Studi Eksperimental Penggunaan Portland Composite Cement Dengan Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi fc'=45 MPa Pada Benda Uji Silinder Diameter 150 mm dan Tinggi 300 mm.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN
PORTLAND
COMPOSITE CEMENT
DENGAN KUAT TEKAN BETON
MUTU TINGGI fc’ = 45 MPa PADA BENDA UJI SILINDER
DIAMETER 150 mm DAN TINGGI 300 mm
Heru Indra Siregar NRP : 0321086
Pembimbing : Ny. Winarni Hadipratomo, Ir. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
ABSTRAK
Semakin terbatasnya lahan, maka pembangunan gedung cenderung menuju bangunan gedung yang bertingkat banyak. Dalam pembangunan gedung bertingkat banyak sebaiknya menggunakan beton dengan mutu tinggi, yang mempunyai kuat tekan minimum fc’= 42 MPa.
Beton dibuat dari campuran homogen agregat kasar, agregat halus, air dan bahan pengikatnya yaitu semen. Pada penelitian ini semen yang digunakan adalah Portland Composite Cement cap Tiga Roda produksi Indocement Tunggal Prakasa Tdk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan Portland Composite Cement pada beton mutu tinggi dengan fc’ = 45 MPa. Benda uji yang
digunakan dalam penelitian ini adalah silinder beton berukuran diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Perancangan campuran beton mutu tinggi menggunakan metoda America Concrete Institute dan pengujian benda uji dilakukan pada umur perawatan beton 3, 7, 14, dan 28 hari.
Hasil akhir penelitian menunjukkan kuat tekan karakteristik pada beton menggunakan PCC mencapai fc’ = 48,9094 MPa lebih besar daripada kuat tekan
karakteristik beton menggunakan OPC dan Sikament-NN fc’ = 46,2328 MPa. Pada
perbandingan harga didapatkan harga campuran beton per m3 menggunakan PCC lebih murah dibandingkan menggunakan OPC dan Sikament-NN dengan selisih harga Rp. 60.008,- / m3
(2)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
DAFTAR ISI
Halaman
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ……… i
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ……….. ii
ABSTRAK ………. iii
PRAKATA ………. iv
DAFTAR ISI ………. vi
DAFTAR NOTASI ……… ix
DAFTAR GAMBAR ……… x
DAFTAR TABEL ……….. xi
DAFTAR LAMPIRAN ……… xiv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……… 1
1.2 Tujuan Penulisan ………. 2
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ……… 3
1.4 Metodologi Penulisan ……….. 4
1.5 Sistematika Penulisan ……….. 4
BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Beton Mutu Tinggi ……… 6
2.2 Portland Composite Cement………. 7
2.2.1 Latar Belakang ……… 7
2.2.2 Standar Acuan ………. 8
(3)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
2.2.4 Lingkup Penggunaan ………. 9
2.2.5 Keunggulan Portland Composite Cement ………... 9
2.3 Karakteristik Kuat Tekan Beton ……….. 9
BAB 3 PERSIAPAN PENELITIAN 3.1 Prosedur Umum Persiapan Penelitian ………. 11
3.2 Bahan dan Peralatan yang Digunakan ……….. 12
3.3 Pemeriksaan Agregat ………... 13
3.3.1 Standar Pengujian Agregat ……… 13
3.3.2 Kadar Bahan Organik ……… 14
3.3.3 Kadar Air ……… 15
3.3.4 Kadar Silt dan Clay ………. 16
3.3.5 Berat Jenis dan Absorpsi ………. 18
3.3.6 Analisis Saringan ……… 21
3.3.7 Berat Isi ……….. 23
3.4 Perencanaan Campuran Beton ………. 25
3.4.1 Prosedur Perencanaan Campuran Beton ……….. 26
3.4.2 Perhitungan Campuran Beton ……….. 29
3.5 Pembuatan dan Perawatan Benda Uji ……….. 35
3.5.1 Pembuatan Benda Uji ……… 35
3.5.2 Perawatan Benda Uji ……… 35
3.6 Perbandingan Harga ……… 36
BAB 4 PELAKSANAAN PENELITIAN 4.1 Pengujian Beton Segar ………. 37
