PT Tolak Cetak Soal UN.

o Senin
1
17
.Jan

2
18

3
19
OPeb

REPUBLIKA
.
o
o Rabu o Kamis

Selasa

4


5

20

6

21

o Mar OApr

7
22

OMei

8
23

9


OJun

Jumat

10

24

11

25
OJul

o Sabtu o Minggu

1

26

13


27

0 Ags OSep

28
OOkt

14

15
29
ONov

PT Tolak
Cetak 50al UN
Desx..§usilawati

Keterlibatan perguruan
tinggi untuk meminimalisasi kecurangan.

JAKARTA - Perguruan tinggi
(PT) menolak permintaan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) untuk mencetak, menggandakan,
mendistribusikan,
serta
mengamankan
soal ujian nasional
(UN). Ini merupakan rapat majelis
rektor Indonesia (MRI), Ahad (10/1).
"Kami serahkan kepada BSNP
[Badan Standar Nasional Pendidikan], sebab percetakan perguruan tinggi kapasitasnya tidak memungkinkan
dalam waktu yang singkat ini," ujar
Priyo Suprobo, Senin (11/1).
Sebetulnya, jelas rektor Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Surabaya itu, perguruan tinggi ingin
dilibatkan dalam mencetak UN. Ini
demi keamaqan ujian dan kredibilitas. "Tapi, kami rasa waktunya tidak
cukup," tuturnya. Soal UN, tambah
Probo, akan tetap dicetak di bawah
pengawasan BSNP dan pemda.

Probo tak mau berkomentar tentang alasan tak mau mencetak soal
UN, karena berkaitan dengan kasus
kecurangan yang sering terjadi dalam pelaksanaan
ujian. Tapi pada
prinsipnya, menurut dia, perguruan
tinggi ingin membantu proses eliminasi kecurangan selama UN.
Anggota BSNP, Prof Mungin Eddy
Wibowo, yang dihubungi secara terpisah menuturkan, keterlibatan perguruan tinggi dalam pencetakan soal
untuk meminimalisasi
kecurangan
atau kebocoran soal serta meningkatkan kualitas penyelenggaraan
UN. IJ,u terutama berkait dengan
kuali tas naskah soal.
Menurut Ketua BSNP, Djemari
Mardapi, badan yang diketuainya
menyadari, mungkin waktu dan beban untuk pencetakan naskah terlalu

singkat untuk perguruan tinggi. "Tapi, kita tetap akan meminta pengaswas dan dari perguruan
tinggi di
percetakan agar tidak terjadi kebocoran naskah," katanya.

Tetap dukung
Menteri Pendidikan
Nasional
(Mendiknas),
Mohammad
Nuh,
mengakui telah melakukan rapat
bersama BSNP dan MRI yang memutuskan pencetakan soal UN tidak
dilakukan oleh MRI. Nam~, dia menegaskan, "Mereka (MRI) tetap mendukung kami."
Kepada wartawan seusai rapat
kerja dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di ruang rapat
Komisi X, Senin (11/1), Mendiknas
menuturkan, soal-soal UN tetap disesuaikan dengan esensinnya.
Mendiknas
menyatakan
tetap
akan mencarikan solusi, sebab pelaksanaan teknis UN ada di bawah
BSNP. "Jangan sampai memindahkan percetakan tapi mengorbankan
kebocoran," tegasnya. Peran perguruan tinggi, tambah Mendiknas,
sejak dulu tetap melakukan pengawasan terhadap kualitas UN.

Djemari mengatakan, proses pencetakan soal UN sekolah menengah
atas (SMA) akan dilimpahkan
ke
percetakan daerah. "Kami akan minta masukan kepada pemerintah daerah, percetakan mana yang baik dan
siap untuk melakukan pelelangan,"
katanya.
Djemari menambahkan, pencetakan naskah ujian sekolah menengah
pertama (SMP) juga harus ada perbaikan. Naskah UN yang mencetak
harus benar-benar bonafide. "Misalnya mereka memiliki ruang pemeriksaan khusus, sehingga orang tidak
bisa sembarangan masuk. Juga harus
diawasi jangan sampai tercampur,"
tuturnya.
Dia mengakui, di percetakan memang ada kemungkinan kebocoran.
Tapi, yang penting dan kerap terjadi,
kata dia, kemungkinan
tercampurnya antara soal paket a dan b.

Kliping Humas Unpad 2010

. ed:burnan


16
30

31

ODes