SKELING DAN TERPINEN 4 OL TYPE 1 PERSEN DAPAT MENURUNKAN KADAR KOLAGENASE LEBIH BANYAK DARIPADA SKELING DAN CHLORHEXIDINE DIGLUCONATE 0,12 PERSEN PADA PERIODONTITIS KRONIS.

SKELING DAN TERPINEN-4-OL TYPE 1% DAPAT
MENURUNKAN KADAR KOLAGENASE LEBIH BANYAK
DARIPADA SKELING DAN CHLORHEXIDINE
DIGLUCONATE 0,12% PADA PERIODONTITIS KRONIS
Putu Lestari Sudirman1, Ketut Tirtayasa2, I Putu Gede Adiatmika2
1
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi
2
Bagian Faal Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
ABSTRAK
Periodontitis kronis merupakan penyakit infeksi pada jaringan penyangga
gigi, disebabkan oleh kerusakan serat kolagen, tulang alveolar, membentuk poket
dan resesi gingiva. Hal ini terjadi karena kerusakan matriks metaloprotein yang
disebabkan oleh peningkatan kolagenase. Terpinen-4-ol type merupakan
kandungan aktif dari Tea Tree Oil sebagai antiseptik, antibakteri, antiviral,
antifungal, antiprotozoa dan antiinflamasi yang belum pernah dipergunakan
secara umum untuk pengobatan periodontitis kronis. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan penurunan kadarkolagenase pada penyakit
periodontitis kronisdengan perawatan skeling dan Chlorhexidine Digluconate
(CD) dan Terpinen-4-ol type 1% (TTO).

Telah dilakukan penelitian eksperimen dengan rancangan Randomized
Pre-post Test Control Group Design pada 30 penderita periodontitis kronis.
Subjek dibagi menjadi Kelompok Perlakuan (KP1) yang mendapat CD dan
Kelompok Perlakuan 2 (KP2) yang mendapat TTO. Perbedaan rerata
penurunankadar kolagenase sebelum dan sesudah intervensi dibandingkan dengan
Uji Wilcoxon Signed Ranks.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata kadar kolagenase pada KP1
mengalami penurunan dari sebelum perlakuan adalah 0,946+0,649 ng/mLdan
sesudah perlakuan adalah 0,874+0,242 ng/mL. Pada KP2 mengalami penurunan
dari sebelum perlakuan adalah 1,334+0,655 ng/mL dan sesudah perlakuan adalah
0,649+0,171 ng/mL. Uji statistik menunjukkan ada perbedaan bermakna
penurunan pada KP1 dan KP2 (p 0,05). Rerata kadar kolagenase KP2 sebelum
perlakuan adalah 1,334+0,655 ng/mL dan sesudah perlakuan adalah 0,649+0,171
ng/mL. Analisis kemaknaan dengan Wilcoxon Signed Ranks menunjukkan bahwa
nilai Z = -3,408 dan nilai p = 0,001. Hasil ini menunjukkan bahwa perlakuan
pada KP2 menunjukkan penurunan secara bermakna (p < 0,05).

Uji

statistik


rerata kadar kolagenase pada Tabel 1 menunjukkan bahwa pemberian
Chlorhexidine

Digluconate0,12%

tidak

menyebabkan

penurunan

secara

bermakna, sedangkan pemberian Terpinen-4-ol type 1% dapat menurunkan kadar
kolagenase secara bermakna.
Selanjutnya dilakukan uji komparasi terhadap Kadar Kolagenase antar
kelompok dengan membandingkan rerata kadar kolagenase antar kelompok
sebelum perlakuan dan kadar kolagenasi antar kelompok sesudah perlakuan
dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil disajikan pada Tabel 2.


