PENGARUH KONSENTRASI Li YANG DI-DOPING KE DALAM KATALIS CaO TERHADAP REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK SAWIT.
SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
PE
ENGARUH KONSE
ENTRASII Li YANG
G DI-DOP
PING KE DALAM
D
KATALIS
K
S CaO TERHADAP
P REAKSII TRANSE
ESTERIFIKASI
MINY
YAK SAW
WIT
Renita Maanurung1,*, Frisda Panjaitan2, A. Y.
Y Putra1, * ddan M. Tarm
midzi1
1Departemen Teknikk Kimia Fakuultas Teknik, Universitass Sumatera Utara
U
Jalan
n Almamater Kampus USU
U
Padang Bulan Medaan 20155 Suumatera Utarra, Indonesiaa
K
No.. 51, 20158, Medan,
2Pusat Peneelitian Kelappa Sawit, Jalaan Brigjen Katamso
Sumateraa utara, Indon
nesia
*em
mail: andre.yanda.putra@
@gmail.com
Abstrak
Pengembanggan biodiesel dari
d
crude palm
m oil (CPO) semakin
s
diminaati karena keteersediaan bahan
bakar berbasis minyyak bumi yanng semakin ssedikit. Perkeebunan kelapaa sawit merup
upakan tanamaan
perkebuunan di Indonesia yang terbbesar sehinggaa memiliki pottensi untuk dap
apat digunakan
n sebagai bahaan
baku biiodiesel. Reakksi transesterifi
fikasi merupakkan tahap reakksi untuk mengghasilkan metil ester. Namuun,
CPO mudah
m
mengalaami degredasi akibat hidrolissis, sehingga dapat
d
meningkkatkan nilai assam lemak bebbas
yang daapat mengangg
gu reaksi transesterifikasi. P
Produk sampinng yang dihasilkan akibat assam lemak bebbas
yang tinnggi adalah saabun. Untuk memaksimalkan produksi biod
diesel dari minyyak sawit yangg memiliki kaddar
asam leemak bebas tiinggi salah sa
atunya dengann menggunakan katalis hasiil pendopingann. Penelitian ini
i
dilakukkan untuk mem
mberikan inform
masi mengenaai pengaruh koonsentrasi ion Li+ yang diddoping ke dalaam
kalsium
m oksida (CaO)) terhadap reakksi transesteriffikasi minyak sawit
s
dengan kkadar asam lem
mak bebas (ALB)
yang tinnggi menjadi metil
m
ester, padda temperaturr 1200C, rasio metanol: minyyak = 12:1, juumlah katalis 2,5
2
%, selaama 3,5 jam, menggunakann reaktor berttekanan. Variaabel penelitiann adalah konssentrasi Li yanng
didopin
ng ke dalam CaO,
C
yaitu 0,%
%, 1% dan 4%. Adapun param
meter uji yangg dilakukan addalah kandunggan
metil esster yang dipeeroleh dari ha
asil reaksi trannsesterifikasi dengan
d
analisaa Gas Chromaatographi. Hasil
penelitiian menunjukkkan bahwa konnsentrasi Li yaang di-doping pada CaO paaling baik adaalah 1%, dengaan
hasil 900,882% metil ester.
e
Kata Kunci:
Ku
transesteerifikasi, CPO, katalis heteroogen, litium, kaalsium oksida, m
metil ester.
1. PEN
NDAHULUAN
N
Minnyak sawit (Cru
ude Palm Oil) adalah salah ssatu jenis trigliserida yang baanyak digunakaan sebagai bahhan
baku pembuatan
p
meetil ester. Min
nyak sawit m
mentah merupaakan salah sattu jenis miny
yak nabati yanng
mengan
ndung asam lem
mak dengan ranntai karbon C114-C20 (Tania,, 2007).
Tabel I. Kom
mposisi Asam Lemak
L
CPO
CPO (%)
Assam Lemak
Laurat, C
C‐12:0
Miristat,, C‐14:0
Palmitatt, C‐16:0
Stearat, C‐18:0
Oleat, C‐‐18:1
Linoleat, C‐18:2
0,1
1,0
42,8
4,5
40,5
10,1
Linolenat, C‐18:3
Lainnyaa
0, 2
0,8
A.8-1
SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
Karakteristik dan kualitas minyyak sawit mennentukan jeniss proses produuksi biodiesel yang dilakukaan.
ngan menggunnakan proses transesterifikaasi.
Biodiessel umumnya diproduksi daari refined veggetable oil den
Refined
d vegetable oil yaitu minyak lemak mentahh yang diprosess lanjut (pre-treatment), gunaa menghilangkkan
kadar fosfor
f
dan asam
m-asam lemak
k bebas, serta bbeberapa dari non gliserida lainnya sampaai level tertenttu.
Proses ini disebut jug
ga proses satu tahap. Jika bahhan baku miny
yak mentah tiddak mengalamii treatment awal,
mak bebasnya masih
m
tinggi, maka
m
perlu dillakukan prosess esterifikasi. Ini
I
dimanaa kandungan assam-asam lem
merupaakan proses peendahuluan meenggunakan katalis asam unntuk menurunkkan kadar asaam lemak bebaas.
Selanjuutnya dilakukann proses transeesterifikasi terhhadap produk esterifikasi
e
di atas
a menggunaakan katalis bassa.
Proses ini
i disebut jugaa proses dua taahap (Tambun, 2006).
Prosses transesteriifikasi merupakan metode umum dalam
m pembuatan biodiesel. Metode
M
ini biisa
menghaasilkan biodiessel hingga renddemen 95% darri bahan baku minyak tumbuuhan. Pada dassarnya, proses ini
i
bertujuaan untuk meng
gubah trigliserida menjadi asaam lemak metil ester (FAME
E) (Hambali et al,
a 2007). Reakksi
ini merrupakan reaksii bolak-balik yang
y
pada suhhu kamar dan tanpa bantuann katalisator akkan berlangsunng
sangat lambat
l
(Hendaartomo, 2004). Alkohol yangg paling umum
m digunakan addalah metanol, karena hargannya
murah dan reaktifitassnya paling tinnggi. Secara sttoikimetris 1 mol
m trigliseridaa akan bereakssi dengan 3 mol
m
metanol, menghasilkaan 3 mol metiil ester dan 1 mol gliserol (L
Lee, dkk., 20009). Asam lem
mak bebas dalaam
konsenttrasi tinggi yang
y
terikut dalam
d
minyakk sawit sangaat merugikan. Tingginya asam
a
lemak ini
i
mengak
kibatkan rendeemen minyak turun. Asam lemak bebas dibentuk
d
saat gelembung assam lemak paada
molekuul triglserida, digliserida
d
dan monogliseridaa diputus oleh hidrolisis kimiia dan enzimattis. Faktor-fakttor
yang mempercepat
m
reeaksi ini adalahh panas, air, keeasaman katalis (enzim). Kuaalitas standar asam
a
lemak yanng
dibolehhkan di dalam minyak sawitt adalah sekitaar 3% (Formo et al,1979). Selain
S
itu, dayya campur antaara
minyakk dan air, dikonndisi tertentu akan menghiddrolisis trigliserrida minyak m
menjadi asam lemak
l
bebas dan
d
gliseroll.
