PENGGUNAAN BAHASA JURNALISTIK PADA TERAS BERITA HEADLINE HARIAN UMUM GALAMEDIA

  PENGGUNAAN BAHASA JURNALISTIK PADA TERAS BERITA

  SKRIPSI Diajukan Untuk menempuh Ujian Sarjana

  Pada Jurusan Ilmu Komunikasi Spesialisasi Jurnalistik Oleh,

  AJIJAH NIM. 41800074 UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK BANDUNG 2004

  

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii

ABSTRAK .......................................................................................................... iii

ABSTRACT ....................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

  1.2. Identifikasi Masalah ....................................................................... 5

  1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ...................................................... 6

  1.4. Kegunaan Penelitian ....................................................................... 6

  1.5. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 7

  1.5.1. Kerangka Teoritis ................................................... 8

  1.5.2. Kerangka Operasional .......................................... 12

  1.6. Metode Penelitian

  1.6.1. Metode Penelitian ................................................. 14

  1.6.2. Teknik Pengumpulan Data ................................... 15

  1.7. Uji Statistik ................................................................................... 17

  1.8. Populasi dan Sampel ................................................................... 17

  1.9. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 19

  2.4. Pengertian Berita .......................................................................... 28

  3.3. Gambaran Kerja Redaksional ...................................................... 46

  3.2. Struktur Organisasi ....................................................................... 41

  3.1. Sejarah Singkat Harian Umum Galamedia .................................. 37

  BAB III OBYEK PENELITIAN

  2.6.2. Kaidah – kaidah Bahasa Jurnalistik ................................. 33

  2.6.1. Prinsip Dasar Bahasa Jurnalistik ...................................... 31

  2.6. Bahasa Jurnalistik Indonesia

  2.5. Pengertian Teras Berita ................................................................ 30

  2.3.5. Kelemahan dan Kelebihan Surat Kabar ............... 27

  1.10. Sistematika penulisan ................................................................... 19

  2.3.4. Ciri dan Sifat Surat Kabar .................................... 27

  2.3.3. Pengertian Surat Kabar ........................................ 26

  2.3.2. Fungsi Pers ........................................................... 25

  2.3.1. Pengertian Pers ..................................................... 24

  2.3. Surat Kabar dan Pers

  2.2. Fungsi Media Massa .................................................................... 22

  2.1. Tinjauan Umum Komunikasi Massa ............................................ 21

  BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

  3.4. Data Perusahaan/Produk .............................................................. 48

  BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

  4.1. Data Penelitian …………………………………………………. 51

  4.2. Hasil dan Pembahasan Penelitian …………………………….… 53

  4.2.1. Penggunaan Kalimat Pendek pada Teras Berita Headline Harian Umum Galamedia ……….………… 53

  4.2.2. Penggunaan Kalimat Aktif pada Teras Berita Headline Harian Umum Galamedia ………………… 55

  4.2.3. Penggunaan Ekonomi Kata pada Teras Berita Headline Harian Umum Galamedia ………………… 57

  4.2.4. Penggunaan Bahasa Serapan pada Teras Berita Headline Harian Umum Galamedia ………………… 58

  BAB V PENUTUP

  5.1. Kesimpulan ……………………………...……………………... 61

  5.2. Saran-saran ……………………………………………...……… 62

  

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 63

LAMPIRAN – LAMPIRAN ………………………………………………….. 65

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……………………………………………….. 93

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan dimudahkannya perizinan SIUPP surat kabar, saat ini semakin berkembang penerbitan surat kabar maupun majalah di Indonesia. Dari sekian banyak media, mereka bersaing untuk memperebutkan hati pembaca, misalnya dengan menyuguhkan informasi yang menarik dan aktual.

  Salah satu cara untuk memikat pembaca adalah melalui penggunaan bahasa. Manakala bahasa digunakan oleh media massa (surat kabar), maka sebetulnya ia memiliki tanggung jawab yang lebih besar karena ketersebaran yang luas dalam menanamkan stereotif atau prasangka tertentu. (Sobur, 2001:40)

  Kegiatan jurnalistik memang menggunakan bahasa sebagai bahan baku guna memproduksi berita. Baik itu televisi, radio, majalah maupun surat kabar.

  Akan tetapi bagi media, bahasa bukan sekadar alat komunikasi untuk menyampaikan fakta informasi atau opini. Bahasa juga bukan sekadar alat komunikasi untuk menggambarkan realitas, namun juga menentukan gambaran atau citra tertentu yang hendak ditanamkan kepada publik. Dalam media massa (surat kabar) keberadaan bahasa tidak lagi sebagai alat semata untuk menggambarkan sebuah realitas, melainkan bisa menentukan gambaran yang akan muncul di benak khalayak.

  Bahasa yang dipakai ternyata mampu mempengaruhi cara melafalkan (pronunciation), tata bahasa (grammar), susunan kalimat (syntax), perluasan dan modifikasi perbendaharaan kata, dan akhirnya mengubah dan atau mengembangkan percakapan (speech), bahasa (language), dan makna (meaning).

  Bahasa yang digunakan dalam penulisan berita adalah bahasa jurnalistik. Mengenai bahasa jurnalistik, Rosihan Anwar mengatakan : “ bahasa yang digunakan wartawan dinamakan bahasa pers atau bahasa jurnalistik. Bahasa pers adalah salah satu ragam bahasa, bahasa jurnalistik mempunyai sifat-sifat khas yaitu singkat, padat, sederhana, lancar, lugas dan menarik”. (Anwar, 1990:1)

  Melalui bahasa, maka berita pada surat kabar dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca. Agar tidak terjadi kesalahpahaman dan pengertian berita, maka wartawan harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami pembaca, karena pembaca surat kabar terdiri dari berbagai lapisan usia, budaya, tingkat pendidikan/intelektual yang berbeda, dan sebagainya.

  Dengan demikian penyampaian berita pada surat kabar harus betul-betul dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi kefaktualan, keakuratan, keseimbangan, obyektifitas dan penggunaan bahasa.

  Sebuah berita apabila dikatakan baik maka harus saling mendukung antara satu komponen dengan komponen lainnya, maksudnya adalah apabila isi berita sudah layak dimuat namun pada penulisannya tidak menggunakan bahasa jurnalistik yang sudah baku, maka tidak menutup kemungkinan makna dan arti yang diharapkan penulis terhadap pembaca tidak akan sama. Hal ini disebabkan penulis kurang memahami arti dan pentingnya bahasa pada sebuah penulisan berita.

  Penulisan berita menurut Rosihan Anwar terdapat beberapa ketentuan yang memungkinkan bahwa berita itu sudah sempurna atau layak untuk disajikan.

  Yaitu dengan menentukan “judul atau topik, penafsiran dan perencanaan”. Setelah wartawan menentukan ketiga tahapan itu yang harus diperhatikan lagi adalah beberapa unsur kerangka penulisan, misalnya menentukan teras berita (lead) sebagai inti berita, tubuh berita (body), dan penutup.

  Sementara teras berita dari sebuah penulisan berita merupakan kunci untuk menghasilkan tulisan yang baik karena teras berita mengemban dua fungsi umum selain fungsi khusus. Pertama, untuk menarik perhatian pembaca kepada tulisan itu. Kedua, untuk membuat ancang-ancang dalam menuliskan bahan yang sudah diperoleh. Fungsi yang khusus adalah untuk mencengangkan atau mengejutkan pembaca dan menggelitik rasa ingin tahu tentang keadaan peristiwa.

  Dari teras berita saja sebuah berita sudah mempunyai arti yang khusus, setiap penulisan teras berita itu sangat penting tergantung darimana penulis ingin menempatkan teras berita itu sendiri, karena mempunyai bermacam-macam bentuknya. Namun dari kesemuanya itu, teras berita juga bisa dikaitkan sebagai salah satu inti sari dari berita maupun karangan yang diakui sebagai pemicu perhatian pembaca. Apabila teras berita gagal membangkitkan perhatian pembaca terhadap bagian awal dari kedua bentuk tulisan itu, berarti hilang pula kesempatan untuk membujuk pembaca agar membaca tulisan itu.

  Walaupun ada pernyataan yang mengisyaratkan bahwa pada umumnya rumusan 5W+1H memuat isi terpenting berita pada bagian dasar (bangunan piramida terbalik), namun pada kenyataannya tidak selalu demikian, akan tetapi harus dapat menjawab sekurang-kurangnya 2 pertanyaan misalnya mengenai Who (siapa) dan What (apa).

  Surat kabar sebagai media yang memiliki kelebihan yaitu “mudah dibawa dan dapat dibaca dimana saja (market coverage), bisa dibaca berulang-ulang, bahkan bisa disimpan sebagai dokumentasi” . Maka surat kabar adalah media yang dianggap efektif dalam menyebarluaskan informasi kepada masyarakat secara beraneka ragam, sehingga isi media massa merupakan cermin dari masyarakat.

  Surat kabar Harian Umum Galamedia adalah surat kabar yang terbit setiap hari pada pagi hari di Bandung dan sekitarnya. Isi dari Harian Umum Galamedia hampir sama dengan surat kabar harian lainnya, yaitu dengan menyajikan berbagai macam berita, antara lain berita utama, berita ekonomi, berita politik, berita kriminal, berita olahraga, serta berita ringan lainnya. Kesemuanya dikemas dalam berbagai rubrik.

  Di sini penulis berusaha meneliti teras berita pada headline (berita utama) pada Harian Umum Galamedia. Berita utama Harian Umum Galamedia menyuguhkan informasi yang aktual, faktual dan menarik bagi pembacanya. Menurut A. M. Hoeta Soehoet, berita uta ma adalah : “berita terpenting dari semua berita yang disajikan dalam surat kabar, oleh sebab itu disediakan tempat utama yang mudah dibaca, yaitu halaman pertama bagian paling atas sebelah kiri”. (Soeheot, 1986/1987 : 2 – 3)

  Surat kabar sudah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Sehingga daya jangkau dan pengaruhnya menjadi sangat luas serta sudah meliputi segala aspek kehidupan manusia, termasuk dalam pengembangan bahasa. Pada pelaksanaannya, dalam penulisan berita sering terlihat kesalahan yang sering ditulis oleh wartawan yaitu tidak mengindahkan kaidah bahasa jurnalistik.

  Pers juga besar jasanya dalam menyebarluaskan kata-kata baru, istilah baru dan ungkapan baru. Disinilah peranan wartawan dalam sebuah surat kabar akan terlihat, dalam arti kemampuan wartawan menulis berita, dalam hal ini teras berita dibuat semenarik mungkin sesuai dengan ketentuan yang berlaku mengenai kualitas berita yang baik. Kualitas penulisan berita merupakan hal yang mutlak dibutuhkan, tidak terkecuali bagi Harian Umum Galamedia yang menjadi objek penelitian.

  Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merasa tertarik untuk meneliti “Penggunaan bahasa jurnalistik pada teras berita headline Harian Umum Galamedia”.

  Dari uraian yang telah dikemukakan diatas, maka penulis merumuskan masalah pokok skripsi, yaitu : “Bagaimana Penggunaan Bahasa Jurnalistik pada Teras Berita Headline Harian Umum Galamedia”.

  1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah yang akan dibahas sebagai berikut :

  1) Bagaimana penggunaan kalimat pendek pada penulisan teras berita headline Harian Umum Galamedia?

  2) Bagaimana penggunaan kalimat aktif pada penulisan teras berita headline Harian Umum Galamedia?

  3) Bagaimana penggunaan ekonomi kata pada penulisan teras berita headline Harian Umum Galamedia?

  4) Bagaimana penggunaan bahasa serapan pada penulisan teras berita headline Harian Umum Galamedia?

  1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

  1) Untuk mengetahui penggunaan kalimat pendek pada penulisan teras berita headline Harian Umum Galamedia.

  2) Untuk mengetahui penggunaan kalimat aktif pada penulisan teras berita headline Harian Umum Galamedia.

  3) Untuk mengetahui penggunaan ekonomi kata pada penulisan teras berita headline Harian Umum Galamedia.

  4) Untuk mengetahui penggunaan bahasa serapan pada penulisan teras berita headline Harian Umum Galamedia.

  1.4. Kegunaan Penelitian

  1. Teoritis

  • Kegunaan penelitian ini ditinjau dari segi teoritis yaitu bagi Universitas atau Akademi dapat dijadikan sebagai rujukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya dalam bidang Jurnalistik khususnya mengenai bahasa jurnalistik dan juga dapat dijadikan sebagai masukan bagi Ilmu Komunikasi terutama untuk pengembangan bahasa.
  • Ditinjau dari sudut penulisan berita dan penggunaan bahasa adanya kecenderungan pembaca untuk melihat siapa saja dan apa saja yang dibicarakan dalam suatu informasi khususnya pada berita utama (headline) yang dianggap penting untuk diangkat pada hari itu oleh media massa.

  2. Praktis Bagi lembaga / perusahaan agar insan pers khususnya pada media cetak dapat mengurangi kesalahan dalam pemakaian kaidah bahasa, baik itu dalam kesalahan penggunaan tanda baca, pilihan kata (diksi) maupun pilihan kalimat. Hasil dari penelitian ini juga dimaksudkan untuk memberikan masukan pada redaksi Harian Umum Galamedia.

  1.5. Kerangka Pemikiran

  1.5.1. Kerangka Teoritis

  Setiap bentuk media memiliki gaya dan caranya sendiri bagaimana mengungkap peristiwa yang sama dalam rangkaian kata, struktur kalimat, serta kedalaman pesan yang berbeda. Seluruh isi media massa diantaranya surat kabar pada dasarnya adalah bahasa (verbal). Melalui bahasa, pemberitaan di surat kabar harus dapat dimengerti oleh pembacanya. Hal ini untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan berita. Bahasa yang digunakan oleh wartawan dalam surat kabar dinamakan bahasa pers atau bahasa jurnalistik.

  Bahasa jurnalistik yang dipakai oleh wartawan atau pers dalam menyampaikan berita harus menggunakan lambang komunikasi yang mudah dipahami dan dimengerti oleh pembaca pada surat kabar yang bersangkutan. Menurut soehoet, “lambang komunikasi adalah tanda-tanda yang mengandung arti yang diguakan dalam proses komunikasi”. (Soehoet, 1987 : 7)

  Bahasa jurnalistik memiliki dua sifat: komunikatif dan spesifik. Komunikatif artinya langsung menjamah materi atau ke pokok persoalan (straight

to the point), tidak berbunga-bunga, tidak bertele-tele, dan tanpa basa-basi.

  Spesifik artinya mempunyai gaya penulisan tersendiri, yakni sederhana, kalimatnya pendek-pendek, kata-katanya jelas, dan mudah dimengerti orang awam (massa). (Romli, 2003:27)

  Pertimbangan penggunaan gaya demikian adalah demi kepentingan pembaca. pembaca diasumsikan selalu dalam keadaan bergegas atau punya sedikit waktu untuk membaca.

  Prof. S. Wojowasito dari IKIP Malang dalam kertas berjudul “Bahasa Jurnalistik: Segi-segi yang harus diperhatikan untuk meningkatkan mutu penggunaannya”, yang disajikannya kepada Karya Latihan Wartawan Daerah Jawa Timur menjelaskan : “Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa sebagai tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah”.

  Jangan dilupakan, bahwa bahasa jurnalistik harus didasarkan pada bahasa baku. Bahasa jurnalistik harus memperhatikan ejaan yang benar, artinya dalam kosa kata, bahasa jurnalistik mengikuti perkembangan dalam masyarakat. Dalam bahasa jurnalistik, harus sesuai dengan : a. Kalimat pendek yaitu kalimat yang terdiri dari satu subjek, satu predikat dan satu objek.

  b. Kalimat aktif yaitu kalimat yang subjeknya melakukan perbuatan.

  c. Ekonomi kata yaitu penggunaan kata secara ekonomis dan efisien pada sebuah kalimat.

  d. Bahasa serapan yaitu bahasa yang berasal dari bahasa daerah, istilah asing, istilah ilmu pengetahuan dan kata populer yang kurang dikenal atau diketahui oleh lapisan masyarakat. (Patmono, 1996:71-89)

  Penulisan berita surat kabar, termasuk Harian Umum Galamedia , dibuat dengan mengacu pada rumusan 5W1H. Artinya, berita yang baik itu adalah berita yang komprehensif, yakni berita yang mencakup semua jawaban atas pertanyaan- pertanyaan Who, What, When, Where, Why, dan How (Romli, 2003). Keenam pertanyaan tersebut, selain menjadi guide bagi para penulis berita, juga merupakan aspek-aspek yang dapat membangkitkan interes pembacanya.

