Analisis Sistem Pengendalian Intern dala

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)

Analisis Sistem Pengendalian Intern dalam Pembiayaan Implan pada
PT. Bank Syariah Mandiri (Studi Kasus Pada PT. Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Pembantu Buleleng)
1

Raga Fahmy Darmawan, 2Anantawikrama Tungga Atmadja, SE, Ak.,M.
3
Nyoman Ari Surya Darmawan, S.E., Ak.,
Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: {[email protected], [email protected],
[email protected]} @undiksha.ac.id

Abstrak
Sistem pengendalian intern akuntansi menekankan kemampuan perusahaan dalam
mengelola organisasinya. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia berupa kemampuan
teknik personal yang baik dan dukungan manajemen perusahaan yang optimal. Berdasarkan

hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sistem pengendalian intern
dalam pembiayaan implan pada PT. Bank Syariah Mandiri kantor cabang pembantu
bulelengsudah dapat dikatakan efektif atau belum.
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Bank Syariah Mandiri kantor cabang pembantu
buleleng. Teknik pengambilan sampel menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dokumentasi dan
wawancara. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik data reduksi yaitu data yang
diperoleh di apangan yang jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan
rinci. Sedangkan data display yaitu teknik data yang menguraikan secara singkat jawaban yang
diberikan oleh PT. Bank Syariah Mandiri kantor cabang pembantu buleleng.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Hasil analisis terhadap unsur-unsur system
pengendalian intern pada PT. Bank Syariah Mandiri kantor cabang pembantu buleleng
menunjukkan bahwa system pengendalian internnya baik dan dikategorikan memadai. Sudah
ada pemisahan tugas dan tanggungjawab dalam struktur organisasinya, sistem otorisasi
prosedur pencatatan yang baik, serta praktik yang sehat dalam melaksanakan fungsi tiap
organisasi. (2) Analisis yang dilakukan untuk tiap elemen sistem pengendalian intern pada PT.
Bank Syariah Mandiri kantor cabang pembantu buleleng yang terdiri dari lingkungan
pengendalian, penaksiran resiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, dan
pemantauan tersebut dikatakan efektif

Kata Kunci

: Sistem Pengendalian Intern, Pembiayaan Implan

Abstract
The accountancy internal control system underline the company’s capability to manage
the organization. Accordingly, human resources are required to have high perfromance in terms
of high quality personal technical cability and the optimum company management support.
Based on the fact, this study aimed at find out whether the internal control system in financing
the implant of PT. Bank Syariah Mandiri KCP Buleleng could be said effective. (A case study at
PT. Bank Syariah Mandiri Buleleng branch office).
The study was conducted at PT. Bank Syariah Mandiri Buleleng branch office. It utilized a
quantitative design, by using primary and secondary data which were collected by using
documentation and interview. The analysis was made by using reduction technique that is of a
great number found from the area. Therefore it required to be recorded in detail carefully, and

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)
displayed, that is by describing briefly the responses provided by PT. Bank Syariah Mandiri
KCP Buleleng

The results indicated that (1) the results of analysis on every aspect of the internal control
system of Bank Syariah Mandiri Buleleng branch office indicated that the internal control
system was found very good and sufficient. Separate duty and responsibility of the organization
structure had been made, authorization system and a good recording procedure also had been
made, as well as a healthy practice in performing every unit function in an organization. (2)
Analysys conducted for every element of the internal control system of PT. Bank Syariah
Mandiri Buleleng branch office consisting of control of environment, risk assessment,
information and communication, control and monitoring activities had been found effective.
Key-words: internal control system, implant financing
PENDAHULUAN
Bank Syariah Mandiri merupakan
bank yang sahamnya dipegang oleh Bank
Mandiri. Kehadiran bank syariah ditengahtengah perbankan umum dan devisa adalah
untuk menawarkan sistem perbankan
alternatif
bagi
umat
Islam
yang
membutuhkan atau ingin memperoleh

layanan jasa perbankan tanpa harus
melanggar larangan riba.
Dalam
salah
satu
produknya
perbankan syariah sudah mengeluarkan
pembiayaan tanpa agunan, salah satunya
Bank Syariah Mandiri melalui programnya
BSM Implan yang merupakan pembiayaan
konsumer dalam satuan valuta rupiah yang
diberikan oleh bank kepada karyawan tetap
perusahaan dengan limit pembiayaan
hingga Rp 25 juta. Tetapi dengan ketentuan
yang
baru
sesuai
dengan
SE.
No.11/002/PEM tangal 7 Januari 2009,

