Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Bantang - Kecamatan Kintamani - Kabupaten Bantang.
PENDAMPINGAN KELUARGA KKN TEMATIK UNUD PERIODE XIII TAHUN 2016
DESA : BANTANG
KECAMATAN : KINTAMANI
KABUPATEN : BANGLI
NAMA MAHASISWA : ANISA WULAN RAHAYU
NIM : 1320025057
FAKULTAS/PS : KEDOKTERAN/ KM
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
UNIVERSITAS UDAYANA 2016
(2)
(3)
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya kegiatan KKN TEMATIK UNUD PERIODE XIII TAHUN 2016 ini dapat berjalan dengan lancar. Adapun KKN TEMATIK ini terdiri dari kegiatan SPAMDES, Pembangunan Infrastruktur pemukiman, pemberdayaan kepada masyarakat di Desa Bantang serta pendampingan keluarga yang termasuk ke dalam kategori Keluarga Miskin di dalam Desa Bantang.
Dalam penyelesaian program Keluarga Dampingan ini, penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan dari berbagai pihak yaitu:
1. Dr. Ir. I Nyoman Sutarja, MS selaku dosen pembimbing lapangan yang telah memberi dukungan, pengarahan dan pendampingan terhadap penulis sehingga dapat menyelesaikan program dengan baik serta dapat menyelesaikan laporan ini.
2. Bapak I Made Ringin selaku Kepala Desa Bantang yang membantu penulis dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program di Keluarga Dampingan.
3. Bapak I Nyoman Sukadana selaku Kepala Dusun Banjar Bantang yang membantu penulis dalam membimbing serta memberikan arahan kepada penulis dalam menghadapi permasalahan di desa agar program yang dijalankan bisa berjalan dengan lancar.
4. Para pegawai Kantor Desa dan segenap Perangkat Desa Bantang yang membantu dalam memberikan informasi kepada penulis mengenai data administratif Keluarga dampingan yang didampingi selama masa KKN. 5. Bapak I Nyoman Sudiman selaku kepala keluarga dampingan yang telah
bekerjasama dengan baik serta terbuka, sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar.
6. Teman-teman KKN Tematik Periode XIII Tahun 2016 di Desa Bantang yang telah memberikan semangat dan pendapat dalam pemecahan masalah yang penulis hadapi.
(4)
Akhirnya, saya berharap semoga dengan laporan pendampingan keluarga ini dapat dimanfaatkan oleh para pihak yang terlibat dalam program ini guna mencapai sasaran sesuai yang diharapkan.
Bantang, 27 Agustus 2016
(5)
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
I. GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN ... 1
1.1 Profil Keluarga Dampingan ... 1
1.2 Eonomi Keluarga Dampingan ... 2
1.2.1 Pendapatan Keluarga ... 2
1.2.2 Pengeluaran Keluarga ... 3
II. IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH ... 4
2.1 Permasalahan Keluarga ... 4
2.2 Masalah Prioritas ... 7
III. USULAN PENSOLUSIAN MASALAH ... 9
3.1 Program ... 9
3.2 Jadwal Kegiatan ... 11
IV. PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA ... 13
V. PENUTUP ... 15
5.1 Simpulan...15
5.2 Rekomendasi ... 15
(6)
BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai profil keluarga dampingan termasuk perekonomian keluarga dampingan berupa pendapatan dan pengeluaran keuangan dari keluarga Bapak I Nyoman Sudiman. Identitas keluarga dampingan merupakan hal primer dalam pendataan keluarga dampingan. Dalam hal ini, mahasiswa selaku peneliti melakukan pendataan dan pendampingan terhadap keluarga miskin dengan koordinasi serta pembagian oleh Kepala Desa bersangkutan khususnya untuk Desa Bantang, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli sebagai tempat penelitian mahasiswa bersangkutan.
1.1 Profil Keluarga Dampingan
Identitas dari keluarga Bapak I Nyoman Sudiman bersama dengan istri dan 2 orang anak sebagai objek keluarga dampingan adalah seperti tabel 1.1.
Tabel 1.1 Identitas Keluarga Bapak I Nyoman Sudiman
No. Nama Status Umur
(Th)
Pendidikan Pekerjaan Keterangan
1. I Nyoman Sudiman Kawin 39 Tamat SD Buruh panen di
kebun dan pekerja di meubel
Kepala Keluarga
2. Ni Ketut Samiasih Kawin 31 Tidak
Sekolah
Buruh panen kebun
Istri
3. Ni Luh Putu Ciriani Kawin 2 Belum
Sekolah
- Anak
4. Ni Luh Putu
Nadiani
Tidak kawin
2 Belum
Sekolah
- Anak
Bapak I Nyoman Sudiman merupakan salah satu keluarga yang masuk dalam kriteria keluarga Kurang Sejahtera (KS) dan merupakan penerima bantuan Beras Miskin (Raskin) dari pemerintah. Bapak I Nyoman Sudiman memiliki keluarga yang terdiri dari 4 anggota keluarga, yaitu Bapak I Nyoman Sudiman sendiri sebagai kepala keluarga, seorang istri, dan 2 orang anak perempuan kembar. Kedua putri dari pasangan Bapak I Nyoman Sudiman dengan Ibu Ni Ketut Samiasih ini lahir kembar identik dan saat ini berumur 2 tahun.
(7)
Keluarga dari Bapak I Nyoman Sudiman ini merupakan salah satu keluarga pra-sejahtera karena dilihat dari segi perekonomian keluarga yang masih
“pas-pas’an” bahkan mereka terpaksa berhutang untuk menutupi kebutuhan sehari-hari
mereka. Bapak I Nyoman Sudiman tinggal di sepetak rumah yang berukuran kurang lebih 6mx4m. Tanah yang dimiliki merupakan tanah warisan dari orang tuanya. Rumah berlantai tanah tersebut memiliki 2 ruangan dengan satu ruang tamu dan satu ruang tidur. Sementara untuk dapur dan kamar mandi berada diluar rumah yang mana merupakan kamar mandi dan dapur bersama dengan orang tuanya.
