METODE PENELITIAN Populasi, Sampel dan Sampling

  ISSN : 2477

  • – 0604

  Vol. 2 No. 1 Januari-Maret 2016 | 01-09

PENGARUH TERAPI KOMPRES HANGAT DENGAN JAHE TERHADAP

PERUBAHAN INTENSITAS NYERI PADA LANSIA YANG MENDERITA

ARTHRITIS REUMATOID DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA

PUSPAKARMA MATARAM

  

I Made Eka Santosa, Ainun Jaariah, Muhammad Arsani

Star Pengajar STIKES Mataram

ABSTRACT

Nyeri adalah perasaan tidak nyaman yang betul-betul subyektif dan hanya orang yang

menderitanya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasinya.Salah satu tindakan peredaan

nyeri pada pasien yang mengalami nyeri arthritis rheumatoid adalah dengan terapi kompres

hangat dan masase terapi jahe dimana menyebabkan pengeluaran endorphin pada tahap

modulasi nyeri yang dapat menyebabkan vasodiltasi sehingga dapat meningkatkan aliran

darah dan rasa nyeri pun bisa berkurang dan berhenti.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh terapi kompres hangat

dengan pemberian masase terapi jahe terhadap perubahan intensitas nyeri pada lansia yang

menderita arthritis reumatoid di Pa ntiSosialTresnaWerdha ”Puspakarma” Mataram.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian two group pre-post test design. Tehnik

pengambilan sampel yaitu menggunakan tehnik total sampling, dengan jumlah sampel

sebanyak 24 responden. Analisa data menggunakan uji statistic t-test.

Berdasarkan hasil uji statistic didapatkan ada pengaruh terapi kompres hangat dan masase

  =0.001, <0.05) dan pemberian terapi terapi jahe dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh (

massage jahe diperoleh dengan nilai (=0.034, <0.05) terhadap perubahan intensitas nyeri

pada lansia yang menderita artritis reumatoid, maka Ho di tolak.

  

Dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh terapi kompres hangat

dengan pemberian masase terapi jahe terhadap perubahan intensitas nyeri pada lansia yang

menderita arthritis rheumatoid diPantiSosial Tresna Werdha”Puspakarma” Mataram”,

Oleh karena itu, disarankan kepada perawat maupun tenaga kesehatan lainnya sangat

penting untuk memberikan KIE (Komunikasi Informasi dan edukasi) tentang pemberian

kompres hangat dan pemberian masase terapi jahe pada penderita athritis reumatoid.

  Kata kunci: Kompres Hangat, Masase Terapi Jahe, Intensitas Nyeri

  terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan

  PENDAHULUAN yang diderita (Darmojo, 2004).

