Analisis Dampak Demografi Terhadap Perke
Nama
: Sarah Azzahra
NIM
: 1144040079
Jur/Smt/Kls
: Pengembangan Masyarakat Islam/V/B
_________________________________________________________________
UTS Ilmu Kependudukan
Analisis Bonus Demografi Terhadap Perkembangan
Kewirausahaan di Indonesia
Tahun 2020–2030 merupakan tahun penting bagi para ilmuwan yang mengkaji bidang
ilmu kependudukan. Dikatakan penting sebagaimana adanya istilah bonus demografi yang
akan ramai diperbincangkan diantara rentang waktu 10 tahun tersebut. Salah satu yang
mungkin akan ikut ramai diperbincangkan yakni perkembangan wirausaha di Indonesia.
Sudah jelas bahwa direntang waktu 10 tahun tersebut, jumlah penduduk dengan usia
produktif akan lebih banyak daripada usia non produktif. Manusia memiliki kecenderungan
untuk mencintai lawan jenis. Allah menciptakan manusia berpasangan: pria dan wanita.
Istilah pasangan menggambarkan bahwa perbedaan jenis kelamin antara pria dan wanita itu
bersifat fungsional, bukan kontradiksional. Sifat feminism dan maskulin itu dibutuhkan untuk
saling melengkapi. Kecenderungan individu untuk berafiliasi, berbagi dalam pekerjaan,
persahabatan dan cinta tumbuh mekar terutama pada awal kedewasaan, yang disebut usia
produktif.
Pada tahap ini, individu membutuhkan orang lain untuk dicintai dan diajak
mengadakan hubungan seksual, serta berbagi rasa dalam suatu komitmen dan hubungan
kepercayaan. Hubungan itu sah dilakukan secara moral dan legal melalui lembaga
pernikahan. Islam mengatur masalah nikah secara lengkap dan indah. Menikah meniscayakan
kemampuan ekonomi, antara lain menyediakan rumah tinggal. Dengan kata lain, syariat
nikah mendorong para pemuda mengelola bisnis (kewirausahaan) sehingga memperoleh
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan rumah tinggal. Rumah tinggal adalah
simbol kemandirian. Rumah tinggal juga mencerminkan pekerjaan dan keluarga.
Setelah membahas tentang usia produktif, selanjutnya pembahasan akan mengarah
kepada beberapa pengertian dan penjelasan lebih jauh tentang kewirausahaan di Indonesia.
Dimulai dengan pengertian bonus demografi, pengertian kewirausahaan, lalu bagaimana
bonus demografi berdampak pada perkembangan kewirausahaan di Indonesia. Hingga pada
akhirnya yang bisa diharapkan adalah seorang wirausaha mampu bersaing dengan orangorang ekonomi bisnis pada umumnya.
1.
Pengertian Bonus Demografi
Memasuki tema mengenai bonus demografi, telah banyak media massa Indonesia
yang telah mengulas mengenai hal ini. Bukan karena apa-apa tapi dikarenakan
potensinya yang luar biasa. Bonus demografi adalah fenomena dimana struktur
penduduk sangat menguntungkan dari sisi pembangunan karena jumlah penduduk usia
produktif sangat besar, sedangkan proporsi usia muda sudah semakin kecil dan proporsi
usia lanjut belum banyak.
Fenomena ini menjadi potensi yang luar biasa bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Eropa dan Amerika telah mengalami fenomena ini dan berhasil memanfaatkannya.
Beberapa negara lain yang telah mengalami fenomena bonus demografi dan mampu
memanfaatkannya diantara lain Thailand, Taiwan dan Korea. Karena adanya fenomena
bonus demografi tersebut, mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi antara 10-15%.
Fenomena bonus demografi tidak hanya menjanjikan jumlah penduduk yang bertambah
sehingga perekonomian bisa naik akibat jumlah konsumen bertambah. Bonus demografi
menjanjikan lebih dari itu, yakni stok pemuda yang lebih banyak dibandingkan orang tua
(berusia lanjut). Pemuda yang memiliki semangat dan inovasi serta idealisme tinggi
adalah sumber daya yang tidak tergantikan.
