PENGARUH PENAMBAHAN STYROFOAM DENGAN PELARUT TOLUENA TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON RINGAN.
PENGARUH PENAMBAHAN STYROFOAM DENGAN PELARUT
TOLUENA TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS
ELASTISITAS BETON RINGAN
Oleh :
Nenni Simamora
NIM 4113240020
Program Studi Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015
i
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
segala rahmat dan berkatNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis sehingga penelitian yang berjudul “ Pengaruh Penambahan Styrofoam
dengan Pelarut Toluena Terhadap Kuat Tekan dan Modulus Elastisitas
Beton Ringan” ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan
terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak Rahmatsyah, M.Si selaku
dosen pembimbing akademik yang memberikan bimbingan dan nasehat selama
masa perkuliahan dan yang telah banyak membantu dalam penyelesaian penulisan
skripsi ini. Bapak Mukti Hamzah Harahap, S.Si., M.Si selaku dosen pembimbing
skripsi penulis yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada
penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini serta
kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku dosen penguji I, Bapak Drs.
Eidi Sihombing, MS selaku dosen penguji II, Bapak Drs. Usler Simarmata, M.S
selaku dosen penguji III, yang telah memberi banyak saran demi penyempurnaan
skripsi ini. Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc.Ph.D selaku dekan FMIPA UNIMED,
Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, MS, M.Sc selaku PD I FMIPA UNIMED,
Bapak Alkhafi Maas Siregar, S.Si, M.Si selaku ketua jurusan Fisika, Bapak Drs.
Pintor Simamora, M.Si selaku ketua Prodi Fisika dan seluruh Bapak dan Ibu
Dosen serta staf pegawai jurusan Fisika FMIPA Unimed yang sudah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan terimakasih juga penulis haturkan kepada Kepala Laboratorium
Beton Departemen Teknik Sipil USU Ibu Rahmi Karolina, ST. MT, asisten
Laboratorium Beton USU Bg Tengku Rizky Nanda dan teman-temannya yang
telah membantu dan membimbing penulis selama penelitian.
v
Dan secara khusus skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua
orangtua tercinta Tua Simamora, SE dan Marice Nababan serta menyampaikan
penghargaan dan rasa cinta kasih yang tak terhingga atas doa, dukungan, dan
perhatian yang diberikan kepada penulis semasa hidup. Terimakasih juga penulis
ucapkan kepada kakak dan adek saya Efriyanti, Wiwi, Uli dan Bg Mancen dan
teman-teman semuanya atas doa, perhatian, serta dukungan baik materi maupun
moril yang diberikan kepada penulis.
Terimakasih buat teman-teman seperjuangan Fisika Nondik ’11 terkhusus
buat Ekasari, Debora, Mersya, Ervina, Evi, Deslina, Riris, Christine atas
kebersamaan kita selama menjalani masa perkuliahan dan juga dalam penelitian
serta teman-teman yang telah memberikan semangat kepada penulis yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa isi maupun cara penulisan skripsi ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan
kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis
ucapkan banyak terima kasih, semoga skripsi dapat bermanfaat bagi
pengembangan penelitian selanjutnya.
Medan, Maret 2015
Nenni Simamora
4113240020
iii
PENGARUH PENAMBAHAN STYROFOAM DENGAN PELARUT
TOLUENA TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS
ELASTISITAS BETON RINGAN
Nenni Simamora (NIM 4113240020)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan
styrofoam dengan pelarut toluena terhadap kuat tekan dan modulus elastisitas
beton ringan. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium teknik sipil USU mulai
dari bulan Januari sampai dengan Februari.
Metode pembuatan yang dilakukan adalah beton dibuat berbentuk silinder
15 x 30 cm. Campuran beton yang digunakan mengacu pada beton mutu rendah
K175 dengan semen : pasir : kerikil adalah 1 : 2 : 3 dengan FAS 0,5. Pada
penelitian ini dibuat variasi komposisi styrofoam sebesar 0%, 12%, 14%, 16%,
18% dan 20% dengan pelarut toluena dari berat kerikil yang digunakan. Setelah
beton berumur 24 jam cetakan dibuka dan diberi nomor kode sesuai yang
diinginkan dan dirawat dalam bak air. Setelah melalui masa perendaman 28 hari
kemudian beton diuji dengan metode uji kuat tekan, dan modulus elastisitas.