(4)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BAB 5 ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN
5.1 Analisis Regresi Sederhana ………. 42
5.2 Hubungan Antara Umur Perawatan dengan Kuat Tekan Beton Berdasarkan Data Hasil Uji Laboratorium ………. 43
5.3 Hubungan Antara Umur Perawatan dengan Kuat Tekan Beton Berdasarkan Analisis Regresi ………. 45
5.4 Pembahasan Analisis Data Penelitian ………. 46
5.5 Perhitungan Faktor Konversi ……….. 49
5.6 Perhitungan Kuat Tekan Karakteristik Beton ………. 50
5.7 Pola Retak ………. 52
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ………. 55
6.2 Saran ……… 56
DAFTAR PUSTAKA ……….. 57
(5)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
DAFTAR NOTASI
A = Luas permukaan silinder uji (mm2) D = Diameter silinder uji (cm)
fc’ = Kuat tekan karakteristik beton (MPa)
fcr’ = Kuat tekan rata-rata beton (MPa)
fi = Kuat tekan masing-masing benda uji (MPa)
n = Jumlah benda uji
P = Beban aksial tekan (Newton) R2 = Konstanta distribusi regresi S.E.E. = Perkiraan standar kesalahan
s = Simpangan baku (MPa)
T = Tinggi silinder uji (cm) v = Void ratio pasir
w = Kadar air campuran
(6)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 Batas gradasi pasir dalam daerah gradasi ……… 22 Gambar 3.2 Batas gradasi agregat kasar ukuran butir maksimum 20mm … 23 Gambar 5.1 Grafik perkembangan kuat tekan beton dengan PCC ……….. 46 Gambar 5.2 Grafik perkembangan kuat tekan beton dengan OPC dan 1%
Sikament-NN ………... 47 Gambar 5.3 Grafik perkembangan kuat tekan beton ……… 47 Gambar 5.4 Tipe-tipe Pola Retak Benda Uji Silinder ……….. 53
(7)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Pemeriksaan kadar bahan organik ………. 15
Tabel 3.2 Pemeriksaan kadar air agregat halus ………. 16
Tabel 3.3 Pemeriksaan kadar air agregat kasar ………. 16
Tabel 3.4 Pemeriksaan kadar silt dan clay agregat halus ……….. 17
Tabel 3.5 Pemeriksaan kadar silt dan clay agregat kasar ……….. 18
Tabel 3.6 Pemeriksaan berat jenis agregat halus ………... 19
Tabel 3.7 Pemeriksaan berat jenis agregat kasar ………... 19
Tabel 3.8 Pemeriksaan absorpsi agregat halus ……….. 20
Tabel 3.9 Pemeriksaan absorpsi agregat kasar ……….. 20
Tabel 3.10 Pemeriksaan gradasi dan modulus kehalusan butir agregat halus ………. 22
Tabel 3.11 Pemeriksaan gradasi dan modulus kehalusan butir agregat kasar ………. 23
Tabel 3.12 Pemeriksaan berat isi agregat halus (padat) ……….. 24
Tabel 3.13 Pemeriksaan berat isi agregat halus (lepas) ………... 24
Tabel 3.14 Pemeriksaan berat isi agregat kasar (padat) ……….. 25
Tabel 3.15 Pemeriksaan berat isi agregat kasar (lepas) ……….. 25
Tabel 3.16 Slump yang disarankan ………...……… 27
Tabel 3.17 Kuat tekan rata-rata kalau tidak ada data untuk simpangan baku 27 Tabel 3.18 Ukuran maksimum Agregat Kasar ……... 27
(8)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Tabel 3.19 Menentukan Rasio friksi agregat kasar terhadap beton (pasir
dengan modulus kehalusan 2,5 - 3,2) ……….. 27
Tabel 3.20 Kebutuhan air campuran dan perkiraan awal kandungan udara beton segar menggunakan pasir yang mempunyai kandungan udara 35% ………... 28
Tabel 3.21 Faktor air semen untuk beton yang menggunakan High Range Water Reducer (HRWR)………...….... 29
Tabel 3.22 Kadar bahan campuran beton sebelum dikoreksi ……… 31
Tabel 3.23 Kadar bahan campuran beton setelah dikoreksi ………... 32
Tabel 3.24 Kadar bahan campuran beton sebelum dikoreksi ……… 34
Tabel 3.25 Kadar bahan campuran beton setelah dikoreksi ………... 34
