20161220085515213667303258588f836822c 20161220090029 perma 12 2016
K E T UA MA H K A MA H A GUNG
R E PUBL IK INDONE S IA
f R apat F i nali sasi , 1 7 Nov em ber 2 0 1 6ANC ANG AN
PE R ATUR AN MAHK AMAH AG UNG
R E PUB L IK IND ONE S IA
NOMOR 12 TAHUN 2016
TE NTANG
TATA C AR A PE NY E L E S AIAN PE R K AR A PE L ANG G AR AN L AL U L INTAS
D E NG AN R AHMAT T UHAN Y ANG MAHA E S A
K E TUA MAHK AMAH AG UNG R E PUB L IK IND ONE S IA,
Menimbang
: a.
bahwa penyelenggaraan peradilan dilak sanak an dengan
asas sederhana, cepat, dan biaya ringan untuk membuk a
ak ses yang luas bagi masyarak at dalam memperoleh
k eadilan;
b.
bahwa
Pengadilan
bersama
dengan
K epolisian
dan
K ejak saan adalah lembaga yang diberik an amanat untuk
menyelenggarak an pengelolaan perk ara pelanggaran lalu
lintas berdasark an Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang
Huk um
Acara
Pidana
dan
Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang L alu L intas dan Angk utan
J alan serta peraturan terk ait lainnya;
c.
bahwa pelayanan pengadilan adalah k egiatan dalam
rangk a pemenuhan k ebutuhan masyarak at k hususnya
pencari k eadilan yang diselenggarak an oleh Mahk amah
Agung dan badan peradilan di bawahnya berdasark an
peraturan
perundang-undangan
pelayanan publik ;
dan
prinsip-prinsip
-2-
d.
bahwa
penyelesaian
dan
pengelolaan
perk ara
pelanggaran lalu lintas tertentu selama ini tidak optimal
sehingga perlu dilak uk an pengaturan agar k eadilan dan
pelayanan publik dapat dirasak an oleh masyarak at atau
pencari k eadilan;
e.
bahwa untuk
menjalank an fungsi pelayanan publik ,
terutama dalam pengelolaan perk ara pelanggaran lalu
lintas, Mahk amah Agung perlu menyusun tata cara
penyelesaian perk ara pelanggaran lalu lintas;
f.
bahwa
berdasark an
pertimbangan
sebagaimana
dimak sud dalam huruf a sampai dengan huruf e, perlu
menetapk an Peraturan Mahk amah Agung tentang Tata
C ara Penyelesaian Perk ara Pelanggaran L alu L intas;
Mengingat
: 1.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Huk um
Acara Pidana (L embaran Negara R epublik
Indonesia
Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan L embaran Negara
R epublik Indonesia Nomor 3209);
2.
Undang-Undang
Nomor
3
Tahun
2009
tentang
Perubahan K edua atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun
1985
tentang
Mahk amah
Agung
(Lembaran
Negara
R epublik Indonesia Tahun 2009 Nomor 3, Tambahan
L embaran Negara R epublik Indonesia Nomor 4958);
3.
Undang-Undang
K ek uasaan
Nomor
K ehak iman
48
Tahun
(L embaran
2009
Negara
tentang
R epublik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 157 Tambahan L embaran
Negara R epublik Indonesia Nomor 5076);
4.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang L alu
L intas dan Angk utan J alan (L embaran Negara R epublik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan L embaran
Negara R epublik Indonesia Nomor 5025);
5.
Undang-Undang
Nomor
25
Tahun
2009
tentang
Pelayanan Publik (L embaran Negara R epublik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan L embaran Negara
R epublik Indonesia Nomor 5038);
-3-
6.
Undang-Undang
Nomor
49
Tahun
2009
tentang
Perubahan K edua atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1986
tentang
Peradilan
Umum
(L embaran
Negara
R epublik Indonesia Tahun 2009 Nomor 158, Tambahan
L embaran Negara R epublik Indonesia Nomor 5077);
ME MUTUS K AN:
Menetapk an
: PE R ATUR AN MAH K AMAH AG UNG TE NTANG TATA C AR A
PE NY E L E S AIAN PE R K AR A PE L ANG G AR AN L AL U L INTAS .