Indonesia akan mendapatkan jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) mencapai
sekitar 70%, sedangkan 30% penduduk yang tidak produktif (usia 14 tahun ke bawah dan
usia di atas 65 tahun) yang akan terjadi pada tahun 2020-2030, berdasarkan pendapat
PLH Deputi Bidang Pelestarian dan Pengembangan BKKBN, Ida Bagus Permana. Selain
itu, menurut Permana, bonus demografi dapat menjadi anugerah bagi bangsa Indonesia
dengan syarat pemerintah harus menyiapkan generasi muda yang berkualitas tinggi
SDM-nya melalui pendidikan, kesehatan, penyediaan lapangan kerja dan investasi.
Dengan demikian, pada tahun 2020-2030, Indonesia akan memiliki sekitar 180 juta
orang berusia produktif, sedang usia tidak produkti sekitar 60 juta jiwa. Perbandingannya
yaitu 10 orang berusia produktif hanya menanggung 3-4 orang usia produktif, sehingga
akan terjadi peningkatan tabungan masyarakat dan tabungan nasional. Namun, jika
bangsa Indonesia tidak mampu menyiapkan akan terjadinya bonus demografi, seperti
penyediaan lapangan kerja dan peningkatan kualitas SDM seperti pendidikan yang
tinggi, pelayanan kesehatan dan gizi yang memadai, maka akrab terjadi permasalahan.
Seperti terjadinya pengangguran yang besar dan akan menjadi beban negara.
2.
Pengertian Kewirausahaan
Definisi tentang pengusaha berevolusi terus menerus sejalan dengan perubahan
struktur ekonomi suatu dunia dan menjadi semakin kompleks. Sejak permulaan pada
zaman pertengahan, ketika digunakan untuk pekerjaan tertentu, istilah pengusaha telah
didefinisikan ulang dan diperluas untuk memasukkan konsep yang lebih terkait dengan
orang bukan dengan pekerjaan. Pengambilan risiko, inovasi dan penciptaan kekayaan
adalah diantara contoh kriteria yang telah dikembangkan ketika studi tentang
pembentukan bisnis baru berkembang. Dalam buku Kewirausahaan Edisi 7,
kewirausahaan didefinisikan sebagai proses penciptaan sebuah hal baru yang bernilai
dengan mengorbankan waktu dan upaya yang dibutuhkan, mengambil risiko keuangan,
risiko psikologis, dan risiko sosial yang terkait, serta perolehan imbalan yang dihasilkan,
baik dalam bentuk imbalan moneter maupun kebebasan dan kepuasan pribadi.
Pengusaha kemudian melalui proses kewirausahaan yang melibatkan penemuan,
evaluasi dan pengembangan peluang untuk menciptakan usaha baru. Setiap tahap adalah
penting untuk kesuksesan usaha baru dan sangat terkait dengan setiap tahap berikutnya.
Sebelum tahap identifikasi peluang dapat menghasilkan riset yang berarti, pengusaha
potensial harus mempunyai gagasan umum tentang jenis perubahan yang diinginkan. Ini
melibatkan mekanisme formal dan informal untuk mengindentifikasi peluang bisnis.
Sekalipun mekanisme formal umumnya ditemukan di dalam perusahaan yang lebih
mapan, kebanyakan pengusaha menggunakan sumber informal untuk gagasan mereka,
hingga sedemikian sensitif terhadap keluhan dan komentar dari teman ataupun
pekumpulan. Setelah peluang diidentidikasi, proses ebaluasi dimulai. Dasar proses
penyaringan adalah pemahaman faktor-faktor yang dapat menciptakan peluang:
teknologi, perubahan pasar, persaingan atau perubahan dalam regulasi pemerintah. Dari
dasar ini, ukuran pasar dan dimensi waktu yang terkait dengan gagasan dapat diestimasi.
Penting untuk memastikan bahwa gagasan selaras dengan keterampilan dan tujuan
pribadi pengusaha, serta bahwa pengusaha mempunyai keinginan yang kuat untuk
melihat peluang yang akan membawa pada hasil akhir. Dalam proses evaluasi peluang,
sumber daya yang dibutuhkan harus didefinisikan dengan jelas dan diperoleh dengan
harga semurah mungkin.
Keputusan untuk memulai suatu usaha baru terdiri atas beberapa rangkaian tahap,
diantaranya:
a.
Keputusan untuk meninggalkan karier atau gaya hidup saat ini
b.