9

Tabel 2 Uji Perbedaan RerataKadar KolagenaseAntar Kelompok Sebelum dan
Sesudah Perlakuandengan Uji U – Mann Whitney (n = 30)

Perlakuan Kelompok
KP 1
Sebelum
KP 2
KP 1

Rerata Kadar
Kolasenase
0,946+0,649 ng/mL

p

-2,157


0,031

-2,675

0,007

1,334+0,655 ng/mL
0,874+0,242 ng/mL

Sesudah
KP 2

Z

0,649+ 0,171 ng/mL

Tabel 2 menunjukkan rerata kadar kolagenase sebelum perlakuan pada
KP1 adalah 0,946+0,649 ng/mL dan KP2 adalah 1,334+0,655 ng/mL. Analisis
kemaknaan dengan uji U – Mann Whitneymenunjukan bahwa nilai Z = -2,57 dan
nilai p = 0,031. Hasil ini menunjukan ada perbedaan bermakna rerata kadar

kolagenase sebelum diberi perlakuan pada kedua kelompok (p < 0,05).
Kadar kolagenase sesudah perlakuan pada KP1 adalah

0,874+0,242

ng/mL dan pada KP2 adalah 0,649 + 0,171ng/mL. Analisis kemaknaan dengan uji
U – Mann Whitney menunjukan bahwa nilai Z = -2,675 dan nilai p = 0,007 .
Hasil tersebut menunjukan bahwa ada perbedaan kadar kolagenase secara
bermakna pada kedua kelompok sesudah diberi perlakuan (p < 0,05).
Oleh karena rerata kadar kolagenase sebelum perlakuan berbeda
bermakna, maka untuk menguji perbedaan penurunan kadar kolagenase antar
kelompok dilakukan uji komparasi terhadap selisih Kadar Kolagenase sebelum
diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan antar kelompok perlakuan 1 dan
kelompok perlakuan 2 dengan uji U – Mann Whitney dan tingkat kemaknaan 0,05.
Hasil disajikan pada Tabel 3.

10

Tabel 3 Uji Perbedaan Rerataselisih Kadar Kolagenasesebelum dan sesudah
perlakuan Antar Kelompok Uji U – Mann Whitney (n = 30).


Kelompok

Rerata selisih
Kolagenase
pre dan post

SD

KP 1

-0,073 ng/Ml

0,677

KP 2

-0,685 ng/mL

0,608


Z

p

-3,298

0,001

Tabel 3 menunjukkan rerata penurunan kadar kolagenase pada KP1
adalah -0,073±0,677 ng/mL dan pada KP2 adalah -0,685±0,608 ng/mL. Analisis
kemaknaan perbedaan penurunan dengan uji U – Mann Whitneymenunjukan
bahwa Z = -3,298 dan nilai p = 0,001. Hasil tersebut menunjukkan ada perbedaan
yang bermakna antara penurunan kadar kolagenase pada KP1 dan KP2 (p < 0,05).
Dengan demikian pemberian Terpinen-4-ol type 1% lebih baik dalam menurunkan
kolagenase daripada Chlorhexidine Digluconate0,12%.

DISKUSI
Untuk menguji skeling dan pemberianTerpinen-4-ol type 1% terhadap
penurunan kadar kolagenase, maka dilakukan penelitian pada penderita

periodontitis akibat kalkulus. Sebanyak 30 orang sebagai sampel,yang dibagi
menjadi 2 (dua) kelompok masing-masing berjumlah 15 orang, yaitu kelompk
perlakuan 1 dan kelompok perlakuan 2. Berdasarkan hasil analisis didapatkan
bahwa umur penderita antar kelompok tidak berbeda secara bermakna antara
kedua kelompok perlakuan 1 dan kelompok perlakuan 2 (p>0,05). Subjek akan
diberi perlakuan selama 14 hari baik pemberian Chlorhexidine Digluconate0,12%

11

maupun Terpinen-4-ol type 1% sebab diketahui sifat dari bahan Chlorhexidine
Digluconate0,12% dapat menimbulkan gangguan pengecapan dan timbulnya stain
pada lapisan email gigi jika dipergunakan dalam waktu lama, dan waktu yang
aman dianjurkan selama 14 hari.13
Jaringan periodontal tersusun dari komponen matrik ekstra seluler yaitu
kolagen yang berperan dalam proses regenerasi dan kerusakan jaringan. Kolagen
interstisial jaringan periodontal berfungsi untuk penyembuhan dan pembentukan
jaringan baru. Kerusakan kolagen ini disebabkan oleh adanya Kolagenase yaitu
enzim perusak jaringan yang paling khas.5 Enzim ini dihasilkan oleh C.
perfringens, S. aureus, Streptococcus Group A dan dalam jumlah yang lebih
sedikit dihasilkan oleh bakteri anaerob. Dikatakan pula kolagenase merupakan

