TM LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM I

LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI UMUM
IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME

NAMA
NIM
KELOMPOK
KELAS
ASISTEN

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM

Kelas
Kelompo
k
PRELAB

Tanggal Praktikum Jum’at, 12 Mei 2017
Praktikum
IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME
1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis metode identifikasi mikroorganisme!
Jenis-jenis metode identifikasi mikroorganisme (Etnis, 2012):
a. Pemeriksaan mikroskopis
- Pemeriksaan langsung
Pemeriksaan digunakan untuk mengamati pergerakan sel, pembelahan biner,
serta perubahan bentuk dan ukuran sel akibat fiksasi panas dan pewarnaan
dengan menggunakan mikroskop (Etnis, 2012).
- Pewarnaan
Terdapat beberapa jenis pewarnaan:
 Pewarnaan sederhana adalah pewarnaan dengan menggunakan 1 macam
wara saja, tujuannya adalah untuk mengamati bentuk dan morfologi
susunan sel bakteri. Pewarnaan sederhana dibagi menjadi 2, yaitu

pewarnaan asam dan basa. Pada pewarnaan asam digunakan 1 macam
zat warna untuk melihat bentuk sel. Sedangkan pada pewarnaan basa
merupakan metode pewarnaan bakteri dengan mewarnai latar
belakangnya menjadi warna hitam sehingga bakteri terlihat tansparan.
Tujuannya adalah untuk mengamati morfologi mikroba yang sulit
diwarnai dengan pewarnaan sederhana (Etnis, 2012).
 Pewarnaan diferensial adalah pewarnaan yang tidak hanya
menggunakan 1 macam zat warna sehingga menampilkan perbedaan
antara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba. Pewarnaan
diferensial banyak sekali macamnya seperti pewarnaan gram, kapsul,
spora, pewarnaan tahan panas, giemsa, dan pewarnaan flagel (Etnis,
2012).
b. Pemeriksaan maksoskopis
Dilakukan dengan cara mengamati karakteristik dari pola pertumbuhan
mikroorganisme pada media tanpa menggunakan alat bantu atau langsung
menggunakan mata telanjang (Etnis, 2012).
c. Persyaratan lingkungan
Kemampuan mikroorganisme untuk tinggal pada lingkungan tertenu yang sesuai
un†uk dirinya. Persyaratan lingkungan faktor suhu, pH, kadar oksigen, dan garam


Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k
(Etnis, 2012).
d. Persyaratan nutrisi
Merupakan kemampuan mikroorganisme untuk memanfaatkan nutrisi nberupa
karbon dan nitrogen yang terdapat pada suatu media atau kondisi lingkungan
tertentu (Etnis, 2012).
e. Resisten
Menunjukkan adaptasi mikroba terhadap antibiotik dan logam berat (Etnis, 2012).
f. Antig
Menentukan jenis mikroba berdasarkan imunologi dan serologi (Etnis, 2012).
g. Subseluler
Yaitu menentukan bagian-bagian sel menjadi tipe beberapa takson, serta kelompok
(Etnis, 2012).

2. Jelaskan prinsip pengamatan kapang!

Prinsip dari pengamatan kapang yaitu untuk mengamati dan membedakan jenis kapang.
Pengamatan ini biasanaya dibedakan dari morfologi kapang itu dari berbagai perbesaran
oleh mikroskop. Selain itu juga, untuk mengetahui komponen-komponen yang terdapat
pada kapang. Pengamatan kapang sendiri betujuan untuk membuat preparat basah dan
memelajari morfologi kapang (Grag, 2010).
3. Sebutkan tahapan pewarnaan dalam pengecatan Gram, beserta reagen yang digunakan dan

fungsinya!
Alat dan bahan disterilkan, lalu pada gelas benda dibuat lingkaran (D=1 cm) dan ditetesi
akuades dan diberi kultur bakteri, lalu dikeringkan dan difiksasi dengan dilewatkan ke api.
Lalu dilakukan penetesan Kristal violet kemudian didiamkan dan dicuci dengan akuades.
Dikeringkan dan ditetesi iodine tunggu 1 menit lalu dicuci dengan etanol dan dikeringkan
kemudian ditetesi safranin dan likat warna pada mikroba jika sel berwarna merah
muda/pink (gram-) biru/ungu (gram+).
Reagen :
1. Kristal Violet : memberi warna ungu pada membrane sel dan menghambat
pertumbuhan gram (+).
2. Iodine : menciptakan kompleks dengan pengecatan zat utama (Kristal violet).

3. Etanol : bahan pelarut lemak(lipoprotein pada gram (-) (deteksi gram)
4. Safranin : mewarnai sel yang kehilangan warna karena etanol dan pembeda dari cat
utama (Kristal violet).
(Suharni, 2008).

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k
4. Apa yang dimaksud dengan Bakteri Gram (-) dan Gram (+) ? Jelaskan dan beri contoh

(masing-masing 2 bakteri)!
- Gram (-) negative : adalah bakteri yang tidak mempertahankan warna Kristal violet
karena luntur oleh pelarut etanol, memiliki dinding sel yang tipis peptidoglikan, tapi
lipoprotein tidak tahan asam. Contoh : salmonella, escheria coli, vibrio.
- Gram (+) positif : bakteri yang dapat mempertahankan warna Kristal violet karena

memiliki dinding sel yang tebal dan peptidoglikan sehingga tahan terhadap pelarut
alcohol, tahan asam dan tahan perlakuan fisik contoh : staphylococcus, streptococcus,
clostridium.
(Mahreni, 2011).
5. Mengapa diperlukan fiksasi panas dalam pengecatan bakteri ? Jelaskan!

Fiksasi panas dibutuhkan selama protein bakteri mengalami koagulasi dan melekat diatas
permukaan kaca petri. Fiksasi panas dilakukan dengan cara melewatkan cawan diatas
bunsen 2-3 kali. Tujuannya adalah untuk mematikan mikroba secara cepat tanpa merusak
atau merubah struktur selnya, meningkatkan afinitas pewarnaan. (Cheesbrough, 2013).
6. Pada pengamatan kapang digunakan gliserol 10% apa peranan dari gliserol 10% tersebut?

Larutan gliserol, karena larutan ini dapat menjaga fisiologi atau pemberian warna dari sel
kapang sehingga dapat diamati dengan mudah dan pengamatan lebih akurat (Atlas, 2009).
7. Mengapa digunakan metilen blue dalam pengecatan sederhana sel khamir? Jelaskan!