B AB I
K E TE NTUAN UMUM
Pasal 1
D alam Peraturan
Mahk amah
Agung ini yang dimak sud
dengan:
1.
Penyelesaian Perk ara Pelanggaran L alu L intas adalah
penyelesaian
pelanggaran
yang
dilak uk an
oleh
pengadilan negeri yang meliputi tahapan sebelum, pada
saat, dan setelah proses persidangan.
2.
Penyelesaian Perk ara Pelanggaran L alu L intas E lek tronik
adalah proses peradilan perk ara pelanggaran lalu lintas
yang diselenggarak an secara terpadu berbasis elek tronik
melalui duk ungan sistem informasi dan tek nologi.
3.
Pelanggar
adalah
setiap
orang
yang
melak uk an
pelanggaran terhadap k etentuan peraturan perundangundangan mengenai lalu lintas dan angk utan jalan
sebagaimana dimak sud dalam Peraturan
Mahk amah
Agung ini.
4.
K eberatan adalah upaya yang dilak uk an oleh orang yang
tidak menerima adanya penetapan/ putusan perampasan
k emerdek aan.
5.
Petugas Penyelesaian Perk ara Pelanggaran L alu L intas
yang selanjutnya disebut petugas adalah staf pada
pengadilan negeri di bawah tanggung jawab Panitera
Muda Pidana.
6.
Pengadilan adalah pengadilan negeri.
-4-
7.
Hak im adalah hak im tunggal pengadilan negeri yang
ditunjuk oleh K etua atau Wak il K etua untuk menangani
perk ara pelanggaran lalu lintas.
8.
Penetapan/ Putusan
adalah
pernyataan
Hak im
yang
diucapk an dalam sidang pengadilan terbuk a pada hari
itu juga.
9.
S istem Informasi Penelusuran Perk ara yang selanjutnya
disingk at
S IPP
adalah
berbasis
elek tronik
sistem
yang
penelusuran
dimilik i
oleh
perk ara
lingk ungan
peradilan.
10. Penyidik adalah penyidik pelanggaran lalu lintas dari
K epolisian
Negara
R epublik
Indonesia
dan
Penyidik
Pegawai Negeri S ipil tertentu yang diberi wewenang
k husus menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang L alu L intas dan Angk utan J alan.
11. Pelak sana Putusan adalah jak sa sebagaimana diatur
dalam pasal 270 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Huk um Acara Pidana.
B AB II
K E WE NANG AN ME NG AD ILI D AN R UANG L ING K UP
Pasal 2
Perk ara pelanggaran lalu lintas yang diputus oleh Pengadilan
menurut Peraturan Mahk amah Agung ini adalah pelanggaran
sebagaimana dimak sud dalam Pasal 316 ayat (1), tidak
termasuk di dalamnya pelanggaran dalam Pasal 274 ayat (1)
dan (2), Pasal 275 ayat (1), Pasal 309, dan Pasal 313 UndangUndang Nomor 22 Tahun 2009 tentang L alu L intas dan
Angk utan J alan.
Pasal 3
(1)
Pengadilan
menyelenggarak an
sidang
perk ara
pelanggaran lalu lintas paling sedik it 1 (satu) k ali dalam
1 (satu) minggu.
(2)
Pengadilan memutus perk ara pelanggaran lalu lintas
pada hari sidang itu juga.
-5-
Pasal 4
Perk ara pelanggaran lalu lintas yang diputus oleh pengadilan
dapat dilak uk an tanpa hadirnya pelanggar.
B AB III
TAHAPAN S E B E L UM PE R S ID ANG AN
B agian Pertama
Penerimaan B erk as Perk ara
Pasal 5
(1)
Pengadilan menerima berk as perk ara yang disertai surat
pengantar dan daftar perk ara pelanggaran lalu lintas
berupa dok umen cetak dan dok umen elek tronik dari
Penyidik paling lama 3 (tiga) hari sebelum pelak sanaan
persidangan.
(2)
S urat pengantar dan daftar perk ara pelanggaran lalu
lintas sebagaimana dimak sud pada ayat (1) mencak up
sek urang-k urangnya daftar pelanggar, jenis pelanggaran,
barang
buk ti,
wak tu
dan
tempat
penindak an
pelanggaran, catatan k husus mengenai pelanggar, dan
nama
serta
k esatuan
penyidik
yang
melak uk an
penindak an pelanggaran.