Tabel 3.26 Kadar bahan campuran beton beton dengan Sikament-NN ... 34
Tabel 3.27 Harga campuran beton menggunakan PCC ……….. 36
Tabel 3.28 Harga campuran beton menggunakan OPC dan Sikament-NN.. 36
Tabel 4.1 Nilai slump adukan beton ……… 39
Tabel 4.2 Pengukuran dan Pengujian Silinder Beton PCC ………. 40
Tabel 4.3 Pengukuran dan Pengujian Silinder Beton OPC dan Sikament-NN ………. 41
Tabel 5.1 Bentuk permodelan regresi ………... 43
Tabel 5.2 Tegangan hancur Campuran Beton Menggunakan PCC ……… 44
Tabel 5.3 Tegangan hancur Campuran Beton Menggunakan OPC dan 1% Sikament-NN ……… 44
(9)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Tabel 5.4 Hasil analisis berbagai model regresi kuat tekan beton dengan
PCC ……… 45
Tabel 5.5 Hasil analisis berbagai model regresi kuat tekan beton dengan OPC dan 1% Sikament-NN ………. 46 Tabel 5.6 Hasil regresi kuat tekan beton dengan umur perawatan ……… 48 Tabel 5.7 Faktor konversi kuat tekan beton menggunakan PCC ……. 49 Tabel 5.8 Faktor konversi kuat tekan beton menggunakan OP dan
Sikament-NN ….. 49
Tabel 5.9 Perbandingan faktor konversi ……….. 50 Tabel 5.10 Kuat tekan karakteristik beton menggunakan PCC ………. 51 Tabel 5.11 Kuat tekan karakteristik beton menggunakan OPC dan
Sikament-NN ……….. 52 Tabel 5.12 Hasil Pengamatan Pola Retak PCC ………. 53 Tabel 5.13 Hasil Pengamatan Pola Retak OPC dan
(10)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran A Pola retak benda uji ………..………… 58 Lampiran B1 Hasil pemeriksaaan Agregat Halus ( Laboratorium ) ……… 63 Lampiran B2 Hasil pemeriksaaan Agregat Kasar ( Laboratorium ) ……… 68 Lampiran C Standar Nasional Indonesia ( Semen portland komposit ) … 69
(11)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
LAMPIRAN A
(12)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Portland Composite Cement
(PCC)
T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang
Benda Uji 1 Benda Uji 2 Benda Uji 3
Pola Retak Benda Uji Silinder Umur Perawatan 3 hari
Benda Uji 1 Benda Uji 2 Benda Uji 3
Pola Retak Benda Uji Silinder Umur Perawatan 7 hari
Benda Uji 1 Benda Uji 2 Benda Uji 3
Pola Retak Benda Uji Silinder Umur Perawatan 14 hari
150 150
150 150
300
150 150
150 150
150 150
150 150
300
150 150
150 150
300
(13)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang
Benda Uji 1 Benda Uji 2 Benda Uji 3
Pola Retak Benda Uji Silinder Umur Perawatan 28 hari
150 150
150 150
150 150
(14)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Ordinary Portland Cement
dengan 1%
Sikament-NN
T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang
Benda Uji 1 Benda Uji 2 Benda Uji 3
Pola Retak Benda Uji Silinder Umur Perawatan 3 hari
Benda Uji 1 Benda Uji 2 Benda Uji 3
Pola Retak Benda Uji Silinder Umur Perawatan 7 hari
Benda Uji 1 Benda Uji 2 Benda Uji 3
Pola Retak Benda Uji Silinder Umur Perawatan 14 hari
150 150
150 150
300
150 150
150 150
150 150
150 150
300
150 150
150 150
300
(15)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang
Benda Uji 1 Benda Uji 2 Benda Uji 3
Pola Retak Benda Uji Silinder Umur Perawatan 28 hari
150 150
150 150
150 150
(16)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
LAMPIRAN B1
HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT HALUS
(LABORATORIUM)
(17)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Lampiran A.1 Pemeriksaan Kadar Bahan Organik
Warna sampel
Dibandingkan dengan
warna larutan standar Kesimpulan
1 Lebih muda Kadar organik rendah