  Proses menua (Aging Process) adalah suatu Salah satu perubahan fisik pada lanjut proses menghilangnya secara perlahan-lahan usia adalah gangguan muskuloskletal dimana kemampuan jaringan untuk memperbaiki kekuatan muskular mulai merosot sekitar usia diri/mengganti dan mempertahankan fungsi 40 tahun, dengan suatu kemunduran yang normalnya sehingga tidak dapat bertahan dipercepat setelah usia 60 tahun. Perubahan gaya hidup dan penurunan penggunaan sistem muskuloskletal adalah penyebab utama untuk kehilangan kekuatan otot. Salah satu penyakit yang sering terjadi pada sistem muskuloskletal adalah artritis reumatoid. Artritis reumatoid adalah kondisi dimana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi.Nyeri dapat digambarkan sebagai suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang sudah atau berpotensi terjadi (Price, 2005). Menurut data yang didapatkan di Panti Sosial Tresna Werda “Puspakarma” Mataram didapatkan penyakit terbanyak yang dirawat selama 3 tahun terakhir yaitu, artritis reumatoid, hipertensi, gastritis dan osteoartritis. Dari hasil studi pendahuluan di Panti Sosial Tresna Werda “Puspakarma” Mataram di dapatkan jumlah lansia yang mengalami penyakit artritis reumatoid dari tahun 2012- 2013 sebanyak 24 orang. Penanganan artritis reumatoid secara umum yaitu secara farmakologis dan non- farmakologis. Obat farmakologik adalah bentuk pengendalian nyeri yang paling sering digunakan. Namun dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk memberikan terapi nonfarmakologi karena mengingat bahwa terapi farmakologi itu sendiri memiliki efek samping yang cukup banyak seperti depresi pernafasan, mual dan muntah, dan konstipasi. Selain itu, obat farmakologi juga dapat menimbulkan toleransi, ketergantungan, dan mendorongdikembangkannyasejumlahmetode nonfarmakologik untuk mengatasi nyeri. Dengan demikian peneliti berusaha memberikan terapi kompres hangat dan masase terapi jahe yang kiranya patut menjadi salah satu alternatif sebagai pengontrol nyeri supaya terhindar dari resiko efek samping yang dapat merusak organ tubuh pasien yang mengalaminyeri pada penderita atritis rematoid,demi melanjutkan kehidupan yang lebih produktif. Aplikasi panas adalah tindakan sederhana yang telah lama diketahui sebagai metode yang efektif untuk mengurangi nyeri atau kejang otot. Panas dapat disalurkan melalui konduksi (botol air panas, bantalan pemanas listrik, lampu, kompres basah panas), atau konveksi (whirlpool, sitz bath, berendam air panas), atau konversi (ultrasonografi, diatermi)(Price, 2005). Salah satu tanaman yang sering dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional oleh masyarakat Indonesia adalah jahe. Tanaman ini sering digunakan sebagai obat alternative misalnya dengan cara menumbuk kemudian menyeduhkanya dengan air panas dan airnya diminum untuk mengobati masuk angin. Selain itu, jahe juga dapat mengobati berbagai macam penyakit seperti : batuk, mengurangi bau amis asi, membangkitkan nafsu makan, mulas, rematik, perut kembung, sakit kepala, gatal (Sutriano K, 19998). Jahe yang nama ilmiahnya zingider officinale sudah tidak asing bagi kita, sifat khas jahe di sebabkan adanya minyak atsiri dan oleoresin jahe. Aroma harum jahe di sebabkan oleh

   02

  I MADE EKA SANTOSA

AINUN JAARIAH

  I MADE EKA SANTOSA

   03

AINUN JAARIAH

  menyebabkan rasa pedas. Minyak jahe berisi Sosial Tresna Werdha”Puspakarma” gingero yang berbau harum khas jahe, Mataram berkhasiat mencegah dan mengobati penyakit

  b. Intensitas Mengidentifikasi radang sendi tulang sperti artritis. NyeriArthritis Rematoid Lansia Pada Secara umum, komponen senyawa kimia yang Kelompok Perlakuan Setelah terkandung dalam jahe terdiri dari minyak Pemberian TerapiKompres Hangat menguap (volatile oil), minyak tidak menguap Dan Masase Terapi Jahe Di Panti (non volatile oil), dan pati. Minyak atsiri

  Sosial Tresna Werdha ”Puspakarma” termaksud jenis minyak menguap dan , Mataram merupakan suatu komponen yang memberi

  c. perbedaan pengaruh Menganalisis bau yang khas . Kandungan minyak tidak terapi kompres hangat dengan menguap disebut oleoresin (gingeraol, pemberian masase terapi jahe shogaols) yaitu suatu komponen yang terhadap perubahan intesitas nyeri memberikan rasa pahit dan pedas (prasetyo, pada lansia yang menderita artritis Y.T, 2003). reumatoiddi Panti Sosial Tresna

  Berdasarkanfenomena diatas, peneliti Werdha ”Puspakarma” Mataram tertarik melakukan penelitian dengan judul

  “perbedaan pengaruh terapi kompres hangat

METODE PENELITIAN

  dengan pemberian masase terapi jahe terhadap

  Populasi, Sampel dan Sampling

  perubahan intensitas nyeri pada lansia yang Populasi penelitian menderita artritis reumatoid di Panti Sosial

  Populasi adalah setiap subjek Tresna Werdha”Puspakarma” Mataram . (misalnya manusia; klien) yang memenuhi

  Tujuan Penelitian

  kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 1.

