ANALISIS SURPLUS AIR IRIGASI SEBAGAI DAMPAK APLIKASI TEKNIK NGENYATIN PADA SUBAK SUNGI I.



PROSIDING SEMINAR NASIONAL
PERTETA 2012
PERAN KETEKNIKAN PERTANIAN DALAM
PEMBANGUNAN INDUSTRI PERTANIAN BERKELANJUTAN
BERBASIS KEARIFAN LOKAL

Diselenggarakan oleh:
PERTETA Cabang Bali dan
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana
Tanggal 13-14 Juli 2012

Diterbitkan oleh:
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana
Kampus Unud Bukit Jimbaran, Badung, Bali
Telp./Fax No. 0361-701801

ĞŶƉĂƐĂƌ͕ϭϯͲϭϰ:ƵůŝϮϬϭϮ ΀WZK^//E'^D/EZE^/KE>WZddϮϬϭϮ΁



TIM PENYUNTING
Prof. Ir. I Made Supartha Utama, MS., Ph.D.
Dr. Ir. Ida Bagus Putu Gunadnya, MS.
Dr. Ir. I Wayan Widia, MSIE.
Dr. Ir. P.K. Diah Kencana, MS.
Ir. I Made Anom S. Wijaya, M.App.Sc., Ph.D.
Dr. Ir. Yohanes Setiyo, MP.
Dr. Sumiyati, S.TP., MP.
Ir. I Wayan Tika, MP.
Ir. I Made Nada, M.Erg.
Ir. I G.N. Apriadi Aviantara, MT.



Ni Luh Yulianti, STP., MSi.

ŝŝ





ĞŶƉĂƐĂƌ͕ϭϯͲϭϰ:ƵůŝϮϬϭϮ ΀WZK^//E'^D/EZE^/KE>WZddϮϬϭϮ΁


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karuniaNyalah sehingga Buku Prosiding Seminar Nasional Perteta 2012 ini dapat kami
selesaikan dengan baik.
Buku Prosiding ini berisi kumpulan makalah keynote speaker dan abstrak beserta
makalah lengkap para pemakalah Seminar Nasional Perteta 2012 yang diselenggarakan oleh
Perteta Cabang Bali bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana
dalam rangkaian kegiatan Dies Natalis ke 50 Universitas Udayana, Hari Ulang Tahun (HUT)
ke 28 dan Badan Kekeluargaan (BK) ke 18 Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
Udayana, dan dilaksanakan pada Tanggal 13-14 Juli 2012, bertempat di Kampus Universitas
Udayana, Jl. P.B. Sudirman, Denpasar, Bali. Abstrak dan makalah pada Prosiding Seminar
Nasional Perteta 2012 yang bertemakan “Peran Keteknikan Pertanian dalam Pembangunan
Industri Pertanian Berkelanjutan Berbasis Kearifan Lokal” ini dikelompokkan ke dalam lima
bidang, yaitu: 1) bidang Rekayasa Proses dan Teknik Pasca Panen (TPP), 2) bidang
Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA), 3) bidang Sistem dan Manajemen Teknik Pertanian
(SMP), 4) bidang Rekayasa Alat dan Mesin Pertanian (RAM), dan 5) bidang Emerging

Technology (ET).
Pada kesempatan ini, panitia Seminar Nasional Perteta 2012 mengucapkan terimakasih
kepada Rektor Universitas Udayana, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian, Ketua Program
Studi Teknik Pertanian FTP-Unud, Ketua Perteta Cabang Bali, dan Ketua Perteta Pusat atas
dukungan moril dan materiil sehingga terwujudnya prosiding ini. Terimakasih juga kami
sampaikan kepada para sponsor (PT Cakrawala Angkasa, PT Wisu Varia Analitika, PT Ditek
Jaya, dan PT Almega Sejahtera), keynote speaker, para pemakalah dan peserta yang
berpartisipasi secara aktif pada seminar nasional ini. Tak lupa terimakasih juga disampaikan
kepada para panitia dan mahasiswa yang telah bekerja keras mempersiapkan segala
sesuatunya sehingga prosiding ini dapat diselesaikan dengan baik.
Semoga prosiding ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi

Denpasar, 31 Oktober 2012
Ketua Panitia



Ir. I Made Anom S. Wijaya, M.App.Sc., Ph.D.


ŝŝŝ




ĞŶƉĂƐĂƌ͕ϭϯͲϭϰ:ƵůŝϮϬϭϮ ΀WZK^//E'^D/EZE^/KE>WZddϮϬϭϮ΁


SAMBUTAN KETUA UMUM PENGURUS PUSAT
PERHIMPUNAN TEKNIK PERTANIAN INDONESIA
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012
DENPASAR 12-14 JULI 2012
Pertama-tama marilah kita sampaikan puji dan syukur atas rahmat dan karuniaNya,
sehingga Seminar Nasional PERTETA 2012 telah berlangsung dengan baik dan sukses. Hal
ini tidak lain karena kesiapan teman-teman PERTETA Cabang Bali dan teman-teman di
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana serta partisipasi dari teman-teman
PERTETA dari seluruh Indonesia. Untuk itu saya menyampaikan terima kasih atas segala
kerja keras dari teman-teman panitia di Denpasar dan juga para peserta dari seluruh penjuru
tanah air.
Sebagai pertanggungjawaban dan akuntabilitas dari suatu kegiatan seminar adalah

