nusantara dengan Kapur Nan Gadang yang mengalir

pedagang Timur Tengah jauh sebelum dengan kemiringan sedang melalui

(Azyumadi Azra, lembah

bersurat.Selanjutnya

1994,h.12)

bertemu dengan anak sungai Batang Oleh karena letak Kuntu yang Mahat yang mengalir ke arah timur.Para

sangat strategis yang dapat ditempuh penduduk didaerah Danau Bingkuang

melalui dua jalur perjalanan yakni kerap melakukan penambangan batu dan

perjalanan sungai danperjalanan darat, pasir secara ilegal sehingga terjadi

maka sangat memungkinkan jika pengikisan tepian sungai.Selanjutnya

IIslamisasi terjadi di Kuntu lebih awal aliran Sungai Kampar Kanan nantinya

dibanding dengan daerah lainnya di juga menelusuri Lima Puluh Kota.

Riau.Artinya Kuntu adalah daerah yang Semakin ke hilir, badan Sungai

mula-mula dimasuki Islam.Adapun yang Kampar dan volume airnya semakin

pertama membawa Islam ke Kuntu membesar karena ditambah dengan

adalah Syekh Burhanuddin seorang berbagai anak sungai lainnya.Sungai ini

orang Arab yang sengaja berangkat ke

Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU: (Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)

berbagai daerah di Nusantara guna menyebarkan agama Islam.

Syekh Burhanuddin Penyebar Ajaran

Islam di Kuntu

kedatangan Islam para pedagang Arab dan Persia sebenarnya telah datang ke

Syekh Burhanuddin adalah salah Kuntu, akan tetapi diperkirakan hanya

seorang bangsa Arab yang datang kc sebatas

Nusantara untuk menyebarkan agama perdagangan dengan penduduk ketika itu

melakukan

trasaksi

Islam yang diwahyukan oleh Allah Swt dimana masyarakatnya masih kuat

kepada Nabi Muhammad Saw untuk meyakini agama Budha yang menjadi

keselamatan manusia di dunia dan di agama resmi Sriwijaya di masa itu.

akhirat. Beliau lahir dikota suci Mekkah Seirng berjalannya waktu, ketika Cina

tahun 530 H ( 1111 M) dan meninggal di merebut pasaran dagang, para pedagang

Kuntu pada tahun 610 H/1191 M Arab dan Persia yang mulai terdesak

(Ma’ruf, 1956, h. 4) Beliau berdomisili karena tidak mendapat kesempatan lagi

di daerah Kuntu Kampar selama 20 untuk berdagang di Riau termasuk di

tahun yang dimulai dari tahun 590 H Kuntu dengan telah dimonopoli oleh

/1171 M hingga 610 H/1191 M guna pedagang bangsa Cina mengakibatkan

menyebarkan agama Islam kepada terjadi kekosongan kontak antara

masyarakat Riau.