C3H5(OO
OCR)3 + 3HOH
H → C3H5(OH))3 + 3HOOCR
Sehingga, pada baahan ini harus dilakukan prooses pencegahaan dengan cepaat agar minyakk sawit memiliiki
kandun
ngan FFA yan
ng rendah. Minnyak sawit yaang memiliki FFA yang rendah menginddikasikan bahw
wa
minyakk tersebut dapatt diproses denggan baik (Form
mo et al,2006). Tapi di bawahh kondisi praktiik, laju hidrolissis
pemecaahan molekul trigliserida
t
unttuk memproduuksi FFA dapaat diabaikan paada kandungan
n air pada 0,1%
%.
Sehingg
ga ukuran kuaalitas kontrol, kandungan aiir minyak saw
wit harus dituruunkan menjaddi dibawah 0,11%
untuk mencegah pen
ningkatan FFA
A (Goh, 20006). Kualitas minyak sawitt tersebut diaatas harus tettap
hankan, karenna perubahan pada
p
kualitas tersebut dapaat menyebabkaan menurunny
ya kualitas asaam
dipertah
lemak dan gliserin yang
y
dihasilkann dari proses hidrolisa atau
u splitting atauu pemasakan asam
a
lemak dan
d
gliserinn dari trigliseridda minyak saw
wit (Yusuf, 20044).
2.
M
METODE
PEN
NELITIAN
Baahan-bahan yaang digunakan
n dalam penellitian ini adalaah Crude Palm
m Oil, Metannol Pro Analissis,
Lithium
m Nitrat (LiNO
O3) Kalsium Oksida
O
(CaO), dan Aquadestt. Reaksi Trannsesterifkasi diilakukan denggan
mengguunakan reaktorr Reaktor berteekanan PARR 4800. Kandun
ngan asam lem
mak trigliseridaa dan metil estter
dianalissa dengan men
nggunakan krom
matografi gas (Shimadzu GC
C 148 dengan ddetektor FID, jenis
j
kolom DB
BHT: 15 m x 0,25 mm
m ID, tebal film
m 0,1 µmeter, carier
c
gas: Helium, flushing gas
g Nitrogen, suhu oven 500C,
suhu in
njektor dan deetektor 4000C. Analisa CPO
O berlangsung pada kolom kapiler tinggi dan non polaar.
Internall standar yang digunakan adaalah 1,2,3 trikaaprogliserol (trricaprin) untukk penentuan seenyawa gliseridda.
Standarr yang digunakkan adalah glisserol, 1-monolleoil gliserol (monoolein), 1,3 dioleoil (dioolein), dan 1,22,3
trioleoill (triolein). Aktivasi katalis dilakukan deengan perlakuaan awal beruppa, ditimbang 10 gr CaO dan
d
dipanasskan pada 1200oC di dalam oven
o
selama 2 jam, dilarutkkan LiNO3 dallam aquadest 30
3 ml, diimprreg
larutan LiNO3 dengann CaO yang tellah dipanaskann dalam beakerr glass sambil ddiaduk dengan
n magnetic stirrrer
selama 2 jam, disarinng larutan, laluu dikeringkan pada oven 1220oC selama 12 jam, bahan dikalsinasi paada
500oC selama 4 jam
m. Prosedur yaang sama dilakkukan dengann konsentrasi L
Li+ 1% dan 4%.
4
Selanjutnyya,
ditimbaang minyak saawit sebanyak 300 g, kemuddian dimasukk
kan ke dalam rreaktor. Ditam
mbahkan metannol
dengan rasio metano
ol : minyak (12:1) dan kataalis 2,5% (w/w
w) ke dalam reaktor. Campu
uran direaksikkan
selama 2,5 jam pada suhu
s
120 0C. Setelah reaksi selesai, campurran hasil reaksii di-centrifuse selama
s
20 mennit,
lalu dippisahkan lapisan atas dari lapisan bawah yang terbentuk. Analisa dengan meenggunakan Gas
G
Chroma
atographi. Lanngkah tersebutt diulangi untuuk variasi lain
nnya. Produksi metil ester diilakukan denggan
metode Transesterifikasi, yaitu deengan mereaksikan minyak sawit dengann etanol untu
uk menghasilkkan
biodieseel dan glisero
ol. Cara kerja Transesterifikkasi, yaitu: Seebanyak 300 ggram Crude Palm
P
Oil (CPO
O)
ditimbaang lalu dimasuukkan ke dalam
m
reaktor bertekanan PA
ARR 4800, kattalis dimasukkaan ke dalam reeaktor bertekannan (Jumlah kaatalis disesuaikkan
dengan variasi yang ditentukan). Metanol
M
ditambbahkan (Jumlaah Metanol dissesuaikan denggan variasi yanng
A.8-2
SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
ditentuk
kan) Kecepatann pengaduk diiatur 300 rpm. Campuran dippanaskan selam
ma 3,5 jam paada suhu konsttan
120oC. Dianalisa jumllah persen mettil ester yang diihasilkan.
3. Hasiil dan Pembah
hasan
Tabel II. Haasil dan Pembaahasan
s
satu metill ester yang dihhasilkan dari penelitian
p
yang telah dilakukaan.
Berikutt adalah chromatogram dari salah
s
satu metill ester yang dihhasilkan dari penelitian
p
yang telah dilakukaan.
