LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOB

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
PERCOBAAN VIII
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR DESTILASI & TITIK
DIDIH

OLEH :
NAMA

: BENI SAPUTRA

STAMBUK

: F1C1 14 003

KELOMPOK

: V (LIMA)

ASISTEN

: JUMARDIN


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat pada umumnya hanya tahu memakai dan tidak perduli
konsekuensinya terhadap apa yang dipakai. Setiap masyarakat menginginkan
segala sesuatunya adalah simpel, tidak rumit ataupun tidak bertele-tele dari segi
pemakaian. Hal ini mungkin sesuatu yang sifatnya rumit akan memakan waktu
yang lama dalam terhadap penyelesaiannya. Seperti halnya dalam berkendara,
banyak masyarakat hanya tahu menggunakan bensin sebagai bahan bakar
kendaraan, tetapi tidak perduli apa yang terkandung di dalam bensin tersebut,
apakah bensin yang dipakai itu mengandung zat-zat terlarut yang dapat merusak
mesin kendaraan atau bensin murni seutuhnya.
Bensin merupakan salah satu bahan bakar yang hingga sampai saat ini
masih sangat digunakan sebagai bahan bakar dalam kendaraan bermotor. Namun

bensin yang ada dan dijual di pasaran ataupun di pinggir-pinggir jalanan belum
tentu murni, karena masih banyak juga bensin-bensin yang dijual dalam kemasan
botol-botol yang berada dipinggir-pinggir jalanan tidak hanya mengandung bensin
murni seutuhnya, melainkan ada juga yang masih megandung zat-zat terlarut
ataupu zat pelarut seperti air misalnya.
Berdasarkan realita tersebut, kita sebagai anak kimia seharusnya tahu halhal tersebut dan mencarikan solusi terbaik. Berdasarkan hal itu juga sehingga
praktikum pada percobaan pemisahan dan pemurnian zat cair destilasi dan titik
didih ini dilakukan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam praktikum pada percobaan tentang pemisahan
dan pemurnian zat cair destilasi dan titik didih adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prinsip destilasi ?
2. Bagaimana cara destilasi untuk pemisahan dan pemurnian ?
3. Bagaimana cara membedakan senyawa-senyawa tersebut berdasarkan sifat
reaksi kimianya ?

C. Tujuan
Tujuan dalam praktikum pada percobaan tentang pemisahan dan
pemurnian zat cair destilasi dan titik didih adalah sebagai berikut:

1. Untuk memahami prinsip destilasi.
2. Untuk melakukan destilasi pemisahan dan pemurnian.
3. Untuk membedakan senyawa-senyawa tersebut berdasarkan sifat reaksi
kimianya.
D. Manfaat
Manfaat dalam praktikum pada percobaan tentang pemisahan dan
pemurnian zat cair destilasi dan titik didih adalah sebagai berikut:
1. Dapat memahami prinsip destilasi.
2. Dapat melakukan destilasi untuk pemisahan dan pemurnian.

3. Dapat membedakan senyawa-senyawa tersebut berdasarkan sifat reaksi
kimianya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut
didinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode
yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen yang terdapat dalam
suatu larutan atau campuran dan tergantung pada distribusi komponen-komponen
tersebut antara fasa uap dan fasa air. Semua komponen tersebut terdapat dalam

fasa cairan dan uap. Fasa uap terbentuk dari fasa cair melalui penguapan pada titik
didihnya (Irawan, 2010).
Proses destilasi adalah suatu proses pemisahan fraksi minyak bumi
berdasarkan titik didihnya. Sistem kontrol kolom distilasi memiliki masukan
jamak dan keluaran jamak. Proses destilasi adalah suatu proses pemisahan fraksi
minyak bumi berdasarkan titk didihnya, di mana masing-masing produk nantinya
akan diolah lebih lanjut untuk dikonsumsi masyarakat, pihak industri lainnya
untuk menyokong perekonomian negara tersebut. Proses destilasi yang disebut
juga penyulingan adalah proses pemisahan berdasarkan titik didih suatu
campuran. Pada penyulingan minyak bumi yang berupa multi komponen
pemisahannya di dasarkan pada trayek didih atau fraksi-fraksinya sehingga
prosesnya sering disebut juga proses fraksinasi. Pada minyak bumi, destilasi yang
dipakai adalah destilasi atmosfer atau destilasi pada tekanan sedikit diatas tekanan
atmosfer (Perdana, 2010).
Permukaan suatu cairan di bagian atas selalu terdapat uap dari cairan
tersebut walaupun pada suhu di bawah titik didihnya. Kecenderungan sebagian
molekul cairan berada pada fase uap merupakan sifat yang tetap pada suhu tetap,