ketentuan pembiayaan tanpa agunan
dengan limit hingga 100 juta per nasabah.
Hal ini karena Bank Syariah Mandiri
menyadari bahwa sulitnya mendapatkan
kredit tanpa agunan mulai dirasakan
banyak pihak. Saat ini, memang banyak
sekali penawaran kredit tetapi untuk
mendapatkan
kredit
tanpa
agunan
membutuhkan proses yang sulit. Namun
produk pembiayaan implan ini masih belum
bisa diterapkan di semua kantor cabang
PT. Bank Syariah Mandiri, karena
tergantung pada tingkat profitabilitas dan
kinerja keuangan masing-masing kantor
cabang. Secara prinsip, seharusnya
pembiayaan yang diberikan oleh bank
syariah

kepada
kalangan
nasabah
diharuskan memiliki jaminan bahwa dana
tersebut akan dikembalikan kepada bank

sesuai perjanjian. Keberadaan agunan
digunakan untuk mencegah masalah yang
kemungkinan
akan
terjadi
dihari
selanjutnya.
Namun, sejujurnya pihak perbankan
tidak mengharapkan eksekusi atas jaminan
tersebut. Terdapat berbagai bentuk jaminan
yang dapat diberikan pihak nasabah
kepada perbankan untuk memperoleh
kepercayaan bank baik berupa kebendaan
maupun non kebendaan, antara lain :

tagihan atas penjualan produk, L/C, kontrak
proyek yang sedang dikerjakan, serta
penjaminan. Keberadaan agunan pada
perbankan syariah disesuaikan dengan
peraturan yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia. Namun, keberadaan agunan
seringkali menjadi permasalahan terutama
apabila tidak memiliki agunan yang dapat
dijaminkan untuk memperoleh pinjaman.
Oleh karena itu pihak perbankan syariah
akan melakukan penyeleksian nasabah
guna
menghindari
terjadinya
non
performing financing yang berlebihan.
Fungsi dari jaminan ini sebagai aspek
safety bagi perbankan dan juga bentuk
ikatan kepercayaan.
Bank Syariah Mandiri KCP Buleleng

yang berlokasi di Jalan. Erlangga No 14
Singaraja, Kabupaten Buleleng merupakan
salah satu anak cabang pembantu PT.
Bank Mandiri Syariah yang berdiri pada
tahun 2009. Sebagai salah satu lembaga
keuangan yang berprinsip syariah islam di
Singaraja, ternyata bank ini mendapatkan
respon yang cukup baik dalam mengawali
kegiatannya. Berbagai produk perbankan
dicoba ditawarkan, mulai dari produk
tabungan, deposito hingga memberikan
pinjaman berupa kredit dengan prinsip bagi

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)
hasil. Bank syariah merupakan bank yang
memberikan pinjaman tanpa agunan
dikenal dengan istilah Al-Qhord yang
umumya diberikan kepada pengusaha kecil
yang baru tumbuh selain itu terdapat pula

KUR yang diberikan bank syariah. Proses
mendapatkan
KUR
tanpa
agunan
berdasarkan syariah sangat tidak mudah
dilakukan di Indonesia dan juga sangat
jarang jika dibandingkan dengan KUR
dengan agunan. Bahkan, kredit yang
diluncurkan oleh BSM sebagaimana yang
telah diutarakan diatas juga memerlukan
proses yang sulit.
Namun,
dengan
perkembangan
sistem keuangan syariah yang semakin
kompleks juga akan menyebabkan kredit
tanpa agunan tersebut mudah untuk
didapatkan dan juga terkait dengan
pengelolaan pembiayaan pada sektor kecil

semakin mudah.
Seperti yang dikemukakan oleh
Sudarsono (2007) :27). Menurut beliau,
yang dimaksud dengan bank syariah
adalah lembaga keuangan yang usaha
pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa
lain dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran
uang
yang
beroperasi
disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah.
Oleh karena itu, usaha bank akan selalu
berkaitan dengan masalah uang sebagai
dagangan utamanya. Bank Syariah adalah
Bank Umum yang melaksanakan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran. (UU No. 10 tahun
1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun

1992 tentang Perbankan).
Selain
itu
Sudarsono
(2007)
menambahkan bahwa kegiatan dan usaha
bank akan selalu berkait dengan komoditas
antara lain pemindahan uang, menerima
dan membayaran kembali uang dalam
rekening koran, mendiskonto surat wesel,
surat order maupun surat-surat berharga
lainnya, membeli dan menjual surat-surat
berharga, membeli dan menjual cek wesel,
surat wesel, kertas dagang, memberi kredit,
dan memberi jaminan kredit. Pada
perbankan syariah ada salah satu prinsip
pembiayaan yang perlu kita kenal yaitu AlQhord yang artinya pemberian harta
kepada orang lain yang dapat ditagih atau
diminta kembali atau dengan kata lain

meminjamkan
tanpa
mengharapkan
imbalan.
Dalam
menjalankan
proses
pembiayaan,
perlu
adanya
sistem
pengendalian intern yang menurut Mulyadi
(2008) yaitu suatu jaringan yang dibuat
menurut pola yang terpadu untuk
melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.
Sistem pengendalian intern tersebut
meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk
menjaga kekayaan organisasi, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi,
mendorong efisiensi dan dipatuhinya
kebijakan manajemen.
Pembiayaan pada dasarnya selalu
berhubungan dengan aktivitas bisnis. Disini
pembiayaan menggunakan prinsip 6C dan
7P. Menurut Lukman Dendawijaya (2000),
terdapat beberapa prinsip-prinsip penilaian
kredit yang sering dilakukan yaitu dengan
analisis 6C, analisis 7P dan studi
kelayakan. Kedua prinsip ini 6C dan 7P
memiliki persamaan yaitu apa-apa yang
terkandung dalam 6C dirinci lebih lanjut
dalam prinsip 7P disamping lebih terinci
juga jangkauan analisisnya lebih luas dari
6C. 1. Character adalah sifat/watak
seseorang, dalam hal ini adalah calon
debitur.
Tujuannya
adalah
untuk
memberikan keyakinan kepada bank bahwa
sifat atau watak dari orang-orang yang akan
diberikan kredit benar-benar dipercaya.
Keyakinan ini tercermin dari latar belakang
pekerjaan maupun yang bersifat pribadi
seperti : cara hidup maupun gaya hidup
yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi
dan
sosial
standingnya.
Character
merupakan
ukuran
untuk
menilai
“kemauan” nasabah membayar kreditnya.
2. Capacity Untuk melihat kemampuan
calon nasabah dalam membayar kredit
yang dihubungkan dengan kemampuannya
mengelola bisnis serta kemampuannya
mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan
terlihat
kemampuannya
dalam
mengembalikan kredit yang disalurkan.
Semakin banyak sumber pendapatan
seseorang maka akan semakin besar
kemampuannya untuk membayar kredit. 3.
capital biasanya bank tidak bersedia untuk
membiayai suatu usaha 100%, artinya
setiap nasabah mengajukan permohonan
kredit harus pula menyediakan dana dari

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)
sumber lainnya atau modal sendiri dengan
kata lain capital adalah untuk mengetahui
sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki
nasabah terhadap usaha yang akan
dibiayai oleh bank. 4. Collateral merupakan
jaminan yang diberikan calon nasabah baik
yang bersifat fisik maupun non fisik.
Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit
yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti
keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu
masalah, maka jaminan yang dititipkan
akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
5.
Condition
dalam
menilai
kredit
hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi
sekarang dan untuk dimasa yang akan
datang sesuai sektor masing-masing.
Dalam kondisi perekonomian yang kurang
stabil, sebaiknya pemberian kredit untuk
sektor tertentu jangan diberikan terlebih
dahulu dan kalaupun jadi diberikan
sebaiknya juga dengan melihat prospek
usaha tersebut di masa yang akan datang.
6. Constrains (Hambatan atau rintangan)
merupakan faktor hambatan atau rintangan
berupa faktor-faktor sosial psikologis yang
ada pada suatu daerah atau wilayah
tertentu yang menyebabkan suatu proyek
peternakan yang direncanakan lokasinya di
Lhosemawe, Aceh (Yang pendirian suatu
pabrik farmasi yang akan memproduksi
obat-obatan antibiotik dan vitamin tetapi
merencanakan pula untuk mengolah ganja
dan ectasy, rasanya sulitnya untuk
diberikan
ijin
oleh
instansi
yang
berwenang.diberi julukan serambi mekah),
tentu sulit untuk dapat dilaksanakan;
Sedangkan menurut Kasmir Bank dan
Lembaga Keuangan lainnya, (2001 : 91-95)
penilaian 7P adalah sebagai berikut :1.
Personally yaitu menilai nasabah dari segi
kepribadiannya/tingkah lakunya sehari-hari
maupun masa lalunya. Personality juga
mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan
tindakan nasabah dalam menghadapi suatu
masalah. 2. Party yaitu mengklasifikasikan
nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan
modal,
loyalitas
serta
karakternya.
Sehingga nasabah dapat digolongan ke
golongan tertentu dan akan mendapatkan
fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank.
Kredit untuk pengusaha lemah, sangat
berbeda dengan kredit untuk pengusaha
yang kuat modalnya, baik dari segi jumlah,

