4. Panduan penyus rkas kt

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

KATA PENGANTAR
Direktorat Pembinaan SMA telah melaksanakan program rintisan Sekolah Kategori Mandiri (SKM) sebagai
implementasi dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(SNP). Program tersebut dimulai tahun 2007 di 441 SMA, jumlah ini kemudian bertambah menjadi 2.625
SMA pada tahun 2008, dan menjadi 3.252 SMA pada tahun 2009. Selain itu, Direktorat PSMA juga telah
melaksanakan rintisan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di 100 sekolah dan rintisan Pusat
Sumber Belajar (PSB) di 33 sekolah. Jumlah ini tersebar di 33 Provinsi dan 463 Kabupaten/Kota di
seluruh Indonesia.
Pada tahun 2010 dilakukan verifikasi terhadap sejumlah SMA yang menjadi rintisan SKM, PBKL, dan
PSB yang disebutkan diatas, dan telah terpilih 132 sekolah yang dijadikan SMA Model SKM-PBKLPSB. SMA model SKM-PBKL-PSB bukan merupakan pengkategorian sekolah, tetapi

merupakan

alternatif strategi pembinaan untuk mempercepat pemenuhan SNP.
Program pembinaan SMA Model SKM-PBKL-PSB dilaksanakan bersama oleh Direktorat Pembinaan SMA
dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota baik secara teknis maupun manajerial.
Selanjutnya untuk memudahkan semua pihak terkait dalam pelaksanaan program-program tersebut,
Direktorat Pembinaan SMA mempersiapkan berbagai bahan pendukung berupa naskah rujukan dalam
pemenuhan SNP, baik berupa konsep, pedoman, panduan, maupun petujuk teknis.

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) merupakan salah satu panduan yang
dikembangkan dan dijabarkan dari Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Kerja Sekolah yang telah disusun
terlebih dahulu, serta mengacu kepada Pedoman Penyusunan Program Sekolah yang telah diterbitkan oleh
Direktorat PSMA sebelumnya. Panduan ini terbuka untuk dikembangkan oleh Dinas Pendidikan
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Sekolah sesuai dengan kebutuhan.
Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam keseluruhan proses pengembangan dan
pembahasan panduan penyusunan RKAS ini, kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang
sebesar-besarnya.
Harapan kami seluruh dokumen yang telah kami persiapkan bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukan.
Jakarta, Agustus 2010
Direktur Pembinaan SMA,

Dr. Sungkowo M.
NIP. 195008191979031001

http://sdasemrudungsatu.blogspot.com

1-42


Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

ii

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

1

B.


Landasan Hukum

2

C. Landasan Operasional

3

D. Landasan Empiris

4

E. Tujuan

5

F.

5


Hasil yang Diharapkan

G. Sasaran
BAB II

5

RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH
A. Pengertian

6

B.

Komponen Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah

6

C.


Prinsip Penyusunan/Pengembangan RKAS

7

D. Keterkaitan antar Komponen 8 SNP dalam Penyusunan RKAS
E. Mekanisme Penyusunan RKAS

16

F. Penentuan dan Penyusunan Besaran Biaya Kegiatan dan Anggaran Sekolah

18

G. Kerangka Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah

18

CONTOH 1.


BAB III
Lampiran :

8

Penentuan rencana kegiatan

20

2.

Perhitungan biaya operasional peserta didik

22

3.

Penghitungan biaya In House Training

23


4.

Penghitungan biaya kebutuhan administrasi guru

24

5.

Rencana Kerja Jangka Menengah

25

6.

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah

27

PENUTUP


28

Contoh Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah

http://sdasemrudungsatu.blogspot.com

2-42

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Amanat Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), mendorong satuan
pendidikan untuk memenuhi 8 (delapan) SNP dalam kurun waktu yang ditentukan. Ketentuan
Peraturan Peralihan pasal 94 butir b, menyatakan bahwa satuan pendidikan wajib menyesuaikan diri
dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 tersebut paling lambat 7 (tujuh) tahun sejak diterbitkannya. Selain
itu UU Sisdiknas dan PP tersebut memberikan pula dorongan kepada satuan pendidikan untuk dapat

melaksanakan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL), penerapan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK), baik dalam pembelajaran maupun manajemen sekolah.
Merespon amanat tersebut, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (Dit. PSMA) sejak tahun
2007 telah melakukan rintisan Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasioanal (SKM/SSN) di
441 SMA tersebar di 33 provinsi 220 kab/kota dan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL)
di 100 SMA, tersebar di 33 provinsi 90 kab/kota. Pada tahun 2008 jumlah SMA rintisan SKM/SSN
bertambah menjadi 2.625 SMA untuk rintisan SKM/SSN, sedangkan untuk SMA rintisan PBKL,
jumlahnya tetap. Pada tahun 2008 Dit. PSMA juga merintis Pusat Sumber Belajar (PSB) dengan
fokus program adalah sebagai media informasi dan pengembangan bahan ajar/bahan uji di 33 SMA,
walaupun secara faktual PSB sudah dimulai sejak tahun 2005 dengan diadakannya kegiatan
pelatihan penyusunan pengembangan bahan ajar/bahan uji. Jumlah rintisan SKM/SSN pada tahun
2009 bertambah lagi menjadi 3.252 SMA. Selain program rintisan SKM, PBKL dan PSB,
Dit.PSMA juga secara intensif dan berkelanjutan melaksanakan Bintek KTSP dimulai tingkat
nasional, provinsi, maupun tingkat kabupaten/kota/sekolah.
Dalam melaksanakan berbagai kegiatan rintisan tersebut, Dit.PSMA membuka peluang bagi
sekolah-sekolah yang memiliki potensi dan sumber daya dapat melaksanakan beberapa program
rintisan secara sekaligus, dengan tetap memprioritaskan pemenuhan SNP. Dengan demikian sekolah
dapat membuat perencanaan program yang memuat program pemenuhan SNP, ataupun programprogram lainnya dalam bentuk perencanaan program kerja sekolah sesuai dengan kondisi dan
kesanggupan sekolah masing-masing.
Perencanaan program sekolah merupakan hasil analisis dan tindak lanjut dari kesenjangan antara

kondisi riil sekolah dengan kondisi ideal sesuai dengan tuntutan SNP, dan program-program
sekolah lainnya yang diharapkan. Rencana kerja sekolah yang disusun bersama-sama oleh warga
sekolah dan stakeholder sekolah bersifat unik, dan berbeda antara satu sekolah dengan sekolah
lainnya, baik dalam melaksanakan program pelayanan terhadap warganya, maupun pihak lain yang
berkepentingan.