Selain itu, kamar mandi yang dimiliki oleh Bapak I Nyoman Sudiman tergolong layak namun kebersihan dan sanitasi yang belum tergolong layak, Bapak I Nyoman Sudiman belum mampu untuk membangun kamar mandi yang layak untuk keluarganya dikarenakan Bapak I Nyoman Sudiman berkewajiban menghidupi istri dan kedua anak kembarnya yang masih batita sehingga Bapak I Nyoman Sudiman belum mampu untuk membuat kamar mandi yang bersih dan layak untuk keluarganaya.
Sumber listrik yang dipakai oleh keluarga Bapak I Nyoman Sudiman berasal dari listrik PLN yang meterannya menjadi satu dengan rumah orang tuanya yang berada tepat di depan rumahnya. Untuk memasak keluarga ini menggunakan gas sebagai bahan bakar utama. Sumber air yang digunakan berasal dari PAM, namun saat jadwal air keran mati maka harus mengambilnya langsung ke PAM Desa. Penggunaan sumber air yang diambil langsung dari keran PAM tersebut tidak dipungut biaya.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
Tingkat ekonomi keluarga dampingan merupakan salah satu indikator dari standar tingkat kesejahteraan keluarga yang bersangkutan. Pengukuran tingkat kesejahteraan bertujuan untuk melihat dan mengidentifikasi sumber penghasilan keluarga dampingan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Pada aspek ekonomi keluarga dampingan akan dibahas beberapa indikator utama sirkulasi dana dari keluarga dampingan yakni pendapatan keluarga sebagai sumber pemasukan serta pengeluaran sebagai hasil atas penggunaan dana yang didapatkan oleh
(8)
keluarga dampingan yang bersangkutan yang dalam hal ini adalah keluarga Bapak I Nyoman Sudiman.
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Keluarga Bapak I Nyoman Sudiman merupakan salah satu keluarga pra-sejahtera yang bertempat tinggal di Banjar Bantang Desa Bantang. Bapak I Nyoman Sudiman hanya dapat mengenyam pendidikan hingga sekolah dasar dan tamat. Berbeda dengan Ibu Ni Ketut Samiasih yang tidak pernah mengenyam pendidikan di tingkat manapun sehingga tidak heran hingga saat ini beliau belum bisa membaca dan menulis Selain itu, Bapak I Nyoman Sudiman hanya memiliki aset kebun kopi keluarga yang diolah bersama dengan saudara lainnya.
Saat ini Bapak I Nyoman Sudiman tinggal bersama istri dan kedua putri kembarnya yang masih berumur 2 tahun. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Bapak I Nyoman Sudiman bekerja di kebun kopi milik keluarga dan kerja sampingan di meubel. Terkadang beliau mendapat penghasilan kira-kira Rp. 45.000,00 per hari. Waktu kerja yang dibutuhkan pun tidak menentu sesuai dengan pekerjaan yang diambil.
Dilihat dari pendapatan Bapak I Nyoman Sudiman yang tidak menentu seperti itu terkadang ibu Ni Ketut Samiasih pun bekerja sebagai buruh panen di kebun orang lain untuk menambah pendapatan keluarga meski dengan upah yang tidak terlalu banyak namun ibu Ni Ketut Samiasih mengaku merasa sangat terbantu. Pendapatan istri Bapak I Nyoman Sudiman per hari hanya sekitar Rp. 30.000,00, namun pekerjaan tersebut tidak didapatkannya setiap hari dan hanya saat musim panen saja.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari sudah tentu Bapak I Nyoman Sudiman harus mengatur pengeluaran rumah tangga seperti untuk konsumsi, kesehatan, sosial dan lain – lain. Adapun rincian dari berbagai keperluan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
(9)
Perincian untuk kebutuhan sehari-hari keluarga Bapak I Nyoman Sudiman dalam sebulan adalah sebagai berikut :
Belanja per-hari : Rp 25.000 x 30 hari = Rp 750.000 Untuk biaya MCK tidak dianggarkan tergantung keperluan.
b. Kesehatan
Kesehatan merupakan suatu hal yang paling penting karena sangat mempengaruhi produktivitas seseorang. Hal ini juga sangat diperhatikan oleh keluarga Bapak I Nyoman Sudiman. Namun, untuk biaya kesehatan Bapak I Nyoman Sudiman tidak menganggarkan biaya tertentu karena disesuaikan dengan kondisi kesehatan.
c. Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat tentu banyak pengeluaran yang harus ditanggung oleh Bapak I Nyoman Sudiman. Hal ini ditambah lagi dengan adat-istiadat yang ada di Banjar yang menuntut pengeluaran tambahan selain kebutuhan pokok. Keperluan sosial yang harus dikeluarkan oleh Bapak I Nyoman Sudiman seperti iuran banjar, uang suka duka (ngaben, pawiwahan), upacara yadnya, dan berbagai kegiatan adat-istiadat lainnya. Untuk berbagai pengeluaran sosial seperti itu, Bapak I Nyoman Sudiman tidak menganggarkan secara khusus. Hal ini disesuaikan dengan kondisi keuangan saat itu. Namun, apabila beliau tidak memiliki uang disaat yang mendesak, maka Bapak I Nyoman Sudiman terpaksa untuk berhutang terlebih dahulu. Namun, umumnya jumlah yang dikeluarkan untuk iuran banjar, uang suka duka (ngaben, pawiwahan), upacara yadnya, dan berbagai kegiatan adat-istiadat lainnya mencapai Rp. 200.000 setiap bulannya.
d. Lain – lain
Selain biaya untuk kebutuhan sehari-hari terdapat biaya lainnya seperti biaya listrik dan air. Pada dasarnya Bapak I Nyoman Sudiman menggunakan listrik dan air bersama dengan rumah orang tuanya juga rumah adiknya sehingga biaya yang ditanggung Bapak I Nyoman Sudiman tersebut merupakan total dari penggunaan listrik dan air dari tiga rumah. Untuk pembayaran biaya listrik dan air tersebut bergilir dengan adiknya setiap bulannya sehingga hal tersebut
(10)
sedikit membantu meminimalis pegeluaran keluarga Bapak I Nyoman Sudiman.