laporan tertulis dalam bentuk Prosiding. Prosiding ini dibuat setelah seminar berlangsung,
melalui serangkaian presentasi dan penyesuaian penulisan makalah sesuai dengan format
yang telah diatur oleh panitia. Secara umum seluruh makalah telah berusaha untuk
menyesuaikan dengan tema yang diambil dalam seminar ini, yaitu “Peran Keteknikan
Pertanian dalam membangun Industri Pertanian Berkelanjutan Berbasis Kearifan Lokal”.
Semoga Prosiding ini dapat berguna untuk kita semua, seluruh anggota dan masyarakat
umum dalam memahami lebih jauh tentang Keteknikan Pertanian di Indonesia. Selain itu
media ini juga diharapkan menjadi acuan bagi pengembangan Ilmu Keteknikan Pertanian
kedepan.
Terakhir, saya ingin menyampaikan sekali lagi terima kasih, kepada seluruh panitia
seminar, khususnya Tim Prosiding, yang telah dengan baik menuntaskan kerja akhir dari
Prosiding Seminar PERTETA 2012 ini.

Salam,

Dr. Sam Herodian






ŝǀ




ĞŶƉĂƐĂƌ͕ϭϯͲϭϰ:ƵůŝϮϬϭϮ ΀WZK^//E'^D/EZE^/KE>WZddϮϬϭϮ΁


SUSUNAN PANITIA SEMINAR NASIONAL
PERAN KETEKNIKAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN INDUSTRI
PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL
Pelindung :

Dekan Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana
Prof. Dr. Ir. G.P. Ganda Putra, MP.

Steering Committee:
1. Dr. Sam Herodian (Ketua Umum Perteta)
2. Dr. Desrial (IPB)

3. Dr. Lilik Soetiarso (UGM)
4. Dr. Bambang Susilo (UB)
5. Dr. Ida Bagus Putu Gunadnya (UNUD)
Organizing Committee:
1. Ketua

: Ir. I Made Anom S. Wijaya, M.App.Sc., Ph.D.

2. Wakil Ketua : I Wayan Tika, MP.
3. Bendahara

: Ni Luh Yulianti, S.TP. M.Si.

4. Seksi Kesekretariatan dan Makalah
a. Prof. Dr. Ir. I Made Supartha Utama, MS.
b. Dr. Ir. P.K. Diah Kencana, MS
c. Dr. Sumiyati, S.TP., MP.
d. Ni Nyoman Sulastri, S.TP., M.Agr.
5. Seksi Acara
a. Dr. Ir. Yohanes Setiyo, MP.

b. Dr. Ir. Wayan Widia, MSIE.
c. Gede Arda, S.TP., M.Sc.
d. Ir. I Putu Sarjana, M.Erg.
6. Seksi Konsumsi
a. I.A. Rina Pratiwi P., S.TP., MP.
b. I Putu Surya Wirawan, S.TP., M.Si.
7. Seksi Transportasi, Perlengkapan, dan Dokumentasi
a. Ir. I G.N. Apriadi Aviantara, MT
b. Ir. I Made Nada, M.Erg.



c. I Putu Gede Budisanjaya, S.TP.

ǀ




Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]


DAFTAR ISI

Deskripsi

Hal

Halaman Judul ………………………………………………………………………...

i

Tim Penyunting ……………………………………………………………………….

ii

Kata Pengantar ……………………………………………………………….………

iii

Sambutan Ketua PERTETA Pusat ................................................................................


iv

Susunan Panitia ……………………………………………………………………....

v

Daftar Isi ........................................................................................................................

vi

Daftar Makalah ..............................................................................................................

vii

Keynote Speaker 1 : Bambang Palgoenadi

1

Keynote Speaker 2: Wayan Windia


14

Keynote Speaker 3: Made Merta

20

Bidang 1. Rekayasa Proses dan Teknik Pasca Panen (TPP)

25

Bidang 2. Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA)

197

Bidang 3. Sistem dan Manajemen Teknik Pertanian (SMP)

377

Bidang 4. Rekayasa Alat dan Mesin Pertanian (RAM)

463

Bidang 5. Emerging Technology (ET)

613

Makalah Poster

747

vi

Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]

No

Nama Pemakalah

10

Joko Nugroho W.K.