Karena methylene blue dapat dijadikan indicator hidup/matinya sel. Jika sel masih hidup
maka warna sel akan transparan karena MB dapat direduksi oleh sel dengan system
metabolisme sel itu sendiri. Tetapi jika sel sudah mati warnanya akan menjadi biru karena
sel sudah tidak bisa mereduksi dan warna biru dari MB akan masuk dan bertahan pada sel.

Hal ini dikarenakan pula sel khamir bermuatan (-) dan berikatan dengan muatan (+)
methylene blue dan menyebabkan kematian untuk khamir (Suharni, 2008).
8. Dalam pengecatan endospora, reagen apakah yang berfungsi sebagai cat utama dan cat

penutup? Jelaskan fungsinya masing-masing!
- Cat utama : malaonit green mewarnai endospora menjadi berwarna hijau dan tidak akan
luntur ketika terkena alcohol (etanol). Karena adanya warna hijau masuk kedalam
lapisan membrane.

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k
- Cat penutup : sufronin, mewarnai sel vegetative pada bakteri.
(Pelczar, 2007).
9. Sebutkan ciri-ciri kapang beserta pemberian gambar morfologi Trichoderma sp


Kapang adalah sekelompok mikroba yang tergolong dalam fungi dengan ciri khas
memilki filamen (miselium)dan multiseluler. Selain itu kapang merupakan mikroba bersel
tunggal berupa benang-benang halus yang disebut hifa, kumpulan hida disebut miselium,
dan berkembang biak dengan spora dan membelah diri. Kapang termasuk dalam organisme
heterotrof dan berklorofil (Gupta, 2014).
Kapang Trichoderma sp. Merupakan fungi yang dimasukkan kedalam kelas
Ascomycota yang mempunyai hifa dan membentuk miselium sejati. Kingdom Fungi, divisi
Ascomycota (spora seksual berupa askus), kelas Sordariomycetes, ordo Hypocreales,
family Hypocreaceae, genus Trichoderma, dan spesies Trichoderma sp. Dapat disimpulkan
bahwa bakteri Trichoderma sp. merupakan jamur multiseluler dari divisi Ascomycota
(Gupta, 2014)

Morfologi Trichoderma, sp (Gupta, 2014).
10. Apa yang dimaksud dengan presentasi kematian? Tuliskan rumus dari presentase
kematian!
Presentase kematian merupakan suatu indikator untuk menentukan banyaknya jumlah selsel mikroorganisme dari hasil pengamatan yang mati dan yang hidup dengan menggunakan
satuan persen dari keseluruhan jumlah koloni. Sel hidup berwarna biru sel mati berwarna
bening. Rumus dari presentase kematian ialah (Madigan, 2009) :
% kematian sel =


jumlah sel mati
jumlah sel mati+ jumlah sel hidup

x 100%

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k
DIAGRAM ALIR
PENGAMATAN KAPANG
Gelas Objek
Dibersihkan dengan alkohol 70%
Dibersihkan dengan aquades
Dibersihkan dengan alkohol 70%

Digambar area pengamatan kapang
1 tetes gliserol 10%
¼ ose Trichoderma atau A.
niger
Diamati dengan mikroskop dengan perbesaran 100x dan 400x
Ditutup dengan gelas penutup

Difoto hasil pengamatan

Hasil

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k


PENGECATAN SEDERHANA SEL KHAMIR
Gelas Objek
Dibersihkan dengan alkohol 70%
Dibersihkan dengan aquades
Dibersihkan dengan alkohol 70%
Digambar area penempatan khamir di belaakang
Kaca preparat
1 tetes metilen blue 0.01%
¼ ose S. cereviseae umur
24jam dan 48 jam
Diamati dengan mikroskop dengan perbesaran 100x dan 400x
Ditutup dengan gelas penutup

Dihitung presentasi kematian dengan rumus
difoto hasil pengamatan

Hasil

UJI BIOKIMIIA

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k

Biakan A. xylinum dan L. plantarum di cawan
1 tetes larutan H2O2 3%
Diamati yang terjadi, katalase positif ditandai terbentuknya
gelembung-gelembung kecil oksigen

PENGECATAN GRAM

Hasil
Biakan murni Bacillus subtilis dan E. coli
Diambil 1 ose secara aseptis
dibuat bulatan d = 1 cm di preparat
ditetesi 1 tetes aquades di preparat
Difiksasi di bunsen
diamkan selama 1 menit

2 tetes Kristal violet

Dicuci dengan air mengalir dari botol aquades
dikeringkan (hairdryer)

1 tetes iodin

diamkan selama 1 menit
Dicuci dengan air mengalir
Dikeringkan
diamkan selama 30 detik
Dikeringkan
2 tetes safranin

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k
diamkan selama 1 menit
Dicuci dengan air mengalir
Dikeringkan
Ditutup dengan gelas penutup
Diamati dengan mikroskop pada perbesaran 1000×

Hasil
PENGECATAN ENDOSPORA
Biakan murni Bacillus subtilis dan E. coli
Diambil 1 ose secara aseptis
dibuat bulatan d = 1 cm di preparat
ditetesi 1 tetes aquades di preparat
Difiksasi
dipanaskan diatas air mendidih selama 5 menit2 tetes malachite green
Didinginkan
Dicuci dengan air mengalir
Dikeringkan
diamkan selama 1 menit

2 tetes safranin

dicuci dengan air mengalir
ditutup dengan gelas penutup
1 tetes minyak emersi

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k

diamati dengan perbesaran 1.000x

Hasil

ANALISA PROSES
 Pengamatan Kapang
Pertama persiapakan alat dan bahan, antara lain gelas objek, gelas penutup,
spidol, mikroskop, pipet tetes, bunsen, jarum ose, kertas label, dan tisu. Gelas objek
berfungsi untuk menempatkan mikroba yang diamati. Gelas penutup berfungsi untuk
merekatkan kultur yang diamati serta agar tidak terkontaminasi oleh mikroba lainnya.
Spidol berfungsi untuk menandai area gelas objek untuk area kultur yang diamati,
selain itu juga agar memudahkan praktikan dalam pengamatan. Mikroskop berfungsi
untuk mengamati benda atau objek yang diamati. Pipet tetes berfungsi sebagai alat
pemindah larutan ke tempat lain dalam jumlah tetesan. Bunsen berfungsi sebagai
sumber pemanas dan penghangat agar mikroba atau alat yang digunakan tidak
terkontaminasi oleh mikroba lainnya. Jarum ose yang terbuat dari gelas berbentuk
stick panjang dengan disalah satu ujung terdapat seperti kawat dengan ada bulatan
diujungnya berfungsi untuk mengambil kultur dan memindahkannya. Kertas label
berfungsi untuk menamakan preparat supaya tidak tertukar antara preparat satu dengan
yang lainnya. Tisu berfungsi untuk mengeringkan peralatan setelah dibersihkan.