Dari hasil pengujian diperoleh sifat mekanik yaitu kuat tekan beton
minimumnya yaitu pada penambahan styrofoam 20% dengan pelarut Toluena
yaitu 16,6 MPa, sedangkan kuat tekan beton maksimum pada penambahan
styrofoam 12% dengan pelarut Toluena yaitu 23,1 MPa. Dari hasil pengujian
modulus elastisitas diperoleh yaitu peningkatan maksimum terjadi pada beton
dengan penambahan styrofoam 20 % yaitu sebesar 4672 MPa, atau meningkat
sebesar 21,2309 % dari beton dengan styrofoam 0%. Dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi kuat tekannya maka modulus elastisitasnya juga semakin besar
Kata Kunci: Styrofoam, Kuat Tekan, Modulus Elastisitas
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I. PENDAHULUAN
1
1.1.Latar Belakang
1
1.2. Batasan Masalah
3
1.3. Rumusan Masalah
4
1.4. Tujuan Penelitian
4
1.5. Manfaat Penelitian
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
5
2.1. Semen
5
2.1.1. Semen Portland
5
2.1.2. Sifat Fisik dan Sifat Kimia Semen Portland
7
2.2. Pasir
8
2.3. Agregat
9
2.3.1. Agregat Kasar
10
2.3.2. Agregat Halus
11
2.4. Styrofoam
12
2.5. Toluena
14
2.5.1. Sifat Fisik dan Sifat Kimia Toluena
15
2.5.2. Kegunaan dari Toluena
16
2.6. Air
17
vii
2.7. Faktor Air Semen
17
2.8. Beton
18
2.8.1. Sifat Umum Beton
19
2.8.2. Kelebihan dan Kekurangan Beton
20
2.8.3. Parameter-parameter yang Mempengaruhi Kualitas Beton
21
2.8.4. Beton Ringan
21
2.8.5. Sifat-Sifat Beton Ringan
23
2.9. Karakterisasi Beton
27
2.9.1. Tekanan
27
2.9.2. Modulus Elastisitas
29
BAB III. METODE PENELITIAN
31
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
31
3.2. Alat dan Bahan
31
3.2.1. Alat
31
3.2.2. Bahan
31
3.3. Prosedur Penelitian
32
3.3.1. Prosedur Pembuatan Sampel
34
3.4. Pengujian Sampel
35
3.5. Diagram Alir Penelitian
37
3.6. Teknik Analisa Data
38
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
39
4.1.Hasil Penelitian
39
4.1.1. Tekanan
39
4.1.2. Modulus Elastisitas
41
4.2.Pembahasan
45
4.2.1. Tekanan
45
4.2.2. Modulus Elastisitas
48
viii
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
50
5.1.Kesimpulan
50
5.2.Saran
51
DAFTAR PUSTAKA
52
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pemakaian beton dalam bidang konstruksi dewasa ini memang sering kali
dijumpai. Beton diminati karena mempunyai banyak kelebihan dibandingkan
bahan yang lain. Berat jenis beton merupakan salah satu unsur yang
diperhitungkan karena sangat berpengaruh terhadap perhitungan pembebanan
struktur.
Salah satu material alternatif untuk mengurangi berat beton dengan
menggunakan expanded polystyrene atau biasa disebut styrofoam. Butiran
expandend polystyrene (EPS) memiliki massa jenis 16-27 kg/m3 dimana saat
dicampur dengan beton akan menghasilkan massa jenis beton antara 1700-2000
kg/m3 (Zaher Kuhail, 2001).
Muncullah berbagai penelitian tentang beton ringan yang bertujuan untuk
mengatasi permasalahan ini, satu diantaranya adalah metode foamed concrete
yaitu dengan menambahkan foam agent (cairan busa). Penelitian ini dilakukan
oleh Purnawan Gunawan, Wibowo, Nurmantian Suryawan (2014) dengan judul
“Pengaruh Penambahan Serat Polypropylene Pada Beton Ringan Dengan
Teknologi Foam Terhadap Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah Dan Modulus
Elastisitas”. Dari penelitian ini disimpulkan Nilai kuat tekan beton ringan foam
berdasarkan hasil pengujian laboratorium mengalami peningkatan paling
maksimum adalah pada kadar penambahan serat polypropylene 0,75%, yaitu
meningkat 27,93% dari beton ringan foam tanpa serat. Berdasarkan analisis
regresi polynomial diperoleh kadar optimum penambahan serat adalah 0,88%
dengan kuat tekan 24,31 MPa. Nilai kuat tarik belah beton ringan foam
berdasarkan analisis regresi polynomial diperoleh kadar optimum penambahan
serat adalah 0,89% dengan kuat tarik belah 4,23 MPa. Nilai modulus elastisitas
beton ringan foam berdasarkan analisis regresi polynomial diperoleh kadar
optimum penambahan serat adalah 0,83% dengan kuat tekan 24538 MPa.
1
Penelitian lain yang dilakukan oleh Putra (2013) menguji beton ringan
foam silinder pada kondisi normal dengan kuat tekan, kuat tarik belah, dan
modulus elastisitas mencapai 15,19 MPa, 2,1 MPa, dan 14991 MPa, setelah diberi
serat kawat bendrat kekuatan beton meningkat secara signifikan menjadi berturutturut : kuat tekan, kuat tarik belah, dan modulus elastisitas sebesar : 23,58 MPa,
3,4 MPa, dan 18383 MPa atau jika dilihat prosentasenya meningkat 55,26%,
61,90%, dan 22,63% dari beton ringan foam tanpa serat.
Giri, dkk (2008) melakukan penelitian untuk mengetahui kuat tekan dan
modulus elastisitas beton dengan penambahan butiran styrofoam serta hubungan
antara kuat tekan dan modulus elastisitas beton dengan persentase penambahan
butiran styrofoam. Butiran styrofoam ini digunakan dengan pertimbangan
menjadikan beton lebih ringan namun memiliki kekuatan yang cukup untuk
memikul beban beban yang bekerja. Komposisi campuran bahan yaitu semen,
pasir dan batu pecah. Variasi penambahan sebanyak styrofoam sebanyak 0%,
10%, 20%, 30% dan 40% terhadap volume campuran beton. Butiran styrofoam
yang dipakai memiliki diameter antara 3-10 mm dengan berat satuan 22,89 kg/m3.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat tekan beton dan modulus elastisitas
yang dihasilkan mengalami penurunan dengan bertambahnya persentase butiran
styrofoam dimana nilai kuat tekan dengan variasi persentasi butiran styrofoam
sebesar 0%, 10%, 20%, 30% dan 40% berturut-turut 26,42 MPa, 24,144 MPa,
17,994 MPa, 13,411 MPa, 9,995 MPa. Penurunan nilai modulus elastisitas dengan
penambahan 10%, 20%, 30% dan 40% berdasarkan ASTM C 469 berturut-turut
0,278%, 5,797%, 16,555%, dan 32,553%.