   Tujuan umum

  2011). Pada penelitian ini populasi yang Untuk mengetahui perbedaan pengaruh diambil adalah semua lansia yang mengalami terapi kompres hangat dengan pemberian nyeri artritis reumatoid di Panti Sosial Tresna masaseterapi jahe terhadap perubahan

  Werdha ”Puspakarma” Mataram yang intensitas nyeri pada lansia yang berjumlah sebanyak 24 orang. menderita artritis reumatoid di Panti

  Sampel adalah terdiri dari bagian Sosial Tresna Werdha”Puspakarma” populasi terjangkau yang dapat dipergunakan Mataram sebagai subjek penelitian melalui sampling

2. Tujuan Khusus

  (Nursalam, 2011).Sampel dalam penelitian ini

  a. Intensitas Mengidentifikasi adalah lansia yang mengalami nyeri artritis NyeriArthritis Rematoid Lansia Pada reumatoid di Panti Sosial Tresna Werdha Kelompok Perlakuan Sebelum

  ”Puspakarma” Mataram yang berjumlah 24 Pemberian Terapi Kompres Hangat responden.

  Teknik sampling

  Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan objek penelitian (Nursalam, 2011). Dalam penelitian ini teknik sampel yang digunakan adalah total sampling

  Rancangan penelitiian

  Desain penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam penelitian, karena desain penelitan pada dasarnya merupakan strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan bagi keperluan pengujian hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian dan sebagai alat untuk mengontrol atau mengendalikan berbagai variabel dalam penelitian. Desain penelitian pada hakekatnya merupakan strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian (Nursalam, 2008).

  Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan kuasi eksperimen dengan menggunakan rancangan two group pre-post test design.

  Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

  Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan kepada subyek atau responden dan proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penilainan (Nursalam, 2011).

  Instrumen

  Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti mudah diolah (Arikunto, 2006).Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah denganpedoman observasi yang di validkan dengan wawancara.

  Observasi adalah meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2006).Pada teknik pengumpulan data menggunakan observasi terstruktur peneliti menggunakan pendekatan berdasarkan kategori sistem yang telah dibuat oleh peneliti untuk mengobservasi suatu peristiwa dan prilaku dari subyek (Nursalam, 2008).

  Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lembar observasi berupa Skala Bourbonaisuntuk mengukur intensitas nyeri saat Pre-Test dan Post-test dengan melihat respon subyek; apabila responden terlihat berkomunikasi dengan baik maka termasuk nyeri ringan, apabila responden terlihat mendesis, menyeringai, menunjukan lokasi nyeri, dapat mendiskripsikan nyeri , dan bisa mengikuti perintah dengan baik maka termasuk nyeri sedang, dan apabila responden tidak mengikuti perintah tetapi dapat merespon terhadap tindakan, dapat menunjukan lokasi nyeri, tidak dapat mendiskripsikanya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi, napas panjang maka termasuk nyeri berat.

  Analisa Data

  Analisa pada penelitian ini menggunakan uji t-test dengan tingkat kemaknaan α < 0.05 hasil dari perhitungan tersebut untuk memperoleh nilai signifikan dapat dikonsultasikan ke tabel harga t. Ha diterima apabila t hitung lebih besar dari t Rumus uji t menurut Arikunto (2010) responden (25%), dan nyeri berat 2 responden adalah: (8,33%).

  Pada kelompok lansia sebelum

  Md t

   2 diberikan terapi masase jahe yaitu dalam  x d

  N ( N

  1 ) kategori nyeri ringan sebanyak 4 responden (16,67%), nyeri sedang sebanyak 6 responden

  Keterangan : (25%), dan nyeri berat 2 responden (8,33%), t = koefisien t dan di dapatkan dari keseluruhan kelompok

  Md = mean dari perbedaan pre test sebelum diberikan perlakuan dari kategori nyeri dengan post test (post test-pre test) ringan 8 responden (33,33%) nyeri sedang xd = deviasi masing-masing subyek (d- sebanyak 12 responden (50%) dan nyeri berat 4 2 Md) responden (16,67%) d = jumlah kuadrat deviasi

  Σx N = subyek pada sampel Identifikasi Intensitas Nyeri Arthritis d.b = ditentukan dengan N-1 Reumatoid Setelah Diberikan Perlakuan

  Kompres Hangat Dan Terapi Masase Jahe HASIL PENELITIAN Tabel .

