Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.59
AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH
KERANGKA DASAR PENYUSUNAN
DAN PENYAJIAN LAPORAN
KEUANGAN BANK SYARIAH (KDPPLK
BANK SYARIAH)
Akuntansi Perbankan Syariah
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah)
- – landasan konseptual
- – jika tidak diatur, berlaku KDPPLK umum, sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah
- – Landasan Praktis/Operasi
Disahkan 1 Mei 2002
Berlaku efektif:
- – untuk penyusunan dan penyajian lapkeu yang dimulai 1 Januari pada atau setelah 2003.
- – Penerapan lebih dini dianjurkan
Prinsip Syariah Islam dalam Pengelolaan Harta
Menekankan pada keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat
Harta harus dimanfaatkan untuk hal-hal produktif terutama kegiatan investasi yang merupakan landasan aktivitas ekonomi dalam masyarakat Dikarenakan tidak semua orang mampu secara langsung menginvestasikan hartanya untuk menghasilkan keuntungan maka suatu lembaga perantara, yaitu bank yang kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah
Karakteristik Bank Syariah
kegiatan usaha berdasarkan syariah;
azas utama: kemitraan, keadilan, transparansi, dan universal;
pelarangan riba;
tidak mengenal konsep time-value of money,
konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas;
kegiatan tak boleh spekulatif;
tak boleh menggunakan dua harga untuk satu barang;
tak boleh dua transaksi dalam satu akad;
konsep bagi hasil (tidak menggunakan bunga sebagai alat pendapatan dan beban);
tak membedakan secara tegas antara sektor moneter dan riil;
dapat memperoleh imbalan atas jasa perbankan lain yang tak
bertentangan dengan prinsip syariah.Karakteristik Bank Syariah
Syarat transaksi sesuai dengan prinsip syariah:
- – tidak mengandung unsur kedzaliman;
- – bukan riba;
- – tidak membahayakan pihak sendiri dan pihak lain;
- – tidak ada penipuan (gharar);
- – tidak mengandung materi yang diharamkan; dan – tidak mengandung unsur judi (maisyir).
Karakteristik Bank Syariah
Kegiatan bank syariah, antara lain, sebagai:
- – manajer investasi;
- – investor;
- – penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran; dan – pengemban fungsi sosial.
Pemakai dan Kebutuhan Informasi
- – sama seperti dinyatakan KDPPLK umum: investor; karyawan; kreditur; pemasok; pelanggan; pemerintah; masyarakat
ditambah, antara lain:
- – pemilik dana investasi;
- – pembayar zakat, infaq dan shadaqah; – dewan pengawas syariah.
Tujuan Akuntansi Keuangan Bank Syariah
menentukan hak dan kewajiban pihak terkait, sesuai prinsip syariah: kejujuran, kebajikan, dan kepatuhan terhadap nilai-nilai bisnis yang Islami;
menyediakan informasi keuangan bagi para pemakai
laporan dalam pengambilan keputusan; dan
meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah
dalam semua transaksi dan kegiatan usaha.Tujuan Laporan Keuangan Bank Syariah
- menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi; menunjukan apa yang telah dilakukan oleh
menyediakan informasi keuangan yang
- manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang telah dipercayakan kepadanya;
Tujuan Laporan Keuangan Bank Syariah
Khusus bank syariah, perlu ditambah poin tujuan sbb: informasi kepatuhan bank terhadap prinsip syariah;
- informasi pendapatan dan beban tidak sesuai prinsip
- syariah dan cara memperoleh serta menggunakannya;
- informasi untuk mengevaluasi pemenuhan bank terhadap:
- tanggung jawab amanah mengamankan dana;
- menginvestasikan pada tingkat keuntungan rasional; serta
- informasi tingkat keuntungan investasi yang diperoleh pemilik dan pemilik dana investasi terikat; dan
informasi pemenuhan fungsi sosial bank, termasuk
- pengelolaan dan penyaluran zakat.