Penelitian lain yang digunakan sebagai acuan pada penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Denria Sitindaon (2014) dengan judul “Pengaruh
Penambahan Styrofoam Pada Pembuatan Beton Ringan Menggunakan Pasir
Merah Labuhan Batu Selatan”. Hasil yang diperoleh diketahui bahwasanya
kandungan styrofoam dalam campuran beton cenderung memberikan pengaruh
terhadap massa jenis beton yang semakin rendah yang juga linear dengan
penurunan tekanan beton. Hal ini dikarenakan karena penggunaan styrofoam
dalam beton membuat adanya rongga-rongga udara dalam beton yang membuat
2
beton menjadi lebih ringan. Dari keseluruhan sampel, untuk komposisi terbaik
beton ringan diperoleh pada penambahan styrofoam 16% dengan kuat tekan
14,16×106N/m2atau sekitar 14,16 MPa dan massa jenis 1890 kg/m3. Beton ini
dapat digolongkan ke dalam beton struktural ringan sesuai dengan SNI 03-28472002. Penambahan styrofoam ke dalam campuran beton tidak berarti membuat
styrofoam menjadi berikatan dengan semen karena styrofoam itu sendiri bersifat
nonpolar. Jadi styrofoam hanya terperangkap di dalam campuran beton yang
akhirnya menghasilkan ruang di dalam beton yang membuat beton menjadi lebih
ringan.
Sehingga peneliti ingin melakukan penelitian tentang beton ringan dengan
penambahan styrofoam yang telah dilarutkan dengan bahan pelarut toluena,
penambahan tersebut berfungsi membuat styrofoam menjadi berikatan dengan
semen. Dalam penelitian ini, pasir yang digunakan adalah pasir merah Yang
merupakan pasir galian yang berasal dari desa Padang Bulan kecamatan Kota
Pinang kabupaten Labuhan Batu Selatan memiliki butiran yang sangat halus serta
bobot yang lebih ringan dari pasir galian biasa.
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan sifat
mekanik beton. Sifat mekanik beton yang dimaksud adalah kuat tekan dan
modulus elastisitas. Penambahan styrofoam, diharapkan akan dapat membuat
styrofoam menjadi berikatan dengan semen yaitu dengan penambahan pelarut
toluena pada styrofoam untuk membuat beton pasir merah yang unggul baik dari
segi kuat tekan maupun dari berat elemen struktur beton. Berdasarkan
permasalahan di atas maka adapun yang menjadi judul dari penelitian ini ialah
“Pengaruh Penambahan Styrofoam dengan Pelarut Toluen Terhadap Kuat
Tekan dan Modulus Elastisitas Beton Ringan”.
1.2.
Batasan Masalah
1.
Volume pasir merah yang digunakan adalah 50% dari komposisi
agregat halus yang digunakan.
2.
Variasi komposisi styrofoam yang digunakan adalah 0%, 12%, 14% ,
16%, 18% dan 20%.
3
3.
Karakteristik yang diuji adalah kuat tekan dan modulus elastisitas.
4.
Agregat ringan yang digunakan adalah pasir merah, pasir biasa dan
styrofoam.
1.3.
5.
Agregat kasar yang digunakan adalah kerikil.
6.
Bahan pelarut toulena untuk styrofoam.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah pengaruh penambahan styrofoam dengan pelarut
toluena terhadap kuat tekan beton ringan?
2.
Bagaimanakah pengaruh penambahan styrofoam dengan pelarut
toluena terhadap modulus elastisitas beton ringan?
1.4.
Tujuan Penelitian
1.
Mengetahui pengaruh penambahan styrofoam dengan pelarut toluena
terhadap kuat tekan beton ringan.
2.
Mengetahui pengaruh penambahan styrofoam dengan pelarut toluena
terhadap modulus elastisitas beton ringan.
1.5.
Manfaat Penelitian
1.
Memberikan informasi mengenai penggunaan styrofoam dengan
pelarut toluena dalam pembuatan beton ringan yang memenuhi
persyaratan material struktur.
2.
Memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu bahan dan struktur
serta mengetahui pengaruh penambahan styrofoam dengan pelarut
toluena terhadap kuat tekan dan modulus elastisitas beton ringan.
3.
Untuk pemberdayaan limbah styrofoam secara lebih optimal.
4
5
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari penelitian mengenai pengaruh penambahan styrofoam dengan pelarut
toluena terhadap kuat tekan dan modulus elastisitas beton ringan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan sifat mekanik yang diperoleh dari pengujian beton, dapat
disimpulkan bahwa bahan pelarut toluena tergolong surfaktan sebagai
pengontrol jumlah udara di dalam beton. Butiran styrofoam yang bersifat
hidrofobik, sedangkan surfaktan (toluena) adalah wetting agents (pelarut)
yang menyebabkan pemurunan tegangan antarmuka sehingga persebaran
styrofoam pada pasta campuran lebih tersebar merata dan dapat
memperbaiki sifat daya ikat pada beton.
2. Dari keseluruhan sampel komposisi terbaik diperoleh pada penambahan
styrofoam 12% dengan pelarut toluena dengan tekanan 23,1 MPa
disebabkan karena styrofoam dengan pelarut toluena (styrofoam
bersurfaktan) juga berpengaruh terhadap kuat tekan, penambahan
surfaktan pelarut toluena yang melapisi styrofoam juga memberikan
pengaruh terhadap penambahan kuat tekan beton. Kuat tekan yang
bertambah terjadi oleh karena pengaruh dari surfaktan yang mengikat
styrofoam, sehingga butiran styrofoam menjadi lebih keras. Semakin
bertambahnya kuat tekan beton maka semakin bertambah juga berat
jenisnya.