Keputusan bahwa usaha baru memang diinginkan
c.
Keputusan bahwa baik faktor eksternal maupun internal akan memungkinkan
dibukanya usaha baru
Meskipun proses pengambilan keputusan dapat diterapkan pada setiap jenis usaha baru
(start-up company), tekanan yang dihadapi tentu saja berbeda. Karena sifat dasarnya
yang berbeda, perusahaan dasar (foundation company) dan usaha berpotensi tinggi
(high-potential venture) membutuhkan upaya yang lebih serius untuk mencapai
keputusan yang kuat pada titik ini dibandingkan dengan perusahaan gaya hidup.
Dewasa ini, studi tentang kewirausahaan menjadi relevan, bukan hanya karena
membantu pengusaha untuk memenuhi kebutuhan pribadi, tetapi juga karena kontribusi
ekonomi dari usaha-usaha baru. Lebih dari sekedar peningkatan pendapatan dengan
menciptakan pekerjaan baru, kewirausahaan bertindak sebagai kekuatan positif dalam
pertumbuhan ekonomi dengan menjembatani antara inovasi dan pasar. Meskipun
pmerintah memberi dukungan yang besar terhadap riset dasar dan aplikasi, tidak terjadi
sukses besar dalam mengubah inovasi teknologi menjadi produk atau jasa. Meskipun
kewirausahaan korporat menwarkan perpaduan antara kemampuan riset dengan
keterampilan bisnis yang dapat diharapkan dari korporat besar, hasilnya sejauh ini masih
tidak spektakuler. Hal ini memungkinkan para pengusaha, yang sering kali mempunyai
kekurangan dalam kemampuan teknis dan keterampilan bisnsi, untuk menjadi pengait
utama antara proses perkembangan inovasi dengan pertumbuhan ekonomi dan
revitalisasi. Studi kewirausahaan serta pendidikan pengusaha potensial adalah bagian
yang penting dalam upaya untuk memperkuat keterkaitan ini, sehingga menjadi
sedmikian mendasar bagi kesejahteraan suatu negara.
3.
Analisis Bonus Demografi Terhadap Perkembangan Kewirausahaan di Indonesia
Sebagaimana yang dikatakan oleh Permana, bahwa, “bonus demografi dapat menjadi
anugerah bagi bangsa Indonesia dengan syarat pemerintah harus menyiapkan generasi
muda yang berkualitas tinggi SDM-nya melalui pendidikan, kesehatan, penyediaan
lapangan kerja dan investasi”. Berkualitas tinggi SDM-nya, dapat dipersiapkan melalui
proses kewirausahaan.
Proses kewirausahaan (entrepreneurial process) adalah proses untuk mengembangkan
sebuah usaha baru, mungkin dalam membawa produk baru ke pasar yang ada, membawa
produk yang ada ke pasar yang baru, dan/atau pembentukan organisasi baru. Proses
untuk mengembangkan sebuah usaha baru melibatkan lebih dari sekedar penyelesaian
masalah dalam suatu posisi manajemen. Seorang pengusaha harus menemukan,
mengevaluasi, dan mengembangkan sebuah peluang dengan membatasi kekuatan yang
menghalangi terciptanya sesuatu yang baru. Selain itu, proses kewirausahaan berkaitan
pula dengan kreativitas, ide bisnis dan inovasi. Roh kewirausahaan adalah kreativitas.
Kreativitas didefinisikan secara berbeda-beda. Namun demikian semua mengacu pada
kemampuan untuk melahirkan sesuatu yang baru. Produk kreatif lahir dari proses kreatif
yang identik dengan tipe berpikir divergen yang berusaha melihat berbagai dimensi yang
beragam atau bahkan bertentangan menjadi suatu produk atau pemikiran baru. Proses
kreatif
itu
merentang
dari:
pengumpulan
informasi,
inkubasi,
iluminasi,
verifikasi/evaluasi, dan aplikasi.
