Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Sekardadi - Kecamatan Kintamani - Kabupaten Bekardadi.

PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD
PERIODE XIII TAHUN 2016

DESA/KELURAHAN

: SEKARDADI

KECAMATAN

: KINTAMANI

KABUPATEN/KOTA

: BANGLI

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
UNIVERSITAS UDAYANA
2016

KATA PENGANTAR


Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, karena berkat karunia-Nya, Laporan ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Saya

mengucapkan

terima

kasih

kepada

semua

pihak

yang


telah

membantu

terselesaikannya laporan ini. Ucapan terimakasih kami berikan kepada:
1.

Dr.Ir.

Dwi Widaningsih,

memberi penjelasan

dan

M.Si.

selaku

pengarahan


dosen

yang

pembimbing lapangan yang telah

dapat

membantu dalam penyelesaian

laporan.
2.

I Wayan Suardanayasa, S. Pd. selaku Kepala Desa Sekardadi beserta jajarannya yang
telah memberikan izin dan selalu mendukung program KKN – PPM yang saya
laksanakan.

3.


Masyarakat

Desa

Sekardadi khususnya

keluarga

Bapak

I

Ketut

Soklat yang

senantiasa terbuka menerima kunjungan saya.
4.

Semua teman-teman mahasiswa kelompok KKN-PPM Desa Sekardadi.


Penulis menyadari tulisan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu segala bentuk kritikan
dan saran dari pembaca sangat diharapkan penulis demi kesempurnaan tulisan ini.

Sekardadi, Agustus 2016

Penulis

BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1.1

Profil Keluarga Dampingan
Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) adalah suatu

kegiatan intrakurikuler wajib yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi
dengan metode pemberian pengalaman belajar dan bekerja kepada masyarakat, dalam kegiatan
pemberdayaan masyarakat. KKN juga merupakan wahana penerapan serta pengembangan ilmu
dan teknologi, dilaksanakan di luar kampus dalam waktu, mekanisme kerja, dan persyaratan

tertentu. Oleh karena itu, KKN PPM diarahkan untuk menjamin keterkaitan antara dunia
akademik-teoritik dan dunia empiris-praktis. Dan salah satu program unggulan dari pelaksanaan
KKN PPM adalah program pendampingan keluarga.
Program Pendampingan Keluarga (PPK) adalah program unggulan yang dikembangkan
sebagai muatan lokal dalam pelaksanaan program KKN PPM di Universitas Udayana. PPK
dilaksanakan oleh setiap mahasiswa peserta KKN yang bersifat individu.
Maksud PPK adalah untuk membantu pemberdayaan keluarga melalui penerapan ilmu dan
teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan keterampilan, KB dan kesehatan, serta
pembinaan lingkungan untuk membangun

keluarga yang bahagia dan sejahtera. Tujuan PPK

adalah untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa mempelajari dan mengatasi
permasalahan

keluarga

melalui

bantuan


penyusunan

rencana

dan

pendampingan

pada

pelaksanaan program yang inovatif dan kreatif melalui penerapan ilmu dan teknologi bersama
masyarakat dan lembaga pedesaan lainnya. Melalui kekurangan yang diharapkan dapat memicu
gagasan kreatif dan inovatif dari diri mahasiswa bersangkutan untuk keluar dari kondisi
kekurangan tersebut.
Kegiatan pendampingan keluarga dilaksanakan pada beberapa keluarga yang terdapat di
tiga dusun di Desa Sekardadi, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli yakni Dusun Sekardadi,
Dusun Pule, dan Dusun Tinga. Pada KKN PPM periode XIII ini, penulis mendapat kesempatan
untuk mendampingi salah satu keluarga yang bertempat tinggal di Dusun Sekardadi yaitu
Keluarga I Ketut Soklat yang tergolong sebagai keluarga kurang mampu melalui arahan dari

Bapak Kepala Desa Sekardadi, I Wayan Suardanayasa, S.Pd. I Ketut Soklat dalam kartu keluarga
yang diperoleh penulis merupakan kepala keluarga.

Data keluarga I Ketut Soklat dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
No.

