Analisis Dampak Demografi Terhadap Perke

Nama
: Sarah Azzahra
NIM
: 1144040079
Jur/Smt/Kls
: Pengembangan Masyarakat Islam/V/B
_________________________________________________________________
UTS Ilmu Kependudukan
Analisis Bonus Demografi Terhadap Perkembangan
Kewirausahaan di Indonesia
Tahun 2020–2030 merupakan tahun penting bagi para ilmuwan yang mengkaji bidang
ilmu kependudukan. Dikatakan penting sebagaimana adanya istilah bonus demografi yang
akan ramai diperbincangkan diantara rentang waktu 10 tahun tersebut. Salah satu yang
mungkin akan ikut ramai diperbincangkan yakni perkembangan wirausaha di Indonesia.
Sudah jelas bahwa direntang waktu 10 tahun tersebut, jumlah penduduk dengan usia
produktif akan lebih banyak daripada usia non produktif. Manusia memiliki kecenderungan
untuk mencintai lawan jenis. Allah menciptakan manusia berpasangan: pria dan wanita.
Istilah pasangan menggambarkan bahwa perbedaan jenis kelamin antara pria dan wanita itu
bersifat fungsional, bukan kontradiksional. Sifat feminism dan maskulin itu dibutuhkan untuk
saling melengkapi. Kecenderungan individu untuk berafiliasi, berbagi dalam pekerjaan,
persahabatan dan cinta tumbuh mekar terutama pada awal kedewasaan, yang disebut usia

produktif.
Pada tahap ini, individu membutuhkan orang lain untuk dicintai dan diajak
mengadakan hubungan seksual, serta berbagi rasa dalam suatu komitmen dan hubungan
kepercayaan. Hubungan itu sah dilakukan secara moral dan legal melalui lembaga
pernikahan. Islam mengatur masalah nikah secara lengkap dan indah. Menikah meniscayakan
kemampuan ekonomi, antara lain menyediakan rumah tinggal. Dengan kata lain, syariat
nikah mendorong para pemuda mengelola bisnis (kewirausahaan) sehingga memperoleh
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan rumah tinggal. Rumah tinggal adalah
simbol kemandirian. Rumah tinggal juga mencerminkan pekerjaan dan keluarga.
Setelah membahas tentang usia produktif, selanjutnya pembahasan akan mengarah
kepada beberapa pengertian dan penjelasan lebih jauh tentang kewirausahaan di Indonesia.
Dimulai dengan pengertian bonus demografi, pengertian kewirausahaan, lalu bagaimana
bonus demografi berdampak pada perkembangan kewirausahaan di Indonesia. Hingga pada

akhirnya yang bisa diharapkan adalah seorang wirausaha mampu bersaing dengan orangorang ekonomi bisnis pada umumnya.
1.

Pengertian Bonus Demografi
Memasuki tema mengenai bonus demografi, telah banyak media massa Indonesia
yang telah mengulas mengenai hal ini. Bukan karena apa-apa tapi dikarenakan

potensinya yang luar biasa. Bonus demografi adalah fenomena dimana struktur
penduduk sangat menguntungkan dari sisi pembangunan karena jumlah penduduk usia
produktif sangat besar, sedangkan proporsi usia muda sudah semakin kecil dan proporsi
usia lanjut belum banyak.
Fenomena ini menjadi potensi yang luar biasa bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Eropa dan Amerika telah mengalami fenomena ini dan berhasil memanfaatkannya.
Beberapa negara lain yang telah mengalami fenomena bonus demografi dan mampu
memanfaatkannya diantara lain Thailand, Taiwan dan Korea. Karena adanya fenomena
bonus demografi tersebut, mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi antara 10-15%.
Fenomena bonus demografi tidak hanya menjanjikan jumlah penduduk yang bertambah
sehingga perekonomian bisa naik akibat jumlah konsumen bertambah. Bonus demografi
menjanjikan lebih dari itu, yakni stok pemuda yang lebih banyak dibandingkan orang tua
(berusia lanjut). Pemuda yang memiliki semangat dan inovasi serta idealisme tinggi
adalah sumber daya yang tidak tergantikan.
Indonesia akan mendapatkan jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) mencapai
sekitar 70%, sedangkan 30% penduduk yang tidak produktif (usia 14 tahun ke bawah dan
usia di atas 65 tahun) yang akan terjadi pada tahun 2020-2030, berdasarkan pendapat
PLH Deputi Bidang Pelestarian dan Pengembangan BKKBN, Ida Bagus Permana. Selain
itu, menurut Permana, bonus demografi dapat menjadi anugerah bagi bangsa Indonesia
dengan syarat pemerintah harus menyiapkan generasi muda yang berkualitas tinggi

