MAKALAH NILAI NILAI PANCASLA docx

NILAI-NILAI PANCASILA

A. Pengertian
Pancasila telah menjadi istilah resmi sebagai dasar falsafah negara
Republik Indonesia, baik ditinjau dari sudut bahasa maupun dari sudut sejarah.
Hai tersebut dapat dilihat secara etimologis atau secara teminologi sebagimana
penjelasan berikut,
1)

Secara Etimologis
Berdasarkan asal kata, Pancasila berasal dari bahasa India, yakni bahasa

Sansekerta. Menurut Muhammad Yamin, Pancasila memiliki dua macam arti,
yaitu Panca artinya lima, syila dengan (i) biasa (pendek) artinya sendi, alas, atau
dasar, syila dengan (i) panjang artinya peraturan tingkah laku yang penting, baik,
dan senonoh. Kata sila dalam bahasa Indonesia menjadi susila artinya tingkah
laku baik.
Istilah Pancasila telah dikenal sejak jaman Majapahit pada abad XIV yaitu
terdapat didalam buku Negara Kartagama karangan Mpu Prapanca dan buku Suta
Soma karangan Tantular. dalam buku suta soma ini istilah Pancasila disamping
mempunyai arti "Berbatu Sendi Lima" (dari bahasa Sansekerta) juga mempunyai

arti "Pelaksanaan Kesusilaan" (Pancasila Krama) yaitu:
1. Tidak boleh melakukan kekerasan

2. Tidak boleh mencuri
3. Tidak boleh berjiwa dengki
4. Tidak boleh berbohong
5. Tidak boleh mabuk minuman keras
2) Secara Terminologi
Pada 1 Juni 1945, dalam sidang Badan Penyelidik Usaha- Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) perkataan Pancasila (lima asas dasar)
digunakan oleh Presiden Soekarno untuk memberi nama pada lima prinsip dasar
negara yang diusulkannya. Perkataan tersebut dibisikkan oleh temannya seorang
ahli bahasa yang duduk disamping Soekarno, yaitu Muhammad Yamin.
Pengertian pancasila dalam arti setiap nilai-nilai pancasila yang tercantum
didalam pembukaan UUD 1945 alinea ke 4, yang berbunyi sebagai berikut:
1) Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa.
Ketuhanan berasal dari kata Tuhan, ialah Alloh, pencipta segala yang ada
dan semua makhluk. Atas keyakinan yang demikianlah, maka Negara Indonesia
memberikan jaminan kebebasan kepada setiap penduduk untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu. Dengan kata lain di dalam Negara Indonesia

tidak ada dan tidak boleh ada paham yang meniadakan Tuhan Yang Maha Esa
(atheisme).
Sebagai sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi
sumber pokok nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia, menjiwai dan mendasari
serta membimbing perwujudan kemanusiaan yang adil dan beradab.
2)

Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab
Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu makhluk berbudi yang

memiliki potensi pikir, rasa, karya dan cipta. Kemanusiaan terutama bersifat
manusia yang merupakan esensi dan identitas manusia karena martabat
kemanusiaannya. Adil terutama mengandung arti, bahwa suatu keputusan dan
tindakan didasarkan atas norma-norma yang objektif, jadi tidak subjektif apalagi

sewenang-wenang. Beradab berasal dari kata adab, yang berarti budaya, jadi
beradab arti kebudayaan.
Jadi kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kesadaran sikap dan
perbuatan manusia didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam
hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya, baik terhadap diri

pribadi, sesama manusia maupun terhadap alam dan hewan.
Pada prinsipnya kemanusiaan yang adil dan baradab adalah sikap dan
perbuatan manusia yang sesuai dengan kodrat dan hakikat manusia yang berbudi,
sadar nilai, dan berbudaya.
3)

Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
Persatuan berasal dari kata satu, yang berarti utuh tidak terpecah belah.

