Studi Eksperimental Penggunaan Semen Portland Komposit Pada Berbagai Umur Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi fc'=40 MPa Pada Benda Uji Silinder Berdiameter 150 mm dan Tinggi 300 mm.
Universitas Kristen Maranatha
STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN SEMEN
PORTLAND KOMPOSIT PADA BERBAGAI UMUR KUAT
TEKAN BETON MUTU TINGGI fc’= 40 MPa PADA BENDA
UJI SILINDER BERDIAMETER 150 mm DAN TINGGI 300 mm
Augustinus NRP : 0421024
Pembimbing : Ny. Winarni Hadipratomo, Ir. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
ABSTRAK
Saat ini bangunan yang bertingkat banyak menggunakan beton. Beton yang digunakan adalah beton mutu tinggi. Untuk menghasilkan beton mutu tinggi diperlukan kualitas material yang baik serta semen yang memiliki persyaratan teknis baik. Saat ini ada semen portland komposit yang dapat digunakan untuk penggunaan secara umum untuk semua mutu beton, struktur bangunan bertingkat sampai dengan gedung bertingkat tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh penggunaan semen portland komposit terhadap beton mutu tinggi dibandingkan dengan semen PC type1 dengan rancangan campuran beton mutu yang sama. Mutu beton yang direncanakan sebesar fc’= 40 MPa, benda uji berupa silinder dengan dimensi
tinggi 300 mm dan diameter 150 mm. Pengujian dilaksanakan pada hari ke 3, 7, 14, 28. Perawatan benda uji dilakukan dengan perawatan basah.
Hasil akhir dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan semen portland komposit menghasilkan kuat tekan karakteristik yang lebih besar dari kuat tekan rencana, yaitu sebesar 11,1625 % dari yang direncanakan sebesar fc’=40 MPa. Biaya pembuatan beton dengan menggunakan semen portland
komposit lebih murah daripada semen PC type 1, terlihat dengan biaya campuran beton /m3 untuk rancangan campuran beton yang lebih murah. Hal ini menunjukkan bahwa semen portland komposit bisa digunakan untuk pembuatan beton mutu tinggi disamping semen PC type 1.
(2)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Halaman
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR... i
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR...ii
PRAKATA... iii
ABSTRAK... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR NOTASI... xi
DAFTAR LAMPIRAN... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1
1.2 Tujuan Penelitian... 2
1.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 3
1.4 Metode Penelitian ... 4
1.5 Sistematika Penulisan ... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan-bahan Penyusun Beton ... 6
2.2 Superplasticizer... 9
2.2.1 Sikament-NN... 10
2.3 Semen Portland Komposit ... 10
2.4 Beton Mutu Tinggi ... 13
(3)
Universitas Kristen Maranatha
BAB 3 PERSIAPAN PENELITIAN
3.1 Pemeriksaan Agregat Halus dan Agregat Kasar... 16
3.1.1 Standar Pengujian Agregat ... 17
3.1.2 Pemeriksaan Kadar Bahan Organik... 17
3.1.3 Pemeriksaan Kadar Air... 18
3.1.4 Pemeriksaan Silt dan Clay... 19
3.1.5 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan... 19
3.1.6 Analisis Saringan... 20
3.1.7 Pemeriksaan Berat Isi ... 22
3.2 Perencanaan Campuran Beton... 23
3.2.1 Prosedur Perencanaan Campuran Beton ... 23
3.2.2 Perhitungan Campuran Beton... 27
3.3 Pembuatan dan Perawatan Benda Uji... 32
3.4 Perbandingan Harga ... 34
BAB 4 PELAKSANAAN PENELITIAN 4.1 Pengujian Beton Segar ... 35