Nama

Status

Umur

Pendidikan

1

I Ketut Soklat

Menikah


32

SLTP

Menikah

32

SLTP

2

3

4

Ni Wayan
Sariani
Ni Luh Yuni


Belum
Menikah

I Komang Nova

Belum

Edinata

Menikah

13

4

Pekerjaan
Petani/
Pekebun

Keterangan

Kepala Keluarga

Petani/

Istri

Pekebun

TAMAT

Tidak

SEDERAJAT

Bekerja

TIDAK

Tidak

SEKOLAH

Bekerja

Anak Pertama

Anak Kedua

I Ketut Soklat merupakan salah satu Kepala Keluarga (KK) yang masuk dalam kriteria
keluarga Kurang Sejahtera (KS) atau keluarga kurang mampu. I Ketut Soklat tinggal bersama
dengan seorang istri dan dua keluarga anaknya.
I Ketut Soklat bekerja sebagai petani/buruh serabutan bersama sang istri yang juga bekerja
sebagai petani/pekebun di lahan milik orang lain. Uang yang didapat bersama-sama ini kemudian
digunakan untuk kebutuhan sehari-hari keluarga.
I Ketut Soklat tinggal dirumah yang memiliki areal tanah seluas -+3 are, yang terdiri dari
tiga rumah, yaitu satu diperuntukkan sebagai dapur, satu rumah sebagai tempat tinggal keluarga I
Ketut Soklat dengan istri dan anaknya dan satu rumah diperuntukkan untuk membuat banten/
sarana untuk upakara. I Ketut Soklat tidak memiliki kamar mandi, sehingga mereka untuk mandi
harus diluar dan untuk masalah air, mereka mengandalkan air hujan yang ditampung di dalam
bak. Rumah yang ditempati oleh Bapak I Ketut Soklat beserta istri dan anaknya ialah bukan
milik mereka, melainkan milik orang lain yang berada bukan di Desa Sekardadi. Orangtua dari I
Ketut Soklat sebelumnya menjadi pekebun jeruk yang dimana lahan jeruk tersebut adalah
pemilik dari rumah yang ditempati oleh I Ketut Soklat. Orangtua I Ketut Soklat diberikan rumah
tersebut karena untuk mengurusi lahan kebun jeruk dan jagung yang berada disamping rumah.
Kondisi lahan di sekitar rumah I Ketut Soklat cukup luas karena di kelilingi lahan
perkebunan jeruk dan berbagai sayuran. Terdapat pula tetangga di sekitar rumah yang
merupakan adik dari istri I Ketut Soklat. Di rumah I Ketut Soklat sudah terdapat listrik, yang
dimana aliran listrik tersebut mereka peroleh dari rumah adik istri I Ketut Soklat.

1.2

Ekonomi Keluarga Dampingan

1.2.1 Pendapatan Keluarga
Pendapatan Keluarga Bapak I Ketut Soklat berasal dari upah menjadi buruh serta sebagai
petani dan ditambah dengan penghasilan sang istri yang juga sebagai petani jeruk. Bapak I Ketut
Soklat dan istri membiayai seluruh kebutuhan sehari-hari dengan atau penghasilan yang sangat
kecil atau tidak menentu. Istri dari Bapak I Ketut Seridana biasanya bekerja dilahan milik warga
yang lahannya ditanami jeruk dan sayuran, upah yang diperoleh dari menyakap tersebut tidak
menentu. Selain itu istri Bapak I Ketut Soklat juga menanami lahan jeruk tersebut dengan bibit
cabai dan sayuran, yang nantinya istri Bapak I Ketut Soklat tidak perlu susah untuk membeli
bahan masakan dan sayuran dipasar. Sedangkan Bapak I Ketut Soklat mendapatkan upah apabila
ada yang mengajak untuk membantu mengangkat pasir selain itu Bapak I Ketut Soklat juga
mendapatkan upah dari hasil sebagai petani. Penghasilan yang didapat yaitu RP 50.000.00. Dan
apabila digabungkan dengan penghasilan sang istri masih kurang untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
1.2.2