Persatuan mengandung pengertian bersatunya bermacam corak yang beraneka
ragam menjadi satu kesatuan
Pertama : makna geografis, yang berarti sebagian bumi yang membentang
dari 950–1410 Bujur Timur dan dari 60 Lintang Utara sampai 110 Lintang
Selatan.
Kedua : makna bangsa dalam arti politis, yaitu bangsa yang hidup di
dalam wilayah tersebut. Indonesia dalam sila III ini ialah Indonesia dalam
pengertian bangsa.
Jadi Persatuan Indonesia ialah persatuan bangsa yang mendiami wilayah
Indonesia. Bangsa yang mendiami wilayah Indonesia ini bersatu karena didorong
untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah negara yang

merdeka dan berdaulat.
4) Sila Keempat : Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
Kerakyatan berasal dari kata Rakyat, yang berarti sekelompok manusia
yang berdiam di suatu wilayah tertentu.

Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran atau rasio yang sehat
dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas kepribadian Indonesia untuk
merumuskan dan atau memutuskan suatu hal yang berdasarkan kehendak rakyat,
hingga tercapai keputusan yang berdasarkan kebulatan pendapat atau mufakat.
Perwakilan adalah suatu sistem dalam arti tata cara (prosedur)
mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil bagian dalam kehidupan
bernegara. Antara lain dilakukan dengan melalui badan-badan perwakilan.
Jadi : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan

berarti,

bahwa


rakyat

dalam

menjalankan

kekuasaannya melalui sistem perwakilan dan keputusan-keputusannya diambil
dengan jalan musyawarah yang dipimpin oleh pikiran yang sehat serta penuh
tanggung jawab, baik kepada Tuhan Yang Maha Esa maupun kepada rakyat dan
wakilnya.
5) Sila kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Keadilan Sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat disegala
bidang kehidupan, baik materil maupun spirituil.
Seluruh rakyat Indonesia berarti setiap orang yang menjadi Rakyat
Indonesia, baik yang berdiam diwilayah kekuasaan Republik Indonesia maupun
warga negara Indonesia yang berada diluar negeri.
Jadi : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia berarti bahwa setiap
orang Indonesia mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik,
sosial, ekonomi dan kebudayaan. Sesuai dengan UUD 1945 makna keadilan sosial

mencakup pula pengertian adil dan makmur.
Sila “keadilan sosial” adalah tujuan dari empat sila yang mendahuluinya,
merupakan tujuan bangsa Indonesia dalam bernegara, yang perwujudannya ialah
tata-masyarakat adil-makmur berdasarkan Pancasila.

1. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
a. Arti Bangsa
Bangsa adalah rakyat yang telah mempunyai kesatuan tekad untuk
membangun masa depan bersama dengan mendirikan sebuah Negara yang akan
mengurus terwujudnya aspirasi dan kepentingan bersama secara adil.
b. Pentingnya Pandangan Hidup Bangsa
Suatu bangsa akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana mengenal
dan memecahkan masalah politik, ekonomi, sosial budaya, hukum dan Hankam.
Keanekaragaman dan kemajemukan sebagaimana kemajemukan Pancasila
merupakan cita-cita moral bangsa yang memberikan pedoman dan kekuatan
rohaniah bagi bangsa untuk berprilaku baik dan benar. Pancasila merupakan corak
yang khas kepada bangsa Indonesia, karena tidak dapat dipisahkan dari bangsa
Indonesia dan merupakan ciri khas yang membedakan bangsa Indonesia dengan
bangsa lain.
Pancasila sebagai norma fundamental, maka Pancasila berfungsi sebagai

cita-cita atau ide. Pengertian-pengertian yang berhubungan berbagai penyebutan
Pancasila itu dapat diikhtisarkan:
1. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia
2. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia
3. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
4. Pancasila sebagai dasar negara republik Indonesia
5. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum
bagi negara Republik Indonesia
6. Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu mendirikan
negara
7. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia
8. Pancasila sebagai filsafat hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia.
2. Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara brfungsi sebagai dasar untuk mengatur
pemerintahan negara. Atau dengan Kata lain, Pancasila digunakan sebagai dasar
untuk mengatur penyelenggaraan negara.