4.2 Pengujian Beton Keras ... 36
BAB 5 ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN 5.1 Hubungan Kuat Tekan Beton Dengan Umur Pengujian Berdasarkan Hasil pengujian ... 39
5.2 Hasil Kuat Tekan Beton Dengan Umur Perawatan Berdasarkan Hasil Regresi... 41
5.3 Perhitungan Faktor Konversi ... 45
5.4 Perhitungan Kuat Tekan Karakteristik Beton... 46
(4)
Universitas Kristen Maranatha
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ... 51 6.2 Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA... 54
(5)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Komposisi Bahan Mentah Utama Semen ... 7
Tabel 2.2 Senyawa Utama Pembentuk Semen Portland ... 7
Tabel 2.3 Komposisi Bahan Mentah Utama Semen Portland Komposit ... 11
Tabel 2.4 Senyawa-Senyawa Semen Portland Komposit ... 11
Tabel 2.5 Syarat Fisika Semen Portland Komposit ... 12
Tabel 3.1 Slump Yang Disaranakan ... 24
Tabel 3.2 Kuat Tekan Rata-Rata Kalau Tidak Ada Data Untuk Simpangan Baku... 24
Tabel 3.3 Ukuran Maksimun Agregat Kasar ... 24
Tabel 3.4 Rasio Friksi Isi Agregat Kasar Terhadap Beton ... 25
Tabel 3.5 Kebutuhan Air Campuran dan Perkiraan Awal Kandungan Udara Dalam Beton Segar Menggunakan Pasir Yang Mempunyai Kandungan Udara 35 % ... 25
Tabel 3.6 Faktor Air Semen Untuk Beton Yang Menggunakan (HRWR)... 26
Tabel 3.7 Kadar Bahan Campuran Beton Sebelum Dikoreksi... 28
Tabel 3.8 Kadar Bahan Campuran Beton Setelah Dikoreksi... 29
Tabel 3.9 Kadar Bahan Campuran Beton Sebelum Dikoreksi... 31
Tabel 3.10 Kadar Bahan Campuran Beton Setelah Dikoreksi... 31
Tabel 3.11 Komposisi Bahan Campuran Beton Dengan Menggunakan Semen Portland Komposit ... 32
(6)
Universitas Kristen Maranatha Tabel 3.12 Komposisi Bahan Campuran Beton Dengan Menggunakan Semen PC
type 1 dan Sikament-NN ... 32
Tabel 3.13 Harga Campuran Beton /m3 Dengan Menggunakan Semen Portland Komposit ... 34
Tabel 3.13 Harga Campuran Beton /m3 Dengan Menggunakan Semen PC type 1 dan Sikament-NN... 34
Tabel 4.1 Hasil Uji Slump... 36
Tabel 4.2 Dimensi, Berat Silinder dan Beban Hancur Beton Semen Portland Komposit ... 37
Tabel 4.3 Dimensi, Berat Silinder dan Beban Hancur Beton Semen PC type 1 dan Sikament-NN... 37
Tabel 5.1 Tegangan Hancur Beton Yang Menggunakan Semen Portland Komposi... 39
Tabel 5.2 Tegangan Hancur Beton Yang Menggunakan Semen PC type 1 dan Sikement-NN... 39
Tabel 5.3 Hasil Analisis Beberapa Model Regresi Kuat Tekan Beton Semen Portland Komposit... 40
Tabel 5.4 Hasil Analisis Beberapa Model Regresi Kuat Tekan Beton Semen PC type 1 dan Sikament-NN... 40
Tabel 5.5 Kuat Tekan Hasil Regresi ... 43
Tabel 5.6 Faktor Konversi Kuat Tekan Beton ... 44
Tabel 5.7 Perbandingan Faktor Konversi ... 44
Tabel 5.8 Kuat Tekan Karakteristik Beton Yang Menggunakan Semen Portland Komposit ... 46
(7)
Universitas Kristen Maranatha Tabel 5.9 Kuat Tekan Karakteristik Beton Yang Menggunakan Semen PC type 1
dan Sikament-NN... 46 Tabel 5.10 Hasil Pengamatan Pola Retak Beton Semen Portland Komposit ... 48 Tabel 5.11 Hasil Pengamatan Pola Retak Beton Semen PC type 1 dan Sikament-
(8)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 5.1 Grafik Perkembangan Kuat Tekan Beton Semen Portland Komposit
Terhadap Umur Perawatan ... 41
Gambar 5.2 Grafik Perkembangan Kuat Tekan Beton Semen PC Type 1 Dengan Sikament-NN Terhadap Umur Perawatan ... 42