(11)
BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Bab II ini merupakan bab penjelasan mengenai masalah-masalah yang dianggap sebagai permasalahan utama sehingga harus diprioritaskan untuk dibahas dan ditanggapi agar dapat menentukan solusi yang sekiranya tepat. Permasalahan tersebut bisa meliputi masalah keuangan, pendidikan, hingga masalah kesehatan. Berikut adalah beberapa prioritas permasalahan yang dialami Bapak I Nyoman Sudiman :
2.1 Permasalahan Keluarga
Untuk mengidentifikasi suatu permasalahan, maka dibutuhkan suatu pendekatan secara langsung terhadap keluarga dampingan. Pendekatan tersebut dapat dilakukan melalui wawancara secara langsung dan observasi tempat (lingkungan rumah) dengan mengunjungi keluarga dampingan. Setelah mengunjungi rumah keluarga dampingan yang dalam hal ini rumah Bapak I Nyoman Sudiman, didapatkan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh beliau. Adapun permasalahan tersebut meliputi masalah keuangan, kesehatan, maupun permasalahan keluarga.
Bapak I Nyoman Sudiman hanya mengenyam pendidikan hingga tingkat sekolah dasar. Hal ini membuat beliau bekerja serabutan dengan pendapatan minim bahkan tidak menentu.
2.2 Masalah Prioritas
Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan di rumah Bapak I Nyoman Sudiman terdapat beberapa masalah yang menjadi prioritas. Beberapa masalah tersebut meliputi masalah pendidikan, kesehatan, maupun keuangan. Adapun beberapa permasalahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
2.2.1 Masalah Keuangan
Perekonomian keluarga Bapak I Nyoman Sudiman merupakan. Pendapatan yang beliau hasilkan dari bekerja dapat dikatakan tidak cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Hal ini juga diperberat apabila terdapat hal-hal mendesak yang harus segera dilunasi. Salah satunya mengenai hutang yang berhubungan dengan adat istiadat yakni peraturan
(12)
yang meminta iuran seharga babi seberat 50kg bagi mereka yang menikah dan tinggal di daerah tersebut. Hingga sekarang empat tahun berlalu setelah menikah Bapak I Nyoman Sudiman dan istri belum melunasi iuran tersebut. Beberapa hutang di sejumlah orang yang belum lunas juga masih menjadi beban keluarga. Masalah keuangan ini tentu menjadi prioritas karena akan mempengaruhi aspek lainnya. Selain itu, semakin hari kebutuhan akan dana akan semakin meningkat seiring peningkatan harga barang-barang konsumsi begitupun dengan kebutuhan kedua anaknya yang akan semakin meningkat nantinya.
2.2.2 Masalah Pendidikan
Pendidikan adalah kunci untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pemberdayaan manusia. Dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan maka akan banyak pilihan dalam bidang pekerjaan yang bisa digeluti sehingga dapat meningkatkan taraf hidup suatu keluarga. Pendidikan adalah kunci sukses masa depan yang lebih baik.
Dari hasil wawancara penulis dengan Bapak I Nyoman Sudiman, diketahui bahwa Bapak I Nyoman Sudiman sendiri hanya mengenyam pendidikan hingga tingkat sekolah dasar, sedangkan istrinya Ibu Ni Ketut Samiasih tidak pernah menganyam pendidikan di tingkat manapun. Hal tersebut berhubungan lurus dengan perekonomian keluarga.
Pendidikan yang minim yang dimiliki oleh ibu Ni Ketut Samiasih dikhawatirkan akan berdampak pada pendidikan kepada kedua putri kembarnya. Menurut wawancara dan observasi langsung dari mahasiswa didapatkan bahwa kedua putri kembar Bapak I Nyoman Sudiman hingga saat ini belum bisa berbicara atau menghafalkan beberapa lagu anak anak seperti anak seumuran lainnya.
2.2.3 Masalah Kesehatan
Pekerjaan serabutan dengan jam yang tidak teratur dapat berdampak buruk pada kesehatan manusia, tidak terkecuali kesehatan Bapak I Nyoman Sudiman. Masalah kesehatan merupakan masalah yang krusial, namun tidak bagi keluarga Bapak I Nyoman Sudiman. Beliau menuturkan tidak begitu memikirkan masalah kesehatan maupun biaya yang disiapkan untuk
(13)
mendapatkan pelayanan kesehatan nantinya sebab kebutuhan pokok keluarga yang belum bisa penuhi. Selama ini Bapak I Nyoman Sudiman tidak ada keluhan penyakit yang serius, beliau mengaku hanya sakit lutut, pinggang, demam dan sakit kepala. Berbeda dengan istri Bapak I Nyoman Sudiman yang pernah melakukan operasi Caesar sebab terdapat kelainan saat melahirkan kedua putri kembarnya. Maka seharusnya Ibu Ni Ketut Samiasih harus sering periksa saat mengalami keluhan yang berhubungan dengan tidakan operasi sebelumnya. Namun Bapak I Nyoman Sudiman dan istri hanya menangani keluhan kesehatan dengan istirahat dan minum obat warung. Perhatian keluarga terhadap kesehatan sangat minim. Begitupun untuk kedua putri kembarnya yang baru-baru ini mengalami diare. Bapak I Nyoman Sudiman dan istri hanya membuat minuman dari sari daun jambu biji yang diminumkan langsung kepada kedua putrinya. Kedua putri kembar yang berumur kurang lebih 2 tahun ini hanya mengonsumsi susu kental manis tanpa makanan pengganti asi ataupun makanan yang seharusnya dikonsumsi oleh anak berumur 2 tahun. Melihat hal tersebut menunjukkan kebutuhan nutrisi kedua putri kembar Bapak I Nyoman Sudiman dan istri tidak tercukupi dengan hanya mengonsumsi susu kental manis.
(14)
BAB III
USULAN SOLUSI MASALAH
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai saran-saran dan motivasi bagi keluarga dampingan dalam memecahkan permasalahan yang terdapat dalam keluarga dampingan yang bersangkutan.