masyarakat Kuntu dengan dengan

silsilah keturunan pedangang Arab dan Persia bahkan

Mengenai

beliau, nampaknya mengalami sedikit sempat

kesulitan untuk diungkapkan.Hal ini Kemudian pada tahap berikutnya,

dikarenakan dari beberapa sumber dan menjelang abad ke-12 Masehi, para

informasi yang diperoleh tidak ada yang pedagang Arab dan Persia mulai

mengenai silsilah kembali berdagang di Kuntu dimana

menjelaskan

diketahui masyarakat ketika itu sedang berlangsung kekuasaan

beliau.Yang

Burhanuddin ini Dinasti Fatimiyah (976-1168 M) yakni

bahwa

Syekh

merupakan penyebar Islam pertama di sebuah

daerah Kampar Kiri khususnya di desa Universitas Al Azhar di Kairo. Pada

Kuntu. Hal ini dapat dibuktikan dalam masa itu mulai marak kembali

berbagai buku sejarah Islam misalnya perjalanan dagang bangsa Arab dan

dalam buku leksikon Islam, yang bangsa lainnya di wilayah Indonesia

merupakan kumpulan sejarah ringkas termasuk Sumatera dengan Kerajaan

tokoh kenamaan, tidak ada dijumpai Samudera Pasai berhasil menguasai

informasi mengenai sejarah keberadaan perdagangan dengan pelabuhannya yang

Syekh Burhanuddin yang dikenal berskala besar sehingga berhasil

penyebar Islam pertama di daerah Riau melanjutkan

umumnya dan di daerah Kuntu perdagangan di wilayah Sumatera yang

usaha

monopoli

khususnya (Tim Peyusun, 1988).Begitu secara berturut-turut berhasil merebut

juga dalam Einsoklopedi Islam maupun kembali sentral penghasil merica di

Einsoklopedi Indonesia , juga tidak muara Sungai Pagar dan di hulu Sungai

dijumpai sosok manusia yang dikenal Kampar Kiri.

dengan Syekh Burhanuddin.Sedangkan

Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,

Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015

dalam buku-buku Iain yang telah Informasi mengenai jenjang mencoba

pendidikan yang telah dilewati oleh memperkenalkan

mengungkapkan

dan

Syekh Burhanuddin, baik dari buku- Burhanuddin ini juga belum ada yang

sosok

Syekh

buku maupun informasi dari menulis tentang silsilah keturunan

masyarakat Kuntu sendiri memang beliau.Kenyataan

tidak dijumpai keterangan tentang betapa terlupanya para ahli sejarah Islam

ini

menerangkan

sekolah apa saja yang beliau masuki di Indonesia sehingga mereka belum

untuk menuntut ilmu. Informasi sempat untuk mengkaji dan menyajikan

yang didapat adalah bahwa beliau mengenai silsilah Syekh Burhanuddin,

pengikut Imam pada hal beliaulah orang pertama

adalah

Syafi’i.Kenyataan ini dipertegas berusaha mengembangkan risalah Islam

oleh tokoh masyarakat bahwa bagi di desa Kuntu.

orang-orang dulu ijazah itu tidaklah terlalu diperlukan dan yang penting

Di samping itu telah diusahakan adalah ilmunya.Kenyataan inilah

pula untuk mendapatkan informasi yang menyebabkan masyarakat

tentang siIsiIah Syekh Burhanuddin ini

berusaha mencari dan melalui tokoh masyarakat di desa Kuntu

tidak

sejarah perjalanan namun sangat disayangkan informasi

menemukan

Syekh Burhanuddin. mengenai silsilah beliau belum juga

keterangan diperoleh.Dengan adanya keterangan di

Walaupun

pendidikan Syekh atas dapatlah diIihat kenyataannya

mengenai

Burhanuddin tidak dijumpai, namun bahwa para ahIi sejarah tidak banyak

keulamaan dari kealiman Syekh mengetahui tentang fakta sejarah

Burhanuddin tidaklah diragukan, hal khususnya mengenai silsilah Syekh

ini terbukti dari kemampuan beliau Burhanuddin ini. Namun demikian

dalam mengajar dan membina dengan penjelasan ringkas tentang

dengan pendidikan riwayat hidup Syekh Burhanuddin yang

masyarakat

agama Islam sekarang ini yang dapat diterangkan di atas, mudah-mudahan

kita lihat di desa Kuntu 100% dapat menjadi pelengkap bagi bukti-

masyarakatnya beragama Islam dan bukti yang telah ada ditemukan di

pengamalan agamanyapun sangat Kuntu khususnya mengenai peranan

kuat. Tanpa kemampuan dan Untuk Syekh Burhanuddin dalam

penguasaan Syekh Burhanuddin menyebarkan agama Islam di desa

terhadap ajaran Islam, mustahil Kuntu.

masyarakat tertarik dan menerima Memperkuat

dugaan

bahwa

Islam itu sebagai agama mereka. Syekh Burhanuddin bukanlah seorang

Sementara diketahui bahwa sebelum pedagang terlihat dari stempel yang

bertuliskan dengan aksara Arab “Syekh Islam masuk dan berkembang di Kuntu, masyarakat telah mempunyai