http://sdasemrudungsatu.blogspot.com

3-42

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Peraturan Pemerintah nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
pasal 51 ayat 1 menyatakan, bahwa satuan pendidikan harus membuat kebijakan tentang
perencanaan program dan pelaksanaannya secara transparan dan akuntabel. Kebijakan pendidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) oleh satuan pendidikan anak usia dini, satuan pendidikan
dasar, dan satuan pendidikan menengah dituangkan dalam:
a. rencana kerja tahunan satuan pendidikan;
b. anggaran pendapatan dan belanja tahunan satuan pendidikan; dan


c. peraturan satuan atau program pendidikan
Sementara itu Permendiknas nomor 19 Tahun 2007 menyatakan, bahwa sekolah harus membuat
Rencana Kerja Sekolah yang terdiri atas Rencana Kerja Jangka Menengah yang menggambarkan
tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang
dituangkan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), yang disusun dan
dilaksanakan berdasarkan Rencana Kerja Jangka Menengah. Untuk selanjutnya glosarium nomor
10 pada Permendiknas tersebut menyatakan, bahwa RKT adalah rencana kerja tahunan
sekolah/madrasah yang berdasar pada rencana kerja jangka menengah (empat tahunan) yang
dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) sebagai istilah
lain dari Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah/Madrasah (RAPB-S/M).
Meskipun peraturan ini telah digulirkan pada tahun 2007, tetapi sampai saat ini masih banyak
sekolah yang tetap menggunakan istilah RAPBS dari pada RKAS. Untuk itulah perlu adanya
penjelasan dan sosialisasi lebih lanjut tentang penggunaan istilah RKAS tersebut agar sekolah
dapat memahaminya. Untuk kepentingan tersebut dan untuk memberikan kemudahan bagi sekolah
dalam menyusun RKAS, maka Dit. Pembinaan Sekolah Menengah Atas menyusun Panduan
Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), yang dapat dijadikan sebagai acuan
bagi sekolah dalam menjalankan program-programnya.
B.

Landasan Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
3. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2005 tentang Pendanaan Pendidikan
4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
5. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
6. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
7. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
8. Permendiknas No. 24 Tahun 2006 dan No. 6 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan
Standar Kompetensi Lulusan
http://sdasemrudungsatu.blogspot.com

4-42

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

9. Permendiknas No.25 Tahun 2006 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Ditjen
Mandikdasmen.
10.Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah
11.Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
12.Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
13.Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan
14.Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan
15.Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
16.Permendiknas No. 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan
Pendidikan, dan penjabarannya dalam Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas yang
diterbitkan oleh Ditjen PMPTK, Agustus 2009
17.Permendiknas No. 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
C.

Landasan Operasional
1. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 94 butir b menyatakan, bahwa satuan
pendidikan wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan mengenai 8 (delapan) SNP paling lambat
7 (tujuh) tahun setelah berlakunya PP tersebut.
2. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007, Lampiran Bagian B butir 1 a menyatakan, bahwa dalam
pelaksanaan rencana kerja, sekolah/madrasah membuat dan memiliki pedoman yang mengatur
berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang terkait.
3. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 pasal 1 menyatakan bahwa standar proses untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.
4. Permendiknas No. 22 tahun 2006 pada Pendahuluan Lampiran menyatakan , bahwa
peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis
sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan.
5. Permendiknas No.13 Tahun 2007 pada Lampiran bagian B butir 2.1 menyatakan
kompetensi kepala sekolah menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan
perencanaan.
6. Permendiknas No.19 Tahun 2007 pada Lampiran bagian A:
a.
b.

butir 1: Perencanaan Program meliputi Visi, Misi, dan Tujuan
Sekolah/Madrasah, serta Rencana Kerja Sekolah
butir 4 d: Sekolah/Madrasah membuat:
1) rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam
kurun waktu empat tahun, berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan
perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan;
2) rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah.

http://sdasemrudungsatu.blogspot.com

5-42

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

7. Permendiknas No.19 Tahun 2007 pada Lampiran bagian B butir 8 b menyatakan, bahwa
Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional Sekolah/ Madrasah mengatur:
a) sumber pemasukan, pengeluaran dan jumlah dana yang dikelola;
b) penyusunan dan pencairan anggaran, serta penggalangan dana di luar

dana investasi

dan operasional;
c) kewenangan dan tanggungjawab kepala sekolah/madrasah dalam

membelanjakan

anggaran pendidikan sesuai dengan peruntukannya;
d) pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan anggaran, untuk
dilaporkan kepada komite sekolah/madrasah, serta institusi di atasnya.

D.

Landasan Empiris
1.

Masih ada sekolah yang menganggap bahwa Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
(RKAS) sebagai barang baru yang esensinya berbeda dengan Rencana Anggaran Penerimaan
dan Belanja Sekolah (RAPBS), sehingga perlu adanya sosialisasi tentang RKAS yang
merupakan istilah lain dari RAPBS.

2.

Masih ada sekolah yang mengalami kesulitan dalam menyusun Rencana Kerja Sekolah
(RKS), baik Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) maupun Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS) sesuai dengan tuntutan dalam memenuhi SNP dan programprogram lainnya

3.

Strategi sekolah dalam pencapaian SNP bervariasi, tergantung pada kemampuan sekolah
menganalisis kebutuhan sekolah berdasarkan kondisi riil, serta

kesiapan dan kemampuan

sekolah dalam mengelola dan mengoptimalkan seluruh sumber daya di sekolah.
4.

Belum adanya panduan atau petunjuk teknis yang lebih operasional yang dapat dijadikan
acuan oleh sekolah dalam penyusunan RKAS.

E.

Tujuan
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) ini disusun dengan tujuan:
1. Menyamakan pemahaman tentang konsep dan substansi RKAS
2. Memberikan rambu-rambu kepada sekolah dalam menyusun dan mengembangkan RKAS,
sesuai dengan kondisi riil sekolah dengan mengacu pada tuntutan SNP

F. Hasil yang Diharapkan
1. Setiap sekolah memiliki pemahaman yang sama tentang konsep dan substansi RKAS
2. Adanya acuan bagi sekolah dalam menyusun RKAS, sehingga sekolah dapat menyusun
substansi RKAS sesuai dengan kondisi riil sekolah
G. Sasaran

http://sdasemrudungsatu.blogspot.com

6-42

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Panduan ini dapat digunakan oleh seluruh SMA dalam menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS) untuk memenuhi SNP.
BAB II
RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH
A.