yang disebut sebagai tekanan uap. Selain itu tekanan uap suatu cairan berubah
dengan adanya zat lain yang larut di dalamnya (sifat kilogatif), dan sebagaimana

dikemkakan sebelumnya, perubahan suhu akan merubah tekanan uapnya. Untuk
campuran dua atau lebih cairan murni, dimana masing-masing cairan tidak
mengalami interaksi yang kuat dalam campurannya (atau tidak disertai perubahan
panas sistem), disebut campuran atau larutan ideal bila tekanan dan komposisi zat
murninya atau dalam fraksi mol (Anonim, 2014).
Cara destilasi merupakan cara yang efektif digunakan untuk menghasilkan
air bersih yang bebas dari kuman, bakteri, dan kotoran yang berupa padatan kecil.
Pada proses destilasi, yang diambil hanya air kondensatnya, kuman dan bakteri
akan mati oleh proses pemanasan, dan kotoran akan mengendap di dasar basin.
Pada prinsipnya destilasi merupakan cara untuk mendapatkan air bersih melalui
proses penyulingan air kotor. Pada proses penyulingan terdapat proses
perpindahan panas, penguapan, dan pengembunan. Perpindahan panas terjadi dari
sumber panas menuju air kotor. Jika air terus-menerus dipanaskan maka akan
terjadi proses penguapan. Uap ini jika bersentuhan dengan permukaan yang
dingin maka akan terjadi proses kondensasi pada permukaan dingin tersebut. Pada
proses destilasi yang diambil hanyalah air kondensatnya, kuman dan bakteri akan
mati oleh proses pemanasan, dan kotoran akan mengendap di dasar basin
(Astawa, 2011).
Metode destilasi yang umum digunakan dalam produksi minyak atsiri
adalah destilasi air dan destilasi uap-air. Karena metode tersebut merupakan

metode yang sederhana dan membutuhkan biaya yang lebih rendah jika

dibandingkan dengan destilasi uap. Pada destilasi uap-air, antara air dan minyak
atsiri dalam kulit kayu manis tidak menguap secara bersama-sama. Pada awalnya
air akan menguap setelah proses pemanasan dilakukan, setelah mencapai suatu
keseimbangan tekanan tertentu maka uap air akan masuk ke dalam jaringan dalam
bahan dan mendesak minyak atsiri ke permukaan. Kemudian minyak atsiri akan
ikut menguap bersama uap air menuju kondensor (Yuliarto, 2012).
Bahan utama untuk pembuatan bensin adalah Napta yang mempunyai
angka oktan sekitar 70 dan tergantung pada sifat minyak mentah yang
bersifat aromatik akan menghasilkan Napta dengan angka oktan yang cukup
tinggi. Angka oktan dari Napta tersebut dapat dinaikkan bila dicampur
dengan “High octan component” seperti reformat yang mempunyai angka
oktan 96 sampai 100, Methyl Tertier Buthyl Ether (MTBE) dengan angka
oktan 116, campuran Metanol dan Tertier Buthyl Alcohol (TBA) berangka
oktan 114,5 serta Tetra Ethyl Lead (TEL) yang berfungsi sebagai anti
ketuk / ngelitik.

Bahan bakar bensin umumnya digunakan pada motor


bensin yang menggunakan busi untuk penyalaan bahan bakarnya. Mesin
kendaraan

yang

perbandingan

kompresi

mesin yang

tinggi

umumnya

membutuhkan angka oktan yang tinggi pula, begitupun sebaliknya kendaraan
yang mempunyai perbandingan kompresi rendah, memakai bensin dengan angka
oktan yang rendah pula. Jika menggunakan angka oktan yang tidak sesuai
dengan mesin dapat menyebabkan terjadinya knocking (Piarah, 2011).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu Dan Tempat
Percobaan Pemisahan dan Pemurnian Zat Cair Destilasi & Titik Didih
dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 19 Oktober 2015 pukul 07.30 – 09.55
WITA, dan bertempat di Laboratorium Kimia Riset, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1.

Alat
Alat-alat yang digunakan pada ini adalah seperangkat alat destilasi, gelas

kimia 50 mL, gelas ukur 50 ml, termometer (0-100OC), lap halus,

mesin

pemompa air, elektromantel, statif dan klem.
2.

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah alumunium foil,

bensin 50 ml dan air 50 ml serta metanol.