3.1. Program
Dengan identifikasi dan memprioritaskan masalah maka muncul usaha pemecahan masalah. Usaha-usaha tersebut merupakan program-program yang akan diberikan kepada keluarga dampingan untuk memecahkan masalah di dalam keluarga tersebut terutama masalah yang akan diprioritaskan. Program-program tersebut berupa alternatif-alternatif yang merupakan saran-saran dan motivasi bagi keluarga dampingan.
3.1.1. Masalah Keuangan
Menurut yang telah dipaparkan sebelumnya, pekerjaan Bapak I Nyoman Sudiman bisa dikatakan tidak menentu dan serabutan, namu beliau mempuyai kebun milik keluarga yang kebetulan juga dikelola oleh sanak saudara sendiri. Salah satu hasil dari kebun milik keluarga Bapak I Nyoman Sudiman adalah kopi. Kopi yang dipasarkan hanya dalam bentuk biji tanpa ada inovasi produk dari kopi itu sendiri. Solusi yang dapat diberikan untuk masalah keuangan adalah sebaiknya hasil kopi tersebut difermentasi untuk meningkatkan nilai jualnya. Selama ini Bapak I Nyoman Sudiman hanya menjual kopi dalam bentuk biji yang belum dikupas dan dijemur kepada para pengepul. Apabila biji kopi tersebut diolah terlebih dahulu baru dijual tetunya akan menambah nilai jual dari kopi tersebut. Demonstrasi fermentasi kopi dengan sari nanas merupakan salah satu program dari KKN-TEMATIK UNUD XIII di Desa Bantang. Dengan bermodalkan kopi hasil panen kebun sendiri dan buah nanas yang diambil sarinya dengan cara di peras kemudian didiamkan untuk beberapa hari merupakan hal yang tidak menyulitkan dan hal yang mudah untuk dilakukan. Proses perendaman biji kopi dengan sari buah nanas dapat beragam, menurut teori menjelaskan semakin lama waktu fermentasi maka cita rasa nanas pada kopi semakin pekat. Melalui fermentasi
(15)
kopi dengan sari nanas cita rasa dan aroma dari kopi akan semakin meningkat. Dengan demikian, tentu saja nilai jual kopi tersebut akan semakin meningkat. Demonstrasi fermentasi kopi dengan sari nanas tentunya sangat dianjurkan untuk diikuti oleh para petani kopi yang ingin meningkatkan nilai jual dari kopi yang mereka panen dari kebun. Dengan inovasi terbaru yang ditawarkan diharapkan nantinya dapat meningkatkan pendapatan keluarga dan menjadikan kopi sari nanas menjadi kopi khas dari Desa Bantang sendiri.
Untuk Ibu Ni Ketut Samiasih dengan keterbatasan pendidikan yang rendah mahasiswa menyarankan Ibu Samiasih untuk berdagang makanan ringan yang bisa dijual di warung warung terdekat, hal ini didukung dengan kawasan rumah Ibu Samiasih terdapat banyak anak-anak.
3.1.2. Masalah Pendidikan
Pendidikan terakhir dari Bapak I Nyoman Sudiman adalah sekolah dasar, sedangkan istrinya tidak menempuh jenjang pendidikan di tingkat manapun. Solusi yang dapat diberikan untuk masalah pendidikan adalah dengan tetap memberikan dukungan baik secara materiil dan moril kepada keluarga Bapak I Nyoman Sudiman. Mahasiswa juga memberikan bimbingan belajar kepada kedua putri kembar dari Bapak I Nyoman Sudiman, yaitu Ni Luh Putu Ciriani dan Ni Luh Putu Nadiani agar semakin rajin belajar dan setara dengan anak-anak seumuranya. Diharapkan nantinya kedua putri dari Bapak I Nyoman Sudiman tersebut dapat mengenyam pendidikan yang lebih tinggi dari kedua orang tuanya. Selain itu, mahasiswa juga menyarankan agar keluarga Bapak I Nyoman Sudiman mempersiapkan sejak awal biaya dari pedidikan anaknya melalui tabungan. Dengan demikian, keluarga Bapak I Nyoman Sudiman tidak akan terlalu kesulitan untuk membiayai biaya pendidikan untuk anak mereka dikemudian hari karena seiring berjalannya waktu biaya pendidikan akan semakin meningkat. Selain menyiapkan tabungan, mahasiswa juga menyarankan agar Bapak I Nyoman Sudiman mendaftarkan putranya menjadi salah satu peserta Kartu Indonesia Pintar nantinya. Dengan memiliki Kartu Indonesia Pintar beban biaya yang harus ditanggung akan menjadi lebih ringan.
(16)
3.1.3. Masalah Kesehatan
Solusi yang dapat diberikan untuk masalah kesehatan adalah Bapak I Nyoman Sudiman adalah sosialisasi mengenai pentingnya kesehatan bagi diri sendiri, bagaimana langkah agar menjaga tubuh tetaps sehat dan bagaimana tindakan yang sebaiknya diambil saat terjadi gangguan kesehatan. Menurut wawancara yang telah dilakukan kepada Bapak I Nyoman Sudiman menjelaskan bahwa beliau telah mendapatkan kartu jaminan kesehatan (BPJS Kesehatan) namun tidak mengerti betul cara pemakaian kartu BPJS Kesehatan yang sesunguhnya. Disini mahasiswa selaku sumber informasi menjelaskan dan mensosialisasikan penggunaan kartu BPJS Kesehatan kepada Bapak I Nyoman Sudiman.
Begitupun dengan kebersihan di dalam dan luar lingkungan rumah yang sangat berhubungan dengan kesehatan Bapak I Nyoman Sudiman sekeluarga. Diharapkan Bapak I Nyoman Sudiman dapat lebih menjaga kebersihan di lingkungan rumahnya, terdapat 4 anjing dan beberapa ayam ternak tepat di depan rumah dan di depan dapur tanpa diberi kandang. Bapak I Nyoman Sudiman mengaku tidak mampu membuatkan kandag untuk beberapa ayamnya, sehingga hanya diberikan batas kayu saja dan hanya setiap malam batas kayu itu dipasang agar ayam tidak pergi kemana-mana. Maka dari itu, mahasiswa menyarankan agar ayam yang dipelihara tidak dilepaskan pada saat siang dan diberikan tempat yang agak jauh dari dapur dan ruang tamu sehingga ayam tidak masuk ke dapur dan di depan ruang tamu Bapak I Nyoman Sudiman.