Gambar 5.3 Grafik Perkembangan Kekuatan Beton Antara Semen Portland Komposit Dengan Semen PC Type 1 ... 43
Gambar 5.4 Jenis Pola Retak Benda Uji Silinder ... 47
Gambar A.1 Batas Gradasi Zone 2 Agregat Halus ... 57
(9)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR NOTASI
A : Luas permukaan silinder beton (mm2) Gs : Specific Gravity
P : Gaya tekan maksimun (N) R2 : Konstanta distribusi regresi
S.E.E : Perkiraan kesalahan standar pada model regresi V : void ratio pasir
W : Kadar air campuran (kg) X : Umur Perawatan (hari)
Y : Kuat Tekan Hasil Regresi (MPa) a : Koefisien regresi
b : Konstanta regresi f : Tegangan tekan (N/mm2) fc’ : Kuat tekan beton (MPa)
fcr’ : Kuat tekan rata-rata beton (MPa)
fi’ : Kuat tekan masing-masing benda uji (MPa)
n : Jumlah benda uji
s : Simpangan Baku (MPa) w/c : water cement ration
(10)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A.1 Pemeriksaan Kadar Bahan Organik... 55
Lampiran A.2 Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus... 55
Lampiran A.3 Pemeriksaan Kadar Silt dan Clay Agregat Halus ... 55
Lampiran A.4 Pemeriksaan Berat Jenis Agregat Halus ... 56
Lampiran A.5 Pemeriksaan Penyerapan Agregat Halus ... 56
Lampiran A.6 Pemeriksaan Gradasi dan Modulus Kehalusan Butir Agregat Halus ... 56
Lampiran A.7 Pemeriksaan Berat Isi Lepas Agregat Halus ... 57
Lampiran A.8 Pemeriksaan Berat Isi Padat Agregat Halus ... 58
Lampiran B.1 Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar... 60
Lampiran B.2 Pemeriksaan Kadar Silt dan Clay Agregat Kasar ... 60
Lampiran B.3 Pemeriksaan Berat Jenis Agregat Kasar ... 60
Lampiran B.4 Pemeriksaan Penyerapan Agregat Kasar ... 61
Lampiran B.5 Pemeriksaan Gradasi dan Modulus Kehalusan Butir Agregat Kasar ... 61
Lampiran B.6 Pemeriksaan Berat Isi Lepas Agregat Kasar... 62
Lampiran B.7 Pemeriksaan Berat Isi Padat Agregat Kasar ... 62
(11)
55 Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN A
(12)
Universitas Kristen Maranatha 56
Lampiran A.1 Pemeriksaan Kadar Bahan Organik
Warna sampel
Dibandingkan dengan
warna larutan standar Kesimpulan 1 Lebih muda Kadar organik rendah 2 Lebih muda Kadar organik rendah
Lampiran A.2 Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus
Nomor Sampel Pasir I Sampel A II Sampel B III Sampel C IV Sampel D Berat container (gr) 24,4 25 24,6 24,5 Sampel + cont. (gr) 124,4 125 124,6 124,5 Berat sampel (X gr) 100 100 100 100 Berat sampel kering +
container (gr)
114,2 115 114,8 114
Sampel kering (Y gr) 89,8 90 90,2 11,73 Kadar Air =
(X-Y)/Y x100 %
11,36% 11,11 % 10,87 % 11,73 %
Kadar Air Rata-Rata (%) 11,268 %
Lampiran A.3 Pemeriksaan Kadar Silt dan Clay Agregat Halus
Nomor Sampel Pasir I Sampel A II Sampel B III Sampel C IV Sampel D
Berat container (gr) 24,4 24,9 24,7 24,6 Berat awal sampel Kering + cont.
(gr)
124,4 124,9 124,7 124,6
Berat awal sampel kering (X gr) 100 100 100 100 Berat akhir sampel kering +
container (gr)
120,5 119,7 121,4 121,9
Berat akhir sampel kering (Y gr) 96,1 94,8 96,7 97,3 Kadar Silt and Clay =
(X-Y)/Y x100 %
4,06 % 5,49 % 3,41 % 2,78%
(13)
Universitas Kristen Maranatha 57
Lampiran A.4 Pemeriksaan Berat Jenis Agregat Halus
No. sampel koral / kerikil
I Sampel A II Sampel B III Sampel C
Berat sample SSD (X gr) 100 100 100
Berat gelas + air + sampel (Y gr) 828,4 846,4 840,4