11

Junaedi Muhidong

12

Mulyati M. Tahir

13

Rokhani Hasbullah

14

Roni Parulian Damanik

15

Supratomo

16

Judul Artikel

Halaman

Pengeringan Umbi Kimpul (Xanthosoma
Sagittifolium Schott) Sawut Menggunakan
Pneumatic Dryer
Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Tingkat
Penjamuran Biji Kakao Selama Penyimpanan
Perubahan Mutu Bumbu Picung (Pangium Edule
Reinw) Selama Penyimpanan Pada Suhu Ruang
Disinfestasi Lalat Buah Pada Buah Belimbing
(Averrhoa Carambola L) Dengan Perlakuan Uap
Panas (Vapor Heat Treatment)

105

Analisa Penggunaan Air Pengencer (Dilution
Water) Pada Press Stasion Dan Clarification
Station Terhadap Kenaikan Minyak
Karakteristik Pemanasan Ohmic Selama Proses
Alkalisasi Rumput Laut Jenis Eucheuma Cottonii

138

Surya Abdul Muttalib

Identifikasi Aroma Campuran (Blending) Kopi
Arabika Dan Robusta Dengan Electronic Nose
Menggunakan Sistem Pengenalan Pola

154

17

Y. Aris Purwanto

164

18

Yusron Sugiarto

Penentuan Titik Kritis Susut Pasca Panen Pisang
(Studi Kasus Di Sentra Produksi Pisang, Cianjur)
Studi Performansi, Stabilitas Dan Mikrobial Pada
Digester Hibrid Terhadap Fluktuasi Limbah Cair
Tapioka

19

Ida Bagus Putu
Gunadnya

179

20

Jumriah Langkong

Penggunaan Giberelin Setelah Panen
Mempengaruhi Karakteristik Buah Melon Selama
Penyimpanan
Kajian Daya Patah Dan Kerenyahan Kripik
Kentang (Solanum Tuberosum Linn)
Berdasarkan Ketebalan Dan Lama Penggorengan

113
120
129

145

171

187

Bidang 2. Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA)
No

Nama Pemakalah

Judul Artikel

Halaman.

1

Ade Moetangad
Kramadibrata

Kajian Perubahan Karakteristik Fisika-Mekanika
Tanah Pada Beberapa Energi Pemadatan Tanah

197

2

Andreas W. Krisdiarto,

Keterkaitan Infrastruktur Jalan Dan Hujan
Terhadap Angka Restan Tbs Pada Perkebunan
Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq)

211

3

Asep Sapei

Perkolasi Lahan Sawah Dengan Lapisan Kedap
Buatan (Artificial Impervious Layer / Hardpan)
Dalam Kerangka Irigasi Hemat Air

221

viii

Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]

No

Nama Pemakalah

4

Bambang Rahadi

5

Chandra Setyawan

6

Judul Artikel

Halaman.

Penilaian Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Batu Terhadap Laju Erosi
Analisis Pengelolaan Tata Guna Lahan Untuk
Pengendalian Erosi Di Das Hulu Waduk Sempor

228

Fajri Anugroho

The Effects Of Solid Compost And Combined
With Liquid Compost On Growth Of Leek
(Allium Porrum L.)

241

7

Gatot Pramuhadi

253

8

I Wayan Tika

9

Indarto

10

Mahmud Achmad

11

Murtiningrum

12

Nugroho Tri Waskitho

13

Nuraeni Dwi
Dharmawati

14

Siti Suharyatun

Kajian Efektivitas Dan Efisiensi Aplikasi Big
Gun Sprinkler Di Kebun Tebu Lahan Kering
Analisis Surplus Air Irigasi Sebagai Dampak
Aplikasi Teknik Ngenyatin Pada Subak Sungi I
Deteksi Kecenderungan Data Hujan Di Jawa
Timur Menggunakan Mann-Kendall Test
The Analysis Of Hydrology And Sedimentation
During Flash Flood Event In Mamasa Catchment
Prediksi Debit Sungai Bedog Dengan Model
Arima Sebagai Dasar Penentuan Pola Tanam
Daerah Irigasi Cokrobedog
Modal Manusia Pengelola Dalam Pengelolaan
Das Brantas
Kajian Variasi Lama Perendaman Pada
Pembuatan Kompos Cair Dari Tandan Kosong
Kelapa Sawit
Laju Perubahan Lengas Tanah Pada Sistem
Lorong Pengatus Dangkal Di Tanah Sawah

15

Sitti Nur Faridah

Analisis Sebaran Spasial Iklim Klasifikasi
Schmidt-Ferguson

324

16

Sophia Dwiratna NP.

333

17

Suhardi

18

Suhardjo Widodo

19

Bambang Aris Sistanto

Penerapan Metode Two-Tier Dalam Pemodelan
Stokastik Curah Hujan Bulanan
Model Pendugaan Perubahan Muka Airtanah
Selama Pemompaan
Pemetaan Dan Perencanaan Jaringan Distribusi
Air : Studi Kasus Di Dusun Krajan Desa
Sidomulyo
Kajian Interval Pemberian Air Irigasi Dan Teknik
Aplikasi Hidrogel Yang Tepat Pada Media
Tanam Terhadap Efisiensi Penggunaan Air, Serta
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada
(Lactuca Sativa L) Varietas New Red Fire

235

260
267
279
288

300
308

316

341
349

364

ix

ĞŶƉĂƐĂƌ͕ϭϯͲϭϰ:ƵůŝϮϬϭϮ ΀WZK^//E'^D/EZE^/KE>WZddϮϬϭϮ΁

ANALISIS SURPLUS AIR IRIGASI
SEBAGAI DAMPAK APLIKASI TEKNIK NGENYATIN
PADA SUBAK SUNGI I
I Wayan Tika
Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana
e-mail : tika@ftp.unud.ac.id