3. Nilai modulus elastisitas meningkat seiring dengan penambahan styrofoam
dengan pelarut toluena. Peningkatan maksimum terjadi pada beton dengan
penambahan styrofoam 20 % yaitu sebesar 4672 MPa atau meningkat
sebesar 21,2309 % dari beton dengan styrofoam 0%.
4. Modulus elastisitas yang tinggi menunjukkan kemampuan beton untuk
menahan suatu beban yang besar dengan kondisi regangan yang kecil.
50
Semakin tinggi nilai dari kuat tekan beton itu maka akan semakin tinggi
pula nilai Modulus Elastisitasnya.
5.2. Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan dengan mengacu pada hasil penelitian
yang diperoleh, maka ada beberapa saran yang dikemukakan oleh penulis
diantaranya
1.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut bagaimana pengaruh banyaknya
konsentrasi bahan pelarut toluena pada styrofoam terhadap sifat beton.
2.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk karakterisasi ikatan senyawa
kimia antara toluena dan styrofoam pada beton.
3.
Perlu dilakukan penelitian optimasi penambahan variasi komposisi
styrofoam untuk mendapatkan nilai yang optimal.
51
DAFTAR PUSTAKA
Andrew, S. and William, K., (1978), Lightweight Concrete, Applied Science
Publishers Ltd, London.
Anggarawal, (2010), Pengaruh Faktor Air Semen Dengan Campuran Batu
Apung Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton, Skripsi,
Fakultas Teknik, UM, Mataram.
Anonim, (1971), Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971), Departemen
Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Bandung.
Anonim, (2002), Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung, SNI 03-2847-2002, Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional, (1990), SNI 03-1974-1990, Metode Pengujian Kuat
Tekan Beton. Jakarta, BSN.
Billmeyer, F.W., Textbook of Polymer Science, John Wiley & Sons, Newyork.
Cahyadi,W.D., (2012), Studi Kuat Tekan Beton Normal Mutu Rendah yang
Mengandung Abu Sekam Padi (RHA) dan Limbah Adukan Beton (CSW),
Skripsi, FT, UI, Depok.
Cowd, M.A., (1991), Kimia Polimer. ITB, Bandung.
Crawford, R.J., (1998), Plastic Engginering, Third Edition, John Wiley & Sons
Inc, Singapura.
Dipohusodo, I., (1994), Struktur Beton Bertulang, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Giri, I.B.D., Sudarsana,K. danTutarani, N.M., (2008), Kuat Tekan dan Modulus
Elastisitas Beton dengan Penambahan Styrofoam (Styrocon), Jurnal
Ilmiah Teknik Sipil Vol. 12 No. 1.
Gunawan,P., Wibowo, dan Nurmantian,S., (2014), Pengaruh Penambahan Serat
Polypropylene Pada Beton Ringan dengan Teknologi Foam Terhadap
Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah dan Modulus Elastisitas, Jurnal Matriks
Teknik Sipil Vol. 2 No. 2/Juli 2014/206.
Mulyono, T., (2005), Teknologi Beton, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Murdock, L.J. dan Brook,K.M., (1991), Bahan dan Praktek Beton, Erlangga,
Jakarta.
52
Mutiawati, I., (2010), Kajian Eksperimental Pada Beton Dengan Menggunakan
Agregat Kasar Buatan Dari Lumpur Lapindo, Skripsi, FMIPA, UNDIP,
Semarang.
Nawy, E.G., (1998), Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar, PT. Refika
Aditama, Bandung.
Neville, A.M., (1981), Properties of Concrete, 3rd Edition, Pitman Books Ltd,
London.
Othmer, K., (1994), Encyclopedia of Chemical Technology, 4th ed, Wiley
Interscience, Singapore.
Putra, S.A., Slamet, P., dan Purnawan, G., (2013), Pengaruh Penambahan Serat
Kawat Bendrat Pada Beton Ringan dengan Teknologi Foam Terhadap
Kuat Tekan, Kuat Tarik dan Modulus Elastisitas. Jurnal Matriks Teknik
Sipil/September 2013/235.
Riangendarto,M. dan Zulfiarheri,M., (2010). Kajian Eksperimen Kuat Tekan
Beton Ringan Menggunakan Agregat Bambu dan Bahan Tambah Beton.
Jurnal Ilmiah Semesta Teknika Vol. 13, No. 1.
Sagel, R. dan Kole,P., (1993), Pedoman Pengerjaan Beton. Erlangga, Jakarta.
Simanjuntak, T., (2010), Pemanfaatan Batu Apung dalam Pembuatan Beton
Ringan dengan Sikament-NN dan Sika Fume, Tesis, FMIPA, USU, Medan.
Sitindaon, D., (2014), Pengaruh Penambahan Styrofoampada Pembuatan Beton
Ringan Menggunakan Pasir Merah Labuhan Batu Selatan, Skripsi,
FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.
Supatmi, (2011), Analisis Kualitas Genteng Beton Dengan Bahan Tambah Serat
Ijuk Dan Pengurangan Pasir, Skripsi, Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Suseno,H,Wahyuni,E. dan Hariono, B., (2008), Pengaruh Variasi Proporsi
Campuran dan Penambahan Superplasticizer Terhadap Slump, Berat Isi
dan Kuat Tekan Beton Ringan Struktural Beragregat Batuan Andesit
Piroksin, Jurnal Rekayasa Sipil Vol. 2 No.3.
Syaram, Z., (2010), Pembuatan dan Karakterisasi Beton Ringan dengan
Memanfaatkan Batu Apung, Skripsi, FMIPA, USU, Medan.
Tjokrodimuljo, K., (1996), Teknologi Beton, Nafiri, Yogyakarta.