Pengeluaran Keluarga
Sedangkan untuk pengeluaran dari keluarga Bapak I Ketut Seridana berasal dari

kebutuhan sehari – hari, kesehatan, pendidikan dan sosial.
1.2.2.1 Kebutuhan sehari-hari
Untuk kebutuhan sehari – hari keluarga Bapak I Ketut Soklat berasal dari biaya dapur
untuk masak sehari – hari. Sehingga dalam satu bulan keluarga ini bisa menghabiskan biaya
sebesar Rp. 600.000,00.
1.2.2.2 Listrik dan Air
Untuk biaya listrik pada keluarga Bapak I Ketut Soklat adalah sebesar Rp 10.000,00 per
bulan, dikarenakan keluarga Bapak I Ketut Soklat menumpang listrik dengan sodaranya sehingga
untuk biaya listrik ditanggung berdua. Untuk biaya air yang biasanya diperuntukkan sebagai
kebutuhan MCK dan memasak, tidak terdapat biaya air dikarenakan keluarga Bapak I Ketut
Soklat tidak membeli air melainkan memperoleh air melalui air hujan.

1.2.2.3 Pendidikan
Untuk biaya pendidikan Bapak I Ketut Soklat hanya menanggung 1orang anaknya saja
yang saat ini baru memasuki kelas 1 SMP, sedangkan untuk anak keduanya belum bersekolah.
Uang saku sehari-hari yang diberikan oleh Bapak I Ketut Soklat untuk anaknya yaitu sebesar Rp
15.000,00
1.2.2.4 Kesehatan
Dalam masalah kesehatan, Bapak I Ketut Soklat tidak mengeluarkan biaya kesehatan
dikarenakan sakit yang dialami hanya sebatas sakit pinggang dan maag yang tidak perlu obat dari
puskesmas. Untuk anggota keluarga yang lain sejauh ini belum memiliki masalah kesehatan
yang begitu berat.
1.2.2.5 Sosial
Pengeluaran Bapak I Ketut Soklat di bidang sosial berasal dari iuran pembangunan pura
dan pengeluaran untuk keperluan adat lainnya. Dimana iuran untuk pembangunan pura tersebut
dibayar dengan cara mengangsur oleh Bapak I Ketut Soklat secara sukarela.

BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan diperoleh setelah
beberapa kali mengadakan kunjungan ke rumah keluarga dampingan, dimana identifikasi
permasalahan dilakukan dengan pendekatan secara kekeluargaan dengan keluarga Bapak I Ketut
Soklat. Seperti sosialisasi program KKN, berkenalan dengan seluruh anggota keluarga,
berbincang-bincang dan berdiskusi tentang berbagai hal, serta melihat-lihat suasana rumah
Bapak I Ketut Soklat.

2.1

Permasalahan Keluarga

Adapun beberapa permasalahan yang diahadapi oleh keluarag Bapak I Ketut Soklat
adalah sebagai berikut:
2.1.1 Ekonomi
Karena mata pencarian utama keluarga Bapak I Ketut Soklat adalah sebagai buruh/petani
dan istrinya sebagai petani kebun jeruk yang mendapatkan upah yang tidak menentu, dengan
pendapatan yang kecil sehingga uang yang diperoleh juga tidak banyak. Kendala dari keluarga
ini adalah disaat uang yang telah diperoleh tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Kendala yang sering dihadapi oleh keluarga ini juga disaat Bapak I Ketut Soklat tidak mendapat
panggilan untuk menjadi buruh pengangkat pasir sehingga Bapak I Ketut Soklat tidak
memperoleh penghasilan.

2.1.2 Penataan Bangunan
Permasalahan mengenai penataan bangunan di keluarga Bapak I Ketut Soklat ini bisa
digolongkan memprihatin. Rumah yang dimiliki oleh keluarga ini terdiri dari 3 bangunan, satu
ruang untuk membuat banten, satu ruang untuk kamar tidur dan satu tempat untuk masak.
Interior dari rumah ini pun masih menggunakan batako yang sudah disemen dan belum diberi
lantai atau keramik (masih beralas semen). Ruangan untuk membuat banten yang dimiliki
keluarga ini hanya terbuat dari anyaman bambu dan beratap seng besi.
Permasalahan yang lebih parah lagi, dimana bangunan WC atau toilet di keluarga ini tidak ada.
Dimana prasarana bangunan ini seharusnya menjadi prasarana yang sangat penting karena
berhubungan erat dengan kesehatan. Apabila tidak ada prasarana toilet, berbagai macam
penyakit pasti akan muncul. Untuk sehari-hari keluarga Bapak I Ketut Soklat mandi diluar

(diruang terbuka) dan untuk buang air besar keluarga Bapak I Ketut Soklat meminjam kamar
mandi dengan sodaranya.