Pancasila sebagai dasar negara seperti dimaksudkan diatas sesuai dengan
bunyi Pembukaan UUD 1945. Fungsi pook daripada Pancasila adalah sebagai
dasar negara sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 dan pada hakikatnya adalah

sumber dari segala sumber huum atau sumber tata tertib hukum sebaga mana
tertuang dalam ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 (jo. Ketetapan MPR No.
V/MPR/1973 dan Ketetapan MPR No. IX/MPR/1978)
Sumber kaidah hukum konstitusional yang mengatur negara Republik
Indonesia

beserta

seluruh

unsur-unsurnya

yaitu

Rakyat,

wilayah,

dan


pemerintahan. Pancasila sebagai dasar negara juga dapat disebut sebagai ideologi
negara. Suasana kebatinan atau cita-cita hukum dirangkum dalam pokok pikiran
yang terdapat didalam penjelasan UUD 1945 yaitu :
"Pertama, negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, dengan berdasarkan atas persatuan, dengan mewujudka
keadlan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. negara persatuan adalah negaranegara yang melindungi dan meliputi seluruh bangsa, mengatasi segala paham
golongan, mengatasi segala paham perorangan.
Kedua, negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
Ketiga, negara didasarkan kepada kedaulatan rakyat yang diselenggarakan
melalui permusyawaratan perwakilan.
Keempat, negara didasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab. oleh karena itu UUD harus mengandung isi
yang mewajibkan pemerintah serta lain-lain. Penyelenggaraan negara untuk
memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita
moral rakyat yang luhur."
Empat pokok pikiran diatas dapat disimpulkan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila sedangkan UUD 1945 menciptakan pokok-pokok
pikiran tersebut dalam pasal-pasalnya.
Kesadaran kebangsaan diawali dengan terbentuknya organisasi Boedi
Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908. Boedi oetomo adalah organisasi modern

pertama dalam masyarakat Indonesia, yang mempunyai anggaran dasar, serta
pengurus yang solid.
3. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Nilai yang terkandung dalam ideologi terbuka terdiri dari tiga jenis nilai,
yaitu nilai dasar yang merupakan prinsip yang bersifat abstrak, umum, tidak
terikat akan waktu dan tempat. Nilai dasar dijabarkan menjadikan instrumental
yang merupakan arahan kinerja untuk kurun waktu tertentu dan kondisi tertentu.
Nilai instrumental bersifat konstektual yang disesuaikan denga jaman. Nilai
instrumental dapat berbentuk kebijakan, strategi, organisasi, sistem, rencana dan
program yang merupakan tindak dari nilai dasar. Sedangkan ketiga adalah nilai
praktis yang merupakan interaksi antara nilai instrumental dengan situas konkrit,
sifatnya dinamais, nilai praktis merupakan gelanggang peraturan antara idealisme
dengan realitas. Pengertian ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat
berinyeraksi dengan perkembangan jaman dan adanya dinamika secara internal.
nilai dasar menjadi norma dasar, nilai instrumental menjadi norma instrumenal
sedangkan nilai praktis menjadi norma praktis.

B. Ciri-Ciri
Sila yang satu dengan yang lain sangat berhubungan dan tidak bisa

dipisahkan dalam pancasila. Sifat dan ciri Pancasila sebagai berikut.
1. Sistematis (runtun): tidak boleh ditukar urutannya
2. Kesatuan totalitas yang organis (utuh, manunggal, senyawa): tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lain
Hubungan kedua ciri dan sifat Pancasila tersebut digambarkan dalam bentuk
hierarkis paramida sebagai berikut.
Artinya:
---Sila I mendasari dan menjiwai sila II,
III, IV dan V
-Sila II dijiwai oleh sila I dan
bersama - sama menjiwai sila III,
IV, dan V
-Sila III dijiwai oleh sila I dan II dan