SDM-nya melalui pendidikan, kesehatan, penyediaan lapangan kerja dan investasi.
Dengan demikian, pada tahun 2020-2030, Indonesia akan memiliki sekitar 180 juta
orang berusia produktif, sedang usia tidak produkti sekitar 60 juta jiwa. Perbandingannya
yaitu 10 orang berusia produktif hanya menanggung 3-4 orang usia produktif, sehingga
akan terjadi peningkatan tabungan masyarakat dan tabungan nasional. Namun, jika
bangsa Indonesia tidak mampu menyiapkan akan terjadinya bonus demografi, seperti

penyediaan lapangan kerja dan peningkatan kualitas SDM seperti pendidikan yang
tinggi, pelayanan kesehatan dan gizi yang memadai, maka akrab terjadi permasalahan.
Seperti terjadinya pengangguran yang besar dan akan menjadi beban negara.
2.

Pengertian Kewirausahaan
Definisi tentang pengusaha berevolusi terus menerus sejalan dengan perubahan
struktur ekonomi suatu dunia dan menjadi semakin kompleks. Sejak permulaan pada
zaman pertengahan, ketika digunakan untuk pekerjaan tertentu, istilah pengusaha telah
didefinisikan ulang dan diperluas untuk memasukkan konsep yang lebih terkait dengan
orang bukan dengan pekerjaan. Pengambilan risiko, inovasi dan penciptaan kekayaan
adalah diantara contoh kriteria yang telah dikembangkan ketika studi tentang
pembentukan bisnis baru berkembang. Dalam buku Kewirausahaan Edisi 7,

kewirausahaan didefinisikan sebagai proses penciptaan sebuah hal baru yang bernilai
dengan mengorbankan waktu dan upaya yang dibutuhkan, mengambil risiko keuangan,
risiko psikologis, dan risiko sosial yang terkait, serta perolehan imbalan yang dihasilkan,
baik dalam bentuk imbalan moneter maupun kebebasan dan kepuasan pribadi.
Pengusaha kemudian melalui proses kewirausahaan yang melibatkan penemuan,
evaluasi dan pengembangan peluang untuk menciptakan usaha baru. Setiap tahap adalah
penting untuk kesuksesan usaha baru dan sangat terkait dengan setiap tahap berikutnya.
Sebelum tahap identifikasi peluang dapat menghasilkan riset yang berarti, pengusaha
potensial harus mempunyai gagasan umum tentang jenis perubahan yang diinginkan. Ini
melibatkan mekanisme formal dan informal untuk mengindentifikasi peluang bisnis.
Sekalipun mekanisme formal umumnya ditemukan di dalam perusahaan yang lebih
mapan, kebanyakan pengusaha menggunakan sumber informal untuk gagasan mereka,
hingga sedemikian sensitif terhadap keluhan dan komentar dari teman ataupun
pekumpulan. Setelah peluang diidentidikasi, proses ebaluasi dimulai. Dasar proses
penyaringan adalah pemahaman faktor-faktor yang dapat menciptakan peluang:
teknologi, perubahan pasar, persaingan atau perubahan dalam regulasi pemerintah. Dari
dasar ini, ukuran pasar dan dimensi waktu yang terkait dengan gagasan dapat diestimasi.
Penting untuk memastikan bahwa gagasan selaras dengan keterampilan dan tujuan
pribadi pengusaha, serta bahwa pengusaha mempunyai keinginan yang kuat untuk
melihat peluang yang akan membawa pada hasil akhir. Dalam proses evaluasi peluang,


sumber daya yang dibutuhkan harus didefinisikan dengan jelas dan diperoleh dengan
harga semurah mungkin.
Keputusan untuk memulai suatu usaha baru terdiri atas beberapa rangkaian tahap,
diantaranya:
a.

Keputusan untuk meninggalkan karier atau gaya hidup saat ini

b.

Keputusan bahwa usaha baru memang diinginkan

c.