bunga dan persyaratan lainnya. 3. Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah
dalam mengambil kredit, termasuk jenis
kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan
pengambilan kredit dapat bermacammacam apakah tujuan untuk konsumtif atau
untuk tujuan produktifatau untuk tujuan
perdagangan. 4. Prospect yaitu untuk
menilai usaha bank di masa yang akan
datang apakah menguntungkan atau tidak,
atau dengan kata lain mempunyai prospek
atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat
jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa
mempunyai prospek, bukan hanya bank
yang rugi akan tetapi juga nasabah. 5.
Payment merupakan ukuran bagaimana
cara nasabah mengembalikan kredit yang
telah diambil atau dari sumber mana saja
dana untuk pengembalian kredit yang
diperolehnya. Semakin banyak sumber
penghasilan debitur maka akan semakin
baik. Sehingga jika salah satu usahanya
merugi akan dapat ditutupi oleh sektor
lainnya. 6. Profitability untuk menganalisis
bagaimana kemampuan nasabah dalam
mencari laba. Profitabilitas diukur dari
periode ke periode. Apakah tetap sama
atau akan semakin meningkat dengan
tambahan kredit yang akan diperolehnya
dari bank. 7. Protection tujuannya adalah
bagimana menjaga kredit yang dikucurkan
oleh
bank
namun
melalui
suatu
perlindungan. Perlindungan dapat berupa
jaminan barang atau orang atau asuransi.
Disamping penilaian dengan 6C dan
7P, prinsip keadilan kredit dapat pula
dilakukan dengan studi kelayakan, terutama
untuk pembiayaan dalam jumlah yang
relatif besar. Adapun penilaian pembiayaan
dengan studi kelayakan meliputi: 1. Aspek
Hukum merupakan aspek untuk menilai
keabsahan
dan
keaslian
dokumendokumen atau surat-surat yang dimiliki oleh
calon debitur, seperti akte notaris, izin
usaha atau sertifikat tanah dan dokumen
atau surat lainnya. 2. Aspek Pasar dan
Pemasaran yaitu aspek untuk menilai
prospek usaha nasabah sekarang dan
dimasa yang akan datang yang akan
dilakukan. 3. Aspek Keuangan merupakan
aspek untuk menilai kemampuan calon
nasabah dalam membiayai dan mengelola
usahanya. Dan dari aspek ini akan
tergambar berapa besar biaya dan

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)
pendapatan yang akan dikeluarkan dan
diperolehnya. Penilaian aspek ini dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan. 4.
Aspek Operasi atau Teknis merupakan
aspek untuk menilai tata letak ruangan,
lokasi usaha dan kapasitas produksi suatu
usaha yang tercermin dari sarana dan
prasarana yang dimiliknya. 5. Aspek
manajemen merupakan aspek untuk
menilai sumber daya manusia yang dimiliki
oleh perusahaan, baik dari segi kuantitas
maupun dari segi kualitas. 6. Aspek
Ekonomi atau Sosial merupakan aspek
untuk menilai dampak ekonomi dan sosial
yang ditimbulkan dengan adanya suatu
usaha terutama terhadap masyarakat,
apakah lebih banyak benefit/cost atau
sebaliknya. 7. Aspek AMDAL merupakan
aspek yang menilai dampak lingkungan
yang akan timbul dengan adanya suatu
usaha, kemudian cara-cara pencegahan
terhadap dampak tersebut.
Menurut
Muhammad
(2005)
pembiayaan
atau
financing,
yaitu
pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak
kepada pihak lain untuk mendukung
investasi yang telah direncanakan, baik
dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan
kata lain, pembiayaan adalah pendanaan
yang
dikeluarkan
untuk
mendukung
investasi
yang
telah
direncanakan.
Sedangkan pembiayaan implan yaitu
pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah
yang diberikan oleh bank kepada karyawan
tetap Perusahaan yang pengajuannya
dilakukan secara massal (kelompok).
(http://www.syariahmandiri.co.id).
BSM Implan dapat mengakomodir
kebutuhan pembiayaan bagi para karyawan
perusahaan,
misalnya
dalam
hal
perusahaan tersebut tidak memiliki koperasi
karyawan, koperasi karyawan belum
berpengalaman dalam kegiatan simpan
pinjam, atau perusahaan dengan jumlah
karyawan terbatas. 2.4.2
Unsur-Unsur
Pembiayaan
Menurut Kasmir (2001:74) adapun
unsur-unsur pembiayaan yang terkandung
dalam
pemberian
suatu
fasilitas
pembiayaan adalah sebagai berikut : 1.
Kepercayaan
yaitu
suatu
keyakinan
pemberi kredit/pembiayaan (bank) bahwa
pembiayaan yang diberikan bank berupa
uang, barang atau jasa akan benarbenar

