PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

ABSTRAK

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA

KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK

KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh Ranti Febriani

Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan terhadap tingkat aplikasi nilai karakter siswa kelas XI dalam lingkungan sekolah di SMA Negeri 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI SMA Negeri 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah TP 2012/2013. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui angket dan dokumentasi, adapun teknik analisa data menggunakan rumus korelasi Product Moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan terhadap tingkat aplikasi nilai karakter siswa kelas XI dalam lingkungan sekolah di SMA Negeri 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013. Pengaruh hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan terhadap tingkat aplikasi nilai karakter siswa kelas XI dalam lingkungan sekolah berada pada kategori sangat kuat. Hal ini berarti semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan maka semakin tinggi pula tingkat aplikasi nilai karakter siswa kelas XI dalam lingkungan sekolahnya.


(2)

KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN

LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh:

RANTI FEBRIANI Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi PPKN

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(3)

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA

KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN

LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(Skripsi)

Oleh:

RANTI FEBRIANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(4)

DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

Nama Mahasiswa : Ranti Febriani No. Pokok Mahasiswa : 0913032063 Jurusan : Pendidikan IPS

Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Holilulloh, M.Si M. Mona Adha, S.Pd, M.Pd NIP 19610711 198703 1 003 NIP 19791117 200501 1 002

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan IPS, Ketua Program Studi PPKn,

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si Drs. Holilulloh, M.Si NIP 19560108 198503 1 002 NIP 19610711 198703 1 003


(5)

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Holilulloh, M.Si .…………..……

Sekretaris : M. Mona Adha, S.Pd, M.Pd …..…………...

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Irawan Suntoro, M.S ……….…

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(6)

Motto

Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik

daripada sedekah yang diiringi tindakan yang

menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha

Penyantun

(Q.S. Al-Baqarah: 263)

Kemenangan yang seindah

indahnya dan

sesukar

sukarnya yang boleh direbut oleh

manusia ialah menundukkan diri sendiri

(Ibu Kartini )

Gemilangnya kesuksesan yang diraih seseorang tak

pernah lepas dari do’a dan harapan orang

-orang

disekitarnya terutama kedua orang tuanya

(Ranti Febriani)


(7)

PERSEMBAHAN

Haturan rasa syukur atas rahmat, nikmat, dan hidayah Allah SWT, Tuhan semua makhluk ciptaan-Nya, ku persembahkan karya kecil ini sebagai wujud

baktiku dan kasih sayangku kepada:

Ayah & Almh. Emak tercinta

Yang selalu memberikan untaian do’a dalam setiap sujud dan harapan di setiap langakah perjuangan demi tercapainya sebuah citaku, semoga untaian do’a

dan harapan disetiap langkah perjuangan tersebut menghantarkan anandamu menjadi pribadi yang diharapakan.

Kakak & Adik tersayang

Yang senantiasa memberi motivasi dalam setiap langkahku dan sejuta do’a

untuk keberhasilanku, semoga setiap motivasi dan do’a tersebut menjadikan

diri ini bermanfaat untuk keluarga, agama, nusa dan bangsa.


(8)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Desa Binjai Kecamatan Lemong Kabupaten Lampung Barat yang sekarang sudah pemekaran menjadi Kabupaten Pesisir Barat pada tanggal 14 Februari 1991. Peneliti merupakan anak keempat dari lima bersaudara pasangan Bapak Daseni dan Almh. Ibu Nilam Jauhari.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh, Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Pugung Penengahan Kecamatan Lemong Kabupaten Lampung Barat yang diselesaikan pada tahun 2003 berijazah, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Lemong Kabupaten Lampung Barat diselesaikan pada tahun 2006 berijazah, Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Lemong Kabupaten Lampung Barat yang di selesaikan pada tahun 2009 berijazah.

Pada tahun 2009, peneliti diterima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan melalui jalur SNMPTN. Skripsi ini adalah salah satu batu loncatan bagi peneliti untuk segera menamatkan pendidikannya pada jenjang S1.


(9)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Tingkat Aplikasi Nilai Karakter Siswa Kelas XI Dalam Lingkungan Sekolah Di SMA Negeri 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Di dalam penulisan ini, penulis banyak mengalami kesulitan hingga menuju tahap penyelesaian. Berkat bimbingan, saran serta bantuan baik moral maupun spiritual serta arahan dan motivasi dari berbagai pihak, segala kesulitan yang ada dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Holilulloh, M.Si selaku Ketua Program Studi PPKn sekaligus Pembimbing I, Bapak M. Mona Adha, S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing II, terima kasih atas pengarahan dan bimbingan kepada penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Dr. Hi Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(10)

4. Bapak Drs. Hi Iskandar Syah, M.H. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Hi Buchori Asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Dr. Irawan Suntoro, M.S. selaku Pembahas I yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

7. Bapak Hermi Yanzi, S.Pd, M.Pd. selaku Pembahas II yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, khususnya Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan.

9. Kepala SMA Negeri 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah yang telah memberi izin penelitian, Bapak Edy Saptono, S.Pd dan Bapak Drs. I Wayan Putra selaku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI yang telah memberikan segala bantuan kepada penulis.

10.Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Bapak Daseni dan Almh. Ibu Nilam Jauhari yang selalu memberikan untaian do’a dalam setiap sujud dan harapan di setiap langkah perjuangan tiada tara demi tercapainya sebuah impian dan citaku.

11.Kakak-kakakku, Cuwo Ninda, Udo Lukhy, Cengah Devi, dan adikku Rojulan Siddik yang selalu kusayangi sampai akhir menutup mata.


(11)

dan semangat untuk meyelesaikan skripsi ini.

14.Keluarga besar SMAN 1 Way Jepara dan rekan-rekan PPL SMAN 1 Way Jepara: Wahyu Cahya, Ria, Dian Jeplia, Tri Epri, Bassma, Era Oktariani, Rezqi, Sandi B.M, Andalan dan Nanang yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

15.Teman-teman PPKn angkatan 2009 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk kebersamaan kita selama ini dalam canda dan tawa yang menjadikan hari-hari lebih berwarna dan istimewa.

16.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, April 2013 Penulis


(12)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah: Nama : Ranti Febriani

NPM : 0913032063

Prodi/ Jurusan : PPKn/ Pendidikan IPS

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Alamat : Perum Glora Persada Blok D.20 Rajabasa Raya Bandar

Lampung

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, April 2013

Ranti Febriani NPM 0913032063


(13)

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada generasi penerus bangsa yang berakar pada nilai karakter dari budaya bangsa dan nilai karakter dari agama.Pendidikan karakter ini adalah salah satu alternatif untuk membangun karakter generasi penerus bangsa. Pendidikan karakter harus diberikan kepada seluruh generasi penerus bangsa dengan cara penanaman nilai-nilai karakter bangsa.

Nilai-nilai karakter bangsa dapat diintegrasikan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Nilai-nilai karakter yang harus ditanamkan untuk siswa tingkat sekolah menengah atas adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komuniktif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung-jawab. Nilai-nilai karakter yang tertanam dalam diri siswa tersebut dapat mewujudkan tujuan dari pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.


(14)

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter sesuai dengan amanat Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pendidikan kewarganegaraan yang bersifat sosial dan mengandung norma-norma kesopanan perlu dikembangkan dan dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa sehingga pembelajaran nilai-nilai karakter yang diintegrasikan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaran tidak hanya terfokus pada tataran kognitif saja, tetapi terwujud dalam pengamalan nyata siswa di kehidupan sehari-hari terutama di lingkungan sekolah.

Pada dasarnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berfungsi sebagai wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter serta setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berpikir dan bertindak berdasarkan pandangan hidup bangsa indonesia yakni Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Tujuan dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk memberikan berbagai kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sebagai kemampuannya. Kompetensi-kompetensi tersebut tercantum dalam Standar Isi Pendidikan Kewarganegaraan yang meliputi (1) berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan; (2) berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara


(15)

cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; (3) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya; (4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Tujuan dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini akan tercapai apabila siswa-siswa telah memiliki kompetensi-kompetensi yang diberikan guru Pendidikan Kewarganegaraan dan mampu memperoleh hasil belajar yang baik.

Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang ditunjukkan dalam bentuk prestasi nilai tertentu yang tampak pada perubahan tingkah laku siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah. Idealnya hasil belajar siswa dapat diperoleh dari sejumlah aktivitas pembelajaran yang ia ikuti dan disajikan guru yang melibatkan aspek kognitif maupun afektifnya.

Hasil belajar yang diperoleh siswa juga merupakan suatu tolak ukur atas keberhasilan atau ketidakberhasilan siswa dalam menguasai dan memahami materi pelajaran setelah melalui proses pembelajaran. Hasil belajar siswa ini dapat mempengaruhi perubahan perilaku siswa karena dalam setiap ranah pendidikan terdapat unsur-unsur yang dihasilkan. Khusus dalam ranah kognitif, unsur yang dihasilkan melalui pendidikan adalah meningkatnya pemahaman keilmuan sesuai dengan bidang yang telah dipelajari.


(16)

Hakikatnya hasil belajar itu memiliki beberapa ciri tentang hasil belajar yang baik. Oleh karena itu, hasil belajar yang diperoleh siswa harus dapat menunjukkan ciri dari hasil belajar yang baik agar hasil belajar tersebut tidak hanya terfokus pada ranah kognitif saja, tetapi teraplikasikan dalam kehidupan nyata siswa sehari-hari terutama dalam lingkungan sekolah.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMA Negeri 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah didapat data tentang hasil belajar siswa yang bervariasi, ada yang sudah mencapai standar ketuntasan minimal dan ada yang belum mencapai standar ketuntasan minimal. Standar ketuntasan minimal untuk kelas XI adalah 73. Berikut data tentang hasil ujian tengah semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.

Tabel 1. Hasil Ujian Tengah Semester Ganjil Kelas XI SMA Negeri 1 Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013.

Rentang nilai

Kelas

Jumlah

siswa Persentase XI IPA 1 XI IPA 2 XI IPA 3 XI IPA 4 XI IPS 1 XI IPS 2 XI IPS 3 XI IPS 4

≥ 90 8 3 2 6 0 0 7 1 27 11,54

80-89 20 11 20 16 3 2 8 3 83 35,47

70-79 1 10 6 8 4 5 5 11 50 21,37

60-69 0 5 1 0 4 12 4 5 31 13,25

50-59 0 1 0 0 16 8 3 9 37 15,81

< 50 0 0 0 0 3 3 0 0 6 2,56

Jumlah 29 30 29 30 30 30 27 29 234 100

Sumber : Guru Pendidikan Kewarganegaraan SMA Negeri 1 Seputih Banyak Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dijelaskan bahwa hasil belajar dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diperoleh siswa kelas XI untuk kelas XI IPA dan kelas XI IPS sangat beragam. Hasil belajar siswa dapat


(17)

dilihat dari rentang nilai yang dimulai dari nilai < 50, 50-59, 60-69, 70-79, 80-89, ≥ 90.

Hasil belajar yang paling banyak diperoleh siswa adalah rentang nilai 80-89 yakni 83 siswa dengan persentase sebesar 35,47 % yang terdiri dari 20 siswa kelas XI IPA 1, 11 siswa kelas XI IPA 2, 20 siswa kelas XI IPA 3, 16 siswa kelas XI IPA 4, 3 siswa kelas XI IPS 1, 2 siswa kelas XI IPS 2, 8 siswa kelas XI IPS 3, dan 3 siswa kelas XI IPS 4. Sedangkan untuk hasil belajar yang paling sedikit diperoleh siswa adalah rentang nilai < 50 dengan persentase sebesar 2, 56 % dan berjumlah 6 siswa yakni 3 siswa dari kelas XI IPS 1 dan 3 siswa dari kelas XI IPS 2.

Selanjutnya, guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan khususnya kelas XI IPA dan XI IPS juga mengungkapkan bahwa siswa-siswa yang mempunyai hasil belajar yang baik, mayoritas karakter atau perilaku siswa-siswa tersebut mencerminkan karakter siswa-siswa yang baik sesuai dengan nilai-nilai karakter bangsa.

Pada saat pelaksanaan Ulangan Harian ataupun Ujian Tengah Semester, siswa-siswa yang memperoleh hasil belajar tinggi menunjukkan nilai karakter jujur, percaya diri, kerja keras dan disiplin. Begitupula sebaliknya, siswa-siswa yang memperoleh hasil belajar rendah atau dibawah standar ketuntasan minimal lebih banyak mencerminkan karakter siswa yang kurang baik bahkan tidak mengaplikasikan nilai-nilai karakter bangsa seperti nilai karakter jujur. Nilai karakter jujur tidak diaplikasikan karena siswa berusaha mencari contekan melalui alat komunikasi (handphone) atau mencontek dengan teman yang


(18)

posisi duduknya berada di depan, di samping kiri dan di samping kanan ataupun dengan teman yang duduk di belakang siswa tersebut.

Menurut guru Pendidikan Kewarganegaraandi SMA Negeri 1 Seputih Banyak Lampung Tengah, siswa-siswa yang belum mengaplikasikan nilai-nilai karakter bangsa dalam lingkungan sekolah perlu mendapatkan perhatian khusus atau perhatian yang lebih agar siswa tersebut merasa diperhatikan dan lebih giat lagi untuk menyesuaikan perilaku atau karakter dirinya sesuai dengan nilai-nilai karakter bangsa dan akhirnya memiliki karakter yang baik seperti siswa-siswa yang lainnya. Selain dalam mata pelajaran, nilai-nilai karakter bangsa juga dapat diintegrasikan dalam program pengembangan diri dan budaya sekolah.

Di SMA Negeri 1 Seputih Banyak Lampung Tengah, berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa nilai-nilai karakter bangsa diintegrasikan dalam program pengembangan diri yang dilakukan melalui kegiatan rutin sekolah seperti upacara bendera setiap hari senin, sholat bersama/ibadah bersama bagi yang beragama Islam pada saat sholat dzuhur, berdo’a waktu mulai dan berakhirnya pelajaran, mengucap salam bila bertemu guru, tenaga kependidikan, atau teman. Akan tetapi dalam pelaksanaan kegiatan rutin tersebut masih banyak siswa yang belum mengaplikasikan nilai-nilai karakter pada saat kegiatan rutin itu berlangsung.

Contoh untuk aplikasi nilai karakter cinta tanah air yakni pada saat upacara bendera setiap hari senin, masih banyak siswa-siswa yang terlambat dan tidak mengikuti upacara bendera. Siswa-siswa yang terlambat dan tidak mengikuti


(19)

upacara bendera diberi sanksi berupa point dan diberikan waktu khusus untuk upacara sendiri serta bersih-bersih lingkungan sekolah. Siswa-siswa yang terlambat telah mencerminkan rendahnya nilai karakter disiplin siswa. Siswa yang tidak mengikuti upacara peringatan hari-hari besar nasional seperti peringatan hari pendidikan nasional juga dikenakan sanksi berupa pengembangan kreativitas yakni membuat sapu.

Aplikasi dari nilai karakter religius oleh siswa dapat dilihat dari pelaksanan sholat bersama bagi yang beragama Islam pada saat sholat dzuhur, berdo’a waktu mulai dan berakhirnya pelajaran, mengucap salam bila bertemu guru, tenaga kependidikan yang lain di sekolah, dan teman. Faktanya, masih ada siswa yang tidak mengikuti sholat bersama pada waktu dzuhur padahal agama siswa yang tidak mengikuti sholat bersama tersebut adalah Islam dan jadwal sholat bersama juga sudah ada. Selanjutnya, dalam pengucapan salam jika bertemu guru, tenaga kependidikan yang lain seperti staff Tata Usaha, dan teman juga belum membudaya. Siswa akan mengucap salam atau menyapa hanya dengan guru, tenaga kependidikan, dan teman yang mereka kenal.