Asumsi Dasar Konsep Akuntansi Bank Syariah
Dasar Akrual
Pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian dan diungkapkan dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan
Kelangsungan Usaha (going concern) kelangsungan usaha entitas dipandang akan berlansung
terus di masa datang, karena itu entitas dipandang tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Relevan Bernilai balikan
Tepat waktu
Teruji Bernilai prediktif
Terandalkan
Netral Tepat menyimbolkan
Kebermanfaatan dalam keputusan Keterbandingan
Ketelitian Bentuk Tempat
Karakterisktik Kualitatif Laporan Keuangan
Dapat dipahami Pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar
Relevan
- – Bernilai prediktif
- – Bernilai balikan
- – Tepat Waktu
Karakterisktik Kualitatif Laporan Keuangan
Keandalan
- – Teruji (reliable)
- – Netral – Tepat Menyimbolkan (faithfulness
representation)
Dapat Diperbandingkan
Karakterisktik Kualitatif Laporan Keuangan
Materialitas
Ketelitian (Prudent)
Substansi Menggungguli Bentuk (substance over form)
Kelengkapan
Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah
Tanggung jawab atas LK Manajemen bank syariah
Komponen LK lihat slide sebelumnya
Bahasa LK
- – Bahasa Indonesia – Bahasa selain Bahasa Indonesia memuat informasi yg sama dan waktu yg sama, dan diterbitkan dalam waktu yg sama seperti LK dlm Bahasa Indonesia
Mata Uang Pelaporan
- – Dalam satuan rupiah
- – Selain satuan rupiah maka harus dijabarkan dalam satuan rupiah dengan menggunakan kurs BI
Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah Penyajian
Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan; kinerja keuangan; perubahan ekuitas; arus kas; perubahan investasi terikat; sumber dan penggunaan dana zis; sumber dan penggunaan dana qardhul hasan disertai pengungkapan yang diharuskan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah
Aktiva disajikan berdasarkan karakteristiknya menurut urutan likuiditas, kewajiban diurutkan menurut urutan jatuh temponya, dan investasi tidak terikat disajikan dalam unsur sendiri
Saldo transaksi sehubungan dengan kegiatan operasi normal bank disajikan dan diungkapkan secara terpisah antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan pihak- pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa
Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah
Laporan Lab Rugi menggambarkan pendapatan dan beban menurut karakteristiknya yang dikelompokkan secara berjenjang (multiple steps) dari kegiatan utama bank dan lainnya
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis dengan urutan penyajian sesuai dengan komponen utamanya
Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah
Informasi yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, antara lain, mengenai:
- – Gambaran umum bank syariah
- – Ikhtisar kebijakan akuntasi yang digunakan dalam penyusunan LK
- – Penjelasan atas pos-pos yang terdapat dalam setiap komponen LK
- – Pengungkapan hal-hal penting lainnya yang berguna untuk pengambilan keputusan
Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah
Perubahan akuntansi wajib memperhatikan hal-hal berikut:
- – Perubahan estimasi akuntansi
- – Perubahan kebijakan akuntansi
- – Terdapat kesalahan mendasar
Pada setiap elemen LK harus diberi pernyataan bahwa: “catatan atas LK merupakan bagian tak terpisahkan dari LK”
Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK)
No. 59
Akuntansi Perbankan Syariah
PSAK Akuntansi Perbankan Syariah
Tujuan: mengatur perlakuan akuntansi (pengakuan,
pengukuran, penyajian, dan pengungkapan) transaksi khusus yang terkait dengan aktivitas bank syariah.
Ruang lingkup:
- – bank umum syariah;
- – BPR syariah; dan
- – kantor cabang syariah bank konvensional
Hal-hal yang tidak diatur, mengacu ke PSAK umum sepanjang tak bertentangan dengan prinsip syariah.
Pengakuan dan Pengukuran Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara shahibul maal (pemilik dana) dan mudharib (pengelola dana) dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan di muka
Mudharabah terdiri 2 jenis:
- – Mudharabah muthlaqah bebas mengelola dana
- – Mudaharabah muqayyadah ada batasan dalam pengelolaan dana
Bank dapat berperan sebagai pemilik dana (shahibul maal) dalam penyaluran pembiayaan mudharabah, atau bertidak sebagai pengelola dana (mudharib) dalam bentuk investasi terikat (mudharabah muqayyadah) atau investasi tidak terikat (mudharabah mutlaqah)
Skema Mudharabah (Bank sebagai Shahibul Maal) Nasabah (Mudharib)
Bank (Shahibul Maal) Proyek/Usaha Pembagian Keuntungan Modal
Nisbah X%
Nisbah Y%
Modal 100%
Keahlian Pengembalian
Modal Pokok
Akuntansi Mudharabah Muthlaqah
Bank sebagai Shahibul Maal (Pemilik Dana)
Pembiayaan mudharabah saat akad diakui:
- – pada saat pembayaran kas/penyerahan aktiva non-kas
kepada pengelola dana; dan – per tahap pembayaran/penyerahan jika s1ecara bertahap.
Pengukuran pembiayaan mudharabah saat akad:
- – jika kas, sejumlah uang yang diberikan bank;
- – jika aktiva non-kas:
- nilai wajar dan selisih antara nilai wajar dan nilai buku
diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank; dan
- beban akad mudharabah bukan bagian pembiayaan mudharabah kecuali disepakati bersama.
