PENATAAN PERMUKIMAN NELAYAN PUGER DITINJAU DARI ASPEK KEKUMUHAN

  

PENATAAN PERMUKIMAN NELAYAN PUGER DITINJAU DARI ASPEK

KEKUMUHAN

Ev i Eka Nurcahyanti, Surjono, Eddi Basuki Kurnia wan

Jl. M a y jen Ha ry ono 167 M a la ng 65145, In d on es ia

  Te lp . 62-341-5 678 86; Fa x. 62- 341- 551 430; Te le x. 318 73 Un ib ra w IA

Ema il: evie kanurcahyanti@yahoo.com

ABSTRAK

  Permuk iman nelayan Puger memilik i potensi perik anan dan pariwisata bahari yang seharusnya mampu

menarik minat orang untuk berkunjung ke sana. Akan tetapi, ternyata permukiman nelayan Puger terlihat k otor

dan k umuh. Kondisi k ek umuhan tersebut dapat memburuk apabila tidak segera ditangani dan orang menjadi

k urang berminat untuk berkunjung. Oleh k arena itu, penelitian ini ditujuk an untuk mengidentifikasi karak teristik

permuk iman, mengidentifik asi faktor-fak tor yang mempengaruhi penataan permuk iman, dan menyusun arahan

penataan permukiman nelayan Puger. Karakteristik permukiman meliputi k arakteristik fisik dasar dan

k arak teristik k ekumuhan permuk iman yang terdiri dari pengidentifik asian variabel k ek umuhan dan penilaian

tingkat k ekumuhan. Karakteristik fisik dasar diidentifik asi menggunak an metode analisis desk riptif untuk

menggambark an potensi serta permasalahan terkait topografi, geologi, hidrologi, k limatologi, dan kondi si

oseanografi. Variabel k ek umuhan diidentifikasi menggunakan metode analisis desk riptif yang diperjelas dengan

fotomapping dan tingkat k ekumuhan dinilai berdasark an Petunjuk Pelak sanaan Penilaian Tingkat Kekumuhan.

Selanjutnya, fak tor-fak tor yang mempengaruhi penataan permuk iman diidentifik asi menggunakan analisis faktor

terhadap variabel yang menyebabkan k ondisi k umuh ringan hingga sangat k umuh. Pada ak hir penelitian arahan

penataan permuk iman nelayan Puger disusun berdasark an hasil identifik asi karak teri stik permukiman dan

fak tor-faktor yang mempengaruhi penataan permuk iman. Arahan penataan permuk iman nelayan Puger meliputi

perbaikan dan peningkatan k ondisi jalan, penambahan ruang terbuk a, penyediaan bantuan perumahan dengan

sistem k redit di luar perumahan ek sisting, pembuatan WC dengan tangk i septik k omunal, pengelolaan sampah

secara mandiri, peningk atan pendapatan masyarak at, pemberian k redit perumahan bagi masyarak at yang

belum memilik i rumah sendiri, serta penanggulangan bencana banjir.

  Kata k unci :Arahan penataan, Permukiman nelayan, Kumuh

ABSTRACT

  Puger’s fisherman settlement has fishery and maritime tourism potentials. These potentials should

attract people to visit Puger’s fisherman settlement. Unfortunately, Puger’s fisherman settlement is seen dirty

and slum. This slum condition can be worse if there is no effort to handle it then no visitors will see the

settlement. Therefore, the objectives of this research are to identify settlement characteristics, to identify factors

which influence settlem ent planning guidelines, and to prepare planning guidelines of Puger’s fisherman

settlement. Settlement characteristics consists of basic physical characteristics and slum characteristics which

consist of slum variables identification and slum rating evaluation. Basic physical characteristics are identified

by using descriptive analysis method to describe the potential and problem of topography, geology, hidrology,

climatology, and oceanography conditions. Slum variables are identified by using descriptive analysis method

and photomapping, slum rating is evaluated according to Slum Rating Evaluation Guideline. At next step,

factors which influence settlement planning guidelines are identified by using factor analysis toward variables

which cause slum conditi on. At the end of this research, planning guidelines of Puger’s fisherman settlement are

prepared according to identification of settlement characteristics and factors which influence settlement

planning guidelines. Planning guidelines of Puger’s fisherman settlement consist of roadwork; provision of

openspace, housing credit, toilet with communal septic tank ; waste management; increase community income;

and flood prevention.