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain kultur yang
terdiri dari biakan murni jamur spesies Aspergillus niger dan Trichoderma serta bahan
kimia yang terdiri dari larutan gliserol 10%, alkohol 70%, dan aquades. Kultur
berfungsi sebagai objek yang diamati. Larutan gliserol 10% berfungsi untuk menjaga
fisiologi dari sel kapang sehingga dapat diamati dengan mudah dan pengamatan lebih
akurat serta sebagai sumber nutrisi. Alkohol 70% berfungsi untuk aseptis lingkungan
dan diri agar terhindar dari kontaminasi serta untuk membersihkan beberapa peralatan
yang cukup disterilisasi dengan alkohol. Aquades berfungsi untuk membersihkan
peralatan.
Lalu langkah selanjutnya adalah mengambil gelas objek kemudian dibersihkan
dengan aquades dan dikeringkan dengan tisu. Kemudian, bersihkan gelas objek
tersebut dengan alkohol dan dikeringkan kembali dengan tisu. Setelah gelas objek
telah bersih, buatlah area penempatan atau pengamatan objek dibelakang gelas objek.
Kemudian, tambahkan 1 tetes larutan 10 % gliserol pada gelas objek menggunakan
pipet tetes. Setelah ditetesi gliserol kemudian ambil kultur kapang yang diamati
dengan menggunakan jarum ose. Kemudiaan ambil ose dan panaskan pada api Bunsen
sebanyak 3x dan dicelupkan pada alcohol 2x setelah memanaskannya. Untuk
mengambil kultur letakkan tabung reaksi berisi kultur di tangan kiri dan letakkan
jarum ose ditangan kanan. Lalu ambil kapas penutup dengan tangan kanan dan dijepit
disela-sela jari manis dan kelingking. Sebelum mengambil kultur panaskan ujung
tabung pada Bunsen, kemudian diambil kultur dengan memasukkan ose kedalam,
diambil kultur hanya ¼ saja. Panaskan kembali ujung tabung pada Bunsen dan tutup
kembali dengan kapas. Usahakan saat melakukannya dekat dengan api Bunsen.
Letakkan kembali tabung reaksi berisi kultur pada rak tabung. Setelah itu pindahkan
kultur dari ose pada gelas objek berisikan gliserol dengan mentutul tutulkannya.
Setelah kultur berada pada gelas objek, tutup gelas objek dengan cover glass
diposisikan pada sudut 45 ° agar saat tertutup tidak ada gelembung. Lalu letakkan
gelas objek pada meja objek dimikroskop untuk diamati. Nyalakan terlebih dahulu
mikroskop, atur banyak atau sedikit cahaya yang masuk, atur pula ketinggian meja
mikroskop serta atur perbesaran yang diinginkan yaitu 100x dan 400x. Naik-turunkan
meja mikroskop dengan mengatur skrup kasar dan skrup halus untuk mendapatkan
fokus. Setelah diamati foto gambarnya. Bersihkan semua peralatan yang telah
digunakan dan dikeringkan dengan tisu.

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k


Pengecatan Sederhana Sel Khamir
Pertama – tama persiapkan semua alat dan bahan antara lain bunsen, jarum ose,
gelas objek dan gelas penutup, spidol, mikroskop, pipet tetes, kertas label, dan tisu.
Adapun Bahan-bahan yang digunakan antara lain kultur yang terdiri dari biakan murni
Sacharomyces cereviseae dengan umur 24 jam dan 48 jam, serta bahan kimia yang
terdiri dari larutan larutan cat biru metilen 0.01%, alcohol 70%, dan aquades. Khamir
tersebut berfungsi sebagai objek yang diamati. Larutan larutan cat biru metilen blue
0.01%, berfungsi sebagai bahan cat, Alkohol berfungsi untuk aseptis lingkungan dan
diri agar terhindar dari kontaminasi. Aquades berfungsi untuk membersihkan gelas
objek.
Selanjutnya, langkah kedua yang harus dilakukan adalah mengambil 2 gelas
benda kemudian dibersihkan dengan aquades lalu dikeringkan dengan tissue,
kemudian bersihkan dengan alcohol dan dikeringkan kembali dengan tissue. Setelah 2
gelas objek telah bersih lalu dibuat area penempatan atau pengamatan objek
dibelakang gelas objek. Kemudian tambahkan 1 tetes larutan metilen blue 0.01% pada
gelas objek dengan menggunakan pipet tetes. Setelah ditetesi metilen blue kemudian
ambil kultur khamir Sacharomyces cereviseae umur 24 jam dan 48 jam dengan
menggunakan jarum ose. Kemudiaan ambil ose dan panaskan pada api Bunsen
sebanyak 3x dan dicelupkan pada alcohol. Untuk mengambil kultur letakkan tabung
reaksi berisi kultur di tangan kiri dan letakkan jarum ose ditangan kanan. Lalu ambil
kapas penutup dengan tangan kanan dan dijepit disela-sela jari manis dan kelingking.
Sebelum mengambil kultur panaskan ujung tabung pada Bunsen, kemudian diambil
kultur dengan memasukkan ose kedalam, diambil kultur hanya ¼ saja. Panaskan
kembali ujung tabung pada Bunsen dan tutup kembali dengan kapas. Usahakan saat
melakukannya dekat dengan api Bunsen. Letakkan kembali tabung reaksi berisi kultur
pada rak tabung. Setelah itu pindahkan kultur dari ose pada gelas objek berisikan
metilen blue dengan mentutul tutulkannya.
Setelah kultur berada pada gelas objek, tutup gelas objek dengan cover glass
diposisikan pada sudut 45 ° agar saat tertutup tidak ada gelembung. Lalu letakkan
gelas objek pada meja objek dimikroskop untuk diamati. Nyalakan dan atur terlebih
dahulu mikroskop, Amati hingga ditemukan fokusnya, kemudian hitung presentase
kematian sel khamir tersebut. Salin hasil perhitungan dan Foto gambar yang didapat.
Bersihkan semua peralatan yang telah digunakan dan dikeringkan dengan tisu.