  1.2Distribusi Intensitas Nyeri Responden Setelah Diberikan

  Identifikasi Intensitas Nyeri Arthritis

  Perlakuan

  Reumatoid Sebelum Diberikan Kompres Perlakuan

  Hangat Dan Terapi Masase Jahe Intensitas Kompres Terapi Jumlah Frek % Frek % frek %

  Tabel 1. ; Distribusi Intensitas Nyeri Responden

  Nyeri ringan 8 33,3 5 20,8 13 54,1 Nyeri 4 16,6 7 29,1 11 45,8

  Sebelum Diberikan Perlakuan

  sedang Nyeri berat Total

  12

  50

  12

  50 24 100 Intensitas Perlakuan

  Sumber : Data Primer

  nyeri Kompres Terapi Jumlah hangat masase jahe

  Dari Tabel 4.2 menunjukkan bahwa

  Frek % Frek % Frek % Nyeri 4 16,6 4 16,6 8 33,3

  intensitas nyeri pada kelompok lansia setelah

  ringan Nyeri

  6

  25

  6

  25

  12 50 diberikan terapi kompres hangat dan terapi sedang

  masase jahe berturut-turut dan diobservasi,

  Nyeri 2 8,3 2 8,3 4 16,6 berat

  pada kelompok lansia yang diberi kompres

  Total

  12

  50

  12

  50 24 100

  hangat dalam kategori nyeri ringan sebanyak Sumber: Data Primer 8 responden (33,33%), nyeri sedang

  Dari Tabel 1.1 menunjukkan bahwa sebanyak 4 responden (16,67%). intensitas nyeri pada kelompok lansia sebelum

  Pada kelompok lansia yang diberikan diberikan terapi kompres hangat sebagian besar terapi masase jahe yaitu dalam kategori nyeri yaitu dalam kategori nyeri ringan sebanyak 4 ringan sebanyak 5 responden (20,83%), nyeri responden (16,67%), nyeri sedang sebanyak 6 sedang sebanyak 7 responden (29,17%), dan di dapatkan dari keseluruhan kelompok responden setelah diberikan perlakuan dari kategori nyeri ringan 13 responden (54,17%) nyeri sedang sebanyak 11 responden (45,83%).

  Analisa Perbedaan Pengaruh Terapi Kompres Hangat Dengan Pemberian Terapi Masase Jahe Terhadap Perubahan Intesitas Nyeri Pada Lansia Yang Menderita Artritis Rheumatoid.

  12

  PEMBAHASAN Mengidentifikasi Intensitas Nyeri Arthritis Reumatoid Sebelum Diberikan Kompres Hangat Dan Masase Terapi Jahe Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha ”Puspakarma” Mataram

  reumatoid di Panti Sosial Tresna Werdha ”Puspakarma” Mataram..

  Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji T berpasangan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi masase jahe dengan taraf signifikan 0,05, diperoleh hasil nilai ( =0.034, <0.05). Hal ini menunjukan bahwa ada pengaruh terapi masase jahe terhadap perubahan intensitas nyeri pada lansia yang menderita penyakit artritis

  Uji T Berpasangan Pengaruh Terapi Massage Jahe

  reumatoid di Panti Sosial Tresna Werdha ”Puspakarma” Mataram.

  =0.001, <0.05). Hal ini menunjukan terhadap perubahan intensitas nyeri pada lansia yang menderita penyakit artritis

  Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji T berpasangan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi kompres hangat dengan taraf signifikan 0,05, diperoleh hasil nilai (

  Uji T Berpasangan Pengaruh Terapi Kompres Hangat

  Pada Tabel 1.3 dapat dijelaskan hasil penelitian perbedaan pengaruh terapi kompres hangat dengan terapi masase jahe sebelum dan sesudah diberikan perlakuan terhadap perubahan intensitas nyeri pada lansia yang menderita arthritis rheumatoid di Panti Sosial Tresna Werdh a ”Puspakarma” Mataram.

  12 Sumber : Data Primer

  12

Tabel 1.3 Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum

  12

  7 Total

  6

  4

  6

  5 Nyeri sedang

  4

  8

  4

  Intensitas nyeri Perlakuan Kompres hangat Terapi masase jahe Pre test Post test Pre test Post test Nyeri ringan

  Diberikan Perlakuan Dan Setelah Diberikan Perlakuan Terapi Kompres Hangat DanTerapi Masase Jahe.