ABSTRAK
Pada Subak Sungi I sebagaimana organisasi subak lainnya, aplikasi teknik ngenyatin
merupakan salah satu teknik dalam pengelolaan air irigasi. Aplikasi teknik ngenyatin
menyebabkan terjadinya kelebihan(surplus) air irigasi karena tidak ada air yang dialirkan ke
lahan, sementara air irigasi masih tetap dialirkan pada pintu pemasukan. Penelitian ini
betujuan untuk mengetahui surplus air irigasi pada Subak Sungi I akibat diterapkannya
teknik ngenyatin. Surplus tersebut dianalisis dengan pendekatan imbangan air berdasarkan
variabel air irigasi yang dimasukkan dengan air irigasi yang dibutuhkan. Data tambahan
yang diperlukan dalam analisis adalah jadual periode ngenyatin yang diperoleh dari beberapa
petani pada subak tersebut. Dari hasil penelitian diperoleh surplus air irigasi akibat
penerapan teknik ngenyatin hanya terjadi pada periode tanam padi saja. Rata-rata surplus
tersebut mencapai 0,84 lt/s/ha. Kelebihan tersebut cukup untuk mengairi lahan sawah yang
terletak di hilir seluas 85 ha atau sekitar 85% dari luas areal Subak Sungi I.
Key word : subak, surplus air irigasi, ngenyatin

Untuk memenuhi kebutuhan air, biasanya tanaman mendapatkannya dari air tanah, air
hujan dan atau air irigasi. Air irigasi adalah air yang dialirkan ke lahan pertanian karena
ketersediaan air tanah, atau air hujan pada lahan tersebut tidak mencukupi kebutuhan
tanaman. Kurangnya air akibat sedikitnya air hujan dan hilangnya air dapat mempengaruhi
aktivitas fisiologis dan morfologis tanaman. Umumnya air irigasi pada sawah berasal dari
satu Daerah Aliran Sungai (DAS), ataupun mata air. Air irigasi yang masuk ke lahan sawah
tidak semuanya digunakan oleh tanaman tetapi ada yang hilang karena keluar menuju
saluran pembuangan (drainase) dan sebagian lagi hilang karena penguapan
(evapotranspirasi), pergerakan air bawah tanah (perkolasi), dan bocoran-bocoran lainnya.
Besarnya nilai kehilangan seperti yang telah disebutkan di atas mempengaruhi besarnya
kebutuhan air irigasi dari tanaman.
Masyarakat Bali mengelola air irigasi lahan pertaniannya melalui suatu organisasi yang
dikenal dengan nama subak (Sutawan, 2008). Dalam Peraturan Daerah Propinsi Bali No. 02 /
PD / DPRD / 1972, dijelaskan bahwa subak adalah masyarakat hukum adat yang bersifat
sosio agraris religius, yang secara historis didirikan sejak dahulu kala dan berkembang terus
sebagai organisasi pengusahaan tanah dalam bidang pengaturan air di dalam suatu daerah
(Cantika, 1986). Pada krama subak termasuk pada subak Sungi I, salah satu teknik yang
diterapkan dalam pengelolaan air irigasi pada budidaya tanaman padi adalah teknik
ngenyatin.