  Keyword: Planning guidelines, Fisherman settlement, Slum

PENATAAN PERM UKIMAN NELAYAN PUGER DITINJAU DARI ASPEK KEKUMUHAN

  5. Jalan pada kawasan permukiman nelayan yang berupa jalan sirtu dan jalan tanah saat hujan menjadi becek.

  Desa Puger Kulon dan Puger Wetan terletak di pesisir selatan Pulau Jawa. Oleh karena itu, Desa Puger Kulon dan Puger Wetan memiliki potensi perikanan dan pariwisata bahari (Pemerintah Kabupaten Jember, 2007). Selain memiliki potensi yang dapat mendatangkan keuntungan, berdasarkan Rekapitulasi Kejadian Bencana Kabupaten Jember Tahun 2006-2008 diketahui bahwa Desa Puger Kulon dan Puger Wetan juga beresiko dilanda banjir dan dihantam gelombang laut.

  Potensi perikanan pada Desa Puger Kulon dan Puger Wetan mampu mendorong berkembangnya kegiatan perikanan. Hal ini didukung kebijakan Revisi RTRW Kabupaten Jember Tahun 2004-2014 yang mengarahkan Desa Puger Kulon dan Puger Wetan untuk ditopang oleh industri perikanan laut dan keberadaan pelabuhan perikanan.

METODE PENELITIAN

  Berkembangnya kegiatan perikanan di Desa Puger Kulon dan Puger Wetan memunculkan sebuah permukiman yang 45,78% penduduknya pada tahun 2006 bermata pencaharian sebagai nelayan (Pemerintah Kabupaten Jember, 2007). Permukiman tersebut menunjang kegiatan fungsi kelautan dan perikanan sehingga dapat disebut sebagai permukiman nelayan sesuai dengan Pasal 1 Permenpera No.

  15 Tahun 2006. Pada permukiman nelayan Puger selain terdapat rumah-rumah dengan segala fasilitas umum permukiman, juga terdapat fasilitas penunjang kegiatan nelayan, seperti PPI dan tempat wisata Pantai Puger. Masyarakat permukiman nelayan Puger juga mengadakan larung sesaji setiap tanggal 15 Suro. Keunikan permukiman nelayan Puger seharusnya bisa menarik minat orang untuk berkunjung, melihat aktivitas nelayan hingga berbelanja di TPI yang menjadi bagian dari PPI, tetapi ternyata permukiman nelayan Puger khususnya TPI-nya terlihat kotor dan kumuh (Indarto, 2008).

  1. Karakteristik permukiman nelayan Puger meliputi karakteristik fisik dasar dan karakteristik kekumuhan permukiman. Karakteristik fisik dasar permukiman dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif untuk menggambarkan potensi dan masalah terkait topografi, geologi, hidrologi, klimatologi, dan kondisi oseanografi. Karakteristik kekumuhan permukiman yang terdiri dari identifikasi setiap variabel kekumuhan dan penilaian tingkat kekumuhan dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif

  Secara umum dapat dijelaskan bahwa penelitian Arahan Penataan Permukiman Nelayan Puger Ditinjau dari Aspek Kekumuhan menggunakan metode analisis deskriptif-evaluatif untuk menjawab setiap rumusan masalah.