  Berdasarkan tabel 1.1 menunjukan bahwa sebelum di berikan terapi kompres hangat dan terapi masase jahe responden merasakan nyeri dengan nilai skala yang berbeda-beda, yaitu dari keseluruhan didapatkan responden dengan kategori nyeri sedang.Hal ini dimungkinkan karena secara alami, nyeri adalah pengalaman yang bersifat sangat pribadi/personal (Kenworthy et al, 2002) sehinggamasing-masing individu akan mempersepsikan nyerinya dengan berbeda pula tergantung pada faktor-faktor lain yang mempengaruhi nyeri. Faktor-faktor psikologis dan kognitif berinteraksi dengan faktor-faktor neurofisiologis dalam mempersepsikan nyeri, diantaranya pengalaman masa lalu dengan nyeri, usia, budaya, ansietas, makna nyeri dan gaya koping (Potter & Perry, 2005).

  Keadaan ini menunjukkan bahwa nyeri yang timbul merupakan tanda peringatan bahwa terjadi kerusakan jaringan sehingga nyeri merupakan mekanisme fisiologis yang bertujuan untuk melindungi diri dan harus menjadi pertimbangan utama keperawatan saat mengkaji nyeri (Perry & Potter, 2005).

  Sensasi nyeri terjadi ketika merasakan nyeri, individu bereaksi terhadap nyeri dengan cara yang berbeda. Toleransi individu terhadap nyeri merupakan titik yaitu terdapat suatu ketidakinginan untuk menerima nyeri dengan tingkat keparahan yang lebih tinggi dan durasi yang lebih lama. Toleransi bergantung pada sikap, motivasi dan nilai yang diyakini seseorang (Perry & Potter, 2005).

  Pasien akan menunjukkan berbagai prilaku atau gerakan tubuh yang khas dan ekspresi wajah yang mengindikasikan nyeri meliputi: klien terlihat mendesis, memegang bagian tubuh yang terasa nyeri dan ekspresi wajah yang menyeringai tetapi masih dapat menunjukkan lokasi nyeri serta dapat mendiskusikan rasa nyeri yang dialami dan dapat mengikuti perintah dengan baik. Nyeri yang dirasakan bersifat subyektif dan sangat bersifat individual.

  Mengidentifikasi Intensitas Nyeri Arthritis Rumattoid

   Setelah Diberikan Kompres Hangat Dan Terapi Massage Jahe Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha ”Puspakarma” Mataram

  Berdasarkan tabel 1.2 menunjukan setelah dilakukan kompres hangat dan terapi

  massage jahe di dapatkan responden dengan kategori nyeri ringan dan nyeri sedang. Hasil

  rata-rata tingkat nyeri sesudah diberikan perlakuan kompres hangat dan terapi Massage jahe terdapat penurunantingkat nyeri responden di bandingkan sebelum diberikan perlakuan.Hasil tersebut menunjukkan bahwa kompres hangat dan terapi massagejahe berpengaruh didalam menurunkan intensitas nyeri yang dialami para responden.

  Hasil penelitian ini diperkuat dengan pernyataan Hidayat, (2006) yang mengungkapkan bahwa kompres hangat merupakan tindakan keperawatan dengan memberikan kompres hangat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman.Tindakan ini dapat dilakukan pada pasien yang mengalami nyeri, resiko terjadi infeksi luka, dan kerusakan fisik (mobilitas), tetapi pada kompres hangat digunakan pada permukaan jaringan yang tertutup (bengkak) tidak memerlukan prinsip steril.Teori gate control mengatakan bahwa stimulasi kulit mengaktifkan transmisi serabut saraf sensori A-beta yang lebih besar dan lebih cepat. Proses ini menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dan deta-A berdiameter kecil. Gerbang sinap menutup transmisi impuls nyeri. Kompres menggunakan air hangat akan nyeri dengan menyingkirkan produk-produk inflamasi, seperti bradikinin, histamin, dan prostaglandin yang menimbulkan nyeri lokal. Panas akan merangsang serat saraf yang menutup gerbang sehingga transmisi impuls nyeri ke medula spinalis dan ke otak dihambat. Sedangkan Untuk pemberian terapi massage