Sanitasi dan kebersihan di kamar mandi juga hal penting, sebab hasil observasi yang dilakukan kamar mandi Bapak I Nyoman Sudiman tergolong layak namun kebersihannya yang sangat kurang. Hal tersebut selain tidak nyaman dilihat juga dapat memicu timbulnya kuman dan bakteri sumber peyakit. Maka mahasiswa berusaha memberikan informasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan terutama kamar mandi, dengan cara meembersihakn bak mandi seminggu sekali, dan menggosok kamar mandi seminggu sekali denga kulit kelapa. Jika bak mandi merupakan wadah
(17)
tadah hujan maka perlu diberikan abate agar tidak menjadi sarang nyamuk. Penambahan lampu dan pintu yang tertutup rapat juga penting agar tidak ada vector pembawa penyakit yang dapat masuk dan bersarang disana. Ventilasi kamar mandi agar cahaya matahari dapat masuk dan ruangan tidak lembab.
3.2. Jadwal Kegiatan
Dalam sub bab ini mahasiswa membahas mengenai jadwal (waktu dan kegiatan) yang dari awal kunjungan hingga hari terakhir kunjungan yang dilakukan oleh mahasiswa yang bersangkutan di keluarga Bapak I Nyoman Sudiman. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah seperti tabel 3.1
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan
No Tanggal Kegiatan
1. 23 Juli 2015 Rapat anggota untuk persiapan KK Dampingan dan Pengundian KK Dampingan serta Koordinasi dengan Bapak Perbekel Desa Bantang mengenai kondisi KK dampingan dan survei lokasi rumah KK dampingan
2. 26 Juli 2015 Perkenalan dengan KK dampingan Banjar Bantang, Desa Bantang.
3. 27 Juli 2015 Melakukan wawancara tentang profil keluarga. 4. 28 Juli 2015 Melakukan diskusi dengan keluarga dampingan
tentang permasalahan yang dihadapi keluarga. 5. 31 Juli 2015 Melakukan diskusi dengan keluarga dampingan
tentang permasalahan yang dihadapi keluarga. 6. 1 Agustus 2015 Melakukan diskusi dan memperbincangkan masalah
imunisasi anak KK Dampingan, Ni Luh Putu Ciria dan Ni Luh Putu Nadia
7. 2 Agustus 2015 Memberikan solusi untuk permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan yang mungkin bisa diterapkan salah satunya adalah produk inovasi kopi dengan sari nanas
(18)
8. 3 Agustus 2015 Sosialisasi mengenai demo fermentasi kopi dengan sari nanas yang akan dilakukan di subak mekar bulan kuning
9. 8 Agustus 2015 Diskusi dan memberikan pemahaman lebih mengenai fermetasi kopi dengan keluarga Bapak I Nyoman Sudiman.
10. 9 Agustus 2015 Diskusi dan memberikan pemahaman lebih mengenai fermetasi kopi dengan keluarga Bapak I Nyoman Sudiman serta memberikan motivasi dan saran
11 11 Agustus 2015 Membantu keluarga dampingan dengan mengajar kedua putri kembarnya bernyanyi dan memberikan pengetahuan makanan bergizi kepada Ibu Samiasih 12. 12 Agustus 2015 Pemberian informasi mengenai usaha berdagang
dengan menjual jajanan ringan di rumah.
13. 13 Agustus 2015 Melakukan pendekatan dengan cara memberikan motivasi kepada KK Dampingan dan mengajar kedua putrinya. Serta memberikan makanan berupa buah dan bubur instan untuk kedua putri kembar Bapak I Nyoman Sudiman
14. 14 Agustus 2015 Berbincang-bincang dengan keluarga KK Dampingan untuk lebih dekat lagi dan mengetahui permasalahan – permasalahan lain yang dihadapi. 15. 15 Agustus 2015 Diskusi dan memberikan pemahaman lebih
mengenai fermetasi kopi dengan keluarga Bapak I Nyoman Sudiman serta memberikan motivasi dan saran untuk berjualan makanan ringan (jajanan) di rumah.
16. 16 Agustus 2015 Melakukan pendekatan dengan cara memberikan motivasi kepada KK Dampingan dan juga menjelaskan mengenai BPJS Kesehatan
(19)
17. 17 Agustus 2015 Kunjungan KK Dampingan sekaligus sosialiasi akan pentingnya kesehatan dan perbaikan sanitasi (kamar mandi) untuk menunjang kebersihan dan kesehatan keluarga.
18. 18 Agustus 2015 Kunjungan KK Dampingan sekaligus memberikan peralatan sikat gigi untuk Ciria dan Nadia dan memberi nasihat supaya Ciria dan Nadia rajin menggosok gigi.
19. 20 Agustus 2015 Membantu di kebun dan membantu Bapak I Nyoman Sudiman memperbaiki sanitasi.
20. 23 Agustus 2015 Membantu Ibu Samiasih menjaga kedua anaknya di rumah dengan memberikan games yang mendidik 21. 24 Agustus 2015 Melakukan pendekatan dengan cara memberikan
motivasi kepada KK Dampingan dan mengajar kedua putrinya
22. 25 Agustus 2015 Kunjungan KK Dampingan terakhir sekaligus memberikan kenang-kenangan berupa pakaian untuk Nadia dan Ciria dan Bahan-Bahan Sembako agar bisa sedikit meringankan beban Keluarga Dampingan
(20)
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA
4.1 Pelaksanaan Pendampingan Keluarga
Pelaksanaan pendampingan keluarga dilakukan secara bertahap ditempat tinggal Bapak I Nyoman Sudiman. Waktu kunjugan ke rumah KK dampingan umumnya tidak menentu, beberapa diantaranya mahasiswa melakukan kunjungn di pagi dan siang hari namun rata-rata pada pukul 16.00 WITA. Hal ini dikarenakan waktu pulang kerja dari Bapak I Nyoman Sudiman adalah jam tersebut.