C. Prosedur Kerja

50 mL bensin

50 mL aquades

-

dicampur
dimasukkan ke dalam labu alas bulat

Campuran bensin-air
-

dipanaskan
diamati dan dicatat suhu saat tetesan

pertama mulai jatuh

390C
-

dikontrol suhunya agar tidak mendekati
suhu didih metanol

820C-

dihentikan

pemanasan

jika

berhenti mendidih
destilat
-


diukur volumenya

-

dihitung rendamen metanol

Volume bensin= 50 mL
% rendamen= 26 %

metanol

2.

3.

Tabel pengamatan
Perlakuan

Hasil Pengamatan

50 mL bensin + 50 mL air
Di panaskan
Dihitung volume akhir

100 mL campuran bensin-air
Diperoleh destilasi
24 mL

Analisis Data


% rendamen
Volume bensin

= 50 mL

Volume air

= 50 mL

Volume campuran

= volume bensin + volume air
= 50 mL + 50 mL = 100 mL

Volume destilat secara praktek = 24 mL
% rendamen = volume awal bensin – volume akhir bensin
Volume campuran
= 50 mL – 24 mL
100 mL
= 26 %

x 100%

x 100%

B. Pembahasan
Zat cair dapat dipisahkan dan dimurnikan dengan cara destilasi seperti
dalam percobaan ini yaitu destilasi pada campuran air dan bensin. Destilasi ini
pada prinsipnya adalah berdasarkan perbedaan titik didih. Proses destilasi ini
merupakan proses gabungan antara pemanasan dan pendinginan uap yang
terbentuk sehingga diperoleh cairan kembali yang murni.
Terdapat beberapa teknik pemisahan dengan menggunakan destilasi, salah
satunya adalah destilasi sederhana. Satu set alat destilasi sederhana adalah terdiri
atas labu alas bulat, kondensor (pendingin), termometer, erlenmeyer, pemanas.
Peralatan

lainnya sebagai penunjang adalah

statif dan klem, adaptor

(penghubung), selang yang dihubungkan pada kondensor tempat air masuk dan air
keluar, dan batu didih. Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan
pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik didih. Dalam destilasi dikenal
istilah azeotrop yang merupakan suatu larutan dari campuran dua cairan yang
mempunyai titik didih selalu tetap dengan komposisi campuran juga selalu tetap.
Berdasarkan percobaan destilasi dan titik didih ini menggunakan sampel
bensin-air yang masing-masing mempunyai titik didih 40-800C dan 1000C. Karena
kedua zat tersebut memiliki perbedaan titik didih yang cukup besar, maka destilasi
yang digunakan adalah destilasi sederhana, jika seandainya campuran larutan
tersebut memiliki titik didih yang tidak jauh berbeda, maka teknik destilasi yang
digunakan bukanlah destilasi sederhana melainkan destilasi bertingkat. Pada saat
campuran bensin-air dipanaskan suhu campuran akan meningkat yang
ditunjukkan oleh termometer. Ketika suhu berada pada titik didih sekitar 400C

yaitu titik didih bensin, maka ini menunjukkan bahwa tekanan uap bensin sama
dengan tekanan atmosfer. Sehingga bensin akan menguap dan air akan tetap
berada pada labu destilasi karena pada suhu tersebut belum mencapai titik didih
air. Uap yang dihasilkan bensin akan bergerak melalui kondensor yang dialirkan
air secara terus menerus sebagai pendingin. Sehingga pada kondensor terjadi
peristiwa kondensasi atau proses pengembunan uap bensin menjadi cairan
kembali. Bensin cair tersebut kemudian mengalir ke erlenmeyer, sehingga
menghasilkan bensin murni sebanyak 24 ml serta rendamennya berkisar sekitar 26
%
Berdasarkan teori, bensin memilki titik didih 40-800C dan air 1000C.
Perbedaan titik didih bensin lebih rendah dibandingkan dengan air ini,
menyebabkan bensin mampu memisahkan diri dari air dan menguap. Karena
bensin juga mempunyai satu ikatan hidrogen yaitu pada gugus O-H dan air
mempunyai dua ikatan hidogen, sehingga titih didih air lebih tinggi dibandingkan
dengan bensin. Semakin besar ikatan hidrogen suatu senyawa, maka semakin
tinggi pula titik didihnya.

V. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan pada percobaan ini, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Prinsip dari destilasi adalah proses penguapan cairan yang diiringi dengan
proses pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik didih.
2. Pada percobaan ini dilakukan proses destilasi untuk memurnikan dan

memisahkan campuran bensin-air pada suhu titik didih, dengan rendamen
bensin sebesar 26%.
3. Berdasarkan teori, Perbedaan

senyawa bensin dan

air dapat

dilihat

berdasarkan sifat reaski kimianya yaitu dengan memperhatikan perbedaan
titik didih dimana bensin lebih cepat mendidih dari pada air. Dimana titik
didih bensin 40-800C dan titik didih air 1000C. Perbedaan titik didih bensin
yang lebih rendah dibandingkan titik didih air menyebabkan bensin mudah
menguap.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Organik 1. Universitas Halu Oleo.
Kendari.
Astawa, K., Made S. dan I Putu G.A.N. 2011. Analisa Performansi Destilasi Air
Laut Tenaga Surya Menggunakan Penyerap Radiasi Surya Tipe
Bergelombang Berbahan Dasar Beton. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin
CakraM. 5 (1)
Irawan, B. dan Bakti J. 2010. Peningkatan Mutu Minyak Nilam Dengan Ekstraksi
Dan Destilasi Pada Berbagai Komposisi Pelarut. Seminar Rekayasa Kimia
Dan Proses. ISSN : 1411-4216
Perdana, Y., E. Ekawati dan S. Hadisupadmo. 2010. Studi Perancangan Kontrol
Prediktif Pada Kolom Distilasi Di Crude Distillation Unit PT Pertamina
UP VI Balongan. J.Oto.Ktrl.Inst. 2 (2)
Piarah, W.H., Zuryati D. dan Andi M. 2011. Analisis Penggunaan Gasohol Dari
Limbah Kulit Pisang Terhadap Prestasi Mesin Motor Bakar Bensin.
Jurnal Mekanikal. 2 (1)
Yuliarto, F.T., Lia U.K. dan R. Baskara K.A. 2012. Pengaruh Ukuran Bahan Dan
Metode Destilasi (Destilasi Air Dan Destilasi Uap-Air) Terhadap Kualitas
Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis (Cinnamomum burmannii). Jurnal
Teknosains Pangan. 1 (1)

Tugas Setelah Praktikum
a. Tuliskan prinsip dan tujuan destilasi vakum dan uap?
b. Dari hasil destilat yang dilakukan, apakah destilat yang diperoleh masih perlu
dimurnikan lagi? Jelaskan jawaban anda!
Jawab:
a. Prinsip dan tujuan destilasi vakum dan uap:
-

Tujuan destilat vakum adalah untuk memisahkan fraksi –fraksi yang tidak
dapat dipisahkan dengan destilasi atmosferik seperti gas oil berat, parafine
destilate atau vakum distilate yang masih terkandung didalam long residu
dari hasil destilasi atmosferik. Prinsip destilat vakum didasarkan pada
hukum fisika dimana zat cair akan mendidih dibawah titik didih
normalnya apabila tekanan pada permukaan zat cair itu diperkecil atau
vakum. Untuk memperkecil tekanan permukaan zat cair dipergunakan
dengan alat jet ejector dan barometric condensor. Pada prinsipnya proses
vakum ini tidak jauh dari proses destilasi atmosferik. Proses destilasi
vakum pada sistem vakum proses berlangsung dibawah kondisi normal
±30 –35 mmHg

-

Tujuan destilasi uap adalah Untuk memurnikan zat/senyawa cair yang
tidak larut dalam air, dan titik didihnya cukup tinggi, sedangkan sebelum
zat cair tersebut mencapai titik didihnya, zat cair sudah terurai, teroksidasi
atau mengalami reaksi pengubahan (rearranagement), maka zat cair
tersebut tidak dapat dimurnikan secara destilasi sederhana atau destilasi
bertingkat, melainkan harus didestilasi dengan destilasi uap. Prinsip dasar

Destilasi uap adalah mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih
dari masing-masing senyawa campurannya.
b. Dari hasil destilat yang telah dilakukan masih perlu dimurnikan lagi karena
pada hasil destilat yang berupa metaol masih mengandung sedikit air. Hal ini
disebabkan karena campuran metanol dengan air merupakan campuran
azeotrop yang memiliki komposisi tertentu dengan titik didih yang sama,
sehingga campuran ini menyerupai zat cair murni dan memiliki titik didih
yang konstan. Komponen-komponen yang menyusun campuran azeotrop tidak
dapat dipisahkan melalui proses distilasi sederhana karena uap yang
berkesetimbangan dengan zat cair memiliki komposisi yang sama