Pengintegrasian nilai karakter dapat dilihat dalam budaya sekolah yang ada di SMA Negeri 1 Seputih Banyak Lampung Tengah seperti guru menunggu siswa datang di pintu gerbang sekolah. Nilai karakter yang dikembangkan dalam kebiasaan ini adalah nilai karakter kedisiplinan. Akan tetapi, budaya sekolah melalui pelaksanaan kegiatan tersebut belum membudaya bagi seluruh warga sekolah. Hal ini dikarenakan pada saat penyambutan kedatangan siswa ke sekolah, guru yang menunggu di depan pintu gerbang hanya beberapa guru


(20)

saja, biasanya lebih diutamakan pada guru yang piket berdasarkan hari yang bersangkutan. Alangkah baiknya jika sebagian besar guru ikut menyambut kedatangan siswa di depan pintu gerbang agar siswa senantiasa termotivasi semangat belajarnya dan membudaya dalam diri siswa nilai karakter disiplinnya.

Sejalan fakta yang ada, terdapat alasan mengapa siswa banyak yang belum mengaplikasikan nilai karakter bangsa dalam lingkungan sekolah padahal nilai karakter bangsa tersebut telah diintegrasikan dalam setiap pembelajaran khususnya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan beberapa siswa kelas XI diketahui alasan atau faktor penyebab mengapa siswa kelas XI baik kelas XI IPA maupun kelas XI IPS SMA Negeri 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah banyak yang belum mengaplikasikan nilai karakter bangsa dalam lingkungan sekolah, hal tersebut dikarenakan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan masih terfokus pada tataran kognitif atau belum terwujud dalam pengamalan nyata siswa terutama di lingkungan sekolah, kurangnya peran guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam penanaman nilai-nilai karakter bangsa, kurangnya pemahaman dan kesadaran siswa dalam pengaplikasian nilai-nilai karakter bangsa di lingkungan sekolah, kurangnya keteladanan guru, dan tenaga kependidikan dalam memberikan contoh terhadap tindakan-tindakan yang baik kepada siswa di sekolah.


(21)

Salah satu upaya sekolah untuk meningkatkan pengaplikasian nilai karakter bangsa oleh siswa dalam lingkungan sekolah adalah dengan peningkatan pemahaman dan menumbuhkan kesadaran siswa untuk mengaplikasikan nilai karakter bangsa di lingkungan sekolah melalui penyisihan waktu minimal lima sampai lima belas menit pertama dalam mengajar digunakan khusus untuk penanaman nilai-nilai karakter bangsa oleh guru khususnya guru Pendidikan Kewarganegaraan kepada siswa di kelas pada saat pembelajaran dengan harapan hasil belajar siswa tidak hanya terfokus pada ranah kognitif tetapi terwujud dalam pengamalan nyata siswa di kehidupan sehari-harinya terutama di lingkungan sekolah.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti secara lebih mendalam ke bentuk tulisan ilmiah (skripsi) mengenai pengaruh hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan terhadap tingkat aplikasi nilai karakter siswa kelas XI dalam lingkungan sekolah di SMA Negeri 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka permasalahan penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap tingkat aplikasi nilai karakter dalam lingkungan sekolah.

2. Peran guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam menanamkan nilai-nilai karakter bangsa kepada siswa pada saat pembelajaran di kelas.


(22)

3. Pemahaman dan kesadaran siswa untuk mengaplikasikan nilai-nilai karakter bangsa dalam lingkungan sekolah.

4. Keteladanan guru dan tenaga kependidikan dalam memberikan contoh terhadap tindakan-tindakan yang baik kepada siswa dalam lingkungan sekolah.

1.3Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, faktor yang mempengaruhi aplikasi nilai karakter cukup banyakyang merupakan variabel bebas, maka dalam penelitian ini dibatasi pada hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap tingkat aplikasi nilai karakter dalam lingkungan sekolah.

1.4Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

Apakah terdapatpengaruh hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan terhadap tingkat aplikasi nilai karakter siswa kelas XI dalam lingkungan sekolah di SMA Negeri 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013?


(23)

1.5Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menguji pengaruh hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan terhadap tingkat aplikasi nilai karakter siswa kelas XI dalam lingkungan sekolah di SMA Negeri 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013.

1.6Kegunaan Penelitian

1.6.1 Kegunaan teoritis

Secara teori penelitian ini berguna untuk menerapkan konsep, teori, prinsip dan prosedur ilmu pendidikan khususnya Pendidikan Kewarganegaraan pada kajian pendidikan nilai moral pancasila karena berkaitan dengan upaya membina pengetahuan, keterampilan dan watak atau karakter warga negara yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila baik disekolah maupun di masyarakat.

1.6.2 Kegunaan praktis

Secara praktis penelitian ini berguna untuk memberikan informasi kepada:

1. Siswa: agar memahami pentingnya nilai-nilai karakter bangsa untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam lingkungan sekolah.


(24)

2. Guru: untuk mengoptimalkan penanaman nilai-nilai karakter dalam diri siswa agar diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam lingkungan sekolah sehingga kewajiban guru sebagai pendidik yang mengemban tugas untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dapat terwujud.

3. Sekolah: sebagai salah satu referensi guna memahami pentingnya hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan bagi siswa dan pentingnya mengaplikasikan nilai-nilai karakter bangsa dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam lingkungan sekolah agar siswa-siswa saat berada di tengah-tengah masyarakat mampu menempatkan diri dan menjadi warga negara yang baik.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

1.7.1 Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan khususnya Pendidikan Kewarganegaraan dalam kajian pendidikan nilai moral pancasila.


(25)

1.7.2 Ruang Lingkup Objek

Ruang lingkup objek penelitian ini adalah hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (X) dan tingkat aplikasi nilai karakter siswa dalam lingkungan sekolah (Y).

1.7.3 Ruang Lingkup Subjek

Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA dan kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013.

1.7.4 Ruang Lingkup Tempat

Ruang lingkup tempat dalam penelitian ini adalah di SMA Negeri 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah.

1.7.5 Ruang Lingkup Waktu

Waktu dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sampai dengan selesai Penelitian ini.


(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1Deskripsi Teori

2.1.1 Tinjauan UmumTentang Nilai Karakter

2.1.1.1 Konsep Nilai

a. Pengertian Nilai

Sesuatu yang dianggap benar, baik, dihormati, dihargai, diharapkan dan senantiasa dicita-citakan keberadaannya adalah nilai. Setiap individu ataupun masyarakat mempunyai nilai yang berbeda-beda. Suatu nilai dapat terwujud apabila dilaksanakan melalui seperangkat aturan, kaidah ataupun hukum yang harus ditaati oleh individu ataupun masyarakat demi tercapainya suatu nilai yang diharapkan.

Pengertian nilai dikemukakan oleh Pepper dalam Munandar

Soelaeman (2005: 35) “nilai adalah segala sesuatu tentang yang baik atau yang buruk”.

Nilai adalah segala sesuatu yang dipentingkan manusia sebagai subjek, menyangkut segala sesuatu yang baik atau yang buruk sebagai abstraksi, pandangan, atau maksud dari berbagai


(27)

pengalaman dengan seleksi perilaku yang ketat (Munandar Soelaeman, 2005: 35).

Robert M.Z.Lawangdalam Yukimanda (2010) mendefinisikan

bahwa “nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan,yang pantas,berharga,dan dapat mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang bernilai tersebut”.

Dikemukakan pula oleh Hendropuspito dalam Yukimanda (2010) bahwa “nilai adalah segala sesuatu yang dihargai masyarakat karena mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan kehidupan manusia”.