Akuntansi Mudharabah
Bank sebagai Shahibul Maal (Pemilik Dana)
Pembayaran kembali pembiayaan mudharabah oleh pengelola dana mengurangi pembiayaan mudharabah.
Apabila sebagian pembiayaan mudharabah hilang tanpa adanya kelalaian atau kesalahan mudharib:
- – Jika sebelum dimulainya usaha, kerugian mengurangi
pembiayaan mudharabah dan diakui sebagai kerugian
bank.- – Jika setelah dimulainya usaha, kerugian tersebut diperhitungkan pada saat bagi hasil.
Akuntansi Mudharabah
Bank sebagai Shahibul Maal (Pemilik Dana)
Pengakuan Keuntungan atau Kerugian Mudharabah
- – Apabila pembiayaan mudharabah melewati satu periode
pelaporan:
- keuntungan diakui pada saat terjadinya hak bagi hasil sesuai
dengan nisbah yang disepakati; dan
- kerugian diakui pada periode terjadinya kerugian tersebut dan mengurangi pembiayaan mudharabah.
Kerugian akibat kelalaian atau kesalahan mudharib diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada mudharib.
Akuntansi Mudharabah, Bank sebagai shahibul maal
Ilustrasi Jurnal
Pada saat bank membayar tunai kepada mudharib: Db. Pembiayaan mudharabah Kd. Kas
Pada saat bank menyerahkan aktiva non-kas kepada mudharib:
- – Jika nilai wajar aktiva yang diserahkan < nilai buku aktiva Db. Pembiayaan mudharabah Db. Kerugian penyerahan aktiva Kd. Aktiva non-kas
- – Jika nilai wajar aktiva yang diserahkan > nilai buku aktiva Db. Pembiayaan mudharabah Kd. Aktiva non-kas Kd. Keuntungan penyerahan aktiva
Akuntansi Mudharabah, Bank sebagai shahibul maal
Ilustrasi Jurnal
Pengeluaran biaya dalam rangka akad mudharabah Db. Uang muka dalam rangka akad mudharabah Kd. Kas
Pengakuan biaya akad mudharabah
- – Jika diakui sebagai beban
Db. Biaya akad Kd. Uang muka dalam rangka akad mudharabah
- – Jika disepakati sebagai bagian dari pembiayaan
Db. Pembiayaan mudharabah Kd. Uang muka dalam rangka akad mudharabah
Akuntansi Mudharabah, Bank sebagai shahibul maal
Ilustrasi Jurnal
Penerimaan keuntungan mudharabah Db. Kas Kd. Pendapatan bagi hasil mudharabah
Pencatatan kerugian mudharabah
Db. Akumulasi penyisihan pembiayaan mudharabah Kd. Pembiayaan mudharabah
Pencatatan kerugian mudharabah karena kelalaian mudharib
Db. Piutang kepada mudharib Kd, Pembiayaan mudharabahSkema Mudharabah (Bank sebagai Mudharib) Bank (Mudharib)
Nasabah (Shahibul Maal) Proyek/Usaha Pembagian Keuntungan Modal
Nisbah X%
Nisbah Y%
Modal 100%
Keahlian Pengembalian
Modal Pokok
Akuntansi Mudharabah Bank sebagai Mudharib
Bank sebagai Mudharib (Pengelola Dana)
Dana investasi tidak terikat diakui sebagai investasi tidak terikat:
- – pada saat terjadinya sebesar jumlah yang diterima;dan – pada akhir periode akuntansi sebesar nilai tercatat.
Pendapatan atau keuntungan investasi tidak terikat dialokasikan kepada bank dan shahibul maal sesuai nisbah yang disepakati.
Kerugian karena kesalahan/kelalaian bank dibebankan kepada bank.