Berikutt adalah chromatogram dari salah
gram Analisis GC
G dari Hasil Transesterifikaasi CPO dengaan katalis Li/CaaO dengan
Gambarr 1. Chromatog
loading
g Li 1 %.
A.8-3
SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
Tabel IIII. Tabel Peak area
a
.
Reaksi untuuk pembentukkan metil esster pada peenelitian ini adalah meng
ggunakan reakksi
transestterifikasi. Bahhan baku yangg digunakan aadalah minyakk sawit mentahh atau CPO low
l
grade yaiitu
memilikki asam lemakk bebas 4,19%.. Katalis yang digunakan adaalah katalis paddat CaO yang sudah di-dopinng
dengan ion Li pada konsentrasi
k
1%
% dan 4%. Pennggunaan katallis CaO yang di-doping denngan ion Li tellah
dilakukkan Amanda (22007) menggunnakan canola ooil. Hasil pem
mbentukan esterr yang diperoleeh adalah 70,77%
dengan kondisi operaasi, suhu 50oC dengan rasio m
metanol/minyaak 6:1 dan jum
mlah katalis 2%
% reaksi selamaa 4
jam.
Menurut Shaarma dan Sing
gh (2009), reakksi transesterifiikasi berjalan ideal pada konndisi kadar asaam
b
10%. Secarra umum, seh
harusnya kanddungan metil ester yang dihasilkan meeningkat seirinng
bertamb
bahnya Li yang
g di doping. Menurut
M
teori, aktifitas
a
katalissasi dalam trannsesterifikasi seebanding denggan
kekuataan basa kataliis. Semakin tiinggi tingkat kebasaan katalis, maka seemakin tinggi konversi reakksi
transestterifikasi (Lee, dkk., 2009).
3.1 Pen
nentuan Pengggunaan Dopingg Katalis yangg Paling Baik
Pada penelittian ini juga diperoleh
d
data komposisi glisserida hasil prroses transesteerifikasi. Konddisi
O : Metanol = 1 : 12, suhu reaaksi 120oC, waaktu reaksi selaama 3,5 jam, dan
d
operasi yang digunakaan adalah CPO
jumlah katalis Li/CaaO yang digunnakan adalah 2,5% (w/w) CPO, serta tekanan reaksii sebesar 5 baar.
g paling baik ddidekati dari haasil analisa kom
mponen gliseriida produk meetil
Penentuuan penggunaaan katalis yang
ester. Umumnya,
U
reakksi transesteriffikasi CPO denngan metanol menghasilkan ester asam lem
mak, yaitu meetil
ester daan gliserol deng
gan monogliseerida dan diglisserida sebagai produk
p
antara. Reaksi transesterifikasi secaara
ideal berjalan
b
secaraa konsekutif yaitu
y
trigliseriida menjadi digliserida,
d
seelanjutnya diglliserida menjaadi
monoglliserida dan ak
khirnya monoglliserida menjaddi ester (Freed
dman dkk, 19866). Hasil jumlaah gliserida yanng
diperoleeh dapat dilihaat pada gambarr 3 berikut ini.
Gambar 3.3 diatas dapatt diperoleh baahwa penggunnaan katalis CaO yang dii-doping Li 0%
0
menunjukkan kompossisi gliserida yang
y
jauh lebihh tinggi dibandding dengan penggunaan
p
konsentrasi dopinng
Li yangg lain. Konsenntrasi akhir ko
omponen gliseerida pada pennggunaan dopping Li 0% addalah trigliseriida
(67,50008%), digliseriida (12,4452%
%) dan monoggliserida (1,19446%). Tingginnya kandungan
n gliserida paada
transestterifikasi dengan menggunakkan Li/CaO 0%
% diduga diakkibatkan karenaa tingginya asam lemak bebbas
yang daapat menyebab
bkan timbulnyaa reaksi penyaabunan. Sehing
gga katalis tidaak mampu menngarahkan reakksi
ke arah produk metil ester.
e
wa
Berdasaarkan hasil peenelitian yang telah dilakukaan oleh Darnooko dan Cheryyan (2000) dinyatakan bahw
penggu
unaan bahan baaku dengan kaddar asam lemakk bebas di atas 1% menyebabbkan meningkaatnya hasil reakksi
sampingg, yaitu reaksii penyabunan pada reaksi trransesterifikasii oleh karena reaksi katalis basa yang lebbih
reaktif dengan
d
asam leemak bebas dib
bandingkan gliiserida.
Noureddini dan
d Zhu (1997
7) melakukan sstudi kinetika transesterifikas
t
si minyak kedeelai pada reakttor
batch. Hasil
H
studi terssebut menunjuukkan tahap peembentukan koonversi Trigliseerida (TG) mennjadi Digliseriida
(DG) merupakan
m
tahaap yang paling lambat dan peenentu laju reaaksi sedangkann tahap konverssi Monogliseriida
(MG) menjadi
m
Metil Ester
E
dari meruupakan tahap yang
y
paling cep
pat. Monogliserrida (MG) merrupakan senyaw
wa
yang paling tidak stabil diantaranya senyawa inntermediet laiinnya dan akaan segera terkkonversi menjaadi
Gliserol dan Metil Esster karena konnstanta laju reaaksinya paling cepat. Hasil sstudi yang sam
ma juga diperolleh
oleh Daarnoko dan Chheryan (2000) yang
y
melakukan studi kinetiika transesteriffikasi minyak kelapa
k
sawit dan
d
A.8-5
SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
Vicentee dkk (2005,20006) yang melaakukan studi kiinetika transestterifikasi minyyak bunga mataahari dan minyyak
Brassica carinata. Kedua
K
hasil studi tersebut m
menunjukkan tahap konverrsi Trigliseridaa (TG) menjaadi
r
karena merupakan
m
tahhap paling lambbat. Data jumllah
Digliserrida (DG) merrupakan tahap penentu laju reaksi
gliseridda yang diperolleh dapat dibuat perbandingaan antara TG, DG,
D dan MG. Untuk lebih jeelas dapat dilihhat
pada gaambar 4.
Gambar 4.
4 Perbandingaan Komposisi Gliserida
G
pada Berbagai Konssentrasi Dopinng Li
Gambar 4 menunjukkan
m
koomposisi gliserrida yang ada terhadap
t
pengggunaan berbaggai katalis. Dappat
dilihat bahwa,
b
pada looading Li/CaO
O 0% perubahan
an TG menjadi DG merupakaan yang paling lambat berubaah.