(3)
Petugas
melak uk an
verifik asi
data
sebagaimana
dimak sud pada ayat (2).
B agian K edua
Penunjuk an Hak im
Pasal 6
(1)
Panitera Muda Pidana melalui Panitera menyampaik an
formulir penetapan Hak im k epada K etua Pengadilan
paling lama 2 (dua) hari sebelum pelak sanaan sidang
baik secara manual maupun elek tronik melalui S IPP.
-6-
(2)
Panitera
Muda
Pidana
menyampaik an
formulir
penunjuk an Panitera Pengganti k epada Panitera pada
hari yang sama baik secara manual maupun elek tronik
melalui S IPP.
(3)
Panitera Muda Pidana menyerahk an berk as pelanggaran
lalu lintas k epada Panitera Pengganti u ntuk dik eluark an
penetapan/ putusan denda oleh Hak im.
B AB IV
TAHAPAN PE R S ID ANG AN
Pasal 7
(1)
Hak im yang ditunjuk membuk a sidang dan memutus
semua perk ara tanpa hadirnya pelanggar.
(2)
Hak im mengeluark an penetapan/ putusan berisi besaran
denda yang diucapk an pada hari sidang yang ditentuk an
pada puk ul 08:00 wak tu setempat.
(3)
Penetapan/ putusan denda diumumk an melalui laman
resmi dan papan pengumuman Pengadilan pada hari itu
juga.
(4)
B agi yang k eberatan dengan adanya penetapan/ putusan
perampasan k emerdek aan dapat mengajuk an perlawanan
pada hari itu juga.
Pasal 8
Panitera Muda Pidana menugask an Petugas mempublik asik an
daftar nama pelanggar, sangk aan pelanggaran, penetapan
denda pelanggaran, dan nama Hak im serta Panitera Pengganti
dengan mengunggah pada laman resmi Pengadilan dan papan
pengumuman pada hari itu juga.
-7-
B AB V
TAHAPAN S E TE L AH PE R S ID ANG AN
B agian Pertama
Pelak sanaan Penetapan/ Putusan
Pasal 9
Pelak sanaan putusan dalam perk ara pelanggaran lalu lintas
dilak uk an oleh jak sa.
B agian K edua
Pembayaran D enda dan Pengambilan B arang B uk ti
Pasal 10
(1)
Pelanggar membayar denda secara tunai atau elek tronik
k e rek ening K ejak saan.
(2)
Pelanggar mengambil barang buk ti k epada J ak sa selak u
ek sek utor di k antor K ejak saan dengan menunjuk k an
buk ti pembayaran denda.
Pasal 11
(1)
Panitera Pengganti memasuk k an data pelanggaran yang
telah diputus Hak im k e dalam S IPP dan setelah itu
menyerahk an berk as k epada Petugas R egister.
(2)
D ata
pelanggaran
yang
telah
dipu tus
sebagaimana
dimak sud pada ayat (1) paling sedik it memuat nama
pelanggar, pasal pelanggaran, tanggal putusan, besaran
denda yang dijatu hk an, barang buk ti, biaya perk ara,
catatan pelanggaran, dan status k ehadiran pelanggar.
(3)
Petugas
mengunggah
data pelanggaran
sebagaimana
dimak sud pada ayat (2) k e laman resmi Pengadilan pada
hari yang sama dengan persidangan.
(4)
Panitera menyerahk an berk as pelanggaran yang telah
diputus k epada J ak sa pada hari yang sama dengan
persidangan.
-8-
B AB V I
L APOR AN R E K APITUL AS I
Pasal 12
(1)
Panitera menyusun laporan rek apitulasi hasil sidang
secara
berk ala
yang
ditandatangani
oleh
K etua
Pengadilan.
(2)
Petugas mengunggah laporan rek apitulasi hasil sidang
sebagaimana dimak sud pada ayat (1) k e laman resmi
Pengadilan.
B AB V II
K E TE NTUAN PE NUT UP
Pasal 13
Peraturan Mahk amah Agung ini mulai berlak u pada tanggal
diundangk an.