Keputusan bahwa baik faktor eksternal maupun internal akan memungkinkan
dibukanya usaha baru

Meskipun proses pengambilan keputusan dapat diterapkan pada setiap jenis usaha baru
(start-up company), tekanan yang dihadapi tentu saja berbeda. Karena sifat dasarnya

yang berbeda, perusahaan dasar (foundation company) dan usaha berpotensi tinggi
(high-potential venture) membutuhkan upaya yang lebih serius untuk mencapai
keputusan yang kuat pada titik ini dibandingkan dengan perusahaan gaya hidup.
Dewasa ini, studi tentang kewirausahaan menjadi relevan, bukan hanya karena
membantu pengusaha untuk memenuhi kebutuhan pribadi, tetapi juga karena kontribusi
ekonomi dari usaha-usaha baru. Lebih dari sekedar peningkatan pendapatan dengan
menciptakan pekerjaan baru, kewirausahaan bertindak sebagai kekuatan positif dalam
pertumbuhan ekonomi dengan menjembatani antara inovasi dan pasar. Meskipun
pmerintah memberi dukungan yang besar terhadap riset dasar dan aplikasi, tidak terjadi
sukses besar dalam mengubah inovasi teknologi menjadi produk atau jasa. Meskipun
kewirausahaan korporat menwarkan perpaduan antara kemampuan riset dengan
keterampilan bisnis yang dapat diharapkan dari korporat besar, hasilnya sejauh ini masih
tidak spektakuler. Hal ini memungkinkan para pengusaha, yang sering kali mempunyai
kekurangan dalam kemampuan teknis dan keterampilan bisnsi, untuk menjadi pengait
utama antara proses perkembangan inovasi dengan pertumbuhan ekonomi dan
revitalisasi. Studi kewirausahaan serta pendidikan pengusaha potensial adalah bagian
yang penting dalam upaya untuk memperkuat keterkaitan ini, sehingga menjadi
sedmikian mendasar bagi kesejahteraan suatu negara.

3.


Analisis Bonus Demografi Terhadap Perkembangan Kewirausahaan di Indonesia
Sebagaimana yang dikatakan oleh Permana, bahwa, “bonus demografi dapat menjadi
anugerah bagi bangsa Indonesia dengan syarat pemerintah harus menyiapkan generasi
muda yang berkualitas tinggi SDM-nya melalui pendidikan, kesehatan, penyediaan
lapangan kerja dan investasi”. Berkualitas tinggi SDM-nya, dapat dipersiapkan melalui
proses kewirausahaan.
Proses kewirausahaan (entrepreneurial process) adalah proses untuk mengembangkan
sebuah usaha baru, mungkin dalam membawa produk baru ke pasar yang ada, membawa
produk yang ada ke pasar yang baru, dan/atau pembentukan organisasi baru. Proses
untuk mengembangkan sebuah usaha baru melibatkan lebih dari sekedar penyelesaian
masalah dalam suatu posisi manajemen. Seorang pengusaha harus menemukan,
mengevaluasi, dan mengembangkan sebuah peluang dengan membatasi kekuatan yang
menghalangi terciptanya sesuatu yang baru. Selain itu, proses kewirausahaan berkaitan
pula dengan kreativitas, ide bisnis dan inovasi. Roh kewirausahaan adalah kreativitas.
Kreativitas didefinisikan secara berbeda-beda. Namun demikian semua mengacu pada
kemampuan untuk melahirkan sesuatu yang baru. Produk kreatif lahir dari proses kreatif
yang identik dengan tipe berpikir divergen yang berusaha melihat berbagai dimensi yang
beragam atau bahkan bertentangan menjadi suatu produk atau pemikiran baru. Proses
kreatif


itu

merentang

dari:

pengumpulan

informasi,

inkubasi,

iluminasi,

verifikasi/evaluasi, dan aplikasi.