Berat gelas + air (Z gr) 781 781 781
Berat jenis X / (X + Z - Y) 1,901 2,890 2,463 Berat jenis rata-rata 2,418 %
Lampiran A.5 Pemeriksaan Penyerapan Agregat Halus
Nomor Sampel Pasir I Sampel A II Sampel B III Sampel C IV Sampel D Berat Sampel SSD
(X gr)
100 100 100 100
Berat
Container(gr)
25,9 24,9 24,8 118,7
Berat Sampel Kering+ cont. (gr)
117,8 115,9 116,7 210
Sampel kering (Y gr)
91,9 90,8 91,9 91,3
Absorbsi = (X-Y)/Y x 100 %
8,81 % 10,13 % 8,82 % 9,53 %
Absorpsi Rata-rata (%)
9,323%
Lampiran A.6 Pemeriksaan Gradasi dan Modulus Kehalusan Butir Agregat Halus
Nomor ayakan dan ukuran ayakan
Berat tertahan (gr) Berat tertahan (%) Berat tertahan kumulatif (%) Berat lolos kumulatif (%)
No. 4 4.76 mm 37,1 7,42 7,42 92,58 No. 8 2.40 mm 57,7 11,54 18,96 81,04
No. 16 1.20 mm 80 16 34,94 65,06 No. 30 0.60 mm 81,15 16,23 51,19 48,81
No. 50 0.30 mm 95,15 19,03 70,22 29,78 No. 100 0.15 mm 97,9 19,58 89,80 10,20 Pan < 0.15 mm 51 10,2 100 0
(14)
Universitas Kristen Maranatha 58
Gambar A. 1 Batas Zone 2 Agregat Halus
Lampiran A.7 Pemeriksaan Berat Isi Lepas Agregat Halus Berat Isi Lepas (Gembur)
Nomor Sampel Pasir I Sampel A
II Sampel B Berat Silinder + Sampel
(X gr)
1553,9 1537,2
Berat Silinder + Air (Y gr)
1249,8 1294,8
Berat Silinder (Z gr) 321 326,3
Berat Isi Lepas = (X-Z)/(Y-Z) gr/cm3
1,33 1,25
Berat Isi Lepas Rata-rata (gr/cm3) 1,29 gr/cm3
zone 2 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6
Diameter Saringan (mm)
(15)
Universitas Kristen Maranatha 59
Lampiran A.8 Pemeriksaan Berat Isi Padat Agregat Halus Berat Isi Padat (Ditusuk-tusuk)
Nomor Sampel Pasir I Sampel A
II Sampel B Berat Silinder + Sampel (X gr) 1719,6 1830,6 Berat Silinder +Air (Y gr) 1255 1273,9 Berat Silinder (Z gr) 318,7 326,5 Berat Isi Lepas = (X-Z)/(Y-Z)
gr/cm3
1,49 1,58
(16)
Universitas Kristen Maranatha 60
LAMPIRAN B
(17)
Universitas Kristen Maranatha 61
Lampiran B.1 Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar
Nomor Sampel Kerikil / Koral
I Sampel A II Sampel B III Sampel C IV Sampel D Berat Container (gr) 25,6 23,7 25,5 25,1 Sampel + Contanier (gr) 225,6 223,7 225, 5 225,1 Berat Sampel (X gr) 200,0 200,0 200,0 200,0 Berat Sampel Kering+Container (gr) 218,8 218 219,9 218,8 Sampel Kering (Y gr) 193,7 194,3 194,4 193,7 Kadar Air =(X-Y)/Y x 100 % 3,51% 2,93% 2,88% 3,25% Kadar Air Rata-rata (%) 3,143%
Lampiran B.2 Pemeriksaan Kadar Silt dan Clay Agregat Kasar
Nomor Sampel Kerikil / Koral
I Sampel A II Sampel B III Sampel C IV Sampel D Berat Container (gr) 35,6 23,7 25,5 25,1 Berat Awal Sampel Kering+Cont. (gr) 235,6 223,7 225, 5 225,1 Berat Awal Sampel Kering (X gr) 200,0 200,0 200,0 200,0 Berat Akhir Sampel Kering+Cont. (gr) 232,9 220,3 222,4 225,1 Berat Akhir Sampel Kering (Y gr) 197,3 196,6 196,9 196,1 Kadar Silt dan Clay =(X-Y)/Y x 100 % 1,37% 1,73% 1,57% 1,49% Kadar Rata-rata Silt dan Clay (%) 1,67%
Lampiran B.3 Pemeriksaan Berat Jenis Agregat Kasar
No. sampel koral / kerikil
I Sampel A II Sampel B III Sampel C IV Sampel D Berat sampel SSD (X gr) 200 200 200 200
Berat gelas + air + sampel (Y gr) 1417 1452 1450 1455
Berat gelas + air (Z gr) 1300 1328 1330 1332
Berat jenis X / (X + Z - Y) 2,4096 2,6316 2,5 2,5974
(18)
Universitas Kristen Maranatha 62
Lampiran B.4 Pemeriksaan Penyerapan Agregat Kasar
NomorSampel Kerikil / Koral