2 Lebih muda Kadar organik rendah
Lampiran A.2 Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus
Nomor Sampel Pasir I
Sampel A II Sampel B III Sampel C IV Sampel D
Berat container (gr) 24,4 25 24,6 24,5
Sampel + cont. (gr) 124,4 125 124,6 124,5
Berat sampel (X gr) 100 100 100 100
Berat sampel kering + container (gr)
114,2 115 114,8 114
Sampel kering (Y gr) 89,8 90 90,2 11,73
Kadar Air = (X-Y)/Y x100 %
11,36% 11,11 % 10,87 % 11,73 %
Kadar Air Rata-Rata (%) 11,268 %
Lampiran A.3 Pemeriksaan Kadar Silt dan Clay Agregat Halus
Nomor Sampel Pasir I
Sampel A II Sampel B III Sampel C IV Sampel D
Berat container (gr) 24,4 24,9 24,7 24,6
Berat awal sampel Kering + cont. (gr)
124,4 124,9 124,7 124,6 Berat awal sampel kering (X
gr)
100 100 100 100 Berat akhir sampel kering +
container (gr)
120,5 119,7 121,4 121,9 Berat akhir sampel kering (Y
gr)
96,1 94,8 96,7 97,3 Kadar Silt and Clay =
(X-Y)/Y x100 %
4,06 % 5,49 % 3,41 % 2,78%
Kadar Silt and Clay Rata-Rata (%)
(18)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Lampiran A.4 Pemeriksaan Berat Jenis Agregat Halus
No. sampel koral / kerikil
I Sampel A II Sampel B III Sampel C
Berat sample SSD (X gr) 100 100 100
Berat gelas + air + sampel (Y gr) 828,4 846,4 840,4
Berat gelas + air (Z gr) 781 781 781
Berat jenis X / (X + Z - Y) 1,901 2,890 2,463
Berat jenis rata-rata 2,418 %
Lampiran A.5 Pemeriksaan Penyerapan Agregat Halus
Nomor Sampel Pasir I Sampel A II Sampel B III Sampel C IV Sampel D Berat Sampel SSD
(X gr)
100 100 100 100 Berat
Container(gr)
25,9 24,9 24,8 118,7 Berat Sampel
Kering+ cont. (gr)
117,8 115,9 116,7 210 Sampel kering
(Y gr)
91,9 90,8 91,9 91,3 Absorbsi =
(X-Y)/Y x 100 %
8,81 % 10,13 % 8,82 % 9,53 %
Absorpsi Rata-rata (%)
9,323%
Lampiran A.6 Pemeriksaan Gradasi dan Modulus Kehalusan Butir Agregat Halus
Nomor ayakan dan ukuran ayakan
Berat tertahan (gr) Berat tertahan (%) Berat tertahan kumulatif (%) Berat lolos kumulatif (%)
No. 4 4.76 mm 37,1 7,42 7,42 92,58
No. 8 2.40 mm 57,7 11,54 18,96 81,04
No. 16 1.20 mm 80 16 34,94 65,06
No. 30 0.60 mm 81,15 16,23 51,19 48,81
No. 50 0.30 mm 95,15 19,03 70,22 29,78
No. 100 0.15 mm 97,9 19,58 89,80 10,20
Pan < 0.15 mm 51 10,2 100 0
(19)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA zone 2 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6
ukur an mat a ayakan
bat as min bat as max gr adasi pasir
Gambar A. 1 Batas Gradasi Pasir dalam Daerah Gradasi
Lampiran A.7 Pemeriksaan Berat Isi Lepas Agregat Halus Berat Isi Lepas (Gembur)
Nomor Sampel Pasir I
Sampel A
II Sampel B Berat Silinder + Sampel
(X gr)
1553,9 1537,2 Berat Silinder + Air
(Y gr)
1249,8 1294,8
Berat Silinder (Z gr) 321 326,3
Berat Isi Lepas = (X-Z)/(Y-Z) gr/cm3
1,33 1,25 Berat Isi Lepas Rata-rata (gr/cm3) 1,29 gr/cm3
(20)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Lampiran A.8 Pemeriksaan Berat Isi Padat Agregat Halus Berat Isi Padat (Ditusuk-tusuk)
Nomor Sampel Pasir I
Sampel A
II Sampel B
Berat Silinder + Sampel (X gr) 1719,6 1830,6
Berat Silinder +Air (Y gr) 1255 1273,9
Berat Silinder (Z gr) 318,7 326,5
Berat Isi Lepas = (X-Z)/(Y-Z) gr/cm3
1,49 1,58 Berat Isi Padat Rata-rata (gr/cm3) 1,535 gr / cm3
(21)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
LAMPIRAN B2
HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT KASAR
(LABORATORIUM)
(22)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Lampiran B.1 Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar
Nomor Sampel Kerikil / Koral
I Sampel A II Sampel B III Sampel C IV Sampel D
Berat Container (gr) 25,6 23,7 25,5 25,1
Sampel + Contanier (gr) 225,6 223,7 225, 5 225,1
Berat Sampel (X gr) 200,0 200,0 200,0 200,0
Berat Sampel Kering+Container (gr) 218,8 218 219,9 218,8
Sampel Kering (Y gr) 193,7 194,3 194,4 193,7
Kadar Air =(X-Y)/Y x 100 % 3,51% 2,93% 2,88% 3,25%
Kadar Air Rata-rata (%) 3,143%
Lampiran B.2 Pemeriksaan Kadar Silt dan Clay Agregat Kasar
Nomor Sampel Kerikil / Koral
I Sampel A II Sampel B III Sampel C IV Sampel D
Berat Container (gr) 35,6 23,7 25,5 25,1
Berat Awal Sampel Kering+Cont. (gr) 235,6 223,7 225, 5 225,1
Berat Awal Sampel Kering (X gr) 200,0 200,0 200,0 200,0
Berat Akhir Sampel Kering+Cont. (gr) 232,9 220,3 222,4 225,1
Berat Akhir Sampel Kering (Y gr) 197,3 196,6 196,9 196,1
Kadar Silt dan Clay =(X-Y)/Y x 100 % 1,37% 1,73% 1,57% 1,49%
Kadar Rata-rata Silt dan Clay (%) 1,67%
Lampiran B.3 Pemeriksaan Berat Jenis Agregat Kasar
No. sampel koral / kerikil
I Sampel A II Sampel B III Sampel C IV Sampel D
Berat sampel SSD (X gr) 200 200 200 200
Berat gelas + air + sampel (Y gr) 1417 1452 1450 1455
Berat gelas + air (Z gr) 1300 1328 1330 1332
Berat jenis X / (X + Z - Y) 2,4096 2,6316 2,5 2,5974
(23)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Lampiran B.4 Pemeriksaan Penyerapan Agregat Kasar
NomorSampel Kerikil / Koral
I Sampel A II Sampel B III Sampel C IV Sampel D
Berat Sampel SSD (X gr) 200,00 200,00 200,00 200,00
Berat Container (gr) 171 152 187,5 199,2
Berat Sampel Kering+ cont. (Z gr) 365,4 380,3 380,3 392,4
Sampel kering (Y gr) 194,4 194,5 192,8 193,2
Absorbsi = (X-Y)/Y x 100 % 2,88% 2,83% 3,73% 3,52%
Absorpsi Rata-rata (%) 3,24%
Lampiran B. 5
Pemeriksaan Gradasi dan Modulus Kehalusan Butir Agregat Kasar
Nomor ayakan dan ukuran ayakan Berat tertahan (gr) Berat tertahan (%) Berat tertahan kumulatif (%) Berat lolos kumulatif (%)
3/2 in 37,5 mm 0 0 0 100
1 in 25,0 mm 0 0 0 100
¾ in 19,0 mm 0 0 0 100
½ in 12,5 mm 702 14,2 14,2 85,8
3/8 in 9,52 mm 2245 45,427 59,627 40,373 No. 4 4,76 mm 1560 31,566 91,193 8,807
Pan (Agregat halus) 435 8,8 99,993 0,007
Total 4942 100 265,013
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
0 5 10 15 20 25 30 35
D ia m e t e r S a ringa n ( m m )
(24)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Lampiran B. 6 Pemeriksaan Berat Isi Lepas Agregat Kasar
Berai Isi Lepas (Gembur) Nomor Sampel Kerikil / koral
I Sampel A
II Sampel B
Berat Silinder +Sampel (X gr) 1551,5 1581,6
Berat Silinder +Air (Y gr) 1249,9 1267,1
Berat Silinder(Z gr) 331 331,4
Berat Isi Lepas =(X-Z)/(Y-Z) gr/cm3 1,33 1,34
Berat Isi Lepas Rata-rata(gr/cm3) 1,335
Lampiran B. 7 Pemeriksaan Berat Isi Padat Agregat Kasar
Berat Isi Padat (Ditusuk-tusuk) Nomor Sampel
Kerikil/Koral
I Sampel A
II Sampel B
Berat Silinder +Sampel (X gr) 1594,8 1586,5
Berat Silinder +Air(Y gr) 1283,3 1267,1
Berat Silinder(Z gr) 327,4 335,1
Berat Isi Lepas =(X-Z)/(Y-Z) gr/cm3 1,33 1,34
(25)
(26)
1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini, struktur bangunan umumnya menggunakan bahan dari beton. Sebenarnya masih banyak alternatif bahan lain yang dapat dipakai untuk struktur bangunan seperti baja dan kayu. Akan tetapi karena berbagai pertimbangan, dipilihlah bahan dari beton sebab berbagai keunggulan yang dimilikinya seperti materialnya yang cukup mudah didapat dengan biaya relatif rendah, dan tidak perlu dirawat secara khusus.