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k


Pengecatan Gram
Pertama siapkan semua alat dan bahan antara lain jarum ose, gelas objek dan
gelas penutup, spidol, bunsen, mikroskop, baskom, koran, hair dryer, pipet tetes,
kertas label, dan tisu. Baskom digunakan sebagai wadah saat membersihkan larutan.
Koran berfungsi sebagai alas agar meja kerja tidak ternodai oleh cat. Hair dryer
berfungsi untuk mengeringanginkan kultur.
Adapun bahan-bahan yang digunakan antara lain Kultur yang dipakai pada
Pengecatan gram ini adalah bakteri spesies Bacillus subtilis dan Eschericia coli. Serta
bahan kimia yang terdiri dari larutan Kristal violet, alcohol 70%, aquades, spiritus,
etanol 95%, iodine dan safranin. Bakteri tersebut berfungsi sebagai objek yang
diamati. Kemudian terdapat pula larutan larutan Kristal violet, yang berfungsi sebagai
bahan warna utama, dimana larutan Kristal violet akan mewarnai gram positif.
Terdapat pula iodine dimana iodine ini berfungsi sebagai bahan yang dapat
mengintensifkan warna cat utama. Lalu terdapat etanol 95% yang berfungsi untuk
melunturkan zat warna primer. Bahan yang terakhir adalah safranin yang berfungsi
untuk mewarnai sel yang tidak berwarna.
Selanjutnya, ambil gelas benda kemudian dibersihkan dengan aquades lalu
dikeringkan dengan tissue, kemudian bersihkan dengan alcohol dan dikeringkan
kembali dengan tissue. Setelah gelas objek telah bersih lalu dibuat area penempatan
atau pengamatan objek dibelakang gelas objek. Kemudian tambahkan 1 tetes aquades
pada tengah-tengah bulatan yang telah ditandai sebelumnya. Kemudian ambil kultur
dengan jarum ose bermata secara aseptis dan campurkan pada aquades yang telah
ditetesi sebelumnya dengan cara mentutul tutulkannya. Ratakan selnya keseluruh
permukaan. Setelah itu kering-anginkan kultur yang sudah diratakan dengan
menggunakan hairdryer hingga membentuk seperti noda.
Setelah dikering-anginkan dan terlihat seperti noda, selanjutnya gelas objek
difiksasi dengan cara dilewatkan pada nyala api diatas api Bunsen. Fiksasi dilakukan
agar dapat membunuh sel tanpa harus merusak struktur selnya. Kemudian teteskan
larutan Kristal violet pada kultur sebanyak 2-3 tetes. Diamkan selama 1 menit, lalu
cuci dengan air mengalir dan kering-anginkan kembali dengan menggunakan hair
dryer. Lalu teteskan iodine sebanyak 1 tetes pada kultur dengan pipet tetes. Diamkan
selama 1 menit,lalu cuci dengan air mengalir dan kering-anginkan kembali dengan
menggunakan hair dryer. Setelah itu tambahkan lagi dengan meneteskan etanol 95%
sebanyak 3 tetes dengan menggunakan pipet tetes. Diamkan selama 30 detik,lalu cuci

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k
dengan air mengalir dan kering-anginkan kembali dengan menggunakan hair dryer.
Terakhir tambahkan larutan safranin dengan cara meneteskannya sebanyak 2 tetes
dengan pipet tetes. Diamkan selama 2 menit,lalu cuci dengan air mengalir dan keringanginkan kembali dengan menggunakan hair dryer.
Selanjutnya tutup gelas objek dengan cover glass, untuk merekatkan cover glass
teteskan aquades pada setiap sudut cover glass. Penutupan diposisikan pada sudut 45
° . Lalu letakkan gelas objek pada meja objek dimikroskop untuk diamati.
Nyalakan dan atur terlebih dahulu mikroskop, Amati preparat dengan indicator sel
akan berwarna pink atau merah muda untuk bakteri gram negatif dan berwarna ungu
untuk bakteri gram positif. Foto gambar yang diamati. Bersihkan semua peralatan
yang telah digunakan.


Pengecatan Endospora
Pertama siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan saat pengamatan. Alat
dan bahan tersebut antara lain gelas objek dan gelas penutup, bunsen, jarum ose,
spidol, mikroskop, baskom, koran, hair dryer, pipet tetes, kertas label, dan tisu.
Adapun bahan-bahan yang digunakan antara lain kultur yang terdiri dari biakan murni
bakteri dari species Bacillus subtilis dan Eschericia coli, serta bahan kimia yang
terdiri dari larutan malachite green, alcohol 70%, aquades, dan safranin. Kultur yang
dipakai pada Pengecatan endospora ini adalah bakteri spesies Bacillus subtilis dan
Eschericia coli. Bakteri tersebut berfungsi sebagai objek yang diamati. Kemudian
terdapat pula larutan larutan malachite green, yang berfungsi sebagai bahan warna
utama, iodine dimana iodine ini berfungsi sebagai bahan yang dapat mengintensivkan
warna cat utama. Lalu terdapat etanol 95% yang berfungsi untuk melunturkan zat
warna primer. Bahan yang terakhir adalah safranin yang berfungsi untuk mewarnai sel
vegetative.
Selanjutnya, ambil gelas benda kemudian dibersihkan dengan aquades lalu
dikeringkan dengan tissue, kemudian bersihkan dengan alcohol dan dikeringkan
kembali dengan tissue. Setelah gelas objek telah bersih lalu dibuat area penempatan
atau pengamatan objek dibelakang gelas objek lalu tambahkan 1 tetes aquades pada
tengah-tengah bulatan yang telah ditandai sebelumnya. Kemudian ambil kultur dengan
jarum ose secara aseptis dan campurkan pada aquades yang telah ditetesi sebelumnya
dengan cara mentutul tutulkannya. Ratakan selnya keseluruh permukaan. Setelah itu

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k
kering-anginkan kultur yang sudah diaratakan dengan menggunakan hairdryer hingga
membentuk seperti noda.
Selanjutnya gelas objek difiksasi dengan cara dilewatkan pada nyala api diatas
api Bunsen. Kemudian teteskan larutan malachite green pada preparat sebanyak 3
tetes. Panaskan preparat diatas air yang medidih dengan cara melewat-lewatkannya
diatas gelas beaker berisi air yang diapanaskan, lalu diamkan selama 1 menit dan cuci
dengan air mengalir. Lalu tambahkan larutan safranin dengan cara meneteskannya
sebanyak 3 tetes dengan pipet tetes. Diamkan selama 5 menit, lalu cuci dengan air
mengalir dan kering-anginkan kembali dengan menggunakan hair dryer.
Selanjutnya tutup gelas objek dengan cover glass pada sudut 45 ° , untuk
merekatkan cover glass teteskan aquades pada setiap sudut cover glass. Lalu letakkan
gelas objek pada meja objek dimikroskop untuk diamati. Nyalakan dan atur terlebih
dahulu mikroskop, Amati preparat dengan indicator sel spora akan berwarna hijau
sedangkan sel vegetatifnya berwarna pink atau merah muda. Foto gambar yang
diamati pada lembar data hasil praktikum. Bersihkan semua peralatan yang telah
digunakan dan dikeringkan dengan tisu.