WĞŶŐĞůŽůĂĂŶ^ƵŵďĞƌĂLJĂůĂŵ

PENDAHULUAN

ϮϲϬ

ĞŶƉĂƐĂƌ͕ϭϯͲϭϰ:ƵůŝϮϬϭϮ ΀WZK^//E'^D/EZE^/KE>WZddϮϬϭϮ΁

Ngenyatin merupakan proses pembuangan(drainase) air irigasi pada lahan sawah yang
dilakukan oleh petani subak untuk beberapa saat pada saat-saat tertentu. Pada lahan sawah,
proses ngenyatin dilakukan dengan cara menutup saluran air irigasi yang masuk dan
membuka saluran air pembuangan (drainase), sehingga lahan akan kering dengan sendirinya.
Teknik ngenyatin biasanya dilakukan pada saat penanaman, pemupukan, pengendalian hama
dan gulma, dan menjelang panen. Dalam keadaan kasus khusus misalnya saat ada serangan
hama, juga dilakukan ngenyatin oleh krama subak. Sebagaimana kesepakatan dan
kebersamaan jadual tanam pada subak, maka jadual ngenyatin juga dilakukan hampir
serentak oleh krama subak. Tersedianya fasilitas saluran drainase yang merupakan fasilitas
umum bagi krama subak menyebabkan teknis pelaksanaan ngenyatin yang dilakukan secara
serentak tidak menjadi masalah (Tika, 2011).
Subak Sungi I adalah salah satu subak yang termasuk dalam Daerah Irigasi (DI) Tinjak
Menjangan. Sementara DI Tinjak Menjangan adalah salah datu DI yang terdapat pada
Sungai Sungi. Secara administrasi Subak Sungi I berada pada wilayah Kabupaten Tabanan.
Diperkirakan luas Subak Sungi I sekitar 105 ha atau sekitar 25% dari total luas lahan sawah
yang ada pada DI Tinjak Menjangan. Subak Sungi I termasuk wilayah subak yang terletak di
hulu pada wilayah DI Tinjak Menjangan, sehingga ada kecendrungan kebutuhan air
irigasinya cukup bahkan diduga berlebih (surplus). Surplus tersebut sangat nyata dapat
diamati melalui air yag didrainasekan manakala krama subak menerapkan teknik ngenyatin.
Surplus air irigasi tersebut terjadi karena nilai yang digunakan untuk menentukan besarnya
kebutuhan air irigasi khususnya untuk tanaman padi sifatnya hampir tetap, tidak disesuaikan
dengan usia tanaman padi dan juga sedikit mengabaikan jadual ngenyatin.
Menurut Sudjarwadi (1987), nilai kebutuhan tanaman padi secara teknis dapat
ditetapkan sebesar 1,1 lt/dt/ha, dengan jumlah yang hampir tetap dalam satu siklus tanaman
padi. Dengan adanya proses ngenyatin seperti dijelaskan tersebut di atas secara tidak
langsung air yang dibutuhkan tanaman padi besarnya tidak tetap. Dengan kata lain dengan
diaplikasikannya teknik ngenyatin seperti dijelaskan tersebut di atas, berarti air irigasi yang
dibutuhkan tanaman padi tidak tetap sebesar 1,1 lt/dt/ha dalam satu siklus tanaman padi.
Dengan demikian adanya teknik ngenyatin yang dilakukan oleh anggota (krama) subak
termasuk pada Subak Sungi I, menyebabkan terjadinya surplus air irigasi tanaman padi dalam
satu siklus tanam.
Berdasarkan latar belakang di atas berapa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
surplus air irigasi pada Subak Sungi I dengan aplikasi teknik ngenyatin. Penelitian ini
diharapkan bermanfaat sebagai sumber informasi dan refrensi bagi instansi pemerintah
khususnya yang terkait dengan pendistribusian air irigasi pada Subak Sungi I khususnya dan
DI Tinjak Menjangan pada umumnya.

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada wilayah Subak Sungi I, yang merupakan salah satu subak
yang terdapat pada DI Tinjak Menjangan. Secara administrasi Subak Sungi I berada pada
wilayah Desa Beringkit, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Penelitian ini dilaksanakan
dari Bulan September 2011 sampai dengan Bulan Januari 2012.

WĞŶŐĞůŽůĂĂŶ^ƵŵďĞƌĂLJĂůĂŵ

METODOLOGI

Ϯϲϭ

ĞŶƉĂƐĂƌ͕ϭϯͲϭϰ:ƵůŝϮϬϭϮ ΀WZK^//E'^D/EZE^/KE>WZddϮϬϭϮ΁

Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa sampel tanah yang
diambil dari tempat penelitian. Sampel tanah tersebut dianalisis porositasnya untuk
penentuan kadar airnya. Alat-alat yang digunakan sebagai sarana penunjang penelitian ini
adalah pipa diameter 1 inchi dengan panjang 1 m, meteran/mistar, oven, dan timbangan
digital.
Metode Penelitian dan Asumsi
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan analisis kuantitatif berdasarkan prinsip
persamaan imbangan air (neraca air). Variabel dari persamaan tersebut seperti
evapotranspirasi potensial (Eto) dihitung menggunakan rumus empiris Penman, laju perkolasi
(P) dihitung dengan pendekatan rumus empiris Konzeny dan dikalibrasi dengan pengukuran
di lapangan, curah hujan efektif (Re) dihitung dengan metode Gumbel. Variabel pengolahan
tanah (T) seperti tinggi genangan, tinggi lapisan olah, dan ketebalan solum diukur langsung
di lapangan, sedangkan porositas tanah ditentukan dengan metode oven (gravimetri). Data
jadual dan periode ngenyatin diperoleh dari petugas bendung pada obyek penelitian.
Berdasarkan persamaan neraca air maka diperoleh besarnya kebutuhan air irigasi dengan
aplikasi ngenyatin. Sedangkan data debit air irigasi yang dimasukkan pada pintu pemasukan
(intake) sebagai ketersediaan air irigasi diperoleh dari petugas bendung. Surplus air irigasi
dapat dihitung dari selisih antara ketersediaan air irigasi yang digunakan dengan kebutuhan
air irigasi sesuai dengan aplikasi ngenyatin yang dilakukan oleh petani (krama subak) .
Beberapa asumsi yang digunakan dalam penelitian ini untuk penyederhanaan dalam
analisis yaitu:
• Kelembaban relatif (RH), suhu (T2), kecepatan angin (u2), persentase lama penyinaran
matahari (n/N), lama persiapan lahan dalam satu periode (t) kondisinya seragam pada
tingkat wilayah subak tersebut.
• Pola tanam yang seragam dalam setahun, yaitu padi-padi-bero. Asumsi ini ditetapkan
berdasarkan kondisi di lapangan, dimana petani hampir tidak ada menanam palawija
setelah panen padi ke dua. Jadual tanam padi pertama dimulai pada bulan September I
dan padi ke dua pada Bulan Januari II, dengan keseragaman jadual tanam tidak melebihi
satu minggu.