Burhanuddin waliyullah Qodhi Makkah kepercayaan lain yaitu Animisme

Al-Muk aromah”. dan Hindu Budha.Kenyataan ini

menunjukkan masyarakat Kuntu mau

1. Pendidikan Syekh Burhanuddin

menerima Islam yang disampaikan

Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU: (Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)

masyarakat Kuntu, telah mampu memberikan kesan

oleh Syekh Burhanuddin.Dan ini

dikalangan

tampaknya beliau lebih banyak tersendiri

menggunakan metode ceramah. Sebab Kuntu sekaligus membuktikan bahwa

terhadap

masyarakat

sampai akhir hayatnya, beliau tidak Islam itu lebih berkenan di hati

banyak meninggalkan tulisan yang masyarakat

dapat dljadikan sebagai dokumen atau keyakinan mereka dahulu.

dibanding

dengan

sebagai warisan peninggalan bagi Kemampuan

masyarakat Kuntu. Hal ini mungkin Burhanuddin

Syekh

dikarenakan kondisi masyarakati menyampaikanajaran pendidikan

dalam

yang tidak mengenal tulis baca, baik Islam di kalangan masyarakat

Arab maupun Latin atau Arab- Kuntu, didukung oleh penguasaan

Melayu. Artinya masyarakat ketika beliau yang mendalam terhadap

masihbuta huruf dalam ajaran agama Islam, di samping

itu

membacadan menulis.. kepribadian yang luhur. Tanpa hal

Syeh Burhanuddin dalam tersebut sulit baginya untuk berhasil

agama Islam menyampaikan pendidikan Islam di

mensyiarkan

berlandaskan kepada Al- qur’an dan kalangan masyarakat.

Sunnah.Berdasarkan observasi di Kuntu, maka dijumpai sebuah teks

2. Perkawinan Syekh Burhanuddin

Khutbah Jumat yang langsung ditulis Sebagai seorang makhluk

oleh beliau demikian kata sang Allah, yang tidak bisa dimungkiri

penyimpan. Teks tersebut disimpan kemanusiaannya,

oleh salah seorang dari keluarga Burhanuddin

maka

Syekh

isterinya. Selain itu juga dijumpai pernikahan. Dalam memilih teman

juga

melakukan

sebuah kitab dalam bentuk buku yang hidup Syekh Burhanuddin memi!ih

ditulis tangan.Kitab tersebut juga seorang putri desa Kuntu sebagai

disimpan oleh keluarga Syekh isterinya yang bernama Puti Sari

Burhanuddin di Kuntu.Berdasarkan Candrawasih anak Datuk Singkuang

keterangan dari yang menyimpan yang berasal dari suku Melayu

bahwa kitab ini ditulis oleh Syekh Singkuang.

Burhanuddin semasa hidupnya guna Burhanuddin dengan Puti Sari ini

Perkawinan

Syekh

pengembangan dakwah Islam.Hasil dikaruniai seorang anak laki-laki

salinan ini masih tersimpan sampai akan tetapi usianya tidak mencapai

oleh keluarganya dewasa hanya sampai 6 tahun saja

sekarang

2015). Menurut karena anaknya wafat.Oleh karena itu

(Wawancara,

keterangan ibu yang menyimpan kitab sampai saat ini keturunan beliau tidak

bahwa kitab yang ada di Kuntu kecuali hanya keturunan

tersebut

disimpannya itu belum pernah dari pihak isterinya saja.