bersama - sama menjiwai sila IV dan V

-Sila IV dijiwai oleh sila I, II, dan III dan bersama - sama menjiwai sila V
-Sila V dijiwai oleh sila I, II, III, IV
Pancasila merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak terpisahkan.
Apabila sila-sila dalam Pancasila dipisahkan satu dengan yang lainnya akan
berdampak:
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, apabila tidak dikaitkan dengan sila lainnya
dapat menimbulkan negara teokrasi yang absolut
2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, apabila tidak dikatikan dengan sila
lainnya menimbulkan kosmopolitanisme yakni paham yang tidak mengakui
negara nasional
3. Sila Persatuan Indonesia, aapabila dikatikan dengan sila lainnya dapat
menimbulkan chauvinisme yakni mengagungkan bangsa sendiri dan
merendahkan bangsa lain
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, apabila tidak dikatikan dengan sila yang
lainnya dapat menimbulkan demokrasi liberal
5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, apabila tidak dikatikan
dengan sila lainnya dapat mengakibatkan komunisme dan sosialisme yang
ateis.
C. Karakteristik
Karakteristik yang dimaksud di sini adalah ciri khas yang dimiliki oleh
Pancasila sebagai ideologi negara, yang membedakannya dengan ideologiideologi yang lain. Karakteristik ini berhubungan engan sikap positif bangsa
Indonesia yang memiliki Pancasila. Adapun karakteristik tersebut dalah:
1) Tuhan Yang Maha Esa. Ini berarti pengakuan bangsa Indonesia akan
eksistensi Tuhan sebagai pencipta dunia dengan segala isinya. Tuhan
sebagai kausaprima. Oleh karena itu sebagai umat yang berTuhan, adalah
dengan sendirinya harus taat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Kedua ialah penghargaan kepada sesama umatmanusia apapun suku bangsa
dan bahasanya. Sebagaiumat manusia kita adalah sama dihadapan Tuhan
Yang Maha Esa. Hal ini sesuai dengan Kemanusiaan yang Adil dan eradab.
Adil dan beradab berarti bahwa adil adalah perlakuan yang sama terhadap

sesama manusia, dan beradab berarti perlakuan yang sama itu sesuai dengan
derajat kemanusiaan. Atas dasar perlakuan ini maka kita menghargai akan
hak-hak asasi manusia seimbang dengan kewajiban-kewajibannya. Dengan
demikian harmoni antara hak dan kewajiban adalah penjelmaan dari
kemanusaiaan yang adil dan beradab. Adil dalam hal ini adalah seimbang
antara hak dan kewajiban. Dapat dikatakan hak timbul karena adanya
kewajiban.
3) Ketiga, bangsa Indonesia menjunjung tinggi persatuan bangsa. Di dalam
persatuan itulah dapat dibina kerja sama yang harmonis. Dalam hubungan
ini, maka persatuan Indonesia kita tempatkan di atas kepentingan sendiri.
Pengorbanan untuk kepentingan bangsa, lebih ditempatkan daripada
pengorbanan untuk kepentingan pribadi. Ini idak berarti kehidupan pribadi
itu diingkari. Sebagai umat yang takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
maka kehidupan pribadi adalah utama. Namun demikian tidak berarti bahwa
demi kepentingan pribadi itu kepentingan bangsa dikorbankan.
4) Keempat adalah bahwa kehidupan kita dalam kemasyarakatan dan
bernegara berdasarkan atas sistem demokrasi. Demokrasi yang dianut
adalah demokrasi Pancasila. Hal ini sesuai dengan sila ke empat yaitu
kerakyatan

yang

dipimpin

oleh

nikmat

kebijaksanaan

dalam

permusyawaratan/perwakilan.
5) Kelima adalah Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan
dalam kemakmuran adalah cita-cita bangsa kita sejak masa lampau.Sistem
pemerintahan yang kita anut bertujuan untuk tercapainya masyarakat yang
adil dan makmur. itulah sebabnya disarankan agar seluruh masyarakat kita
bekerja keras dan menghargai prestasi kerja sebagai suatu sikap hidup yang
diutamakan.

Demikian

secara

pokok

karakteristik

dari

Pancasila.