Sesuai dengan teori bahwa
b
perubah
han TG menjaddi DG merupaakan tahap yanng paling lama,, sedangkan MG
M
di komposisi yaang paling keccil diantara koomposisi lain karena
k
tahapnyya paling cepaat untuk berubbah
menjad
menjad
di metil ester. Sehingga
S
dapatt dikatakan kaatalis Li/CaO 0%
0 belum mam
mpu memberikkan efek katalissis
dalam mempercepat
m
r
reaksi
pada tahap TG menjadii DG.
Sedangkan pada
p
1% dan 4%
% menunjukkaan hasil yang berbeda,
b
jumlahh gliserida yanng ada mendekati
0%. Kaatalis Li/CaO 1% diperoleh TG
T sebesar 0%,, DG sebesar 0%
0 dan MG sebbesar 0,2394%
%. Dan katalis 4%
4
diperoleeh TG sebesaar 0,545%, DG
G sebesar 2,19975% dan MG
G sebesar 2,19924%. Di sinii katalis mamppu
berperaan dalam tahap
p reaksi TG menjadi
m
DG. Berdasarkan
B
sttudi Diasakou dkk. (1998) yang
y
melakukkan
transestterifikasi pada kondisi superkkritik katalitik.. Berdasarkan hasil
h
studi terssebut, tahap penentu laju reakksi
adalah tahap konversi Monogliseridda (MG) menjaadi Metil Ester sedangkan taahap paling ceepat adalah tahhap
D
(DG).
konverssi Trigliserida (TG) menjadi Digliserida
Dari keselurruhan data gliiserida yang ddiperoleh padaa doping Li/C
CaO 0%, 1% dan
d 4% didappat
kesimpuulan bahwa haasil gliserida yaang paling seddikit ada pada Li/CaO
L
1% sehhingga dapat dikatakan
d
konddisi
katalis Li/CaO
L
1% adalah yang terbaaik diantara peendopingan Li//CaO yang lainnnya.
4. KES
SIMPULAN
1. Peng
ggandengan ion Li ke dalam
m katalis CaO dapat mening
gkatkan reaksi pembentukan metil ester daari
minyakk sawit mentah (CPO) low graade dengan kaddar ALB >3,5 %.
2. Pembbentukan metiil ester yang paling
p
tinggi ddiperoleh pada penggunaan kkatalis CaO deengan doping Li
sebesarr 1% yaitu sebeesar 90,882%.
3. Reakksi bersaing dapat
d
mempenngaruhi reaksii transesterifikkasi sehingga kandungan metil
m
ester yanng
diperoleeh tidak maskimal.
RAN
5. SAR
1. Sebaaiknya perlu diieksplorasi kon
ndisi reaksi traansesterifikasi optimum
o
padaa penggunaan katalis
k
heteroggen
Li/CaO
O.
2. Untuuk penelitian seelanjutnya sebaaiknya dilakukaan karakterisassi katalis yang di-doping.
3. Sebaaiknya juga digunakan variabeel co-solvent untuk
u
melarutkaan antara minyyak sawit dan metanol
m
sehinggga
mempemudah dalam reaksi
r
transesteerifikasinya.
6. DAF
FTAR PUSTA
AKA
Amand
da, 2007. Syynthesis
http://w
www.springer.ccom.
Bioddiesel
from
Canola
A.8-6
Oill
using
Hetterogeneous
Base
Catalyyst.
SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
Darnokko, D. and Chheryan, M. 20000. Kinetics of Palm Oil Transesterificat
T
tions. JAOCS. Vol. 77, no.12
(200
00), pp
1263
3-67. Illinois.
Formo et al, Bailey’s Industrial Oill and Fat Prodducts. Dalam Rohani
R
binti Moohammad Zin.. Process Desiggn
in Degumming
D
and
d Bleaching off Palm Oil. Johhor Baru: CLEA
AR, UTM. 20006.
Freedm
man, dkk., 19866. Transesteriiccation Kineticss of Soybean Oiil. JAOCS. voll 63. Hal 1375--1380.
Knothe, G.; van Gerpen, J. and Krahhl, J., 2005. Thhe Biodiesel Haandbook. AOC
CS Press, Cham
mpaign, IL, USA
A.
Goh, E,
E M. Palm Oiil Composition
n and Quality. Dalam Rohan
ni binti Moham
mmad Zin. Prrocess Design in
Deggumming and Bleaching
B
of Paalm Oil. Johor Baru: CLEAR
R, UTM. 2006.
Hamballi, et al. 2007. Pengembanga
P
media Pustaka.
n Bioenergi di Indonesia. Ceetakan Ketiga. JJakarta: Agrom
Lee, Daae Won, dkk.,, 2009. Heteroogeneous Basee Catalysts forr Transesterriffication in Biodiesel Synthessis.
Cataal Surv Asia. vol
v 13. hal. 63-77.
Liu, 2008. Transesterrifikasi of Soybbean Oil to Bioodiesel using CaO
C
as a Solidd Base Catalysst. Elsevier Fuel.
(87)): hal. 216-221. Nurofik, 2008. Reaksi oksiddasi katalitik. Digitallib.
D
Jakaarta: FMIPA-U
UI. Sharma,
Y.C. daan B. Singh, 2008. Developm
ment of Biodiessel: Current Scenario.
S
Renew
wable and Susstainable Enerrgy
Reviews. Vol.582. hal. 1-6.
Tambunn, Rondang, 2006.
2
Buku Ajjar Teknologi Oleokimia. Departemen
D
Teeknik Kimia, Fakultas
F
Tekniik,
Universitas Sumattera Utara: Medan.
dap
Tania, S.U., Arbiantii, Rita, Nurhaasman, Doddyy. 2007. Kinetiika Reaksi Trransesterifikasii CPO terhada
mitat dalam Reeaktor Tumpakk. Depok. Univeersitas Indonessia.
Produk Metil Palm
ns, Roberts S., et al, 2004. Lii-CaO Catalystt Tri-Gliceridee Tranesterficaation for Biodieesel Applicatioon.
Watkin
Deppartment of Chemistry, Univeersity if York. http://www.rsc
h
c.org/greenchem
m.
Yusuf, Muhammad. 2004.
2
Pengaru
uh bilangan assam terhadap Hidrolisa
H
minyyak kelapa saw
wit. Medan: ussulibraary.ac.id.