Pengertian
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan menyatakan bahwa Rencana
Kerja Sekolah/Madrasah (RKS) meliputi:
1. Rencana Kerja Jangka Menengah yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam
kurun waktu empat tahun berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan
komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan;
2.

Rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah/Madrasah (RKA-S/M), dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah.

Selanjutnya Glosarium butir 10 Permendiknas tersebut menyatakan, bahwa: “RKT adalah rencana
kerja tahunan sekolah/madrasah yang berdasar pada rencana kerja jangka menengah (empat
tahunan) yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M)
sebagai istilah lain dari Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah/Madrasah (RAPBS/M).
Dalam hal ini juga Muhaimin, et al (2009:185) mengungkapkan bahwa: “Rencana program

dikembangkan dengan tujuan untuk memperjelas bagaimana suatu visi dapat dicapai.
Rencana program pada dasarnya merupakan upaya untuk implementasi strategi utama
organisasi. Rencana program merupakan proses penentuan jumlah dan jenis sumber daya
yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan suatu rencana”.

B.

Komponen Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)
PP Nomor 19 Tahun 2005 mengamanatkan bahwa Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
(RKAS) pada dasarnya harus mencakup substansi yang telah ditetapkan, sesuai dengan tuntutan
SNP. Sementara itu, Permendiknas No. 19 Tahun 2007 secara rinci mengatakan bahwa RKAS
harus memuat secara jelas tentang;
1. kesiswaan
2. kurikulum dan kegiatan pembelajaran
3. pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangannya
4. sarana dan prasarana
5. keuangan dan pembiayaan

http://sdasemrudungsatu.blogspot.com

7-42

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

6. budaya dan lingkungan sekolah
7. peranserta masyarakat dan kemitraan
8. rencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada peningkatan dan pengembangan mutu.
Kedua peraturan tersebut pada dasarnya tidak bertentangan, tetapi saling melengkapi dan
menguatkan. Komponen pada Permendiknas No. 19 Tahun 2007 terakumulasi pada 8 (delapan)
SNP yang dimaksud oleh PP No. 19 Tahun 2005. Dengan demikian komponen kegiatan pada
RKAS mengacu kepada delapan standar nasional pendidikan.

C.

Prinsip Penyusunan/Pengembangan RKAS
RKAS disusun berdasarkan hasil analisis kesenjangan antara kondisi riil sekolah dengan kondisi
ideal yang diharapkan dengan memperhatikan skala prioritas. Menurut Muhaimin (2009; 196)
RKAS disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1. menjamin agar perubahan/tujuan sekolah yang ditetapkan dapat dicapai dengan tingkatan
kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil;
2. mendukung koordinasi antar pelaku sekolah;
3. menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar pelaku sekolah dan/atau
antara sekolah dan Dinas Pendidikan;
4. menjamin keterkaitan antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;
5. mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat;
6. menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan.
Oleh sebab itu, dalam penyusunan RKAS juga harus menerapkan prinsip-prinsip berikut:
1. demand driven (berdasarkan kebutuhan)
2. data driven, realistik sesuai dengan hasil analisis konteks
3. dapat memperbaiki prestasi belajar peserta didik
4. membawa perubahan yang lebih baik (peningkatan/ pengembangan)
5. sistematis, terarah, terpadu (saling terkait & sepadan), dan menyeluruh
6. tanggap terhadap perubahan
7. bersifat partisipasif, keterwakilan, dan transparansi,
8. berdasarkan pada hasil review dan evaluasi.
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan pada lampiran bagian
A butir 4.d menyatakan bahwa Rencana Kerja Tahunan dijadikan dasar pengelolaan
sekolah/madrasah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan
akuntabilitas.

http://sdasemrudungsatu.blogspot.com

8-42

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

D.

Keterkaitan antar Komponen 8 SNP dalam penyusunan RKAS
Satuan pendidikan merupakan bagian dari masyarakat dan lingkungan. Oleh sebab itu analisis
konteks terhadap satuan pendidikan dan lingkungannya merupakan suatu hal yang harus
dilaksanakan sebelum menyusun RKAS. Program dan kegiatan sekolah yang dituangkan dalam
RKAS, pelaksanaan, dan pengawasannya akan dapat menentukan keberhasilan sekolah tersebut
baik dalam peningkatan mutu pendidikan maupun dalam kedudukannya di masyarakat/lingkungan
tempat sekolah itu berada. Selain itu semua program dan kegiatan yang dicanangkan oleh sekolah
merupakan jembatan yang akan dijalani sekolah dalam menyongsong masa depan yang diinginkan.
Dalam hal ini Smith (2001; 18) berpendapat bahwa analisis lingkungan merupakan hal yang sangat
penting dalam penentuan program sekolah, karena:


Schools are a subset of society and as such are reflective and dependent upon it



An examination of past trends allows us to understand the present and anticipate the future



Schools have been called upon by society to solve many of its problems. A thorough
understanding of such problems provides an opportunity for taking appropriate action with
regard to program and personnel development



Schools and the school staff are part of this culture. An understanding of the culture helps us
understand and meet staff needs

Dari pernyataan di atas jelas terlihat bahwa sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
lingkungannya, dan dapat memberikan warna kepada lingkungannya, serta adanya ketergantungan
sekolah terhadap lingkungannya. Selain itu evaluasi terhadap apa yang sudah dikerjakan dapat
memberikan masukan dan bahan bagi masa depannya, sehingga sekolah dapat menjadi tumpuan
masyarakat dalam membawa mereka ke arah peningkatan dan kemajuan.
Keterkaitan antar komponen yang menjadi dasar dalam penyusunan RKAS terlihat pada pada
bagan 1 berikut;

http://sdasemrudungsatu.blogspot.com

9-42

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

1. Perencanaan
Analisis Konteks
Analisis SNP dan Satdik

1.
2.

Analisis Lingkungan

Dukungan
Ekternal

SI
KTSP

SKL

3. St. Penilaian
4. St. Proses
5.

St. Pend. &
Tendik

6.