Berdasarkan beberapa pengertian nilai menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai adalah segala sesuatu yang abstrak, berharga dan berdaya guna sebagai petunjuk atau penuntun tingkah laku manusia menuju arah yang lebih baik dalam kehidupan bermasyarakat.

b. Klasifikasi atau Pembagaian Nilai

Menurut Lindadalam Zaim Elmubarok (2008: 7) nilai dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sebagai berikut:

1. Nilai-nilai nurani (values of being) adalah nilai yang ada dalam diri manusia kemudian berkembang menjadi perilaku serta cara kita memperlakukan orang lain seperti kejujuran, keberanian, cinta damai, keandalan diri, potensi, disipilin, tahu batas, kemurnian dan kesucian. 2. Nilai-nilai memberi (values of giving)adalah nilai yang


(28)

akanditerima sebanyak yang diberikan. Yang termasuk pada kelompok nilai-nilai memberi adalah setia, dapat dipercaya, hormat, cinta, kasih, sayang, peka, tidak egois, baik hati, ramah, adil dan murah hati

De Finance dalam Munandar Soelaeman (2003: 34) juga mengklasifikasikan nilai sebagai berikut:

1. Nilai-nilai pra-manusiawi (pra-hukum)

Yang berlaku untuk manusia tetapi tak membuatnya manusiawi(nilai-nilai hedonis dan biologis).

2. Nilai-nilai manusiawi moral (humam value pra-moral)

Berkaitan dengan kepentingan sosial atau kultural yaitu: nilai-nilai ekonomis, intelektual, nilai-nilai estetis.

3. Nilai-nilai moral (moral values)

Meliputi nilai-nilai yang merupakan tindak pelaksanaan kebebasan dalam realisasinya terhadap kewajiban (duty) dan kebaikan.

4. Nilai-nilai spiritual dan religius: nilai-nilai dalam lingkup

yang “suci” dan “Tuhan”.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai klasifikasi atau pembagian nilai, dapat disimpulkan bahwa klasifikasi dari nilai yaitu nilai-nilai nurani, nilai-nilai memberi, nilai-nilai pra-manusiawi, nilai-nilai manusiawi pra-moral, nilai-nilai moral, nilai-nilai spiritual dan religious.

2.1.1.2 Konsep Karakter

a. Pengertian Karakter

Setiap individu, kelompok masyarakat atau suatu bangsa memiliki karakter yang berbeda-beda. Karakter yang ditunjukkan akan tercermin dalam cara berperilaku dan cara berpikir serta tindakan


(29)

yang dilakukan secara terus-menerus dalam segala bidang kehidupan.

Thomas Lickona dalam Agus Wibowo (2012: 32) mendefinisikan bahwa“karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral. Sifat alami itu dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain dan karakter mulia lainnya”.

Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan, berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat (Masnur Muslich, 2011: 84)

Pendapat lain tentang karakter dikemukakan oleh Tadkiroatun Musfiroh dalam Agus Wibowo (2012: 34) sebagai berikut:

Karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Karakter, lanjut Musfiroh, sebenarnya

berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai, dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan itu dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Itulah sebabnya orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang yang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut sebagai orang yang berkarakter mulia.


(30)

Dikemukakan pula oleh Suyanto dalam Agus Wibowo (2012: 33) bahwa:

Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas mengenai pengertian karakter dapat disimpulkan bahwa karakter adalah suatu perilaku manusia yang tercermin dalam cara berpikir dan dalam tindakan nyata seseorang berupa sikap, perkataan dan perbuatan serta perasaan yang menjadi ciri khas tersendiri untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat baik norma agama, norma hukum maupun adat istiadat atau kebiasaan yang terus menerus dilakukan.

b. Komponen Karakter menurut Para Ahli

Dalam pendidikan karakter, Lickona dalam Masnur Muslich (2011: 133) menekankan pentingnya tiga kompenen karakter yang baik (components of good character) yaitu sebagai berikut:

1. Moral knowing atau pengetahuan tentang moral.

Moral knowing merupakan hal yang penting untuk diajarkan. Moral knowing ini terdiri dari enam hal, yaitu (1) moral awareness (kesadaran moral), (2) knowing moral values (mengetahui nilai-nilai moral), (3) perspective taking, (4) moral reasoning, (5) decision making, dan (6) self knowledge.


(31)

2. Moral feeling atau perasaan tentang moral.

Moral feeling adalah aspek yang lain yang harus ditanamkan kepada anak yang merupakan sumber energi dari diri manusia untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip moral. Terdapat enam hal yang merupakan aspek emosi yang harus mampu dirasakan oleh seseorang untuk menjadi manusia berkarakter, yakni (1) concscience (nurani), (2) self esteem (percaya diri), (3) empathy (merasakan penderitaan orang lain), (4) loving the good (mencintai kebenaran), (5) self control (mampu mengontrol diri), dan (6) humility (kerendahan hati). 3. Moral action atau perbuatan moral.

Moral action adalah bagaimana membuat pengetahuan moral dapat diwujudkan menjadi tindakan nyata. Perbuatan tindakan moral ini merupakan hasil (outcome) dari dua komponen karakter lainnya. Untuk memahami apa yang mendorong seseorang dalam perbuatan yang baik (act morally) maka harus dilihat tiga aspek lain dari karakter, yaitu kompetensi (competence), keingiinan (will), dan kebiasaan (habit).

Tiga komponen tersebut sangat diperlukan agar anak mampu memahami, merasakan, dan mengerjakan sekaligus nilai-nilai kebajikan. Oleh karena itu dalam Deklarasi Aspen dihasilkan enam nilai etik utama (core ethical values) yang disepakati untuk diajarkan dalam sistem pendidikan karakter di Amerika yang meliputi: (1) dapat dipercaya (trustworthy) meliputi sifat jujur (honesty) dan integritas (integrity); (2) memperlakukan orang lain dengan hormat (treats people with respect); (3) bertanggungjawab (responsibility); (4) adil (fair); (5) kasih sayang (caring); dan (6) warga negara yang baik (good citizen).

Ratna Megawangi dalam Zaim Elmubarok (2008: 111) sebagai pencetus pendidikan karakter di Indonesia telah menyusun karakter


(32)

mulia yang selayaknya diajarkan kepada anak, yang kemudian disebut sebagai sembilan pilar yaitu sebagai berikut:

1. Cinta Tuhan dan kebenaran (love Allah, trust, reverence, loyalty)

2. Tanggungjawab, kedisiplinan, dan kemandirian (responsibility, excellence, self reliance, discipline, orderliness)

3. Amanah (trustworthiness, reliablity, honesty) 4. Hormat dan santun (respect, courtessy, obedience)

5. Kasih sayang, kepedulian, dan kerjasama (love, compassion, caring, empathy, genereousity, moderation, cooperation)

6. Percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah (confidence, assertiveness, resourcefulness, courage, determination and enthusiasm)

7. Keadilan dan kepemimpinan (justice, fairness, mercy, leadership)

8. Baik dan rendah hati (kindness, friendliness, humility, modesty)

9. Toleransi dan cinta damai (tolerance, flexibility, peacefullness, unity)

2.1.1.3 Konsep Pendidikan Karakter

a. Pengertian Pendidikan Karakter

Alternatif jawaban mengenai tantangan krisis multidimensional yang terjadi pada bangsa kita adalah pendidikan karakter. Pendidikan karakter juga dipandang sebagai suatu strategi untuk membangun karakter bangsa berperadaban karena pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat menjadi beradab sesuai dengan karakter yang baik dalam kehidupan sehari-hari.


(33)

Pengertian pendidikan karakter yang dikemukakan oleh Suyanto dalam Agus Wibowo (2012: 33) “pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action)”,

sedangkan menurut Jamal Ma’mur Asmani (2011: 31) “pendidikan

karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh guru untuk

mempengaruhi karakter peserta didik”.

Pendapat lain mengenai pendidikan karakter dikemukakan oleh Masnur Muslich (2011: 84) sebagai berikut:

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi insan kamil.

Selanjutnya, T. Ramli dalam Agus Wibowo (2012: 34) mengungkapkan bahwa:

Pendidikan karakter itu memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral atau pendidikan akhlak. Adapun tujuan dari pendidikan karakter adalah untuk membentuk pribadi anak agar menjadi pribadi yang baik, jika di masyarakat menjadi warga yang baik, dan jika dalam kehidupan bernegara menjadi warga negara yang baik. Berdasarkan penjabaran di atas mengenai pengertian pendidikan karakter, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah suatu upaya yang dilakukan para pahlawan tanpa tanda jasa untuk menanamkan nilai-nilai karakter bangsa kepada warga sekolah


(34)

terutama siswa-siswa yang sedang menuntut ilmu pengetahuan, biasanya terwujud dalam komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan siswa dalam menerapkan nilai-nilai karakter tersebut di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat sehingga dapat membentuk watak dan karakter siswa sesuai dengan tujuan pendidikan nasioanal.

b. Tiga Area Pengembangan Pendidikan Karakter Thomas Lickona

Thomas Lickona dalam Doni Koesoema Albertus (2012: 157-159) secara sederhana menyebut ada tiga hal penting dalam pendidikan karakter, yaitu unsur pengetahuan tentang yang baik (knowing the good), tindakan yang baik (doing the good), dan unsur motivasi internal dalam melakukan yang baik (loving the good).