A.8-7
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
PE
ENGARUH KONSE
ENTRASII Li YANG
G DI-DOP
PING KE DALAM
D
KATALIS
K
S CaO TERHADAP
P REAKSII TRANSE
ESTERIFIKASI
MINY
YAK SAW
WIT
Renita Maanurung1,*, Frisda Panjaitan2, A. Y.
Y Putra1, * ddan M. Tarm
midzi1
1Departemen Teknikk Kimia Fakuultas Teknik, Universitass Sumatera Utara
U
Jalan
n Almamater Kampus USU
U
Padang Bulan Medaan 20155 Suumatera Utarra, Indonesiaa
K
No.. 51, 20158, Medan,
2Pusat Peneelitian Kelappa Sawit, Jalaan Brigjen Katamso
Sumateraa utara, Indon
nesia
*em
mail: andre.yanda.putra@
@gmail.com
Abstrak
Pengembanggan biodiesel dari
d
crude palm
m oil (CPO) semakin
s
diminaati karena keteersediaan bahan
bakar berbasis minyyak bumi yanng semakin ssedikit. Perkeebunan kelapaa sawit merup
upakan tanamaan
perkebuunan di Indonesia yang terbbesar sehinggaa memiliki pottensi untuk dap
apat digunakan
n sebagai bahaan
baku biiodiesel. Reakksi transesterifi
fikasi merupakkan tahap reakksi untuk mengghasilkan metil ester. Namuun,
CPO mudah
m
mengalaami degredasi akibat hidrolissis, sehingga dapat
d
meningkkatkan nilai assam lemak bebbas
yang daapat mengangg
gu reaksi transesterifikasi. P
Produk sampinng yang dihasilkan akibat assam lemak bebbas
yang tinnggi adalah saabun. Untuk memaksimalkan produksi biod
diesel dari minyyak sawit yangg memiliki kaddar
asam leemak bebas tiinggi salah sa
atunya dengann menggunakan katalis hasiil pendopingann. Penelitian ini
i
dilakukkan untuk mem
mberikan inform
masi mengenaai pengaruh koonsentrasi ion Li+ yang diddoping ke dalaam
kalsium
m oksida (CaO)) terhadap reakksi transesteriffikasi minyak sawit
s
dengan kkadar asam lem
mak bebas (ALB)
yang tinnggi menjadi metil
m
ester, padda temperaturr 1200C, rasio metanol: minyyak = 12:1, juumlah katalis 2,5
2
%, selaama 3,5 jam, menggunakann reaktor berttekanan. Variaabel penelitiann adalah konssentrasi Li yanng
didopin
ng ke dalam CaO,
C
yaitu 0,%
%, 1% dan 4%. Adapun param
meter uji yangg dilakukan addalah kandunggan
metil esster yang dipeeroleh dari ha
asil reaksi trannsesterifikasi dengan
d
analisaa Gas Chromaatographi. Hasil
penelitiian menunjukkkan bahwa konnsentrasi Li yaang di-doping pada CaO paaling baik adaalah 1%, dengaan
hasil 900,882% metil ester.
e
Kata Kunci:
Ku
transesteerifikasi, CPO, katalis heteroogen, litium, kaalsium oksida, m
metil ester.
1. PEN
NDAHULUAN
N
Minnyak sawit (Cru
ude Palm Oil) adalah salah ssatu jenis trigliserida yang baanyak digunakaan sebagai bahhan
baku pembuatan
p
meetil ester. Min
nyak sawit m
mentah merupaakan salah sattu jenis miny
yak nabati yanng
mengan
ndung asam lem
mak dengan ranntai karbon C114-C20 (Tania,, 2007).
Tabel I. Kom
mposisi Asam Lemak
L
CPO
CPO (%)
Assam Lemak
Laurat, C
C‐12:0
Miristat,, C‐14:0
Palmitatt, C‐16:0
Stearat, C‐18:0
Oleat, C‐‐18:1
Linoleat, C‐18:2
0,1
1,0
42,8
4,5
40,5
10,1
Linolenat, C‐18:3
Lainnyaa
0, 2
0,8
A.8-1
SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
Karakteristik dan kualitas minyyak sawit mennentukan jeniss proses produuksi biodiesel yang dilakukaan.
ngan menggunnakan proses transesterifikaasi.
Biodiessel umumnya diproduksi daari refined veggetable oil den
Refined
d vegetable oil yaitu minyak lemak mentahh yang diprosess lanjut (pre-treatment), gunaa menghilangkkan
kadar fosfor
f
dan asam
m-asam lemak
k bebas, serta bbeberapa dari non gliserida lainnya sampaai level tertenttu.
Proses ini disebut jug
ga proses satu tahap. Jika bahhan baku miny
yak mentah tiddak mengalamii treatment awal,
mak bebasnya masih
m
tinggi, maka
m
perlu dillakukan prosess esterifikasi. Ini
I
dimanaa kandungan assam-asam lem
merupaakan proses peendahuluan meenggunakan katalis asam unntuk menurunkkan kadar asaam lemak bebaas.
Selanjuutnya dilakukann proses transeesterifikasi terhhadap produk esterifikasi
e
di atas
a menggunaakan katalis bassa.
Proses ini
i disebut jugaa proses dua taahap (Tambun, 2006).
Prosses transesteriifikasi merupakan metode umum dalam
m pembuatan biodiesel. Metode
M
ini biisa
menghaasilkan biodiessel hingga renddemen 95% darri bahan baku minyak tumbuuhan. Pada dassarnya, proses ini
i
bertujuaan untuk meng
gubah trigliserida menjadi asaam lemak metil ester (FAME
E) (Hambali et al,
a 2007). Reakksi
ini merrupakan reaksii bolak-balik yang
y
pada suhhu kamar dan tanpa bantuann katalisator akkan berlangsunng
sangat lambat
l
(Hendaartomo, 2004). Alkohol yangg paling umum
m digunakan addalah metanol, karena hargannya
murah dan reaktifitassnya paling tinnggi. Secara sttoikimetris 1 mol
m trigliseridaa akan bereakssi dengan 3 mol
m
metanol, menghasilkaan 3 mol metiil ester dan 1 mol gliserol (L
Lee, dkk., 20009). Asam lem
mak bebas dalaam
konsenttrasi tinggi yang
y
terikut dalam
d
minyakk sawit sangaat merugikan. Tingginya asam
a
lemak ini
i
mengak
kibatkan rendeemen minyak turun. Asam lemak bebas dibentuk
d
saat gelembung assam lemak paada
molekuul triglserida, digliserida
d
dan monogliseridaa diputus oleh hidrolisis kimiia dan enzimattis. Faktor-fakttor
yang mempercepat
m
reeaksi ini adalahh panas, air, keeasaman katalis (enzim). Kuaalitas standar asam
a
lemak yanng
dibolehhkan di dalam minyak sawitt adalah sekitaar 3% (Formo et al,1979). Selain
S
itu, dayya campur antaara
minyakk dan air, dikonndisi tertentu akan menghiddrolisis trigliserrida minyak m
menjadi asam lemak
l
bebas dan
d
gliseroll.