Variabel Kebutuhan Air Irigasi
1. Evapotranspirasi
Berdasarkan data unsur-unsur iklim selama 10 tahun terakhir yang telah dirata-ratakan
dan dari persamaan rumus empiris Penman, diperoleh nilai evapotranspirasi potensial (Eto)
yang berkisar dari 3,93 mm/hari sampai 5,31 mm/hari. Nilai Eto maksimal diperoleh pada
bulan Januari periode I , sedangkan terendah pada bulan Juni periode II. Hal ini dapat
dipahami karena pada bulan Januari I tingkat suhu, radiasi matahari dan kecepatan angin pada
tempat penelitian relatif tinggi dibanding bulan Juni II. Sesuai dengan rumus empiris Penman
dalam Tika(2002), semakin tinggi tingkat suhu, radiasi matahari dan kecepatan angin, maka
semakin tinggi pula nilai Eto. Dan sebaliknya, semakin rendah tingkat suhu, radiasi matahari
dan kecepatan angin, maka semakin rendah pula nilai Eto yang dihasilkan.
Berdasarkan asumsi pola tanam yang diterapkan, diperoleh nilai koefisien tanaman (kc).
Dari nilai kc dan Eto, maka nilai evapotranspirasi aktual (Eta) pada lokasi penelitian dapat
dihitung (Supriadi, H. dan M. Herman. 2000). Nilai Eta menunjukkan banyaknya air yang
diperlukan oleh tanaman. Dari hasil analisis diperoleh semakin tinggi nilai kc maka semakin
tinggi pula nilai Eta yang dihasilkan. Sebaliknya semakin rendah nilai kc maka semakin

WĞŶŐĞůŽůĂĂŶ^ƵŵďĞƌĂLJĂůĂŵ

HASIL DAN PEMBAHASAN

ϮϲϮ

ĞŶƉĂƐĂƌ͕ϭϯͲϭϰ:ƵůŝϮϬϭϮ ΀WZK^//E'^D/EZE^/KE>WZddϮϬϭϮ΁

rendah pula nilai Eta yang dihasilkan. Hal tersebut secara umum dapat diartikan pada stadia
vegetatif tanaman padi memerlukan air yang lebih banyak jika dibanding pada stadia
generatif. Pada masa bera dan pengolahan tanah nilai Eta tidak ada (nol), karena tidak ada
tanaman sehingga tidak terjadi proses evapotranspirasi.
2. Perkolasi
Berdasarkan pengukuran di lapangan dan pendekatan dengan rumus Darcy (Tabbal et
al., 1986), diperoleh laju perkolasi (P) pada Subak Sungi I sebesar 7,20 mm/hari. Laju
perkolasi sebesar itu dapat dikatakan relatif tinggi. Hal ini terjadi karena lahan pertanian
pada Subak Sungi I memiliki slope (kemiringan lereng) yang relatif besar. Sebagai suatu
perbandingan pada lahan yang agak datar yaitu pada DI Sungai Ho Hilir diperoleh nilai
perkolasi sekitar 4,0 mm/hari (Tika, 2002). Besarnya nilai perkolasi dipengaruhi oleh tinggi
atau rendahnya nilai koefisien permeabilitas (K) tanah pada lahan. Pada lahan yang slopenya
besar nilai K akan relatif tinggi. Semakin tinggi nilai koefisien permeabilitas maka semakin
tinggi laju perkolasi, dan sebaliknya semakin rendah nilai koefisien permeabilitas maka
semakin rendah pula laju perkolasi yang dihasilkan.
3. Kebutuhan Air untuk Pengolahan Tanah
Nilai kebutuhan air irigasi untuk pengolahan tanah (T) pada lahan sawah yang ada di
Subak Agung Yeh Ho relatif tinggi jika dibanding dengan nilai Eta yaitu berkisar dari 14,68
mm/hari sampai dengan 17,70 mm/hari. Hal ini terjadi karena pada saat tanah diolah
disamping air hilang karena evaporasi juga air berperan memenuhi pori-pori makro pada
tanah(Linden,1985).