(27)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 2
Perkembangan teknologi beton pada 50 tahun terakhir terjadi peningkatan yang menarik khususnya pada beton mutu tinggi, sehingga penggunaan beton mutu tinggi pada aplikasi gedung semakin banyak. Karakteristik beton mutu tinggi sangat menguntungkan untuk kolom yang menahan beban diatasnya, sehingga penggunaan beton mutu tinggi untuk dimensi penampang kolom dapat diperkecil dan lebih ekonomis. Beton yang mampu menahan kuat tekan lebih besar dari fc’= 42 MPa disebut sebagai beton mutu tinggi (high strength concrete).
Saat ini, beton mutu tinggi dengan fc’=140 MPa sudah sering digunakan untuk
pembangunan struktur-struktur besar (high-rise structures) di kota-kota metropolitan di Amerika dan Eropa, bahkan di beberapa laboratorium, beton mutu tinggi dengan fc’= 315 MPa juga sudah dapat diproduksi.
Beton dibuat dari campuran homogen agregat kasar, agregat halus, semen dan air dengan perbandingan tertentu dan dapat ditambah pula dengan bahan campuran tertentu lainnya apabila dianggap perlu. Mutu dan kekuatan beton sendiri tergantung dari bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan beton.
Semen merupakan hasil industri yang sangat kompleks, dengan campuran serta susunan yang berbeda. Pabrik semen memproduksi bermacam-macam jenis semen dengan sifat-sifat dan karakteristik yang berlainan. Pada tugas akhir ini semen yang digunakan adalah semen portland composite cement.
1.2 Tujuan Penulisan
Mengetahui penggunaan Portland Composite Cement terhadap kuat tekan karakteristik benda uji beton dengan mutu rencana fc’= 45 MPa dibandingkan
(28)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 3
dengan Ordinary Portland Cement memakai Sikament_NN sebagai superplasticizer pada rancang campur dan kuat tekan karakteristik yang sama.
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam penelitian ini didakan pembatasan masalah, yaitu:
1. Semen yang digunakan adalah Portland Composite Cement dan Ordinary Portland Cement merk Tiga Roda produksi Indocement Tunggal Prakarsa.
2. Air yang digunakan adalah air yang dapat diminum. 3. Agregat halus yang digunakan adalah pasir Galunggung.
4. Agregat kasar yang digunakan adalah batu pecah dari Banjaran dengan ukuran 10 mm – 20 mm.
5. Zat aditif yang digunakan beton dengan Ordinary Portland Cement adalah Sikament-NN.
6. Jenis uji yang dilakukan adalah uji kuat tekan beton dengan menggunakan benda uji berbentuk silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm.
7. Mutu beton yang direncanakan adalah beton dengan kuat tekan karateristik fc’= 45 MPa dengan faktor air semen 0.36 – 0.4
8. Pengertian beton muda adalah beton yang belum berumur 28 hari.
9. Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk memodelkan keadaan pembebanan struktur beton di lapangan, tetapi terbatas pada eksperimen di laboratorium.
(29)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 4
10.Perawatan benda uji dengan perawatan basah (wet curing) yaitu dengan cara merendam benda uji kedalam bak yang berisi air.
11.Pengujian benda uji dilakukan pada umur perawatan beton 3, 7, 14, dan 28 hari. Setiap pengujian umur benda uji menggunakan 3 benda uji. Pengujian dilakukan di laboratorium Teknologi Bahan Universitas Kristen Maranatha.
1.4 Metodologi Penulisan
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah : 1. Studi literatur sebagai bahan kajian teoritis. 2. Studi eksperimental laboratorium.
3. Pembahasan masalah.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
Membahas mengenai latar belakang masalah, tujuan penulisan, ruang lingkup pembahasan, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB 2 STUDI PUSTAKA
Membahas mengenai beton, bahan-bahan yang dipakai, membahas Portland Composite Cement dan teori dasar dari kekuatan beton.
(30)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 5
BAB 3 PERSIAPAN PENELITIAN
Membahas tentang persiapan-persiapan penelitian, yaitu pemeriksaan agregat kasar dan agregat halus, perencanaan campuran beton menurut ACI dan perbandingan harga.
BAB 4 PELAKSANAAN PENELITIAN
Membahas tentang proses pembuatan benda uji, perawatan benda uji, pengukuran dimensi benda uji, pengujian beton segar yang berupa pengujian nilai slump beton dan pengujian beton keras yang berupa uji kuat tekan beton.
BAB 5 ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN
Membahas tentang hubungan umur perawatan dengan kuat tekan beton, perhitungan kuat tekan karakteristik beton, faktor konversi Portland Composite Cement, dan pola retak uji tekan.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Membahas tentang kesimpulan hasil penelitian yang sudah dilakukan dan saran.