Kuhail, Z., (2001), Polysytyrene Lightweight Concrete, Gaza, Palestina.
53
TOLUENA TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS
ELASTISITAS BETON RINGAN
Oleh :
Nenni Simamora
NIM 4113240020
Program Studi Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015
i
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
segala rahmat dan berkatNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis sehingga penelitian yang berjudul “ Pengaruh Penambahan Styrofoam
dengan Pelarut Toluena Terhadap Kuat Tekan dan Modulus Elastisitas
Beton Ringan” ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan
terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak Rahmatsyah, M.Si selaku
dosen pembimbing akademik yang memberikan bimbingan dan nasehat selama
masa perkuliahan dan yang telah banyak membantu dalam penyelesaian penulisan
skripsi ini. Bapak Mukti Hamzah Harahap, S.Si., M.Si selaku dosen pembimbing
skripsi penulis yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada
penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini serta
kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku dosen penguji I, Bapak Drs.
Eidi Sihombing, MS selaku dosen penguji II, Bapak Drs. Usler Simarmata, M.S
selaku dosen penguji III, yang telah memberi banyak saran demi penyempurnaan
skripsi ini. Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc.Ph.D selaku dekan FMIPA UNIMED,
Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, MS, M.Sc selaku PD I FMIPA UNIMED,
Bapak Alkhafi Maas Siregar, S.Si, M.Si selaku ketua jurusan Fisika, Bapak Drs.
Pintor Simamora, M.Si selaku ketua Prodi Fisika dan seluruh Bapak dan Ibu
Dosen serta staf pegawai jurusan Fisika FMIPA Unimed yang sudah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan terimakasih juga penulis haturkan kepada Kepala Laboratorium
Beton Departemen Teknik Sipil USU Ibu Rahmi Karolina, ST. MT, asisten
Laboratorium Beton USU Bg Tengku Rizky Nanda dan teman-temannya yang
telah membantu dan membimbing penulis selama penelitian.
v
Dan secara khusus skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua
orangtua tercinta Tua Simamora, SE dan Marice Nababan serta menyampaikan
penghargaan dan rasa cinta kasih yang tak terhingga atas doa, dukungan, dan
perhatian yang diberikan kepada penulis semasa hidup. Terimakasih juga penulis
ucapkan kepada kakak dan adek saya Efriyanti, Wiwi, Uli dan Bg Mancen dan
teman-teman semuanya atas doa, perhatian, serta dukungan baik materi maupun
moril yang diberikan kepada penulis.
Terimakasih buat teman-teman seperjuangan Fisika Nondik ’11 terkhusus
buat Ekasari, Debora, Mersya, Ervina, Evi, Deslina, Riris, Christine atas
kebersamaan kita selama menjalani masa perkuliahan dan juga dalam penelitian
serta teman-teman yang telah memberikan semangat kepada penulis yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa isi maupun cara penulisan skripsi ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan
kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis
ucapkan banyak terima kasih, semoga skripsi dapat bermanfaat bagi
pengembangan penelitian selanjutnya.
Medan, Maret 2015
Nenni Simamora
4113240020
iii
PENGARUH PENAMBAHAN STYROFOAM DENGAN PELARUT
TOLUENA TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS
ELASTISITAS BETON RINGAN
Nenni Simamora (NIM 4113240020)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan
styrofoam dengan pelarut toluena terhadap kuat tekan dan modulus elastisitas
beton ringan. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium teknik sipil USU mulai
dari bulan Januari sampai dengan Februari.
Metode pembuatan yang dilakukan adalah beton dibuat berbentuk silinder
15 x 30 cm. Campuran beton yang digunakan mengacu pada beton mutu rendah
K175 dengan semen : pasir : kerikil adalah 1 : 2 : 3 dengan FAS 0,5. Pada
penelitian ini dibuat variasi komposisi styrofoam sebesar 0%, 12%, 14%, 16%,
18% dan 20% dengan pelarut toluena dari berat kerikil yang digunakan. Setelah
beton berumur 24 jam cetakan dibuka dan diberi nomor kode sesuai yang
diinginkan dan dirawat dalam bak air. Setelah melalui masa perendaman 28 hari
kemudian beton diuji dengan metode uji kuat tekan, dan modulus elastisitas.