  Kondisi permukiman nelayan Puger yang kumuh dengan potensi dan keunikan yang ada di dalamnya dapat memburuk apabila tidak segera ditangani dan orang menjadi kurang berminat untuk berkunjung padahal Pemerintah Kabupaten Jember akan membawa Puger menuju kawasan industri pariwisata. Hal tersebut didukung Pasal 3 Permenpera No. 15 Tahun 2006 melatarbelakangi peneliti untuk (1) mengidentifikasi karakteristik permukiman nelayan Puger, (2) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penataan permukiman nelayan Puger, dan (3) menyusun arahan penataan permukiman nelayan Puger.

  • – evaluatif. Identifikasi setiap variabel kekumuhan dijelaskan menggunakan metode analisis deskriptif yang diperjelas dengan fotomapping, sedangkan tingkat kekumuhan ditentukan berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Tingkat Kekumuhan.

  4. Sebagian besar saluran drainase non dan semi permanen yang terbuka dijadikan tempat membuang sampah sehingga ketika hujan sering terjadi genangan bahkan banjir.

  42 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2, Desember 2010 PENDAHULUAN

  2. Intensitas bangunan tinggi, terutama di bagian timur-selatan permukiman.

  Permukiman nelayan Puger khususnya TPI- nya terlihat kotor dan kumuh.

  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penataan permukiman nelayan Puger ditentukan melalui analisis faktor terhadap variabel dari hasil penilaian kekumuhan yang menyebabkan kondisi kumuh ringan hingga sangat kumuh.

  3. Arahan penataan permukiman nelayan Puger disusun berdasarkan hasil identifikasi karakteristik permukiman dan faktor-faktor yang mempengaruhi penataan permukiman. Hal-hal yang akan ditata adalah hal-hal yang

  Permasalahan kekumuhan yang ditemukan pada permukiman nelayan Puger adalah sebagai berikut 1.

  3. Sampah berserakan dan menimbulkan bau tidak sedap.

  Evi Eka Nurcahyanti, Surjono, Eddi Basuki Kurniawan Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2, Desember 2010

  84 % KK menimbun sampah kemudian membakar/ membuang sampah ke sungai, selokan, maupun dekat dermaga.Pengelolaan sampah rumah tangga secara tradisional oleh masyarakat dapat terus memperburuk kondisi lingkungan.

  Prosentase KK yang miskin pada permukiman nelayan Puger adalah 31 %. Kemiskinan pada permukiman nelayan Puger mengakibatkan 2.990 KK belum bisa memiliki rumah sendiri sehingga menyebabkan tingkat penggunaan luas lantai bangunan dapat mencapai 2 m 2 / orang, 1 % rumah masih semi permanen sehingga kurang memenuhi kebutuhan minimal keamanan dan keselamatan bangunan serta kurang sehat dan kurang nyaman bagi penghuninya, 11 % KK masih menggunakan jamban sistem cemplung yang belum sepenuhnya sehat dan dapat mencegah penyebaran penyakit, serta 6 % balita berstatus gizi kurang baik dan buruk.

   Tingkat kemiskinan

  Mandaran II, Desa Puger Kulon serta Dusun Mandaran, Desa Puger Wetan juga menyebabkan tingkat kepadatan penduduk sangat tinggi hingga mencapai 262 jiwa/ Ha.

  Jumlah KK per rumah pada permukiman nelayan Puger adalah 2 KK/ rumah dengan jumlah KK per rumah di Desa Puger Kulon dapat mencapai 3 KK/ rumah. Terdapatnya lebih dari 1 KK dalam 1 rumah mengakibatkan tingkat penggunaan luas lantai bangunan dapat bernilai 2 m 2 / orang di Dusun Mandaran I dan

   Jumlah KK per rumah

  Tingkat kepadatan penduduk pada permukiman nelayan Puger adalah 262 jiwa/ Ha.Tingkat kepadatan penduduk mempengaruhi kondisi sanitasi lingkungan, pengelolaan persampahan, dan kondisi drainase karena semakin besar jumlah penduduk, maka semakin banyak limbah yang dihasilkan.Limbah penduduk yang belum dikelola dengan baik mengakibatkan tekanan terhadap daya dukung fisik lingkungan yang selanjutnya menyebabkan penurunan kualitas lingkungan.