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.oleh siapapun. Oleh karena

3. Karya Syekh Burhanuddin

itu apa kandungan isi kitab tersebut Dalam

tidak diketahui (Wawancara, 2015). mengembangkan ajaran agama Islam

usaha

beliau

Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,

Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015

4. Akhir Hayat Syekh Burhanuddin

hutan Kampar dan hutan lainnya di Makam

Kayu sungkai terletak di desa Kuntu.Menurut

digunakan untuk tanda makam atau keterangan yang diperoleh dari warga

sebagai batu nisan adalah dengan di sekitar makam bahwa makam

cara membalikkan batangnya yakni tersebut dulunya di tanah yang tinggi

yang ditanamkan ke tanah adalah tepi

ujung kayu dan bukan pangkal kayu adanya abrasi sungai dan terjadi juga

sungai.Namun

dikarenakan

sebangkan arah ke atas adalah peralihan

pangkal kayunya. Hal ini dilakukan diakibatkan banjir, maka batang

untuk ketahanan kayu sungkai sungai Subayangpun pindah yang

tersebut ketika ditanamkan ke tanah muaranyasampai saat ini dapat dilihat

sehingga tidak terjadi pelapukan di Koto Lintang Dusun Koto Tuo

kepada kayu yang digunakan untuk Desa

Kuntu.Sebelumberpindahnya

nisan kubur.

batang sungai Subayang, jarak Penggunaan kayu sungkai tempuh antara Kuntu dan Padang

memang banyak Sawah

untuk

nisan

digunakan oleh masyarakat zaman memakan waktu berhari-hari.

denganmemakai

sampan

dahulu karena kayu tersebut mudah Apabila dicermati makam

didapatkan. Pada kuburan Syekh Syekh Burhanudin, maka nisannya

Burhanuddin ditanamkan dua batang tidak terbuat dari batu atau lain

sungkai sebagai batu nisan yakni di sebagainya sebagaimana batu nisan di

bagian kepala setinggi lebih kurang makam yang lainnya akan tetapi

1,5 meter dan bagian kaki setinggi berbentuk batang kayu. Menurut H

lebih kurang setengah meter. Junaidi,

Pimpinan

Ponpes

Burhanuddin Kuntu, batu nisan Syekh

5. Perjuangan Syekh Burhanuddin

Burhanuddin asalnya adalah pohon

Mengembangkan Dakwah Islam

sungkai yang telah menjadi batu. Sebelum menyebarkan agama Islam Sejak ditanam hingga sekarang tak

di daerah Kuntu, Syekh Burhanuddin ada yang bisa mencabutnya.Bahkan,

telah menyebarkan agama Islam di seekor gajah pernah mencabut dengan

daerah Batu Hampar Sumatera Barat belalainya, namun tidak dapat

selama sepuluh tahun pada tahun tercabut bahkan ternyata gajah itu

yakni tahun 560 H-570 H atau 1141 langsung mati (Wawancara, 2015).

M. Kemudian Berkaitan

M-1151

mengembangkan Islam di daerah sungkai yang dipergunakan sebagai

dengan

kayu

Sumatra Barat lainnya selama lima nisan di makam memang biasa

tahun sejak tahun 570 H-575 H atau digunakan masyarakat pada masa

tahun 1151 M- 1156 M yakni di lampau karena batu nisan yang

daerah Kumpulan. Setelah itu di dicetak seperti sekarang ini belum

daerah Ulakan Pariaman Sumatera ada. Oleh karena itu digunakanlah

Barat selama limabelas tahun sejak batang kayu sungkai untuk nisannya,

tahun 575 H- 590 H atau tahun 1156 Kayu sungkai banyak tumbuh di

M- 1171 M.

Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU: (Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)

Menurut catatan sejarah kaum muslimin, (4) Menolak faham Nusantara bahwa pada masa Raja

Atheisme.

Cola dari India Selatan dapat

yang harus melumpuhkan kekuasaan maritim

Kegiatan

dalam rangka Sriwijaya.Seluruh wilayah kekuasaan

diselenggarakan

pelaksanaan dakwah itu mencakup hal Sriwijaya

yang sangat luas yang meliputi Nusantara termasuk juga di daerah

bagaimana usaha untuk mengajak orang Kuntu. Kesempatan ini pula yang

yang belum beragama Islam untuk mau dimanfaatkan oleh penguasa Islam

menerima Islam sebagai agamanya. untuk mengembangkan ajarannya

Sedangkan kewajiban untuk berdakwah dengan mengirimkan ulama-ulama ke

itu tidak mempunyai waktu tertentu akan berbagai wilayah dan daerah yang ada

tetapi dapat dilaksanakan kapan dan di salah satunya adalah Syekh

dimana saja, seperti apa yang telah Burhanuddin yang menganut mazhab

dilakukan oleh para Rasul Allah Swt Syafi’i dalam menyebarkan da’wah

Dengan tujuan untuk Islam.