5. Pola Kebutuhan Air Irigasi dengan Aplikasi Teknik Ngenyatin
Dari hasil diskusi dengan petugas bendung diperoleh debit air yang diamsukkan
sebagai air yang tersedia pada Subak Sungi I, seperti di sajikan pada Tabel 1. Sementara
informasi tentang jadual teknik ngenyatin yang dilakukan oleh petani (krama subak)
sebanyak tiga kali pada satu kali musim tanam padi. Ngenyatin pertama dan kedua dilakukan
pada saat padi berumur 15 hari dan 30 hari dengan lama ngenyatin adalah 5- 7 hari,
sedangkan yang ketiga dilakukan pada saat padi berumur 3 bulan dengan lama ngenyatin
adalah 15 hari, yang berarti sampai padi panen. Pada kasus-kasus tertentu misalnya dengan
adanya serangan hama tikus, krama subak juga menerapkan teknik ngenyatin. Dalam
penelitian ini kasus-kasus seperti itu tidak dianalisis karena sifatnya insidentil.
Dari hasil analisis diperoleh pola kebutuhan air irigasi pada Subak Sungi I dengan
aplikasi ngenyatin seperti diajikan pada Tabel 1. Dari Tabel 1 dapat dikatakan pada saat
musim kemarau; manakala curah hujan efektif kurang dari 5 mm/hari, nampak bahwa
semakin meningkat usia tanaman padi pada stadia vegetatif maka ada kecendrungan
kebutuhan air irigasinya meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan
Doorenbos(1986) bahwa semakin meningkat usia tanaman padi khususnya pada stadia
vegetatif maka kebutuhan airnya semakin besar. Jika musim kemarau maka dengan semakin
meningkatnya kebutuhan air tanaman maka semakin meningkat pula kebutuhan air irigasinya
karena air tambahan dari curah hujan tidak berpengaruh. Tetapi jika musim hujan; manakala

WĞŶŐĞůŽůĂĂŶ^ƵŵďĞƌĂLJĂůĂŵ

4. Curah Hujan Efektif
Besarnya nilai nilai curah hujan efektif (Re) pada Subak Sungi I pada Bulan Maret II
sampai dengan November I adalah nol, karena musim kemarau. Sedangkan pada Bulan
November II sampai dengan Maret I berkisar dari 5,10 sampai dengan 6,40 mm/hari. Nilai
nol seperti disebutkan sebelumnya, bukan berarti pada bulan tersebut tidak ada hujan tetapi
tidak efektif untuk memenuhi kebutuhan air tanaman.

Ϯϲϯ

ĞŶƉĂƐĂƌ͕ϭϯͲϭϰ:ƵůŝϮϬϭϮ ΀WZK^//E'^D/EZE^/KE>WZddϮϬϭϮ΁

curah hujan efektif melebihi 5 mm/hari, maka tidak ada hubungan yang pasti antara besarnya
kebutuhan air tanaman dengan kebutuhan air irigasi. Secara grafik kondisi kebutuhan dan
ketersediaan air irigasi pada Subak Sungi I disajikan pada Gambar 1.
Tabel 1.

No.

Ketersediaan dan Kebutuhan Air Irigasi pada Subak Sungi I dengan Ngenyatin dalam
Siklus Setahun.
Bulan

Periode

Ketersediaan Air Irigasi
(lt/dt/ha)

Kebutuhan Air Irigasi
dengan Ngenyatin (lt/dt/ha)

Gambar 1. Kondisi kebutuhan dan ketersediaan air irigasi pada Subak Sungi I
dalam siklus setahun
Tetapi setelah melewati stadia vegetatif maka kebutuhan air tanaman padi hampir tetap
bahkan cendrung menurun dengan semakin meningkatnya usia tanaman. Manakala curah
hujan rendah maka kebutuhan air irigasi juga tidak akan terjadi peningkatan yang berarti

WĞŶŐĞůŽůĂĂŶ^ƵŵďĞƌĂLJĂůĂŵ

1
Januari
I
2,40
1,23
2
Januari
II
1,80
0,65
3
Februari
I
1,80
0,43
4
Februari
II
1,80
0,84
5
Maret
I
1,80
0,44
6
Maret
II
1,60
1,51
7
April
I
1,60
1,44
8
April
II
1,60
0,00
9
Mei I s/d Juli II
0,00
0,00
10 Agustus
I
2,20
1,89
11 Agustus
II
2,20
1,90
12 September
I
1,60
1,32
13 September
II
1,60
0,75
14 Oktober
I
1,60
1,56
15 Oktober
II
1,60
0.76
16 Nopember
I
1,60
1,57
17 Nopember
II
1,80
0,88
18 Desember
I
1,80
0,00
19 Desember
II
2,40
1,15
Catatan : Musim Tanam (MT) padi I pada September I dan MT padi II pada Januari II. Musim
kemarau dari Maret II s.d November I