enzim proteolitik yang memecah kolagen, suatu protein utama pada jaringan ikat
fibrosa, dan menyebabkan penyebaran infeksi pada jaringan.14
Selanjutnya dilakukan uji komparasi terhadap Kadar Kolagenase antar
kelompok dengan membandingkan rerata kadar kolagenase antar kelompok
sebelum perlakuan dan kadar kolagenasi antar kelompok sesudah perlakuan
dengan tingkat kemaknaan 0,05, dengan hasil sebagai berikut : rerata kadar
kolagenase sebelum perlakuan pada KP1 adalah 0,946+0,649 ng/mL dan KP2
adalah 1,334+0,655 ng/mL. Analisis kemaknaan dengan uji U – Mann Whitney
menunjukan bahwa nilai Z = -2,57 dan nilai p = 0,031. Hasil ini menunjukan ada
perbedaan bermakna rerata kadar kolagenase sebelum diberi perlakuan pada
kedua kelompok (p < 0,05).

12

Kadar kolagenase sesudah perlakuan pada KP1 adalah

0,874+0,242

ng/mL dan pada KP2 adalah 0,649 + 0,171 ng/mL. Analisis kemaknaan dengan
uji U – Mann Whitney menunjukan bahwa nilai Z = -2,675 dan nilai p = 0,007 .

Hasil tersebut menunjukan bahwa ada perbedaan kadar kolagenase secara
bermakna pada kedua kelompok sesudah diberi perlakuan (p < 0,05).
Oleh karena rerata kadar kolagenase sebelum perlakuan berbeda
bermakna, maka untuk menguji perbedaan penurunan kadar kolagenase antar
kelompok dilakukan uji komparasi terhadap selisih Kadar Kolagenase sebelum
diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan antar kelompok perlakuan 1 dan
kelompok perlakuan 2 dengan uji U – Mann Whitney dan tingkat kemaknaan 0,05.
Dari hasil uji tersebut didapat hasil sebagai berikut, rerata penurunan kadar
kolagenase pada KP1 adalah -0,073±0,677 ng/mL dan pada KP2 adalah
-0,685±0,608 ng/mL. Analisis kemaknaan perbedaan penurunan dengan uji U –
Mann Whitneymenunjukan bahwa Z = -3,298 dan nilai p = 0,001. Hasil tersebut
menunjukkan ada perbedaan yang bermakna antara penurunan kadar kolagenase
pada KP1 dan KP2 (p < 0,05). Dengan demikian pemberian Terpinen-4-ol type
1% lebih baik dalam menurunkan kadar kolagenase daripada Chlorhexidine
Digluconate 0,12%. Penurunan kadar kolagenase pada masing – masing
kelompok perlakuan padat dilihat lebih jelas pada grafik dibawah ini :

13

ng/mL


Gambar 1. Penurunan Kolagenase Sesudah diberi Perlakuan
Sebelumnya dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Groppo,
2002.15 yang membandingkan efektivitas Chlorhexidine, bawang putih dan tea
tree oil dalam aktivitas antimikroba dalam rongga mulut, menyatakan bahwa
Chlorhexidine dan bawang putih menunjukan aktivitas antimikroba terhadap
Streptococcus mutans, tetapi tidak terhadap mikroorganisme lain dalam rongga
mulut, sedangkan tea tree oil mempunyai aktivitas antimikroba terhadap
Streptococcus mutans dan mikroorganisme rongga mulut lainnya. Dalam
penelitian ini penggunaan Terpinen-4-ol type 1% mempunyai efek yang jauh lebih
baik dalam penyembuhan periodontitis akibat kalkulus, terbukti dari kadar
kolagenase yang dapat menurun jauh lebih besar dari pada dengan Chlorhexidine
Digluconate0,12%, karena kemampuan antiseptik, antimikroba yang jauh lebih
baik. Diharapkan pada waktu mendatang penggunaan Terpinen-4-ol type pada
praktek kedokteran gigi bisa dikembangkan lebih luas lagi, sehingga dapat
memberi alternatif dalam penekanan mikroorganisme penyebab periodontitis
akibat kalkulus dan pemulihan matrik – matrik kolagenase yang telah rusak akibat
aktifitas enzim – enzim proteolitik khususnya kolagenase.