St. Sarana
Prasarana

8. St. Pengelolaan

7. St.Pembiayaan
Pembiayaan

Strategi Perencanaan
Tujuan
Anaslisis
Kesenjangan
n

Visi &
Misi

Strategi

Rencana Kerja Sekolah (RKS)

RKJM

RKAS

2. Pelaksanaan
http://sdasemrudungsatu.blogspot.com

10-42

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

3. Pengawasan
Bagan 1 Keterkaitan antar komponen dalam penyusunan RKAS
(dimodifikasi dari Model Smith)

Penjelasan Bagan 1
Keseluruhan proses kegiatan yang terjadi di sekolah mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan harus mengacu kepada berbagai ketentuan yang diatur dalam PP No.17 Tahun 2010
tentang Standar Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan dan Permendiknas No. 19 Tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan.
a. Perencanaan
Proses perencanaan dimulai dengan melakukan analisis konteks dan menelaah hasilnya,
dilanjutkan dengan merumuskan/menyusun visi, misi, tujuan, sasaran dan hasil yang diharapkan,
serta strategi pelaksanaan.

1) Melakukan analisis konteks meliputi:
(a) Analisis konteks 8 SNP
(b) Analisis kondisi satuan pendidikan
(c) Analisis Kondisi lingkungan eksternal satuan pendidikan
(Untuk melakukan analisis konteks sangat dianjurkan membaca Petunjuk Teknis Analisis
Konteks yang telah dikembangkan oleh Direktorat Pembinaan SMA).

2) Menelaah hasil analisi konteks untuk mendapatkan kesenjangan yang dihadapi sekolah
Hasil analisis konteks dimaksud, pada dasarnya merupakan acuan utama bagi sekolah dalam
penyusunan program kerja sekolah, sebagai contoh: hasil pemetaan standar Isi, SKL, dan
Standar Penilaian merupakan bahan dasar dalam penyusunan KTSP yang akan dilaksanakan
dalam proses pembelajaran. Analisis terhadap pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, serta pembiayaan akan sangat diperlukan dalam menunjang keberlangsungan
proses pembelajaran. Untuk dapat melaksanakan pemetaan dan analisis standar – standar ini
dapat dibaca di Seri Petunjuk Teknis penyusunan KTSP.

3) Mendata hasil kesenjangan dan menetapkan skala prioritas penanganan program sekolah.
4) Merumuskan/menyusun Visi
Wibisono (2006) menyatakan bahwa visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan
cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan,
http://sdasemrudungsatu.blogspot.com

11-42

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi atau
perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat “genting” bagi perusahaan untuk menjamin
kelestarian dan kesuksesan jangka panjang. Pernyataan visi harus selalu berlaku pada semua
kemungkinan perubahan yang mungkin terjadi sehingga suatu visi hendaknya mempunyai
sifat fleksibel.
Sementara itu Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
pada Lampiran bagian A butir 1.b menyatakan bahwa visi sekolah/ madrasah;

(a) dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan pada masa yang akan datang;

(b) mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga sekolah/madrasah
dan segenap pihak yang berkepentingan;

(c) dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga sekolah/madrasah dan pihak-pihak
yang berkepentingan, selaras dengan visi institusi diatasnya serta visi pendidikan
nasional;

(d) diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah
dengan memperhatikan masukan komite sekolah/madrasah;

(e) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan;

(f) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan
tantangan di masyarakat.
Memperhatikan kedua pernyataan tersebut, maka ada beberapa persyaratan yang
hendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan visi, yaitu;

(a) Berorientasi pada masa depan
(b) Tidak dibuat berdasarkan kondisi atau trend saat ini
(c) Mengekspresikan kreativitas
(d) Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi setiap warga sekolah
(e) Memperhatikan sejarah, kultur, dan nilai sekolah meskipun ada perubahan
(f)

Mempunyai standar yang tinggi, ideal serta harapan bagi anggota lembaga sekolah

(g) Memberikan klarifikasi bagi manfaat sekolah serta tujuan-tujuannya
(h) Memberikan semangat dan mendorong timbulnya dedikasi setiap warga sekolah
(i)

Menggambarkan keunikan/ciri khas sekolah dalam kompetisi serta citranya

(j)

Dirumuskan bersama seluruh warga dan dijadikan pedoman atau cita–cita bersama ,
dan ditetapkan melalui rapat sekolah

5) Merumuskan/menyusun misi sekolah

http://sdasemrudungsatu.blogspot.com

12-42

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Setelah visi ditetapkan, maka untuk mencapainya dirumuskan misi yang merupakan pernyataan
tentang apa yang harus dikerjakan oleh sekolah. Dalam operasionalnya seluruh personil yang
terlibat berpedoman pada pernyataan misi yang merupakan hasil kompromi intepretasi visi.
Misi juga merupakan serangkaian aktivitas yang akan dilakukan oleh sekolah dalam rangka
mewujudkan visi jangka panjangnya. Misi dapat dimaknai juga sebagai sebuah deskripsi alasan
bagi eksistensi suatu sekolah yang mencerminkan tujuan fundamentalnya. Misi merupakan
prinsip yang mengarahkan dan merangsang proses perumusan tujuan dan strategi.
Welch dalam Nisjar dan Winardi (1997:117) menyatakan bahwa; “Misi merupakan sebuah “...
pervasive, although general, expression of the philosophical objectives of the entreprise.”
Mission should focus on “long-range economic potentials, attitudes toward customers, product
and service quality, employees, and attitudes toward owners”. Untuk selanjutnya Permendiknas
No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan pada Lampiran bagian A butir 2.b
menyatakan bahwa misi sekolah/madrasah;

(a) memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah/madrasah sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional;

(b) merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;
(c) menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah;
(d) menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan oleh
sekolah/madrasah;

(e) memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program sekolah/madrasah;
(f) memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-satuan unit
sekolah/madrasah yang terlibat;

(g) dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang berkepentingan termasuk
komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh
kepala sekolah/madrasah;

(h) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan;
(i)

ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan
tantangan di masyarakat.

Mengingat demikian pentingnya pernyataan misi maka proses perumusannya perlu melibatkan
dan memperhatikan masukan-masukan dari berbagai pihak yang terkait khususnya seluruh
warga sekolah serta sumber-sumber lain yang secara langsung berpengaruh terhadap kemajuan
sekolah. Untuk memberikan tekanan pada faktor komprehensif dari pernyataan misi maka
pernyataan tersebut hendaknya mampu memberikan gambaran yang menjawab pertanyaanpertanyaan diantaranya sebagai berikut:

(a) Apa yang akan dikerjakan oleh sekolah?
(b) Usaha apa yang akan dilaksanakan sekolah dalam meningkatkan mutunya?
http://sdasemrudungsatu.blogspot.com

13-42

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

(c) Apa yang yang menjadi ciri khas dari sekolah?
(d) Pihak luar mana yang berkepentingan dengan sekolah dan mengapa?
(e) Apa nilai dasar sekolah?
(f) Apa yang berbeda pada sekolah 4 tahun yang lalu dengan sekarang?
(g) Mengapa berbeda?
(h) Cita – cita apa yang diinginkan sekolah 4 tahun yang akan datang?
(i) Apakah jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas merefleksikan visi sekolah?