I Sampel A II Sampel B III Sampel C IV Sampel D Berat Sampel SSD (X gr) 200,00 200,00 200,00 200,00 Berat Container (gr) 171 152 187,5 199,2 Berat Sampel Kering+ cont. (Z gr) 365,4 380,3 380,3 392,4 Sampel kering (Y gr) 194,4 194,5 192,8 193,2 Absorbsi = (X-Y)/Y x 100 % 2,88% 2,83% 3,73% 3,52% Absorpsi Rata-rata (%) 3,24%
Lampiran B. 5
Pemeriksaan Gradasi dan Modulus Kehalusan Butir Agregat Kasar
Nomor ayakan dan ukuran ayakan Berat tertahan (gr) Berat tertahan (%) Berat tertahan kumulatif (%) Berat lolos kumulatif (%)
3/2 in 37,5 mm 0 0 0 100 1 in 25,0 mm 0 0 0 100 ¾ in 19,0 mm 0 0 0 100 ½ in 12,5 mm 702 14,2 14,2 85,8 3/8 in 9,52 mm 2245 45,427 59,627 40,373 No. 4 4,76 mm 1560 31,566 91,193 8,807 Pan (Agregat halus) 435 8,8 99,993 0,007
Total 4942 100 265,013
Gambar B. 1 Batas Gradasi Agregat Kasar Ukuran Butir Maksimum 20 mm 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
0 5 10 15 20 25 30 35
(19)
Universitas Kristen Maranatha 63
Lampiran B. 6 Pemeriksaan Berat Isi Lepas Agregat Kasar
Berai Isi Lepas (Gembur) Nomor Sampel
Kerikil / koral
I Sampel A
II Sampel B Berat Silinder +Sampel (X gr) 1551,5 1581,6 Berat Silinder +Air (Y gr) 1249,9 1267,1 Berat Silinder(Z gr) 331 331,4
Berat Isi Lepas =(X-Z)/(Y-Z) gr/cm3 1,33 1,34 Berat Isi Lepas Rata-rata(gr/cm3) 1,335
Lampiran B. 7 Pemeriksaan Berat Isi Padat Agregat Kasar
Berat Isi Padat (Ditusuk-tusuk) Nomor Sampel
Kerikil/Koral
I Sampel A
II Sampel B Berat Silinder +Sampel (X gr) 1594,8 1586,5 Berat Silinder +Air(Y gr) 1283,3 1267,1 Berat Silinder(Z gr) 327,4 335,1 Berat Isi Lepas =(X-Z)/(Y-Z) gr/cm3 1,33 1,34 Berat Isi Padat Rata-rata(gr/cm3) 1,335
(20)
Universitas Kristen Maranatha 64
LAMPIRAN C
SKETSA POLA RETAK
(21)
Universitas Kristen Maranatha 65
Pola Retak Akibat Uji Tekan dengan Semen Portland Komposit
Umur Perawatan Beton 3 hari
Umur Perawatan Beton 7 hari
T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang
Umur Perawatan Beton 14 hari
Umur Perawatan Beton 28 hari
T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang
(22)
Universitas Kristen Maranatha 66
Pola Retak Akibat Uji Tekan Semen PC type 1 dengan
Sikament-NN Umur Perawatan Beton 3 hari
Umur Perawatan Beton 7 hari
T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang
Umur Perawatan Beton 14 hari
Umur Perawatan Beton 28 hari
T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang
(23)
Universitas Kristen Maranatha 67
(24)
Universitas Kristen Maranatha 68
(25)
Universitas Kristen Maranatha 69
(26)
Universitas Kristen Maranatha 70
(27)
Universitas Kristen Maranatha 71
Foto Alat Uji Kuat Tekan (Compression Test Machine)
(28)
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Beton (concrete) adalah bahan bangunan yang banyak digunakan dan dimanfaatkan disamping bahan bangunan lainnya seperti kayu dan baja. Dalam pembuatan bangunan-bangunan struktur, beton dituntut untuk dapat memenuhi kriteria kekuatan dan daya tahan terhadap pengaruh lingkungan luar.
(29)
2
Universitas Kristen Maranatha Pada umumnya semen PC type 1 paling banyak digunakan untuk berbagai jenis pekerjaan beton atau pekerjaan pasangan. Pada gedung bertingkat tinggi, kolom bangunan bagian bawah akan mempunyai dimensi yang sangat besar.
Karena itu sebaiknya kolom yang di bawah, dibuat dari beton mutu tinggi untuk memperkecil dimensinya.