  jahe , Hasil penelitian ini diperkuat dengan

  pernyataan Prasetyo,(2003) yang mengungkapkan bahwa kandungan gingerol pada jahe yang memberikan rasa pedas dan panas, bekerja langsung ke pusat saraf dimana menyebabkan pengeluaran endorphin yang dapat mengakibatkan terjadinya vasodilitasi sehingga dapat meningkatkan aliran darah ke bagian sendi dan memblok transmisi stimulus nyeri. Cara lainnya adalah dengan mengaktifkan transmisi serabut saraf sensori A-beta yang lebih besar dan lebih cepat, sehingga menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dan A-delta berdiameter kecil sekaligus menutup gerbang sinap untuk transmisi impuls nyeri.

  Menganalisa perbedaan pengaruh kompres hangat dengan masase terapijahe terhadap penurunan intensitas nyeri arthritis reumatoid pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha ”Puspakarma” Mataram

  Berdasarkan Hasil perhitungan menggunakan Hasil analisa statistik dengan Uji T-tes untuk mengetahui perbedaan pengaruh terapi kompres hangat dan terapi

  massage jahe dengan taraf signifikan 0,05

  diperoleh hasil nilai signifikan pada kompres hangat = 0,001, sedangkan hasil nilai signifikan pada terapi terapi massage jahe = perbedaan pengaruhterapi kompres hangat dan

  terapi massage jahe terhadap perubahan

  intensitas nyeri arthritis reuamtoiddi Panti Sosial Tresna Werdha ”Puspakarma” Mataram.

  Dari hasil perhitungan menunjukan kedua terapi non farmakologi berpengaruh untuk menurunkan nyeri namun bila dilihat bahwa kompres hangat lebih berpengaruh dalam menurunkan nyeri arthritis reumatoid dengan taraf signifikan 0,001 dibandingkan dengan terapi massage jahe dengan taraf signifikansi 0,034.

  Kompres hangat lebih berpengaruh dari terapi massage jahe dikarenakan pada kompres hangat pada saat terjadinya nyeri, air hangat akan meningkatkan aliran darah, dan meredakan nyeri dengan menyingkirkan produk-produk inflamasi, seperti bradikinin, histamin, dan prostaglandin yang menimbulkan nyeri lokal. Sedangkan pada

  terapi massage jahe kandungan gingerol pada

  jahe yang memberikan rasa pedas dan panas, bekerja langsung ke pusat saraf dimana menyebabkan pengeluaran endorphin yang dapat mengakibatkan terjadinya vasodilitasi sehingga dapat meningkatkan aliran darah ke bagian sendi dan memblok transmisi stimulus nyeri. Cara lainnya adalah dengan mengaktifkan transmisi serabut saraf sensori A-beta yang lebih besar dan lebih cepat, sehingga menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dan A-delta berdiameter kecil sekaligus menutup gerbang sinap untuk transmisi impuls nyeri. Jadi kompres hangat lebih berpengaruh dikarenakan pada saat proses mekanisme untuk penurunan nyerinya Brunner & Suddarth. (2004). Buku Ajar

  Keperawatan Medikal Bedah vol

  kompres hangat lebih dekat dari pada terapi

  1 . Jakarta: EGC

  massage jahe, sehingga kompres hangat lebih Chayatin,M., Santoso. 2009. Ilmu

  Keperawatan Komunitas Konsep berpengaruh. Dan Aplikasi Edisi 2. Salemba Dengan demikian pemberian Medika: Jakarta.

  kompres hangat dan terapi massage jahe dapat Darmojo, B. (2006). Buku Ajar Geriatri (Ilmu dijadikan sebagai alternatif pilihan untuk Kesehatan Usia Lanjut) Edisi Ke-

  3, Balai Pustaka FKUI, Jakarta. menurunkan intensitas nyeri arthritis reumatoid pada lansia secara non farmakologis Hegner,B.R., Caldwell,E. 2003. Asisten

  Keperawatan Suatu Pendekatan yang relatif tidak menimbulkan efek samping. Proses Keperawatan . Ed.6. EGC: Jakarta.