Persiapan
Mendefinisikan
masalah, tujuan
atau tantangan,
pengumpulan
informasi
Lima Tahapan Proses Kreatif
Inkubasi
Iluminasi
Verifikasi
Mencerna
fakta-fakta dan
mengolahnya
dalam pikiran
Mendesak
Memastikan
kepermukaan,
apakah solusi
gagasan-
itu benar-benar
gagasan
memecahkan
muncul
masalah
Aplikasi
Mengambil
langkahlangkah untuk
menindak
lanjuti solusi
tersebut
Entrepreneur yang memiliki modal kecakapan berpikir kreatif, akan secara nyata
menghasilkan karya-karya kreatif jika memiliki sikap, motivasi, minat, kepribadian, dan
kebiasaan-kebiasaan dalam berperilaku yang mendukung. Misalnya, berpikir orisinal,
luwes dan lancer. Namun ia pemalas dan mudah menyerah, maaka kemampuan tersebut
tidak akan berkembang.
Sumber-sumber yang mungkin untuk ide-ide baru berkisar dari komentar-komentar
pelanggan sampai perubahan-perubahan dalam peraturan pemerintah. Mendengarkan
komentar-komentar dari kenalan, mengevaluasi produk-produk baru yang ditawarkan
oleh para competitor, mngetahui berbagai ide yang dimuat dalam paten sebelumnya
sudah mendapat izin, serta terlibat aktif dalam penelitian dan pengembangan merupakan
teknik-teknik untuk menghasilkan ide produk baru. Selain itu, terdapat teknik-teknik
khusus yang dapat digunakan oleh para pengusaha untuk memunculkan berbagai ide.
Sebagai contoh, pemahaman yang lebih baik tentang opini pelanggan yang sebenarnya
dapat dari penggunaan kelompok fokus. Pendekatan yang berorientasi pada pelanggan
yang
lain
adalah
analisis
kumpulan
masalah,
melalui
apa
para
pelanggan
mengasosiasikan masalah-masalah khusus dengan produk-produk tertentu dan kemudian
mengembangkan sebuah produk baru yang tidak memiliki kekurangan yang
diidentifikasikan.
Kewirausahaan pada awalnya muncul dari penemuan IPTEK yang dimanfaatkan oleh
orang yang mampu menjual dan memasarkan inspirasi dan penemuan tersbut menjadi
suatu bisnis. Kemudian berubah dari menawarkan manfaat penemuan menjadi
memanfaatkan informasi penemuan-penemuan yag terjadi dalam bentuk iklan dan
seterusnya. Kemudian berubah lagi dengan menciptakan suatu konsep terpadu untuk
memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan orang-orang yang beragam. Jadi,
kewirausahaan telah bergeser dari menciptakan manfaat dari sesuatu yang belum ada
menjadi meningkatkan sesuatu yang sudah ada menjadi bernilai tambah untuk memenuhi
kebutuhan pasar; serta mengubah pola persaingan, trend setter, change driver, dan
innovator. Sebagai kesimpulan, proses kewirausahaan memiliki empat tahap yang
berbeda, yaitu: (lihat Tabel 1.1)
a.
Identifikasi dan evaluasi peluang
b.
Pengembangan rencana bisnis
c.
Penetapan sumber daya yang dibutuhkan
d.
Manajemen perusahaan yang dihasilkan
Tabel 1.1 Aspek-Aspek Proses Kewirausahaan
Identifikasi dan
Pengembangan
Kebutuhan Sumber
Evaluasi Peluang
Penilaian
peluang
Penciptaan dan
Rencana Bisnis
Halaman judul
Daya
Menentukan
Perusahaan
Mengembangkan
gaya manajemen
Daftar isi
sumber daya
Ringkasan
yang dibutuhkan Memahami
jarak peluang
Nilai peluang
Pengelolaan
eksekutif
yang riil dan
diketahui
Bagian utama
sumber daya
1) Deskripsi
yang ada
bisnis
Risiko dan
pengembalian
dari peluang
kesenjangan
industri
sumber daya
teknologi
keterampilan
4) Rencana
personal dan
pemasaran
tujuan personal
5) Rencana
Lingkungan
keuangan
6) Rencana
persaingan
produksi
7) Rencana
organisasi
8) Rencana
operasi
9) Rangkuman
Mengidentifikasi
2) Deskripsi
3) Rencana
Peluang versus
Menentukan
Lampiran
(tampilan)
dengan pemasok
yang tersedia
Mengembangkan
akses terhadap
sumber daya
yang dibutuhkan
variable kunci
untuk sukses
Mengidentifikasi
masalah dan
potensi masalah
Menerapkan
sistem kendali
Mengembangkan
strategi
pertumbuhan
: Sarah Azzahra
NIM
: 1144040079
Jur/Smt/Kls
: Pengembangan Masyarakat Islam/V/B
_________________________________________________________________
UTS Ilmu Kependudukan
Analisis Bonus Demografi Terhadap Perkembangan
Kewirausahaan di Indonesia
Tahun 2020–2030 merupakan tahun penting bagi para ilmuwan yang mengkaji bidang
ilmu kependudukan. Dikatakan penting sebagaimana adanya istilah bonus demografi yang
akan ramai diperbincangkan diantara rentang waktu 10 tahun tersebut. Salah satu yang
mungkin akan ikut ramai diperbincangkan yakni perkembangan wirausaha di Indonesia.