Akuntansi Mudharabah Bank sebagai Mudharib
Investasi Tidak Terikat bukan dari bank
nvestasi tidak terikat bukan merupakan kewajiban atau ekuitas bank, karena bank tidak berkewajiban mengembalikan dana tersebut apabila terjadi kerugian pengelolaan dana yang bukan disebabkan kelalaian atau kesalahan bank sebagai mudharib
Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan 2 cara: bagi laba dan bagi pendapatan
Investasi tidak terikat, antara lain:
- – Tabungan mudharabah
- – Deposito mudharabah
Akuntansi Mudharabah Muqayyadah Bank sebagai mudharib
Dalam hal ini bank bertindak sebagai agen Investasi (par 33 & 34)
Apabila bank bertindak sebagai agen yang tidak menanggung resiko (chanelling agent) maka pelaporannya tidak dilakukan dalam neraca tetapi dalam laporan perubahan dana investasi terikat. Sedang dana yang diterima dan belum disalurkan diakui sebagai titipan
Apabila bank bertindak sebagai agen yang ikut menanggung resiko (executing agent) maka pelaporannya dilakukan dalam neraca sebesar porsi resiko yang ditanggung oleh bank
Pengakuan dan Pengukuran Musyarakah Par 35-51
Musyarakah adalah akad kerja sama di antara para pemilik modal yang
mencapurkan modal mereka untuk tujuan mencari keuntungan Dalam musyarakah, mitra dan bank sama-sama menyediakan modal
untuk membiayai suatu usaha tertentu, baik yang sudah berjalan maupun
yang baru. Selanjutnya mitra dapat mengembalikan modal tersebut beserta bagi hasil yang telah disepakati secara bertahap atau sekaligus kepada bank Laba Musyarakah dapat dibagi menurut proporsi modal yang disetor atau nisbah yang disepakati, sedang rugi dibagi secara proporsional
Musyarakah dapat bersifat permanen (proporsi modal tetap sampai akhir
masa akad) atau bersifat menurun (bagian modal bank akan dialihkan secara bertahap kepada mitra sehingga modal bank menurun, sehingga pada akhir masa akad, seluruh usaha dari modal mitra)Skema Musyarakah Nasabah (Mitra)
Perjanjian Bagi Hasil
Bank (Mitra) Proyek/Usaha Pembagian Keuntungan Modal
Modal Modal
- Nisbah X%
- Porsi modal Nas
- Nisbah Y%
- Porsi modal bank
Pembagian Kerugian
- Porsi modal bank
- Porsi modal Nasabah
Pengembalian Modal Pokok
Akuntansi Musyarakah
Pembiayaan musyarakah diakui pada saat:
- – pembayaran tunai; atau – penyerahan aktiva non-kas kepada mitra musyarakah.
Pembiayaan musyarakah pada awal akad diukur sebesar:
- – kas yang dibayarkan; dan atau
- – nilai wajar aktiva non-kas dan selisih antara nilai wajar dan nilai
buku aktiva non-kas diakui sebagai keuntungan atau kerugian
bank.- – biaya akad musyarakah (misalnya, biaya studi kelayakan) bukan
bagian pembiayaan musyarakah kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra musyarakah.
Akuntansi Musyarakah
Bagian Bank atas Pembiayaan Musyarakah
- – Bagian bank atas pembiayaan musyarakah permanen dinilai sebesar: nilai historis - kerugian (jika ada).
- – Bagian bank atas pembiayaan musyarakah menurun dinilai
sebesar:
- nilai historis - bagian pembiayaan bank yang telah dikembalikan oleh mitra - kerugian (jika ada).
- – Selisih antara nilai historis dan nilai wajar bagian
pembiayaan musyarakah yang dikembalikan diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank pada periode berjalan.
Akuntansi Musyarakah
Bagian Bank atas Bagi Hasil Musyarakah
- – Keuntungan diakui sebesar bagian bank sesuai dengan nisbah yang disepakati atas hasil usaha musyarakah.
- – Kerugian diakui secara proporsional sesuai dengan kontribusi modal.
- – Kerugian akibat kelalaian/kesalahan mitra (pengelola
usaha) musyarakah:
- ditanggung oleh mitra musyarakah;
- diperhitungkan sebagai pengurang modal mitra, kecuali jika mitra mengganti kerugian dengan dana baru.
Pengakuan dan Pengukuran Murabahah par 52-68
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual
dan pembeli Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa
pesanan. Dalam murabahah berdasarkan pesanan, bank melakukan
pembelian barang setelah ada pemesanan dari nasabah Murabahah berdasarkan pesanan dapat bersifat mengikat atau tidak
mengikat nasabah untuk membeli barang yang dipesannya. Dalam
murabahah pesanan mengikat, pembeli tidak dapat membatalkan
pesanananya. Dan apabila aktiva murabahah yang dibeli bank(sebagai penjual) mengalami penurunan, maka penurunannya itu
akan menjadi beban bank dan akan mengurangi nilai akadSkema Murabahah
1. Negosiasi & Persyaratan
2. Akad Jual Beli
BANK
5. Terima Barang
4. Kirim
(SUPPLIER) Pengakuan dan Pengukuran Murabahah
Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau cicilan.
Selain itu, murabahah juga diperkenankan adanya perbedaan dalam harga barang untuk cara pembayaran yang berbeda
Bank dapat memberikan potongan kepada nasabah yang:
- – Mempercepat pembayaran cicilan; atau
- – Melunasi piutang murabahah sebelum jatuh tempo
Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga jual sedangkan harga beli harus diberitahukan. Jika bank mendapat potongan dari pemasok, maka potongan tersebut hak nasabah.
Apabila potongan tsb terjadi setelah akad maka pembagian potongan tsb dilakukan sesuai perjanjian dalam akad.