Beton berasal dari campuran homogen agregat kasar, agregat halus, semen dan air. Mutu dan kekuatan beton sendiri tergantung dari bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan beton. Dalam pembuatan beton mutu tinggi, dibutuhkan semen dalam jumlah besar sehingga harga beton menjadi mahal dan tidak ekonomis lagi, untuk mengatasi hal ini dipakai bahan tambah aditif yang berfungsi meningkatkan kuat tekan beton. Akan tetapi hal ini juga membutuhkan biaya tambahan untuk bahan tambahaditiftersebut.
Disamping semen PC type 1 ada Semen Portland Komposit yang diproduksi oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa. Semen Portland Komposit ini adalah jenis semen untuk pemakaian secara umum semua mutu beton.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui pengaruh Semen Portland Komposit sebagai semen alternatif terhadap kuat tekan karakteristik benda uji beton dengan rancangan campuran beton mutu fc’= 40 MPa dengan
faktor air semen0,44dibandingkan dengan Semen PC type 1 dengan penggunaan
Sikament-NN sebagai Superplastisizer dengan rancangan campuran beton dengan mutu yang sama.
(30)
3
Universitas Kristen Maranatha
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini diadakan pembatasan masalah, yaitu:
1. Semen yang digunakan adalah semen portland komposit dan semen PC type 1 merk Tiga Roda produksi Indocement Tunggal Prakarsa.
2. Air yang digunakan adalah air yang dapat diminum. 3. Agregat halus yang digunakan adalah pasir Galunggung.
4. Agregat kasar yang digunakan adalah batu pecah dari Banjaran dengan gradasi 10-20 mm.
5. Jenis uji yang dilakukan adalah uji kuat tekan beton dengan menggunakan benda uji berbentuk silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm.
6. Mutu beton yang direncanakan adalah beton dengan kuat tekan karakteristik fc’= 40 MPa.
7. Faktor air semen direncanakan 0,44.
8. Superplastisizer yang digunakan adalah Sikament-NN produksi P.T. SIKA NUSA PRATAMA.
9. Pengertian beton muda adalah beton yang belum berumur 28 hari.
10. Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk memodelkan keadaan pembebanan struktur beton di lapangan, tetapi terbatas pada eksperimen di laboratorium .
11. Pengujian benda uji dilakukan pada umur perawatan beton 3, 7, 14, dan 28 hari. Pengujian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Universitas Kristen Maranatha
(31)
4
Universitas Kristen Maranatha 12. Setiap pengujian menggunakan 3 buah benda uji. Total benda uji yang
digunakan adalah 24 buah.
13. Perawatan benda uji dengan perawatan basah (wet curing) yaitu dengan cara merendam benda uji kedalam bak yang berisi air bersih.
1.4 Metode Penelitian
Metode yang dipakai dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Studi literatur sebagai bahan kajian teoritis.
2. Studi eksperimental di laboratorium konstruksi Universitas Kristen Maranatha.
3. Pembahasan hasil penelitian.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
Membahas mengenai latar belakang masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup pembahasan, metodologi penelitian.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Membahas mengenai beton, bahan-bahan yang dipakai, Semen Portland Komposit, efek pembebanan pada kekuatan beton dan teori dasar dari kekuatan beton.
BAB 3 PERSIAPAN PENELITIAN
Membahas tentang pengujian agregat halus maupun agregat kasar, perencanaan campuran beton (mix design) menurut ACI, pembuatan dan perawatan benda uji, serta perbandingan harga antara penggunaan semen portland komposit dengan semen pc type 1.
(32)
5
Universitas Kristen Maranatha BAB 4 PELAKSANAAN PENELITIAN
Membahas tentang pengujian beton segar yang berupa nilai slump
beton dan pengujian beton keras berupa dimensi, berat dan uji kuat tekan beton.
BAB 5 ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN
Membahas hasil penelitian uji kuat tekan beton, serta perhitungan kuat tekan karakteristik beton.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
(33)
51 Universitas Kristen Maranatha
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Kuat tekan karakteristik beton yang dihasilkan dari penelitian dengan menggunakan semen portland komposit mencapai 44,465 MPa, lebih besar 11,1625 % dari kuat tekan rencana. Sedangkan untuk semen PC type 1 dengan kadar 1 % Sikament-NN kuat tekan karakteristiknya mencapai 41,004 MPa sesuai dengan kuat tekan rencana.