  Rangkaian berita yang terdiri dari susunan kalimat dan paragraf, pada dasarnya, merupakan proses penyampaian pesan-pesan penting dan menarik sesuai dengan interes pembaca dan kecenderungan penulis dalam menekankan fokus berita yang ditulisnya. Karena itu lead atau teras suatu berita, pada umumnya, akan berusaha menjawab satu atau beberapa pertanyaan dari keenam pertanyaan di atas sesuai dengan fokus yang dikehendaki penulisnya. Dan pertanyaan-pertanyaan yang paling umum digunakan dalam penyusunan teras berita adalah Who, What, When, dan Where.

  Di kota-kota besar, pembaca surat kabar sering dianggap sebagai “pembaca teras berita” (lead readers). Mereka tidak sempat membaca koran secara mendalam karena memiliki waktu terbatas untuk membaca. Yang mereka inginkan adalah segera mengetahui isi berita atau informasi terbaru yang dibuat si wartawan.

  Yang penting dalam penulisan teras berita (lead), seperti dikutip Dja’far Assegaf (1985), Mitchell V. Charnley dalam bukunya Reporting mengemukakan dua pegangan utama dalam menulis teras berita. Pertama, bukalah teras berita dnegan kalimat-kalimat yang menonjolkan unsur-unsur yang paling kuat di dalam berita tadi; dan kedua, ikuti pegangan untuk menuliskan suatu kelengkapan gagasan dalam satu kalimat. (Muhtadi, 1999:186)

  Dalam menyampaikan pesan melalui berita-berita yang disajikan kepada khalayak, surat kabar Harian Umum Galamedia tidak terlepas dari teori yang dapat menjelaskan kuatnya pengaruh media terhadap publik. Teori Agenda Setting memperkuat kembali posisi dan penetrasi media terhadap khalayak.

  Banyak bukti menunjukkan bahwa media menentukan apa yang “dipikirkan orang”. Isu yang diagendakan media, menjadi isu yang dianggap penting oleh publik.

  Agenda-setting model untuk pertamakali ditampilkan oleh Mc. Combs dan D.L. Shaw dalam “Public opinion Quarterly” terbitan tahun 1972, berjudul “The

  

Agenda Setting Function of Mass Media”. Kedua pakar tersebut mengatakan

  bahwa “jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting”. (Effendy, 2003 : 287)

  Tetapi David H. Heaver dalam karyanya yang berjudul “Media Agenda-

  Setting and Media Manipulation” pada tahun 1981 mengatakan bahwa :

  “pers sebagai media komunikasi massa tidak merefleksikan kenyataan, melainkan menyaring dan membentuknya seperti sebuah kaleidoskop yang menyaring dan membentuk cahaya (the press does not reflect reality, but rather filters and shapes

  it, much as a caleidoscope filters and shapes it)”. (Effendy, 2003:287)

  Sementara itu Manhein dalam pemikirannya tentang konseptualisasi agenda yang potensial untuk memahami proses agenda setting menyatakan bahwa agenda setting meliputi tiga agenda, yaitu agenda media, agenda khalayak dan agenda kebijaksanaan. Masing-masing agenda itu mencakup dimensi-dimensi sebagai berikut :

  1) untuk agenda media, dimensi-dimensi :

  a. visibility (visibilitas) adalah jumlah dan tingkat menonjolnya berita

  b. audience salience (tingkat menonjol bagi khalayak) adalah relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak c. valence (valensi) adalah menyenangkan atau tidakmenyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa

  2) untuk agenda khalayak, dimensi-dimensi :

  a. familiarity (keakraban) adalah derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu b. personal salience (penonjolan pribadi) adalah relevansi kepentingan dengan ciri pribadi c. favorability (kesenangan) adalah pertimbangan senang atau tidak senang akan topik berita

  3) untuk agenda kebijaksanaan, dimensi-dimensi :

  a. support (dukungan) adalah kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita tertentu b. likehood of action (kemungkinan kegiatan) adalah kemungkinan pemerintah melaksanakan apa yang diibaratkan c. freedom of action (kebebasan bertindak) adalah nilai kegiatan yang mungkin dilakukan pemerintah. (Effendy, 2003:288-289)

  Konseptualisasi Manheim tersebut mendukung perkembangan teori agenda setting secara menyeluruh (Servin dan Tankard, Jr, 1922:226).

  1.5.2. Kerangka Operasional Pada penelitian ini ditujukan hanya dalam satu variabel yaitu “Penggunaan Bahasa Jurnalistik pada Teras Berita Headline Harian Umum Galamedia”.