Uji Katalase
Uji katalase dilakukan bertujuan agar mahasiswa mampu mengamati
ada/tidaknya aktivitas katalase mikroba serta dapat menentukan bakteri katalase
negative atau bakteri katalase negatif. Sebelum memulai Uji katalase hal yang harus
dilakukan pertama kali adalah menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan saat
pengamatan. Alat dan bahan tersebut antara lain bunsen, cawan petri, pipet tetes,
kertas label, dan tisu. Bunsen berfungsi sebagai sumber pemanas dan penghangat agar
mikroba atau alat yang diapakai tidak terkontaminasi oleh mikroba lainnya. Cawan
petri berfungsi untuk meletakkan atau menjadi tempat tumbuh dair bakteri yang akan
diamati nantinya. Pipet tetes berfungsi sebagai alat pemindah larutan ke tempat lain
dalam jumlah tetesan. Kertas label berfungsi untuk menamakan preparat supaya tidak
tertukar antara preparat satu dengan yang lainnya. Tisu berfungsi untuk mengeringkan
peralatan setelah dibersihkan.
Bahan-bahan yang digunakan antara lain kultur yang terdiri dari biakan murni
Lactobacillus plantarum dan Acetobacter xylinum, serta bahan kimia yang terdiri dari
larutan H2O2. Kultur yang dipakai pada uji katalase ini adalah biakan murni
Aspergillus niger dan Rhizopus. Kedua mikroba tersebut berfungsi sebagai objek yang

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k
diamati sebagai penghasil enzim katalase atau tidak. Senyawa H 2O2 berfungsi sebagai
reagen yang dapat menstimulasi mikroba yang diamati untuk dapan memecahanya
menjadi senyawa yang lebih sederhana yaitu H2O dan O2.
Setelah semua alat dan bahan telah lengkap dan siap untuk digunakan, langkah
kedua yang harus dilakukan adalah mengambil cawan yang berisikan kultur biakan
Aspergillus niger dan Rhizopus. Setelah itu ambil larutan H2O2 dengan menggunakan
pipet tetes selanjutnya diteteskan sebanyak 1-2 tetes pada titik yang berbeda pada
cawan. Setelah itu diamati aktivitas yang terjadi pada cawan berisikan kultur tersebut
apakah bakteri yang diamati merupakan bakteri penghasil enzim katalase atau tidak.
Salin hasil pengamatan pada lembar data hasil praktikum. Bersihkan semua peralatan
yang telah digunakan dan dikeringkan dengan tisu.

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k
DATA HASIL PENGAMATAN

A. PENGAMATAN KAPANG
1. Gambar bentuk kapang yang anda amati dibawah mikroskop dengan pensil warna. Dan
beri keterangan bagian-bagian kapang yang nampak pada gambar anda!

Perbesaran
:
100 X
Nama preparat :
A. Niger
Keterangan
:- Warna hitam
Bagian: vesikel, konidia, fialid

Perbesaran
: 400 X
Nama preparat : A.Niger
Keterangan
: - warna hitam
bagian: konidia, konidiofor,
fialid, vesikel

Perbesaran
:
100 X
Nama preparat : Trichoderma
Keterangan
:- warna hijau kehitaman
Konidia menumpuk

Perbesaran
Nama preparat
Keterangan

:
400 X
: Trichoderma
:- warna abu-abu
- konidia dan konidiofor

2. Bandingkan dan bahas data ada pada perbesaran yang berbeda!
Prinsip dari uji pengamatan kapang ini yaitu dengan mendeteksi bagian struktur dari

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k
kapang dengan menggunakan mikroskop dari perbesaran yang lemah sampai yang kuat.
Sedangkan tujuan dari uji pengamatan kapang ini yaitu agar praktikan dapat membuat
preparat basah dan mempelajari morfologi jamur.
Pada sampel Trichoderma sp. Dengan perbesaran 100x telah nampak bentuk dari
Trichoderma sp. tersebut. Bagian – bagiannya seperti konidia, konidiofor, serta fialid pun
sudah cukup terlihat. Sementara pada perbesaran 400x, tampilan Trichoderma sp. yang
nampak terlihat cukup memenuhi mikroskop. Bagian-bagian dari trichoderma pun masih
dapat terdeteksi seperti konidia, kondiofor, dan fialid. Hanya saja pada saat praktikan
memfoto tampilan sampel nya, terlihat sedikit buram. Pada literature dilakukan pengamatan
tricodherma didapatkan perbesaran 400x didapatkan hasil yang jelas terlihat yaitu pada
batang, sporangium dan sekat pada hifa dengan warna cokelat kehitaman (Mulyono, 2016).
B. PENGECATAN SEDERHANA SEL KHAMIR
1. Gambar bentuk sel khamir yang anda amati dibawah mikroskop dengan pensil warna!