6)

Merumuskan/menyusun Tujuan Sekolah
Setelah visi dan misi ditentukan, maka kegiatan selanjutnya adalah menentukan tujuan sekolah
yang dijabarkan kedalam masing – masing tujuan kegiatan/program. Tujuan merupakan hasil
akhir yang ingin dicapai dari suatu rencana kegiatan. Tujuan ini harus terdefinisikan dengan
tepat dan dapat ditentukan atau diukur keberhasilan yang ingin dicapainya pada satuan waktu
tertentu, dengan target tertentu, mengacu pada analisis kesenjangan.
Kesenjangan merupakan hasil pengukuran terhadap perbedaan antara kondisi riil sekolah
dengan kondisi ideal yang dicita - citakan sekolah sesuai dengan visi atau standar yang
berlaku. Analisis kesenjangan dilaksanakan untuk menentukan tindak lanjut yang akan
dilakukan dalam penentuan program dan kegiatan yang harus dicanangkan dalam RKAS
mengacu kepada visi, misi, dan tujuan sekolah yang telah ditentukan.
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan pada Lampiran
bagian A butir 3.b menyatakan bahwa tujuan sekolah/madrasah:

(a) menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah (empat
tahunan);

(b) mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan
masyarakat;

(c) mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh sekolah/madrasah
dan Pemerintah;

(d) mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk komite
sekolah/madrasah, dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala
sekolah/madrasah;

(e)

disosialisasikan kepada

warga

sekolah/madrasah dan segenap pihak yang

berkepentingan.
7) Merumuskan/menyusun Hasil dan Sasaran Yang Akan Dicapai
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh sekolah dalam rumusan yang lebih
spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang
pula indikator sasaran. Indikator sasaran adalah ukuran tingkat keberhasilan pencapaian
http://sdasemrudungsatu.blogspot.com

14-42

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

sasaran untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan. Setiap indikator sasaran disertai rencana
tingkat capaiannya (targetnya) masing-masing. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam
kurun waktu tertentu/tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan
dalam rencana strategik.
Dalam kaitannya dengan RKAS, penentuan sasaran untuk pencapaian setiap tahun dituangkan
dalam RKAS. Sasaran ini bisa berupa dokumen, orang, atau kegiatan sesuai dengan rencana
kegiatan yang dilaksanakan. Sebagai contoh, untuk kegiatan pelatihan yang menjadi sasaran
misalnya guru, pegawai tata usaha, atau peserta didik dengan hasil kegiatan berupa
keterampilan dan/atau dokumen.
8) Merumuskan/menyusun Strategi Pelaksanaan
Strategi merupakan rencana komprehensip yang disusun untuk mencapai misi, tujuan, dan
sasaran yang telah ditentukan. Strategi harus dapat memaksimalkan seluruh peluang dan
potensi yang tersedia di dalam dan di luar sekolah yang dapat memacu pengembangan
sekolah, dan sekaligus mampu meminimalkan permasalahan yang dapat menghambat
peningkatan mutu sekolah tersebut. Richard Vancil dalam Nisjar dan Winardi (1997)
mengemukakan bahwa: “... Strategi sebuah organisasi, atau sub-unit sebuah organisasi lebih
besar yaitu sebuah konseptualisasi yang dinyatakan atau yang diimplikasi oleh pemimpin
organisasi yang bersangkutan, berupa:
(a) sasaran-sasaran jangka panjang atau tujuan-tujuan organisasi tersebut;
(b) kendala-kendala dan kebijakan-kebijakan, yang ditetapkan sendiri oleh pemimpin, atau
yang diterima dari atasannya, yang membatasi ruang lingkup aktivitas-aktivitas organisasi
yang bersangkutan, dan

(c) kelompok rencana dan tujuan jangka pendek yang telah diterapkan dengan harapan akan
diberikannya kontribusi mereka dalam hal mencapai sasaran-sasaran organisasi tersebut”
b. Pelaksanaan
RKAS disusun sebagai pedoman sekolah dalam melaksanakan program dan kegiatan, serta
pembiayaan yang telah dianggarkan. Semua warga sekolah harus memiliki komitmen bersama
untuk mencapai tujuan dan sasaran dan mematuhi jadwal yang telah ditetapkan. Selain itu, warga
sekolah juga harus mentaati semua peraturan dan membuat pelaporan untuk semua kegiatan yang
telah dilaksanakan sesuai dengan yang tercantum dalam RKAS. Apabila ada perubahan
program/kegiatan, maka harus segera dilakukan penyesuaian, dan diberitahukan kepada seluruh
warga yang berkepentingan, agar keberlangsungan program dapat berjalan dengan lancar. Dalam
hal ini Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan pada Lampiran
Bagian B butir 3.b dan 3.c menyatakan:
1) Pelaksanaan kegiatan sekolah/madrasah yang tidak sesuai dengan rencana yang sudah
ditetapkan perlu mendapat persetujuan melalui rapat dewan pendidik dan komite
sekolah/madrasah.
http://sdasemrudungsatu.blogspot.com

15-42

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

2) Kepala sekolah/madrasah mempertanggungjawabkan pelaksanaan pengelolaan bidang
akademik pada rapat dewan pendidik, dan bidang non akademik pada rapat komite
sekolah/madrasah dalam bentuk laporan pada akhir tahun ajaran yang disampaikan sebelum
penyusunan rencana kerja tahunan berikutnya.
c. Pengawasan
Dalam proses pendidikan, pengawasan atau supervisi merupakan bagian tidak terpisahkan dalam
upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah. Sahertian (2000:19) menegaskan bahwa
pengawasan atau supervisi pendidikan adalah usaha memberikan layanan kepada stakeholder
pendidikan, terutama kepada para guru, baik secara individu maupun secara kelompok dalam
usaha memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran. Burhanuddin (1990:284) memperjelas
hakikat pengawasan pendidikan pada hakikat substansinya. Substansi hakikat pengawasan yang
dimaksud menunjuk pada segenap upaya bantuan supervisor kepada stakeholder pendidikan
terutama para guru yang ditujukan pada perbaikan-perbaikan dan pembinaan aspek pembelajaran.
Bantuan yang diberikan kepada guru harus berdasarkan penelitian atau pengamatan yang cermat
dan penilaian yang objektif serta mendalam, dengan acuan perencanaan program pembelajaran
yang telah dibuat. Proses bantuan yang diorientasikan pada upaya peningkatan kualitas proses
dan hasil belajar itu penting, sehingga bantuan yang diberikan benar-benar tepat sasaran. Jadi
bantuan yang diberikan harus mampu memperbaiki dan mengembangkan situasi belajar
mengajar.
Program pengawasan tidak hanya terbatas pada proses pembelajaran saja, tetapi pengawasan dan
kontrol dilaksanakan secara menyeluruh untuk setiap program dan kegiatan pendidikan di
sekolah. Hal ini dilakukan agar sekolah dapat terus menerus mengevaluasi diri untuk
meningkatkan kinerjanya, sehingga peningkatan mutu pendidikan di sekolah tersebut secara
umum dapat terlaksana.
Pengawasan juga merupakan bantuan dalam pengembangan untuk memperoleh kondisi yang
lebih baik, terutama bantuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Selain itu, pengawasan juga merupakan suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan
untuk membantu seseorang atau sekelompok orang agar dapat melakukan pekerjaannya secara
efektif, serta merupakan

pekerjaan pembinaan yang menggunakan sejumlah teknik atau

pendekatan dalam memberikan dorongan dan bantuan secara profesional untuk memperbaiki
kinerja.

Permendiknas No. 19 Tahun 2007 Standar Pengelolaan Pendidikan pada Lampiran

Bagian C butir 1.d menyatakan bahwa pengawasan pengelolaan sekolah/madrasah meliputi
pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan.
Kegiatan pengawasan ini dapat dilakukan baik secara periodik maupun sewaktu-waktu, tetapi
dengan tetap menggunakan prinsip pengawasan seperti yang dikemukakan oleh Sahertian &
Mataheru (1982), yaitu;

(1) Ilmiah, dilakukan secara sistematis, objektif, dan menggunakan instrumen;
http://sdasemrudungsatu.blogspot.com

16-42

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

(2) Demokratis, menjunjung tinggi musyawarah dan memiliki jiwa kekeluargaan;
(3) Kooperatif, seluruh personil sekolah dapat bekerja sama, mengembangkan usaha bersama
dalam menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik;

(4) Konstruktik dan kreatif, membina guru serta mendorong untuk aktif menciptakan suasana
dimana tiap orang merasa aman dan nyaman.
E. Mekanisme Penyusunan RKAS
Mekanisme penyusunan RKS, RKJM dan RKAS, dapat digambarkan seperti bagan 2 berikut.

Kondisi Riil

St. Pengelolaan

St. Pembiayaan
Kegiatan

Pembiayaan

Pelatihan/IHT
/Workshop

-Nara sumber
/fasilitator
-Akomodasi
-Konsumsi
-ATK
-Honor
Penugasan
-dll.

P
Analisis
SI, SKL,
St.
Penilaian

Penyusunan
KTSP

St. Proses

St. Sarpras

Anslisis St.Pend &
Tendik

Siap
?

Sesuai
?

Pembenahan/
optimalisasi
sesuai hasil
analisis

Pemenuhan
Pengadaan
Pemanfaatan
secara optimal
Memenuhi,
Pemeliharaan/
Diberdayak
Perawatan
anDipelihar
http://sdasemrudungsatu.blogspot.com
Penambahan
a/ dirawat
Penghapusan/
Hibah

-ATK
-Honor
Penugasan
-Biaya
operasional
Pesdik/Pend/
TU/Adminis
trasi

17-42

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Dukungan
Eksternal.

Cuku
p?

Koordinasi
Konsultasi
Kemitraan

RKJM

Skala prioritas

-Honor/biaya
jasa
-Pembelian
-Pembangunan
-Transport
-ATK
-Akomodasi
-Konsumsi

RKAS

Kondisi Ideal

F.

Penyusunan dan Penentuan Besaran Biaya Kegiatan dan Anggaran Sekolah
Rencana kegiatan di setiap sekolah tergantung kepada hasil analisis kesenjangan yang terjadi di
sekolah tersebut. Sedangkan besaran biaya dapat memgacu kepada ketentuan Kabupaten/Kota
masing – masing, atau ketentuan lain yang ditetapkan menurut harga pasar. Semua sumber dana
harus dicantumkan dalam RKAS, baik dana yang diterima sekolah dari Pemerintah, Pemerintah
Daerah, orang tua, masyarakat, dan sumber lainnya. Hal ini tercantum dalam Permendiknas No. 19
tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan pada Lampiran Bagian A butir 8.b.4) yang
menyatakan; “pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan anggaran, untuk
dilaporkan kepada komite sekolah/madrasah, serta institusi di atasnya”. Penghitungan dan
penentuan besaran biaya/harga mengacu kepada besaran biaya/plafon yang berlaku serta
pembayaran kewajiban pajak sesuai dengan peruntukannya.
Cara menentukan program/kegiatan berdasarkan hasil analisis kondisi dapat dilihat pada contoh 1,
sedangkan cara menentukan besaran biaya, terutama yang berkaitan dengan operasional peserta didik
dapat dilihat pada contoh 2. Untuk selanjutnya contoh 3 dan contoh 4 masing-masing adalah contoh
cara menentukan besaran biaya dalam pelaksanaan In House Training (IHT) dan cara menentukan
biaya untuk kebutuhan administrasi guru. Contoh 5 dan contoh 6 adalah contoh RKJM dan RKAS.
Contoh RKAS dapat dilihat di lampiran 1 panduan ini.

G.

Kerangka Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah harus disusun secara sistematik dan mencakup berbagai
komponen yang diperlukan berikut pembiayaan (sumber dan jumlah dana) yang dibutuhkan.
Contoh sistematika RKAS sebagai berikut:

http://sdasemrudungsatu.blogspot.com

18-42

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

1. Cover
2. Kata Pengantar dan Daftar Isi
3. Identitas Sekolah dan Kepala Sekolah
4. Bab I. Pendahuluan; Latar Belakang, Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran
5. Bab II.Hasil Analisis Kondisi Riil Sekolah (hasil Analisis Konteks)
6. Bab III. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah untuk satu tahun dengan substansinya,
yaitu aspek dan uraian kegiatan, tanggal pelaksanaan, unsur yang terlibat, tujuan kegiatan,
hasil kegiatan dan sumber dana (format terlampir)
7. Bab IV. Penutup
Lampiran - lampiran

Guna mendukung kelengkapan informasi, maka program kerja sekolah harus dilengkapi/dilampiri
dengan :
1. Fotocopy surat keputusan pendirian sekolah (bagi sekolah negeri) atau Akte pendirian
yayasan (bagi sekolah swasta)
2. Fotocopy surat keputusan pembentukan Komite Sekolah
3.