Pengakuan dan Pengukuran Murabahah
Bank dapat meminta nasabah menyediakan agunan atas piutang murabahah, antara lain, dalam bentuk barang yang dibeli dari bank
Bank dapat meminta kepada nasabah urbun sebagai uang muka pembelian pada saat akad apabila kedua pihak bersepakat
Apabila nasabah tidak dapat memenuhi piutang murabahah sesuai dengan yang dijanjikan, bank berhak mengenakan denda (ta’zir) kecuali ada bukti nasabah tidak mampu melunasi.
Akuntansi Murabahah
Aktiva murabahah diakui sebesar biaya perolehan pada saat perolehannya.
Pengukuran aktiva murabahah setelah perolehan:
- – Dalam murabahan dgn pesanan mengikat:
- dinilai sebesar biaya perolehan; dan
- penurunan nilai diakui beban dan pengurang aktiva;
- – dalam murabahah tanpa pesanan/pesanan tidak
mengikat jika ada indikasi kuat pembeli batal:
- dinilai sebesar biaya perolahan atau nilai bersih yang dapat
direalisasi, mana yang lebih rendah; dan
- jika nilai bersih yang dapat direalisasi < biaya perolehan maka selisihnya diakui sebagai kerugian.
Akuntansi Murabahah
Potongan pembelian dari pemasok:
- – tidak boleh diakui sebagai pendapatan; tetapi – mengurangi biaya perolehan aktiva murabahah.
Piutang murabahah diakui sebesar:
- – biaya perolehan aktiva murabahah + keuntungan
- – Pada akhir periode laporan keuangan, sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi: piutang - penyisihan piutang.
Keuntungan murabahah/murabahah pesanan diakui:
- – pada saat akad jika akad berakhir pada periode laporan
keuangan yang sama; atau
- – secara proporsional selama periode akad apabila akad melampaui satu periode laporan keuangan.
Akuntansi Murabahah
Potongan pelunasan dini untuk pembeli diakui dengan metode:
- – jika potongan diberikan pada saat penyelesaian, bank
mengurangi piutang murabahah dan keuntungan murabahah; atau
- – jika potongan diberikan setelah penyelesaian, bank terlebih
dulu menerima pelunasan piutang murabahah, kemudian bank membayar potongan pelunasan dini kepada nasabah dengan mengurangi keuntungan murabahah.
Denda dikenakan apabila nasabah lalai.
- – Pada saat diterima, denda diakui sebagai dana sosial (qardhul hasan).
Akuntansi Murabahah
Pengakuan dan pengukuran urbun (uang muka):
- – urbun diakui sebagai uang muka pembelian sebesar
jumlah yang diterima bank pada saat diterima;
- – jika barang jadi dibeli oleh nasabah maka urbun diakui
sebagai pembayaran piutang; dan
- – jika barang batal dibeli oleh nasabah maka urbun dikembalikan kepada nasabah setelah diperhitungkan kerugian bank.
Pengakuan dan Pengukuran Salam Par 69-80
Salam adalah akad jual beli muslam fiih (barang pesanan) dengan penangguhan pengiriman oleh muslam ilaihi (penjual) dan pelunasannya dilakukan segera oleh pembeli sebelum barang yang dipesan tsb diterima sesuai dengan syarat-syarat tertentu
Bank dapat bertindak sebagai pembeli (muslam) atau penjual dalam suatu transaksi salam. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara salam maka hal ini disebut salam pararel, yaitu dilakukan dengan syarat:
- – Akad kedua antara bank dan pemasok terpisah dari akad pertama antara bank dan pembeli akhir
- – Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah
Skema Salam Paralel PENJUAL (SUPPLIER)
PEMBELI
4. Kirim Dokumen
2.Bayar
5.Kirim BarangPesanan
Bayar
1.Negosiasi dan Pesan Pengakuan dan Pengukuran Salam
Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan penjual di awal akad. Ketentuan harga barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad. Dalam hal bank bertindak sebagai pembeli, bankb syariah dapat meminta jaminan kepada nasabah untuk menghindari risiko yang merugikan bank
Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi: jenis, spesifikasi teknis, kualitas, dan kuantitasnya. Barang pesanan harus sesuai dengan karakteristik yang telah disepakati antara pembeli dan penjual. Jika barang pesanan yang dikirimkan salah atau cacat maka penjual harus bertanggung jawab atas kelalaiannya
Akuntansi Salam dan Salam Paralel
Piutang salam diakui pada saat modal salam dibayarkan atau dialihkan kepada penjual.
Transaksi salam paralel diakui sebagai kewajiban pada saat bank menerima modal salam berupa kas atau aktiva non-kas.
