Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Gaya Kepemimpinan Transaksional dengan Stress Manajer Madya di PT. Astra Internasional Daihatsu Cabang Solo T1 802013707 BAB I

1

PENDAHULUAN

Dalam suatu kesempatan Rahmawati (2014) mengungkapkan bahwa sumber
daya manusia merupakan aset paling penting yang dimiliki perusahaan. Dalam
mencapai rencana dan tujuan perusahaan, pemilik (owner) memberikan tugas. Untuk
melaksanakan tugas, tidak dapat dipungkiri bahwa terkadang para karyawan
mengalami berbagai tekanan (overload). Sementara itu, Hamdani & Handoyo (2010)
mengatakan perilaku atasan memberi pengaruh besar pada kesehatan karyawannya.
Sebagai contoh, seorang atasan dapat membuat karyawannya mengalami stress. Stres
kerja dapat dipicu dari tekanan (overload) yang berasal dari beban tugas-tugas yang
terlalu berat. Beban kerja yang berlebihan mengakibatkan seorang karyawan bekerja
melebihi batas kemampuannya, hingga pada akhirnya menimbulkan tekanan
(overload). Tekanan (overload) yang berlebihan dan secara terus menerus
mengakibatkan terjadinya stres kerja pada seorang karyawan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan beberapa manajer madya
tanggal 9 Oktober 2015 di PT Astra Daihatsu cabang Solo diidentifikasikan adanya
karyawan-karyawan yang seringkali merasakan pusing, sakit maag. Selain gejalagejala tersebut, ada diantaranya yang mencari pelarian dengan cara merokok lebih
dari biasanya. Ada juga beberapa karyawan yang menyatakan seringkali mengalami
sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan otot dan gangguan

tidur. Sementara itu ditemukan adanya beberapa karyawan yang merasa cepat bosan
dan mempunyai keinginan pindah bekerja. Atas dasar beberapa fenomena tersebut
dapat disimpulkan bahwa ada masalah yang terkait dengan stres kerja.

2

Stres kerja yang terjadi pada karyawan disebabkan adanya beban kerja yang
berlebihan, dimana stres ini dapat terjadi pada setiap karyawan tidak memandang
status sosial ataupun latar belakang karyawan. Dalam penelitian Jimad & Apriyani
(2009) menyebutkan adanya stres kerja yang diakibatkan beban kerja yang
berlebihan. Dalam penelitian tersebut mereka juga menemukan bahwa stres kerja
dapat terjadi pada siapapun yang bekerja yang kapasistas kerja melebihi
kemampuannya.
Penelitian tentang stres kerja karyawan penting untuk diteliti mengingat
beberapa hal. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Septyani & Bachtiar (2008)
yang meneliti karyawan bagian marketting CV. Sumber Baru Motor Yogyakarta
menemukan tidak ada hubungan signifikan antara stres kerja dengan intensi turnover
pada karyawan. Ini berarti bahwa stres kerja tidak mempengaruhi karyawan untuk
berminat keluar dari tempat kerja melainkan berusaha meningkatkan kinerja
karyawan secara pribadi.


Kemudian Purwanto (2013) menunjukkan bahwa ada

hubungan signifikan dan negatif antara persepsi beban kerja dengan stres kerja. Stres
kerja pada subjek penelitian ditunjukkan melalui gejala-gejala fisik, gejala-gejala
psikis dan gejala-gejala perilaku.
Berbagai dampak stres dapat dialami oleh para karyawan yang setiap harinya
bergelut dengan beban tugas-tugas, dimana salah satunya menimbulkan sikap agresi.
Hal sejalan juga dinyatakan oleh Mumtahinnah (2005) dalam penelitiannya yang
mengindikasikan stres kerja dalam mengakibatkan sikap agresi. Sikap agresi ini
cenderung merugikan orang lain maupun perusahaan.
Sementara itu, Jahanian (2012) mengungkapkan dalam penelitiannya bahwa,
ada beberapa stres yang berdampak positif pada anggota organisasi. Stres pada

3

manajer, staf dan klien secara psikologi akan terlihat pada suasana hati yang secara
khusus memotivasi para manajer, staf dan klien meningkatkan setiap kegiatan dan
produktivitas organisasi. Penelitian yang lain ditemukan oleh Wijaya & Putra (2014)
yang mengatakan bahwa ada pengaruh antara stres kerja terhadap kepuasan kerja.