Fotocopy surat keputusan pengangkatan Kepala Sekolah, sebagai bukti status Kepala
Sekolah yang definitif

4. Data sekolah mengacu pada Lembar Identitas Sekolah/Madrasah (LISM)
5. Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang Tim Kerja Sekolah beserta uraian tugasnya.

http://sdasemrudungsatu.blogspot.com

19-42

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Contoh 1: Penentuan rencana kegiatan yang didasarkan pada hasil analisis dan penentuan kebutuhan biaya dalam RKAS
No.
1.

.....
7.

.....
18

......
22.

23.

Kondisi Ideal

Kondisi Riil

Semua pendidik
menyusun Silabus secara
mandiri

Belum semua pendidik
dapat menyusun
Silabus

Jumlah rombel 18

Semua pendidik
tersertifikasi

Jumlah ruang kelas 15

Rencana Tindak
Lanjut/Kegiatan
Melakukan
kegiatan
pelatihan
bagi
guru,
misalnya IHT

1.Penambahan
kelas

ruang

telah Baru 50% pendidik Persiapan dan pengusulan
tersertifikasi
guru unyuk disertifikasi

Biaya yang dibutuhkan



Honor fasilitator
Konsumsi pendidik dan
fasilitator
ATK



Biaya pembangunan RKB





Transport
ATK


Semua bangunan/ gedung Sebagian
gedung Pemeliharaan/pera- watan Pemeliharaan rutin berpedifungsikan se-cara
kurang
terpelihara/ bangunan/ gedung
doman pada pembiayaan
optimal dan ter-pelihara
terawat
pemeliharaan dan rehab
dengan baik
ringan
Ruang kelas dilengkapi Baru sebagian ruang
Pemenuhan sarana TIK  Pembelian sarana TIK
dengan sarana TIK yang kelas yang dileng-kapi di ruang kelas
(infocus,
screen,
memadai
sarana TIK
komputer, dll)

http://sdasemrudungsatu.blogspot.com

20-42

Keterangan

Sumber Dana

Besaran biaya sesuai
dengan jumlah
fasilitator dan
pendidik yg ada

Komite Sekolah

Jumlah ruang yang
dibangun sesuai
dengan kemampu-an
/rencana tahun
berjalan dengan
besaran biaya disesuaikan dengan
standar yang berlaku

 Komite
Sekkolah
 Masyarakat
 Pemerintah

Disesuaikan dengan
ketentuan Kab./Kota
Mendorong Dinas
Kab/Kota
merealisasikan
usulan

Komite sekolah

Sesuai kebutuhan

 Komite
Sekolah
 Block Grant

Besaran biaya
disesuaikan dengan
aturan/harga yang
berlaku

Block Grant

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

No.
....
30.

Kondisi Ideal

Kondisi Riil

Rencana Tindak
Lanjut/Kegiatan

Peserta didik memiliki
pengalaman berorganisasi

Belum seluruh peserta
didik memiliki
pengalaman organisasi

Kegiatan OSIS

Seluruh peserta didik
menjadi anggota OSIS

Baru sebagian peserta
didik memiliki kartu
OSIS

Pembuatan kartu OSIS

Biaya yang dibutuhkan







Transport
ATK
Konsumsi
ATK
Biaya cetak

http://sdasemrudungsatu.blogspot.com

21-42

Keterangan

Sumber Dana

Disesuaikan dengan
ketentuan Kab./Kota

Komite Sekolah

Sesuai kebutuhan

Komite Sekolah

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Contoh 2: Perhitungan biaya operasional peserta didik (non inventaris)
a. Ulangan harian.
Ulangan harian diperhitungkan dari jumlah SK/KD untuk setiap mata pelajaran. Sebagai contoh
untuk mata pelajaran matematika adalah sebagai berikut:
Kelas
X
XI IPA
XI IPS
XI BHS
XII IPA
XII IPS
XII BHS

Jumlah SK
6
6
3
2
5
4
3

Jumlah

Banyak Ulangan

KD
24
21
14
6
20
12
8

Harian
8 kali
7 kali
5 kali
4 kali
6 kali
4X
4X

Kebutuhan
Kertas
24 lembar
21 lembar
15 lembar
12 lembar
18 lembar
12 lembar
12 lembar

Dari daftar di atas, jika dirata–rata setiap mata pelajaran melaksanakan 6 kali Ulangan Harian
setiap yahunnya (diperhitungkan terhadap banyaknya SK/KD), maka kebutuhan Ulangan Harian
dapat dihitung sebagai berikut;


18 MP x 6 UH x 3 lbr kertas = 324 lembar ≈ 0, 67 rim kertas



Tinta 1 tube untuk 800 lembar, sehingga kebutuhan tinta adalah 0,438 tube, dan



Master 1 lembar untuk 100 kertas, maka kebutuhannya adalah 3,24 lembar.

Jumlah biaya untuk kebutuhan Ulangan Harian /peserta didik/t ahun adalah
Jenis
kebutuhan
Kertas

Harga satuan
volume
0,67

(Rp)
40.000,00

Jumlah (Rp)
26.800,00

Keterangan
Harga disesuaikan dengan
plafon/

ketentuan/

harga

pasar
Tinta
Master
Jumlah

0,4378
3,24

300.000,00
3.000,00

131.250,00
9.700,00
167.750,00

b. Praktikum
Rata–rata pelaksanaan praktikum untuk 1 mata pelajaran adalah 4 kali/tahun (disesuaikan dengan
SK/KD mapel yang relevan), maka perhitungan biaya adalah sebagai berikut:
10 MP x 4 x Rp 5.000,00 = Rp 200.000,00
c. Pembinaan Prestasi
1) Ekstra kurikuler

± Rp 60.000,00

2) Akademik

± Rp 60.000,00

Jumlah kebutuhan Rp 120.000,00/peserta didik/tahun
d. Ulangan Akhir Semester/ Ujian
2 x Rp 30.000,00 = Rp 60.000,00
e. Buku Teks
http://sdasemrudungsatu.blogspot.com

22-42

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

18 MP x Rp 30.000,00 = Rp 540.000,00/3 tahun, sehingga menjadi
Rp 180.000,00/peserta didik/tahun
f.

Administrasi (kartu OSIS, Perpustakaan, dll) Rp 30.000,00
Jumlah kebutuhan operasional /peserta didik/Tahun adalah;
Biaya yang
No.
a.