R E PUBL IK INDONE S IA
f R apat F i nali sasi , 1 7 Nov em ber 2 0 1 6ANC ANG AN
PE R ATUR AN MAHK AMAH AG UNG
R E PUB L IK IND ONE S IA
NOMOR 12 TAHUN 2016
TE NTANG
TATA C AR A PE NY E L E S AIAN PE R K AR A PE L ANG G AR AN L AL U L INTAS
D E NG AN R AHMAT T UHAN Y ANG MAHA E S A
K E TUA MAHK AMAH AG UNG R E PUB L IK IND ONE S IA,
Menimbang
: a.
bahwa penyelenggaraan peradilan dilak sanak an dengan
asas sederhana, cepat, dan biaya ringan untuk membuk a
ak ses yang luas bagi masyarak at dalam memperoleh
k eadilan;
b.
bahwa
Pengadilan
bersama
dengan
K epolisian
dan
K ejak saan adalah lembaga yang diberik an amanat untuk
menyelenggarak an pengelolaan perk ara pelanggaran lalu
lintas berdasark an Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang
Huk um
Acara
Pidana
dan
Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang L alu L intas dan Angk utan
J alan serta peraturan terk ait lainnya;
c.
bahwa pelayanan pengadilan adalah k egiatan dalam
rangk a pemenuhan k ebutuhan masyarak at k hususnya
pencari k eadilan yang diselenggarak an oleh Mahk amah
Agung dan badan peradilan di bawahnya berdasark an
peraturan
perundang-undangan
pelayanan publik ;
dan
prinsip-prinsip
-2-
d.
bahwa
penyelesaian
dan
pengelolaan
perk ara
pelanggaran lalu lintas tertentu selama ini tidak optimal
sehingga perlu dilak uk an pengaturan agar k eadilan dan
pelayanan publik dapat dirasak an oleh masyarak at atau
pencari k eadilan;
e.
bahwa untuk
menjalank an fungsi pelayanan publik ,
terutama dalam pengelolaan perk ara pelanggaran lalu
lintas, Mahk amah Agung perlu menyusun tata cara
penyelesaian perk ara pelanggaran lalu lintas;
f.
bahwa
berdasark an
pertimbangan
sebagaimana
dimak sud dalam huruf a sampai dengan huruf e, perlu
menetapk an Peraturan Mahk amah Agung tentang Tata
C ara Penyelesaian Perk ara Pelanggaran L alu L intas;
Mengingat
: 1.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Huk um
Acara Pidana (L embaran Negara R epublik
Indonesia
Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan L embaran Negara
R epublik Indonesia Nomor 3209);
2.
Undang-Undang
Nomor
3
Tahun
2009
tentang
Perubahan K edua atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun
1985
tentang
Mahk amah
Agung
(Lembaran
Negara
R epublik Indonesia Tahun 2009 Nomor 3, Tambahan
L embaran Negara R epublik Indonesia Nomor 4958);
3.
Undang-Undang
K ek uasaan
Nomor
K ehak iman
48
Tahun
(L embaran
2009
Negara
tentang
R epublik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 157 Tambahan L embaran
Negara R epublik Indonesia Nomor 5076);
4.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang L alu
L intas dan Angk utan J alan (L embaran Negara R epublik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan L embaran
Negara R epublik Indonesia Nomor 5025);
5.
Undang-Undang
Nomor
25
Tahun
2009
tentang
Pelayanan Publik (L embaran Negara R epublik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan L embaran Negara
R epublik Indonesia Nomor 5038);
-3-
6.
Undang-Undang
Nomor
49
Tahun
2009
tentang
Perubahan K edua atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1986
tentang
Peradilan
Umum
(L embaran
Negara
R epublik Indonesia Tahun 2009 Nomor 158, Tambahan
L embaran Negara R epublik Indonesia Nomor 5077);
ME MUTUS K AN:
Menetapk an
: PE R ATUR AN MAH K AMAH AG UNG TE NTANG TATA C AR A
PE NY E L E S AIAN PE R K AR A PE L ANG G AR AN L AL U L INTAS .