diterima kembali dimasa tertentu di masa
datang. 2. Kesepakatan antara si pemberi
dengan penerima pembiayaan harus ada
kesepakatan. Kesepakatan ini dituangkan
dalam suatu perjanjian dimana masingmasing pihak menandatangani hak dan
kewajiban masing-masing. 3. Jangka Waktu
setiap kredit yang diberikan pasti memiliki
jangka waktu tertentu, jangka waktu ini
mencakup masa pengembalian kredit yang
telah disepakati. 4. Resiko faktor resiko
kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu
resiko kerugian yang diakibatkan nasabah
sengaja tidak mau membayar kreditnya
pada hal mampu dan resiko kerugian yang
diakibatkan karena nasabah tidak senagaja.
Semakin panjang jangka waktu suatu kredit
semakin besar resiko tidak tertagih,
demikian pula sebaliknya. 5. Balas
Jasa
atas kredit pada bank konvensional dalam
bentuk bunga, biaya provisi dan komisi
serta
biaya
administrasi
kredit
ini
merupakan keuntungan bank. Sedangkan
bagi bank syariah atas pembiayaan yang
diberikan balas jasanya ditentukan dengan
bagi hasil.
Menurut
Muhammad
(2005:17)
secara
umum
tujuan
pembiayaan
dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :
tujuan pembiayaan untuk tingkat makro,
dan tujuan pembiayaan untuk tingkat mikro.
Secara makro pembiayaan bertujuan untuk
:1. Peningkatan ekonomi umat masyarakat
yang tidak dapat akses secara ekonomi,
dengan adanya pembiayaan mereka dapat
melakukan akses ekonomi.
Dengan
demikian
dapat
meningkatkan
taraf
ekonominya. 2. Tersedianya Dana bagi
Peningkatan Usaha untuk pengembangan
usaha membutuhkan dana tambahan. Dana
tambahan ini dapat diperoleh dengan
melakukan pembiayaan. Pihak yang
surplus dana menyalurkan kepada pihak
minus dana, sehingga dapat tergulirkan. 3.
Membuka lapangan kerja baru dengan
dibukanya sektor-sektor usaha melalui
penambahan dana pembiayaan, maka
sektor usaha tersebut akan menyerap
tenaga
kerja.
4.
Terjadi
distribusi
pendapatan masyarakat usaha produktif
mampu melakukan aktivitas kerja, berarti
mereka akan memperoleh pendapatan dari
hasil usahanya.

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)
Ada beberapa hal pada pembiayaan
implan di PT. Bank Syariah Mandiri kcp
buleleng yang perlu kita ketahui, seperti
halnya apakah sistem pengendalian intern
dalam pembviayaan implan pada PT. Bank
Syariah Mandiri kcp buleleng tersebut
sudah dapat dikatakan efektif atau tidak.
Maka dari itu penulis tertarik untuk
malakukan penelitian pada pembiayaan
implan di PT. Bank Syariah Mandiri dengan
alasan peneliti mengambil perusahaan ini
sebagai sampel penelitian adalah karena
perusahaan tersebut merupakan jenis
perusahaan di bidang jasa yang memiliki
produk pembiayaan implan di buleleng.
Dalam
rangka
menjawab
permasalahan tersebut, maka penelitian ini
bertujuan untuk untuk mengetahui apakah
sistem
pengendalian
intern
dalam
pembiayaan implan pada PT. Bank Syariah
Mandiri KCP Buleleng sudah dapat
dikatakan efektif (Studi Pada Bank Syariah
Mandiri
Kantor
Cabang
Pembantu
Buleleng).
Manfaat penelitian ini adalah secara
teoritis dapat memberikan informasi dan
masukan
bagi
pihak
manajemen
perusahaan Bank Syariah Mandiri Kcp
Buleleng dalam melakukan pembiayaan
implan. Penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan yang di dapat
di bangku perkuliahan khususnya di bidang
manajemen
keuangan
mengenai
pelaksanaan pembiayaan implan yang
diberikan oleh Bank Syariah Mandiri Kcp
Buleleng.
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian ini adalah
rencana dari struktur penelitian yang
menggambarkan proses dan hasil riset
sedapat mungkit menjadi valid., obyektif,
efisien, dan efektif. Dalam penelitian yang
dilakukan, penulis akan merancang kajian
teoritis dan kajian empirisyang berkaitan
dengan penelitian.
Penelitian ini dilakukan pada PT.
Bank Syariah Mandiri. Penelitian ini
bertujuan untuk menjawab rumusan
masalah dalam penelitian dan juga turut
menentukan tujuan penelitian yang ingin
dicapai, sehingga rancangan penelitian
diperlukan dalam melaksanakan penelitian
dari tahap awal hingga sampai pada tahap