Karakteristik yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain, karena
Pancasila itu merupakan suatu kesatuan,keutuhan yang saling berkaitan.
D. Pasal-Paslanya
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pasal 28E ayat (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat
menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan,
memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal diwilayah negara dan

meninggalkannya, serta berhak kembali. Ayat (2) Setiap orang atas kebebasan
meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati
nuraninya.
Pasal 29Ayat (1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa,
Ayat (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap tiap penduduk untuk memeluk,
agamanya masing masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab.
*Pasal 14
1. Presiden memberi grasi dan rehabilitasi
pertimbangan Mahkamah Agung.
2. Presiden memberi amnesti dan

abolisi

dengan

memperhatikan

dengan

memperhatikan

pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat
*Pasal 18B ayat 2
Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum
adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai
dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang diatur damam undang-undang.
*Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan
dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
*Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
Pasal 28B
1. Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah.
2. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 28C
1. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan uman manusia.
2. Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan
haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan
negaranya.

Pasal 28D
1. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan
hukum.
2. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
3. Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.
Pasal 28E
1. Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkanya, serta berhak kembali.
2. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
3. Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat.
Pasal 28F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi
untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak
untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan
menyampaikan informasi denggan menggunakan segala jenis saluran
yang tersedia.
*Pasal 28G
Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas
rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau
tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat menusia dan berhak memperoleh suaka
politik dari negara lain.
*Pasal 28H
1. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan.

2. Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai
persamaan dan keadilan.
3. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabai.
4. Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut
tidak boleh diambil alih secara sewenang oleh siapa pun.
Pasal 28I
1. Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan
hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui
sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas
dasar hukum yang berlaku surut, adalah hak asasi manusia yang tidak
dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.
2. Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas
dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan
yang bersifat diskriminatif itu.
3. Identitas budaya dan hak masyarakat dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
4. Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia
adalah tanggun jawab negara, terutama pemerintah.
5. Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan
prinsip negara hukum yang demokaratis, maka pelaksanaan hak asasi
manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundangundangan.
*Pasal 28J
1. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam
tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud sematamata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas
hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil
sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokaratis.
*Pasal 29 Ayat (2)

Negara menjamin kemerdekaan tiap tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.
*Pasal 30 ayat 1
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara
*Pasal 31 ayat 1
Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran.
*Pasal 34
Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara
3. Persatuan Indonesia.
*Pasal 1
1. Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik.
2. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UndangUndang Dasar.
3. Negara Indonesia adalah negara hukum.
*Pasal 25A
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang
berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya
ditetapkan dengan undang-undang.
*Pasal 35
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih.
*Pasal 36
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.
*Pasal 36A
Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika.
*Pasal 36B
Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya.’
*Pasal 36C
Ketentuan lebih lanjut mengenai Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara,
serta Lagu Kebangsaan diatur dengan undang-undang.
4. Kerakyatan

yang

dipimpin

oleh

hikmat

kebijaksanaan

dalam

permusyawaratan/perwakilan.\
* Pasal 1 ayat 2
Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UndangUndang Dasar.
* Pasal 2
1. Majelis Permusyawaratan

Rakyat

terdiri

atas

anggota Dewan

Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih

melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan undangundang.
2. Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam
lima tahun di ibukota negara.
3. Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan
suara yang terbanyak.
* Pasal 3
1. Majelis Permusyawaratan

Rakyat

berwenang

mengubah

dan

menetapkan Undang-Undang Dasar.
2. Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik Presiden dan/atau Wakil
Presiden.
3. Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan
Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut
Undang-Undang Dasar.
* Pasal 4
1. Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan
menurut Undang-Undang Dasar.
2. Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang
Wakil Presiden.
* Pasal 5
1. Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada Dewan
Perwakilan Rakyat.
2. Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undangundang sebagaimana mestinya.
* Pasal 6
1. Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus seorang warga negara
Indonesia

sejak

kelahirannya

dan

tidak

pernah

menerima

kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah
mengkhianati negara, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil
Presiden.
2. Syarat-syarat untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden diatur lebih
lanjut dengan undang-undang.
Pasal 6A
1. Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara
langsung oleh rakyat.

2. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai
politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum
pelaksanaan pemilihan umum.
3. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara
lebih dari lima puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum
dengan sedikitnya dua puluh persen suara di setiap provinsi yang
tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia, dilantik
menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
4. Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
terpilih, dua pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama
dan kedua dalam pemilihan umum dipilih oleh rakyat secara langsung
dan pasangan yang memperoleh suara rakyat terbanyak dilantik sebagai
Presiden dan Wakil Presiden.
5. Tata cara pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden lebih
lanjut diatur dalam undang-undang.
* Pasal 7
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan
sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk
satu kali masa jabatan.
*Pasal 7A
Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa
jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan
Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti telah melakukan pelanggaran
hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak
pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak
lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.
*Pasal 7B
1. Usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diajukan
oleh Dewan Perwakilan Rakyat kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat
hanya dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada Mahkamah
Konstitusi untuk memeriksa, mengadili, dan memutus pendapat Dewan
Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah
melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela;

dan/atau pendapat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi
memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.
2. Pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan/atau Wakil
Presiden telah melakukan pelanggaran hukum tersebut ataupun telah
tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden
adalah dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan Dewan Perwakilan
Rakyat.
3. Pengajuan permintaan Dewan Perwakilan Rakyat kepada Mahkamah
Konstitusi hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya
2/3 dari jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang hadir dalam
sidang paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah
anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
4. Mahkamah Konstitusi wajib memeriksa, mengadili, dan memutus dengan
seadil-adilnya terhadap pendapat Dewan Perwakilan Rakyat tersebut
paling lama sembilan puluh hari setelah permintaan Dewan Perwakilan
Rakyat itu diterima oleh Mahkamah Konstitusi.
5. Apabila Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa Presiden dan/atau
Wakil Presiden terbukti melakukan pelanggaran hukum berupa
pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat
lainnya, atau perbuatan tercela; dan/atau terbukti bahwa Presiden
dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden
dan/atau Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat menyelenggarakan
sidang paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian Presiden
dan/atau Wakil Presiden kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat.
6. Majelis Permusyawaratan Rakyat wajib menyelenggarakan sidang untuk
memutuskan usul Dewan Perwakilan Rakyat tersebut paling lambat tiga
puluh hari sejak Majelis Permusyawaratan Rakyat menerima usul
tersebut.
7. Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul pemberhentian
Presiden dan/atau Wakil Presiden harus diambil dalam rapat paripurna
Majelis Permusyawaratan Rakyat yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya
3/4 dari jumlah anggota dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota yang hadir, setelah Presiden dan/atau Wakil Presiden

diberi kesempatan menyampaikan penjelasan dalam rapat paripurna
Majelis Permusyawaratan Rakyat.
*Pasal 7C
Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan
Perwakilan Rakyat.
* Pasal 11
1. Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan
perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.
2. Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya yang
menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat
yang terkait dengan beban keuangan negara, dan/atau mengharuskan
perubahan

atau

pembentukan

undang-undang

harus

dengan

persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
3. Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian internasional diatur dengan
undang-undang.
* Pasal 16
Presiden membentuk

suatu

dewan

pertimbangan

yang

bertugas

memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden, yang selanjutnya
diatur dalam undang-undang.
* Pasal 18
1. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah
provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang
tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan
daerah, yang diatur dengan undang-undang.
2. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan.
3. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih
melalui pemilihan umum.
4. Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala
pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara
demokratis.
5. Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali
urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai
urusan Pemerintah Pusat.

6. Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan
peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas
pembantuan.
7. Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur
dalam undang-undang.
Pasal 18A
1. Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan
daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan
kabupaten

dan

kota,

diatur

dengan

undang-undang

dengan

memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.
2. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya
alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan
pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras
berdasarkan undang-undang.
*Pasal 18B
1. Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan
daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan
undang-undang.
2. Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat
hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan
sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.
* Pasal 19
1. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum.
2. Susunan Dewan Perwakilan Rakyat diatur dengan undang-undang.
3. Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.
* Pasal 20
1. Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undangundang.
2. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan
Rakyat dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama.
3. Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan
bersama, rancangan undang-undang itu tidak boleh diajukan lagi
dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.
4. Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui
bersama untuk menjadi undang-undang.
5. Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama
tersebut tidak disahkan oleh Presiden dalam waktu tiga puluh hari

semenjak rancangan undang-undang tersebut disetujui, rancangan
undang-undang tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib
diundangkan.
Pasal 20A
1. Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran,
dan fungsi pengawasan.
2. Dalam melaksanakan fungsinya, selain hak yang diatur dalam pasalpasal lain Undang-Undang Dasar ini, Dewan Perwakilan Rakyat
mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan
pendapat.
3. Selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain Undang-Undang Dasar
ini, setiap anggota Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai hak
mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat serta hak
imunitas.
4. Ketentuan lebih lanjut tentang hak Dewan Perwakilan Rakyat dan hak
anggota Dewan Perwakilan Rakyat diatur dalam undang-undang.
* Pasal 21
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak mengajukan usul
rancangan undang-undang.
* Pasal 22
1. Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak
menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang.
2. Peraturan pemerintah itu harus mendapat persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat dalam persidangan yang berikut.
3. Jika tidak mendapat persetujuan, maka peraturan pemerintah itu harus
dicabut.
Pasal 22A
Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pembentukan undang-undang
diatur dengan undang-undang.
Pasal 22B
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dapat diberhentikan dari
jabatannya, yang syarat-syarat dan tata caranya diatur dalam undangundang.
* Pasal 37
1. Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar dapat diagendakan
dalam sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat apabila diajukan oleh
sekurang-kurangnya

1/3

Permusyawaratan Rakyat.

dari

jumlah

anggota

Majelis

2. Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diajukan
secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan
untuk diubah beserta alasannya.
3. Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar, Sidang Majelis
Permusyawaratan Rakyat dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.
4. Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang

Dasar

dilakukan dengan persetujuan sekurang-kurangnya lima puluh persen
ditambah satu anggota dari seluruh anggota Majelis Permusyawaratan
Rakyat.
5. Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak
dapat dilakukan perubahan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Inonesia
* Pasal 27
1. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya.
2. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.
3. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara.
* Pasal 33
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai

oleh

negara

dan

dipergunakan

untuk

sebesar-besar

kemakmuran rakyat.
4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi
ekonomi

dengan

prinsip

kebersamaan,

efisiensi

berkeadilan,

berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam
undang-undang.
* Pasal 34
1. Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.

2. Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat
dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan.
3. Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam
undang-undang.
E. Contoh
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Didalam pancasila sila pertama yang berbunyi “ Ketuhanan Yang Maha
Esa” terkandung nilai ketuhanan. Nilai ketuhanan adalah nilai yang
menggambarkan bahwa rakyat Indonesia adalah rakyat yang memiliki agama
dan menyakini akan adanya Tuhan. Dengan keyakinan tersebut maka secara
langsung harus bertakwa kepada Tuhan dan menjalankan aturan-aturan yang
ada didalam agama oleh setiap pemeluknya. Dengan kata lain menjalankan
semua perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Implementasi nilai
ketuhanan adalah :
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kepada orang lain.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Didalam sila kedua Pancasila yang berbunyi “ Kemanusiaan yang adil dan
beradab” terkandung nilai kemanusiaan. Dan makna dari nilai kemanusiaan
tersebut adalah pengakuan dan menghormati martabat dan hak orang lain /
sesama manusia, saling tolong menolong, dan bersikap sebagai manusia yang
beradab. Implementasi nilai kamanusiaan adalah :
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan,
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
Berani membela kebenaran dan keadilan.
Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat

manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.
3. Persatuan Indonesia
Untuk sila ketiga Pancasila yang berbunyi “ Persatuan Indonesia” terdapat
nilai persatuan yang memiliki makna walaupun Indonesia merupakan
negara kepulauan dan dihuni oleh berbagai suku bangsa persatuan haruslah
tetap dijunjung dengan tidak saling membeda-bedakan apalagi sampai
terjadi perpecahan. Dalam nilai persatuan juga terkandung nilai patriotisme
dan cinta tanah air, dimana setiap rakyat indonesia haruslah bersatu dan rela
berkorban demi tanah air tercinta. Implementasi nilai persatuan :
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.