Modal salam dapat berupa:
- – kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan, – aktiva non-kas diukur sebesar nilai wajar.
Akuntansi Salam dan Salam Paralel
Pengakuan dan pengukuran penerimaan barang pesanan:
- – barang pesanan cocok, dinilai sesuai nilai akad;
- – jika barang pesanan berbeda kualitas:
- jika nilai pasar >= nilai (akad) barang pesanan,
dinilai sesuai akad;
- jika jika nilai pasar < nilai (akad) barang pesanan,
dinilai sebesar nilai pasar dan diakui kerugian
- – jika bank tak menerima sebagian/seluruh barang pesanan:
- piutang salam tetap sesuai akad, jika tanggal
pengiriman diperpanjang;
Akuntansi Salam dan Salam Paralel
Pengakuan dan pengukuran penerimaan barang pesanan:
- – jika bank tak menerima sebagian/seluruh barang pesanan:
- piutang salam berubah menjadi piutang jatuh tempo oleh nasabah
sebesar bagian yang tidak dapat dipenuhi, jika akad salam dibatalkan.
- jika ada jaminan atas barang pesanan:
- – hasil penjualan jaminan < nilai piutang salam, selisihnya diakui
sebagai piutang jatuh tempo kepada nasabah, atau
- – hasil penjualan jaminan > nilai piutang salam, selisihnya menjadi
hak nasabah; dan • bank dapat mengenakan denda kepada nasabah.
Akuntansi Salam dan Salam Paralel
Barang pesanan yang telah diterima:
- – diakui sebagai persediaan;
- – pada akhir periode, persediaan diukur sebesar nilai terendah
antara biaya perolehan dan nilai tunai yang dapat direalisasi, dan
- – jika nilai tunai yang dapat direalisasi lebih rendah maka selisihnya diakui sebagai kerugian pada laporan laba rugi.
Apabila bank melakukan transaksi salam paralel:
- – selisih antara jumlah yang dibayar oleh nasabah dan biaya
perolehan barang pesanan diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat pengiriman barang pesanan oleh bank ke nasabah.
Akuntansi Salam dan Salam Paralel
Jurnal, Bank sebagai pembeli
Saat bank memberikan modal Db. Piutang salam Kd. Kas/Aktiva nonkas
Pada saat bank menerima barang dari penjual # Sesuai akad
Db. Persediaan (barang pesanan) Kd. Piutang salam # berbeda kualitas dan nilai pasar lebih rendah < nilai akad Db. Persediaan (barang pesanan)
Db. kerugian salam Kd. Piutang salam
Pengakuan dan Pengukuran Istishna Par 81-104
Istishna adalah akad jual-beli antara al-mustashni (pembeli) dan as-shani (produsen)yang bertindak sebagai penjual.
Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk menyediakan al mashnu (barang pesanan) sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan menjualnya dengan harga yang disepakati. Cara pembayaran dapat berupa pembayaran di muka, cicilan, atau ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu.
Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan produsen/penjual di awal akad. Ketentuan harga barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu tertentu
Pengakuan dan Pengukuran Istishna
Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu transaksi istishna. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain (sub-kontraktor) untuk menyediakan barang pesanan dengan cara istishna maka hal ini disebut istishna paralel, yaitu dengan syarat:
- – Akad kedua antara bank dan sub-kontraktor terpisah dari akad pertama antara bank dan pembeli akhir – Akad kedua dilakukan setalah akad pertaman sah.
Skema Istishna Paralel
BarangPesanan
PRODUSEN
(PEMBELI)
6.Bayar
3. Tagih
Pesan
1.Negosiasi
BANK
dan Pesan
SYARIAH
Akuntansi Istishna dan Istishna Paralel
Bank sebagai Penjual
Pengakuan dan pengukuran biaya istishna:
- – biaya istishna terdiri dari:
- biaya langsung, (untuk menghasilkan barang pesanan); dan
- biaya tidak langsung (terkait akad, misal: biaya pra akad);
- – beban umum dan administrasi, beban penjualan, serta biaya riset dan
pengembangan tidak termasuk biaya istishna;
- – biaya pra-akad diakui sebagai biaya ditangguhkan dan
diperhitungkan sebagai biaya istishna jika akad ditandatangani, tetapi jika tidak dibebankan pada periode berjalan; dan
- – biaya istishna selama periode laporan keuangan, diakui sebagai aktiva istishna dalam penyelesaian pada saat terjadinya.
Akuntansi Istishna dan Istishna Paralel
Bank sebagai Penjual
Pengakuan dan pengukuran biaya istishna paralel:
- – biaya istishna paralel terdiri dari:
- biaya perolehan barang pesanan sebesar tagihan subkontraktor kepada
bank;
- biaya tidak langsung (terkait akad misal: biaya pra-akad); dan
• biaya akibat subkontraktor tak memenuhi kewajibannya (jika ada).