Jika ingin disimbolkan secara otomatis, ketiga hal tersebut ingin mengatakan sebagai berikut:

1. Pendidikan karakter mesti mengembangkan otak manusia sebagai salah satu cara untuk mengolah informasi, memahami, dan memaknai realitas di dalam diri dan di luar dirinya.

2. Pendidikan karakter mesti memaksimalkan fungsi tangan dan kaki sebagai sebagai sebuah tindakan bermakna.

3. Pendidikan karakter mesti menumbuhkan rasa indah, nyaman, mantap dalam hati karena ia tahu bahwa apa yang dilakukannya itu bermakna dan membuatnya bahagia.


(35)

Tiga domain pendidikan karakter Lickona membidik tiga kerja sama sekaligus dalam diri manusia yaitu otak, tangan, dan hati. Gagasan Lickona tersebut mencoba menjelaskan bahwa dalam tiga domain tersebut ada hubungan erat yang semestinya dikembangkan dalam kerangka pendidikan karakter.Otak, tangan, dan hati mesti bertumbuh bersama-sama sehingga terbentuk pribadi dengan pendidikan karakter yang memiliki pemahaman, kemampuan untuk melakukan, serta kegemaran atau kesenangan dalam melakukan hal-hal yang dianggap baik.

Lickona menganggap bahwa pengetahuan tentang apa yang baik itu perlu diajarkan. Jika seseorang tidak mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, orang tersebut tidak akan memiliki kriteria bagi tindakan dan keputusannya. Oleh karena itu, mengetahui apa yang baik adalah awal dari sebuah proyek hidup manusia dalam kerangka mengembangkan diri menjadi individu yang bermoral. Lickonajuga memahami pendidikan karakter sebagai usaha bersama untuk menumbuhkan keutamaan, dan hal ini menyerambah di setiap fase kehidupan sekolah melalui keteladanan orang dewasa, hubungan antar rekan sebaya, tata cara pengelolaan peraturan dan disiplin, isi kurikulum, tuntutan standar akademik yang tinggi, perilaku dalam kegiatan ekstrakurikuler, dan keterlibatan para orang tua.


(36)

c. Pengintegrasian Pendidikan Karakter

Pengembangan pendidikan karakter tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan, tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah. Oleh karena itu, guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter bangsa ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Silabus Dan Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang sudah ada(Agus Wibowo, 2011: 83).

Model pengintegrasian pendidikan karakter di sekolah menurut Agus Wibowo (2011: 83-95) dilakukan dengan beberapa cara yaitu: 1. Integrasi dalam program pengembangan diri

a. Kegiatan rutin sekolah

Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan anak didik secara terus-menerus dan konsisten setiap saat. Contoh kegiatan ini adalah upacara pada hari besar kenegaraan, beribadah bersama setiap dhuhur (bagi yang

beragama islam), berdo’a waktu mulai dan selesai pelajaran. b. Kegiatan spontan

Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saat itu juga. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat guru atau tenaga kependidikan yang lain mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari peserta didik, yang harus dikoreksi pada saat itu juga dan


(37)

sebaliknya berlaku juga bagi peserta didik yang berperilaku baik harus direspon secara spontan dengan memberikan pujian.

c. Keteladanan

Keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan yang lain dalam memberi contoh terhadap tindakan-tindakan yang baik, sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik untuk mencontohnya.

d. Pengkondisian

Sekolah harus dikondisikan dalam upaya mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter.Sekolah juga harus mencerminkan kehidupan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang diinginkan.Misalnya, tolilet yang selalu bersih, dan bak sampah ada diberbagai tempat dan lain-lain.

2. Pengintegrasian dalam mata pelajaran

Pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa diintegrasikan dalam setiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran.Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam silabus dan RPP.

3. Pengintegrasian dalam budaya sekolah

Pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter dalam budaya sekolah mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru, konselor, tenaga administrasi ketika


(38)

berkomunikasi dengan peserta didik dan menggunakan fasilitas sekolah.

d. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter

Kemendiknas dalam Agus Wibowo,(2011: 98) ada dua jenis indikator yang dikembangkan dalam pendidikan karakter di sekolah yaitu sebagai berikut:

1. Indikator untuk sekolah dan kelas

Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan oleh kepala sekolah, guru, dan personalia sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan karakter.Indikator ini juga berkenaan dengan kegiatan sekolah yang diprogramkan, maupun kegiatan sehari-hari atau rutinitas sekolah.

2. Indikator mata pelajaran.

Indikator ini menggambarkan perilaku apektif seorang peserta didik berkenaan dengan mata pelajaran tertentu. Indikator ini dirumuskan dalam bentuk perilaku peserta didik di kelas dan sekolah, yang dapat diamati melalui pengamatan guru ketika seorang peserta didik melakukan suatu tindakan di sekolah, tanya jwab dengan peserta didik, jawaban yang diberikan peserta didik terhadap tugas atau pertanyaan guru, dan tulisan peserta didik dalam laporan atau pekerjaan rumah (PR).


(39)

Pada tataran sekolah, kriteria pencapaian pendidikan karakter adalah terbentuknya budaya sekolah, yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah harus berlandaskan nilai-nilai tersebut (Jamal Ma’mur Asmani, 2011: 56).

e. Nilai-Nilai dalam Pendidikan Karakter

Kementerian Pendidikan Nasional memberikan prioritas pada 20 nilai-nilai yang ingin diterapkan dalam lembaga pendidikan. Nilai-nilai bagi pembentukan karakter dibagi berdasarkan lima bidang pengelompokan (Doni Koesoema Albertus, 2012: 187-190) sebagai berikut:

1. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan (religius) a. Religiositas

Pikiran, perkataan dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan/ajaran agamanya.

2. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri a. Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri maupun pihak lain.


(40)

b. Bertanggung jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

c. Bergaya hidup sehat

Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.

d. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

e. Kerja keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.

f. Percaya diri

Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya. g. Berjiwa wirausaha

Sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan barang baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.


(41)

h. Berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif

Berfikir dan melakukan sesuatu secara nyata atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki.

i. Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

j. Ingin tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

k. Cinta ilmu

Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan.

3. Nilai Karakter dalam Hubungannya dengan Sesama a. Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain

Tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain.

b. Patuh pada aturan-aturan sosial

Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum.


(42)

c. Menghargai karya dan prestasi orang lain

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui seerta menghormati keberhasilan orang lain.

d. Santun

Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa ataupun tata perilakunya ke semua orang.

e. Demokratis

Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

4. Nilai Karakter dalam Hubungannya dengan Lingkungan a. Cinta lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitrnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi, serta selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

5. Nilai Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

a. Nasionalis

Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menuunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap


(43)

bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.

b. Menghargai keragaman

Sikap memberikan respek/hormat terhadap berbagai macam hal, baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku dan agama.

2.1.2 Tinjauan Umum Tentang Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan

2.1.2.1Konsep Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Proses belajar dapat dikatakan berhasil apabila tujuan dari pemebelajaran sudah tercapai. Salah satu tujuan dari pembelajaran adalah meningkatkan hasil belajar siswa pada akhir kegiatan belajar sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal belajar yang telah ditetapkan.

Pengertian hasil belajar diungkapkan oleh Anni (2004: 4) “Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar”

(http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html).


(44)

Hasil belajar menurut Nawawi (1981: 100) adalah “Keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu.