pelaporan hasil. Sumber informasi utama
dari penelitian ini adalah PT. Bank Syariah
Mandiri kantor cabang pembantu Buleleng.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini berupa data primer dan data sekunder.
Metode pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah metode studi
kepustakaan, studi lapangan yang berupa
metode dokumentasi dan wawancara.
Pengolahan
data
yang
dilakukan
menggunakan metode analisis deskriptif
kualitatif. Deskriptif kualitatif yaitu mengolah
data dengan lebih banyak mengumpulkan
data
dan
menguraikannya
secara
menyeluruh
dan
sesuai
dengan
permasalahan
yang
sedang
diteliti,
sehingga akan diperoleh suatu hasil dari
pengolahan data yang disebut hasil
penelitian.
Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini ada dua. Yang pertama data
primer adalah data yang berasal langsung
dari sumber penelitian. Arikunto (2002).
Dan menurut Sugiyono (2008:137) data
primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data.
Dan kedua Data sekunder adalah data
yang dikumpulkan dahulu oleh pihak selain
peneliti. Arikunto (2002). Dan menurut
Sugiyono (2008) data sekunder adalah
sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya lewat orang lain atau dokumen.
Data sekunder adalah sumber data yang
tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain
atau dokumen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah sistem pengendalian
intern pemberian pembiayaan implan pada
Bank Syariah Mandiri kantor cabang
pembantu buleleng. Untuk mengetahui
efektif atau tidaknya sistem pengendalian
intern pemberian kredit tersebut, maka
dilakukan dengan cara mengevaluasi
unsur-unsur dan pelaksanaan sistem
pengendalian intern pemberian pembiayaan
implan yang telah ditentukan oleh
perusahaan.
Setelah
penulis
melakukan
wawancara dan observasi, maka berikut ini
diuraikan
mengenai
analisis
sistem

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)
pengendalian intern pemberian pembiayaan
implan pada Bank Syariah Mandiri kantor
cabang pembantu buleleng. Untuk lebih
memperjelas hasil penelitian, maka analisis
dilakukan untuk tiap elemen sistem
pengendalian intern yang terdiri dari
lingkungan pengendalian, penaksiran risiko,
informasi
dan
komunikasi,
aktivitas
pengendalian,
dan
pemantauan.
Lingkungan
pengendalian
suatu
perusahaan mencakup seluruh sikap
manajemen dan karyawan mengenai
pentingnya pengendalian. Salah satu faktor
yang
mempengaruhi
lingkungan
pengendalian adalah falsafah manajemen
dan siklus operasi. Manajemen yang terlalu
mengutamakan sasaran operasi dan
menyimpang dari kebijakan pengendalian
bisa secara tidak langsung mendorong
karyawan
untuk
mengabaikan
pengendalian. Di pihak lain, manajemen
yang
menekankan
pentingnya
pengendalian dan mendorong dipatuhinya
kebijakan pengendalian akan menciptakan
lingkungan pengendalian yang memadai.
Komponen-komponen yang berhubungan
dengan lingkungan pengendalian meliputi
nilai integritas dan etika yang merupakan
produk dari standar perilaku dan etika suatu
entitas serta bagaimana hal tersebut
dikomunikasikan dan ditetapkan dalam
praktek, komitmen terhadap kompetensi
personel disetiap tingkat organisasi harus
memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan untuk melaksanakan
tugasnya
secara
efektif.
Komitmen
terhadap
kompetensi
mencakup
pertimbangan
manajemen
atas
pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan, dan paduan antara kecerdasan,
pelatihan, dan pengalaman yang dituntut
dalam pengembangan kompetensi. Serta
filosofi yang merupakan seperangkat
keyakinan dasar yang menjadi parameter
bagi perusahaan dan karyawannya. Filosofi
mengarahkan
tindakan
dan
sikap
manajemen dalam menjalankan aktivitas
perusahaan. Sedangkan gaya operasi
mencerminkan
ide
manajer
tentang
bagaimana operasi suatu entitas harus
dilaksanakan. Selain itu struktur organisasi
Dan pembagian wewenang dan
tanggung jawab juga sangat penting.