  Tabel 1 Operasionalisasi Variabel

  Variabel Konstruksi Kategori

  Alat Ukur

  1. Kalimat Pendek Isi dan makna tulisan jelas

  2. Kalimat Aktif Isi tulisan dapat menarik perhatian pembaca

  3. Ekonomi Kata Efisiensi dalam penulisan kata dan kalimat Penggunaan Bahasa Jurnalistik

  4. Bahasa Serapan - Bahasa daerah

  • Bahasa asing
  • Bahasa populer
  • Bahasa ilmu pengetahuan

  Sumber : Patmono, 1996: 71 – 89

  Dari tabel di atas, penulis mengoperasionalisasikan variabel sebagai berikut :

  1. Aspek pertama yang diukur dari sudut kalimat pendek yaitu pada isi dan makna tulisan yang jelas, mudah dipahami dan diingat oleh setiap pembaca berita.

  2. Aspek kedua yang diukur adalah penggunaan kalimat aktif yang berfungsi agar isi tulisan serta maknanya dapat menarik perhatian pembaca, walaupun secara materi berita itu kurang menarik.

  3. Aspek ketiga yang diukur adalah pemakaian ekonomi kata, yaitu efisiensi dalam penulisan kata pada sebuah kalimat. Dengan tidak memakai ungkapan atau peribahasa yang dianggap tidak perlu.

  4. Aspek keempat yang diukur adalah pembatasan bahasa serapan, yaitu pemakaian bahasa serapan seperti bahasa daerah, bahasa asing, bahasa populer atau bahasa ilmu pengetahuan yang terlalu berlebihan pada penulisan berita.

  Satuan Analisis Tugas utama suatu penelitian empiris memutuskan yang harus di observasi, di catat, dan setelah itu dianggap sebuah datum. Unitasi meliputi penetapan mengidentifikasikan untuk analisis berikutnya.

  Berikut adalah satuan analisis yang digunakan dalam penelitian ini. Varia bel : Penggunaan bahasa jurnalistik pada teras berita headline Harian Umum Galamedia.

  Tabel 2 Satuan Analisis

  No Konstruksi Kategori Alat Ukur Satuan Analisis

  1 Penggunaan kalimat pendek Isi dan makna tulisan jelas Alinea & kalimat

  2 Penggunaan kalimat aktif Isi dan tulisan menarik perhatian pembaca

  Alinea & kalimat

  3 Ekonomi kata Efisiensi dalam penulisan kata Alinea & kalimat

  4 Bahasa serapan - Bahasa daerah

  Alinea & kalimat

  • Bahasa asing
  • Bahasa populer
  • Bahasa ilmu pengetahuan

  Sumber : Patmono, 1996: 71 – 89

  1.6. Metode Penelitian

  1.6.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode Deskriptif. Metode deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa. (Rakhmat, 1998:24) Menurut

  Isaac dan Michael menjelaskan, “Metode deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta / karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual

  Metode deskriptif mencari teori, bukan menguji teori. Di sini Peneliti bertindak sebagai pengamat. (Rakhmat, 1998:25) Sanafiah Faisal dalam bukunya Format-format Penelitian Sosial menyebutkan, bahwa pada suatu penelitian deskriptif tidak menggunakan dan tidak melakukan pengujian hipotesis; berarti tidak dimaksudkan untuk membangun dan mengembangkan perbendaharaan teori. (Faisal, 1999:20)

  Metode deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk melihat bagaimana penggunaan bahasa jurnalistik pada Harian Umum Galamedia.

  1.6.2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik analisis isi.

  Analis isi digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang. (Rakhmat, 1998:89) Berelson mendefinisikan teknik ini sebagai teknik untuk melukiskan isi komunikasi yang nyata secara objektif, sistematik dan kuantitatif . (Stempel, 1997:8)

  Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

  1. Studi Kepustakaan Mengumpulkan buku, koran, paper yang ada hubungannya dengan penelitian ini dan yang berhubungan dengan lembaga yang diteliti.

  2. Wawancara Mengadakan tanya jawab langsung pada nara sumber yang berhubungan dengan masalah ini baik yang berkompeten di lembaga surat kabar

  (Galamedia) maupun pembaca surat kabar. Jenis wawancaranya adalah “Interview Research”. Yaitu wawancara yang digunakan untuk melengkapi data ilmiah. (Kartono, 1999:174)

  3. Analisis Isi Adalah teknik penelitian untuk melukiskan isi komunikasi yang nyata secara objektif, sistematik dan kuantitatif. (Stempel, 1997:8)

  Menurut Jalaluddin Rakhmat, analisis isi digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang. Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi: surat kabar, buku, lagu, puisi, cerita rakyat, lukisan, pidato, surat, peraturan, undang-undang, musik, teater dan seba gainya. (Rakhmat, 1998:11)

  Untuk melakukan analisis isi dapat digunakan empat metodologis sebagaimana yang dikemukakan Guido H. Stempel, yaitu pemilihan satuan analisis, konstruksi kategori, penarikan sampel dan reliabilitas koding. (Stempel dalam Rakhmat, 1997:11)

  1. Untuk pemilihan satuan analisis, terdiri dari paragraf, kata dan kalimat pada berita utama.

  2. Konstruksi kategori : penggunaan bahasa jurnalistik yang dilihat dari aspek kalimat aktif, pendek, ekonomi kata, dan bahasa serapan.

  3. Penarikan sampel isi : berdasarkan total sampling yang diambil dari jumlah populasi Harian Umum Galamedia edisi April 2004 terdapat 28 berita, 54 kalimat.

  4. Reliabilitas koding : pengkodingan dilakukan oleh 3 orang yaitu Dicky M (wartawan), Santi Gantini (wartawan) dan penulis sendiri. Pengkodingan dilakukan untuk memperoleh kesepakatan terhadap alat ukur yang diterapkan dalam konstruksi kategori.

  1.7. Uji Statistik Uji statistik yang diterapkan pada penelitian ini digunakan untuk mengukur tingkat kesepakatan pelaku koding dalam penghitungan uji reliabilitas.

  • Koefisien korelasi person’s (c) yang digunakan untuk mengukur tingkat kesepakatan koding atau reliabilitas koding.

  Person’s C =

  Keterangan : X = Nilai Chi kuadrat menghitung setiap variabel N = Ukuran sampel dalam tabel (1 – C) x 100% = Mengukur tingkat kesepakatan koding

  Chi kuadrat (Chi Square) ( 0 – E ) E

  • 2

  Sedangkan untuk mengetahui persentase tingkat kesepakatan pelaku koding dihitung dengan rumus yang dikemukakan oleh Kriffendorf (1980), yaitu :

  • ( 1 – c ) x 100 %

  Untuk menentukan tinggi atau rendahnya kesepakatan yang terjadi diantara para pelaku koding, maka penelitian ini menggunakan penafsiran koefisien yang dikemukakan Surakhmad (1985 : 302), yaitu : 0 % - 20 % Korelasi yang rendah sekali

  20% - 40 % Korelasi yang rendah tapi ada 40 % - 70 % Korelasi yang sedang 70 % - 90 % Korelasi yang tinggi 90 % - 100% Korelasi yang tinggi sekali

  1.8. Populasi dan Sampel Populasi menurut Jalaluddin Rakhmat adalah “kumpulan objek penelitian”. (Rakhmat, 1997: 78). Yang menjadi populasi dalam penelitian adlah berita utama pada surat kabar Harian Umum Galamedia edisi bulan April, tanggal 1 April – 30 April 2004.

  Menurut Jalaluddin Rakhmat sampel adalah bagian yang diamati atau diteliti (Rakhmat, 1997: 78). Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah berita utama/headline. Untuk teknik pengumpulan data, penulis menggunakan rancangan total sampel. Artinya, sampel diambil dari keseluruhan populasi mengingat jumlah populasi yang sedikit.

  Pada penelitian ini keseluruhan populasi berjumlah 28 populasi, yang diambil dari berita utama (headline) Harian Umum Galamedia edisi bulan April.

  Populasi ini terdiri dari 28 teras berita yang berisi 54 kalimat.

  1.9. Lokasi dan Waktu Penelitian

  1.9.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap surat kabar Harian Umum

  Galamedia, yang berlokasi di : Jalan Sekelimus Barat No.6 Bandung 40266.

  Telp (022) 7511286, Fax (022) 7505009.

  1.9.2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret 2004 sampai dengan Agustus 2004.

  1.10. Sistematika Penulisan

  BAB I : PENDAHULUAN Berisikan latarbelakang masalah, perumusan masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian dan teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, serta lokasi dan waktu penelitian.

  BAB II : TINJAUAN KEPUSTAKAAN Berisikan tentang tinjauan umum komunikasi massa, fungsi media massa, surat kabar dan pers, pengertian berita, teras berita, dan tinjauan bahasa jurnalistik.

  BAB III : OBYEK PENELITIAN Berisikan tentang sejarah perusahaan (struktur organisasi, gambaran kerja redaksional, data perusahaan/produk)

  BAB IV : HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN Berisikan tentang uraian dari hasil penelitian berdasarkan hasil pengkodingan. BAB V : PENUTUP Berisikan kesimpulan dan saran.

  BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

  2.1. Tinjauan Umum Komunikasi Massa Konteks komunikasi massa melibatkan banyak komunikator, berlangsung melalui sistem bermedia dengan jarak fisik yang rendah (artinya jauh), memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran indrawi (penglihatan, pendengaran), dan biasanya tidak memungkinkan umpan balik segera.

  Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). (Mulyana, 2000 : 75)

  Dr. Phil. Astrid S. Susanto dalam bukunya Komunikasi Massa I menjelaskan, bahwa dasar pemikiran tentang perkembangan komunikasi massa mengalami banyak perubahan. Bila dahulu titik berat adalah pada pengaruh dari komunikator kepada komunikan saja, maka dewasa ini kepentingan dari komunikan lebih menonjol. Bahkan sekarang faktor komunikan merupakan faktor yang paling dominan dalam proses komunikasi. (Susanto, 1982:38)

  Sebenarnya awal perubahan ini terjadi karena adanya teori dari Lazarsfeld dan Katz, dengan pikiran bahwa komunikasi massa pada dasarnya terjadi melalui dua tahap (two step flow). Pemikiran ini dikembangkan lebih lanjut oleh Schramm dan Gerbner serta ahli komunikasi lainnya, yang kemudian menghasilkan teori baru dan pengadaan model komunikasi massa yang baru pula.

  Isi media massa sendiri secara garis besar terbagi menjadi tiga kategori: berita, opini, dan feature. Karena pengaruhnya terhadap massa disebut “Kekuatan Keempat” (The Fourth Estate) setelah lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Bahkan, karena idealisme dan fungsi social control-nya, media massa disebut- sebut “musuh alami” penguasa.

  Elizabeth Noelle Neuman seperti dikutip Rakhmat mengemukakan, terdapat 4 tanda pokok yang merupakan ciri dari komunikasi massa. Ke 4 tanda pokok tersebut adalah :

  1. Bersifat tidak langsung, dengan arti komunikasi massa harus melalui media perantara

  2. Bersifat satu arah, dengan artian tidak ada feedback secara langsung dari komunikan kepada komunikator, dari pesan yang disampaikan

  3. Bersifat terbuka, artinya ditujukan untuk khalayak luas yang tidak terbatas dan bersifat anonim

  4. Mempunyai massa atau komunikan yang secara geografis tersebar atau dalam jarak yang berjauhan. (Rakhmat, 1992 : 189) Yang termasuk media massa adalah suratkabar, majalah, radio, televisi dan film. Kelima media tersebut dinamakan “The Big Five of Mass Media”. (Romli,

  2003:5) Media massa sendiri terbagi dua macam: media massa cetak (printed media) dan media massa elektronik.

  2.2. Fungsi Media Massa Sekarang ini, media massa memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan kehidupan masyarakat. Media massa tidak hanya mempunyai tugas utama untuk menyebarkan informasi (to inform) kepada khalayak, tetapi juga mengubah tatanan individu, baik itu pola pikir maupun tingkah laku dari khalayak itu sendiri.

  Sebagai saluran komunikasi atau channel komunikasi massa, media massa mempunyai fungsi-fungsi sebagai alat komunikasi massa tersebut.

  Menurut buku Aneka Suara, Satu Dunia (many voice one world) seperti dikutip Effendy, fungsi media massa tersebut meliputi :

  1. Informasi : pengumpulan, penyampaian, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentarnya dibutuhkan agar dapat mengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan dengan kata lain agar mendapat keputusan yang tepat.

  2. Sosialisasi : penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang dapat bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif dalam masyarakat.

  3. Motivasi : tujuan sikap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginan, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.

  4. Perdebatan dan diskusi : menyediakan tukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah-masalah yang aktual, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarkaat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan bersama diterima internasional, nasional, dan lokal.

  5. Pendidikan : pengalih ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan ketrampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

  6. Memajukan kebudayaan : penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan tujuan melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas cara pandang seseorang, membangun imajinasi dan mendorong kreatifitas serta memenuhi kebutuhan estetikanya.

  7. Hiburan : penyebarluasan sinyal, simbol, suara dan citra dari drama, tari, kesusastraan, musik, komedi, olahraga, permainan, kreasi serta kebutuhan estetika.

  8. Integrasi : menyediakan estetika bagi bangsa, kelompok, dan individu memperoleh berbagai pesan yang diperlukan agar mereka dapat saling kenal dan mengerti serta menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain. (Effendy, 1990 : 27-28) Surat kabar Harian Umum Galamedia telah menjalankan fungsinya sebagai media massa. Diantaranya fungsi informasi, pendidikan, memajukan kebudayaan, hiburan, dan integrasi.

  2.3. Surat Kabar dan Pers

  2.3.1. Pengertian Pers Istilah pers sebagai terjemahan dari bahasa Inggris press dapat mempunyai pengertian luas maupun sempit. Dalam pengertian luas, pers mencakup semua media komunikasi massa, seperti radio, televisi, dan film yang berfungsi memancarkan/menyebarkan informasi, berita, gagasan, pikiran, atau perasaan seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain. Maka dikenal adanya istilah jurnalistik radio, jurnalistik televisi, jurnalistik pers.

  Dalam pengertian sempit, pers hanya digolongkan produk-produk penerbitan yang melewati proses percetakan , seperti surat kabar harian, majalah mingguan, majalah tengah bulanan, dan sebagainya yang dikenal sebagai media cetak. Pers dalam pengertian luas merupakan manifestasi dari freedom of speech, sedangkan dalam pengertian sempit merupakan manifestasi dari freedom of the

press, yang kedua-duanya tercakup dalam pengertian freedom of expression.

  (Rachmadi, 1990:10)

  Banyak orang menganggap bahwa pers adalah wartawan. Anggapan ini benar jika wartawan diperlakukan sebagai bagian dari pers. Pengertian pers jika dilihat dari segi bisnis adalah suatu kelompok kerja yang terdiri dari berbagai komponen (wartawan, redaktur, tata letak, percetakan, sirkulasi, iklan, tata usaha, dan sebagainya), yang menghasilkan produk berupa media cetak. (Djuroto, 2002:3-4)

  Sebenarnya, pers lebih mengandung pengertian lembaga atau perusahaan yang bergerak di bidang penyiaran hasil kerja wartawan atau penulis. Hal ini seperti yang tertuang dalam pasal 1 UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers, dimana disebutkan

  Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia.

  2.3.2. Fungsi Pers Pers sebagai institusi sosial mempunyai fungsi yang penting dalam komunikasi massa. Melalui pers manusia ingin mencapai komunikasi dengan masyarakat luas, tidak hanya di suatu daerah kecil, tetapi juga di daerah luas, bahkan sampai masyarakat dunia.

  Fungsi pers pada hakikatnya bersifat relatif dan bertalian dengan keperluan yang beraneka ragam di dalam masyarakat dan negara yang berbeda-beda. Dan penerapan fungsi pers itu tentu berbeda di negara yang satu dengan negara yang lain, tergantung dari sistem sosial dan sistem politik yang dianut.