(http://mbegedut.blogspot.com/2011/02/pengertian-hasil-belajar-menurut-para.html)

Pengertian hasil belajar juga diungkapkan oleh Slameto (2003: 16)

“Hasil belajar adalah hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu dari sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.(http://zaifbio.wordpress.com/2012/09/02/pengertian-hasil-belajar/)

Berdasarkan pendapat beberapa para ahli di atas tentang pengertian hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami proses belajar yang biasanya ditunjukkan dalam bentuk nilai tes yang diberikan guru dan dalam bentuk penguasaan terhadap pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik) sehingga menyebabkan adanya perubahan perilaku dan pola pikir siswa menuju arah yang lebih baik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.


(45)

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto (2010: 53), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sebagai berikut :

1. Faktor Intern

Faktor intern ini meliputi (a) faktor jasmaniah yakni faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh, (b) faktor psikologis yakni intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan, dan (c) faktor kelelahan.

2. Faktor Ekstern

Faktor ekstern ini meliputi (a) faktor keluarga yakni cara orang tua mendidik, relasi antar keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan, (b) faktor sekolah yakni metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, displin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah, (c) faktor masyarakat yakni kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

c. Teori Taksonomi Bloom Hasil Belajar

Teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lainranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Perincian menurut Munawan (2009:1-2) adalah sebagai berikut :

1. Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan/aplikasi, analisis, sintesis dan penilaian.

2. Ranah Afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab


(46)

atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3. Ranah Psikomotor, meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan.Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. (http://zaifbio.wordpress.com/2012/09/02/pengertian-hasil-belajar/)

d. Ciri-Ciri Hasil Belajar yang Baik

Hasil belajar yang dicapai siswa menurut Sudjana (1990:56), melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut.

a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk


(47)

memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai.

b. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.

c. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.

d. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau perilaku.

e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

(http://mbegedut.blogspot.com/2011/02/pengertian-hasil-belajar-menurut-para.html)


(48)

2.1.2.2 Konsep Pendidikan Kewarganegaraan

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Mata pelajaran yang berkaitan dengan moral dan karakter bangsa selain Pendidikan Agama Islam adalah mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Zamroni dalam Subhan Shopian (2011: 9) berpendapat bahwa: Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi muda bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat.

Pendapat lain dikemukakan oleh Tim Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan kewarganegaraan merupakan bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah dan diterima sebagai wahana utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui:

1. Civic Intellegence

Yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi spiritual, rasional, emosional, mupun sosial.

2. Civic Responsibility

Yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warg negara yang bertanggung jawab.

3. Civic Particiption

Yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar tanggung jawabnya, baik secara individual, sosial, maupun sebagai pemimpin hari depan.


(49)

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas mengenai pengertian Pendidikan Kewarganegaraan dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu program pendidikan di sekolah yang dijadikan proses pendewasaan bagi warga negara melalui pengajaran dan pelatihan secara terencana dan berkelanjutan sehingga terjadi perubahan pada warga negara baik dalam hal pengetahuan, sikap dan perilaku yang dapat membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang diandalkan oleh bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. b. Tujuan, Ruang Lingkup dan Substansi Kajian Pendidikan Kewarganegaraan

1. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta anti korupsi.

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.


(50)

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

2. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.

b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.

c. Hak Asasi Manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan, dan perlindungan HAM.


(51)

d. Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara.

e. Konstitusi negara meliputi: proklamsi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.

f. Kekuasaan dan politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

g. Pancasila meliputi: kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai ideologi terbuka.

h. Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di Era Globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi Internasional dan mengevaluasi globalisasi.


(52)

3. Substansi Kajian Pendidikan Kewarganegaraan

Substansi kajian pendidikan kewarganegaraan terdiri dari: a. Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics

knowledge) yang mencakup bidang politik, hukum dan moral.

b. Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) yang meliputi keterampilan berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

c. Dimensi nilai-nilai kewarganegaraan

Mencakup percaya diri, komitmen, penguasaan atas nilai religius, norma, dan nilai luhur, nilai keadilan, demokratis, toleransi, kebebasan individual, kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan berserikat dan berkumpul, perlindungan terhadap minoritas dan sebagainya.

c. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Pengertian pembelajaran yang berkaitan dengan istilah sekolah adalah kemampuan dalam mengelola secara operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan pembelajaran sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang berlaku. (Martinis Yamin, 2011: 69)


(53)

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah yang selama ini didominasi dengan kegiatan hafalan atas fakta-fakta atau konsep-konsep terkadang membuat peserta didik kurang berminat untuk belajar Pendidikan Kewarganegaraan.Oleh karena itu, untuk menepis anggapan peserta didik tersebut dan membuat peserta didik agar berminat belajar Pendidikan Kewarganegaraan, maka dilakukan sebuah perubahan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraandengan cara inovasi pembelajaran Project Citizen yang dapat membuat proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi lebih menantang (challenging), mengaktifkan (activating), dan subjek pembelajaran menjadi lebih bermakna (powerfull learning area).

Pada dasarnya Project Citizenadalah satu instructional treatment yang berbasis masalah untuk mengembangkan pengetahuan, kecakapan, dan watak kewarganegaraan demokratis yang memungkinkan dan mendorong keikutsertaan dalam pemerintahan dan masyarakat sipil (civil society) yang bertujuan untuk memotivasi dan memberdayakan para siswa dalam menggunakan hak dan tanggung jawab kewarganegaraan yang demokratis melalui penelitian yang intensif mengenai masalah kebijakan publik di sekolah atau di masyarakat tempat mereka berinteraksi (Dasim Budimansyah, 2009: 23)


(54)

Dengan diterapkannya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui Project Citizen diharapkan kesenjangan yang melahirkan kontroversi antara yang dipelajari di sekolah dengan keadaan yang sesungguhnya terjadi dalam kehidupan masyarakat dapat diatasi.

Selain melalui Project Citizen, pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan juga dapat dibelajarkan kepada peserta didik melalui VCT-Games PPKn. Model VCT dapat dilihat dari proses kegiatan belajar siswa yang terjadi. Kosasih dalam Etin Solihatin (2012: 121) mengemukakan proses kegiatan belajar siswa yaitu (1) proses kegiatan belajar siswa yang bersifat klarifikasi, di mana siswa melalui berbagai potensi dirinya mencari dan mengkaji kejelasan niali dan norma yang disampaikan; (2) proses kegiatan belajar siswa bersifat spiritualisasi dan penilaian melalui kata hati (valuing); (3) bersamaan dengan proses Valuing juga terjadi proses pelaksanaan diri.

Menurut Etin Solihatin (2012: 118) bila model VCT-Games digunakan sebagai metode dalam pembelajaran PPKn diharapkan akan terjadi perubahan sikap dan tingkah laku yang berdasarkan tuntunan moral-nilai Pancasila, sebab Pancasila bukan semata-mata untuk dimengerti, melainkan untuk dihayati dan diamalkan.


(55)

2. 2Kerangka Pikir

Nilai karakter merupakan suatu nilai yang ada dalam diri seseorang dan secara langsung dapat mencerminkan ciri khas atau kepribadian dari seseorang tersebut. Nilai karakter yang diupayakan pemerintah terutama bidang pendidikan adalah nilai karakter yang sesuai dengan budaya bangsa dan agama. Kemendiknas telah menetapkan nilai-nilai karakter yang harus diintegrasikan dalam mata pelajaran yang ada di sekolah khususnya Pendidikan Kewarganegaraan sesuai dengan jenjang pendidikannya. Dalam penelitian ini nilai karakter yang dibahas adalah nilai karakter untuk tingkat Sekolah Menengah Atas atau sederajat dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Nilai-nilai karakter tersebut adalah nilai karakter religius, jujur, disiplin, dan cinta tanah air.

Hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan yang diberikan guru dalam bentuk nilai tes kepada siswa merupakan suatu tolak ukur untuk keberhasilan atau tidaknya siswa dalam menguasai materi pelajaran. Nilai tes yang diperoleh siswa juga akan menunjukkan batas kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Siswa yang memperoleh hasil belajar tinggi akan mengalami peningkatan terhadap pengetahuan yang ia miliki, sebaliknya siswa yang memperoleh hasil belajar sedang ataupun rendah juga akan berpengaruh dengan pengetahuan yang mereka miliki terutama pengetahuan tentang pentingnya mengaplikasikan nilai karakter bangsa dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam lingkungan sekolah.