Aspek
penting
dalam
sistem
pengendalian intern adalah personel
organisasi. Pelaksanaan pengendalian
intern sangat tergantung pada personelnya.
Oleh karena itu, setiap personel dalam
organisasi dituntut memiliki integritas yang
tinggi, nilai etika dan pengetahuan serta
keterampilan yang diperlukan. Semua
organisasi memiliki risiko, dalam kondisi
apapun yang namanya risiko pasti ada
dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang
berkaitan dengan bisnis (profit dan non
profit) maupun non bisnis. Suatu risiko yang
telah di identifikasi dapat di analisis dan
evaluasi
sehingga dapat di perkirakan
intensitas dan tindakan yang dapat
meminimalkannya.
Sistem
akuntansi
diciptakan untuk mengidentifikasi, merakit,
menggolongkan menganalisis, mencatat,
dan melaporkan transaksi-transaksi entitas
serta
untuk
menyelenggarakan
pertanggungjawaban kekayaan dan utang
tersebut.
Komunikasi
mencakup
penyampaian informasi kepada semua
personel yang terlibat dalam pelaporan
keuangan tentang bagaimana aktivitas
mereka berkaitan dengan pekerjaan orang
lain. Aktivitas pengendalian merupakan
kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk
memberikan keyakinan bahwa petunjukpetunjuk
dari
manajemen
telah
dilaksanakan.
Dari hasil analisis terhadap unsurunsur
sistem
pengendalian
intern
pemberian pembiayaan implan pada Bank
Syariah Mandiri kantor cabang pembantu
buleleng sudah sepenuhnya dilaksanakan
secara memadai, dimana analisis dilakukan
untuk setiap elemen sistem pengendalian
intern yang terdiri dari lingkungan
pengendalian, penaksiran risiko, informasi
dan komunikasi, aktivitas pengendaian, dan
pemantauan.
Dalam
lingkungan
pengendalian
terdapat : (1) tindakan manajemen yang
dilaksanakan
secara
insentif
untuk
mengurangi tindakan pegawai yang berbuat
tidak jujur, (2) kebijakan dan prosedur
pemberian pembiayaan implan yang telah
ditetapkan, dilaksanakan oleh orang-orang
yang kompeten, (3) perusahaan telah
memiliki filosofi dan gaya operasi tertentu
yang cukup menunjukkan tindakan-tindakan
yang kreatif, serta adanya pemberian akad

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)
yang berupa suatu perjanjian pada
pembiayaan, (4) perusahaan memiliki
struktur organisasi yang jelas menerangkan
pembagian tugas, wewenang dan tanggung
jawab, (5) terdapat deskripsi tugas pegawai
dan kebijakan terkait dalam hubungannya
dengan
pelimpahan
wewenang
dan
tanggung jawab, (6) terdapat kebijakan dan
prosedur kepegawaian dalam upaya
mendapatkan SDM yang jujur
dan
kompeten terhadap tugasnya.
Bank Syariah Mandiri kantor cabang
pembantu buleleng melakukan penaksiran
risiko atas kemungkinan salah saji laporan
keuangan yang meliputi kejadian-kejadian
internal dan eksternal yang timbul karena
perubahan dalam lingkungan operasional
atas
pemberian
pembiayaan
dalam
perusahaan, penempatan karyawan baru
dalam aktivitas pemberian pembiayaan,
perubahan
dalam
sistem
informasi
pemberian
pembiayaan,
peningkatan
aktivitas pemberian pembiayaan, sosialisasi
penggunaan teknologi informasi baru dalam
aktivitas pemberian pembiayaan, dan
perubahan pada penggunaan prinsipprinsip
akuntansi
dalam
pemberian
pembiayaan.
Bank Syariah Mandiri kantor cabang
pembantu buleleng telah menunjukkan
sistem pengendalian intern yang diterapkan
sudah mampu memberikan keyakinan yang
memadai dengan adanya : (1) sistem
informasi yang mencakup metode-metode
dan catatan-catatan untuk menunjukkan
dan mencatat semua transaksi pemberian
pembiayaan, (2) terdapat sistem informasi
yang mencakup metode-metode dan
catatan-catatan untuk menggambarkan
dengan dasar yang tepat transaksitransaksi
yang
cukup
rinci
untuk
membenarkan
pengklasifikasian
dari
transaksi-transaksi
dalam
laporan
keuangan secara wajar, (3) terdapat sistem
informasi yang mencakup metode-metode
dan catatan-catatan untuk mengukur setiap
transaksi pemberian pembiayaan yang
benar dalam mencatat nilai moneternya di
dalam laporan keuangan wajar, (4) terdapat
sistem informasi yang mencakup metodemetode dan catatan-catatan untuk transaksi
pemberian
pembiayaan
yang
mengungkapkan pemberian pembiayaan
yang
berhubungan
dengan
laporan