  Rachmadi dalam bukunya Perbandingan Sistem Pers menyebutkan bahwa disamping fungsi utama pers sebagai penyebar informasi, pers juga memiliki fungsi-fungsi lain di dalam masyarakat, yaitu: a) fungsi mendidik, b) fungsi menghubungkan, 3) fungsi sebagai penyalur dan pembentuk pendapat umum, d) fungsi kontrol sosial. (Rachmadi, 1990:20)

  Sedangkan berdasarkan pasal 3 UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers disebutkan bahwa:

  1. Pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial.

  2. Di samping fungsi-fungsi tersebut ayat 1 pers nasional dapat berfungsi sebagai lembaga ekonomi.

  2.3.3. Pengertian Surat kabar Sebenarnya tanpa diberikan pengertiannya pun masyarakat sudah mengetahui apa itu surat kabar. Surat kabar dipandang sebagai media penyebar informasi bagi khalayak, dalam bentuk lembaran-lembaran kertas. Ini lah definisi yang paling sederhana.

  Dalam kamus komunikasi, surat kabar diartikan sebagai “lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan memiliki ciri ; terbit secara periodik, bersifat umum, isinya termasa atau aktual, mengenai apa saja di seluruh dunia, mengandung nilai untuk diketahui khalayak pembaca”.

  (Effendy, 1986 : 241)

  2.3.4. Ciri dan sifat surat kabar Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan

  Praktek menyebutkan bahwa ciri-ciri surat kabar terdiri dari : a. publisitas : artinya bahwa surat kabar diperuntukkan umum.

  b. universalitas : artinya bahwa surat kabar harus memuat aneka berita mengenai kejadian-kejadian di seluruh dunia dan tentang segala aspek kehidupan manusia.

  c. aktualitas : artinya kecepatan penyampaian laporan mengenai kejadian di masyarakat kepada khalayak. (Effendy, 2003:149) Kemudian Effendy juga melanjutkan bahwa terdapat pula sifat surat kabar yang diantaranya yaitu : a. Terekam : artinya berita-berita yang disiarkan oleh surat kabar tersusun dalam alinea, kalimat, dan kata-kata yang terdiri atas huruf-huruf, yang dicetak pada kertas.

  b. Menimbulkan perangkat mental secara aktif.

  c. Pesan menyangkut kebutuhan komunikan

  d. Efek sesuai dengan tujuan (Effendy, 2003 : 155-158)

  2.3.5. Kelemahan dan kelebihan surat kabar Surat kabar sebagai salah satu media massa penyebar informasi, menempati peranan yang penting dalam masyarakat. Bersama media massa lainnya, surat kabar saling mengisi dalam menjalankan misinya. Sebab, masing- masing mempunyai kekurangan dan kelebihan. Kelebihan surat kabar ialah bahwa berita yang disiarkannnya dapat dibaca kapan saja dan secara berulang-ulang, surat kabar mudah dibawa, selain dapat dijadikan bukti otentik (dokumentasi). Ini berlainan dengan media lainnya (radio/televisi), yang untuk menikmati berita yang disiarkannya, khalayak harus nongkrong terus di depan pesawatnya.

  Tetapi seperti halnya media lainnya, surat kabar pun memiliki kelemahan. Kelemahan surat kabar yaitu surat kabar dibaca dalam waktu yang singkat sekali umumnya lebih dari 15 menit, kurang dari 24 jam (short life span). Di samping itu, kelemahan surat kabar itu khalayak harus memiliki tingkat kemampuan membaca. Sedangkan tingkat melek huruf dari masyarakat sendiri masih rendah, apalagi untuk meningkatkan budaya baca.

  Tetapi meskipun demikian, selain mempunyai kelebihannya, juga ada kekurangannya yang dalam hal ini diisi oleh media massa lainnya.

  2.4. Pengertian Berita Sebagai medium komunikasi massa, berita merupakan isi yang paling penting dalam suatu media surat kabar, di samping opini dan iklan. Berita terdiri dari beberapa bagian. Bagian terkecil dari berita adalah data. Data berasal dari datum, sedangkan datum diambil dari semua kejadian suatu peristiwa. Untuk bisa jadi berita, data harus dibuat atau diolah lebih dahulu. Suatu kejadian atau peristiwa, sebesar dan sepenting apapun tidak bisa dikatakan berita apabila peristiwa tersebut tidak diolah dan kemudian disiarkan.

  Berita berasal dari bahasa Sangsekerta, yakni Vrit (artinya ada atau terjadi) atau Vritta (artinya kejadian atau peristiwa). Vritta dalam bahasa Indonesia kemudian menjadi berita atau warta.

  Berita dalam bahasa Inggris disebut news. Dalam The Oxford Paperback Dictionary terbitan Oxford University Press (1979), news diartikan sebagai

“information about event recents” (informasi tentang peristiwa-peristiwa terbaru).

  Ada pendapat, news adalah laporan peristiwa dari berbagai arah mata angin

  (berbagai penjuru dunia), didasarkan pada kepanjangan NEWS (North, East, West, South).

  Menurut Kamus Baha sa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, “berita” berarti kabar atau warta, sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, arti berita diperjelas menjadi “laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat”. Jadi, berita dapat dikaitkan dengan kejadian atau peristiwa yang terjadi.

  Belum ada definisi atau seperangkat definisi yang diterima secara universal tentang berita. Memang, “news is difficult to define, because it involves

  

many variabel factors (berita sulit didefinisikan, sebab ia mencakup banyak

  variabel),” kata Earl English dan Clarence Hach. Banyak pakar yang mencoba merumuskan definisi berita, namun tidak ada satu pun yang dapat diterima sebagai rumusan tepat.

  Bahkan, Bruce D. Itule mendefinisikan berita dengan mengemukakan sebuah contoh: “If a dog bites a man, it is not news. But if a man bites a dog is

  

news”. (jika seekor anjing menggigit orang, itu bukanlah berita. Tetapi jika orang

menggigit anjing, itulah berita).