- – biaya istishna paralel diakui sebagai aktiva istishna dalam
penyelesaian pada saat diterimanya tagihan dari subkontraktor.
Tagihan setiap termin bank kepada pembeli akhir: Jurnal: Piutang istishna
Termin istishna (istishna billing)
Akuntansi Istishna dan Istishna Paralel
Bank sebagai Penjual
Pendapatan dan Keuntungan Istishna dan Istishna Paralel:
- – Pendapatan istishna adalah total harga yang disepakati bank dan pembeli akhir, termasuk margin keuntungan.
• Margin keuntungan = pendapatan istishna - harga pokok istishna.
- – Metode pengakuan pendapatan istishna:
- metode persentase penyelesaian:
- – bagian nilai akad yang sebanding dengan penyelesian pekerjaan
diakui sebagai pendapatan istishna periode ybs.;
- – bagian margin keuntungan selama periode pelaporan
menambah nilai aktiva istishna dalam penyelesaian; dan
- – akhir periode, harga pokok sebesar biaya istishna yang telah dikeluarkan sampai dengan periode tersebut.
Akuntansi Istishna dan Istishna Paralel
Bank sebagai Penjual
Pendapatan dan Keuntungan Istishna dan Istishna Paralel:
- – Metode pengakuan pendapatan istishna:
- metode persentase penyelesaian; atau
- Jika estimasi % penyelesaian tak dapat ditentukan secara rasional
pada akhir periode, gunakan metode akad selesai:
- – tidak ada pendapatan hingga pekerjaan selesai;
- – tidak ada harga pokok hingga pekerjaan selesai;
- – tidak ada bagian keuntungan hingga pekerjaan selesai; dan
- – pengakuan pendapatan, harga pokok, dan keuntungan hanya pada akhir penyelesaian pekerjaan.
Akuntansi Istishna dan Istishna Paralel
Bank sebagai Pembeli
Bank mengakui:
- – aktiva istishna dalam penyelesaian sebesar jumlah termin yang ditagih oleh penjual dan hutang istishna kepada penjual.
Apabila barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau kesalahan penjual dan mengakibatkan kerugian bank:
- – kerugian dikurangkan dari garansi penyelesaian proyek
penjual;
– jika kerugian > garansi penyelesaian proyek, selisihnya diakui
sebagai piutang jatuh tempo kepada subkontraktor.
Akuntansi Istishna dan Istishna Paralel
Bank sebagai Pembeli
Jika bank menolak menerima barang (tak sesuai spesifikasi) dan tak
dapat memperoleh kembali seluruh pembayaran yang telah dilakukan
kepada subkontraktor, jumlah tersebut diakui piutang jatuh tempo kepada
subkontraktor. Jika bank menerima barang pesanan yang tidak sesuai:
- – barang diukur dg nilai wajar atau biaya perolehan, mana yang lebih rendah; dan selisihnya diakui sebagai kerugian.
Dalam istishna paralel, jika pembeli akhir menolak menerima barang (tak
sesuai spesifikasi):- – barang diukur dg nilai wajar atau harga pokok, mana yang lebih rendah; dan selisihnya diakui sebagai kerugian.
Skema Ijarah Muntahiyyah Bittamlik Penjual/
Supplier
Obyek Sewa
Nasabah Bank Syariah
2. Beli Obyek Sewa
1. Butuh Obyek Sewa
3. Sewa
Beli
Milik Bank Syariah selama masa sewa Milik Nasabah Setelah Pelepasan
Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik
Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa
Obyek sewa diakui sebesar biaya perolehan pada saat perolehan dan disusutkan sesuai dengan:
- – kebijakan penyusutan pemilik obyek sewa untuk aktiva sejenis jika
transaksi ijarah; dan – masa sewa jika transaksi ijarah muntahiyah bittamlik.
Pendapatan ijarah diakui:
- – selama masa akad secara proporsional;
- – kecuali pendapatan ijarah muntahiyah bittamlik melalui penjualan
secara bertahap, pendapatan setiap periode akan menurun secara
progresif selama masa akad karena adanya pelunasan bagian per
bagian obyek sewa pada setiap periode .Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik
Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa
Piutang pendapatan ijarah diukur sebesar nilai bersih yang dapat
direalisasi. Jika biaya akad menjadi beban pemilik obyek sewa: – dialokasikan secara konsisten dengan alokasi pendapatan ijarah.