2.1.3 Kesehatan
Masalah kesehatan di Keluarga Bapak I Ketut Soklat yang sering dialami yaitu maag
karena sering telat makan ketika sedang bekerja . Akibat penataan bangunan yang kurang
memadai (tidak tersedianyan WC untuk MCK) dan kondisi lingkungan yang kurang sehat
menjadikan keluarga Bapak I Ketut Soklat rentan terserang penyakit. Selain itu Bapak I Ketut
Soklat takut untuk memerikasakan kesehatannya dan mendengar diagnosa penyakit dari tenaga
kesehatan.

2.1.4 Pendidikan
Pendidikan menjadi suatu aspek yang sangat penting untuk kehidupan sepanjangan masa.
Bapak I Ketut Soklat beserta istri mengenyam pendidikan hanya sampai SMP dikarenakan tidak
ada biaya umtuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang berikutnya.

2.2

Masalah Prioritas

Berdasarkan pengamatan dan perbincangan dengan keluarga Bapak I Ketut Soklat,
masalah yang dihadapi oleh keluarga dampingan ini berasal dari berbagai bidang, seperti bidang
ekonomi, sosial, kesehatan, dan masalah penataan bangunan. Dan yang menjadi masalah
prioritas dari keluarga ini yaitu masalah ekonomi dan kesehatan. Masalah ekonomi yang
dihadapi Bapak I Ketut Soklat dikarenakan pendapatan yang tidak menentu sehingga untuk
keperluan sehari-hari masih kurang cukup, selain itu dikarenakan penataan bangunan yang
kurang memadai (tidak tersedianya WC untuk MCK) dan kondisi lingkungan yang kurang sehat
menjadikan keluarga Bapak I Ketut Soklat rentan terkena penyakit oleh karena itu pentingnya
berperilaku hidup bersih dan sehat sangat perlu untuk di terapkan

BAB III
USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

3.1

Program
Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi tersebut di atas, selanjutnya

ditindaklanjuti dengan berupaya memberikan solusi atau pemecahan masala h sesuai
dengan kemampuan dari keluarga dampingan. Adapun program yang dilaksanakan
selama mendampingi keluarga I Ketut Soklat diantaranya Program Penyuluhan Hidup
Bersih dan Sehat, Pemberian Bantuan Pangan dan Sandang dan Memberikan Informasi
mengenai cara Pengelolaan dan Perencanaan keuangan secara sederhana.

3.1.1

Penyuluhan Hidup Bersih dan Sehat
Untuk membantu keluarga Bapak I Ketut Soklat dalam hal hidup bersih dan sehat.

Mengingat keadaan atau lingkungan rumah yang sedikit berdebu sehingga perlu diberikan
penjelasan tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku hidup bersih dan
sehat diantantaranya yaitu dengan menerapkan cara mencuci tangan yang baik, memiliki
toilet atau WC, tidak merokok, memilih dan menjaga makanan yang sehat dan bersih,
selalu memperhatikan tempat penyimpanan air agar tidak terdapat jentik-jentik nyamuk,
dan lain-lain.

3.1.2

Pemberian Bantuan Pangan dan Sandang
Program ini merupakan program pemberian bantuan untuk keluarga I Ketut

Soklat. Pemberian bantuan diberikan dalam bentuk pangan dan sandang yang d iharapkan
dapat membantu. Seperti identifikasi masalah yang telah dijelaskan sebelumnya maka
kebutuhan keluarga yang sangat diperlukan adalah kebutuhan akan sandang karena untuk
pakaian sehari-hari yang digunakan sudah tergolong lusuh. Selain itu diberikan juga
kebutuhan sehari-hari seperti beras, gula, minyak, telor, mie
.
3.1.3

Membe rikan Informasi Mengenai Cara Pengelolaan dan Perencanaan

Keuangan secara Sederhana
Untuk membantu keluarga Bapak I Ketut Soklat dalam hal ekonomi, kami
memberikan penyuluhan mengenai cara mengelola dan merencanakan keuangan secara
sederhana sehingga Bapak I Ketut Soklat dapat mengelola keuangannya dengan baik dan
dapat memenuhi semua kebutuhan keluarganya sehari-hari.
1

3.2

Jadwal Kegiatan

No.