4.2 Hasil Pendampingan Keluarga
4.2.1 Pendampingan Keluarga di Bidang Keuangan
Hasil dari kegiatan pendampingan yang dilakukan selama ini belum menunjukkan hasil yang pasti sebab beberapa diantaranya ada yang belum bisa dipantau dan dievaluasi langsung oleh mahasiswa. Bapak I Nyoman Sudiman sendiri belum melakukan secara langsung cara pembuatan kopi dengan sari buah nanas dikarenan masa panen kopi keluarga Bapak I Nyoman Sudiman telah lewat, namun terlihat terdapat ketertarikan terhadap inovasi yang ditawarkan oleh mahasiswa KKN. Mahasiswa telah berusaha memberikan solusi kepada Bapak I Nyoman Sudiman dengan cara mengikuti penyuluhan dan demo dalam membuat produk kopi yang ditambah dengan sari buah nanas di Subak serta memberikan keleluasaan bertanya langsung kepada mahasiswa KKN sendiri. Bahan didapat dengan memanfaatkan hasil kopi yang dihasilkan oleh kebun keluarga dan ditambah dengan sari buah nanas. Diharapkan dengan cara ini maka Bapak I Nyoman Sudiman mampu memperoleh penghasilan tambahan dengan produk baru tersebut.
4.2.2 Pendampingan Keluarga di Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, Bapak I Nyoman Sudiman yang hanya dapat mengenyam pendidikan hingga sekolah dasar, sedang istrinya belum pernah bersekolah. Untuk mengatasi masalah pendidikan mahasiswa hanya mampu memberikan motivasi dan solusi dari masalah keuangan yang berupa
(21)
pengaturan keuangan rumah tangga baik dari segi pendapatan dan pengeluaran sehari-hari sehingga terjadi keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran dan motivasi agar mengurus KK keluarga Bapak I Nyoman Sudiman. Untuk kedua putri kembarnya mahasiswa mengajarkan cara bernyanyi dan berbicara yang berawal dari membangun rasa percaya diri dan berani berbica dengan cara membujuk dan bermain dengan kedua putri kembar beliau.
4.2.3 Pendampingan Keluarga di Bidang Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, Bapak I Nyoman Sudiman memiliki masalah kesehatan yang tidak serius, hanya saja beliau kurang meggunakan APD saat bekerja di kebun seperti masker saat proses penyemprotan pupuk, sepatu dan topi. Dilain itu Bapak I Nyoman Sudiman juga membutuhkan waktu istirahat yang teratur dan sebaiknya mengurangi mengonsumsi rokok terutama bila di rumah sebab asap rokoknya dapat terhirup oleh kedua putrinya yang masih berumur 2 tahun tersebut. Mahasiswa juga membantu memberikan informasi mengenai penggunaan kartu BPJS Kesehatan serta tindakan yang perlu dilakukan oleh Ibu Ni Ketut Samiasih bila terjadi gangguan kesehatan pasca melahirkan Caesar.
4.3 Kendala Pendampingan Keluarga
Kendala yang dihadapi selama pendampingan keluarga dari Bapak I Nyoman Sudiman adalah waktu untuk kunjungan yang tidak menentu. Beberapa hari diantaranya mahasiswa hanya bertemu dengan sang ibu dan kedua puutrinya atau dengan nenek dan kakeknya, sehingga untuk dapat bertemu KK dampingan umumnya dapat dilakukan pada jam-jam sore menjelang malam. Lokasi KK Dampingan juga membuat mahasiswa tidak selalu bisa elakukan kunjungan di sore atau malam hari. Selain itu kendala lainnya adalah mahasiswa tidak dapat membantu secara optimal dalam permasalahan ekonomi karena keterbatasan dana yang dimiliki. Pendanaan mahasiswa yang masih bergantung dari orang tua menyebabkan mahasiswa hanya mampu memberikan solusi dalam bentuk diskusi, saran, serta motivasi dalam menyelesaikan masalah dari keluarga dampingan tersebut.
(22)
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA
4.1 Pelaksanaan Pendampingan Keluarga
Pelaksanaan pendampingan keluarga dilakukan secara bertahap ditempat tinggal Bapak I Nyoman Sudiman. Waktu kunjugan ke rumah KK dampingan umumnya tidak menentu, beberapa diantaranya mahasiswa melakukan kunjungn di pagi dan siang hari namun rata-rata pada pukul 16.00 WITA. Hal ini dikarenakan waktu pulang kerja dari Bapak I Nyoman Sudiman adalah jam tersebut.
4.2 Hasil Pendampingan Keluarga
4.2.1 Pendampingan Keluarga di Bidang Keuangan
Hasil dari kegiatan pendampingan yang dilakukan selama ini belum menunjukkan hasil yang pasti sebab beberapa diantaranya ada yang belum bisa dipantau dan dievaluasi langsung oleh mahasiswa. Bapak I Nyoman Sudiman sendiri belum melakukan secara langsung cara pembuatan kopi dengan sari buah nanas dikarenan masa panen kopi keluarga Bapak I Nyoman Sudiman telah lewat, namun terlihat terdapat ketertarikan terhadap inovasi yang ditawarkan oleh mahasiswa KKN. Mahasiswa telah berusaha memberikan solusi kepada Bapak I Nyoman Sudiman dengan cara mengikuti penyuluhan dan demo dalam membuat produk kopi yang ditambah dengan sari buah nanas di Subak serta memberikan keleluasaan bertanya langsung kepada mahasiswa KKN sendiri. Bahan didapat dengan memanfaatkan hasil kopi yang dihasilkan oleh kebun keluarga dan ditambah dengan sari buah nanas. Diharapkan dengan cara ini maka Bapak I Nyoman Sudiman mampu memperoleh penghasilan tambahan dengan produk baru tersebut.