Sudah jelas bahwa direntang waktu 10 tahun tersebut, jumlah penduduk dengan usia
produktif akan lebih banyak daripada usia non produktif. Manusia memiliki kecenderungan
untuk mencintai lawan jenis. Allah menciptakan manusia berpasangan: pria dan wanita.
Istilah pasangan menggambarkan bahwa perbedaan jenis kelamin antara pria dan wanita itu
bersifat fungsional, bukan kontradiksional. Sifat feminism dan maskulin itu dibutuhkan untuk
saling melengkapi. Kecenderungan individu untuk berafiliasi, berbagi dalam pekerjaan,
persahabatan dan cinta tumbuh mekar terutama pada awal kedewasaan, yang disebut usia
produktif.
Pada tahap ini, individu membutuhkan orang lain untuk dicintai dan diajak
mengadakan hubungan seksual, serta berbagi rasa dalam suatu komitmen dan hubungan
kepercayaan. Hubungan itu sah dilakukan secara moral dan legal melalui lembaga
pernikahan. Islam mengatur masalah nikah secara lengkap dan indah. Menikah meniscayakan
kemampuan ekonomi, antara lain menyediakan rumah tinggal. Dengan kata lain, syariat
nikah mendorong para pemuda mengelola bisnis (kewirausahaan) sehingga memperoleh
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan rumah tinggal. Rumah tinggal adalah
simbol kemandirian. Rumah tinggal juga mencerminkan pekerjaan dan keluarga.
Setelah membahas tentang usia produktif, selanjutnya pembahasan akan mengarah
kepada beberapa pengertian dan penjelasan lebih jauh tentang kewirausahaan di Indonesia.
Dimulai dengan pengertian bonus demografi, pengertian kewirausahaan, lalu bagaimana
bonus demografi berdampak pada perkembangan kewirausahaan di Indonesia. Hingga pada
akhirnya yang bisa diharapkan adalah seorang wirausaha mampu bersaing dengan orangorang ekonomi bisnis pada umumnya.
1.
Pengertian Bonus Demografi
Memasuki tema mengenai bonus demografi, telah banyak media massa Indonesia
yang telah mengulas mengenai hal ini. Bukan karena apa-apa tapi dikarenakan
potensinya yang luar biasa. Bonus demografi adalah fenomena dimana struktur
penduduk sangat menguntungkan dari sisi pembangunan karena jumlah penduduk usia
produktif sangat besar, sedangkan proporsi usia muda sudah semakin kecil dan proporsi
usia lanjut belum banyak.
Fenomena ini menjadi potensi yang luar biasa bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Eropa dan Amerika telah mengalami fenomena ini dan berhasil memanfaatkannya.
Beberapa negara lain yang telah mengalami fenomena bonus demografi dan mampu
memanfaatkannya diantara lain Thailand, Taiwan dan Korea. Karena adanya fenomena
bonus demografi tersebut, mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi antara 10-15%.
Fenomena bonus demografi tidak hanya menjanjikan jumlah penduduk yang bertambah
sehingga perekonomian bisa naik akibat jumlah konsumen bertambah. Bonus demografi
menjanjikan lebih dari itu, yakni stok pemuda yang lebih banyak dibandingkan orang tua
(berusia lanjut). Pemuda yang memiliki semangat dan inovasi serta idealisme tinggi
adalah sumber daya yang tidak tergantikan.