Tanggal

Waktu

Kegiatan

1

28-07-2016

16:00-19:00

Berkoordinasi dengan Kepala Desa Sekardadi dan
kunjungan perdana ke keluarga dampingan ( 3jam )

2

29-07-2016

16:00-18:00

Berdikusi dengan keluarga dampingan

mengenai

keadaan keluarga dan mengajarkan anak keluarga
dampingan ( 2jam )
3

30-07-2016

12:00-14:00

Berdiskusi dengan keluarga dampingan mengenai
keadaan keluarga dan mengajarkan anak keluarga
dampingan ( 2jam )

4

02-08-2016

17:00-19:00

Berdiskusi dengan keluarga dampingan mengenai
keadaan keluarga dan memberikan penyuluhan
mengenai cara mencuci tangan yang benar ( 2jam )

5

03-08-2016

11:00-15:00
dan

Membantu keluarga dampingan serta mengajarkan
anak keluarga dampingan ( 7jam )

17:00-20:00
6

04-08-2016

11:00-15:00

Membantu mengajarkan anak keluarga dampingan

dan

membaca dan memberikan informasi mengenai cara

18:00-20:00

mengelola dan merencanakan keuangan dengan
sederhana untuk keluarga dampingan ( 6jam )

7

05-08-2016

18:00-20:00

Membantu keluarga dampingan, dan mengajari anak
keluarga dampingan ( 2jam )

8

06-08-2016

11:00-13:00

Membantu keluarga dampingan, dan mengajari anak
keluarga dampingan ( 2jam )

9

07-08-2016

14:00-16:00
dan

Membantu keluarga dampingan, dan mengajari anak
keluarga dampingan ( 4jam )

18:00-20:00
10

08-08-2016

17:00-20:00

Membantu

keluarga

dampingan,

memberikan

penyuluhan mengenai gizi dan bahan makanan sehat
( 3jam )
11

09-08-2016

17:00-20:00

Membantu keluarga dampingan, dan mengajari anak
keluarga dampingan. ( 3jam )

12

10-08-2016

16:00-20:00

Membantu keluarga dampingan bekerja dikebun serta

2

mengajari anak untuk membaca. ( 4jam )
13

11-08-2016

13:00-15:00
dan

Membantu keluarga dampingan, mengajarkan anak
keluarga dampingan ( 4jam )

17:00-19:00
14

12-08-2016

17:00-19:00

Membantu keluarga dampingan, mengajarkan anak
keluarga dampingan. ( 2jam )

15

13-08-2016

12:00-15:00

Membantu mengajarkan anak keluarga dampingan

dan

dan memberikan penyuluhan mengenai pentingnya

16:00-20:00

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada
keluarga dampingan ( 8jam )

16

14-08-2016

08:00-12:00

Membantu keluarga dampingan, mengajarkan anak

dan

keluarga dampingan membaca serta memberikan

17:00-20:00

penyuluhan

mengenai

bahaya

merokok

bagi

kesehatan ( 7jam )
17

15-08-2016

07:00-09:00
dan

18

16-08-2016

Berkunjung ke keluarga dampingan untuk membantu
keluarga

dampingan,

serta

18:00-20:00

keluarga dampingan ( 4jam )

06:00-09:00

Membantu

keluarga

mengajarkan

dampingan,

anak

memberikan

dan

penyuluhan mengenai gizi dan bahan makanan sehat

14:00-19:00

dan mengajarkan anak keluarga dampingan berhitung
( 8jam )

19

15-08-2016

07:00-09:00
dan

Membantu keluarga dampingan dan mengajarkan
anak keluarga dampingan membaca ( 4jam )

18:00-20:00
20

17-08-2016

11:00-16:00

Memberikan

penyuluhan

mengenai

pentingnya

dan

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) cara cuci

17:00-20:00

tangan dan gosok gigi yang baik serta mengajarkan
anak keluarga dampingan ( 8jam )