Persiapan
Mendefinisikan
masalah, tujuan

atau tantangan,
pengumpulan
informasi

Lima Tahapan Proses Kreatif
Inkubasi
Iluminasi
Verifikasi
Mencerna
fakta-fakta dan
mengolahnya
dalam pikiran

Mendesak

Memastikan

kepermukaan,

apakah solusi


gagasan-

itu benar-benar

gagasan

memecahkan

muncul

masalah

Aplikasi
Mengambil
langkahlangkah untuk
menindak
lanjuti solusi
tersebut


Entrepreneur yang memiliki modal kecakapan berpikir kreatif, akan secara nyata
menghasilkan karya-karya kreatif jika memiliki sikap, motivasi, minat, kepribadian, dan
kebiasaan-kebiasaan dalam berperilaku yang mendukung. Misalnya, berpikir orisinal,

luwes dan lancer. Namun ia pemalas dan mudah menyerah, maaka kemampuan tersebut
tidak akan berkembang.
Sumber-sumber yang mungkin untuk ide-ide baru berkisar dari komentar-komentar
pelanggan sampai perubahan-perubahan dalam peraturan pemerintah. Mendengarkan
komentar-komentar dari kenalan, mengevaluasi produk-produk baru yang ditawarkan
oleh para competitor, mngetahui berbagai ide yang dimuat dalam paten sebelumnya
sudah mendapat izin, serta terlibat aktif dalam penelitian dan pengembangan merupakan
teknik-teknik untuk menghasilkan ide produk baru. Selain itu, terdapat teknik-teknik
khusus yang dapat digunakan oleh para pengusaha untuk memunculkan berbagai ide.
Sebagai contoh, pemahaman yang lebih baik tentang opini pelanggan yang sebenarnya
dapat dari penggunaan kelompok fokus. Pendekatan yang berorientasi pada pelanggan
yang

lain

adalah

analisis

kumpulan

masalah,

melalui

apa

para

pelanggan

mengasosiasikan masalah-masalah khusus dengan produk-produk tertentu dan kemudian
mengembangkan sebuah produk baru yang tidak memiliki kekurangan yang
diidentifikasikan.
Kewirausahaan pada awalnya muncul dari penemuan IPTEK yang dimanfaatkan oleh
orang yang mampu menjual dan memasarkan inspirasi dan penemuan tersbut menjadi
suatu bisnis. Kemudian berubah dari menawarkan manfaat penemuan menjadi
memanfaatkan informasi penemuan-penemuan yag terjadi dalam bentuk iklan dan
seterusnya. Kemudian berubah lagi dengan menciptakan suatu konsep terpadu untuk
memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan orang-orang yang beragam. Jadi,
kewirausahaan telah bergeser dari menciptakan manfaat dari sesuatu yang belum ada
menjadi meningkatkan sesuatu yang sudah ada menjadi bernilai tambah untuk memenuhi
kebutuhan pasar; serta mengubah pola persaingan, trend setter, change driver, dan
innovator. Sebagai kesimpulan, proses kewirausahaan memiliki empat tahap yang
berbeda, yaitu: (lihat Tabel 1.1)
a.

Identifikasi dan evaluasi peluang

b.

Pengembangan rencana bisnis

c.

Penetapan sumber daya yang dibutuhkan

d.

Manajemen perusahaan yang dihasilkan

Tabel 1.1 Aspek-Aspek Proses Kewirausahaan
Identifikasi dan
Pengembangan
Kebutuhan Sumber
Evaluasi Peluang
 Penilaian
peluang
 Penciptaan dan

Rencana Bisnis
 Halaman judul

Daya
 Menentukan

Perusahaan
 Mengembangkan
gaya manajemen



Daftar isi

sumber daya



Ringkasan

yang dibutuhkan  Memahami

jarak peluang
 Nilai peluang

Pengelolaan

eksekutif


yang riil dan
diketahui

Bagian utama

sumber daya

1) Deskripsi

yang ada

bisnis

 Risiko dan
pengembalian
dari peluang

kesenjangan

industri

sumber daya

teknologi

keterampilan

4) Rencana

personal dan

pemasaran

tujuan personal

5) Rencana

 Lingkungan

keuangan
6) Rencana

persaingan

produksi
7) Rencana
organisasi
8) Rencana
operasi
9) Rangkuman


 Mengidentifikasi

2) Deskripsi
3) Rencana

 Peluang versus

 Menentukan

Lampiran
(tampilan)

dengan pemasok
yang tersedia
 Mengembangkan
akses terhadap
sumber daya
yang dibutuhkan

variable kunci
untuk sukses
 Mengidentifikasi
masalah dan
potensi masalah
 Menerapkan
sistem kendali
 Mengembangkan
strategi
pertumbuhan

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5