terdahulu.

menumbuhkan pengertian, kesadaran Dengan adanya dakwah jelaslah

panghayatan dan pengamalan ajaran merupakan suatu usaha untuk mengajak

agama Islam yang dibawa oleh para da’i orang lain menyakini dan mengamalkan

atau juru dakwah (Arifin, 2005, 14), aqidah dan syari’ah Islam yang lebih

Dalam pengembaraannya menyebarkan dahulu telah diyakini dan diamalkan

dan mengembangkan dakwah Islam, oleh pendakwah itu sendiri. Adanya

Syekh Burhanuddin sebelum sampai dakwah merupakan salah satu usaha

kedesa Kuntu, beliau telah menyinggahi dalam menyebarkan agama Islam,

beberapa daerah lain dengan tujuan yang karena dakwah mempunyai tujuan yang

sama yaitu untuk mengembangkan hendak

ajaran agama Islam.Strategi yang aktifitasnya.Sebagaimana

dicapai

dalam

digunakan Syekh Burhanuddin dalam dikatakan oleh Asmuni Syakir bahwa

yang

tugasnya dalam tujuan umum dakwah Islam adalah

melaksanakan

mengembangkan dakwah Islam di mengajak umat manusia kepada jalan

dilakukan dengan yang benar yang diridoi oleh Allah Swt.

daerah Kuntu

pendekatan yang berbagai macam antara agar dapat hidup bahagia dan sejahtera

lain (1) pendekatan kepada kepala di dunia dan di akhirat (Asmuni Syakir,

sukudengan maksud untuk mengajak 1983, h. 51).Selain itu tujuan dakwah itu

mereka (kepala suku) memeluk agama antara lain adalahn (1) Menyiarkan

Islam. Setelah kepala suku ini masuk tuntunan Islam, membetulkan aqidah

Islam, Syekh Burhanuddin berharap agar dan

para kepala suku ini nantinya akan manusia,

menyampaikan dan mengajak anggota Memindahkan hati dari keadaan yang

sukunya untuk memeluk agama Islam. jelek kepada keadaan yang baik, (3)

Cara seperti inilah yang dilakukan Membentuk

Syekh Burhanuddin ketika memasuki menguatkan tali persatuan diantara

persaudaraan

dan

desa Kuntu.Namun sebelum memasuki desa Kuntu diprediksi bahwa terlebih

Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,

Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015

dahulu beliau

agama Islam telah menjalar kesetiap desa.Prediksi ini muncul karena bahasa

belajar

bahasa

masyarakat dengan cara berguna untuk komunikasi sebab sangat

lapisan

pendekatan yang dilakukan olch Syekh mustahil kalau tidak memahami bahasa

Burhanuddin terhadap Datuk Mahudum, daerah akan terjadi interaksi dengan

akan tetapi masih ada kelompok masyarakat tempatan.

masyarakat yang tidak mau mengikuti Berdasarkan informasi dari Buya

ajaran agama Islam yang dibawa oleh Habibullah,

Syekh Burhanuddin ini di antaranya tingkat Wustha Ponpes Salafiyah Syekh

S.Pd.I.yakni

pimpinan

adalah Suku Melayu Singkuang. Burhanuddin Kuntubahwa ketika Syekh

Kelompok masyarakat ini masih taat Burhanuddin memasuki desa Kuntu,

memakai tradisi lama mereka seperti beliau menetap dirumah seorang pemuka

memakan tupai dan kelelawar.Namun masyarakat yang bergelar “Datuk

Syekh Burhanuddin tidak putus asa Mahudum”. Itulah awal kegiatan Syeikh

dalam menyiarkan ajaran Islam, bahkan Burhanuddin mengembangkan ajaran

beliau melakukan pendekatan melalui Islam di Kuntu bak pepatah masyarakat

perkawinan yaitu dengan meminang setempat kok melompat basitumpu, kok

salah seorang gadis dalam Suku Melayu mencancang basingkalan maksudnya

Singkuang yang bernama Putri Sari. dari rumah Datuk Mahudum itulah

Untuk meminang perempuan dari Syekh Burhanuddin mengembangkan

Suku Melayu Singkuang tersebut, maka ajaran agama Islam (wawancara, 2015)

Syekh Burhanuddin menyampaikan Dengan

hasratnya kepada orang tua asuhnya Burhanuddin berdomisili di Kuntu,

adanya

Syekh

yaitu Datuk Mahudum lalu orang tua Datuk Mahudum akhirnya mulai sadar

asuhnya melakukan peminangan kepada dan memeluk agama Islam. Dengan

perempuan yang dimaksudkan.Setelah masuk Islam Datuk Mahudum, iapun

pinangan dilakukan, maka balasannya mulai menyampaikan petuahnya kepada

adalah kata-kata yang tidak terpuji yakni masyarakatnya. Dan itu sejalan dengan

“untuk apa saya bersuamikan orang dipetuah katakan “kok bakawan juo

seperti itu, kepalanya besar, matanya urang pamaling, awakpun ikuik menjadi

besar pula, hidung,telinga serta telapak pamaling; kok bakawan juo urang baik,

kakinya begitu besar, dari pada bersuami awakpun

dengan orang itu lebih baik tidak (wwancara 2015) maksudnya kalau

bersuami selama hidup”. Mendengar berteman dengan orang jahat kita akan

cacian serta ejek-ejekan Putri tersebut terikut juga dengan kejahatannya, kalau

menyebabkan Syekh berteman dengan orang baik tentu kita

tidaklah

Burhanuddin putus asa, namun Syekh akan berbuat baik juga. Dengan

Burhanuddin kembali ke Putri tersebut demikian terjalin sebuah persahabatan

Dokumen yang terkait

ISLAM DAN KEBUDAYAAN MELAYU DI ERA GLOBALISASI DI MALAYSIA

0 0 9

MENELUSURI JEJAK ARKEOLOGI DI SIAK

0 0 21

RAMUAN HERBAL NON INSTAN DALAM NASKAH KITAB TIB SEBAGAI ALTERNATIF PENGOBATAN Ellya Roza UIN Sultan Syarif Kasim Riau Email: ellyaroza_60yahoo.com Abstrak: “Back to nature”, kalimat tersebut sering terdengar di telinga dan terbaca, baik melalui media

0 1 18

MENGUAK NILAI-NILAI MAGIS PADA TRADISI PACU JALUR DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Silawati dan Aslati

0 0 14

ANALISIS KONTRASTIF PENULISAN ARAB MELAYU RIAU DAN PENULISAN BAHASA ARAB SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PENGAJARAN BAHASA ARAB

0 1 20

DIALEKTIKA ISLAM DALAM BUDAYA LOKAL: POTRET BUDAYA MELAYU RIAU Hasbullah

0 1 24

SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Tuti Andriani Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau e-mail : tiadelwys_sweetyahoo.com Abstract - SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

0 0 24

PENDIDIKAN JALAN TENGAH DI KERAJAAN SIAK (1915-1945)

0 0 10

Penerapan Dan Pengelolaan Manajemen Resiko (Risk) Dalam Industri Perbankan Syariah: Studi Pada Bank BUMN dan Bank Non BUMN Tasriani dan Andi Irfan UIN Sultan Syarif Kasim Riau Email: tasriani60yahoo.com Email: andi.irfanuin-suska.ac.id Abstract - Penerapa

0 0 15

PERSPEKTIF HISORIS ARKEOLOGIS TENTANG KERAGAMAN BENTUK BENTUK MASJID TUA DI NUSANTARA Abd. Ghofur Fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau Email: ghofur06yahoo.com Abstract - PERSPEKTIF HISORIS ARKEOLOGIS TENTANG KERAGAMAN BENTUK BENTUK MASJID TUA DI NUSANTARA

0 2 12