21

18-08-2016

07:00-09:00

Membantu keluarga dampingan, mengajarkan anak

dan

keluarga dampingan membaca serta memberikan

11:00-17:00

penyuluhan mengenai 3M guna mencegah terjadinya
demam berdarah ( 8jam )

3

22

19-08-2016

13:00-15:00

Membantu keluarga dampingan dan mengajarkan
anak keluarga dampingan membaca ( 2jam )

4

5

6

BAB V
PENUTUP

5.1

Simpulan
Berdasarkan kunjungan dan pengamatan yang dilakukan di rumah Bapak I Ketut Soklat,

kondisi keluarga Bapak I Ketut Soklat sangat memprihatinkan. Dilihat dari kondisi rumah yang
kurang layak untuk ditempati dan tidak adanya toilet dan/atau WC. Keluarga Bapak I Ketut
Soklat selalu giat bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan Bapak I Ketut Soklat
berharap agar kehidupan anaknya nanti semakin baik kedepannya.
5.2

Rekomendasi
Diharapkan kepada Keluaga Bapak I Ketut Soklat agar tetap bersemangat dalam

menjalani hidup, serta dapat selalu sabar untuk menjalani kehidupan ini. Diharapkan juga agar
Bapak I Ketut Soklat dapat mengelola dan merencanakan keuangannya secara sederhana serta
dapat menyisihkan sedikit uang untuk ditabung sehingga dapat dipakai sebagai modal untuk
membuat usaha kecil. Rekomendasi untuk desa agar tetap memberikan bantuan beras kepada
keluarga miskin, untuk mengurangi beban mereka dan memberikan bantuan seperti bedah rumah
dan pengadaan toilet/WC untuk keluarga yang benar-benar membutuhkan, dan membuatkan
jalan aspal untuk memudahkan akses transportasi ke rumah keluarga Bapak I Ketut Soklat

LAMPIRAN

BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL DAN
KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1

Pelaksanaan
Program Pendampingan keluarga ini dilakukan sebanyak 22 kali kunjungan dalam jangka

waktu 1 bulan. Kunjungan dimulai dari Kamis, 28 Juli 2016 hingga Jumat, 19 Agustus 2016.
Kegiatan yang dilakukan antara lain memberikan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat,
memberikan informasi mengenai peminjaman uang di Koperasi serta pengajaran baca-tulis dan
matematika

dasar.

Penyuluhan

ini bertujuan

untuk

meningkatkan

penghasilan,

ekonomi,

kesehatan dan pendidikan keluarga Bapak I Ketut Soklat.
4.2

Hasil
Mengatasi suatu permasalahan ekonomi dalam suatu KK dampingan diperlukan waktu

yang

cukup

lama,

sehingga kegiatan pendampingan yang dilakukan selama ini belum

menunjukkan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Usaha pemberian solusi dengan
memberi masukkan cara mengatur pemasukan dan pengeluaran sehari-hari keluarga Bapak I
Ketut Soklat, sehingga keluarga ini dapat menyisihkan pendapatannya untuk ditabung, dan
memberikan beberapa bantuan keperluan MCK, bahan makan dan bingkisan kesehatan seperti
masker, vitamin dan buku tulis. Setelah melaksanakan kunjungan dan program kurang lebih
selama satu bulan di KK Dampingan maka hasil yang didapat dari pelaksanaan tersebut adalah
minat belajar anak KK dampingan semakin meningkat. Selain itu, pemahaman keluarga
dampingan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi lebih baik.
4.3

Kendala
Dalam mendampingi keluarga Bapak I Ketut Soklat, tidak ditemukan kendala. Karena

keluarga dampingan ini tidak terlalu memiliki permasalahan yang serius, sehingga tidak ada
kendala saat mendampingi keluarga Bapak I Ketut Seridana. Hanya saja, masih tidak dapat
memenuhi keinginan keluarga Bapak I Ketut Soklat

dalam hal ingin memiliki kamar kecil atau

toilet serta kurangnya modal dalam membuat usaha kecil dan akses jalan menuju rumah Bapak I
Ketut Soklat sangat susah untuk dilalui dengan jalan yang sempit dan apabila hujan jalan tersebut
licin.