Karyawan yang bekerja di PT Panca Dewata Denpasar mengalami ketidakpuasaan
kerja dilatarbelakangi adanya stres kerja pada karyawan. Berbeda dengan Hamdani
dan Handoyo (2012) dalam penelitian menemukan nilai koefisien korelasi gaya
kepemimpinan transaksional dan stres kerja dengan signifikankasi sebesar 0,000 (p <
0,05) yang menunjukkan adanya hubungan signifikan antara gaya kepemimpinan
dengan stres kerja.
Sementara itu Shane (dalam Rahmawati, 2014) menjelaskan bahwa stres
kerja dapat disebabkan oleh gaya kepemimpinan transaksional sebagai faktor penting
dalam menciptakan stres kerja karyawan. Hal ini sejalan dengan pendapat Susiawati
(2015) yang memberikan wacana kepada peneliti untuk mengangkat variabel gaya
kepemimpinan khususnya gaya kepemimpinan transaksional. Pada suatu kesempatan
Fachri (2010) menemukan bahwa gaya kepemimpinan transaksional memberikan
sumbangsih sebesar 23,1% dalam memicu stres kerja. Fachri (2010)
menegaskan

kepemimpinan

transaksional

menekankan


interpersonal

juga
antara

pemimpin dengan bawahan yang melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran
tersebut didasarkan pada kesepakatan mengenai klasifikasi besaran, standar kerja,
penugasan kerja, dan penghargaan. Kesepakatan yang diberikan oleh atasan akan
memacu bawahan memenuhi target yang disepakati tanpa memicu stres kerja.
Sebaliknya, kesepakatan yang diberikan oleh atasan jika tidak dapat dicapai melalui
kinerja karyawan akan memicu stres kerja.

4

Namun lain halnya dengan hasil penelitian Rahmadin (2010) menemukan
bahwa kepemimpinan transaksional memiliki hubungan yang negatif dan tidak
signifikan terhadap stres karyawan. Ini berarti bahwa gaya kepemimpinan
transaksional memang tidak berkaitan dengan stres kerja karyawan. Akan tetapi
berbeda dengan hasil penelitian Susiawati (2005) mengindikasikan bahwa aspek

gaya

kepemimpinan

transaksional

memicu

stres

kerja

karyawan.

Gaya

kepemimpinan transaksional sebagai pemicu stres juga ditegaskan oleh Pradana dan
Hamid (2012) menemukan bahwa gaya kepemimpinan transaksional memiliki
pengaruh signifikan terhadap stres kerja. Dalam penelitian ini menggunakan metode
uji one sample test atau uji t berbeda dengan penelitian ini dimana menggunakan

metode uji korelasi.
Oleh sebab itu, untuk mendukung kebenaran penelitian yang bertentangan
dengan fenomena yang terjadi, maka peneliti bermaksud meneliti dalam penelitian
ilmiah yang berjumlah 52 responden, dengan judul Hubungan Gaya Kepemimpinan
Transaksional Dengan Stress Manajer Madya Di PT. Astra Internasional Daihatsu
Cabang Solo.

Permasalahan
Untuk membatasi permasalahan yang maka disusunlah permasalahan yaitu
apakah ada hubungan antara gaya kepemimpinan transaksional dengan stress
manajer madya?

5

Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas maka tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan transaksional dengan stress
manajer madya.
2. Manfaat

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada
beberapa pihak baik secara teoritis maupun praktis.
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini secara teoritis memberikan manfaat berupa pembuktian teori
pada kajian ilmu psikologi khususnya psikologi industri dan organisasi yang
membahas tentang gaya kepemimpinan transaksional dan stress manajer madya.
b. Manfaat Praktis
1. Penelitian
Sebagai seorang peneliti, hal yang diperoleh dari riset ini adalah
mengetahui dengan jelas praktek dari teori yang telah dijelaskan dalam literatur
serta diharapkan dapat mempraktekkan manfaat lain yang diperoleh dalam dunia
kerja.
2. Subyek Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memunculkan kesadaran subyek penelitian
mengenai keadaan di lokasi penelitian serta dapat me-manage gejala stress yang
muncul.
3. Instansi Terkait Lokasi Penelitian

6


Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan perubahan kecil dari sektor yang diteliti sehingga terciptalah tempat
kerja yang minim akan hal-hal yang memicu stress pada karyawan.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Gaya Kepemimpinan Transaksional dengan Stress Manajer Madya di PT. Astra Internasional Daihatsu Cabang Solo T1 802013707 BAB II

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Gaya Kepemimpinan Transaksional dengan Stress Manajer Madya di PT. Astra Internasional Daihatsu Cabang Solo T1 802013707 BAB IV

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Gaya Kepemimpinan Transaksional dengan Stress Manajer Madya di PT. Astra Internasional Daihatsu Cabang Solo T1 802013707 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Gaya Kepemimpinan Transaksional dengan Stress Manajer Madya di PT. Astra Internasional Daihatsu Cabang Solo

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Gaya Kepemimpinan Transaksional dengan Stress Manajer Madya di PT. Astra Internasional Daihatsu Cabang Solo

0 1 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Gaya Kepemimpinan Transaksional dengan Stress Manajer Madya di PT. Astra Internasional Daihatsu Cabang Solo

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Gaya Kepemimpinan Transaksional dengan Stress Manajer Madya di PT. Astra Internasional Daihatsu Cabang Solo

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Gaya Kepemimpinan Transaksional dengan Stress Manajer Madya di PT. Astra Internasional Daihatsu Cabang Solo

0 0 1

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Suruh T1 BAB I

0 0 8

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gaya Kepemimpinan Kepala Bidang Perencanaan di Perum Perhutani Divisi Regional 1 Jawa Tengah T1 BAB I

0 0 7