Indonesia akan mendapatkan jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) mencapai
sekitar 70%, sedangkan 30% penduduk yang tidak produktif (usia 14 tahun ke bawah dan
usia di atas 65 tahun) yang akan terjadi pada tahun 2020-2030, berdasarkan pendapat
PLH Deputi Bidang Pelestarian dan Pengembangan BKKBN, Ida Bagus Permana. Selain
itu, menurut Permana, bonus demografi dapat menjadi anugerah bagi bangsa Indonesia
dengan syarat pemerintah harus menyiapkan generasi muda yang berkualitas tinggi
SDM-nya melalui pendidikan, kesehatan, penyediaan lapangan kerja dan investasi.
Dengan demikian, pada tahun 2020-2030, Indonesia akan memiliki sekitar 180 juta
orang berusia produktif, sedang usia tidak produkti sekitar 60 juta jiwa. Perbandingannya
yaitu 10 orang berusia produktif hanya menanggung 3-4 orang usia produktif, sehingga
akan terjadi peningkatan tabungan masyarakat dan tabungan nasional. Namun, jika
bangsa Indonesia tidak mampu menyiapkan akan terjadinya bonus demografi, seperti
penyediaan lapangan kerja dan peningkatan kualitas SDM seperti pendidikan yang
tinggi, pelayanan kesehatan dan gizi yang memadai, maka akrab terjadi permasalahan.
Seperti terjadinya pengangguran yang besar dan akan menjadi beban negara.
2.
Pengertian Kewirausahaan
Definisi tentang pengusaha berevolusi terus menerus sejalan dengan perubahan
struktur ekonomi suatu dunia dan menjadi semakin kompleks. Sejak permulaan pada
zaman pertengahan, ketika digunakan untuk pekerjaan tertentu, istilah pengusaha telah
didefinisikan ulang dan diperluas untuk memasukkan konsep yang lebih terkait dengan
orang bukan dengan pekerjaan. Pengambilan risiko, inovasi dan penciptaan kekayaan
adalah diantara contoh kriteria yang telah dikembangkan ketika studi tentang
pembentukan bisnis baru berkembang. Dalam buku Kewirausahaan Edisi 7,
kewirausahaan didefinisikan sebagai proses penciptaan sebuah hal baru yang bernilai
dengan mengorbankan waktu dan upaya yang dibutuhkan, mengambil risiko keuangan,
risiko psikologis, dan risiko sosial yang terkait, serta perolehan imbalan yang dihasilkan,
baik dalam bentuk imbalan moneter maupun kebebasan dan kepuasan pribadi.
Pengusaha kemudian melalui proses kewirausahaan yang melibatkan penemuan,
evaluasi dan pengembangan peluang untuk menciptakan usaha baru. Setiap tahap adalah
penting untuk kesuksesan usaha baru dan sangat terkait dengan setiap tahap berikutnya.
Sebelum tahap identifikasi peluang dapat menghasilkan riset yang berarti, pengusaha
potensial harus mempunyai gagasan umum tentang jenis perubahan yang diinginkan. Ini
melibatkan mekanisme formal dan informal untuk mengindentifikasi peluang bisnis.
Sekalipun mekanisme formal umumnya ditemukan di dalam perusahaan yang lebih
mapan, kebanyakan pengusaha menggunakan sumber informal untuk gagasan mereka,
hingga sedemikian sensitif terhadap keluhan dan komentar dari teman ataupun
pekumpulan. Setelah peluang diidentidikasi, proses ebaluasi dimulai. Dasar proses
penyaringan adalah pemahaman faktor-faktor yang dapat menciptakan peluang:
teknologi, perubahan pasar, persaingan atau perubahan dalam regulasi pemerintah. Dari
dasar ini, ukuran pasar dan dimensi waktu yang terkait dengan gagasan dapat diestimasi.
Penting untuk memastikan bahwa gagasan selaras dengan keterampilan dan tujuan
pribadi pengusaha, serta bahwa pengusaha mempunyai keinginan yang kuat untuk
melihat peluang yang akan membawa pada hasil akhir. Dalam proses evaluasi peluang,
sumber daya yang dibutuhkan harus didefinisikan dengan jelas dan diperoleh dengan
harga semurah mungkin.
Keputusan untuk memulai suatu usaha baru terdiri atas beberapa rangkaian tahap,
diantaranya:
a.
Keputusan untuk meninggalkan karier atau gaya hidup saat ini
b.
Keputusan bahwa usaha baru memang diinginkan
c.
Keputusan bahwa baik faktor eksternal maupun internal akan memungkinkan
dibukanya usaha baru
Meskipun proses pengambilan keputusan dapat diterapkan pada setiap jenis usaha baru
(start-up company), tekanan yang dihadapi tentu saja berbeda. Karena sifat dasarnya
yang berbeda, perusahaan dasar (foundation company) dan usaha berpotensi tinggi
(high-potential venture) membutuhkan upaya yang lebih serius untuk mencapai
keputusan yang kuat pada titik ini dibandingkan dengan perusahaan gaya hidup.
Dewasa ini, studi tentang kewirausahaan menjadi relevan, bukan hanya karena
membantu pengusaha untuk memenuhi kebutuhan pribadi, tetapi juga karena kontribusi
ekonomi dari usaha-usaha baru. Lebih dari sekedar peningkatan pendapatan dengan
menciptakan pekerjaan baru, kewirausahaan bertindak sebagai kekuatan positif dalam
pertumbuhan ekonomi dengan menjembatani antara inovasi dan pasar. Meskipun
pmerintah memberi dukungan yang besar terhadap riset dasar dan aplikasi, tidak terjadi
sukses besar dalam mengubah inovasi teknologi menjadi produk atau jasa. Meskipun
kewirausahaan korporat menwarkan perpaduan antara kemampuan riset dengan
keterampilan bisnis yang dapat diharapkan dari korporat besar, hasilnya sejauh ini masih
tidak spektakuler. Hal ini memungkinkan para pengusaha, yang sering kali mempunyai
kekurangan dalam kemampuan teknis dan keterampilan bisnsi, untuk menjadi pengait
utama antara proses perkembangan inovasi dengan pertumbuhan ekonomi dan
revitalisasi. Studi kewirausahaan serta pendidikan pengusaha potensial adalah bagian
yang penting dalam upaya untuk memperkuat keterkaitan ini, sehingga menjadi
sedmikian mendasar bagi kesejahteraan suatu negara.
3.
Analisis Bonus Demografi Terhadap Perkembangan Kewirausahaan di Indonesia
Sebagaimana yang dikatakan oleh Permana, bahwa, “bonus demografi dapat menjadi
anugerah bagi bangsa Indonesia dengan syarat pemerintah harus menyiapkan generasi
muda yang berkualitas tinggi SDM-nya melalui pendidikan, kesehatan, penyediaan
lapangan kerja dan investasi”. Berkualitas tinggi SDM-nya, dapat dipersiapkan melalui
proses kewirausahaan.
Proses kewirausahaan (entrepreneurial process) adalah proses untuk mengembangkan
sebuah usaha baru, mungkin dalam membawa produk baru ke pasar yang ada, membawa
produk yang ada ke pasar yang baru, dan/atau pembentukan organisasi baru. Proses
untuk mengembangkan sebuah usaha baru melibatkan lebih dari sekedar penyelesaian
masalah dalam suatu posisi manajemen. Seorang pengusaha harus menemukan,
mengevaluasi, dan mengembangkan sebuah peluang dengan membatasi kekuatan yang
menghalangi terciptanya sesuatu yang baru. Selain itu, proses kewirausahaan berkaitan
pula dengan kreativitas, ide bisnis dan inovasi. Roh kewirausahaan adalah kreativitas.
Kreativitas didefinisikan secara berbeda-beda. Namun demikian semua mengacu pada
kemampuan untuk melahirkan sesuatu yang baru. Produk kreatif lahir dari proses kreatif
yang identik dengan tipe berpikir divergen yang berusaha melihat berbagai dimensi yang
beragam atau bahkan bertentangan menjadi suatu produk atau pemikiran baru. Proses
kreatif
itu
merentang
dari:
pengumpulan
informasi,
inkubasi,
iluminasi,
verifikasi/evaluasi, dan aplikasi.