C3H5(OO
OCR)3 + 3HOH
H → C3H5(OH))3 + 3HOOCR
Sehingga, pada baahan ini harus dilakukan prooses pencegahaan dengan cepaat agar minyakk sawit memiliiki
kandun
ngan FFA yan
ng rendah. Minnyak sawit yaang memiliki FFA yang rendah menginddikasikan bahw
wa
minyakk tersebut dapatt diproses denggan baik (Form
mo et al,2006). Tapi di bawahh kondisi praktiik, laju hidrolissis
pemecaahan molekul trigliserida
t
unttuk memproduuksi FFA dapaat diabaikan paada kandungan
n air pada 0,1%
%.
Sehingg
ga ukuran kuaalitas kontrol, kandungan aiir minyak saw
wit harus dituruunkan menjaddi dibawah 0,11%
untuk mencegah pen
ningkatan FFA
A (Goh, 20006). Kualitas minyak sawitt tersebut diaatas harus tettap
hankan, karenna perubahan pada
p
kualitas tersebut dapaat menyebabkaan menurunny
ya kualitas asaam
dipertah
lemak dan gliserin yang
y
dihasilkann dari proses hidrolisa atau
u splitting atauu pemasakan asam
a
lemak dan
d
gliserinn dari trigliseridda minyak saw
wit (Yusuf, 20044).
2.
M
METODE
PEN
NELITIAN
Baahan-bahan yaang digunakan
n dalam penellitian ini adalaah Crude Palm
m Oil, Metannol Pro Analissis,
Lithium
m Nitrat (LiNO
O3) Kalsium Oksida
O
(CaO), dan Aquadestt. Reaksi Trannsesterifkasi diilakukan denggan
mengguunakan reaktorr Reaktor berteekanan PARR 4800. Kandun
ngan asam lem
mak trigliseridaa dan metil estter
dianalissa dengan men
nggunakan krom
matografi gas (Shimadzu GC
C 148 dengan ddetektor FID, jenis
j
kolom DB
BHT: 15 m x 0,25 mm
m ID, tebal film
m 0,1 µmeter, carier
c
gas: Helium, flushing gas
g Nitrogen, suhu oven 500C,
suhu in
njektor dan deetektor 4000C. Analisa CPO
O berlangsung pada kolom kapiler tinggi dan non polaar.
Internall standar yang digunakan adaalah 1,2,3 trikaaprogliserol (trricaprin) untukk penentuan seenyawa gliseridda.
Standarr yang digunakkan adalah glisserol, 1-monolleoil gliserol (monoolein), 1,3 dioleoil (dioolein), dan 1,22,3
trioleoill (triolein). Aktivasi katalis dilakukan deengan perlakuaan awal beruppa, ditimbang 10 gr CaO dan
d
dipanasskan pada 1200oC di dalam oven
o
selama 2 jam, dilarutkkan LiNO3 dallam aquadest 30
3 ml, diimprreg
larutan LiNO3 dengann CaO yang tellah dipanaskann dalam beakerr glass sambil ddiaduk dengan
n magnetic stirrrer
selama 2 jam, disarinng larutan, laluu dikeringkan pada oven 1220oC selama 12 jam, bahan dikalsinasi paada
500oC selama 4 jam
m. Prosedur yaang sama dilakkukan dengann konsentrasi L
Li+ 1% dan 4%.
4
Selanjutnyya,
ditimbaang minyak saawit sebanyak 300 g, kemuddian dimasukk
kan ke dalam rreaktor. Ditam
mbahkan metannol
dengan rasio metano
ol : minyak (12:1) dan kataalis 2,5% (w/w
w) ke dalam reaktor. Campu
uran direaksikkan
selama 2,5 jam pada suhu
s
120 0C. Setelah reaksi selesai, campurran hasil reaksii di-centrifuse selama
s
20 mennit,
lalu dippisahkan lapisan atas dari lapisan bawah yang terbentuk. Analisa dengan meenggunakan Gas
G
Chroma
atographi. Lanngkah tersebutt diulangi untuuk variasi lain
nnya. Produksi metil ester diilakukan denggan
metode Transesterifikasi, yaitu deengan mereaksikan minyak sawit dengann etanol untu
uk menghasilkkan
biodieseel dan glisero
ol. Cara kerja Transesterifikkasi, yaitu: Seebanyak 300 ggram Crude Palm
P
Oil (CPO
O)
ditimbaang lalu dimasuukkan ke dalam
m
reaktor bertekanan PA
ARR 4800, kattalis dimasukkaan ke dalam reeaktor bertekannan (Jumlah kaatalis disesuaikkan
dengan variasi yang ditentukan). Metanol
M
ditambbahkan (Jumlaah Metanol dissesuaikan denggan variasi yanng
A.8-2
SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
ditentuk
kan) Kecepatann pengaduk diiatur 300 rpm. Campuran dippanaskan selam
ma 3,5 jam paada suhu konsttan
120oC. Dianalisa jumllah persen mettil ester yang diihasilkan.
3. Hasiil dan Pembah
hasan
Tabel II. Haasil dan Pembaahasan
s
satu metill ester yang dihhasilkan dari penelitian
p
yang telah dilakukaan.
Berikutt adalah chromatogram dari salah
s
satu metill ester yang dihhasilkan dari penelitian
p
yang telah dilakukaan.
Berikutt adalah chromatogram dari salah
gram Analisis GC
G dari Hasil Transesterifikaasi CPO dengaan katalis Li/CaaO dengan
Gambarr 1. Chromatog
loading
g Li 1 %.