(56)

Berdasarkan penjabaran di atas maka dapat ditarik kerangka pikir sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Pikir

2.3 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Hi : Ada pengaruh hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan terhadap tingkat aplikasi nilai karakter siswa kelas XIdalam lingkungan sekolah di SMA Negeri 1 Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013.

Variabel (X)

Hasil Belajajar Penidikan Kewarganegaraan:

1. Kognitif 2. Afektif

Variabel (Y)

Tingkat aplikasi nilai karakter siswa dalam lingkungan sekolah: 1. Religius

2. Jujur 3. Disiplin 4. Cinta tanah air


(57)

Ho : Tidak ada pengaruh hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan terhadap tingkat aplikasi nilai karakter siswa kelas XI dalam lingkungan sekolah di SMA Negeri 1 Seputih Banyak


(58)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitiandeskripitif korelasional.Dengan menggunakan metodedeskriptif korelasional ini peneliti ingin memaparkan secara tepat keadaan tertentu dalam masyarakat dan menganalisis data secara objektif serta menggambarkan pengaruh hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan terhadap tingkat aplikasi nilai karakter siswa kelas XI dalam lingkungan sekolah di SMA Negeri 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013.

3.2Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian merupakan suatu bentuk upaya persiapan sebelum melakukan penelitian yang sifatnya sistematis yang meliputi perencanaan, prosedur hingga teknis pelaksanaan dilapangan.Hal ini dimaksudkan agar dalam penelitian yang akan dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :


(59)

3.2.1 Persiapan Pengajuan Judul

Langkah awal yang pertama dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi lapangan untuk mendapatkan permasalahan guna pengajuan judul. Setelah menemukan masalah maka peneliti mengajukan dua alternatif judul kepada dosen pembimbing akademik, setelah salah satu judul disetujui, maka pada tanggal 8 November 2012 judul diajukan kepada Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada saat itu juga disetujui dan sekaligus menetapkan dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi.

3.2.2 Penelitian Pendahuluan

Setelah mendapatkan surat izin penelitian pendahulan dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung No. 7445/UN26/3/PL/2012 maka peneliti mulai melaksanakan penelitian pendahuluan di SMA Negeri 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah.

Penelitian pendahuluan ini dimaksudkan untuk mengetahui lokasi, dan keadaan tempat penelitian, untuk mendapatkan data-data dan serta gambaran secara umum tentang berbagai masalah yang akan diteliti dalam rangka menyusun proposal penelitian ini yaitu, “Pengaruh Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Tingkat Aplikasi Nilai


(60)

Karakter Siswa Kelas XI Dalam Lingkungan Sekolah Di SMA Negeri 1Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013”, yang ditunjang dengan beberapa litelatur serta arahan yang diberikan oleh dosen pembimbing kepada peneliti.

Hasil penelitian tersebut dibuat menjadi proposal penelitian untuk diseminarkan.Seminar proposal dilakukan pada tanggal 13Februari 2013. Tujuan diseminarkan proposal ini adalah untuk mendapatkan masukan-masukan baik saran maupun kritik dari dosen pembimbing dan dosen lainnya serta teman-teman mahasiswa untuk kesempurnaan penyusunan skripsi ini. Setelah seminar proposal selesai dilaksanakan, peneliti kemudian melakukan perbaikan berdasarkan saran dan masukan dari dosen pembimbing dan dosen pembahas.

3.2.3 Pengajuan Rencana Penelitian

Rencana penelitian diajukan untuk mendapatkan persetujuan, maka dilaksanakanlah seminar proposal setelah malalui proses konsultasi/ bimbingan dan perbaikan-perbaikan proposal dari pembimbing I dan pembimbing II, maka seminar proposal dilaksanakan pada tanggal 13Februari2013, yang bertujuan untuk mendapatkan masukan, saran-saran dan kritik demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Setelah kegiatan seminar proposal, selanjutnya peneliti melakukan perbaikan yang sesuai dengan masukan dan saran-saran pada saat seminar proposal tersebut, dari dosen pembahas II dan dosen pembahas I.


(61)

3.2.4 Penyusunan Alat Pengumpulan Data

Sesuai dengan alat pengumpulan data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini, maka penulis mempersiapkan angket yang akan diberikan kepada responden yang berjumlah 47 siswa dengan jumlah pertanyaan sebanyak 20 item soal dengan 3 (tiga) alternatif jawaban. Adapun langkah-langkah dalam pembuatan angket ini adalah sebagai berikut:

a. Membuat kisi-kisi soal tentang Pengaruh Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Tingkat Aplikasi Nilai karakter Siswa Kelas XI Dalam Lingkungan Sekolah Di SMA Negeri 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013. b. Mengkonsultasikan angket kepada Pembimbing I dan Pembimbing

II.

c. Setelah angket tersebut disetujui oleh Pembimbing I dan Pembimbing II, angket disebarkan kepada responden.

d. Setelah mendapat persetujuan dari Pembimbinng I dan Pembimbing II, peneliti mengadakan uji coba angket kepada sepuluh orang sebagai responden di luar sampel yang sebenarnya. 3.2.5 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian di lapangan dengan membawa surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dengan Nomor: 1831/UN26/3/PL/2013setelah mendapat surat pengantar dari Dekan, selanjutnya penelitimengadakan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 22Maret 2013.


(62)

3.3Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas XI baik kelas XI IPA maupun kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Seputih Banyak Lampung Tengah yang berjumlah 234 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabeltentang jumlah populasi penelitian pada SMA Negeri 1 Seputih Banyak KabupatenLampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013.

Tabel 2.Jumlah populasi penelitian pada SMA Negeri 1 Seputih Banyak Lampung Tengah TP 2012/2013

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah siswa

1. XI IPA 1 11 18 29

2. XI IPA 2 8 22 30

3. XI IPA 3 11 18 29

4. XI IPA 4 12 18 30

5. XI IPS 1 13 17 30

6. XI IPS 2 14 16 30

7. XI IPS 3 13 14 27

8. XI IPS 4 10 19 29

Jumlah 92 142 234

Sumber : Bagian tata usaha SMA N 1 Seputih Banyak Lampung Tengah

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti dalam menentukan sampel untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyek


(63)

kurang dari 100 (seratus) diambil semua, sehinga penelitian tersebut merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2006:131).

Jika jumlah subjek besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergntung setidak-tidaknya dari :

a. Kemampuan peneliti dari segi waktu, tenaga dan dana

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya dana.

c. Besar kecil resiko yang ditanggung oleh sipeneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar tentu saja sampelnya besar,

hasilnya akan lebih baik “.

Berdasarkan pernyataan di atas maka sampel yang diambil dalam penenlitian ini adalah 20% dari jumlah populasi yakni 20% × 234 = 47 orang.

3.3.3 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penenlitian ini adalah teknik sampling random proporsional (proportionate stratified random sampling). Dimana pengambilan sampel dalam teknik ini dilakukan secara random yang mewakili setiap unit sampling. Dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang paling kecil dapat memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau mewakili populasi. Untuk lebih jelasnya mengenai pengambilan sampel dapat dilihat pada tabel berikut:


(64)

Tabel 3. Jumlah alokasi sampel pada masing-masing kelas di SMA Negeri 1 Seputih Banyak Lampung Tengah TP 2012/2013 No Kelas

Laki-laki Perempuan

Jumlah siswa

Jumlah Pengambilan sampel

1. XI IPA 1 11 18 29 29 × 20% = 5,8 = 6

2. XI IPA 2 8 22 30 30 × 20% = 6

3. XI IPA 3 11 18 29 29 × 20% = 5,8 = 6

4. XI IPA 4 12 18 30 30 × 20% = 6

5. XIIPS 1 13 17 30 30 × 20% = 6

6. XIIPS 2 14 16 30 30 × 20% = 6

7. XIIPS 3 13 14 27 27 × 20% = 5,4 = 5

8. XIIPS 4 10 19 29 29 × 20% = 5,8 = 6

Jumlah 92 142 234 47

Sumber : Bagian tata usaha SMA N 1 Seputih Banyak Lampung Tengah

3.4Variabel penelitian, Definisi konseptual dan Definisi Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan.

b. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Tingkat Aplikasi Nilai Karakter Siswa Kelas XI dalam Lingkungan Sekolah di SMA Negeri 1 Seputih Banyak Lampung Tengah.