Ϯϲϰ

ĞŶƉĂƐĂƌ͕ϭϯͲϭϰ:ƵůŝϮϬϭϮ ΀WZK^//E'^D/EZE^/KE>WZddϮϬϭϮ΁

dengan meningkatnya usia tanaman. Pada saat curah hujan relatif tinggi maka tidak ada
keteraturan hubungan antara kebutuhan air irigasi dengan usia tanaman padi. Bahkan pada
curah hujan yang relatif tinggi, sama sekali tidak diperlukan air irigasi yang berarti
kebutuhan air irigasinya nol, atau bahkan perlu dilakukan drainase.
Dengan diterapkannya teknik ngenyatin oleh petani, maka pola kebutuhan air irigasi
dalam satu siklus tanam akan terputus sesuai dengan banyaknya kegiatan ngenyatin
dilakukan. Jika dibandingkan dengan ketersediaan air irigasi, maka diperoleh dalam satu
siklus setahun terjadi surplus (kelebihan) air irigasi seperti disajikan pada Tabel 2. Jika
dihitung dari Tabel 2 maka diperoleh dengan ngenyatin akan terjadi surplus air rata-rata 0,84
lt/dt/ha. Dari Tabel 2, juga dapat dikemukakan aplikasi teknik ngenyatin hanya menyebabkan
terjadinya surplus air irigasi pada masa tanam padi saja, sedangkan pada masa bera tidak.
Dari surplus air sebesar tersebut di atas, diperkirakan dapat digunakan mengairi lahan sawah
yang terletak di hilir sebanyak 85 ha, dengan catatan pola tanamnya tidak mendahului atau
melewati satu minggu dari jadual tanam pada Subak Sungi I. Secara grafik surplus air irigasi
pada Subak Sungi I disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Kondisi surplus irigasi pada Subak Sungi I dalam siklus setahun

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Surplus Air Irigasi pada Subak Sungi I sebagai Akibat Aplikasi Teknik Ngenyatin dalam
Siklus Setahun.

Bulan

Periode

Januari
Januari
Februari
Februari
Maret
Maret
April
April

I
II
I
II
I
II
I
II
Mei I s/d Juli II

Agustus
Agustus
September
September
Oktober
Oktober
Nopember
Nopember
Desember

I
II
I
II
I
II
I
II
I

Surplus Air Irigasi
(lt/dt/ha)
1,17
1,15
1,37
0,96
1,36
0,09
0,16
1,60
0,00
0,31
0,30
0,28
0,85
0,04
0,84
0,03
0,92
1,80

WĞŶŐĞůŽůĂĂŶ^ƵŵďĞƌĂLJĂůĂŵ

Tabel 2.

Ϯϲϱ

ĞŶƉĂƐĂƌ͕ϭϯͲϭϰ:ƵůŝϮϬϭϮ ΀WZK^//E'^D/EZE^/KE>WZddϮϬϭϮ΁

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan :
1. Kebutuhan air irigasi dengan aplikasi teknik ngenyatin pada Subak Sungi I secara kuantitatif
lebih kecil dari jumlah air yang dimasukkan pada subak tersebut. Secara rata-rata besarnya
surplus air akibat diterapkannya teknik ngenyatin mencapai 0,84/ldt/ha.
2. Aplikasi teknik ngenyatin hanya mengakibatkan surplus air irigasi pada masa tanam padi saja,
sedangkan pada masa bera tidak.
Saran

Saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah:
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui tingkat presisi penggunaan air irigasi
akibat pengaplikasian teknik ngenyatin pada obyek penelitian yang sama.
2. Dengan diaplikasikannya teknik ngenyatin, air yang berlebih diharapkan disaliurkan secara tepat
sehingga dapat lebih dimanfaatkan oleh lahan-lahan pertanian yang terletak di bagian hilir.

UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada pihak Pimpinan Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayanaatas donasinya untuk pelaksanaan penelitian ini. Ucapan
terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Petugas Bendung Tinjak Menjangan dan para
petani pada Subak Sungi I selaku responden dalam penelitian ini, serta pihak lain yang tidak
bisa disebutkan satu persatu atas segala bantuan data dan informasinya.

Cantika, K. 1986. Perkembangan Nilai-Nilai Ketradisionalan Subak Masa Lalu dan Masa Sekarang.
Makalah Seminar Peranan Berbagai Program Pembangunan dalam Melestarikan Subak di Bali.
Pusat Penelitian Universitas Udayana, Denpasar.
Linden, D.R. 1985. Predicting Tillage Effects on Evaporation From The Soil. American Society of
Agronomi. Soil Science of America, Madison.
Sudjarwadi. 1987. Dasar-Dasar Teknik Irigasi. Biro Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil.
Fakultas Teknik. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Supriadi, H. dan M. Herman. 2000. Penentuan Waktu Tanam Tanaman Kelapa, Tanaman Pangan dan
Holtikultura di Balai Bekuak, Kalimantan Barat Berdasarkan Analisis Neraca Air. Habitat (11)
: 110-120.
Sutawan, N. 2008. Organisasi dan Manajemen Subak di Bali. Penerbit Bali Post. Denpasar
Tabbal, D.F., R.M., Lampayan, and S.I. Bhuiyan. 1986. Water Efficiement Irrigation Technique for
Rice. Soil and Water Science Division. IRRI, Manila.
Tika, 2002. Analisis Kebutuhan Dasar Air Irigasi dan Waktu Tanam pada Daerah Irigasi Sungai Ho
Tabanan – Bali. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya, Malang.
Tika, Sumiyati, Sulastri, Nada, Bintang, M, 2011. Analisis Pola Kebutuhan Air Irigasi dengan
Aplikasi Teknik Ngenyatin pada DI Tinjak Menjangan. Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Udayana, Denpasar.

WĞŶŐĞůŽůĂĂŶ^ƵŵďĞƌĂLJĂůĂŵ

DAFTAR PUSTAKA

Ϯϲϲ