4.2.2 Pendampingan Keluarga di Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, Bapak I Nyoman Sudiman yang hanya dapat mengenyam pendidikan hingga sekolah dasar, sedang istrinya belum pernah bersekolah. Untuk mengatasi masalah pendidikan mahasiswa hanya mampu memberikan motivasi dan solusi dari masalah keuangan yang berupa
(23)
pengaturan keuangan rumah tangga baik dari segi pendapatan dan pengeluaran sehari-hari sehingga terjadi keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran dan motivasi agar mengurus KK keluarga Bapak I Nyoman Sudiman. Untuk kedua putri kembarnya mahasiswa mengajarkan cara bernyanyi dan berbicara yang berawal dari membangun rasa percaya diri dan berani berbica dengan cara membujuk dan bermain dengan kedua putri kembar beliau.
4.2.3 Pendampingan Keluarga di Bidang Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, Bapak I Nyoman Sudiman memiliki masalah kesehatan yang tidak serius, hanya saja beliau kurang meggunakan APD saat bekerja di kebun seperti masker saat proses penyemprotan pupuk, sepatu dan topi. Dilain itu Bapak I Nyoman Sudiman juga membutuhkan waktu istirahat yang teratur dan sebaiknya mengurangi mengonsumsi rokok terutama bila di rumah sebab asap rokoknya dapat terhirup oleh kedua putrinya yang masih berumur 2 tahun tersebut. Mahasiswa juga membantu memberikan informasi mengenai penggunaan kartu BPJS Kesehatan serta tindakan yang perlu dilakukan oleh Ibu Ni Ketut Samiasih bila terjadi gangguan kesehatan pasca melahirkan Caesar.
4.3 Kendala Pendampingan Keluarga
Kendala yang dihadapi selama pendampingan keluarga dari Bapak I Nyoman Sudiman adalah waktu untuk kunjungan yang tidak menentu. Beberapa hari diantaranya mahasiswa hanya bertemu dengan sang ibu dan kedua puutrinya atau dengan nenek dan kakeknya, sehingga untuk dapat bertemu KK dampingan umumnya dapat dilakukan pada jam-jam sore menjelang malam. Lokasi KK Dampingan juga membuat mahasiswa tidak selalu bisa elakukan kunjungan di sore atau malam hari. Selain itu kendala lainnya adalah mahasiswa tidak dapat membantu secara optimal dalam permasalahan ekonomi karena keterbatasan dana yang dimiliki. Pendanaan mahasiswa yang masih bergantung dari orang tua menyebabkan mahasiswa hanya mampu memberikan solusi dalam bentuk diskusi, saran, serta motivasi dalam menyelesaikan masalah dari keluarga dampingan tersebut.
(24)
(25)
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Program keluarga dampingan ini merupakan program wajib yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa Universitas Udayana yang mengikuti kegiatan KKN TEMATIK. Secara umum pelaksanaan program keluarga dampingan KKN TEMATIK yang berlangsung selama kurang lebih 5 minggu dapat berjalan dengan cukup baik. Hal ini tidak terlepas dari bantuan dan kerja sama keluarga dampingan yang sangat koordinatif dan kooperatif dengan mahasiswa.
Dengan adanya program keluarga dampingan ini mahasiswa mampu bersosialisasi dan menghadapi permasalahan yang dihadapi keluarga dampingan dengan baik. Inovasi dan kreatifitas dari mahasiswa sangat diuji dengan adanya program ini yang berguna untuk menambah kesejahteraan keluarga dampingan.
5.2. Rekomendasi
Program kerja yang telah dilaksanakan memberikan manfaat yang sangat banyak baik terutama bagi penulis dalam melaksanakan kegiatan yang dijadwalkan. Demi kelancaran pendampingan keluarga berikutnya, terdapat beberapa saran salah satunya perlu adanya tindak lanjut dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa KKN TEMATIK sehingga program yang telah dibuat dapat benar-benar bermanfaat dan berkesinambungan bagi pengembangan keluarga dampingan.
(26)
LAMPIRAN
(1)
pengaturan keuangan rumah tangga baik dari segi pendapatan dan pengeluaran sehari-hari sehingga terjadi keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran dan motivasi agar mengurus KK keluarga Bapak I Nyoman Sudiman. Untuk kedua putri kembarnya mahasiswa mengajarkan cara bernyanyi dan berbicara yang berawal dari membangun rasa percaya diri dan berani berbica dengan cara membujuk dan bermain dengan kedua putri kembar beliau.
4.2.3 Pendampingan Keluarga di Bidang Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, Bapak I Nyoman Sudiman memiliki masalah kesehatan yang tidak serius, hanya saja beliau kurang meggunakan APD saat bekerja di kebun seperti masker saat proses penyemprotan pupuk, sepatu dan topi. Dilain itu Bapak I Nyoman Sudiman juga membutuhkan waktu istirahat yang teratur dan sebaiknya mengurangi mengonsumsi rokok terutama bila di rumah sebab asap rokoknya dapat terhirup oleh kedua putrinya yang masih berumur 2 tahun tersebut. Mahasiswa juga membantu memberikan informasi mengenai penggunaan kartu BPJS Kesehatan serta tindakan yang perlu dilakukan oleh Ibu Ni Ketut Samiasih bila terjadi gangguan kesehatan pasca melahirkan Caesar.
4.3 Kendala Pendampingan Keluarga
Kendala yang dihadapi selama pendampingan keluarga dari Bapak I Nyoman Sudiman adalah waktu untuk kunjungan yang tidak menentu. Beberapa hari diantaranya mahasiswa hanya bertemu dengan sang ibu dan kedua puutrinya atau dengan nenek dan kakeknya, sehingga untuk dapat bertemu KK dampingan umumnya dapat dilakukan pada jam-jam sore menjelang malam. Lokasi KK Dampingan juga membuat mahasiswa tidak selalu bisa elakukan kunjungan di sore atau malam hari. Selain itu kendala lainnya adalah mahasiswa tidak dapat membantu secara optimal dalam permasalahan ekonomi karena keterbatasan dana yang dimiliki. Pendanaan mahasiswa yang masih bergantung dari orang tua menyebabkan mahasiswa hanya mampu memberikan solusi dalam bentuk diskusi, saran, serta motivasi dalam menyelesaikan masalah dari keluarga dampingan tersebut.