(65)

3.4.2 Definisi Konseptual Variabel Penelitian

Definisi konseptual diperlukan dalam penelitian karena definisi itu akan mempertegas masalah apa yang akan diteliti. Dalam penelitian ini membahas sebagai berikut:

a. Hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan adalah hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang biasanya ditunjukkan dalam bentuk nilai tes untuk kognitif dan non tes untuk afektif sehingga terjadi perubahan perilaku dan pola pikir siswa menuju arah yang lebih baik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

b. Aplikasi Nilai Karakter Siswa dalam Lingkungan Sekolah

Aplikasi nilai karakter siswa dalam lingkungan sekolah adalah suatu penerapan terhadap nilai karakter bangsa seperti nilai karakter religius, jujur, disiplin, dan cinta tanah air yang tercermin dalam cara berpikir siswa, tindakan nyata siswa berupa sikap, perkataan dan perbuatan serta perasaan yang menjadi ciri khas tersendiri bagi siswa dalam berinteraksi dan bekerja sama khususnya di lingkungan sekolah.

3.4.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian

a. Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan

Hasil belajar dalam penenlitian ini adalah hasil belajar yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran Pendidikan


(1)

Informasi yang berhasil dikumpulkan dalam bentuk penguraian dan disajikan dalam bentuk persentase pada setiap tabel untuk menarik kesimpulan. Adapun penggolongan data ini adalah menggunakan umus interval yaitu:

I = K

NR NT

Dimana:

I : Interval NT : Nilai Tertinggi NR : Nilai Terendah

K : Kategori

Adapun penggolongan data adalah menggunakan uji coba Chi Kuadrat asosiasi dua faktor (Sudjana, 2005: 280), dengan rumus sebagai berikut:

�2 =

= ∞=1

( −� )

� Keterangan :

�2 = Chi Kuadrat

= = Jumlah Baris

=1 = Jumlah Kolom

Oij= banyaknya data yang diharapkan terjadi

Eij = banyaknya data hasil pengamatan Kriteria uji sebagai berikut:

a. Jika �2 hitung lebih besar atau sama dengan �2tabel dengan tarif signifikan 5% maka hipotesisi diterima.

b. Jika �2 hitung lebih kecil atau sama dengan �2tabel dengan tarif signifikan 5% maka hipotesis ditolak.


(2)

66

Selanjutnya data akan diuji menggunakan rumus koefisien kontingensi (Sudjana, 2005: 282) yaitu:

C = �2 �2−� Keterangan :

C = Koefisien Kontingensi �2 = Chi Kuadrat

� = Jumlah Sampel

Agar harga C yang diperoleh dapat digunakan untuk menilai derajat asosiasi faktor-faktor, maka harga C dibandingkan dengan koefisien kontingensi maksimum. Harga C maksimum dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Cmaks = −1

Keterangan:

Cmaks : Koefisien kontingen maksimum 1 : Bilangan konstan

m : harga minimum antara banyak baris dan kolom kriteria uji pengaruh makin dekat harga Cmaks makin besar derajat asosiasi antara faktor. Dengan kata lain, faktor yang satu makin berkaitan dengan faktor yang lain (Sudjana, 2005: 282).


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: terdapat pengaruh hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan terhadap tingkat aplikasi nilai karakter siswa kelas XI dalam lingkungan sekolah di SMA Negeri 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013.

Pengaruh hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan terhadap tingkat aplikasi nilai karakter siswa kelas XI dalam lingkungan sekolah berada pada kategori sangat kuat. Hal ini berarti semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan maka semakin tinggi pula tingkat aplikasi nilai karakter siswa kelas XI dalam lingkungan sekolahnya.

5.2Saran

Penelitian ini disertai dengan saran dari penulis bagi pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini.


(4)

102

1. Bagi pihak sekolah, untuk lebih mampu mengontrol atau mengawasi perkembangan nilai karakter yang diaplikasikan siswa dalam lingkungan sekolah dengan cara memberikan perhatian yang lebih kepada siswa yang belum mengaplikasikan nilai karakter dalam lingkungan sekolah dan memberikan penghargaan atau pujian kepada siswa yang sudah mengaplikasikan nilai karakter dalam lingkungan sekolah.

2. Bagi guru mata pelajaran, untuk lebih memaksimalkan penanaman nilai-nilai karakter dalam diri siswa agar siswa dapat mengaplikasikan nilai karakter dengan cara menyisihkan waktu lima menit sampai lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai untuk menjelaskan pentingnya mengaplikasikan nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari terutama di lingkungan sekolah.

3. Bagi siswa, untuk meningkatkan pengaplikasian terhadap nilai-nilai karakter dalam lingkungan sekolah dengan cara memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, menyelesaikan tugas dengan penuh tanggung jawab, dan belajar jujur dengan diri sendiri dan orang lain.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Albertus, Doni Koesoema. 2012. Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh. Yogyakarta: Kanisius

Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter Di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press

Budimansyah, Dasim. 2009. Inovasi Pembelajaran Project Citizen. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Elmubarok, Zaim. 2008. Membumikan Pendidikan Nilai Mengumpulkan Yang Terserak, Menyambung Yang Terputus, Dan Menyatukan Yang Tercerai. Bandung: Alfabeta

Martinis Yamin. 2011. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press

Mbegedut. 2011. Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli.

http://mbegedut.blogspot.com/2011/02/pengertian-hasil-belajar-menurut-para.html (diunduh tanggal 13 November 2012)

Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara

Nazir, Mohammad. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Galia Indonesia. Sarjanaku. 2011. Pengertian, Definisi Hasil Belajar Siswa Menurut Para Ali

http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html (diunduh tanggal 13 Novemberr 2012)

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soelaeman, M. Munandar, 2005. Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar. Bandung: Refika Aditama


(6)

Subhan Sofhian dkk. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Politik, Nasionalisme, dan Demokrasi. Bandung: Fokus Media.

Solihatin, Etin. 2012. Strategi Pembelajaran PPKN. Jakarta: Bumi Aksara

Subhan Sofhian dkk. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Politik, Nasionalisme, dan Demokrasi. Bandung: Fokus Media.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung

Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter Strategi MembangunKarakter Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Yukimanda. 2010. Pengetian Nilai Menurut Para Ahli.

http://yukimanda.blogspot.com/2010/10/pengertian-nilai-menurut-para-ahli.html (diunduh tanggal 12 November 2012)

Zaifbio. 2012. Pengertian Hasil Belajar.

http://zaifbio.wordpress.com/2012/09/02/pengertian-hasil-belajar/ (diunduh tanggal 13 November 2012)


Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PURBOLINGGO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 90

PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA DI SMAN 1 TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

6 30 72

PENGARUH KARAKTERISTIK GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP SIKAP SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS XI SMA NEGERI 2 GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TP 2012/2013

2 31 84

PENGARUH KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK LAMPUNG TENGAH TP 2012/2013

1 11 80

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

PENGARUH METODE MENGAJAR GURU, PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN, DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 25 83

PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN FUNGSI MEDIA MASSA TERHADAP WAWASAN KEBANGSAAN PADA SISWA KELAS XI DI SMA KEMALA BHAYANGKARI KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 81

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 202

PENGARUH PEMBINAAN ROHANI TERHADAP SIKAP SISWA DALAM MENGAPLIKASIKAN NILAI RELIGIUS DI SMAN 1 SEPUTIH RAMAN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 18 56

PENGARUH PARTISIPASI PADA KEGIATAN ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) TERHADAP SIKAP DEMOKRATIS SISWA DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 11 67