A.8-3
SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
Tabel IIII. Tabel Peak area
a
.
Reaksi untuuk pembentukkan metil esster pada peenelitian ini adalah meng
ggunakan reakksi
transestterifikasi. Bahhan baku yangg digunakan aadalah minyakk sawit mentahh atau CPO low
l
grade yaiitu
memilikki asam lemakk bebas 4,19%.. Katalis yang digunakan adaalah katalis paddat CaO yang sudah di-dopinng
dengan ion Li pada konsentrasi
k
1%
% dan 4%. Pennggunaan katallis CaO yang di-doping denngan ion Li tellah
dilakukkan Amanda (22007) menggunnakan canola ooil. Hasil pem
mbentukan esterr yang diperoleeh adalah 70,77%
dengan kondisi operaasi, suhu 50oC dengan rasio m
metanol/minyaak 6:1 dan jum
mlah katalis 2%
% reaksi selamaa 4
jam.
Menurut Shaarma dan Sing
gh (2009), reakksi transesterifiikasi berjalan ideal pada konndisi kadar asaam
b
10%. Secarra umum, seh
harusnya kanddungan metil ester yang dihasilkan meeningkat seirinng
bertamb
bahnya Li yang
g di doping. Menurut
M
teori, aktifitas
a
katalissasi dalam trannsesterifikasi seebanding denggan
kekuataan basa kataliis. Semakin tiinggi tingkat kebasaan katalis, maka seemakin tinggi konversi reakksi
transestterifikasi (Lee, dkk., 2009).
3.1 Pen
nentuan Pengggunaan Dopingg Katalis yangg Paling Baik
Pada penelittian ini juga diperoleh
d
data komposisi glisserida hasil prroses transesteerifikasi. Konddisi
O : Metanol = 1 : 12, suhu reaaksi 120oC, waaktu reaksi selaama 3,5 jam, dan
d
operasi yang digunakaan adalah CPO
jumlah katalis Li/CaaO yang digunnakan adalah 2,5% (w/w) CPO, serta tekanan reaksii sebesar 5 baar.
g paling baik ddidekati dari haasil analisa kom
mponen gliseriida produk meetil
Penentuuan penggunaaan katalis yang
ester. Umumnya,
U
reakksi transesteriffikasi CPO denngan metanol menghasilkan ester asam lem
mak, yaitu meetil
ester daan gliserol deng
gan monogliseerida dan diglisserida sebagai produk
p
antara. Reaksi transesterifikasi secaara
ideal berjalan
b
secaraa konsekutif yaitu
y
trigliseriida menjadi digliserida,
d
seelanjutnya diglliserida menjaadi
monoglliserida dan ak
khirnya monoglliserida menjaddi ester (Freed
dman dkk, 19866). Hasil jumlaah gliserida yanng
diperoleeh dapat dilihaat pada gambarr 3 berikut ini.
Gambar 3.3 diatas dapatt diperoleh baahwa penggunnaan katalis CaO yang dii-doping Li 0%
0
menunjukkan kompossisi gliserida yang
y
jauh lebihh tinggi dibandding dengan penggunaan
p
konsentrasi dopinng
Li yangg lain. Konsenntrasi akhir ko
omponen gliseerida pada pennggunaan dopping Li 0% addalah trigliseriida
(67,50008%), digliseriida (12,4452%
%) dan monoggliserida (1,19446%). Tingginnya kandungan
n gliserida paada
transestterifikasi dengan menggunakkan Li/CaO 0%
% diduga diakkibatkan karenaa tingginya asam lemak bebbas
yang daapat menyebab
bkan timbulnyaa reaksi penyaabunan. Sehing
gga katalis tidaak mampu menngarahkan reakksi
ke arah produk metil ester.
e
wa
Berdasaarkan hasil peenelitian yang telah dilakukaan oleh Darnooko dan Cheryyan (2000) dinyatakan bahw
penggu
unaan bahan baaku dengan kaddar asam lemakk bebas di atas 1% menyebabbkan meningkaatnya hasil reakksi
sampingg, yaitu reaksii penyabunan pada reaksi trransesterifikasii oleh karena reaksi katalis basa yang lebbih
reaktif dengan
d
asam leemak bebas dib
bandingkan gliiserida.
Noureddini dan
d Zhu (1997
7) melakukan sstudi kinetika transesterifikas
t
si minyak kedeelai pada reakttor
batch. Hasil
H
studi terssebut menunjuukkan tahap peembentukan koonversi Trigliseerida (TG) mennjadi Digliseriida
(DG) merupakan
m
tahaap yang paling lambat dan peenentu laju reaaksi sedangkann tahap konverssi Monogliseriida
(MG) menjadi
m
Metil Ester
E
dari meruupakan tahap yang
y
paling cep
pat. Monogliserrida (MG) merrupakan senyaw
wa
yang paling tidak stabil diantaranya senyawa inntermediet laiinnya dan akaan segera terkkonversi menjaadi
Gliserol dan Metil Esster karena konnstanta laju reaaksinya paling cepat. Hasil sstudi yang sam
ma juga diperolleh
oleh Daarnoko dan Chheryan (2000) yang
y
melakukan studi kinetiika transesteriffikasi minyak kelapa
k
sawit dan
d
A.8-5
SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
Vicentee dkk (2005,20006) yang melaakukan studi kiinetika transestterifikasi minyyak bunga mataahari dan minyyak
Brassica carinata. Kedua
K
hasil studi tersebut m
menunjukkan tahap konverrsi Trigliseridaa (TG) menjaadi
r
karena merupakan
m
tahhap paling lambbat. Data jumllah
Digliserrida (DG) merrupakan tahap penentu laju reaksi
gliseridda yang diperolleh dapat dibuat perbandingaan antara TG, DG,
D dan MG. Untuk lebih jeelas dapat dilihhat
pada gaambar 4.
Gambar 4.
4 Perbandingaan Komposisi Gliserida
G
pada Berbagai Konssentrasi Dopinng Li
Gambar 4 menunjukkan
m
koomposisi gliserrida yang ada terhadap
t
pengggunaan berbaggai katalis. Dappat
dilihat bahwa,
b
pada looading Li/CaO
O 0% perubahan
an TG menjadi DG merupakaan yang paling lambat berubaah.