Jenis kegiatan
Ulangan Harian

dibutuhkan (Rp)
167.750,00

b.
c.
d.

Praktikum
Pembinaan Prestasi
Ulangan Akhir

200.000,00
120.000,00
30.000,00

e.
f.

Semester/ Ujian
Buku Teks
Administrasi
Jumlah

180.000,00
30.000,00
727.750,00

Keterangan
Harga/besaran

biaya

disesuaikan

dengan ketentuan yang berlaku

Contoh 3: Penghitungan biaya In House Training
In House Training (IHT), merupakan pelatihan yang dilakukan di sekolah. Waktu disesuaikan dengan
banyaknya/luasnya substansi materi pelatihan, sedangkan pembiayaan disesuaikan dengan peraturan
yang berlaku, misalnya sesuai dengan plafon biaya Pemerintah Daerah setempat. Berikut contoh
perhitungan pembiayaan untuk IHT tentang pelaksanaan dan penyusunan hasil analisis konteks

dilaksanakan selama 2 hari dengan jumlah peserta 50 orang:
No.

Jenis Pembiayaan

1.

Volume

Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

Honor
a. Nara Sumber/fasilitator

16 jam

50.000,00

800.000,00

b. Pengarah

2 orang

500.000,00

1.000.000,00

2.

Konsumsi

55org x 2 hr

30.000,00

3.300.000,00

3.

ATK

55 pkt

25.000,00

1.375.000,00

Jumlah

6.475.000,00

Contoh 4: Penghitungan biaya kebutuhan administrasi guru
Pembiayaan kebutuhan administrasi guru dalam pembelajaran berhubungan dengan ATK dan honor
penugasan. Penghitungan untuk ATK dapat dilakukan dengan mempertimbangkan banyaknya guru dan
program (IPA, IPS, dan Bahasa) yang ada di sekolah. Penugasan penyusunan administrasi (Silabus, RPP,
dan pedoman/program kegiatan lainnya) dapat dilakukan per mata pelajaran. Sebagai contoh untuk
sekolah dengan banyak guru 55 orang dan hanya ada jurusan IPA dan IPS saja, serta penugasan
dilakukan per kelompok mata pelajaran, maka penghitungan pembiayaan dapat dilakukan sebagai
berikut:
1. Honor Penugasan: 18 mapel x Rp 200.000 = 3.600.000 /semester
http://sdasemrudungsatu.blogspot.com

23-42

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

2. ATK diperkirakan
a. Kertas: 1 rim/orang/semester, sehingga kebutuhan ATK keseluruhan menjadi 55 orang x 1 rim x
Rp 40.000 = Rp 2.200.000/semester
b. Tinta; 55 rim x 500 lembar = 27.500 lembar, maka kebutuhan tinta menjadi (27.500 : 800) x Rp
300.000,00 = Rp 10.312.500,00/semester
c. Master; (27.500 : 100) x Rp 3000,00 = Rp 825.000,00/semester
Dengan demikian maka kebutuhan biaya untuk administrasi guru dalam satu Tahun adalah
sebagai berikut;
No. Jenis Kebutuhan

Biaya per semester

Biaya yang diperlukan dalam satu

(Rp)

Tahun (Rp)

3.600.000,00

7.200.000,00

a. Kertas

2.200.000,00

4.400.000,00

b. Tinta

10.312.500,00

20.625.000,00

c. Master

825.000,00

1.650.000,00

1.

Honor Penugasan

2.

ATK

Jumlah

33.875.000,00

http://sdasemrudungsatu.blogspot.com

24-42

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Contoh 5: Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM)
RENCANA KERJA JANGKA MENENGAH (RKJM) - PERIODE TAHUN 2010-2013
SMA ........
KAB./KOTA : .........
PROVINSI: ..........
NO.

KOMPONEN

KEGIATAN

1.

Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan

1.1 Penyusunan/
Penyempurnaan
Dokumen kurikulum

URAIAN KEGIATAN
(DISESUAIKAN
DENGAN
HASIL
ANALISIS KESENJANGAN)
1.1.1 Penyusunan program kerja
1.1.2 Penyusunan/penyempurnaan dokumen
KTSP
1.1.3 Penyusunan/penyempurnaan
komponen KTSP
1.1.4 Penyusunan/pengembangan silabus

2010

TAHUN
2011
2012

2013

22 naskah

6

6

4

....
2
judul/
MP
5
orang
...
orang
....

SASARAN
... naskah
... naskah
...naskah

2.

Standar Proses

2.2 Penyusunan perangkat
pebelajaran

2.2.1
2.2.2

Penyusunan RPP
Penyusunan/pengembangan bahan ajar

22 MP
5 judul/MP

...
2
judul/MP

3.

Standar Pendidik dan

3.1 Pemenuhan Kualifikasi

3.1.1

Pendidikan S1 bagi guru

10 orang

-

Tenaga Kependidikan

akademik pendidik dan

3.1.2

Sertifikasi profesi guru

... orang

....-orang

tenaga kependidikan

3.1.3

Peningkatan kompetensi guru dalam ....orang
pengembangan bahan ajar berbasis
TIK,
melalui
workshop/pelatihan
eksternal dan IHT(internal)
Peningkatan
kompetensi
tenaga .... orang
laboran melalui workshop/pelatihan
eksternal dan IHT(internal)

.....

Penambahan ruang kelas

.... ruang

... ruang

Pemenuhan sarana ruang kelas

... ruang

....ruang

3.1.5

4.

Standar Sarana
Prasarana

dan 4.1 Pemenuhan
ruang kelas

standar 4.1.1
4.1.2

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen

25-42

6

...2
judul/
MP
5
orang
....
orang
....

...
orang

...
orang

...
ruang
...
ruang

...
ruang
...
ruang

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

NO.

KOMPONEN

KEGIATAN
4.2 Pemenuhan
perpustakaan

4.3 Pemenuhan
Laboratorium
Komputer
dst

URAIAN KEGIATAN
SASARAN
(DISESUAIKAN
DENGAN
HASIL
KESENJANGAN)
ruang ANALISIS
4.2.1 Perluasan
ruang perpustakaan
.... unit

TAHUN
2011
2012

2013







4.2.4

Pengembangan perpustakaan berbasis
TIK

1 paket

4.3.1

Pembangunan ruang
komputer
Pemenuhan sarana