3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
5. Memelihara

ketertiban

dunia

yang

berdasarkan

kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Dalam sila keempat pancasila yang berbunyi “ Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan” yang dimana
nilai yang terkandung dalam sila ini adalah nilai kerakyatan yang berarti
kedaulatan berada ditangan rakyat, setiap rakyat berhak memilih perwakilan
mereka, setiap rakyat memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama,
dan musyawarah serta gotong royong merupakan nilai yang terkandung
dalam sila keempat. Implementasi nilai kerakyatan :
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk

mencapai

mufakat

diliputi

oleh

untuk

semangat

kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah.
6. Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Terakhir untuk sila kelima pancasila yang berbunyi “ Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat indonesia” yang dimana didalamnya terkandung nilai
keadilan yang berarti keadilan dalam kehidupan sosial haruslah meliputi
seluruh rakyat indonesia, persamaan hak dalam berbagai hak yang dilandasi
dengan hak dan kewajiban setiap orang, dan sikap saling menghormati
orang lain agar dapat tercapainya keadilan.Implementasi nilai keadilan :
1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
2.
3.
4.
5.
6.

suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Menghormati hak orang lain.
Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat

pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan
dan gaya hidup mewah.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
9. Suka bekerja keras.
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan
dan kesejahteraan bersama.
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial.
F. Penerapan Dalam Kehidupan Sehari-Hari


Sila Pertama
1) Melaksanakan ibadah kepada Allah seperti salat fardu, salat sunnah,
puasa,zakat, dsbg.
2) Kita tidak boleh ribut ketika orang yang beragama lain melaksanakan
ibadahnya .
3) Tidak boleh meminum khamer/minuman keras
4) Tidak boleh minum/menelan obat-obat terlarang,

misalnya pil

Ectasy,Nipam, Shabu-shabu dan lain sebagainya termasuk di dalamnya
5) Senantiasa berteman dengan pemeluk agama lain seperti berteman
dengan orang yang seagama.
 Sila Kedua

1)
2)
3)
4)
5)

Membantu fakir miskin
Membantu korban bencana alam
Menghargai atu tidak mencela karya orang lain
Mendirikan panti asuhan untuk para yatim piatu
Menjenguk teman yang sakit

 Sila Ketiga
1) Ikut melaksanakan upacara bendera Mengikuti kegiatan bari berbaris.
2) Mengikuti kegiatan peringatan hari besare nasional seperti ikut lomba,
atau pentas budaya
3) Mengorbankan sebagian harta untuk pembangunan jalan, mengorbankan
waktu untuk menjaga kampung (Poskamling)
4) Ikut kerja bakti, mengikuti kegiatan karang taruna, ikut serta dalam
kompetisi olahraga baik skala nasional maupun internasional
 Sila keempat
1) Mengharagai pendapat orang lain,
2) Tida kmemaksakan kehendak kepada orang lain
3) Jika ada masalah dalam kelompok belajar kita selesaikan dengan
berunding atau bermusyawarah
4) Ikut dalam PEMILU jika sudah cukup umur baik tingkat Nasional maupun
Lokal
5) Tidak marah atau sakit hati jika pendapat kita ditolak
 Sila Kelima
1) Memberikan upah sesuai dengan kerja orang tersebut
2) Membayar pajak tanpa membedakan kaya atau miskin
3) Tidak merusak fasilitas umum seperti telepon umum dll
4) Tidak bertindak korupsi, kolusi, nepotisme (KKN)
5) Gaya hidup hemat misalnya menggunakan listrik sehemat mungkin,
mematikan lampu jika tidak digunakan lagi.