Sesuai dengan teori bahwa
b
perubah
han TG menjaddi DG merupaakan tahap yanng paling lama,, sedangkan MG
M
di komposisi yaang paling keccil diantara koomposisi lain karena
k
tahapnyya paling cepaat untuk berubbah
menjad
menjad
di metil ester. Sehingga
S
dapatt dikatakan kaatalis Li/CaO 0%
0 belum mam
mpu memberikkan efek katalissis
dalam mempercepat
m
r
reaksi
pada tahap TG menjadii DG.
Sedangkan pada
p
1% dan 4%
% menunjukkaan hasil yang berbeda,
b
jumlahh gliserida yanng ada mendekati
0%. Kaatalis Li/CaO 1% diperoleh TG
T sebesar 0%,, DG sebesar 0%
0 dan MG sebbesar 0,2394%
%. Dan katalis 4%
4
diperoleeh TG sebesaar 0,545%, DG
G sebesar 2,19975% dan MG
G sebesar 2,19924%. Di sinii katalis mamppu
berperaan dalam tahap
p reaksi TG menjadi
m
DG. Berdasarkan
B
sttudi Diasakou dkk. (1998) yang
y
melakukkan
transestterifikasi pada kondisi superkkritik katalitik.. Berdasarkan hasil
h
studi terssebut, tahap penentu laju reakksi
adalah tahap konversi Monogliseridda (MG) menjaadi Metil Ester sedangkan taahap paling ceepat adalah tahhap
D
(DG).
konverssi Trigliserida (TG) menjadi Digliserida
Dari keselurruhan data gliiserida yang ddiperoleh padaa doping Li/C
CaO 0%, 1% dan
d 4% didappat
kesimpuulan bahwa haasil gliserida yaang paling seddikit ada pada Li/CaO
L
1% sehhingga dapat dikatakan
d
konddisi
katalis Li/CaO
L
1% adalah yang terbaaik diantara peendopingan Li//CaO yang lainnnya.
4. KES
SIMPULAN
1. Peng
ggandengan ion Li ke dalam
m katalis CaO dapat mening
gkatkan reaksi pembentukan metil ester daari
minyakk sawit mentah (CPO) low graade dengan kaddar ALB >3,5 %.
2. Pembbentukan metiil ester yang paling
p
tinggi ddiperoleh pada penggunaan kkatalis CaO deengan doping Li
sebesarr 1% yaitu sebeesar 90,882%.
3. Reakksi bersaing dapat
d
mempenngaruhi reaksii transesterifikkasi sehingga kandungan metil
m
ester yanng
diperoleeh tidak maskimal.
RAN
5. SAR
1. Sebaaiknya perlu diieksplorasi kon
ndisi reaksi traansesterifikasi optimum
o
padaa penggunaan katalis
k
heteroggen
Li/CaO
O.
2. Untuuk penelitian seelanjutnya sebaaiknya dilakukaan karakterisassi katalis yang di-doping.
3. Sebaaiknya juga digunakan variabeel co-solvent untuk
u
melarutkaan antara minyyak sawit dan metanol
m
sehinggga
mempemudah dalam reaksi
r
transesteerifikasinya.
6. DAF
FTAR PUSTA
AKA
Amand
da, 2007. Syynthesis
http://w
www.springer.ccom.
Bioddiesel
from
Canola
A.8-6
Oill
using
Hetterogeneous
Base
Catalyyst.
SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
Darnokko, D. and Chheryan, M. 20000. Kinetics of Palm Oil Transesterificat
T
tions. JAOCS. Vol. 77, no.12
(200
00), pp
1263
3-67. Illinois.
Formo et al, Bailey’s Industrial Oill and Fat Prodducts. Dalam Rohani
R
binti Moohammad Zin.. Process Desiggn
in Degumming
D
and
d Bleaching off Palm Oil. Johhor Baru: CLEA
AR, UTM. 20006.
Freedm
man, dkk., 19866. Transesteriiccation Kineticss of Soybean Oiil. JAOCS. voll 63. Hal 1375--1380.
Knothe, G.; van Gerpen, J. and Krahhl, J., 2005. Thhe Biodiesel Haandbook. AOC
CS Press, Cham
mpaign, IL, USA
A.
Goh, E,
E M. Palm Oiil Composition
n and Quality. Dalam Rohan
ni binti Moham
mmad Zin. Prrocess Design in
Deggumming and Bleaching
B
of Paalm Oil. Johor Baru: CLEAR
R, UTM. 2006.
Hamballi, et al. 2007. Pengembanga
P
media Pustaka.
n Bioenergi di Indonesia. Ceetakan Ketiga. JJakarta: Agrom
Lee, Daae Won, dkk.,, 2009. Heteroogeneous Basee Catalysts forr Transesterriffication in Biodiesel Synthessis.
Cataal Surv Asia. vol
v 13. hal. 63-77.
Liu, 2008. Transesterrifikasi of Soybbean Oil to Bioodiesel using CaO
C
as a Solidd Base Catalysst. Elsevier Fuel.
(87)): hal. 216-221. Nurofik, 2008. Reaksi oksiddasi katalitik. Digitallib.
D
Jakaarta: FMIPA-U
UI. Sharma,
Y.C. daan B. Singh, 2008. Developm
ment of Biodiessel: Current Scenario.
S
Renew
wable and Susstainable Enerrgy
Reviews. Vol.582. hal. 1-6.
Tambunn, Rondang, 2006.
2
Buku Ajjar Teknologi Oleokimia. Departemen
D
Teeknik Kimia, Fakultas
F
Tekniik,
Universitas Sumattera Utara: Medan.
dap
Tania, S.U., Arbiantii, Rita, Nurhaasman, Doddyy. 2007. Kinetiika Reaksi Trransesterifikasii CPO terhada
mitat dalam Reeaktor Tumpakk. Depok. Univeersitas Indonessia.
Produk Metil Palm
ns, Roberts S., et al, 2004. Lii-CaO Catalystt Tri-Gliceridee Tranesterficaation for Biodieesel Applicatioon.
Watkin
Deppartment of Chemistry, Univeersity if York. http://www.rsc
h
c.org/greenchem
m.
Yusuf, Muhammad. 2004.
2
Pengaru
uh bilangan assam terhadap Hidrolisa
H
minyyak kelapa saw
wit. Medan: ussulibraary.ac.id.
A.8-7