14

DAFTAR PUSTAKA
1. Asni, A. M. 2010. Pengaruh Karang Gigi Terhadap Kesehatan Gusi pada
Anak SD Negeri Limbung Putri Kec. Bajeng Kab. Gowa Tahun 2008. Media
Kesehatan Gigi (1).2008. h. 58-64.
2. Carranza, F. A., Newman, M. G., Takei, H. H. Clinical Periodontology. 9thed
Philadelpia: WB Saunders Co.2006.
3. Lely, M. A. Pengaruh Kadar Glukosa Darah yang terkontrol terhadap
penurunan derajat kegoyahan gigi penderita diabetes mellitus di RS
Persahabatan Jakarta. Media Litbang Kesehatan XIV (3). 2004.
4. Levine, L., Baev, V., Lev, R., Stablolz, A., Ashkenazi, M. Aggressive
Periodontitis Among Young Israeli Army Personnel.J Periodontal (77) 2006.
h: 1392-6
5. Wahyukundari, M. H. “Perbedaan Kadar Matix Metalloproteinase-8 Setelah
Scaling dan Pemberian Tetrasiklin pada Penderita Periodontitis Kronis”
(tesis). Surabaya-Indonesia. Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Airlangga. 2008.
6. Murray, P., Bryan, S., Graham, K., Ver, K. Profibrotic Activities for Matrix
Metaloproteinase – 8 during Bleomycin Mediated Lung Injury. Journal of
Immunology. (45) 2013. h: 544 – 50.
7. Mantyla, P., Stenman, M., Kinane, D.F., Tikanoja, S., Luoto, H., Salo, T.,
Sorsa, T. Gingival Crevicular Fluid Collagenase-2 (MMP-8) Test Stick for
Chair-side Monitoring of Periodontitis.J Periodontal Res. (38) 2003. h :436-9.
8. Sekarsari. Manfaat Tea Tree Oil (Minyak Tea Tree). [cited : 24 Januari 2013].
Available from : http://www.nikensekarsari.com/manfaat-tea-tree-oil/. 2008.
9. Heyne, K. Tumbuhan Berguna Indonesia. (Badan Litbang Pertanian). Jakarta.
Yayasan Sarana Wanajaya, Jakarta. 1987.
10. Mardisiswojo, S. Rajamangusudarso. Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang.
PT Karya Wreda. 1977. h:13.
11. Carson, C.F., Hammer, K. A., Riley, T. V. Melaleuca alternifolia (Tea tree)
Oil: a Review of Antimicrobial and Other Medicinal Properties.Clin. Microb.
Rev. 19 (1) 2006. h : 50 – 62
12. Christine, F., Carson., Brian, J., Mee, Thomas, V., Rihey. Mechanism of
Action of Melaleuca Alternifolia (tea Tree) Oil on Staphylococcus aureus
Determined by Time Kill, Lysis, Leakage, and Salt Tolerance Assays and
Electron Microscopy. Journal American Sosiety for Microbiology. (46) 2002.
h:1914 – 20.
13. Soeherwine, M., Muthalib, A., Ariadna, D. Efek Kumur Dengan
Chlorhexidine Gluconate 0,2% Sebelum Operasi Molar Molar 3 Terhadap
Bakteremia. Journal Dental Horison. (2). 2000. h: 1 – 9.
14. Brooks, G. F., Butel, J. S., Morse, S. A. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 23.
Cetakan I. EGC. Jakarta. 2008.
15. Groppo, F. C., Ramacciato, J. C., Simoes, R. P., Florio, F. M., Sartoratto, A.
Antimicrobial Activity of Garlic, Tea Tree Oil, and Chlorhexidine Against
Oral Microorganisms. Int Dent J. PAracicaba Dental School – UNICAMP.
Brazil. 2002.