Perbesaran
: 400 X
Perbesaran
:
400 X
Umur preparat :
24 jam
Umur preparat
: 48 jam
Keterangan
: % kematian= 42,02%
Keterangan :% kematian= 28,10%
2. Tuliskan data pengamatan yang diperoleh dari praktikum pengecatan sederhana sel
khamir!
Bidang
Pemandangan
1
2
3

Umur kultur 24 jam
Mati
Hidup
939
723
753
718
62
803

Umur kultur 48 jam
Mati
Hidup
256
713
118
1022
115
625

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k
4
5
6
7
8
9
10
Rerata

207
920
826
366
307
213
212
4805

1024
419
384
527
757
408
866
6629

104
27
931
421
235
469
471
3147

3. Hitung persentase kematiannya!
4805
x 100 =42,02
% Kematian kultur 24 jam =
4805+6629
% Kematian kultur 48 jam =

3147
x 100 =28,10
3147+ 8050

734
1540
463
645
784
845
679
8050

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k
4. Bandingkan dan bahas data yang anda peroleh antara sel khamir umur 24 jam dan 48 jam!
Prinsip dari uji pengecatan sederhana sel khamir ini yaitu membedakan sel khamir
hidup dan sel khamir mati serta menghitung presentase kematian dengan pengecatan
sederhana menggunakan reagen metilen blue. Sedangkan tujuan dari uji pengecatan sederhana
sel khamir ini yaitu agar praktikan dapat melihat bentuk sel serta dapat membedakan sel
khamir yang hidup dan sel khamir yang mati dan juga agar praktikan mampu menghitung
presentase kematian sel khamir tersebut.
Dari pengamatan dan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil yaitu rata-rata
jumlah kultur Sacharomyces cereviseae berumur 24 jam yang mati adalah 4805 sel/bidang
pandang dan yang hidup sebanyak 6629 sel/bidang pandang. Sedangkan rata-rata jumlah
kultur Sacharomyces cereviseae berumur 48 jam yang mati adalah sebanyak 3147 sel/bidang
pandang dan yang hidup sebanyak 8050 sel/bidang pandang. Sehingga apabila dimasukkan
pada rumus presentase kematian sel khamir, didapatkan hasil presentase kematian kultur
Sacharomyces cereviseae berumur 24 jam sebesar 42,02%. Sedangkan presentase kematian
kultur Sacharomyces cereviseae berumur 48 jam sebesar 28,10%. Hal tersebut belum sesuai
dengan literatur yang menyebutkan bahwa semakin lama waktu simpan, maka jumlah sel mati
akan semakin banyak karena dari lag phase akan memasuki masa stationary phase dan
barulah sampai pada death phase (Pelczar, 2010). Seharusnya, semakin lama kultur dibiakkan
maka presentasi kematian akan semakin besar. Kesalahan ini dikarenakan kurang telitinya
praktikan dalam menghitung kultur

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k
C. PENGECATAN GRAM
1. Gambar morfologi dan bentuk sel bakteri pengecatan gram yang anda
amati dibawah mikroskop dengan pensil warna!

Perbesaran
: 1000 X
: 1000 X
Nama bakteri : B. subtilis
B. subtilis
Keterangan :
Ungu ke pink-pink
Kelompok : QE4

Perbesaran : 1000 X
Nama bakteri

: E. Coli

Perbesaran
Nama bakteri

Keterangan : Pink keunguan
Kelompok : QE5

:

Keterangan :

Kelompok : QE6

2. Bandingkan antara ketiganya, dan berikan penjelasan terkait dengan hasil preparat yang
anda peroleh!
Prinsip dari uji pengecatan gram ini yaitu mengamati dan membedakan gram pada
bakteri dengan cara pemberian warna pada bakteri dengan diamati dengan menggunakan
mikroskop pada perbesaran 1000×. Adapun tujuan dari uji pengecatan gram ini yaitu agar
pratikan dapat membedakan antara bakteri gram positif dan negatif.
Pada hasil pengamatan diperoleh informasi bahwa pada bakteri B. substilis.
Diperoleh hasil uji yang positif karena menampilkan warna ungu ke pink-pink an. Pada
data kelompok QE4 diketahui bahwa warna dari bakteri substilis terdapat bercak hijau,
penyebabnya bisa dikarenakan waktu pembersihan cat tidak bersih. Sedangkan pada
bakteri E. Coli hanya menampilkan warna pink keunguan. Hal tersebut menunjukkan
bahwa bakteri E. Coli merupakan bakteri gram negatif. Hal tersebut sudah sesuai dengan
literatur, dimana hasil pada uji coba pengecatan gram positif akan memberikan hasil warna

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k
ungu atau falam. Praktikum ini menghasilkan warna ungu magenta kemerahan. Sedangkan
bakteri gram negatif memberikan hasil warna pink (Pommerville, 2011).

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k
D. PENGECATAN ENDOSPORA
1. Gambar hasil dari pengamatan endospora yang anda amati dibawah
mikroskop dengan pensil warna!

Nama bakteri : E. coli Nama bakteri : B. subtilis
Nama bakteri
:
E. coli
Perbesaran
: 1000 X
Perbesaran
: 1000 X
Perbesaran : 1000 X
Warna spora : Hijau
Warna spora
: Hijau
Warna spora :
Hijau
Warna sel vegetatif :
Pink
Warna sel vegetatif : Hijau
Warna
sel vegetatif : Hijau
Lokasi endospora :
Lokasi endospora : Tersebar
Lokasi
endospora: Tersebar
Kelompok : QE4
Kelompok : QE5
Kelompok : QE6
2. Bandingkan dan bahas hasil yang anda peroleh ? Jelaskan.
Prinsip dari uji pengecatan endospora merupakan metode untuk membedakan sel
spora dan sel vegetatif pada bakteri yang diamati dengan menggunakan reagen malachite
green. Adapun tujuan dari uji pengecatan endospora ini yaitu agar praktikan dapat
melakukan pengecatan endospora, dan mengamati ada tidaknya ssl spora pada bakteri
yang diamati.
Berdasarkan data hasil praktikum, didapatkan data bahwa B. substilis merupakan
bakteri yang memiliki endospora (spora) ini sudah sesuai dengan literatur Bacillus subtilis

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k
yang diamati merupakan kelompok bakteri penghasil endospora dengan letak endospora
didalam sel vegetative. Warna hijau yang tampak dari bakteri yang diamati merupakan
hasil dari penyerapan larutan malachite green oleh endospora yang dihasilkan oleh bakteri
Bacillus subtilis saat diuapkan. Endospora dimiliki oleh bakteri tertentu untuk bertahan
hidup dari lingkungan yang ekstrim (Watson, 2014). Dan E. coli merupakan bakteri yang
tidak memiliki endospora (spora) pada data kelompok QE4 sudah sesuai literatur dimana
warna dari bakteri gram negatif berwarna merah muda. Kesalahan terjadi pada kelompok
QE6 karena adalah adanya warna hijau yang tampak pada saat diamati adalah kesalahan
dari praktikan yang memberikan konsentrasi malachite green terlalu banyak pada glass
objek. Konsentrasi yang terlalu banyak tersebut menyebabkan warna hijau dari larutan
malachite green menempel dan susah dihilangkan atau dilunturkan sehingga menjadi noda
pada gelas objek dan terlihat seperti sel endospora.