Persiapan
Mendefinisikan
masalah, tujuan
atau tantangan,
pengumpulan
informasi
Lima Tahapan Proses Kreatif
Inkubasi
Iluminasi
Verifikasi
Mencerna
fakta-fakta dan
mengolahnya
dalam pikiran
Mendesak
Memastikan
kepermukaan,
apakah solusi
gagasan-
itu benar-benar
gagasan
memecahkan
muncul
masalah
Aplikasi
Mengambil
langkahlangkah untuk
menindak
lanjuti solusi
tersebut
Entrepreneur yang memiliki modal kecakapan berpikir kreatif, akan secara nyata
menghasilkan karya-karya kreatif jika memiliki sikap, motivasi, minat, kepribadian, dan
kebiasaan-kebiasaan dalam berperilaku yang mendukung. Misalnya, berpikir orisinal,
luwes dan lancer. Namun ia pemalas dan mudah menyerah, maaka kemampuan tersebut
tidak akan berkembang.
Sumber-sumber yang mungkin untuk ide-ide baru berkisar dari komentar-komentar
pelanggan sampai perubahan-perubahan dalam peraturan pemerintah. Mendengarkan
komentar-komentar dari kenalan, mengevaluasi produk-produk baru yang ditawarkan
oleh para competitor, mngetahui berbagai ide yang dimuat dalam paten sebelumnya
sudah mendapat izin, serta terlibat aktif dalam penelitian dan pengembangan merupakan
teknik-teknik untuk menghasilkan ide produk baru. Selain itu, terdapat teknik-teknik
khusus yang dapat digunakan oleh para pengusaha untuk memunculkan berbagai ide.
Sebagai contoh, pemahaman yang lebih baik tentang opini pelanggan yang sebenarnya
dapat dari penggunaan kelompok fokus. Pendekatan yang berorientasi pada pelanggan
yang
lain
adalah
analisis
kumpulan
masalah,
melalui
apa
para
pelanggan
mengasosiasikan masalah-masalah khusus dengan produk-produk tertentu dan kemudian
mengembangkan sebuah produk baru yang tidak memiliki kekurangan yang
diidentifikasikan.
Kewirausahaan pada awalnya muncul dari penemuan IPTEK yang dimanfaatkan oleh
orang yang mampu menjual dan memasarkan inspirasi dan penemuan tersbut menjadi
suatu bisnis. Kemudian berubah dari menawarkan manfaat penemuan menjadi
memanfaatkan informasi penemuan-penemuan yag terjadi dalam bentuk iklan dan
seterusnya. Kemudian berubah lagi dengan menciptakan suatu konsep terpadu untuk
memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan orang-orang yang beragam. Jadi,
kewirausahaan telah bergeser dari menciptakan manfaat dari sesuatu yang belum ada
menjadi meningkatkan sesuatu yang sudah ada menjadi bernilai tambah untuk memenuhi
kebutuhan pasar; serta mengubah pola persaingan, trend setter, change driver, dan
innovator. Sebagai kesimpulan, proses kewirausahaan memiliki empat tahap yang
berbeda, yaitu: (lihat Tabel 1.1)
a.
Identifikasi dan evaluasi peluang
b.
Pengembangan rencana bisnis
c.
Penetapan sumber daya yang dibutuhkan
d.
Manajemen perusahaan yang dihasilkan
Tabel 1.1 Aspek-Aspek Proses Kewirausahaan
Identifikasi dan
Pengembangan
Kebutuhan Sumber
Evaluasi Peluang
Penilaian
peluang
Penciptaan dan
Rencana Bisnis
Halaman judul
Daya
Menentukan
Perusahaan
Mengembangkan
gaya manajemen
Daftar isi
sumber daya
Ringkasan
yang dibutuhkan Memahami
jarak peluang
Nilai peluang
Pengelolaan
eksekutif
yang riil dan
diketahui
Bagian utama
sumber daya
1) Deskripsi
yang ada
bisnis
Risiko dan
pengembalian
dari peluang
kesenjangan
industri
sumber daya
teknologi
keterampilan
4) Rencana
personal dan
pemasaran
tujuan personal
5) Rencana
Lingkungan
keuangan
6) Rencana
persaingan
produksi
7) Rencana
organisasi
8) Rencana
operasi
9) Rangkuman
Mengidentifikasi
2) Deskripsi
3) Rencana
Peluang versus
Menentukan
Lampiran
(tampilan)
dengan pemasok
yang tersedia
Mengembangkan
akses terhadap
sumber daya
yang dibutuhkan
variable kunci
untuk sukses
Mengidentifikasi
masalah dan
potensi masalah
Menerapkan
sistem kendali
Mengembangkan
strategi
pertumbuhan