  KESIMPULAN

  Hidayat, A.A. 2006. Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep dan A. Sebelum diberikan terapi kompres hangat proses keperawatan. jakarta : dan terapi masase jahe didapatkan salemba mediak responden dengan kategori nyeri sedang.

  Irianto,K. 2004. Struktur Dan Fungsi Tubuh

  B. Setelah diberikan kompres hangat dan Manusia Paramedis, Bandung: Yrama Widya. terapi masase jahe di dapatkan responden

  dengan kategori nyeri ringan dan kategori Kenworthy. (2002). Common Foundation Studies in Nursing , Third

  nyeri sedang

  Edition , Churchill Livingstone,

  C. Berdasarkan Hasil uji statistik yang telah USA Kozier,B., Berman,A. 2009. Buku Ajar dilakukan, dengan taraf signifikan 0,05

  Praktek Keperawatan Klinis .Ed.

  diperoleh hasil nilai signifikan pada 5. EGC: Jakarta.

  Lukito, 2007. Jahe dan hasil olahannya.jakarta: kompres hangat = 0,001, sedangkan hasil pustaka sinar harapan. nilai signifikan pada terapi massage jahe

  Lukman., Ningsih,N. 2011. Asuhan Dapat diartikan bahwa ada = 0,034.

  Keperawatan Pada Klien Dengan

  perbedaan pengaruhterapi kompres

  Gangguan Sistem Muskuloskletal, Salemba Medika: Jakarta.

  hangat dan terapi massage jahe, maka Ha diterima.

  Maheshwari H.2002.Pemanfaatan obat alami: Potensi dan prospek pengembangan (online). http://

DAFTAR PUSTAKA

  rudct.tripod.com./sem2_012/hera_ma heshwari.htm Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur

  Penelitian Suatu Pendekatan

  Mubarak, Wahit Iqbal dan Chayatin, Nurul,

  Praktek, Edisi Revisi V . Rineka

  2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Cipta: Jakarta. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian

  Arikunto,S.2006.Prosedur penelitian suatu

  Kesehatan . Ed. Rev. Rineka Cipta:

  pendekatan peraktek.Jakarta:Rineka Jakarta. medika Nugroho,W. 2008. Keperawatan Gerontik Brunner & Suddarth , Edisi 8. EGC: Dan Geriatrik , Edisi 3. EGC: Bandung.

  Jakarta.

  Sony Prabowo, Sp.A.(2013). Jahe Obat Nursalam. 2011. Konsep Dan Penerapan Tradisional Multiguna,

  Metodologi Penelitian Ilmu

Tesis, Dan Instrument Penelitian Diaksestanggal 28 Februari 2013 Keperawatann Edisi 2. Salemba

  Medika: Jakarta. Stanley,M., Beare,P.G. 2006. Keperawatan Gerontik Edisi 2. EGC; Jakarta. Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan

  Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, Dan Instrument Penelitian Keperawatann .Jakarta:Salemba

  Medika Paimin F.B. dan Murhananto.2002. budidaya pengolahan perdagangan jahe, jakarta: Penebar swadaya. Potter,P.A., Perry,A.G. 2005. Fundamental Keperawatan Edisi 4. EGC: Jakarta.

  Prasetyo, Y.T.2003. Khasiat Dan Manfaat Jahe si rimpang ajaib. Jakarta: EGC. Price,S.A., Wilson,L.M. 2005. Patofisiologi

  Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. EGC: Jakarta.

  Stanley mickey & beare patricia gauntlet.2007.

  Buku ajar keperawatan gerontik, editor bahasa indonesia: indah nurchaidah edisi 2,EGC : Jakarta. Sutrisno, K. 1998. Jahe rimpang dengan sejuta khasiat,(online) pangan.com

  Sukandar E.Y, Tren dan paradigma dunia farmasi industri-klinik-teknologi kesehatan. Disampaikan dalam orasi ilmiah dies natalias

  ITB.

  .

  Setiadi. 2007. Konsep Dan Penulisan Riset

  Keperawatan Ed 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.

  Smeltzer,S.C., Bare,B.G. 2002. Buku Ajar

  Keperawatan Medikal Bedah