(31)
55 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil analisis penelitian maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut :
6.1 Kesimpulan
1. Kuat tekan karakteristik pada beton menggunakan PCC mencapai fc’=
48,9094 MPa sedangkan beton menggunakan OPC dan Sikament-NN mencapai fc’= 46,2328 MPa keduanya melampaui kuat tekan karakteristik
rencana 45 MPa. Jadi dapat disimpulkan kuat tekan karakteristik pada beton menggunakan PCC lebih besar dari kuat tekan karakteristik pada beton menggunakan OPC dan Sikament-NN.
(32)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 56 2. Ternyata nilai faktor konversi yang didapat mempunyai nilai yang lebih
besar daripada nilai faktor konversi kuat awal tinggi berdasarkan Peraturan Beton Indonesia. Hal ini menunjukkan penggunaan PCC sangat baik untuk meningkatkan kuat tekan awal beton.
3. Pada pengujian ini, nilai slump didapat 38 mm sesuai dengan persyaratan nilai slump.
4. Dari beberapa model analisis regresi yang dicoba, ternyata model analisis regresi hyperbolic adalah model analisis yang paling mendekati data hasil penelitian. Persamaan umum analisisnya adalah Y = 1/(0,0184233+0,0417779/X) dimana X = umur perawatan (hari) dan Y = kuat tekan beton (MPa). Sedangkan R 2 = 99,4509 dan S.E.E = 0,00050451.
5. Pada perbandingan harga didapatkan harga campuran beton per m3 menggunakan PCC lebih murah dibandingkan menggunakan OPC dan Sikament-NN dengan selisih harga Rp. 60.008,- / m3.
6. Hasil pola retak menunjukan retak geser tidak terjadi dan retak sejajar hanya terjadi pada satu benda uji umur 3 hari, hal ini berarti pola retak sesuai dengan tujuan pengujian kuat tekan.
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan setelah melakukan penelitian ini adalah :
1. Dari hasil pengujian PCC didapat adanya peningkatan kekuatan awal tinggi beton yang apabila diterapkan pada lapangan maka umur 14 hari bekisting dapat dibongkar karena kuat tekannya sudah memenuhi.
(1)
Perkembangan teknologi beton pada 50 tahun terakhir terjadi peningkatan yang menarik khususnya pada beton mutu tinggi, sehingga penggunaan beton mutu tinggi pada aplikasi gedung semakin banyak. Karakteristik beton mutu tinggi sangat menguntungkan untuk kolom yang menahan beban diatasnya, sehingga penggunaan beton mutu tinggi untuk dimensi penampang kolom dapat diperkecil dan lebih ekonomis. Beton yang mampu menahan kuat tekan lebih besar dari fc’= 42 MPa disebut sebagai beton mutu tinggi (high strength concrete). Saat ini, beton mutu tinggi dengan fc’=140 MPa sudah sering digunakan untuk pembangunan struktur-struktur besar (high-rise structures) di kota-kota metropolitan di Amerika dan Eropa, bahkan di beberapa laboratorium, beton mutu tinggi dengan fc’= 315 MPa juga sudah dapat diproduksi.
Beton dibuat dari campuran homogen agregat kasar, agregat halus, semen dan air dengan perbandingan tertentu dan dapat ditambah pula dengan bahan campuran tertentu lainnya apabila dianggap perlu. Mutu dan kekuatan beton sendiri tergantung dari bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan beton.
Semen merupakan hasil industri yang sangat kompleks, dengan campuran serta susunan yang berbeda. Pabrik semen memproduksi bermacam-macam jenis semen dengan sifat-sifat dan karakteristik yang berlainan. Pada tugas akhir ini semen yang digunakan adalah semen portland composite cement.
1.2 Tujuan Penulisan
Mengetahui penggunaan Portland Composite Cement terhadap kuat tekan karakteristik benda uji beton dengan mutu rencana fc’= 45 MPa dibandingkan
(2)
3
dengan Ordinary Portland Cement memakai Sikament_NN sebagai superplasticizer pada rancang campur dan kuat tekan karakteristik yang sama.
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam penelitian ini didakan pembatasan masalah, yaitu:
1. Semen yang digunakan adalah Portland Composite Cement dan Ordinary Portland Cement merk Tiga Roda produksi Indocement Tunggal Prakarsa.