E. UJI BIOKIMIAWI
(i)
Uji Katalase
1. Tuliskan hasil pengamatan uji katalase pada tabel berikut.
Jenis Mikroba
A.Xylinum
L.Plantarum

Gelembung
(ada / tidak)
Ada
Tidak

Katalase
(positif/negatif)
Positif
Negatif

2. Bahas data yang anda peroleh.
Prinsip dari uji katalase ini dengan menentukan bakteri katalase negatif ataupun
bakteri katalase negatif dengan mengamati ada tidaknya gelembuhg udara yang terbentuk
setelah pemberian H2O2. Adapun tujuan dari katalase ini adalah ada tidaknya aktivitas
katalase mikeoba dengan menentukan bakteri katalase negatif ataupun bakteri katalase
negatif.
Pada data hasil pengamatan, didapatkan hasil bahwa pada bakteri A.xylinum
dihasilkan gelembung udara. Hal tersebut menandakan bahwa bakteri tersebut merupakan
bakteri katalase positif. Sementara pada bakteri L.plantarum tidak dihasilkan gelembung
udara. Oleh karena itu bakteri tersebut merupakan bakteri katalase negatif. Uji katalase
dilakukan dengan menambahkan larutan H2O2 kepada bakteri tertentu akan menghasilkan
enzim katalase yang dapat memecah H 2O2 menjadi air dan oksigen sehingga dari uji
positif yang tampak yakni ditandai dengan gelembung-gelembung hasil dari reaksi
enzimatis tersebut. Bakteri tertentu memproduksi enzim katalase karena sangat penting
untuk kelangsungan hidup bakteri itu sendiri, hal ini dikarenakan H 2O2 adalah senyawa

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k
yang bersifat toksik yang akan membahayakan sel bakteri itu. Oleh karena itu dihasilkan
enzim katalase untuk memecahnya. Berikut adalah beberapa kelompok bakteri katalase
negative antara lain Lactobacillus, Clostridium, Streptococcus dll, sedangkan bakteri
katalase positif antara lain Acetobacter, E. coli dll. Tentu hal ini sudah sesuai literature
karena dari data sekunder bakteri A. xylinum dapat menghasilkan gelembung dan
merupakan kelompok bakteri katalase positif. Begitu juga dengan data primer dari bakter
L. plantarum yang sudah diamati merupakan bakteri negative yang tidak menghasilkan
gelembung dan merupakan kelompok bakteri negative (Johannes, 2007).

PEMBAHASAN
1. Sebutkan bagian-bagian dari morfologi Rhizopus berikut!
A. Sporangium
B. Sporangeofor (hifa)
C. Spora
D. Kolumela
E. Stollon
F. Rhioid
(James, 2009).

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k

2. Mengapa diperlukan pemanasan dalam pengecatan endospora ? Jelaskan!
Pemanasan dilakukan agar pada bakteri tertentu yang memiliki sel endospora, sel
endospora yang dimilikinya terbuka atau terlunakkan. Endospora adalah sel dorman
yang dibentuk oleh bakteri tertentu untuk bertahan hidupdari lingkungan yang ekstrim.
Sehingga apabila bakteri tersebut dipanaskan sel endosporanya akan melunak untuk
melindungi dirinya. Dari endospora yang tersebut akan menyerap warna dari larutan
malachite green sehingga akan berwarna hijau saat diamati (Pelczar, 2010).
3. Apa perbedaan dinding sel bakteri Gram (+) dan Gram (-) ? Jelaskan!
-

-

Pada bakteri gram (+) memiliki peptidoglikan yang tebal yakni sekitar 50%
dengan tebal dinding 5-80 nm, sedangkan peptidoglikan yang dimiliki oleh
bakteri gram (-) lapisannya lebih tipis dimana tebal dinding selnya hanya 1015 nm dengan jumlah peptidoglikan sekitar 10% (Gaman, 2009).
Pada bakteri gram (+) terdapat lipid dengan jumlah yang lebih sedikit 1-4%,
sedangkan lipid pada bakteri gram (-) sejumlah 11-22% (Gaman, 2009).
Pada bakteri gram (+) memiliki komponen polisakarida, sedangkan pada
bakteri gram (-) memiliki lipopolisakarida (Gaman, 2009).
Bakteri gram (+) rentan terhadap penicillin, sedangkan bakteri gram (-) tidak
rentan terhadap penicillin (Gaman, 2009).

4. Mengapa tidak semua bakteri memiliki endospora ? dan apakah fungsi dari
endospora ? Jelaskan!
Karena endospora hanya dimiliki oleh bakteri tertentu yang memiliki kemampuan
untuk bertahan hidup dari lingkungan yang ekstrim saja. Namun untuk membuka sel
endospora bakteri tersebut haruslah terlebih dahulu berada pada kondisi ekstrim atau
panas agar sel endosporanya terbuka atau terlunakkan. Oleh karena itu endospora
hanya dimiliki oleh bakteri tertentu saja, sedangkan bakteri yang tidak memiliki

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k
kemampuan untuk bertahan hidup pada kondisi ekstrim tidak memiliki sel endospora
tersebut (Pommerville, 2011).
5. Apakah substrat yang diperlukan untuk terjadinya reaksi katalase ? Tuliskan
persamaan reaksinya!
Substrat yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi katalase adalah senyawa
H2O2.
2H2O2

enzim katalase


2H2O + O2 + energy
(Watson, 2014).

6. Apa fungsi dari katalase untuk bakteri tertentu ? Berikan contoh 3 bakteri yang
menghasilkan katalase!
Enzim katalase berfungsi untuk mengkatalisis proses pemecahan hidrogen
peroksida (H2O2) menjadi air dan oksigen. Dalam hal ini, 2 molekul peroksida akan
diurai menjadi 2 molekul air dan 1 molekul oksigen. Proses tersebut sangatlah penting
karena hidrogen peroksida merupakan suatu senyawa toksik yang dapat meracuni sel,
membuat sel bermutasi, bahkan mati (). Adapun contoh bakteri yang menghasilkan
enzim katalase atau bakteri katalase positif antara lain,
Neisseria cinerea,
Staphylococcus aureus, dan Staphylococcus citreus (Irianto, 2013).