   Tingkat kepadatan penduduk

  Ruang terbuka pada permukiman nelayan Puger berupa sarana olahraga dan alun-alun serta makam dengan luas 4,0 Ha di Desa Puger Kulon dan 1,2 Ha di Desa Puger Wetan. Luas ruang terbuka tersebut hanya 6 % dari luas perumahan pada permukiman nelayan Puger padahal ruang terbuka yang dibutuhkan adalah > 10 %.

   Besarnya ruang terbuka

  36 % jalan dalam kondisi tidak baik (mengalami pengelupasan perkerasan sampai berlubang sehingga berpotensi menimbulkan genangan saat hujan atau belum diperkeras sehingga becek saat hujan).Kondisi jalan yang tidak baik dapat mengakibatkan ketidaknyamanan bahkan menghambat pergerakan pengguna jalan.

   Kondisi jalan

   Kondisi persampahan

  43

  11 % KK masih menggunakan jamban sistem cemplung yang dibuat di atas lubang galian tanah dengan tutup sesek atau lembaran anyaman bambu.Meskipun belum dilengkapi tangki septik, jamban dianggap layak karena dapat meminimalisir penyebaran penyakit akibat kebiasaan masyarakat buang air di sembarang tempat.Akan tetapi, jamban belum sepenuhnya sehat dan dapat mencegah penyebaran penyakit, seperti diare.

   Kondisi sanitasi lingkungan

  Tingkat penggunaan luas lantai bangunan 234 rumah yang tersebar pada Dusun Mandaran I dan Mandaran II, Desa Puger Kulon serta Dusun Mandaran, Desa Puger Wetan dapat mencapai 2 m 2 / orang sehingga 234 rumah tersebut tidak sehat.

   Tingkat penggunaan luas lantai bangunan

  Bencana banjir akibat meluapnya Sungai Bedadung pernah melanda Desa Puger Wetan pada Januari dan Maret 2006 serta akhir Februari 2009.

   Frekuensi bencana banjir

  Jumlah KK yang menempati bangunan bukan milik sendiri adalah 2.700 KK di Desa Puger Kulon dan 290 KK di Desa Puger Wetan. Adanya KK yang belum mempunyai rumah sendiri dan menumpang pada orang tua/ saudara akan mempengaruhi tingkat penggunaan luas lantai bangunan.

   Status penguasaan bangunan

  Hasil penilaian kekumuhan menunjukkan hanya 13 indikator dari 29 indikator yang menyebabkan kekumuhan pada permukiman nelayan Puger mulai kumuh ringan hingga sangat kumuh, yaitu

  HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Permukiman Nelayan Puger

  menyebabkan kekumuhan dan menurut masyarakat permukiman nelayan Puger perlu dan penting untuk ditata.

   Tingkat pendapatan

PENATAAN PERM UKIMAN NELAYAN PUGER DITINJAU DARI ASPEK KEKUMUHAN

   Arahan penataan prasarana jalan, sarana ruang terbuka, dan kepadatan penduduk Perbaikan jalan aspal sepanjang 2,25 km di

   Arahan penataan status penguasaan bangunan dan penanggulangan bencana banjir Membantu masyarakat memiliki rumah sendiri melalui kredit perumahan dengan sasaran 675 KK yang belum memiliki rumah sendiri serta termasuk kategori Pra Sejahtera dan Sejahtera I. Lokasi pembangunan perumahan adalah RW 5 Dusun Krajan II dan RW 6 Dusun Mandaran I, Desa Puger Kulon. Penanggulangan bencana banjir akibat sungai, penerapan konsep eko-hidrolika, pengelolaan sampah, pembuatan lubang resapan biopori.