B AB I
K E TE NTUAN UMUM
Pasal 1
D alam Peraturan
Mahk amah
Agung ini yang dimak sud
dengan:
1.
Penyelesaian Perk ara Pelanggaran L alu L intas adalah
penyelesaian
pelanggaran
yang
dilak uk an
oleh
pengadilan negeri yang meliputi tahapan sebelum, pada
saat, dan setelah proses persidangan.
2.
Penyelesaian Perk ara Pelanggaran L alu L intas E lek tronik
adalah proses peradilan perk ara pelanggaran lalu lintas
yang diselenggarak an secara terpadu berbasis elek tronik
melalui duk ungan sistem informasi dan tek nologi.
3.
Pelanggar
adalah
setiap
orang
yang
melak uk an
pelanggaran terhadap k etentuan peraturan perundangundangan mengenai lalu lintas dan angk utan jalan
sebagaimana dimak sud dalam Peraturan
Mahk amah
Agung ini.
4.
K eberatan adalah upaya yang dilak uk an oleh orang yang
tidak menerima adanya penetapan/ putusan perampasan
k emerdek aan.
5.
Petugas Penyelesaian Perk ara Pelanggaran L alu L intas
yang selanjutnya disebut petugas adalah staf pada
pengadilan negeri di bawah tanggung jawab Panitera
Muda Pidana.
6.
Pengadilan adalah pengadilan negeri.
-4-
7.
Hak im adalah hak im tunggal pengadilan negeri yang
ditunjuk oleh K etua atau Wak il K etua untuk menangani
perk ara pelanggaran lalu lintas.
8.
Penetapan/ Putusan
adalah
pernyataan
Hak im
yang
diucapk an dalam sidang pengadilan terbuk a pada hari
itu juga.
9.
S istem Informasi Penelusuran Perk ara yang selanjutnya
disingk at
S IPP
adalah
berbasis
elek tronik
sistem
yang
penelusuran
dimilik i
oleh
perk ara
lingk ungan
peradilan.
10. Penyidik adalah penyidik pelanggaran lalu lintas dari
K epolisian
Negara
R epublik
Indonesia
dan
Penyidik
Pegawai Negeri S ipil tertentu yang diberi wewenang
k husus menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang L alu L intas dan Angk utan J alan.
11. Pelak sana Putusan adalah jak sa sebagaimana diatur
dalam pasal 270 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Huk um Acara Pidana.
B AB II
K E WE NANG AN ME NG AD ILI D AN R UANG L ING K UP
Pasal 2
Perk ara pelanggaran lalu lintas yang diputus oleh Pengadilan
menurut Peraturan Mahk amah Agung ini adalah pelanggaran
sebagaimana dimak sud dalam Pasal 316 ayat (1), tidak
termasuk di dalamnya pelanggaran dalam Pasal 274 ayat (1)
dan (2), Pasal 275 ayat (1), Pasal 309, dan Pasal 313 UndangUndang Nomor 22 Tahun 2009 tentang L alu L intas dan
Angk utan J alan.
Pasal 3
(1)
Pengadilan
menyelenggarak an
sidang
perk ara
pelanggaran lalu lintas paling sedik it 1 (satu) k ali dalam
1 (satu) minggu.
(2)
Pengadilan memutus perk ara pelanggaran lalu lintas
pada hari sidang itu juga.
-5-
Pasal 4
Perk ara pelanggaran lalu lintas yang diputus oleh pengadilan
dapat dilak uk an tanpa hadirnya pelanggar.
B AB III
TAHAPAN S E B E L UM PE R S ID ANG AN
B agian Pertama
Penerimaan B erk as Perk ara
Pasal 5
(1)
Pengadilan menerima berk as perk ara yang disertai surat
pengantar dan daftar perk ara pelanggaran lalu lintas
berupa dok umen cetak dan dok umen elek tronik dari
Penyidik paling lama 3 (tiga) hari sebelum pelak sanaan
persidangan.
(2)
S urat pengantar dan daftar perk ara pelanggaran lalu
lintas sebagaimana dimak sud pada ayat (1) mencak up
sek urang-k urangnya daftar pelanggar, jenis pelanggaran,
barang
buk ti,
wak tu
dan
tempat
penindak an
pelanggaran, catatan k husus mengenai pelanggar, dan
nama
serta
k esatuan
penyidik
yang
melak uk an
penindak an pelanggaran.