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k
KESIMPULAN
Tujuan dilakukannya pengamatan sel kapang adalah membuat perparat basah dan
mempelajari morfologi jamur. Pengamatan kapang memiliki prinsip yaitu mengamati dan
membedakan jenis kapang Trichoderma sp dan Aspergillus Niger dengan menggunakan
perbesaran mikroskop 100x dan 400x. Berdasarkan data hasil praktikum, didapatkan data
bahwa bagian yang terlihat pada preparat A. Niger adalah konidiofor, fialid, dan konidia.
Tujuan dari praktikum pengecatan sederhana sel khamir yaitu agar mahasiswa dapat
melihat bentuk sel serta dapat membedakan sel yang hidup dan yang mati dan juga agar
mahasiswa mampu menghitung presentase kematian sel khamir dengan pengecatan
sederhana. Prinsip dari praktikum ini yaitu membedakan sel hidup dan mati serta menghitung
presentase kematian dengan pengecatan sederhana menggunakan larutan metilen blue sebagai
cat yang akan mewarnai dinding sel mikroba yang mati. Didapatkan hasil yaitu rata-rata
jumlah kultur Sacharomyces cereviseae berumur 24 jam yang mati adalah 4805 sel/bidang
pandang dan yang hidup sebanyak 6629 sel/bidang pandang. Sedangkan rata-rata jumlah
kultur Sacharomyces cereviseae berumur 48 jam yang mati adalah sebanyak 3147 sel/bidang
pandang dan yang hidup sebanyak 8050 sel/bidang pandang. Sehingga apabila dimasukkan
pada rumus presentase kematian sel khamir, didapatkan hasil presentase kematian kultur
Sacharomyces cereviseae berumur 24 jam sebesar 42,02%. Sedangkan presentase kematian
kultur Sacharomyces cereviseae berumur 48 jam sebesar 28,10%
Tujuan dari praktikum pengecatan gram adalah untuk membedakan antara bakteri gram
positif dengan gram negatif. Prinsip dari pengecatan gram ini adalah mengamati dan
menentukan gram dari bakteri dengan cara dilakukan pemberian warna pada bakteri dan
diamati pada perbesaran 1000x. Berdasarkan data hasil praktikum, didapatkan data bahwa B.
substilis merupakan bakteri gram positif dan E. coli merupakan bakteri gram negatif.
Tujuan dari praktikum pengecatan endospora yakni agar mahasiswa dapat melakukan
pengecatan endospora serta dapat melihat ada tidaknya spora pada bakteri yang diamati.
Prinsip dari percobaan ini adalah metode pengecatan untuk membedakan sel spora dari
vegetatif menggunakan malachite green/cat primer yang akan tetap diikat oleh spora.
Berdasarkan data hasil praktikum, didapatkan data bahwa B. substilis merupakan bakteri yang
memiliki endospora (spora) dan E. coli merupakan bakteri yang tidak memiliki endospora
(spora) hanya saja pada saat pengecatan cat malachite green nya cukup menempel di gelas
objek, sehingga menimbulkan kesan warna hijau.
Tujuan dilakukannya uji biokimiawi atau uji katalase ini untuk mengamati ada tidaknya
aktivitas katalase mikroba dan menentukan bakteri katalagi negatif atau katalase positif.

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k
Prinsip yang digunakan yaitu menentukan bakteri katalase negatif atau positif dengan
mengamati ada tidaknya gelembung oksigen yang dihasilkan dengan reaksi pemberian H 2O2
3% yang akan dirombak menjadi H2O dan O2. Berdasarkan data hasil praktikum, didapatkan
data bahwa Acetobacter xylinum menghasilkan uji positif (mempunyai aktivitas katalase) dan
Lactobacillus plantarum menghasilkan uji negative (tidak mempunyai aktivitas katalase).

Nama

Hesta M. Thamrin

NIM
Kelas
Kelompo
k
Komponen Penilaian LKP:
Jenis Penilaian
Pre lab dan Diagram Alir
Log Book
Data Hasil Pengamatan dan Pembahasan
Aktivitas di laboratorium
TOTAL

Nilai

Nilai yang

Maksimal
10
10
70
10
100

diperoleh

Kompetensi Mahasiswa dan Nilai Maksimal Tiap Kompetensi
No
1.
2.

Kompetensi

Bisa

Tidak

Mampu menggunakan mikroskop dengan baik dan
benar
Mampu menemukan objek yang diamati dengan
menggunakan perbesaran tertentu

3.

Mampu menggambar objek yang diamati dan
menyebutkan bagian-bagian yang diamati

4.

Mampu mengidentifikasi objek yang diamati
(menyebutkan jenis mikroba tersebut)
TOTAL

10

DAFTAR PUSTAKA
Atlas, Ronald. 2009. Handbook of Mcrobiological Media for the Examination of food 2 nd
Edition. Boca Raton: Taylor and Francis Group
Cheesbrough, Monica. 2013. District Laboratory Practice in Tropical
Countries. Cambridge: Cambridge University Press
Grag, Neelima. 2010. Laboratory Manual of Food Microbiology. New Delhi: International
Publishing House Pvt. Ltd
Gupta, Vijai K, et al. 2014. Biotechnology and Biology of Trichoderma. Oxford: Elsevier
Madigan, Michael T. 2009. Brock Biology of Microorganisms 12th Edition. California: Pearson
Mahreni, 2011. Kinetika Pertumbuhan Sel Sacharomyces Cerevisiae Dalam
Media Tepung Kulit Pisang. Yogyakarta: Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran”
Pelczar, M. 2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit UI
Suharni. 2008. Mikrobiologi dasar Jilid I. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya

DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Gaman, P.M. dan Shernington, K.B. 2009. Ilmu Pangan dan Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi
dan Mikrobiologi. Yogyakarta: UGM-Press
Irianto, Hari Eko. 2013. Produk Fermentasi Ikan. Depok: Swadaya
James, Joyce. 2009. Prinsip-Prinsip Sains untuk Keperawatan. Jakarta: Erlangga
Johannes, Peter. 2007. Biomass Utilization in Hamburg: Integration of Traditional and
Modern Principles of Organic Matter Management. Paper is presented in APECATC
Workshop on Biomass
Mulyono. 2016. Membuat MOL dan Kompos dari Sampah Rumah Tangga. Jakarta:
Agromedia Pustaka
Pelczar, Michael J. 2010. Microbiology: An Application Based Approach. New Delhi: Tata
McGraw Hill
Pommerville, Jeffrey C. 2011. Alcamo’s Laboratory Fundamentals of Microbiology.
Sudburry: Jones and Bartlett Learning
Watson, Richard. 2014. MICROBIOLOGY. Berlin: Springer