TINJAUAN HUKUM TERHADAP KEDUDUKAN TANAH ULAYAT MASYARAKAT KAMPUNG NAGA DALAM SUDUT PANDANG UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA.

ABSTRAK
Kampung Naga adalah suatu kumpulan masyarakat adat yang yang mendiami
sebidang tanah di wilayah Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Mereka telah
mengelola dan hidup dari hasil bumi yang ditanam diatas tanah tersebut selama
bertahun-tahun. Sehingga mereka telah memiliki hak ulayat atas tanah tersebut yang
keberadaannya diakui oleh pemerintah berdasarkan Pasal 18B ayat (2) dan Pasal 28I
ayat (3) UUD 1945 dan UUPA (Undang-Undang Pokok Agraria). Tanah di Kampung
Naga harus memiliki bukti kepemilikan tanah agar kedudukannya mendapatkan
kepastian hukum positif dan kedepannya kedudukan Kampung Naga harus dilindungi
bukan hanya diakui berdasarkan syarat-syarat terntentu.
Penulisan skripsi ini dikaji dari aspek hukum perdata positif dengan
menggunakan metode deskriptif analitis yaitu menggambarkan permasalahan hukum
dalam
fakta-fakta
berupa
data
sekunder
yang
berhubungan
dengan
permasalahan,pendekatan yuridis kualitatif yaitu dengan memperhatikan peraturan

perundang-undangan agar tidak saling bertentangan, tetap mempertahankan hierarki
peraturan perundang-undangan dan terciptanya kepastian hukum ,penelitian
kepustakaan yaitu mengumpulkan data sekunder peraturan mengenai tanah adat,
hukum tanah dan agraria yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder, dan
tersier,dan penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan penulis di lapangan
dalam rangka menunjang data sekunder.
Kedudukan tanah ulayat dalam UUPA. Pasal 17 adanya pengakuan sistem
kepemilikan tanah secara bersama/komunal seperti di Kampung Naga, namun
pemberlakuan hukum adat tersebut sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan
bangsa artinya, bila kepentingan bangsa menghendaki, hukum adat dapat saja
dikalahkan Karena pada dasarnya hak ulayat hapus dengan sendirinya melalui proses
alamiah, yaitu dengan menjadi kuatnya hak-hak perorangan dalam masyarakat hukum
adat yang bersangkutan (uraian 85 dan 106E). Perlindungan hukum terhadap tanah
ulayat diatur dalam UUPA, tanah ulayat pada UUPA sudah diakui, tetapi masih diikuti
oleh syarat-syarat tertentu, eksistensi dan pelaksanaannya, hak ulayat di Kampung
Naga dapat diakui sepanjang kenyataannya masih ada saja. diatur Pasal 3 dan hukum
tanah nasional, bahwa hak ulayat tidak di hapus, tetapi tidak juga akan mengaturnya,
dalam artian adalah mengatur hak ulayat dapat berakibat melanggengkan atau
melestarikan eksistensinya Oleh karena itu diperlukan adanya bukti kepemilikan tanah
agar hak ulayat di Kampung Naga memiliki kedudukan yang memiliki perlindungan

hukum positif untuk itu diperlukan penambahan aturan tentang konversi hak atas tanah
adat karena belum diatur secara tuntas oleh pemerintah proses pelaksanaan
konversinya.