Dari hasil pengujian diperoleh sifat mekanik yaitu kuat tekan beton
minimumnya yaitu pada penambahan styrofoam 20% dengan pelarut Toluena
yaitu 16,6 MPa, sedangkan kuat tekan beton maksimum pada penambahan
styrofoam 12% dengan pelarut Toluena yaitu 23,1 MPa. Dari hasil pengujian
modulus elastisitas diperoleh yaitu peningkatan maksimum terjadi pada beton
dengan penambahan styrofoam 20 % yaitu sebesar 4672 MPa, atau meningkat
sebesar 21,2309 % dari beton dengan styrofoam 0%. Dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi kuat tekannya maka modulus elastisitasnya juga semakin besar
Kata Kunci: Styrofoam, Kuat Tekan, Modulus Elastisitas
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I. PENDAHULUAN
1
1.1.Latar Belakang
1
1.2. Batasan Masalah
3
1.3. Rumusan Masalah
4
1.4. Tujuan Penelitian
4
1.5. Manfaat Penelitian
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
5
2.1. Semen
5
2.1.1. Semen Portland
5
2.1.2. Sifat Fisik dan Sifat Kimia Semen Portland
7
2.2. Pasir
8
2.3. Agregat
9
2.3.1. Agregat Kasar
10
2.3.2. Agregat Halus
11
2.4. Styrofoam
12
2.5. Toluena
14
2.5.1. Sifat Fisik dan Sifat Kimia Toluena
15
2.5.2. Kegunaan dari Toluena
16
2.6. Air
17
vii
2.7. Faktor Air Semen
17
2.8. Beton
18
2.8.1. Sifat Umum Beton
19
2.8.2. Kelebihan dan Kekurangan Beton
20
2.8.3. Parameter-parameter yang Mempengaruhi Kualitas Beton
21
2.8.4. Beton Ringan
21
2.8.5. Sifat-Sifat Beton Ringan
23
2.9. Karakterisasi Beton
27
2.9.1. Tekanan
27
2.9.2. Modulus Elastisitas
29
BAB III. METODE PENELITIAN
31
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
31
3.2. Alat dan Bahan
31
3.2.1. Alat
31
3.2.2. Bahan
31
3.3. Prosedur Penelitian
32
3.3.1. Prosedur Pembuatan Sampel
34
3.4. Pengujian Sampel
35
3.5. Diagram Alir Penelitian
37
3.6. Teknik Analisa Data
38
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
39
4.1.Hasil Penelitian
39
4.1.1. Tekanan
39
4.1.2. Modulus Elastisitas
41
4.2.Pembahasan
45
4.2.1. Tekanan
45
4.2.2. Modulus Elastisitas
48
viii
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
50
5.1.Kesimpulan
50
5.2.Saran
51
DAFTAR PUSTAKA
52
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pemakaian beton dalam bidang konstruksi dewasa ini memang sering kali
dijumpai. Beton diminati karena mempunyai banyak kelebihan dibandingkan
bahan yang lain. Berat jenis beton merupakan salah satu unsur yang
diperhitungkan karena sangat berpengaruh terhadap perhitungan pembebanan
struktur.
Salah satu material alternatif untuk mengurangi berat beton dengan
menggunakan expanded polystyrene atau biasa disebut styrofoam. Butiran
expandend polystyrene (EPS) memiliki massa jenis 16-27 kg/m3 dimana saat
dicampur dengan beton akan menghasilkan massa jenis beton antara 1700-2000
kg/m3 (Zaher Kuhail, 2001).
Muncullah berbagai penelitian tentang beton ringan yang bertujuan untuk
mengatasi permasalahan ini, satu diantaranya adalah metode foamed concrete
yaitu dengan menambahkan foam agent (cairan busa). Penelitian ini dilakukan
oleh Purnawan Gunawan, Wibowo, Nurmantian Suryawan (2014) dengan judul
“Pengaruh Penambahan Serat Polypropylene Pada Beton Ringan Dengan
Teknologi Foam Terhadap Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah Dan Modulus
Elastisitas”. Dari penelitian ini disimpulkan Nilai kuat tekan beton ringan foam
berdasarkan hasil pengujian laboratorium mengalami peningkatan paling
maksimum adalah pada kadar penambahan serat polypropylene 0,75%, yaitu
meningkat 27,93% dari beton ringan foam tanpa serat. Berdasarkan analisis
regresi polynomial diperoleh kadar optimum penambahan serat adalah 0,88%
dengan kuat tekan 24,31 MPa. Nilai kuat tarik belah beton ringan foam
berdasarkan analisis regresi polynomial diperoleh kadar optimum penambahan
serat adalah 0,89% dengan kuat tarik belah 4,23 MPa. Nilai modulus elastisitas
beton ringan foam berdasarkan analisis regresi polynomial diperoleh kadar
optimum penambahan serat adalah 0,83% dengan kuat tekan 24538 MPa.
1
Penelitian lain yang dilakukan oleh Putra (2013) menguji beton ringan
foam silinder pada kondisi normal dengan kuat tekan, kuat tarik belah, dan
modulus elastisitas mencapai 15,19 MPa, 2,1 MPa, dan 14991 MPa, setelah diberi
serat kawat bendrat kekuatan beton meningkat secara signifikan menjadi berturutturut : kuat tekan, kuat tarik belah, dan modulus elastisitas sebesar : 23,58 MPa,
3,4 MPa, dan 18383 MPa atau jika dilihat prosentasenya meningkat 55,26%,
61,90%, dan 22,63% dari beton ringan foam tanpa serat.
Giri, dkk (2008) melakukan penelitian untuk mengetahui kuat tekan dan
modulus elastisitas beton dengan penambahan butiran styrofoam serta hubungan
antara kuat tekan dan modulus elastisitas beton dengan persentase penambahan
butiran styrofoam. Butiran styrofoam ini digunakan dengan pertimbangan
menjadikan beton lebih ringan namun memiliki kekuatan yang cukup untuk
memikul beban beban yang bekerja. Komposisi campuran bahan yaitu semen,
pasir dan batu pecah. Variasi penambahan sebanyak styrofoam sebanyak 0%,
10%, 20%, 30% dan 40% terhadap volume campuran beton. Butiran styrofoam
yang dipakai memiliki diameter antara 3-10 mm dengan berat satuan 22,89 kg/m3.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat tekan beton dan modulus elastisitas
yang dihasilkan mengalami penurunan dengan bertambahnya persentase butiran
styrofoam dimana nilai kuat tekan dengan variasi persentasi butiran styrofoam
sebesar 0%, 10%, 20%, 30% dan 40% berturut-turut 26,42 MPa, 24,144 MPa,
17,994 MPa, 13,411 MPa, 9,995 MPa. Penurunan nilai modulus elastisitas dengan
penambahan 10%, 20%, 30% dan 40% berdasarkan ASTM C 469 berturut-turut
0,278%, 5,797%, 16,555%, dan 32,553%.