2. Air yang digunakan adalah air yang dapat diminum. 3. Agregat halus yang digunakan adalah pasir Galunggung.
4. Agregat kasar yang digunakan adalah batu pecah dari Banjaran dengan ukuran 10 mm – 20 mm.
5. Zat aditif yang digunakan beton dengan Ordinary Portland Cement adalah Sikament-NN.
6. Jenis uji yang dilakukan adalah uji kuat tekan beton dengan menggunakan benda uji berbentuk silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm.
7. Mutu beton yang direncanakan adalah beton dengan kuat tekan karateristik fc’= 45 MPa dengan faktor air semen 0.36 – 0.4
8. Pengertian beton muda adalah beton yang belum berumur 28 hari.
9. Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk memodelkan keadaan pembebanan struktur beton di lapangan, tetapi terbatas pada eksperimen di laboratorium.
(3)
10.Perawatan benda uji dengan perawatan basah (wet curing) yaitu dengan cara merendam benda uji kedalam bak yang berisi air.
11.Pengujian benda uji dilakukan pada umur perawatan beton 3, 7, 14, dan 28 hari. Setiap pengujian umur benda uji menggunakan 3 benda uji. Pengujian dilakukan di laboratorium Teknologi Bahan Universitas Kristen Maranatha.
1.4 Metodologi Penulisan
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah : 1. Studi literatur sebagai bahan kajian teoritis. 2. Studi eksperimental laboratorium.
3. Pembahasan masalah.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
Membahas mengenai latar belakang masalah, tujuan penulisan, ruang lingkup pembahasan, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB 2 STUDI PUSTAKA
Membahas mengenai beton, bahan-bahan yang dipakai, membahas Portland Composite Cement dan teori dasar dari kekuatan beton.
(4)
5
BAB 3 PERSIAPAN PENELITIAN
Membahas tentang persiapan-persiapan penelitian, yaitu pemeriksaan agregat kasar dan agregat halus, perencanaan campuran beton menurut ACI dan perbandingan harga.
BAB 4 PELAKSANAAN PENELITIAN
Membahas tentang proses pembuatan benda uji, perawatan benda uji, pengukuran dimensi benda uji, pengujian beton segar yang berupa pengujian nilai slump beton dan pengujian beton keras yang berupa uji kuat tekan beton.
BAB 5 ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN
Membahas tentang hubungan umur perawatan dengan kuat tekan beton, perhitungan kuat tekan karakteristik beton, faktor konversi Portland Composite Cement, dan pola retak uji tekan.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Membahas tentang kesimpulan hasil penelitian yang sudah dilakukan dan saran.
(5)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil analisis penelitian maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut :
6.1 Kesimpulan
1. Kuat tekan karakteristik pada beton menggunakan PCC mencapai fc’= 48,9094 MPa sedangkan beton menggunakan OPC dan Sikament-NN mencapai fc’= 46,2328 MPa keduanya melampaui kuat tekan karakteristik rencana 45 MPa. Jadi dapat disimpulkan kuat tekan karakteristik pada beton menggunakan PCC lebih besar dari kuat tekan karakteristik pada beton menggunakan OPC dan Sikament-NN.
(6)
56 2. Ternyata nilai faktor konversi yang didapat mempunyai nilai yang lebih
besar daripada nilai faktor konversi kuat awal tinggi berdasarkan Peraturan Beton Indonesia. Hal ini menunjukkan penggunaan PCC sangat baik untuk meningkatkan kuat tekan awal beton.
3. Pada pengujian ini, nilai slump didapat 38 mm sesuai dengan persyaratan nilai slump.
4. Dari beberapa model analisis regresi yang dicoba, ternyata model analisis regresi hyperbolic adalah model analisis yang paling mendekati data hasil penelitian. Persamaan umum analisisnya adalah Y = 1/(0,0184233+0,0417779/X) dimana X = umur perawatan (hari) dan Y = kuat tekan beton (MPa). Sedangkan R 2 = 99,4509 dan S.E.E = 0,00050451.
5. Pada perbandingan harga didapatkan harga campuran beton per m3 menggunakan PCC lebih murah dibandingkan menggunakan OPC dan Sikament-NN dengan selisih harga Rp. 60.008,- / m3.
6. Hasil pola retak menunjukan retak geser tidak terjadi dan retak sejajar hanya terjadi pada satu benda uji umur 3 hari, hal ini berarti pola retak sesuai dengan tujuan pengujian kuat tekan.
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan setelah melakukan penelitian ini adalah :
1. Dari hasil pengujian PCC didapat adanya peningkatan kekuatan awal tinggi beton yang apabila diterapkan pada lapangan maka umur 14 hari bekisting dapat dibongkar karena kuat tekannya sudah memenuhi.