  3R (Reduce, Reuse, Recycle) untuk sampah non-B3 dan disposal dengan caralandfill untuk sampah B3. Pengelolaan sampah dikoordinir oleh masing-masing RW dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Peningkatan pendapatan masyarakat melalui peningkatan pengolahan perikanan, pemfungsian Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Puger, penangkapan ikan dengan tidak menggunakan bahan berbahaya dan beracun, pengelolaan sampah, dan peningkatan pengelolaan pariwisata.

  pemerintah. Tangki septik komunal yang diperlukan berjumlah 18 unit untuk Desa Puger Kulon dan 14 unit untuk Desa Puger Wetan. Pengelolaan sampah secara mandiri melalui

  Total Sanitation ) didukung dana dari

   Arahan pengelolaan limbah dan penurunan tingkat kemiskinan Pembuatan WC dengan tangki septik komunal untuk mengganti jamban sistem cemplung melalui pendekatan CLTS (Community Lead

  Penyediaan bantuan perumahan dengan sistem kredit di luar perumahan eksisting untuk 700 KK yang menempati 234 rumah tidak layak huni dengan lokasi perumahan sesuai rencana pembangunan perumahan nelayan Puger. Bantuan perumahan juga diberikan pada 131 KK yang rumahnya berada pada daerah sempadan sungai dengan lokasi perumahan di RW 6 Dusun Krajan II Desa Puger Kulon.

  Desa Puger Kulon dan 2,50 km di Desa Puger Wetan yang mengalami pengelupasan hingga berlubang serta peningkatan kondisi jalan sirtu sepanjang 2,70 km dan jalan tanah sepanjang 7,50 km yang belum mengalami perkerasan. Penambahan ruang terbuka berupa jalur hijau di sepanjang jalan, sempadan sungai, sekitar tambak, serta jalur hijau di sekitar pelabuhan dan Pantai Puger.

  44 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2, Desember 2010

  63 % penduduk yang bekerja sebagai buruh berpendapatan di bawah UMK Jember atau kurang dari Rp 770.000,00.Hal tersebut mengindikasikan rendahnya tingkat daya beli masyarakat dan tingginya tingkat kemiskinan.

  3. Arahan Penataan Permukiman Nelayan Puger

  Faktor-faktor yang mempengaruhi penataan permukiman nelayan Puger berdasarkan hasil analisis faktor adalah (1) faktor prasarana jalan, sarana ruang terbuka, dan kepadatan penduduk dengan pengaruh sebesar 27,196 % terhadap penataan permukiman yang terdiri dari variabel kondisi jalan, besarnya ruang terbuka, dan tingkat kepadatan penduduk, (2) faktor kondisi limbah dan tingkat kemiskinan dengan pengaruh terhadap penataan permukiman sebesar 15,524 % yang meliputi variabel kondisi sanitasi lingkungan, kondisi persampahan, dan tingkat kemiskinan, serta (3) faktor status penguasaan bangunan dan bencana banjir dengan pengaruh sebesar 13,245 % terhadap penataan permukiman yang terdiri dari variabel status penguasaan bangunan, frekuensi bencana banjir, dan jumlah KK per rumah.

  2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penataan Permukiman Nelayan Puger

  Kemudian hasil pemeringkatan kekumuhan adalah 2,1375 yang menunjukkan bahwa tingkat kekumuhan permukiman ne layan Puger adalah kumuh ringan.

  Selama tahun 2008 terjadi 2 kali pencurian di Desa Puger Wetan dengan pelaku penduduk di luar permukiman nelayan Puger.Adanya kejadian tindak kriminal terkait dengan kinerja siskamling yang mana kinerja siskamling di Desa Puger Kulon maupun Puger Wetan belum optimal.

   Tingkat kerawanan keamanan

  49 % penduduk usia 10 tahun ke atas tidak menamatkan pendidikan dasar 9 tahun (hingga setingkat SLTP). Hal tersebut mencerminkan kurangnya kemampuan penduduk untuk mengakses berbagai sumberdaya bagi peningkatan kualitas permukiman.

   Tingkat pendidikan

  Arahan penataan permukiman nelayan Puger meliputi

  Gambar 3. Skema dan lokasi jalur hijau di sempadan sungai di luar wilayah perumahan Gambar 1. Arahan perbaikan dan peningkatan kondisi jalan Gambar 4. Skema dan lokasi jalur hijau di sempadan sungai di dalam wilayah perumahan sepanjang jalan

PENATAAN PERM UKIMAN NELAYAN PUGER DITINJAU DARI ASPEK KEKUMUHAN

  

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2, Desember 2010

Gambar 5. Skema dan lokasi jalur hijau di sekitar tambak Gambar 6. Skema dan lokasi jalur hijau di sekitar pelabuhan dan Pantai Puger Gambar 7. Arahan lokasi pembangunan perumahan (I)

  Gambar 8. Arahan lokasi pembangunan perumahan (II)

  Gambar 10. Arahan rute pengangkutan sampah Gambar 9. Penempatan tangki septik komunal dan jaringan perpipaan Gambar 11. Penempatan lubang resapan biopori PENUTUP

  Kesimpulan dari penelitian adalah 1. Terdapat 13 indikator dari 29 indikator yang menyebabkan kekumuhan pada permukiman nelayan Puger mulai kumuh ringan hingga sangat kumuh.

  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penataan permukiman nelayan Puger adalah faktor prasarana jalan, sarana ruang terbuka, dan kepadatan penduduk; faktor kondisi limbah dan tingkat kemiskinan; serta faktor status penguasaan bangunan dan bencana banjir.

  3. Arahan penataan permukiman nelayan Puger disusun berdasarkan prioritas kebutuhan dan kepentingan masyarakat serta dibuat sesuai permasalahan dan potensi yang ada.

  Pemerintah dapat menggunakan informasi dan arahan penataan dari hasil penelitian sebagai berdasarkan hasil penelitian adalah bahan pertimbangan untuk menentukan

4. Beberapa saran yang dapat diberikan

   kebijakan penataan permukiman nelayan Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk Puger. mengetahui kebutuhan perumahan serta

  Saran bagi akademisi

  Dibentuk suatu tim penataan permukiman sarana dan prasarana permukiman yang sesuai nelayan Puger yang terpadu dan melibatkan dengan jumlah penduduk. dinas terkait, pemerintah kecamatan, lanjutan mengenai potensi

  Penelitian perangkat desa, pengurus RW hingga RT, perikanan Puger diperlukan agar potensi yang serta dapat berkomunikasi dan menjalin kerja sama yang baik dengan investor dan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat masyarakat sehingga penataan dapat mencapai Puger. tujuan dan sasaran. Dibutuhkan penelitian lanjutan terkait aspek

  Pemerintah Kabupaten Jember segera pariwisata untuk mendukung pengembangan mengambil keputusan sehubungan dengan pariwisata Puger.

   Saran bagi pemerintah

PENATAAN PERM UKIMAN NELAYAN PUGER DITINJAU DARI ASPEK KEKUMUHAN

  Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2, Desember 2010

  pemfungsian Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Puger. Pemerintah Kabupaten Jember membantu menyiapkan masyarakat Puger agar dapat berperanserta dalam mengembangkan pariwisata bahari Puger.

   Saran bagi masyarakat Masyarakat lebih peduli dan berperan aktif dalam menata permukiman nelayan Puger.

  Masyarakat bersama pemerintah mempertahankan kondisi permukiman yang sudah baik agar tidak memburuk di masa mendatang dan kalau memungkinkan melakukan peningkatan kondisi permukiman tersebut agar menjadi lebih baik.

  DAFTAR PUSTAKA Indarto. (2008). TPI Puger Terkesan Kumuh.

  Tabloid Sergap . Mei 2008.

   (13 November 2008) Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah.