Pengakuan biaya perbaikan obyek sewa:
- – penyewa melakukan perbaikan rutin (ada persetujuan pemilik ):
- dibebankan kepada pemilik obyek sewa; dan
- diakui sebagai beban pada periode terjadinya perbaikan; dan
- – dalam ijarah muntahiyah bittamlik- penjualan secara bertahap: biaya ditanggung pemilik dan penyewa sesuai kepemilikannya.
Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik
Bank sebagai pemilik obyek sewa (muajjir/lessor) # Saat perolehan
Db. Aktiva ijarah Kd. Kas # Saat penyusutan Db. Biaya penyusutan
Kd. Akumulasi penyusutan aktiva ijarah # Saat penerimaan sewa dari lessee Db. Kas Kd. Pendapatan sewa
Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik
Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa Perpindahan hak milik obyek sewa dalam:
ijarah muntahiyah bittamlik - hibah , diakui pada saat:
- – seluruh pembayaran sewa telah diselesaikan; – obyek sewa telah diserahkan kepada penyewa.
- – Obyek sewa dikeluarkan dari aktiva pemilik obyek sewa.
ijarah muntahiyah bittamlik - penjualan obyek sewa dengan harga
sebesar sisa cicilan sewa sebelum berakhir masa sewa , diakui pada saat:
– penyewa membeli obyek sewa.- – Pemilik obyek sewa mengakui keuntungan/kerugian penjualan sebesar selisih antara harga jual dan nilai buku obyek sewa.
Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik
Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa Perpindahan hak milik obyek sewa dalam:
ijarah muntahiyah bittamlik- pembayaran sekadarnya , diakui saat:
- – seluruh pembayaran sewa telah diselesaikan;
- – penyewa membeli obyek sewa;
- – obyek sewa dikeluarkan dari aktiva pemilik obyek sewa;
- – jika penyewa berjanji membeli tetapi tidak melakukannya dan nilai
wajar < nilai bukunya, selisihnya diakui sebagai piutang pemilik obyek sewa kepada penyewa; dan
- – jika penyewa tidak berjanji membeli obyek sewa dan tidak
melakukannya, maka obyek sewa dinilai: • sebesar nilai wajar atau nilai buku, mana yang lebih rendah.
- Jika nilai wajar < nilai buku, selisihnya diakui sebagai kerugian.
Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik
Pada saat pengalihan obyek sewa dalam ijarah muntahiya bittamlik # Melalui hibah pada saat seluruh pendapatan sewa telah diterima dan obyek tidak memimiliki nilai sisa
Db. Akumulasi Penyusutan Kd. Aktiva ijarah
Melalui penjualan obyek sewa sebelum berakhirnya masa sewa dengan harga jual sebesar sisa cicilan sewa #Jika harga jual > nilai buku
Db. Kas Db. Akumulasi penyusutan Kd. Aktiva ijarah Kd. Keuntungan penjualan ijarah
Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik
Melalui penjualan obyek sewa dengan harga sekedarnya setelah seluruh penerimaan sewa diterima dan obyek sewa tidak memiliki nilai sisa
Db. Kas Db. Akumulasi penyusutan Kd. Aktiva ijarah Kd. Keuntungan penjualan ijarah
Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik
Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa Perpindahan hak milik obyek sewa dalam: ijarah muntahiya h bittamlik- penjualan bertahap , diakui pada saat:
- – seluruh pembayaran sewa telah diselesaikan;
- – penyewa membeli sebagian obyek sewa;
– nilai buku bagian obyek sewa yang dijual dikeluarkan dari aktiva
pemilik;
- – pemilik obyek sewa mengakui keuntungan/ kerugian sebesar
selisih antara harga jual dan nilai buku bagian obyek sewa yang dijual.
Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik
Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa ijarah muntahiya h bittamlik
Dalam jika obyek sewa:
- – mengalami penurunan nilai permanen sebelum perpindahan hak
milik;
- – bukan akibat tindakan penyewa atau kelalaiannya;
- – jumlah cicilan ijarah yang sudah dibayar melebihi nilai sewa
yang wajar, maka selisihnya antara jumlah pembayaran sewa dan nilai sewa wajarnya diakui:
- – kewajiban kepada penyewa; dan – kerugian pada periode terjadinya penurunan nilai.
Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik
Bank sebagai Penyewa
Beban sewa diakui selama masa akad pada saat jatuh tempo.
Jika biaya akad menjadi beban penyewa:
- – biaya dialokasikan secara konsisten dengan alokasi beban sewa;
Jika biaya pemeliharaan rutin dan operasi obyek sewa menjadi beban penyewa:
- – biaya diakui sebagai beban pada saat terjadinya;
- – dalam ijarah muntahiyah bittamlik - penjualan bertahap,
biaya akan meningkat progresif sesuai peningkatan kepemilikan obyek sewa.
Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik
Bank sebagai Penyewa
Perpindahan hak milik obyek sewa: