PEMANFAATAN LIMBAH BIJI JAGUNG DARI INDUSTRI PEMBIBITAN BENIH JAGUNG MENJADI BIOETHANOL.

SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012

PEMANF
FAATAN LIMBAH
H BIJI JAG
GUNG DA
ARI INDU
USTRI
PEMBIB
BITAN BE
ENIH JAG
GUNG ME
ENJADI BIOETHA
B

ANOL
Ni Ketu
ut Sari, K. Y.
Y Dharmawaan, A. Gitaw
wati
Jurusan Teknik
T
Kimiia Fakultas T
Teknologi In
ndustri UPN”” Veteran “ Jatim
J
Jll. Raya Runggkut Madya Gunung An
nyar, Surabayya 60294

Abstrak
d
dengan
n ethanol (ethyyl alkohol) yanng didalam duunia industri sering digunakkan
Alkoholl atau sering disebut
sebagaii bahan pelaarut, dapat diproduksi ddengan cara proses fermeentasi mengg

gunakan kham
mir
Saccharromyces cerevviceae. Adapunn bahan dasar yyang dapat differmentasikan antara lain baahan-bahan yanng
mengan
ndung sakarin
n, pati, dan seelullosa. Prodduksi bioethanol untuk peneelitian saat diilakukan denggan
menggu
unakan bahan dasar pati yan
ng berasal darri limbah biji ja
agung dari inddustri pembibittan benih jagunng
(PT.BISSI INTERNASIIONAL Tbk) yang
y
kadar pattinya 63%. Sebelum dilakukkan proses ferm
mentasi, terlebbih
dahulu dilakukan prooses hidrolisa dengan
d
mengggunakan bakterri penghasil ennzim α -amilasse yaitu Bacilllus
subtilis hingga diperroleh suatu larrutan yang m
mengandung gu
ula (glukosa). Larutan hasill hidrolisa yanng

mengan
ndung kadar glukosa 15,222 ini kemudiian difermentaasi selama seelang waktu tertentu dengaan
menggu
unakan khamirr jenis Saccha
aromyces Cereviceae. Dari hasil
h
percobaaan diperoleh suatu kesimpulan
bahwa hasil maksimuum yang diperroleh yaitu padda 6 hari hidrrolisa bacilluss 7,5 % dan prroses fermentaasi
menggu
unakan Sacchaaromyces cereeviceae 7,5% yang berlangs
gsung pada 9 hhari dengan kadar
k
bioethannol
yang diihasilkan sebessar 6,14%.
Kata ku
unci : Limbah Biji Jagung, Hidrolisa,
H
Ferm
mentasi, Bioethanol
1.PEND

DAHULUAN
Pertumbbuhan konsum
msi ethanol di dunia
d
mengalaami pertumbuhhan pesat dalam
m kurun waktuu beberapa tahuun
terakhirr. Pertumbuhaan konsumsi ethanol
e
selam
ma tahun 20011 hingga 20099 rata-rata 177,8% per tahuun.
Pertumbbuhan ini dikarrenakan banyaaknya negara dii dunia yang mendorong
m
pengggunaan ethannol sebagai bahhan
bakar. Hal
H ini dapat dilihat
d
melalui kebijakan neggara-negara di dunia.
d
Pada tahhun 2010, kon
nsumsi ethanol di

dunia diperkirakan
d
m
mencapai
21,7 juta galon dan ditahun 2015 diperkirakan m
meningkat 45,2
24 juta galon. Di
D
Indonessia, industri ethanol
e
kurang berkembangg karena terk
kendala bahann baku yang pada umumnnya
mengguunakan tetes attau molase. Sellain karena facctor tetes meruupakan bahan yyang dibutuhkaan untuk indusstri
lain sepperti pembuatann bir dan pembbuatan bumbu masak, kapasiitas produksi ddari industri ataau pabrik gula di
Indonessia juga semakkin menurun.
Limbahh biji jagung noon benih saat inni tersedia 20 ton
t yang belum
m dimanfaatkann dan rata-rata produksi limbah
biji jaguung ini mencaapai 2-4 ton/ buulan. Dengan potensi tersebuut dipastikan sumber
s

bahan baku pembuattan
bioethaanol akan tersed
dia dalam jumllah yang cukupp besar.
2.TINJJAUAN PUST
TAKA
2.1 Pro
oses Hidrolisa
Hidrolisis, merupakann proses pemecahan suatu senyawa menjjadi senyawa yang lebih seederhana denggan
bantuan
n molekul air (O
Othmer, 1967)).
(C6H10O5) + H2O
Pati

(C6H12O6)
Bacillus s

Gluukosa

Proses hidrolisis

h
dipenngaruhi oleh beberapa faktorr, antara lain :
Kandun
ngan pati pada bahan baku, Suhu hidrolisa, pH, Waktu

A 11 ‐ 1

SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
2.2 Pro
oses Fermenta
asi
Fermen
ntasi adalah suuatu proses terrjadinya perubbahan kimia paada suatu subsstrat organik melalui

m
aktivittas
enzim yang
y
dihasilkan
n oleh mikrobaa.
Prinsipnnya reaksi prosses pembentukkan bioethanol dengan fermen
ntasi sebagai beerikut :
Saccharom
myces C. 
C6H12O6

2C2H5OH + 2CO2

Glukosaa

Bioethanol

Faktor – faktor yang mempengaruhi
m

i dalam proses fermentasi anttara lain sebagaai berikut
pH, Waaktu, Suhu, Konsentrasi gula
3.MET
TODOLOGI PENELITIAN
P
N
Penelitiian ini mengggunakan bahann baku limbahh biji jagung dengan kadarr pati ± 63 %.
% Katalis yanng
digunakkan yaitu Baccillus subtilis,, Saccarhomycces cereviceaee. Terlebih daahulu dilakukkan perendamaan,
pencuciian, pengeringaan dan grinding
g sehingga dipperoleh bahan baku
b
berupa teppung jagung.
3.1 Bah
han – bahan yang
y
diperlukaan
Bahan – bahan yang dibutuhkan
d
dalam penelitian ini,

i adalah
Limbahh biji jagung, Saccharomyces
S
Cereviceae, Bacillus
B
Subtiliss, HCl, Aquadest
3.2 Alaat – alat yang digunakan
d
Alat hid
drolisa dan Alaat fermentasi
3.3 Gam
mbar Alat Hiidrolisa

 


1

Keterangaan :
1. Pengaaduk.

2. Beakeer Glass untu
uk
Hidroolisa.

STARTER 
S
3.4 Gaambar Alat Feermentasi

4
3

Keteranggan :
1. Botol Fermentasi.
2. Botol Indikator.
3. Tutup
p Sumbat.
4. Selang.

2
1

A 11 ‐ 2

SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012

ubah yang digu
unakan :
3.5 Peu
1.

Proses Hidrrolisa



Kondisi yan
ng ditetapkan

a.

pH

= 4,55 (dengan penaambahan HCl aatau NaOH)

b.

Perbandingan
n jagung dengaan air
H2O)

= 1::3 (333,3 gr jaagung 1 liter H2O); 1:5 (200 gr jagung 1 litter

c.

g
Volume limbbah biji jagung

=

50 ml

d.

Suhu

=

225 0C

e.

Bacillus subttilis



Kondisi yan
ng dijalankan

= 5,7,5,10 (%
%v/v) dari filtraat

Waktu Hidroolisa = 2 ; 4 ; 6 (hari)
2.

Proses Ferm
mentasi



Kondisi yan
ng ditetapkan
a. Volum
me limbah biji jagung
j
= 50 m
ml
b. pH

= 4,5

c. Suhu

= 250C

d.


Saccharomyces

= 5;77,5;10 (% v/v) dari filtrat

ng dijalankan
Kondisi yan

Waktu fermentasi = 3;6;9;12;15 (harri)

osedur Pembu
uatan Bioethan
nol
3.5 Pro
Limbahh biji jagung diirendam hinggga warna merahh yang ada pad
da limbah biji jagung tersebuut hilang, setellah
itu dilaakukan pencuccian dan pengeeringan. Kemuudian digiling hingga menjaadi halus deng
gan ukuran yanng
homogeen (tepung jag
gung). Limbah
h biji jagung yyang telah meenjadi tepung jagung
j
dicamppur H2O denggan
perbanddingan 1:3 (3333,3 gr jagungg dan 1 liter H2O) dan 1:5 (200
(
gr jagungg dan 1 liter H2O). Dilakukkan
hidrolissa dengan pH yang ditetapkaan yaitu 4,5 dan 50 ml limbbah. Kemudiann menanamkann starter Bacilllus
subtilis dengan konsenntrasi 5; 7,5; 10 (% v/v), denngan waktu hidrrolisa selama 2,
2 4, 6 hari.
b
adaalah menanamkkan starter Sacccharomyces cereviceae
c
denngan konsentraasi 5; 7,5; 10 (%
(
Tahap berikutnya
v/v), prroses fermentassi yang dilakuk
kan selama 3, 6, 9, 12, 15 haari. Disaring, ddiambil filtratnnya dan dianaliisa
kadar bioethanolnya.
b
HASIL
L DAN PEMBAHASAN
1.

Analisis Bah
han Baku

Dilakukkan analisis menggunakan sppektrofotometeer di lab instruument. Pada annalisa pati terhhadap limbah biji
b
jagung diperoleh kadaar pati sebesar 63% dan kadaar pestisida unttuk 1:3 yaitu 5,,52 mg/l, untuk
k 1:5 yaitu 1,2444
mg/l, seedangkan padaa umumnya kaddar pati pada biji jagung norm
mal yaitu berkisar 80-85 %.

A 11 ‐ 3

SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012

2.

Hasil Prosess Hidrolisa
Tabel 1. Hasil analisis kadar glukosa dan pati sisa pada prroses hidrolisaa

Bahan Baku

Waktu Hidrrolisa (hari)
0
2

1 : 3

4
6

0
2

1:5

4
6

%)
Kadar Glukosa (%
5%
%
7,5 %
10%
1.21
1.21
1.21
3.09
2.11
5.31
5.97
5.34
8.35
7.46
6.33
9.52
0.81
0.81
0.81
5.17
3.32
6.32
7.45
5.09
10.65
11.12
7.43
15.22

Kadar Pati (%)

5%
7,5 %
17.36
17..36
16..98
15.56
15..31
12.91
13..76
10.01
11..19
11.19
10..77
9.15
10..01
8.76
9..31
7.13

10%
1
17.36
16.05
14.53
12.31
11.19
10.12
9.32
8.11  

A. Perbandingan 1:3

10

% Glukosa

8
6
4

5%
7,5 %
%
10%

2
0
0

2
4
Wakttu Hidrolisa ( h
hari )

6

w
hidrolisaa terhadap % glukosa
g
Gambarr 1. Pengaruh waktu
Berdasaarkan gambar 1, terlihat bahw
wa semakin lam
ma waktu hidrrolisa kadar gluukosa yang dihhasilkan semakkin
meninggkat, karena seemakin lama waktu
w
hidrolisaa maka semakiin banyak patii yang terhidroolisa membentuuk
glukosaa. Pada waktu hidrolisa yangg sama, Penam
mbahan Bacilluus sebesar 7,5%
% menghasilkan glukosa yanng
terbesarr. Pada penamb
bahan Bacilluss lebih kecil (55%), pati yang terhidrolisa meenjadi glukosaa adalah kecil hal
h
ini diseebabkan karenaa jumlah pati yang
y
besar denngan Bacillus yang
y
rendah. P
Pada konsentraasi Bacillus yanng
tinggi dengan
d
jumlahh pati yang terrtentu mengakkibatkan Bacilllus mengalamii kematian karrena kekuranggan
pati. Koondisi optimum
mnya didapat pada
p
kadar Bacillus subtilis 7,,5% dengan kaadar glukosa 9,52%.

A 11 ‐ 4

SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012

% Pati

20
15
10

5%
7,5 %
10%
%

5
0

2
4
Waaktu Hidrolisa ( hari )

6

Gambar 2.
2 Pengaruh waaktu hidrolisa teerhadap % patii sisa
Berdasaarkan gambar 2, terlihat bahhwa semakin laama waktu hiddrolisa kadar ppati sisa semakkin kecil, kareena
semakinn lama waktu hidrolisa
h
makaa semakin banyyak pati yang terhidrolisa
t
meembentuk glukkosa. Pada wakktu
hidrolissa yang sama, penambahan Bacillus
B
sebesaar 7,5% adalahh pati yang terrsisa berada paada titik terenddah
yaitu 10
0,01%.
B.Perb
bandingan 1:5

% Glukosa

20

5%
7,5 %
10%
%

15
10
5
0
0

2
4
Waaktu Hidrolisa (( hari )

6

Gambarr 3. Pengaruh waktu terhadaap % glukosa
Berdasaarkan gambar 3,
3 terlihat bahw
wa semakin lam
ma waktu hidrrolisa kadar gluukosa yang dihhasilkan semakkin
meninggkat, karena seemakin lama waktu
w
hidrolisaa maka semakiin banyak patii yang terhidroolisa membentuuk
glukosaa. Pada waktu hidrolisa yangg sama, Penam
mbahan Bacilluus sebesar 7,5%
% menghasilkan glukosa yanng
terbesarr. Pada penamb
bahan Bacilluss lebih kecil (55%), pati yang terhidrolisa meenjadi glukosaa adalah kecil hal
h
ini diseebabkan karenaa jumlah pati yang
y
besar denngan Bacillus yang
y
rendah. P
Pada konsentraasi Bacillus yanng
tinggi dengan
d
jumlahh pati yang terrtentu mengakkibatkan Bacilllus mengalamii kematian karrena kekuranggan
pati. Koondisi optimum
mnya didapat pada
p
kadar Bacillus subtilis 7,,5% dengan kaadar glukosa 15
5,22%.

% Pati

15

10
5%
7,5 %
10%

5
0

2
4
Wakktu Hidrolisa ( hari )

6

Gambar 4.
4 Pengaruh waaktu hidrolisa teerhadap % patii sisa

A 11 ‐ 5

SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
Berdasaarkan gambar 4, terlihat bahhwa semakin laama waktu hiddrolisa kadar ppati sisa semakkin kecil, kareena
semakinn lama waktu hidrolisa
h
makaa semakin banyyak pati yang terhidrolisa
t
meembentuk glukkosa. Pada wakktu
hidrolissa yang sama, penambahan Bacillus
B
sebesaar 7,5% adalahh pati yang terrsisa berada paada titik terenddah
yaitu 7,,13%.
Hasil Proses
P
Fermen
ntasi
Tabel 2. Hasiil analisis kadaar bioethanol pada proses ferm
mentasi
Bahan Baku Waktu Hidrolisa (h
W
hari) Waktu Ferm
mentasi (hari)
3
6
2

9

12
15
3
6
4

1 : 5

9

12
15
3
6
6

9

12
15

Ka
adar Bioethanol (%
%)
7,5%
5%
5
0.27
0.76
1.76
2.88
5.85
3.23
3.24
5.86
3.24
5.86
0.41
0.80
2.19
3.02
5.99
4.01
4.01
5.99
4.12
6.00
0.44
0.85
2.22
3.11
6.14
4.45
4.51
6.15
4.62
6.16

10%
%
0. 52
2. 16
4.67
4. 68
4. 68
0. 63
2. 72
5.06
5. 17
5. 17
0. 75
2. 76
5.24
5. 34
5. 35

Yield (%
%)

5%
1.22
7.94
14.57
14.61
14.61
1.85
9.88
18.09
18.09
18.58
1.98
10.01
20.07
20.34
20.84

7,5%
3.49
9
13.23
3
26.88
8
26.93
3
26.93
3
3.68
8
13.88
8
27.53
3
27.53
3
27.57
7
3.91
1
14.29
9
28.22
2
28.26
6
28.31
1

10%
2.43
10.11
21.86
21.90
21.90
2.95
12.73
23.68
24.20
24.20
3.51
12.92
24.53
24.99
25.04

 

bandingan 1:5
B.Perb

% bioethanol

8
5%
7,5%
10%

6
4
2
0
3

6
9
1
12
15
waktu fe
ermentasi ( ha
ari )
Gambat 5. Pengaruh
h waktu fermenntasi terhadap % bioethanol, 2 hari hidrolisaa

% bioethanol 

Berdasaarkan gambar 5, terlihat baahwa semakin lama waktu fermentasi
f
kaddar bioethanoll yang diperolleh
semakinn meningkat dan pada suatu saat kadar bioethanol akan konstan,
k
hal inii disebabkan karena
k
kehiduppan
mikroorrganisme Sacccarhomyces berbentuk logaaritmik. Pada waktu
w
fermenntasi yang sam
ma, Penambahhan
Saccarh
homyces sebessar 7,5% mengghasilkan bioeethanol yang terbesar
t
yaitu 5,85% dengan
n yield 26,88%
%.
Karena pada Saccarhhomyces yangg rendah, menngakibatkan teerurainya glukkosa menjadi bioethanol
b
kecil
j
glukosaa yang besar dengan Bacilluss yang rendah. Pada konsentrrasi Saccarhom
myces yang tingggi
karena jumlah
dengan jumlah glukkosa yang teertentu mengaakibatkan Sacccarhomyces mengalami kematian
k
kareena
kekuranngan glukosa.
8
5%
7,5%
10%

6
4
2
0
3

6
9
12
1
15
wakttu fermentasi (( hari )
Gamb
bar 6. Pengaruh
h waktu fermenntasi terhadap % bioethanol, 4 hari hidrolisaa

A 11 ‐ 6

SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
Berdasaarkan gambar 6, terlihat baahwa semakin lama waktu fermentasi
f
kaddar bioethanoll yang diperolleh
semakinn meningkat dan pada suatu saat kadar bioethanol akan konstan,
k
hal inii disebabkan karena
k
kehiduppan
mikroorrganisme Sacccarhomyces berbentuk logaaritmik. Pada waktu
w
fermenntasi yang sam
ma, Penambahhan
Saccarh
homyces sebessar 7,5% mengghasilkan bioeethanol yang terbesar
t
yaitu 5,99% dengan
n yield 27,53%
%.
Karena pada Saccarhhomyces yangg rendah, menngakibatkan teerurainya glukkosa menjadi bioethanol
b
kecil
j
glukosaa yang besar dengan Bacilluss yang rendah. Pada konsentrrasi Saccarhom
myces yang tingggi
karena jumlah
dengan jumlah glukkosa yang teertentu mengaakibatkan Sacccarhomyces mengalami kematian
k
kareena
kekuranngan glukosa.

%bioethanol

8

5%
7,5%
10%

6
4
2
0
3

6
9
12
w
waktu fermen
ntasi ( hari )

15

Gambar 7. Peengaruh waktu fermentasi terhhadap % bioethhanol, 6 hari hiidrolisa
f
kaddar bioethanoll yang diperolleh
Berdasaarkan gambar 7, terlihat baahwa semakin lama waktu fermentasi
semakinn meningkat dan pada suatu saat kadar bioethanol akan konstan,
k
hal inii disebabkan karena
k
kehiduppan
mikroorrganisme Sacccarhomyces berbentuk logaaritmik. Pada waktu
w
fermenntasi yang sam
ma, Penambahhan
Saccarh
homyces sebessar 7,5% meng
ghasilkan bioetthanol yang teerbesar yaitu 66,14% dengan 28,22%. Kareena
pada Saaccarhomyces yang
y
rendah, mengakibatkan
m
n terurainya gluukosa menjadi bioethanol keccil karena jumllah
glukosaa yang besar dengan Bacillus yang rendaah. Pada konssentrasi Saccarrhomyces yanng tinggi denggan
jumlah glukosa yangg tertentu meengakibatkan Saccarhomyce
S
s mengalami kematian karrena kekuranggan
glukosaa.
5.KESIIMPULAN
Berdasaarkan hasil pennelitian dapat disimpulkan
d
beeberapa hal yaittu :
1.

Limbah jagu
ung mengandun
ng 63% pati daan 4,85% gluko
osa.

2.

Proses hidroolisa pati menj
njadi glukosa tterbaik pada perbandingan
p
1:5 (berat perr pelarut)denggan
waktu hidrollisa 6 hari dan 7,5%
7
bacillus ddiperoleh kadaar glukosa 15,222%.

3.

Pada proses fermentasi den
ngan perbandinngan 1:5 (beratt per pelarut) ddengan waktu fermentasi
f
9 haari
dan 7,5% Saccarhomyces diperoleh
d
kadarr bioethanol terrbaik yaitu 6,14%.

4.

d
pada prroses fermentaasi pada perbanndingan 1:5 (berat per pelaru
ut) dengan wakktu
Yield yang didapat
fermentasi 9 hari dan 7,5%
% Saccarhomycees diperoleh kaadar yield terbaaik yaitu 28,22
2%.

Saran
Sebaiknnya pada prosees hidrolisa patti menjadi glukkosa menggun
nakan bacillus tidak begitu memberikan
m
haasil
yang baaik sehingga diisarankan prosees hidrolisa sebbaiknya mengggunakan asam klorida.

A 11 ‐ 7

SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
Daftar Pustaka
mous, http://wikkipedia_jagungg.html.
Anonim
Anonim
mous, http://id.w
wikipedia.org//wiki/Amilum.
Anonim
mous, http://en..wikipedia.org//wiki/Ethanol__fuel.
Anonim
mous, http://en..wikipedia.org//wiki/Bacillus.
Budiyannto, Krisno Ag
gus. H. DR. MK
KES. 2002. Miikrobiologi Daasar. Universitaas Muhammadiiyah. Malang.
Grogginns, P. H. 1958.. Unit Process in
i Organic Synnthetic. Fifth ed
dition. Mc Graaw Hill : Kogakkasha
Hudikoo, Teo. 2009. Paabrik Ethanol Fuel
F Grade Daari Rumput Gajjah. UPN "Veteeran" Jawa Tim
mur, Surabaya..
Kirk, R.
R E., Othmer, D. F. 1952. Encyclopedia of Chemical Thhecnology. 2rd ed. Volume 10
0. Van Nostrannd
Peinholld Company : New
N York.
PT.Bisii Internasional Tbk, 2010
Rahmann, Ansori. 19989. Pengantaar Teknologi Fermentasi. Departemen Pendidikan dan
d
Kebudayaaan
Direkto
orat Jendral Pen
ndidikan Tingggi Pusat Antar Universitas Paangan dan Gizi IPB : Bogor.
Sa’id, E.,
E Gumbira. 19987. Penerapan
n Teknologi Feermentasi. PT. Melton Putra : Jakarta.
Sa’id, E.,
E Gumbira. 19989. Fermentor. IPB : Bogor.
Sari, Ketut.
K
2010. Puurifikasi Pemuurnian Bioethaanol Dari Rum
mput Gajah Dengan
D
Destilaasi Batch. Jurnnal
Teknik Kimia Indonesia ( Acepted ).
) Fakultas Tekknik Kimia ITB
B : Bandung.
P Soebijanto. 1986. HFS daan Industri Ubi kayu Lainnya. PT. Gramedia Pustaka Utam
ma
Tjokroaadikoesoemo, P.,
: Jakarta.
Winarnno, F.G., 1994. Kimia Pangann dan Gizi. PT. Gramedia Pusstaka Utama : JJakarta.
Yulianaa, Devi.2005. Pemanfaatan Limbah Cair Tepung Tapiooka Sebagai Ethanol.
E
UPN "Veteran" Jaw
wa
Timur, Surabaya.

A 11 ‐ 8