  (2002). Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Tingkat Kekumuhan . Kementerian Negara Perumahan Rakyat

  Republik Indonesia. (2006). Peraturan

  Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 15 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Pengembangan Kawasan Nelayan .

  Pemerintah Kabupaten Jember. (2004).

  RevisiRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jember Tahun 2004-2014 .

  _______. (2006). Rekapitulasi Kejadian Bencana Kabupaten Jember Tahun 2006 . _______. (2007). Revisi Rencana Tata Ruang

  Kawasan Perkotaan Puger Tahun 2007- 2017 .

  _______. (2007). Rekapitulasi Kejadian Bencana Kabupaten Jember Tahun 2007 . _______. (2008). Rekapitulasi Kejadian Bencana Kabupaten Jember Tahun 2008 .

Dokumen yang terkait

Tampilan PENGARUH KUALITAS JASA DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP REKOMENDASI DARI MULUT KE MULUT PADA PUSKESMAS BELAWANG

0 0 12

ANALISIS KONTRIBUSI HASIL PERIKANAN LAUT TERHADAP KESEJAHTERAAN PARA NELAYAN DAN MASYARAKAT DI KABUPATEN LAMONGAN

0 0 15

PENGARUH VOLUME PENAMBAHAN EFFECTIVE MICROORGANISM 4 (EM4) 1 DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP KUALITAS PUPUK BOKASHI DARI KOTORAN KELINCI DAN LIMBAH NANGKA THE EFFECT OF EFFECTIVE MICROORGANISM 4 (EM4) VOLUMES ADDITION 1 AND FERMENTATION TIME ON QUALITY OF BO

0 0 10

27 PENGARUH WAKTU DAN GAYA TEKAN TERHADAP KEKERASAN DAN WAKTU LARUT TABLET EFFERVESCENT DARI SERBUK WORTEL (DAUCUS CAROTA L.) THE EFFECT OF TIME AND COMPRESSION FORCE ON HARDNESS AND SOLUBLE TIME OF EFFERVESCENT TABLET FROM CARROT’S (DAUCUS

0 0 9

EKSTRAKSI PEWARNA ALAMI DARI DAUN JATI (TECTONA GRANDIS) (KAJIAN KONSENTRASI ASAM SITRAT DAN LAMA EKSTRAKSI) DAN ANALISA TEKNO-EKONOMI SKALA LABORATORIUM NATURAL COLORING AGENT EXTRACTION FROM TEAK LEAF (TECTONA GRANDIS) (STUDY OF CITRIC ACID CONCENTRATIO

0 0 11

PEMURNIAN EUGENOL DARI MINYAK DAUN CENGKEH DENGAN REAKTAN BASA KUAT KOH DAN Ba(OH)2 (KAJIAN KONSENTRASI REAKTAN) EUGENOL PURIFICATION FROM CLOVE LEAF OIL WITH STRONG ALKALINE REACTANTS OF KOH AND Ba(OH)2 (STUDY ON THE CONCENTRATION OF THE REACTANTS)

0 0 12

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PERILAKU WANITA HAMIL DI USIA KURANG DARI 20 TAHUN DALAM MENGHADAPIKEHAMILAN DI PUSKESMAS TLOGOSARI KULON KOTA SEMARANG

0 1 7

PERBEDAAN TINGKAT ANSIETAS DAN DEPRESI ANTARA PASIEN KANKER PAYUDARA DENGAN USIA PENYAKIT KURANG DAN LEBIH DARI SATU TAHUN

0 0 22

FORMULASI OBAT KUMUR DARI DAUN ASAM JAWA (Tamarindus indicaL.) DENGAN METODE INFUNDASI MOUTHWASH FORMULATIONS OF LEAF TAMARIND (Tamarindus indica L.) WITH INFUNDATION METHOD

0 0 11

PERKEMBANGAN PERMUKIMAN PINGGIRAN KOTA PADA KORIDOR JALAN KALIURANG, KABUPATEN SLEMAN

0 2 5