(34)
Universitas Kristen Maranatha
52
2. Nilai faktor konversi yang didapat dari semen portland komposit maupun semen PC type 1 ternyata mempunyai nilai yang lebih besar daripada nilai faktor konversi kuat awal tinggi berdasarkan Peraturan Beton Indonesia. Hal ini menunjukkan penggunaan mix design dengan ACI dapat meningkatkan kuat tekan awal beton yang lebih tinggi dari PBI.
3. Harga /m3 campuran beton untuk beton yang menggunakan semen portland komposit adalah Rp. 432.000,- sedangkan untuk campuran beton yang
menggunakan semen PC type 1 dengan 1 % Sikament-NN sebesar Rp. 485.200,-. Terlihat semen portland komposit lebih murah, sehingga dapat
dikatakan lebih hemat.
4. Dari beberapa model analisis regresi yang dicoba, ternyata model analisis regresi hyperbolic adalah model analisis yang paling mendekati data hasil
penelitian. Persamaan umumnya adalah
) ( 1 X b a Y +
= dimana X = umur
perawatan (hari) dan Y = kuat tekan beton (MPa). Dari penelitian untuk semen portland komposit R2 = 98,7369 dan SEE = 0,000634402. Sedangkan untuk semen PC type 1 dengan 1 % Sikament-NN R2 = 95,0346 dan SEE = 0,00133166.
5. Pola retak yang terjadi pada sampel untuk yang menggunakan semen portland komposit tidak terjadi retak geser namun terjadi retak sejajar pada satu sampel berumur 3 hari. Untuk semen PC type 1 dengan 1 % Sikament-NN terjadi retak geser maupun retak sejajar hanya pada sampel berumur 3 hari saja. Selebihnya tidak terjadi retak geser maupun retak sejajar. Jadi sampel sesuai standar tujuan pengujian uji tekan beton untuk sampel silinder.
(35)
Universitas Kristen Maranatha
53
6.2 Saran
1. Semen portland komposit telah teruji hasilnya melalui penelitian ini baik dari segi biaya maupun mutunya, sehingga dapat digunakan untuk bahan utama dalam pembuatan beton mutu tinggi untuk bangunan tingkat banyak.
(36)
Universitas Kristen Maranatha
54
DAFTAR PUSTAKA
1. American Concrete Institute (1994), ACI-Manual of Concrete Practice Part 5, Material and General Properties of Concrete. Section 548.3R-91, State of The Art on Polymer Modified Concrete, American Concrete Institute, Detroit, Michigan.
2. ASTM, (1993), Annual Book of ASTM Standard, American Society for Testing and Materials, vol. 04.01 - 04.02, Philadelphia, Pennsylvania, 1987. 3. Departemen Pekerjaan Umum (1971), Peraturan Beton Bertulang
Indonesia, NI-2, , Direktorat Jendral Cipta Karya, Terbitan Kelima, 1997. 4. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (2005), Spesifikasi Teknis PCC.
5. Mehta, P. Kumar (1986), “Concrete Structure, Properties and Materials”, Prentice-Hall Inc, Englewood Cliffs, New Jersey.
6. Mulyono,T,. (2005), “Teknologi Beton”, Andi, Yogyakarta, Indonesia.
7. Nawy, E. G (1996),. “Fundamentals of High Strength High Performance Concrete”, Longman Group Limited, England.
8. Neville, A. M., (1995), “Properties of Concrete”, Addison Wesley Longman Limited, England.
9. Standar Nasional Indonesia (2004), “Semen Portland Komposit, SNI 15-7064-2004”, BSN, Jakarta, Indonesia.
10.Troxell, G. Earl, (1958), “Composition and Properties of Concrete”, McGraw-Hills Civil Engineering Series, New York.
(1)
12. Setiap pengujian menggunakan 3 buah benda uji. Total benda uji yang digunakan adalah 24 buah.
13. Perawatan benda uji dengan perawatan basah (wet curing) yaitu dengan cara merendam benda uji kedalam bak yang berisi air bersih.
1.4 Metode Penelitian
Metode yang dipakai dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Studi literatur sebagai bahan kajian teoritis.
2. Studi eksperimental di laboratorium konstruksi Universitas Kristen Maranatha.
3. Pembahasan hasil penelitian. 1.5 Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
Membahas mengenai latar belakang masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup pembahasan, metodologi penelitian.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Membahas mengenai beton, bahan-bahan yang dipakai, Semen Portland Komposit, efek pembebanan pada kekuatan beton dan teori dasar dari kekuatan beton.