(3)
Petugas
melak uk an
verifik asi
data
sebagaimana
dimak sud pada ayat (2).
B agian K edua
Penunjuk an Hak im
Pasal 6
(1)
Panitera Muda Pidana melalui Panitera menyampaik an
formulir penetapan Hak im k epada K etua Pengadilan
paling lama 2 (dua) hari sebelum pelak sanaan sidang
baik secara manual maupun elek tronik melalui S IPP.
-6-
(2)
Panitera
Muda
Pidana
menyampaik an
formulir
penunjuk an Panitera Pengganti k epada Panitera pada
hari yang sama baik secara manual maupun elek tronik
melalui S IPP.
(3)
Panitera Muda Pidana menyerahk an berk as pelanggaran
lalu lintas k epada Panitera Pengganti u ntuk dik eluark an
penetapan/ putusan denda oleh Hak im.
B AB IV
TAHAPAN PE R S ID ANG AN
Pasal 7
(1)
Hak im yang ditunjuk membuk a sidang dan memutus
semua perk ara tanpa hadirnya pelanggar.
(2)
Hak im mengeluark an penetapan/ putusan berisi besaran
denda yang diucapk an pada hari sidang yang ditentuk an
pada puk ul 08:00 wak tu setempat.
(3)
Penetapan/ putusan denda diumumk an melalui laman
resmi dan papan pengumuman Pengadilan pada hari itu
juga.
(4)
B agi yang k eberatan dengan adanya penetapan/ putusan
perampasan k emerdek aan dapat mengajuk an perlawanan
pada hari itu juga.
Pasal 8
Panitera Muda Pidana menugask an Petugas mempublik asik an
daftar nama pelanggar, sangk aan pelanggaran, penetapan
denda pelanggaran, dan nama Hak im serta Panitera Pengganti
dengan mengunggah pada laman resmi Pengadilan dan papan
pengumuman pada hari itu juga.
-7-
B AB V
TAHAPAN S E TE L AH PE R S ID ANG AN
B agian Pertama
Pelak sanaan Penetapan/ Putusan
Pasal 9
Pelak sanaan putusan dalam perk ara pelanggaran lalu lintas
dilak uk an oleh jak sa.
B agian K edua
Pembayaran D enda dan Pengambilan B arang B uk ti
Pasal 10
(1)
Pelanggar membayar denda secara tunai atau elek tronik
k e rek ening K ejak saan.
(2)
Pelanggar mengambil barang buk ti k epada J ak sa selak u
ek sek utor di k antor K ejak saan dengan menunjuk k an
buk ti pembayaran denda.
Pasal 11
(1)
Panitera Pengganti memasuk k an data pelanggaran yang
telah diputus Hak im k e dalam S IPP dan setelah itu
menyerahk an berk as k epada Petugas R egister.
(2)
D ata
pelanggaran
yang
telah
dipu tus
sebagaimana
dimak sud pada ayat (1) paling sedik it memuat nama
pelanggar, pasal pelanggaran, tanggal putusan, besaran
denda yang dijatu hk an, barang buk ti, biaya perk ara,
catatan pelanggaran, dan status k ehadiran pelanggar.
(3)
Petugas
mengunggah
data pelanggaran
sebagaimana
dimak sud pada ayat (2) k e laman resmi Pengadilan pada
hari yang sama dengan persidangan.
(4)
Panitera menyerahk an berk as pelanggaran yang telah
diputus k epada J ak sa pada hari yang sama dengan
persidangan.
-8-
B AB V I
L APOR AN R E K APITUL AS I
Pasal 12
(1)
Panitera menyusun laporan rek apitulasi hasil sidang
secara
berk ala
yang
ditandatangani
oleh
K etua
Pengadilan.
(2)
Petugas mengunggah laporan rek apitulasi hasil sidang
sebagaimana dimak sud pada ayat (1) k e laman resmi
Pengadilan.
B AB V II
K E TE NTUAN PE NUT UP
Pasal 13
Peraturan Mahk amah Agung ini mulai berlak u pada tanggal
diundangk an.