Penelitian lain yang digunakan sebagai acuan pada penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Denria Sitindaon (2014) dengan judul “Pengaruh
Penambahan Styrofoam Pada Pembuatan Beton Ringan Menggunakan Pasir
Merah Labuhan Batu Selatan”. Hasil yang diperoleh diketahui bahwasanya
kandungan styrofoam dalam campuran beton cenderung memberikan pengaruh
terhadap massa jenis beton yang semakin rendah yang juga linear dengan
penurunan tekanan beton. Hal ini dikarenakan karena penggunaan styrofoam
dalam beton membuat adanya rongga-rongga udara dalam beton yang membuat
2
beton menjadi lebih ringan. Dari keseluruhan sampel, untuk komposisi terbaik
beton ringan diperoleh pada penambahan styrofoam 16% dengan kuat tekan
14,16×106N/m2atau sekitar 14,16 MPa dan massa jenis 1890 kg/m3. Beton ini
dapat digolongkan ke dalam beton struktural ringan sesuai dengan SNI 03-28472002. Penambahan styrofoam ke dalam campuran beton tidak berarti membuat
styrofoam menjadi berikatan dengan semen karena styrofoam itu sendiri bersifat
nonpolar. Jadi styrofoam hanya terperangkap di dalam campuran beton yang
akhirnya menghasilkan ruang di dalam beton yang membuat beton menjadi lebih
ringan.
Sehingga peneliti ingin melakukan penelitian tentang beton ringan dengan
penambahan styrofoam yang telah dilarutkan dengan bahan pelarut toluena,
penambahan tersebut berfungsi membuat styrofoam menjadi berikatan dengan
semen. Dalam penelitian ini, pasir yang digunakan adalah pasir merah Yang
merupakan pasir galian yang berasal dari desa Padang Bulan kecamatan Kota
Pinang kabupaten Labuhan Batu Selatan memiliki butiran yang sangat halus serta
bobot yang lebih ringan dari pasir galian biasa.
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan sifat
mekanik beton. Sifat mekanik beton yang dimaksud adalah kuat tekan dan
modulus elastisitas. Penambahan styrofoam, diharapkan akan dapat membuat
styrofoam menjadi berikatan dengan semen yaitu dengan penambahan pelarut
toluena pada styrofoam untuk membuat beton pasir merah yang unggul baik dari
segi kuat tekan maupun dari berat elemen struktur beton. Berdasarkan
permasalahan di atas maka adapun yang menjadi judul dari penelitian ini ialah
“Pengaruh Penambahan Styrofoam dengan Pelarut Toluen Terhadap Kuat
Tekan dan Modulus Elastisitas Beton Ringan”.
1.2.
Batasan Masalah
1.
Volume pasir merah yang digunakan adalah 50% dari komposisi
agregat halus yang digunakan.
2.
Variasi komposisi styrofoam yang digunakan adalah 0%, 12%, 14% ,
16%, 18% dan 20%.
3
3.
Karakteristik yang diuji adalah kuat tekan dan modulus elastisitas.
4.
Agregat ringan yang digunakan adalah pasir merah, pasir biasa dan
styrofoam.
1.3.
5.
Agregat kasar yang digunakan adalah kerikil.
6.
Bahan pelarut toulena untuk styrofoam.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah pengaruh penambahan styrofoam dengan pelarut
toluena terhadap kuat tekan beton ringan?
2.
Bagaimanakah pengaruh penambahan styrofoam dengan pelarut
toluena terhadap modulus elastisitas beton ringan?
1.4.
Tujuan Penelitian
1.
Mengetahui pengaruh penambahan styrofoam dengan pelarut toluena
terhadap kuat tekan beton ringan.
2.
Mengetahui pengaruh penambahan styrofoam dengan pelarut toluena
terhadap modulus elastisitas beton ringan.
1.5.
Manfaat Penelitian
1.
Memberikan informasi mengenai penggunaan styrofoam dengan
pelarut toluena dalam pembuatan beton ringan yang memenuhi
persyaratan material struktur.
2.
Memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu bahan dan struktur
serta mengetahui pengaruh penambahan styrofoam dengan pelarut
toluena terhadap kuat tekan dan modulus elastisitas beton ringan.
3.
Untuk pemberdayaan limbah styrofoam secara lebih optimal.
4
5
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari penelitian mengenai pengaruh penambahan styrofoam dengan pelarut
toluena terhadap kuat tekan dan modulus elastisitas beton ringan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan sifat mekanik yang diperoleh dari pengujian beton, dapat
disimpulkan bahwa bahan pelarut toluena tergolong surfaktan sebagai
pengontrol jumlah udara di dalam beton. Butiran styrofoam yang bersifat
hidrofobik, sedangkan surfaktan (toluena) adalah wetting agents (pelarut)
yang menyebabkan pemurunan tegangan antarmuka sehingga persebaran
styrofoam pada pasta campuran lebih tersebar merata dan dapat
memperbaiki sifat daya ikat pada beton.
2. Dari keseluruhan sampel komposisi terbaik diperoleh pada penambahan
styrofoam 12% dengan pelarut toluena dengan tekanan 23,1 MPa
disebabkan karena styrofoam dengan pelarut toluena (styrofoam
bersurfaktan) juga berpengaruh terhadap kuat tekan, penambahan
surfaktan pelarut toluena yang melapisi styrofoam juga memberikan
pengaruh terhadap penambahan kuat tekan beton. Kuat tekan yang
bertambah terjadi oleh karena pengaruh dari surfaktan yang mengikat
styrofoam, sehingga butiran styrofoam menjadi lebih keras. Semakin
bertambahnya kuat tekan beton maka semakin bertambah juga berat
jenisnya.
3. Nilai modulus elastisitas meningkat seiring dengan penambahan styrofoam
dengan pelarut toluena. Peningkatan maksimum terjadi pada beton dengan
penambahan styrofoam 20 % yaitu sebesar 4672 MPa atau meningkat
sebesar 21,2309 % dari beton dengan styrofoam 0%.
4. Modulus elastisitas yang tinggi menunjukkan kemampuan beton untuk
menahan suatu beban yang besar dengan kondisi regangan yang kecil.
50
Semakin tinggi nilai dari kuat tekan beton itu maka akan semakin tinggi
pula nilai Modulus Elastisitasnya.
5.2. Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan dengan mengacu pada hasil penelitian
yang diperoleh, maka ada beberapa saran yang dikemukakan oleh penulis
diantaranya
1.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut bagaimana pengaruh banyaknya
konsentrasi bahan pelarut toluena pada styrofoam terhadap sifat beton.
2.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk karakterisasi ikatan senyawa
kimia antara toluena dan styrofoam pada beton.
3.
Perlu dilakukan penelitian optimasi penambahan variasi komposisi
styrofoam untuk mendapatkan nilai yang optimal.
51
DAFTAR PUSTAKA
Andrew, S. and William, K., (1978), Lightweight Concrete, Applied Science
Publishers Ltd, London.
Anggarawal, (2010), Pengaruh Faktor Air Semen Dengan Campuran Batu
Apung Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton, Skripsi,
Fakultas Teknik, UM, Mataram.
Anonim, (1971), Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971), Departemen
Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Bandung.
Anonim, (2002), Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung, SNI 03-2847-2002, Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional, (1990), SNI 03-1974-1990, Metode Pengujian Kuat
Tekan Beton. Jakarta, BSN.
Billmeyer, F.W., Textbook of Polymer Science, John Wiley & Sons, Newyork.
Cahyadi,W.D., (2012), Studi Kuat Tekan Beton Normal Mutu Rendah yang
Mengandung Abu Sekam Padi (RHA) dan Limbah Adukan Beton (CSW),
Skripsi, FT, UI, Depok.
Cowd, M.A., (1991), Kimia Polimer. ITB, Bandung.
Crawford, R.J., (1998), Plastic Engginering, Third Edition, John Wiley & Sons
Inc, Singapura.
Dipohusodo, I., (1994), Struktur Beton Bertulang, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Giri, I.B.D., Sudarsana,K. danTutarani, N.M., (2008), Kuat Tekan dan Modulus
Elastisitas Beton dengan Penambahan Styrofoam (Styrocon), Jurnal
Ilmiah Teknik Sipil Vol. 12 No. 1.
Gunawan,P., Wibowo, dan Nurmantian,S., (2014), Pengaruh Penambahan Serat
Polypropylene Pada Beton Ringan dengan Teknologi Foam Terhadap
Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah dan Modulus Elastisitas, Jurnal Matriks
Teknik Sipil Vol. 2 No. 2/Juli 2014/206.
Mulyono, T., (2005), Teknologi Beton, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Murdock, L.J. dan Brook,K.M., (1991), Bahan dan Praktek Beton, Erlangga,
Jakarta.
52
Mutiawati, I., (2010), Kajian Eksperimental Pada Beton Dengan Menggunakan
Agregat Kasar Buatan Dari Lumpur Lapindo, Skripsi, FMIPA, UNDIP,
Semarang.
Nawy, E.G., (1998), Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar, PT. Refika
Aditama, Bandung.
Neville, A.M., (1981), Properties of Concrete, 3rd Edition, Pitman Books Ltd,
London.
Othmer, K., (1994), Encyclopedia of Chemical Technology, 4th ed, Wiley
Interscience, Singapore.
Putra, S.A., Slamet, P., dan Purnawan, G., (2013), Pengaruh Penambahan Serat
Kawat Bendrat Pada Beton Ringan dengan Teknologi Foam Terhadap
Kuat Tekan, Kuat Tarik dan Modulus Elastisitas. Jurnal Matriks Teknik
Sipil/September 2013/235.
Riangendarto,M. dan Zulfiarheri,M., (2010). Kajian Eksperimen Kuat Tekan
Beton Ringan Menggunakan Agregat Bambu dan Bahan Tambah Beton.
Jurnal Ilmiah Semesta Teknika Vol. 13, No. 1.
Sagel, R. dan Kole,P., (1993), Pedoman Pengerjaan Beton. Erlangga, Jakarta.
Simanjuntak, T., (2010), Pemanfaatan Batu Apung dalam Pembuatan Beton
Ringan dengan Sikament-NN dan Sika Fume, Tesis, FMIPA, USU, Medan.
Sitindaon, D., (2014), Pengaruh Penambahan Styrofoampada Pembuatan Beton
Ringan Menggunakan Pasir Merah Labuhan Batu Selatan, Skripsi,
FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.
Supatmi, (2011), Analisis Kualitas Genteng Beton Dengan Bahan Tambah Serat
Ijuk Dan Pengurangan Pasir, Skripsi, Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Suseno,H,Wahyuni,E. dan Hariono, B., (2008), Pengaruh Variasi Proporsi
Campuran dan Penambahan Superplasticizer Terhadap Slump, Berat Isi
dan Kuat Tekan Beton Ringan Struktural Beragregat Batuan Andesit
Piroksin, Jurnal Rekayasa Sipil Vol. 2 No.3.
Syaram, Z., (2010), Pembuatan dan Karakterisasi Beton Ringan dengan
Memanfaatkan Batu Apung, Skripsi, FMIPA, USU, Medan.
Tjokrodimuljo, K., (1996), Teknologi Beton, Nafiri, Yogyakarta.
Kuhail, Z., (2001), Polysytyrene Lightweight Concrete, Gaza, Palestina.
53