BAB 3 PERSIAPAN PENELITIAN
Membahas tentang pengujian agregat halus maupun agregat kasar, perencanaan campuran beton (mix design) menurut ACI, pembuatan dan perawatan benda uji, serta perbandingan harga antara penggunaan semen portland komposit dengan semen pc type 1.
(2)
5
BAB 4 PELAKSANAAN PENELITIAN
Membahas tentang pengujian beton segar yang berupa nilai slump beton dan pengujian beton keras berupa dimensi, berat dan uji kuat tekan beton.
BAB 5 ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN
Membahas hasil penelitian uji kuat tekan beton, serta perhitungan kuat tekan karakteristik beton.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
(3)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Kuat tekan karakteristik beton yang dihasilkan dari penelitian dengan menggunakan semen portland komposit mencapai 44,465 MPa, lebih besar 11,1625 % dari kuat tekan rencana. Sedangkan untuk semen PC type 1 dengan kadar 1 % Sikament-NN kuat tekan karakteristiknya mencapai 41,004 MPa sesuai dengan kuat tekan rencana.
(4)
52
2. Nilai faktor konversi yang didapat dari semen portland komposit maupun semen PC type 1 ternyata mempunyai nilai yang lebih besar daripada nilai faktor konversi kuat awal tinggi berdasarkan Peraturan Beton Indonesia. Hal ini menunjukkan penggunaan mix design dengan ACI dapat meningkatkan kuat tekan awal beton yang lebih tinggi dari PBI.
3. Harga /m3 campuran beton untuk beton yang menggunakan semen portland komposit adalah Rp. 432.000,- sedangkan untuk campuran beton yang
menggunakan semen PC type 1 dengan 1 % Sikament-NN sebesar Rp. 485.200,-. Terlihat semen portland komposit lebih murah, sehingga dapat
dikatakan lebih hemat.
4. Dari beberapa model analisis regresi yang dicoba, ternyata model analisis regresi hyperbolic adalah model analisis yang paling mendekati data hasil
penelitian. Persamaan umumnya adalah
) ( 1 X b a Y +
= dimana X = umur
perawatan (hari) dan Y = kuat tekan beton (MPa). Dari penelitian untuk semen portland komposit R2 = 98,7369 dan SEE = 0,000634402. Sedangkan untuk semen PC type 1 dengan 1 % Sikament-NN R2 = 95,0346 dan SEE = 0,00133166.
5. Pola retak yang terjadi pada sampel untuk yang menggunakan semen portland komposit tidak terjadi retak geser namun terjadi retak sejajar pada satu sampel berumur 3 hari. Untuk semen PC type 1 dengan 1 % Sikament-NN terjadi retak geser maupun retak sejajar hanya pada sampel berumur 3 hari saja. Selebihnya tidak terjadi retak geser maupun retak sejajar. Jadi sampel sesuai standar tujuan
(5)
6.2 Saran
1. Semen portland komposit telah teruji hasilnya melalui penelitian ini baik dari segi biaya maupun mutunya, sehingga dapat digunakan untuk bahan utama dalam pembuatan beton mutu tinggi untuk bangunan tingkat banyak.
(6)
54
DAFTAR PUSTAKA
1. American Concrete Institute (1994), ACI-Manual of Concrete Practice Part 5, Material and General Properties of Concrete. Section 548.3R-91, State of The Art on Polymer Modified Concrete, American Concrete Institute, Detroit, Michigan.
2. ASTM, (1993), Annual Book of ASTM Standard, American Society for Testing and Materials, vol. 04.01 - 04.02, Philadelphia, Pennsylvania, 1987. 3. Departemen Pekerjaan Umum (1971), Peraturan Beton Bertulang
Indonesia, NI-2, , Direktorat Jendral Cipta Karya, Terbitan Kelima, 1997. 4. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (2005), Spesifikasi Teknis PCC.
5. Mehta, P. Kumar (1986), “Concrete Structure, Properties and Materials”, Prentice-Hall Inc, Englewood Cliffs, New Jersey.
6. Mulyono,T,. (2005), “Teknologi Beton”, Andi, Yogyakarta, Indonesia.
7. Nawy, E. G (1996),. “Fundamentals of High Strength High Performance Concrete”, Longman Group Limited, England.
8. Neville, A. M., (1995), “Properties of Concrete”, Addison Wesley Longman Limited, England.
9. Standar Nasional Indonesia (2004), “Semen Portland Komposit, SNI 15-7064-2004”, BSN, Jakarta, Indonesia.
10.Troxell, G. Earl, (1958), “Composition and Properties of Concrete”, McGraw-Hills Civil Engineering Series, New York.