keuangan secara wajar dalam perusahaan,
(5) terdapat sistem informasi yang
mencakup metode-metode dan catatancatatan
dalam
hal
posting
dan
pengikhtisaran yang benar atas transaksitransaksi pemberian pembiayaan, dan (6)
terdapat sistem informasi yang mencakup
metode-metode dan catatan-catatan dalam
pengotorisasian
transaksi
pemberian
pembiayaan oleh pihak yang berwenang.
Aktivitas
pengendalian
adalah
kebijakan dan prosedur yang dibuat oleh
manajemen dan harus dilakukan dengan
baik. Aktivitas pengendalian meliputi :
pengendalian
pengolahan
informasi,
pemisahan
fungsi
yang
memadai,
pengendalian fisik, dan review kinerja. Pada
Bank Syariah Mandiri kantor cabang
pembantu buleleng dalam pemberian
pembiayaan harus mendapatkan otorisasi
dari pihak yang berwenang, selain itu pihak
perusahaan telah melaksanakan aktivitas
pengendalian untuk pemisahan fungsi yang
memadai yaitu telah dilakukan pemisahan
antara kedudukan fungsi akuntansi dengan
fungsi otorisasi pemberian pembiayaan
serta
pemisahan
fungi
administrasi
pembiayaan dengan fungsi akuntansi
pemberian pembiayaan.
Bank Syariah Mandiri kantor cabang
pembantu buleleng melakukan aktivitas
pemantauan
untuk
menilai
aktivitas
rancangan dan operasi pengendalian intern
pemberian pembiayaan.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan terhadap analisis sistem
pengendalian intern pemberian kredit pada
Bank Syariah Mandiri kantor cabang
pembantu buleleng
dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1.
Hasil
analisis
terhadap
unsur-unsur sistem pengendalian intern
pada Bank Syariah Mandiri kantor cabang
pembantu buleleng menunjukkan bahwa
sistem pengendalian internnya baik dan
dikategorikan
memadai.
Sudah
ada
pemisahan tugas dan tanggungjawab
dalam struktur organisasinya, sistem
otorisasi dan prosedur pencatatan yang
baik, serta praktik yang sehat dalam
melaksanakan fungsi tiap unit organisasi.

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)
2.
Analisis
yang
dilakukan
untuk tiap elemen sistem pengendalian
intern pada Bank Syariah Mandiri kantor
cabang pembantu buleleng yang terdiri dari
lingkungan pengendalian, penaksiran risiko,
informasi
dan
komunikasi,
aktivitas
pengendalian, dan pemantauan tersebut
dikatakan efektif.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan diatas, adapun saran yang
dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1.
Kepada pihak pada Bank
Syariah Mandiri kantor cabang pembantu
buleleng yang bertugas memberikan
pembiayaan lebih memaksimalkan lagi
penerapan sistem pengendalian intern
dengan cara melakukan pemeriksaaan dan
pemantauan terhadap proses pemberian
pembiayaan sesering mungkin, sehingga
jika terjadi masalah dapat diketahui sejak
dini.
2.
Sebaiknya
penelitian
dilakukan dengan memperbesar area
penelitian yang tidak hanya berada di Bank
Syariah Mandiri kantor cabang pembantu
buleleng
tetapi
bisa
juga
dengan
membandingkan dengan kantor cabang
pembantu yang lain sehingga terdapat
perbedaan antara hasil analisis sistem
pengendalian intern antara perusahaan
yang satu dengan yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
http://www.syariahmandiri.co.id//
tanggal 3 Oktober 2009
Karim,

diakses

Adiwarman, 2006. Bank Islam
Analisis Fiqih dan Keuangan.
Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada

Kasmir, 2001. Bank & Lembaga Keuangan
Lainnya. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
Kuncoro

dan
Suhardjono,
Manajemen Perbankan

2002,
(Teori

dan Aplikasi), Edisi Pertama,
Penerbit BPFE , Yogyakarta
Lukman Dendawijaya. 2000. Manajemen
Perbankan. Cetakan Pertama.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Muhammad,
2005.
Manajemen
Pembiayaan
Bank
Syariah.
Yogyakarta : UPP AMP YKPN
Mulyadi, 2008. Sistem Akuntansi, Edisi
ketiga, Cetakan keempat. Jakarta
: Salemba. Empat
Sudarsono, Heri. 2007. Bank dan Lembaga
Keuangan Syariah Deskripsi dan
ilustrasi.Yogyakarta : Ekonisia
Kampus Fakultas Ekonomi UII
Sugiono,

2008.
Metode
Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Bandung : Alfabeti

Wirdyaningsih, dkk, 2005. Bank Dan
Asuransi Islam Di Indonesia.
Jakarta : Kencana Prenada
Media.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63