T PD 1404526 Chapter5

BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan
1.

Terdapat fenomena learning obstacle atau hambatan belajar pada konsep pecahan yang
dialami siswa yang dapat digolongkan dalam lima kategori yaitu kesulitan terkait concept
image pecahan, kesulitan menggambar pecahan pada bangun geometri, kurangnya
pemahaman siswa terhadap makna tanda pembanding (< dan >), kesulitan dalam
membandingkan bilangan pecahan serta kesulitan dalam menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan pecahan.

2.

Desain didaktis yang dikembangkan untuk mengatasi learning obstacle di atas dirancang
dalam empat lesson design. Setiap lesson design terdiri dari beberapa situasi didaktis yang
dikembangkan dalam bentuk permasalahan dan aktifitas pembelajaran yang dikaitkan
dengan kehidupan nyata. Lesson design 1 berupa aktifitas menggunting alat peraga kertas
berbentuk bangun geometri tertentu


untuk mengenalkan pecahan sederhana dan

membelajarkan siswa cara menuliskan dan membaca lambang bilangan pecahan. Lesson
design 2 terdiri dari aktifitas melipat dan mewarnai kertas strip untuk mengenalkan pecahan
sederhana dan representasinya dalam bentuk gambar. Lesson design 3 menyajikan gambargambar geometri dengan nilai pecahan tertentu untuk memfasilitasi siswa belajar
mengurutkan dan membandingkan dua pecahan sederhana. Lesson design 4 menyajikan
masalah sehari-hari untuk memfasilitasi siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan pecahan sederhana.
3.

Implementasi desain didaktis yang terjadi dapat dianalisis dari berbagai perspektif. Dari
perspektif situasi didaktis, terjadi kecenderungan respon tertentu pada siswa atas situasi aksi
yang diberikan guru. Ditinjau dari perspektif learning trajectory, diketahui ada berbagai
bentuk respon siswa yang menggambarkan lintasan alur belajar siswa pada konsep pecahan.
Ditinjau dari perspektif learning obstacle, masih ada kesulitan belajar yang dialami siswa
pada pembelajaran dengan desain didaktis yang dirancang. Adapun dari perspektif kontrak

Wina Romdhani, 2016
DESAIN DIDAKTIS KONSEP PECAHAN UNTUK KELAS III SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


136

137

didaktis, tipe Mayeutic socratic contract dan Potential adidactical contract terjadi dalam
pengaturan peran antara guru dan siswa pada desain didaktis yang dilakukan.
4.

Desain didaktis revisi yang disusun tidak memberikan perubahan mendasar pada situasi
didaktis yang ada, hanya dengan pemberian catatan penting tertentu yang harus diperhatikan
guru agar respon siswa atas situasi aksi yang diberikan lebih beragam. Perubahan juga
diberikan dalam hal jumlah pertemuan untuk materi yang dianggap berat seperti konsep
perbandingan pecahan.

B. Implikasi dan Rekomendasi
Berdasarkan kecenderungan temuan dan hasil analisis fenomena yang ditemukan dalam
proses penelitian desain didaktis pada konsep pecahan di kelas III sekolah dasar ini terdapat
beberapa implikasi serta dapat direkomendasikan hal-hal berikut:
1.


Implikasi terhadap proses pembelajaran matematika berupa pentingnya mengetahui learning
obstacle yang dialami siswa dalam mempelajari konsep pecahan mengingat pecahan
merupakan konsep yang baru bagi siswa serta dianggap sebagai salah satu konsep yang sulit
dipelajari dan juga sulit untuk diajarkan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan
memberikan tes pada siswa yang telah mempelajari konsep tertentu untuk mendiagnosa
hambatan belajar yang dialami siswa. Dengan mengetahui learning obstacle siswa, guru
dapat merancang aktifitas pembelajaran yang lebih efektif sehingga kesulitan tersebut dapat
diatasi.

2.

Implikasi bagi aktivitas pembelajaran yaitu pentingnya memfasilitasi siswa belajar dalam
proses pembelajaran yang dapat mengantisipasi hambatan belajar yang mungkin dialami
siswa dalam pembelajaran konsep pecahan serta memberikan alternatif desain pembelajaran
yang sesuai dengan cara siswa belajar matematika. Penting juga untuk melibatkan siswa
menggunakan media manipulatif dalam pembelajaran karena hal ini sesuai dengan
karakteristik perkembangan dan belajar siswa kelas III sekolah dasar. Selain itu harus
dilakukan pembiasaan agar siswa dapat berpikir kreatif dan variatif dalam menyelesaikan
masalah yang disajikan dalam pembelajaran.


3.

Implikasi bagi siswa, diharapkan terciptanya pemahaman yang baik tentang konsep pecahan
pada siswa yang menjadi partisipan penelitian sehingga learning obstacle dapat

Wina Romdhani, 2016
DESAIN DIDAKTIS KONSEP PECAHAN UNTUK KELAS III SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

138

diminimalkan, serta terpenuhinya pengetahuan prasyarat siswa sehingga siswa siap
menerima pembelajaran dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi dalam konsep pecahan.
4.

Rekomendasi bagi pelaksanaan proses pembelajaran hendaknya memperhatikan agar
pembelajaran diawali dan dikaitkan dengan masalah kontekstual serta memperhatikan
masalah hambatan belajar yang dialami siswa sehingga pembelajaran yang dilakukan
merupakan problem based learning yaitu pembelajaran yang berbasis masalah kontekstual

dari konsep serta berbasis pada masalah hambatan belajar yang dialami siswa.

5.

Rekomendasi bagi guru tentang pentingnya mengawali pembelajaran dari hal-hal yang
sudah diketahui siswa, karena learning trajectory siswa dalam mempelajari konsep
matematika berawal dari pengalaman belajar yang diperolehnya dalam kehidupan nyata
maupun dari pemahaman konsep sebelumnya. Guru juga direkomendasikan agar mampu
merancang pembelajaran matematika dengan aktivitas yang disesuaikan dengan cara siswa
belajar matematika serta melakukan refleksi terhadap learning obstacle siswa yang dialami
pada pembelajaran sebelumnya agar tidak terjadi kembali pada pembelajaran berikutnya.

6.

Rekomendasi bagi kepala sekolah sebagai manajer sekolah, tentang pentingnya ketersediaan
media pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam belajar matematika, terutama berupa
media yang bisa dimanipulasi langsung oleh siswa. Oleh karena itu, penyediaan media ini
perlu dianggarkan dalam rencana anggaran rutin sekolah, jangan sampai penyediaan media
ini sepenuhnya diserahkan pada kreativitas guru tanpa penyediaan anggaran yang memadai.


7.

Rekomendasi bagi penelitian lebih lanjut tentang learning obstacle siswa pada konsep
pecahan serta kemungkinan pengembangan desain didaktis yang bisa dikembangkan untuk
mengatasi learning obstacle tersebut. Oleh karena penelitian ini terbatas pada pengenalan
konsep pecahan di kelas III maka perlu untuk dilakukan juga penelitian di kelas yang lebih
tinggi dengan desain penelitian yang lebih baik lagi. Pengambilan data awal penelitian ini
juga dengan menggunakan soal-soal rutin sehingga perlu dikembangkan penelitian dengan
penggalian data awal yang menggunakan soal-soal non rutin. Penelitian ini juga masih
terbatas pada pengembangan desain didaktis dengan menggunakan media manipulatif yang
sangat sederhana, sehingga perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan media yang
lebih kompleks seperti media pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan
komunikasi.

Wina Romdhani, 2016
DESAIN DIDAKTIS KONSEP PECAHAN UNTUK KELAS III SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu