PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA AGEN PENGIRIMAN KARGO LEWAT JALUR UDARA DIHUBUNGKAN DENGAN KETENTUAN MENGENAI PERLINDUNGAN TERHADAP KONSUMEN.
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA AGEN
PENGIRIMAN KARGO LEWAT JALUR UDARA DIHUBUNGKAN
DENGAN KETENTUAN MENGENAI PERLINDUNGAN TERHADAP
KONSUMEN PERKAWINAN
ABSTRAK
Yofi Anditio Clintondi
110110110484
Dalam pengiriman kargo/barang ihak yang menjalankan jasa
pengiriman barang dikenal dengan agen pengiriman kargo/ ekspeditur.
Ekspeditur di dalam KUHD merupakan perantara antara pengirim dengan
pengangkut atau di dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen disebut dengan pelaku usaha dimana pelaku
usaha tersebut menjalankan kegiatan usahanya dengan melakukan
pengiriman barang. Pelaku usaha ekspedisi muatan pesawat udara dapat
melaksanakan usahanya dalam mengantarkan barang ke tempat yang
dituju tanpa harus memiliki pesawatnya sendiri, sehingga terdapat 3 (tiga)
pihak yang terkait dalam usaha ekspedisi tersebut, yakni pengangkut,
pengusaha ekspedisi dan pemilik barang. Hal ini membingungkan terlebih
jikalau ada permasalahan seperti rusak, hilang tau musnahnya barang
kiriman, pihak mana yang harus bertanggungjawab, bagaimana dengan
perlindungan hukum terhadap konsumen pemakai jasa agen/ekspedisi
tersebut, dan bagaimana perlindungan hukum yang dapat diberikan
kepada konsumen yang merasa dirugikan.
Penulisan skripsi ini menggunakan metode pendekatan yuridis
normatif dan metode deskriptif analitis. Selanjutnya tahap penelitian
dilakuan melalui studi kepustkaan dan setelah itu data dianalisis dengan
metode yuridis kualitatif, yaitu dengan menganilisis permasalahan tanpa
menggunakan rumusan angka.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan perlindungan hukum yang
diberikan kepada konsumen adalah pelaku usaha wajib untuk beritikad
baik dalam melakukan kegiatan usaha dan memberikan informasi yang
benar kepada konsumen karena hak-hak konsumen berupa kenyamanan,
keamanan dan keselamatan dalam menggunakan jasanya. serta tindakan
yang harus dilakukan konsumen ketika terjadinya kerugian yang dialami,
konsumen dapat melakukan upaya damai dengan bertemu dengan pelaku
usaha baik itu terdapat pihak ketiga ataupun tidak, akan tetapi bila
penyelesaian masalah masih belum selesai maka konsumen dapat
melakukan gugatannya melalui pengadilan (umum) demi menuntut
keadilan yang setinggi-tingginya.
iv
PENGIRIMAN KARGO LEWAT JALUR UDARA DIHUBUNGKAN
DENGAN KETENTUAN MENGENAI PERLINDUNGAN TERHADAP
KONSUMEN PERKAWINAN
ABSTRAK
Yofi Anditio Clintondi
110110110484
Dalam pengiriman kargo/barang ihak yang menjalankan jasa
pengiriman barang dikenal dengan agen pengiriman kargo/ ekspeditur.
Ekspeditur di dalam KUHD merupakan perantara antara pengirim dengan
pengangkut atau di dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen disebut dengan pelaku usaha dimana pelaku
usaha tersebut menjalankan kegiatan usahanya dengan melakukan
pengiriman barang. Pelaku usaha ekspedisi muatan pesawat udara dapat
melaksanakan usahanya dalam mengantarkan barang ke tempat yang
dituju tanpa harus memiliki pesawatnya sendiri, sehingga terdapat 3 (tiga)
pihak yang terkait dalam usaha ekspedisi tersebut, yakni pengangkut,
pengusaha ekspedisi dan pemilik barang. Hal ini membingungkan terlebih
jikalau ada permasalahan seperti rusak, hilang tau musnahnya barang
kiriman, pihak mana yang harus bertanggungjawab, bagaimana dengan
perlindungan hukum terhadap konsumen pemakai jasa agen/ekspedisi
tersebut, dan bagaimana perlindungan hukum yang dapat diberikan
kepada konsumen yang merasa dirugikan.
Penulisan skripsi ini menggunakan metode pendekatan yuridis
normatif dan metode deskriptif analitis. Selanjutnya tahap penelitian
dilakuan melalui studi kepustkaan dan setelah itu data dianalisis dengan
metode yuridis kualitatif, yaitu dengan menganilisis permasalahan tanpa
menggunakan rumusan angka.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan perlindungan hukum yang
diberikan kepada konsumen adalah pelaku usaha wajib untuk beritikad
baik dalam melakukan kegiatan usaha dan memberikan informasi yang
benar kepada konsumen karena hak-hak konsumen berupa kenyamanan,
keamanan dan keselamatan dalam menggunakan jasanya. serta tindakan
yang harus dilakukan konsumen ketika terjadinya kerugian yang dialami,
konsumen dapat melakukan upaya damai dengan bertemu dengan pelaku
usaha baik itu terdapat pihak ketiga ataupun tidak, akan tetapi bila
penyelesaian masalah masih belum selesai maka konsumen dapat
melakukan gugatannya melalui pengadilan (umum) demi menuntut
keadilan yang setinggi-tingginya.
iv