(2)
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA
4.1 Pelaksanaan Pendampingan Keluarga
Pelaksanaan pendampingan keluarga dilakukan secara bertahap ditempat tinggal Bapak I Nyoman Sudiman. Waktu kunjugan ke rumah KK dampingan umumnya tidak menentu, beberapa diantaranya mahasiswa melakukan kunjungn di pagi dan siang hari namun rata-rata pada pukul 16.00 WITA. Hal ini dikarenakan waktu pulang kerja dari Bapak I Nyoman Sudiman adalah jam tersebut.
4.2 Hasil Pendampingan Keluarga
4.2.1 Pendampingan Keluarga di Bidang Keuangan
Hasil dari kegiatan pendampingan yang dilakukan selama ini belum menunjukkan hasil yang pasti sebab beberapa diantaranya ada yang belum bisa dipantau dan dievaluasi langsung oleh mahasiswa. Bapak I Nyoman Sudiman sendiri belum melakukan secara langsung cara pembuatan kopi dengan sari buah nanas dikarenan masa panen kopi keluarga Bapak I Nyoman Sudiman telah lewat, namun terlihat terdapat ketertarikan terhadap inovasi yang ditawarkan oleh mahasiswa KKN. Mahasiswa telah berusaha memberikan solusi kepada Bapak I Nyoman Sudiman dengan cara mengikuti penyuluhan dan demo dalam membuat produk kopi yang ditambah dengan sari buah nanas di Subak serta memberikan keleluasaan bertanya langsung kepada mahasiswa KKN sendiri. Bahan didapat dengan memanfaatkan hasil kopi yang dihasilkan oleh kebun keluarga dan ditambah dengan sari buah nanas. Diharapkan dengan cara ini maka Bapak I Nyoman Sudiman mampu memperoleh penghasilan tambahan dengan produk baru tersebut.
4.2.2 Pendampingan Keluarga di Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, Bapak I Nyoman Sudiman yang hanya dapat mengenyam pendidikan hingga sekolah dasar, sedang istrinya belum pernah bersekolah. Untuk mengatasi masalah pendidikan mahasiswa hanya mampu memberikan motivasi dan solusi dari masalah keuangan yang berupa
(3)
pengaturan keuangan rumah tangga baik dari segi pendapatan dan pengeluaran sehari-hari sehingga terjadi keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran dan motivasi agar mengurus KK keluarga Bapak I Nyoman Sudiman. Untuk kedua putri kembarnya mahasiswa mengajarkan cara bernyanyi dan berbicara yang berawal dari membangun rasa percaya diri dan berani berbica dengan cara membujuk dan bermain dengan kedua putri kembar beliau.
4.2.3 Pendampingan Keluarga di Bidang Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, Bapak I Nyoman Sudiman memiliki masalah kesehatan yang tidak serius, hanya saja beliau kurang meggunakan APD saat bekerja di kebun seperti masker saat proses penyemprotan pupuk, sepatu dan topi. Dilain itu Bapak I Nyoman Sudiman juga membutuhkan waktu istirahat yang teratur dan sebaiknya mengurangi mengonsumsi rokok terutama bila di rumah sebab asap rokoknya dapat terhirup oleh kedua putrinya yang masih berumur 2 tahun tersebut. Mahasiswa juga membantu memberikan informasi mengenai penggunaan kartu BPJS Kesehatan serta tindakan yang perlu dilakukan oleh Ibu Ni Ketut Samiasih bila terjadi gangguan kesehatan pasca melahirkan Caesar.
4.3 Kendala Pendampingan Keluarga
Kendala yang dihadapi selama pendampingan keluarga dari Bapak I Nyoman Sudiman adalah waktu untuk kunjungan yang tidak menentu. Beberapa hari diantaranya mahasiswa hanya bertemu dengan sang ibu dan kedua puutrinya atau dengan nenek dan kakeknya, sehingga untuk dapat bertemu KK dampingan umumnya dapat dilakukan pada jam-jam sore menjelang malam. Lokasi KK Dampingan juga membuat mahasiswa tidak selalu bisa elakukan kunjungan di sore atau malam hari. Selain itu kendala lainnya adalah mahasiswa tidak dapat membantu secara optimal dalam permasalahan ekonomi karena keterbatasan dana yang dimiliki. Pendanaan mahasiswa yang masih bergantung dari orang tua menyebabkan mahasiswa hanya mampu memberikan solusi dalam bentuk diskusi, saran, serta motivasi dalam menyelesaikan masalah dari keluarga dampingan tersebut.
(4)
(5)
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Program keluarga dampingan ini merupakan program wajib yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa Universitas Udayana yang mengikuti kegiatan KKN TEMATIK. Secara umum pelaksanaan program keluarga dampingan KKN TEMATIK yang berlangsung selama kurang lebih 5 minggu dapat berjalan dengan cukup baik. Hal ini tidak terlepas dari bantuan dan kerja sama keluarga dampingan yang sangat koordinatif dan kooperatif dengan mahasiswa.
Dengan adanya program keluarga dampingan ini mahasiswa mampu bersosialisasi dan menghadapi permasalahan yang dihadapi keluarga dampingan dengan baik. Inovasi dan kreatifitas dari mahasiswa sangat diuji dengan adanya program ini yang berguna untuk menambah kesejahteraan keluarga dampingan.
5.2. Rekomendasi
Program kerja yang telah dilaksanakan memberikan manfaat yang sangat banyak baik terutama bagi penulis dalam melaksanakan kegiatan yang dijadwalkan. Demi kelancaran pendampingan keluarga berikutnya, terdapat beberapa saran salah satunya perlu adanya tindak lanjut dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa KKN TEMATIK sehingga program yang telah dibuat dapat benar-benar bermanfaat dan berkesinambungan bagi pengembangan keluarga dampingan.
(6)
LAMPIRAN